"Sudah saatnya kau pergi adi." Bisikan itu terus bergema di telinganya, menjadi sebuah pertanda akan berakhirnya kehidupan mewahnya. Alana tidak tau apa yang salah dengan takdirnya, mengapa harus ada wanita lain yang merebut kebahagiaanya, merebut kasih sayang ayah dan ibunya, merebut cinta pertamanya serta perlindungan dari sang nenek.
Semua orang membencinya, semua yang Alana lakukan selalu buruk dimata keluarga serta tunanganya, Alana sudah berusaha untuk menjadi yang terbaik untuk mereka, dia bahkan berhasil masuk sekolah terbaik di kotanya, Alana juga selalu menjuarai setiap perlombaan yang di ikuti serta membuat bangga sekolah. Namun sayangnya itu tidak berguna untuk keluarganya, bagi ayahnya itu seperti menjatuhkan harga diri kakak angkatnya.
Bahkan mereka menyebutnya sombong karna memiliki tingkat IQ yang sangat tinggi, Alana tidak tahu apa yang sudah dimainkan oleh wanita itu untuk membuat keluarganya menjauhinya, ini mulai terjadi 2 tahun lalu saat ayahnya tak sengaja membawa seorang gadis yang usianya lebih tua darinya 1 tahun.
Ayahnya mengatakan kalau gadis itu hampir di perkosa, dia juga merupakan gadis yatim piatu dan karena kisah itu, keluarganya menjadi iba serta berusaha menghiburnya.
Setelah itu penderitaanya dimulai, perlahan-lahan kasih sayang ayah dan ibunya berkurang padanya, mereka selalu memprioritaskan kehidupan anak angkatnya dan meninggalkan anak kandungnya sendirian, hanya kakeknya yang menyayangi dan selalu mendukungnya.
"Kau wanita jahat." Alana mendorongnya menjauh. Namun wanita itu dengan sengaja menjatuhkan tubuhnya ke lantai dan mulai menangis.
"Aku sadar bahwa aku hanya anak angkat dan tidak pantas di rumah ini. Tapi jika kau memang tidak suka dengan ku, maka aku minta maaf adik, aku juga akan pergi dari rumah ini." Wanita itu sengaja menangis dan berteriak agar keluarga Alaric datang menghampirinya.
"Apa yang kau lakukan pada kakak mu!!!" Dan benar saja, semua keluarga datang. Sang ibu bahkan dengan cepat menampar Alana dengan sangat keras sehingga darah keluar dari sudut bibirnya.
Dalam detik itu juga, dunianya telah berhenti untuk sesaat. Bukan karena pukulan itu. Namun karena siapa yang sudah melakukannya, Alana kecewa. Hatinya mati dan kehidupanya mulai memasuki zona hitam, dia tidak akan pernah bisa melupakan kejadian hari ini. Sudah bertahun-tahun dan ini adalah hal yang paling menyakitkan untuknya.
"Ibu memukul ku?" Air matanya mulai jatuh, Alana tidak bisa menahan rasa sakit akibat perlakukan sang ibu. Dia bahkan mulai kehilangan momen tentang keluarga dalam dirinya.
"Ya, kau memang pantas mendapatkanya. Aku menyesal telah melahirkan mu karena pada akhirnya kau berubah menjadi monster yang mengerikan."
Sekali lagi, hati Alana menjadi sangat sakit. tembok yang di bangun untuk keluarga telah hancur tidak terisa dan hanya menyisahkan rasa sakit serta kekecwaan, mungkin akan menjadi sebuah dendam yang berkepanjangan.
"Ibu sudah, adik tidak salah. Ini aku yang sudah keterlaluan, aku yang telah merampas kasih sayang kalian darinya." wanita itu menundukan wajahnya dan mencoba menahan ibu angkatnya agar tidak menyakiti Alana kembali. Membuat semua orang yang melihat semakin menyukainya serta membenci Alana.
"Tidak sayang, kau sama sekali tidak salah," ucap sang ibu angkat. Memilih untuk membela orang asing dari pada anaknya membuat figuran sosok ibu hancur di mata Alana.
"Tidak, jangan membela ku bu, biarkan aku pergi. Sebaiknya aku kembali ke kehidupan ku yang lama. Aku tidak ingin adik membenci ku." Ini adalah saat yang paling di tunggu olehnya, dia akan hidup dalam kemewahaan setelah usahanya yang panjang untuk mengusir Alana.
"Jangan berbicara seperti itu sayang. Kau tidak akan pergi kemana pun." Setelah mendengar cerita dari sang anak angkat, wanita paruh baya tersebut berjanji akan terus menyayanginya dan tidak akan membiarkan hidup anak angkatnya menderita lagi.
"Tapi ibu." Dia sengaja menggantung perkataanya. Mencoba menarik lebih banyak lagi perhatian dari keluarga Alaric, dan membuat Alana semakin di benci.
"Kau tidak akan pergi sayang."
"Ya kau tidak akan pergi, yang seharusnya pergi adalah gadis itu." sambil mengarahkan jarinya ke arah anak kandungnya. Pria yang disebut ayah itu bahkan menatapnya dengan tatapan benci.
