Seorang wanita nampak terburu-buru berjalan, dia tak lain adalah Viona yang mabuk karena dijebak oleh kakak tirinya.
Viona yang tidak mau di manfaatkan kakak tirinya dia berjalan dengan terburu-buru hingga akhirnya Viona tersandung dan menubruk seseorang.
Brugk..
"Maaf, aku tidak sengaja" ucap Viona meminta maaf setengah sadar.
Tubuhnya terasa begitu panas dan Viona merasakan jika dia sudah tidak tahan dengan tubuh nya yang merasakan hal aneh.
Pria yang Viona tubruk itu melirik Viona sekilas lalu pergi begitu saja.
Viona bangkit dan memilih untuk kembali berjalan mencari kamar hotel yang dia sewa.
"Ini dia" Viona melihat angka nya dengan terburu-buru.
Saat masuk Viona langsung merebahkan tubuhnya, untuk sesaat dia merasakan lega karena bisa bebas dari kakak tirinya hingga..
Ceklek..
Suara pintu terdengar, Viona terkejut dan reflek bangkit dari tidur nya.
"Kau siapa? keluar!" ucap nya dengan nada sedikit tinggi.
Viona melihat pria itu berjalan sempoyongan dan terlihat akan mendekatinya.
Dia berdiri karena takut lain hal nya dengan pria itu yang malah melepaskan sabuk celana nya dan dasinya yang langsung dia lemparkan ke sembarangan arah.
Awww!
Tiba-tiba tangan Viona di tarik dan tubuhnya di lempar ke ranjang begitu saja.
"Kamu siapa? kamu mau apa?" Viona masih mencoba bertanya di tengah rasa takut dan tubuh yang tak nyaman nya itu.
Alih-alih ingin menjawab Pria itu malah membuka kemeja nya dan di lemparkan lagi ke sembarangan arah.
Viona melotot dia berniat bangkit tapi tubuhnya ditindih langsung oleh pria itu.
"Lepaskan.." ucap Viona mencoba mendorong dada pria itu.
Tapi tentu saja semua itu hanya sia-sia karena tubuh Viona jauh lebih kecil dari tubuh pria yang saat ini mengkungkung tubuh nya itu.
Dengan satu tarikan paksaan dress Viona akhirnya terlepas, membuat tubuh Viona akhirnya terpampang jelas dengan masih memakai bra dan cd.
"Heii kamu siapa, tolong lepaskan ak___"
Mata Viona membulat tak kala mendapatkan ciuman dari pria itu.
Dengan perlawanan nya Viona mengigit bibir bawah pria itu, tapi bukan nya merasakan sakit pria itu malah semakin melumat bibirnya yang membuat ciuman itu semakin panas.
Awww!
Ciuman panas itu bertahan cukup lama hingga akhirnya Viona merasakan jika ciuman itu semakin turun dan jatuh leher nya.
Stttt..
Tubuh Viona mengeliat merasakan sensasi aneh saat tubuhnya di sentuh seperti itu oleh pria yang tidak di kenal.
Tidak bisa menolak dan melawan pelan tapi pasti pria itu semakin gesit dalam pergulatan panas mereka, dan Viona tak sempat melawan ataupun bereaksi karena kalah cepat.
Auwww!
"Sakitttt!"
Viona meringis sakit saat merasakan rasa sakit di bagian belahan bawah, dia mencoba mendorong kembali tubuh pria itu tapi sayang nya tubuhnya benar-benar bukan tandingan pria itu.
Sttttt..
"Shittt, dia masih peraw**n " umpat pria itu terlihat kaget.
"Lepaskan aku__" ucap Viona lemah.
Tapi tidak mendapatkan jawaban, alih-alih menghentikan semuanya pria itu malah semakin mempercepat ritme permainan nya membuat Viona semakin meringis sakit.
Pergulatan panas itu terus berlanjut lama, sampai akhirnya Viona merasakan rasa aneh dan semakin terasa sensasi nya.
Akhhh..
Tubuh Viona mengelinjang hebat, tapi itu tidak bertahan lama karena belum sempat Viona menarik nafasnya lagi Pria itu kembali menghujami area sensitif nya dengan sesuatu yang Viona paham apa itu.
Beberapa jam berlalu..