"Aku tidak akan pernah mengakuinya sebagai anak yang pernah ku lahirkan," tambah sang ibu.
Saat itu juga hidupnya sudah berubah menjadi warna hitam, sudah tidak ada lagi kebahagiaan. Sudah tidak ada lagi kepercayaan dan tidak akan ada lagi kata maaf dalam hidupnya. Dia baru berusia 18 tahun namun hidupnya sudah harus dibuang.
"Mulai sekarang dan seterusnya kau bukan lagi anak ku dan aku akan mengumumkan pada publik bahwa kau hanya anak angkat ku. Sedangkan Olivia adalah anak kandung ku yang tidak sengaja tertukar saat masih bayi."
Wanita yang selalu Alana sebuat ibu sudah membuangnya, lantas apalagi yang harus dia pertahankan di rumah ini. Mungkin sebentar lagi ayahnya akan mengusirnya juga.
"Cepat ambil surat keluarga, aku akan menghapus namanya dari datar keluarga Alaric. Dan semuanya yang ada disini tidak ada yang boleh menyebutnya namanya mulai hari ini."
Olivia tersenyum senang saat mendengar ibu angkatnya mengumukan bahwa Alana sudah tidak lagi menjadi bagian dari keluarga Alaric. Dan kini dia akhirnya resmi menjadi anak Keluarga kaya tersebut, hidupnya akan bahagia, dia juga sudah mendapatkan cinta laki-laki yang merupakan tunangan Alana. Jadi untuk apa menahan gadis itu lebih lama lagi. Dia ingin segera bebas dari status anak angkat.
"Apa yang sudah ku perbuat ibu!!! Aku bahkan selalu menjadi anak yang baik untuk mu tapi mengapa kau lebih memilihnya dari pada aku anak kandung mu sendiri." Air matanya mungkin sudak tidak berarti lagi disini.
"Kau bukan anak ku dan berhentilah memanggil ku ibu!!! Kau juga sudah menyakiti putri ku yang berharga, dan sekarang lihatlah diri mu yang gendut dan jelek. Apakah menurut mu, kau masih pantas menjadi anak ku."
Apakah fisik selalu menjadi penyebab kehidupan seseorang harus mendapatkan hinaan, bukankan Tuhan tidak pernah melihat ciptaanya melalui fisik namun mengapa keluarganya menghina fisiknya dan mengusirnya.
Fisiknya yang gendut bukan karena keinginanya. Obat yang selalu di campurkan oleh Olivia ke dalam makanannyalah yang membuat tubuhnya menjadi tidak terkontrol.
"Sudahlah kakak, jika aku menjadi diri mu aku pasti akan pergi dan bunuh diri." Sindiran itu berasal dari adik kandungnya.
"Menjauhlah dari cucu ku, kau bahkan tidak pantas memiliki nama kami. Kau jelek serta gendut dan aku malu jika membawa mu ke hadapan teman-teman ku." Dan satu lagi suara yang mencemoohnya, itu neneknya.
Mungkin ini adalah kesalahan terbesarnya terlahir sebagai orang kaya, andai Alana bisa seperti kebanyakan teman-temanya yang bahagia bersama keluarga mereka yang sederhana namun penuh cinta. Alana pasti akan lebih memilih hidup dalam keluarga sederhana.
Jika Alana bisa memilih, dia akan memilih menjadi gadis yang sederhana tanpa banyak harta namun tetap dicintai oleh keluarganya, dia merindukan kasih sayang keluarganya sebelum wanita itu datang ke hidupnya.
“Alana, mulai sekarang kita tidak akan lagi bertunangan dan ku harap kau bisa menerimanya, karena aku tidak pernah bisa mencintai mu.“
Ungkapan itu terdengar sangat sederhana. Namun begitu sangat menyakitkan untuknya, semuanya sudah memutuskan hubungan dan satu lagi laki-laki yang dia anggap sebagai kekasihnya meninggalkanya. Dia sudah membantunya dengan begitu banyak hal, karena dia laki-lak itu bisa berada di posisinya sebagai CEO.
Membantunya dengan menangani masalah keuangan, mengajukan proposal ke beberapa perusahan besar agar perusahaanya berkembang, namun ini yang dia dapatkan, dicampakan begitu saja. Dia memang masih sangat muda namun semua ide-idenya dan keahliannya dalam bisnis tidak perlu di ragukan.
“Apakah ini yang kau harapkan?“ Sudah tidak ada lagi Alena yang lemah lembut, suaranya sudah berubah menjadi sedingin es. “Aku membantu mu siang dan malam. Terkadang aku juga tidak tidur, aku bahkan tidak bisa fokus pada pendidikan ku. Tapi kau mengatakan bahwa kau tidak akan pernah bisa mencintai ku.“ Alana tersenyum sinis pada laki-laki itu.
“Kau mengungkitnya!!!“ Sejujurnya Julian merasa bersalah dengan apa yang sudah dia perbuat untuk gadis itu, namun dia juga tidak bisa lagi bertahan dan melihat kesedihan wanita yang sangat di cintainya setiap kali dirinya berdekatan dengan Alana.
“Baiklah, karena memang ini yang kalian inginkan maka aku akan mengabulkanya “ sudah tidak perlu lagi penjelasan untuk semuanya. Alana akan pergi dari keluarga ini, Semuanya akan menjadi tidak saling mengenal dan berhubungan, dia akan membalasnya suatu hari nanti. Karena rasa sakit ini akan menghasilkan dendam yang sangat mengerikan. “Aku, Quinza Alana akan membuang nama Alaric dari nama ku, mulai sekarang aku tidak lagi memiliki hubungan apa pun dengan keluarga Alaric yang terhormat, sedangkan orang tua ku sudah mati. Aku anak yatim piatu dan aku tidak akan pernah memaafkan setiap penghinaan yang ku alami hari ini.“
Ucapan itu terdengar sangat mengerikan, setiap orang yang mendengarkan tidak bisa menahan rasa takut di hati mereka, tidak ada yang bisa percaya tentang perubahan gadis yang dulunya lemah lembut kini telah berubah dingin serta tanpa ekspresi, Alana bahkan tidak lagi bisa menangis. Dia sudah berubah menjadi iblis dalam waktu yang singkat.
“Bagus kalau kau sudah sadar, sekarang pergi dari rumah ini." Tidak ada rasa bersalah sedikit pun di wajah wanita paruh baya tersebut saat melihat kondisi putrinya.
Alana hanya diam tanpa ekspresi sambil menatap wanita yang dia sebut ibu. Dia akan mengingat semua ucapan wanita yang telah melemparnya keluar, ternyata darah tidak membuatnya mengerti apa yang sudah terjadi pada putrinya, dia membuangnya seperti tidak pernah melahirkanya.
Tiba-tiba terdengar suara benturan di tembok rumah yang berwarna putih, semua orang langsung melihat apa yang dilakukan gadis itu dan darah mulai mengalir dari dahinya, darah itu juga menempel pada tembok rumah, suasananya menjadi semakin menakutkan.
“Darah itu adalah tanda bahwa hubungan ku sudah tidak ada lagi di rumah ini, aku sudah lagi tidak berhutang darah pada keluarga ini terutama pada anda nyonya Leyla Marianna yang terhormat. Aku juga bersumpah akan kembali dan membalaskan setiap rasa sakit yang kalian berikan, termasuk untuk mu nona Olivia. Jadi kau harus tetap hidup karena aku akan kembali setelah 5 tahun.“
Saat Olivia mendengar kata-kata mengerikan yang di ucapkan Alana. Tubuhnya langsung bergetar ketakutan, namun dia mencoba untuk tetap mempertahankan sikap tidak bersalahnya.
“Adik tolong jangan seperti itu.“ Dengan suara sedih. Olivia ingin menghampiri Alana, tentu saja itu hanya drama yang sudah dia rencanakan. Karena saat dia akan pergi sebuah lengan menariknya dan memeluknya.
“Chatrine Olivia dia bukan adik mu, dia bahkan tidak pantas menjadi adik mu.“
“Tidak Julian dia, Adik ku, aku sudah jahat padanya. Dia menjadi seperti ini karna aku.“
“sudah Olivia, kau tidak perlu baik pada monster itu.“
“Tapi, Bu.“ Air matanya sudah membasahi pipinya.
“Kau anak ku dan dia bukan siapa-siapa, dia tidak pantas mendapat kebaikan mu.“
Saat melihat sandiwara yang dimainkan oleh wanita itu. Alana hanya tersenyum sinis, dia akan membiarkan rubah itu memenangkan permainanya untuk saat ini, jika nanti tujuanya sudah tercapai, dia akan datang dan membalaskan semua yang sudah mereka lakukan padanya.
"Berbahagialah untuk saat ini nona, Olivia. Anggap ini sebagai konpensasi mu sebelum pembalasan dendam ku 5 tahun lagi. Jadi ku mohon, tetaplah agar kita bisa bertemu di masa depan." Setelah mengatakan hal itu, Alana pergi dari rumah yang sudah dia tempati selama 18 tahun, sekarang dia harus menghadapi dunia luar sendirian. Beruntungnya dia memiliki uang yang banyak di bank Swiss, sejujurnya dia sudah merencanakan untuk kabur dan ini adalah waktunya.
Dengan kening yang masih berdarah dan pakaian yang terkena darah Alana terus berjalan menuju bandara. Sang sopir taksi sudah menyarankanya untuk pergi ke rumah sakit, namun Alana menolaknya dan sebagai gantinya, dia meminta kotak P3K pada sang sopir.
Setelah membalut keningnya dengan perban Alana bersandar di kursi penumpang, tekatnya sudah kuat. Dia akan ke Negara A untuk membuka lembaran baru hidupnya serta membuat perusahaanya sendiri, bagaimana pun selama di kantor tunanganya. Alana sudah belajar banyak hal tentang membangun dan menjalankan bisnis, Alana yakin semuanya akan berjalan sesuai dengan keinginanya.