Viona membuka matanya, tubuh nya begitu sangat sakit dan juga ia merasakan perih di bagian sensitif nya.
Perlahan Viona melihat kesamping nya dan alangkah terkejutnya dia melihat sosok pria yang tidur di samping nya.
Deg..
Jantung Viona terasa berhenti di saat itu juga.
Aaaa!
Viona berteriak kencang dan reflek menendang dengan kakinya.
Awwww! sialan!
Pria itu membuka matanya dan mengusap pinggang nya yang di tendang Viona.
Mata keduanya bertemu dengan ekspresi wajah yang berbeda.
"Berani nya kau melakukan ini padaku hah! kamu tidak tau aku siapa hah!" pria itu berkata dengan wajah yang terlihat marah.
Viona menarik selimut untuk menutupi tubuhnya agar tidak terlihat oleh pria yang saat ini menatapnya dengan tatapan marah itu.
"Harusnya di sini yang marah itu saya bukan anda, Om!" Kata Viona dengan wajah tak terima.
Dan mendengar ucapan gadis muda di depan nya pria itu langsung meraih celananya dan mengambil sebuah cek yang langsung dia lempar ke wajah Viona.
" Itu yang kau mau kan, dasar pelac*rr" ucap pria itu sambil beranjak bangkit dari ranjang, dan berlalu begitu saja masuk ke dalam kamar mandi.
Viona tak bisa berkata-kata melihat apa yang baru saja dia lihat, di mana seorang pria berjalan dengan begitu santainya tanpa memakai sehelai benang pun di depan nya.
"Aku sudah gila" Viona segera mencubit tangannya.
Dan ya dia merasakan sakit di tangannya yang baru saja dia cubit yang artinya bukan lah mimpi.
"Ini bukan mimpi, ini nyata dan saat ini aku sudah ternoda oleh pria bej*t itu" lanjut Viona dengan wajah sedih nya.
Matanya perlahan mengintip ke tubuhnya yang ada di balik selimut, dan ya tubuhnya benar-benar sudah ternoda karena Viona melihat ada bekas tanda merah di bagian dada nya.
Beberapa menit berlalu Viona masih saja terduduk dengan ekspresi wajah yang bingung, dia bahkan tidak bisa bereaksi apa pun karena kejadian semalam benar-benar membuat dirinya hampir gila.
Bagaimana bisa dia melepaskan kesuciannya untuk seorang pria yang bahkan tidak dia kenal, dan saat Viona masih sibuk dengan pikiran nya tiba-tiba pria itu keluar dari kamar mandi dan berjalan ke arah nya.
Dengan santai pria itu melihat wajah Viona yang terlihat seperti merenung, alih-alih kasihan dia malah terlihat cuek dan memilih menelpon seseorang.
"Halo! kau di mana? cepat antar pakaianku ke kamar ku!" ucap pria itu dengan suaranya yang tegas.
Dan setelah itu pria itu mematikan panggilannya sepihak, dia duduk di samping Viona yang masih kebingungan.
Viona melirik pria yang duduk di samping nya tanpa rasa bersalah itu, dia menghembuskan nafasnya kasar lalu meremas cek yang berisi nominal uang yang menurutnya tak sebanding dengan apa yang telah direnggut paksa oleh pria di depannya.
Dengan marah Viona langsung melemparkan cek itu tepat ke kening pria yang ada di depannya.
Peletak!
Sontak saja hal membuat pria itu langsung memberikan tatapan tajamnya kepada Viona.
"Apa yang kau lakukan hah! berani sekali kau melemparkan cek ini keningku!" pria itu menatap Viona dengan wajah yang marah.
Tapi Viona yang juga marah tidak menghiraukan, dia mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai lalu memakainya dengan gerak cepat, dan tentu saja hal itu masih di perhatikan oleh pria yang terlihat menahan amarahnya itu.
"Tutup mata anda atau saya akan menusuk mata Anda dengan kuku saya!" ketus Viona sambil mempercepat memakai pakaian nya.
Hingga Viona selesai dan setelah itu matanya melihat sosok yang kini masih memberikan tatapan tajam nya itu padanya.
"Lihat saja saya akan menuntut balas!" lanjut Viona sambil mengambil tasnya di lantai.
Viona mengambil ponselnya lalu dia memfoto pria itu dengan malas.