Modal sudah Alana miliki karena dia memang telah mengumpulkan uang yang banyak tanpa sepengetahuan keluarganya. Jadi sekarang dia akan mencari lokasi dan orang yang bisa membantunya mengembangkan usahanya. Dia pasti akan sukses. Dia akan membalaskan dendamnya, ini akan menjadi awal bagi kehancuran keluarga Alaric yang sudah menyakitinya dan untuk wanita itu Alana akan membuatnya hidup seperti di neraka.
“Nona kita sudah sampai.“
"Terima kasih pak, ambil uang ini."
Sebelum naik taksi, Alana menyempatkan diri untuk mengambil uang dari Atm yang sengaja dibuatkan oleh sang kakek. Meskipun jumlahnya tidak sebanyak miliknya di bank swiss namun itu cukup untuk biaya hidupnya beberapa bulan kedepan.
"Terima kasih nona."
Setelah mengatakan hal itu, sang supir taksi pergi meninggalkan Alana sendirian di depan bandara. Alana juga langsung masuk dan tidak memperdulikan tatapan orang-orang padanya. Dengan santai Alana memesan tiket pesawat, Dia berencana pergi ke Negara A. Alana berharap di negara itu hidupnya akan menjadi lebih baik. Dia bertekad menjadi lebih kuat sehingga bisa kembali ke negaranya untuk membalaskan dendamnya.
Sesampainya di Negara A, Alana langsung membeli sebuah rumah yang cukup besar dari situs online. Dia juga tidak lupa membeli keperluannya berupa pakaian dan kebutuhan lainnya. Setelah itu dia menjalani hidup yang bebas seperti yang dia inginkan.
Tidak perlu di tanya dari mana dia mendapatkan uang tersebut, tabungan yang di buatkan oleh kakeknya mampu membantu hidupnya selama beberapa bulan kedepan. Sedangkan untuk uang pembelian rumah serta perusahaan dia ambil dari tabungannya yang ada di Bank Swiss, hasil dari pekerjaanya menjadi seorang hacker serta menjuarai beberapa lomba hacker kelas internasional.
Waktu berlalu dengan cepat. Sudah 6 bulan berlalu di Negara A hidupnya mulai membaik, tidak ada satu hari pun yang dia lewati dengan bersantai. Banyak hal yang Alana alami selama hidup disana, dia juga akhirnya mengetahui cara untuk melindungi diri dari kerasnya hidup di Negara yang tingkat kejahatan tinggi terutama untuk gadis kecil sepertinya.
Kesulitan dan kekejaman itu membuatnya tidak ingin menyerah. Baginya semakin sulit kehidupan itu maka semakin kuat dirinya menghadapinya. Bukankah kehidupan yang menyenangkan adalah kehidupan yang penuh dengan kebebasan dan sekarang dia menikmati kehidupan bebasnya tanpa ada yang bisa menyakitinya dan membuatnya sedih. Alana sudah menutup lembaran kelamnya dan memulai hidup barunya.
Tubuhnya juga sudah terlihat langsing, mungkin karena sudah tidak memakan sesuatu yang selalu di campur oleh Olivia dan selalu menyempatkan diri untuk olahraga sekaligus melatih fisiknya, membuat Alana kembali ke wujud aslinya. Dia bahkan terlihat sangat cantik namun dingin, sifat yang baru saja terbentuk karena kejadian 6 bulan yang lalu.
***
Waktu berjalan dengan cepat, sudah 8 bulan Alana tinggal di Negara A dan hari ini. Saat Ia berjalan-jalan di malam hari, Alana tiba-tiba saja mendengar suara yang cukup mengerikan.
"Bunuh dia."
Tiba-tiba saja telinganya mendengar suara di sudut bangunan yang gelap dan jarang di lalui orang-orang. Kondisi tersebut semakin mempermudah tindakan kejahatan, terutama untuk seorang gadis sepertinya.
"Keponakan ku yang malang."
Suara itu masih terus terdengar dan semakin mengerikan, entah mengapa kakinya semakin melangkah ke arah suara itu. Alana bahkan tidak mengerti mengapa dia begitu tertarik dengan urusan orang lain.
"Andai saja kau tidak keras kepala mungkin saja kau tidak akan mati hari ini."
Lawan bicara pria yang mangaku sebagai paman sudah tidak mampu membalasnya, seluruh tubuh si keponakan suda penuh dengan luka dan darah. Anehnya hanya ada dua orang yang berusaha membantunya sedangkan mereka dikelilingi oleh pria-pria yang berpakaian hitam dengan jumlah yang banyak.
"Bereskan dia, aku tidak ingin kalian gagal lagi." Setelah itu dia pergi meninggalkan kerumunan dan masuk ke dalam mobil lalu menghilang.
"Bos maafkan kami." Andai mereka tidak bodoh dan masuk dalam jebakan paman dari Bosnya, mungkin saat ini mereka masih tetap aman.
"Sudah!!! cepat bereskan mereka agar kita bisa merayakanya dan berpesta bersama para gadis-gadis cantik."
Medengar percakapan para pria itu. Hati Alana tidak bisa membiarkan tiga orang pria tersebut di bunuh. Walau pun Alana tidak mengenali mereka, tapi hatinya memaksanya untuk membantu. Bagaimana pun jika dia ada di posisi ketiga pria itu, dia pasti tidak akan tahu harus berbuat apa.
Alana juga merasa bahwa ketiga pria itu pasti orang-orang yang baik dan pria yang menyebut dirinya paman adalah seorang pria jahat yang ingin menguasai harta pria tersebut. jadi dengan tekat yang kuat Alana memutuskan untuk membantu mereka.
“Apakah kalian pantas disebut pria? Bagaimana bisa kalian mengeroyok tiga orang pria sedangkan kalian berjumlah lebih dari 3. Aku bahkan menjadi sangat malu melihatnga.” Alana menatap ketujuh pria berbadan besar.
"Hahahah, kau hanya seorang wanita tapi cara bicara mu sangat berani. Apakah kau ingin berindak seperti pahlawan disini.“
“Bos, dia terlihat sangat cantik. Bagaimana jika kita mengurusnya setelah membunuh tiga pria ini.“
“Ya bos, itu ide yang bagus.“
“Baiklah, kalian harus segera mengurus tiga pria itu dan setelah itu aku akan memberikan wanita ini pada kalian.“
“Terima kasih bos.“
Saat keenam pria tersebut ingin menyerang ketiga pria itu, tiba-tiba saja pria pertama yang maju kedepan jatuh ke tanah karena sebuah tendangan yang sangat kuat dan cepat. Setelah itu para pria yang berbadan besar langsung berjatuhan satu persatu.
Pria yang menjadi Bos mereka tercengang ketika melihat bagaimana kekuatan Alana, dia tidak menduga bahwa wanita muda yang umurnya bahkan belum mencapai 19 tahun bisa mengalahklan para anak buahnya. Hal itu membuatnya malu.
Ketiga pria itu juga menatap Alana dengan tatapan tidak percaya, ini pertama kalinya mereka melihat sebuah kekuatan yang sangat luar biasa dari seorang wanita muda.
"Kurang ajar, beraninya kau menyerang ku. aku akan membunuh mu malam ini.“
Namun, sebelum dia bisa bergerak maju. Alana langsung mengarahkan kakinya ke dada pria tersebut dan sang pria yang di tendang mengeluarkan seteguk darah.
Suasanya semakin mencekam setelah kejadian itu, siapa yang akan percaya jika seorang gadis kecil bisa melukai laki-laki yang lebih besar dan kuat darinya.
"Brengsek, kau bahkan tidak bisa mengalahkan wanita itu." Dia adalah ketua dari organisasi pembunuh yang disegani. Namun sekarang dipermalukan oleh wanita muda yang berhasil mengalahkan kelompoknya.
"Dia sangat cepat bos." Walau dia menderita namun dia masih bisa menjawab bos nya.
"Cepat habisi dia, kita tidak ada waktu lagi. Jangan sampai pria itu marah lagi hanya karna kita gagal."
Dengan sigap mereka mengelilingin Alana, mereka mulai menyerangnya. Namun tidak ada satu orang pun yang mampu menyentuhnya karena gerakanya lebih lincah dari mereka. Dia terus memukul mereka dengan cepat dan gerakan yang sangat baik untuk berkelahi.
Setelah 30 menit semua pria berbaju hitam tersebut terbaring ditanah dengan tubuh yang sudah habis babak belur. Sedangkan Alana masih tetap bisa berdiri walau ada beberapa bekas pukulan di lengan dan wajahnya.
"Kalian semua sampah. Wanita, kau seharusnya tidak ikut campur. Tapi karna kau sudah ada di sini maka sekarang kau juga harus mati." Dia menggenggam sebuah pistol dan mengarahkanya ke Alana.
Namun sayangnya sebelum itu terjadi, Alana sudah berdiri tepat di belakangnya. Dengan satu pukulan pria tersebut jatuh ke tanah dengan seteguk darah keluar dari mulutnya, gerakanya sangat cepat. Tidak ada satu pun dari mereka melihatnya.
Setelah semuanya selesai dia langsung bergegas pergi. Alana tidak ingin berurusan lebih banyak dengan orang yang tidak dia kenali.
"Nona tolong tunggu." Salah satu dari pengawal tersebut menghentikanya, mereka merasa sangat beruntung karena kehadiran Alana.
"Tolong sebutkan nama mu dan dimana kau tinggal, aku akan membalas kebaikan mu saat aku pulih nanti." Kali ini pria yang lain berbicara, sepertinya dia adalah keponakan dari pria yang berniat membunuhnya.
Sayangnya, ketiga pria itu harus kecewa karena wanita yang sudah membantu mereka pergi tanpa melihat kebelakang atau bahkan menjawab pertanyaannya. Menghilang di gelapnya jalanan.
"Tuan aku sudah menghubungi tuan Alvin, mereka akan segera sampai."
"Hm, aku ingin kau menyelidiki gadis itu." Dia sangat penasaran pada identitas wanita itu,
"Baik tuan."
***
Pagi ini Alana memutuskan pergi keluar untuk mencari orang yang bisa di ajak kerja sama. Sudah saatnya melanjutkan mimpinya membangun perusahaan, dengan pakaian sederhana tanpa riasan atau pun perhiasan dia berjalan dengan santai menelusuri kota yang padat serta sibuk.