Setelah itu Viona pergi begitu saja tanpa kata, membuat pria yang menahan marahnya itu sangat murka.
"Berani sekali dia, lihat saja aku akan membuat perhitungan dengan gadis sombong itu" Pria itu mengepalkan tangan nya, merasa tertantang dengan Viona yang telah bersikap sombong kepadanya.
Viona berjalan dengan langkah yang tertatih-tatih, dan saat masuk ke dalam rumah nya langkah kaki nya terhenti tak kala mendengar suara.
"Vio, kamu dari mana saja kenapa semalam tidak pulang?" tanya seorang wanita.
Viona mendengar pertanyaan itu matanya langsung melirik ke sumber suara.
"Bukan urusan mu" ucap nya ketus.
"Mama khawatir, kamu semalaman nggak pulang nak. kamu semalam tidur dimana?" tanya wanita bernama Sukma itu lagi.
Alih-alih menjawab Viona malah berlalu pergi begitu saja, membuat Ibu Sukma mengikuti kemana putrinya melangkah pergi.
"Mama belum selesai Viona, kamu jangan gitu Mama mau ngomong dulu sama kamu" lanjut Ibu Sukma mengejar.
Dan masih tidak Viona hiraukan, dia malah teruss berjalan hingga akhirnya sampai di depan pintu kamar nya.
Brugk!
Viona masuk ke dalam kamar nya, dan membiarkan Ibu Sukma berdiri dengan wajah tidak berdaya nya di balik pintu.
"Anak itu, hmm aku harus lebih sabar lagi" gumam Ibu Sukma yang hanya bisa menghela nafasnya panjang.
Ibu Sukma adalah Ibu sambung nya Viona, dan Viona tidak menyukai Ibu Sukma karena menurutnya Ibu Sukma hanya menginginkan hidup enak dengan papa nya.
Mama nya Viona sudah meninggal pada saat Viona SMP, dan tak lama kemudian Papa nya menikah dengan Ibu Sukma yang membuat Viona begitu marah karena menurut nya Ibu Sukma memang berencana mengambil papa nya.
Di kamar Viona nampak berbaring di tempat tidurnya, dia kembali teringat akan kejadian semalam dimana dirinya di jebak oleh kakak tirinya.
Aaaa!
"Ini semua gara-gara dia, lihat saja aku akan membalas semua yang telah dia lakukan padaku!" Viona memukul ranjang dengan kesal.
Lauren, kakak tirinya memang tidak menyukai Viona lebih tepatnya mereka salalu bersitegang dan tidak pernah aku dalam hal apapun.
Bagi Viona Lauren tak lebih dari penjilat karena Lauren selalu ingin di banggakan oleh papa nya, dan tak segan melakukan apapun untuk membuat Viona terlihat jelek.
Dan semalam Viona pergi ke party teman nya, kebetulan Lauren datang ke party yang sama dan mereka bersitegang kembali dengan memperlihatkan penampilan siapa yang paling menawan.
Drett..
Suara dering ponsel membuat Viona seketika kembali tertarik keluar dari ingatan nya semalam.
Viona melihat nama Galang, kekasih nya yang menelpon nya.
"Halo"
"Baby, kamu baik-baik saja kan?" tanya Galang terdengar panik.
"Em, ya.. a-aku baik" balas Viona gugup.
"Kamu yakin? semalam aku melihat kamu tidak nyaman, apa kamu mabuk?" tanya Galang lagi.
Viona mendengar itu mengigit bawah bibirnya, lalu dia memberikan alasan untuk meyakinkan Galang.
"Aku baik Galang, hoamm.. aku masih ngantuk Gal, aku boleh tidur ya" Viona pura-pura mengantuk.
"Oke, kamu tidur saja nanti aku ke rumah jemput kamu ya. aku punya kejutan buat kamu" ucap Galang lagi.
"Hem, baiklah"
Dan setelah itu panggilan di matikan oleh Viona.
Viona menghembuskan nafasnya kasar, raut wajahnya terlihat kacau karena Viona sangat takut kehilangan Galang.
Apa jadinya kalau Galang tahu jika dia sudah kehilangan kesucian nya?