Saat di perjalanan, sesekali Alana akan mendapati pandangan memuja para pria dan tatapan iri para wanita yang melihat penampilanya. Cantik, sudah sering kali para pria akan mengucapkan kata-kata itu padanya. Namun dia hanya menatap mereka sekali lalu pergi. Sikapnya yang acuh tak acuh dan tempramennya yang dingin membuatnya terlihat seperti tidak mudah untuk di dekati, saat berjalan tidak sengaja matanya melihat tindakan pencurian yang dilakukan seorang pria.
Pria itu dengan hati-hati memasukan lenganya kedalam tas wanita. Gerakanya sangat halus dan rapi, hanya orang yang benar-benar sadar sepertinya yang bisa melihatnya.
Setelah berhasil, pria tersebut langsung pergi melarikan diri tanpa disadari oleh orang-orang yang ada di sekelilingnya termasuk korban yang dompetnya diambil.
Sayangnya Pria itu tidak menyadari bahwa dia sudah di ikuti oleh Alana. Dia terus berjalan masuk ke dalam gang yang sempit yang jarang di lalui oleh orang-orang. Setelah berjalan lama dan jauh pria itu akhirnya berhenti dan melihat hasil curianya.
"Apakah itu banyak!" Alana bersandar di tembok dan berdiri tepat di belakang pria tersebut sambil menatapnya.
"Siapa kau?" sang pria langsung terkejut saat melihat seorang wanita berdiri di dekatnya. Dia bahkan terkejut saat menyadari bahwa tindakanya sudah di ketahui. Namun melihat yang mengikuti hanya seorang wanita, dia tidak terlalu khawatir.
"Apakah itu cukup?"
"Sebaiknya kau pergi."
"Berapa uang yang kau butuhkan?"
Pria itu tidak mengerti apa yang sedang Alana katakan, dia tidak menjawab apa yang di tanyakan malah sebaliknya mengajukan pertanyaan padanya. Ini sangat menyebalkan untuknya, dia tidak pernah bertemu wanita dengan pandangan sangat dingin. Meski pun wajahnya cantik namun dia menghadirkan aura yang tidak dapat di dekati oleh siapa pun.
"Apa urusan mu!!! Kau hanya gadis kecil kaya yang sombong, kau bahkan tidak tau apa yang dirasakan orang miskin seperti ku."
"Aku bisa membantu mu dengan uang tapi kau harus menjadi orang ku."
Dia bukan tipe orang yang akan terlalu banyak berbicara omong kosong karena baginya itu menghabiskan banyak waktu.
"Itu hanya ada dalam mimpi mu." Dengan cepat dia bergegas ke arah Alana untuk memberinya pelajaran atas sikap sombong dan dinginya.
Alana yang menyadari itu dengan cepat melawan setiap pukulan pria tersebut hingga sang pria kalah begitu saja.
"Apa yang kau inginkan?"
"Aku ingin, kau menjadi orang ku. Melakukan apa yang ku perintahkan. Dan sebagai balasanya aku akan membantu mu balas dendam. Aku juga akan memberikan uang untuk mu sebagai ganti dari uang yang ada di tas itu."
Suaranya mantap tanpa ada cela sedikit pun, membuat sang pria menjadi kagum dengan gadis pemberani seperti Alana. Berhadapan dengan pria asing, di sudut kota. Memang gadis yang sangat menarik, batinya.
"Apa kau yakin dengan ucapan mu?" tanyanya mulai terpengaruh, bukan karena dia mudah percaya. Hanya saja, saat ini dia sangat membutuhkan uang untuk biayai pengobatan sang adik. Di tambah lagi uang kontrakan yang sudah tidak dibayar beberapa bulan semakin membuanya putus asa.
"Tentu saja. Kau bisa mengatakan jumlahnya dan aku akan segera memberinya. Tapi kau harus menepati janji mu, jika tidak. Aku akan memastikan kau tidak akan bisa merasakan dunia yang indah lagi."
Ini seperti lelucon untuknya, seorang pria dewasa di ancam oleh gadis berusia 19 tahun. Benar-benar membuatnya ingin tertawa tapi takut membuat Alana marah. Hidupnya sudah hancur sejak 3 tahun yang lalu, di hianati oleh 2 sahabat di tambah kekasih yang menusukanya dari belakang membuanya semakin putus asa.
Melakukan perampokan sudah sering dia lakukan, bukan inginnya seperti itu. Tapi keadaanlah yang membuanya menjadi seperti itu, harus menjadi ayah sekaligus ibu dan kakak laki-laki yang kuat untuk adik perempuannya. Sangat berat jika di pikirkan.
"Baiklah Beri aku 1 juta dollar, aku harus membawa adik ku kerumah sakit." Karena sudah tidak memiliki pilihan, dia akan mempercayai Alana. Walau sedikit takut akan di kecewakan seperti dulu lagi, tapi hanya Alana yang bisa membantu hidup adik perepuannya.
"Beri aku nomor rekening mu, dan aku akan segera mengirimnya."
Mendengar bahwa Alana meminta nomornya, membuatnya mulai mempercayai gadis kecil yang cantik itu. Tidak ada salahnya mencoba keberuntungan dengan mempercayai seseorang yang bersedia membantunya, seperti itulah yang ada di pikirannya.