Bahkan Galang yang kekasihnya sejak SMA pun tak pernah berbuat yang aneh-aneh, tapi sekarang Viona malah menyerahkan sesuatu yang paling berharga milik nya kepada pria yang tidak dia kenal.
"Galang, maafkan aku" Viona tanpa sadar meneteskan air matanya.
****
"Bos, nona Lisa meminta bertemu" ucap seorang pria sambil mengemudikan mobil nya.
"Lisa? wanita yang minggu lalu?" tanya Pria yang sedang fokus melihat ponselnya.
Dia tak lain adalah David, seorang pengusaha muda yang saat ini berstatus sebagai duda.
"Iya bos, apakah saya harus mengaturkan jadwal pertemuan?" tanya Riko sang asisten.
Dan langsung mendapatkan lirikan tajam David yang tak suka.
"Bilang padanya aku tak suka barang bekas" ucap David ketus.
Baginya wanita yang menyerahkan tubuhnya hanya untuk uang tak lebih dari wanita murahan, dan tak pantas untuk bersanding dengan nya.
David sangat terkenal playboy bahkan setiap malam dia selalu rutin berganti wanita untuk menemani nya tidur.
Bagi David wanita hanya lah pelampiasan nafsunya, dia tak pernah serius menanggapi sebuah hubungan karena di matanya semua wanita sama, yaitu tukang selingkuh.
"Bos"
"Apa lagi!"
"Tuan besar ada di kota" ucap Rico sambil menyetir.
Apa!
"Daddy pulang? apa wanita itu ikut juga?" tanya David dengan wajah tak senang nya.
"Nona Jenna tidak ikut, tapi seperti nya tuan muda kecil ikut" jelas Rico.
David menghembuskan nafasnya kasar, hubungan nya dan sang Daddy tak harmonis karena David tak setuju jika Daddy nya menikahi Jenna.
Jenna sendiri dia adalah mantan kekasih David, mereka satu SMA di masa lalu dan memiliki kisah cinta yang romantis hingga tiba-tiba Jenna memutuskan pindah ke luar kota dan setelah cukup lama tidak bertemu Jenna tiba-tiba menjadi ibu tirinya yang membuat David begitu membenci Jenna.
"Katakan pada Daddy jika mau ke rumah ku jangan bawa anak itu" kata David tegas.
"Baik bos" balas Rico cepat.
Mobil terus melaju hingga akhirnya mobil David sampai di rumah nya, David segera turun di ikuti dengan Rico yang ikut.
Keduanya sampai di dalam, dan David yang melihat rumah yang sepi dia menghembuskan nafasnya kasar.
"Pastikan wanita malam ini tidak seperti wanita tadi malam, dia begitu sombong dan arrogant aku lebih suka wanita yang mengejar ku di bandingkan wanita sombong seperti malam tadi" kata David sambil duduk di sofa.
Rico yang ikut duduk begitu terkejut mendengar ucapan bos nya itu.
"Maksud anda wanita yang mana bos?" tanya Rico bingung.
"Wanita semalam, kau bertemu wanita rese itu dimana?" David malah balik bertanya.
Dan kembali membuat Rico bingung dengan pertanyaan bos nya.
"Semalam tidak ada wanita bos, yang saya tau wanita yang saya pesan tiba-tiba memutuskan perjanjian karena dia mendapatkan pelanggan lain" jelas Rico menjelaskan.
"Jadi yang semalam siapa yang tidur dengan ku?" tanya David terkejut.
"Saya tidak tau bos, tapi seperti nya anda salah kamar" Rico bicara dengan hati-hati takut terkena murka.
Semalam Rico memang tak sempat memastikan jika bos nya masuk ke kamar yang salah, dan Rico baru sadar jika bos nya salah kamar karena David meminta pakaian ganti kepadanya dan di antar ke kamar yang salah.
Mendengar penjelasan Rico David tidak terkejut, dia malah tersenyum dan menyisir rambutnya ke belakang dengan menggunakan tangan nya.
"Itu pasti salah satu Fans ku, ck.. pantas saja dia tak mau di bayar ternyata dia memang menginginkan rudal ku" David tersenyum percaya diri.
Melihat bos nya yang mulai narsis Rico hanya membuang wajahnya ke samping, sudah terbiasa dia melihat kelakuan bos nya yang memang selain pemarah tapi juga narsis suka memuji diri sendiri.