"Aku sudah mengirimnya dan ini adalah alamat ku. Datanglah jika urusan mu sudah selesai."
Selesai berbicara, Alana dengan santai pergi meninggalkan pria itu dengan membawa tas wanita yang tadi di rampok. Bukan bermaksud menjadi pahlawan kesiangan, Alana hanya berusaha menghilangkan kebiasaan calon rekan kerja samanya di masa depan tentang mencuri.
Waktu berjalan dengan cepat, satu minggu setelah kejadian itu. Alana akhirnya kedatangan tamu, pria yang pernah dia temui dan ajak kerja sama akhirnya datang, tidak sulit mencari alamatnya karena Alana sengaja mengirimkan pesan ke nomornya melalui nomor khusus.
Duduk di sofa mewah, pria itu menatap Alana yang tetao dengan ekspresi dinginnya. Tidak ada yang berubah darinya semenjak terakhir kali mereka bertemu, membuatnya mulai bertanya-tanya. Apakah Alana manusia atau robot.
"Apa yang akan ku kerjakan?" tanyanya mulai tidak tahan dengan suasana hening.
“Apa kau yakin bisa melakukan apa yang ku perintahkan?" tanya Alana balik.
"Tentu, jika kau ingin aku membunuh maka aku akan menjadi pembunuh. Dan jika kau ingin aku menjadi perampok maka aku akan menjadi perampok." Berusaha menghilangkan kenangan di masa lalu saat di usir dan dihianati. Dia hanya mengatakan pekerjaan yang sudah ditekuni selama 2 tahun terakhir ini.
"Aku tidak membutuhkan pembunuh bayaran atau perampok. Aku hanya ingin kau menjadi wakil ku,"
"Wakil?" Membuatnya semakin penasaran dengan maksud Alana.
"Ya, jadilah wakil ku di perusahaan yang akan ku bangun. Aku tahu bahwa kau pernah menjadi Direktur terkenal. Jadi, sekarang aku ingin kau menjadi wakil ku sekaligus Direktur di perusahaan ku."
Pria itu tercengang ketika mendengar ucapan Alana, bahkan terdengar seperti petir di siang bolong tanpa ada hujan di dalamnya. Terdengar aneh dan tidak memungkinkan. Dia benar-benar ingin tertawa dengan keputusan Alana untuknya.
“Apakah kau yakin?“
Pria itu mulai ragu dengan keputusannya untuk mengikuti gadis kecil itu, jika dia memerintahkanya untuk membunuh itu terlihat normal di telinganya, namun mendirikan sebuah perusahaan dan memberikannya sebuah posisi yang sangat tinggi, membuatnya terdengar seperti lelucon untuknya.
“Aku sudah membuat sebuah aplikasi anti virus yang bernama Protective Of The Virus yang akan melindungi setiap komputer atau ponsel dari virus yang biasa hingga virus yang tidak mudah diatasi “
Bagi Aana, pertanyaan pria itu tidak perlu dijawab. Misinya adalah mendirikan perusahaan bukan membual atau membuang waktu, dia harus segera kembali ke Negara M 5 tahun lagi, jadi mendirikan perusahaan adalah jalan satu-satunya alat pembalasan dendam pada keluarga Alaric.
“Seberapa besar keyakinan mu dengan aplikasi itu?" Melihat bahwa Alana serius, maka dia memutuskas menerima tawan tersebut. Setidaknya dia bisa membalas kebaikan Alana beberapa hari yang lalu.
“Aku sangat yakin, hanya aku yang bisa menciptakan aplikasi ini!“
“Baiklah aku percaya pada mu. Tapi aku tidak tahu bagaimana caranya untuk meyakinkan orang-orang yang akan di ajak kerja sama. Kau pasti sudah tahu jika aku sudah lama di pecat dari Pratama Grup. Dan tidak ada satu perusahaan pun yang mau menerima ku karena masalah itu."
Dia memang jenius dalam hal memajukan perusahaan. Dia mampu membuat perusahaan biasa menjadi perusahaan terkenal dengan waktu singkat, orang menyebutnya hantu keberuntungan.
Namun semuanya tinggal omong kosong karna dia sudah di jebak oleh rekan dan kekasihnya. Mereka memintanya untuk mengelola bisnis bersama dan pada saat semuanya sudah terkendali dia dibuang begitu saja seperti sampah. Di tuduh melakukan hal yang tidak pernah ia lakukan membuatnya tidak lagi bisa bekerja di perusahaan mana pun.
“Aku tahu kau tidak seperti itu. Sekali pun kau seperti itu aku tidak perduli.“
Tiba-tiba hatinya tersentuh dengan pernyataan gadis itu, baru kali ini dia bertemu dengan gadis kecil yang baik hati sepertinya. Dia sudah menyelamatkan hidup adiknya dan sekarang dia ingin menjadikanya Direktur Utama di perusahaanya. Itu bahkan lebih tinggi dari posisinya di perusahaannya terdahulu.