Tok..tok..
"Woy buka!"
Viona yang tertidur membuka matanya, dia melihat jam di nakas yang menunjukan malam hari.
Suara ketukan pintu masih terdengar nyaring, Viona dengan malas bangkit dan membukakan pintu.
Ceklek..
"Bangun nggak kamu, dasar gadis pemalas cepat mandi Bokap nanyain kamu tau" Lauren berdecak pinggang di ambang pintu.
Viona menguap lebar, lalu melihat Lauren dari atas sampai bawah.
Lauren terlihat begitu sexy dengan dress nya yang kependekan itu.
"Mau jual dirrrrri ya?" celetuk Viona dengan nada mengejek.
Dan mendengar ucapan Viona Lauren langsung mendorong Viona, tangan nya membekap mulut Viona dengan marah.
"Jaga ucapan lo, aku bukan kamu yang hobinya mabuk dan club ing" ucap Lauren tegas.
Viona menggigit tangan Lauren yang membekap nya, lalu mendorong Lauren untuk keluar dari kamar nya.
"Semalam kamu masukkan apa ke minuman aku! hah" tanya Viona dengan wajah marah nya.
Lauren menaikan sebelah alis nya ke atas.
"Kenapa? kamu merasakan apa? panas atau mau di ____" ucap Lauren terpotong.
"Aku akan mengadukan kamu ke Papa, Kira-kira apa reaksi papa kalau tau anaknya di kasih minuman yang di campur obat perangsang?" Viona menatap sinis Lauren.
"Dan kira-kira apa reakasi Galang kalau tau kekasihnya yang dia sayang malah tidur sama pria lain?" Lauren balik menatap sinis Viona.
Mendengar itu Viona meradang berniat memukul Lauren, tapi semua itu tak terjadi karena Viona tahu jika Lauren ular yang pandai memainkan drama.
"Sialaaaan kamu, lihat saja aku akan membalas semua nya" Viona kesal.
Lauren tersenyum penuh kemenangan, dia menatap Viona sinis lalu pergi dengan wajah senang nya.
"Mampus kamu, sekarang baik perhatian papa ataupun Galang akan menjadi milik ku" kata Lauren sambil tersenyum smirk.
Lauren begitu membenci Viona karena menurutnya hidup nya akan lebih Bahagia kalau Viona hilang, entah kenapa Lauren selalu iri terhadap Viona karena Viona memiliki ayah yang baik dan memiliki kekasih yang tampan seperti Galang.
Sejak SMA Lauren juga menyukai Galang, hanya saja Galang tak pernah mengerti perasaan nya dan lebih memilih Viona, adik tirinya.
"Lau, mana Viona?" tanya ibu Sukma saat melihat putrinya turun dari tangga.
"Viona lagi tidur, tapi aku udah bangunin ko ma" balas Lauren tersenyum.
"Ya sudah, kamu temenin papa dulu Mama mau lihat ke dapur mau bantu nyiapin makanan nya" kata ibu Sukma lagi.
Lauren hanya mengangguk, dan menurut untuk duduk di sofa dekat papa tirinya.
Semula suasana hening hingga tiba-tiba pak Seno memulai obrolan nya.
"Bagaimana kerjaan mu? Mama bilang kamu sudah naik menjadi karyawan tetap" tanya pak Seno pada Lauren.
"Iya pa, aku sekarang menjadi karyawan tetap di perusahaan besar" balas Lauren dengan penuh percaya diri.
"Bagus sekali, papa bangga karir mu bagus. semoga saja ke depan nya karir kamu cerah dan Viona juga bisa mengikuti jejak kamu Lau" lanjut Pak Seno lagi.
Lauren tersenyum kecut, lalu kembali memasang wajah polos lagi.
"Hem iya pa, tapi kayaknya susah secara Viona kan pemalas pa. bahkan sampai saat ini dia belum dapat kerjaan" Lauren sengaja mengatakan itu untuk membuat nama Viona jelek dimata ayah nya sendiri.
Dan pak Seno yang mendengar itu dia terlihat tak senang, tapi belum sempat dia membalas perihal Viona tiba-tiba terdengar suara Ibu Sukma yang memanggil mereka untuk makan.
"Mama benar-benar menganggu, harusnya aku masih punya waktu banyak buat jelekin anak manja itu" batin Lauren kesal.
Saat di meja makan Viona datang telat, dan saat Viona duduk dia langsung mendapatkan perhatian Pak Seno.
Viona yang tahu papanya melihat ke arah nya dia pura-pura acuh, meski dalam hatinya dia rindu bisa memeluk papa nya apalagi selama 2 minggu papa nya pergi untuk urusan bisnis.
"Mau ayam pa?" tanya ibu Sukma.
"Iya ma" balas pak Seno sambil menyodorkan piring nya.
"Aku juga mau ma, paha nya" Lauren ikut menimpali.
"Iya tau, paha nya kan khusus mama masakin buat papa dan Lauren yang suka nya bagian paha" balas Ibu Sukma tersenyum.
Ibu Sukma menjadi peran ibu baik, dan saat piring bagian Viona entah mengapa Viona malah diam dan enggan menerima makanan yang di ambilkan ibu tirinya itu.
"Aku kenyang" ucap Viona tiba-tiba pergi begitu saja tanpa sebab.
Melihat itu Pak Seno berniat mengejar tapi di tahan oleh ibu Sukma.
"Biarkan aja pak, hari ini Viona lagi nggak mood kaya nya. mama rasa dia lagi menstruasi" kata ibu Sukma menyuruh suaminya untuk tidak menyusul Viona.
Pak Seno akhirnya mengurungkan niatnya dan memilih lanjut makan, sedangkan Viona dia baru keluar rumah dan melihat Galang yang baru sampai di rumah nya.
Tanpa mengatakan apapun Viona langsung memeluk Galang.
"Bawa aku pergi, sekarang!" ucap Viona sambil melepaskan pelukan nya.
Galang menatap wajah sedih kekasihnya, dia menurut dan membawa Viona untuk masuk ke dalam mobilnya.
Selama di dalam mobil Viona nampak diam dengan wajah marah dan sedih nya, dia marah pada dirinya sendiri yang tak bisa menjadi kebanggaan papa nya seperti Lauren.
Galang yang melihat Viona terlihat banyak masalah dia memilih membawa Viona ke cafe milik nya, dia rasa Viona akan lebih nyaman saat di cafe nya.
Saat sampai di cafe Galang Viona ikut turun, keduanya memilih tempat duduk yang di pojokan karena Galang tahu kekasihnya sedang memiliki masalah.
"Apa kamu oke, Baby?" tanya Galang menatap sang kekasih.
Viona balik menatap Galang, lalu dia menundukan wajahnya.
"Aku nggak tahu" balas Viona pelan.
"Apa yang kamu pikirkan? cerita sama aku, apa yang bisa aku bantu?" tanya Galang lagi, dia terlihat cemas.
Dan hal itu malah semakin membuat Viona semakin merasa bersalah pada Galang yang telah dia khianati.
"Maaf" Viona tiba-tiba bangkit.
Galang memegang tangan Viona, tapi langsung di tepis kasar oleh Viona.
"Aku mau kita putus, maaf" ucap Viona lagi, dan langsung pergi begitu saja setelah mengatakan itu.
Galang tertegun mendengar kata putus dari Viona.
Dia merasa ini semua tidak masuk akal karena hubungan nya baik-baik saja tapi kenapa Viona tiba-tiba malah meminta putus?.
"Viona, tunggu" Galang yang sadar memutuskan mengejar Viona.
Sampai ke depan Galang yang mengejar Viona kehilangan arah, Viona sudah jauh dan mungkin dia sudah naik taksi meninggalkan cafe nya.
"Viona, apa yang sebenarnya terjadi sama kamu baby. kenapa kamu tiba-tiba memutuskan aku" Galang terlihat begitu prustasi.
Galang terus mencoba menelpon Viona tapi nihil semua itu sia-sia saja karena Viona menonaktifkan ponselnya.
Sedangkan di sisi lain Viona sedang berada di dalam taksi, dia menangis karena telah melepaskan pria yang dia cintai.
"Maafkan aku Galang, aku cinta kamu.. tapi aku nggak bisa mengecewakan kamu, aku sudah kotor aku menjijikan" Viona menangis sesegukan karena terpaksa memutuskan hubungan dengan Galang.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!