“Jika kau bersedia maka yakinlah pada perkataan ku bahwa kau tidak akan menyesal setelah mengikuti ku.“
Alana bukan tipe orang yang pintar mengucapkan kata-kata manis, tidak juga bisa merayu orang lain seperti Olivia yang sangat suka memasang wajah manis di hadapan keluarganya tapi sangat bebisa ketika berhadapan dengan Alana.
“Baiklah, aku akan mengurusnya. Mungkin tidak bisa secara langsung berkembang, tapi aku pasti melakukan hal yang terbaik termasuk menjadikan perusahaan mu hebat seperti perusahaan lain.“ Dia akan membantu gadis itu dengan seluruh kekuatanya.
Walau dia tidak tau apa alasan dibalik sikap gadis itu. Namun dia bisa melihat tekad yang kuat serta semangat yang menggembara ketika mengutarakan niatnya menciptakan perusahaan.
“Bagus, karna aku akan membantu untuk membalaskan dendam mu pada mereka.“
Tentu saja Alana tau jika pria itu tidak sejahat yang dia baca di setiap berita yang dia temukan, kehidupanya hampir sama denganya. Sama-sama di jebak dan dibuang saat tidak dibutuhkan lagi. Hanya saja kehidupanya lebih mengerikan karena dibuang oleh kedua orang tuanya hanya untuk seorang anak angkat.
“Aku akan menunggu saat itu.“
Setelah mendengar janji Alana. Dia tersenyum dan mengucapkan rasa terima kasih pada Tuhan karena sudah mempertemukanya dengan gadis itu, sekarang dia yakin bahwa hidupnya akan segera membaik setelah bergabung dengan Alana.
“Karna kita akan bekerja sama, perkenalkan nama ku Quinza Alana," ucapnya sambil mengulurkan tanganya yang halus dan putih
“Nama ku Raiden Darren Sakha, kau bisa memanggil ku Raiden.“
Pria itu menyambut jabatan tangan gadis itu, dia tertegun saat menyentuh telapak tangannya yang sangat lembut dan kecil. Telapak tangan yang lembut memberikan kesan padanya, bahwa jika dia menjabat tangannya dengan kuat maka tangan kecil itu akan mudah retak dan patah. Ini berbanding terbalik dengan apa yang gadis itu lakukan saat dia memberinya sebuah pukulan waktu itu.
“Aku akan memanggil mu kakak Raiden.“
Raiden tersenyum saat mendengar panggilan Alana, sekarang dia sadar bahwa Alana bukan orang yang sombong. Hanya saja dia memang sedikit sulit untuk di dekati. Seperti ada dinding tak terlihat yang membatasnya dari orang lain.
“Aku akan memanggil mu Ana.“
“Dimana kalian tinggal?“
Setelah mendengar perkataan Alana, pria itu menjadi sedih. Mereka akan segera di usir oleh pemilik kontrakan karena belum membayar uang kontrakan selama dua bulan.
“Aku masih belum tau Ana, kami akan segera di usir jadi aku masih harus mencari kontrakan yang murah untuk ku dan adik ku.“
“Bagaimana jika kalian tinggal di sini? Rumah ini cukup besar dan hanya ada aku serta bibi yang tinggal disni.“
“Apakah tidak apa-apa jika aku dan adik ku tinggal disini? Aku hanya tidak ingin merepotkan mu, lagi pula akan ada banyak fitnah nantinya jika seorang laki-laki tinggal dengan seorang wanita tanpa ada ikatan pernikahan.“
Walau Raiden akan sangat berterima kasih atas tawaran Alana. Tapi dia juga tidak ingin menyusahkan gadis itu. Dia akan merasa menjadi beban untuk Alana jika mereka berdua tinggal denganya.
“Kalian bisa tenang, bibi akan memberi tahu mereka bahwa kalian adalah saudara jauh ku.“
“Kalau begitu, terima kasih Ana, aku akan membawa adik ku nanti sore."
“Sama-sama.“
Setelah laki-laki itu pergi, Alana mencari bibi pengurus rumah tangganya dan memintanya mempersiapkan dua kamar untuk di tempati malam ini.
Saat pukul 17:00 sore Raiden dan adiknya sampai di rumah itu, mereka tidak membawa banyak barang karna memang tidak ada barang berharga yang harus mereka bawa.
Semenjak kedua orang tua mereka meninggal, Raiden berusaha untuk memenuhi semua kebutuhan mereka. Walau pun adiknya tidak bisa melanjutkan studinya hingga perguruan tinggi. Namun sang adik masih sangat bersyukur karena masih memiliki seorang kakak yang sangat bertanggung jawab seperti Raiden.
“Selamat sore bibi, aku Raiden dan ini Sandra adik ku.“
“Selamat sore tuan Raiden dan nona Sandra, ayo masuk. Alana sudah meminta ku mempersiapkan dua kamar untuk kalian.“
“Terima kasih bibi.“
Setelah itu mereka mengikuti bibi menuju kamar yang sudah di siapkan untuk mereka, Raiden dan adiknya mengikuti tanpa membuat suara. Mereka bersyukur akhirnya bisa tinggal di tempat yang layak.
“Ini adalah kamar tuan Raiden dan yang disebelah adalah kamar nona Sandra.“
Saat mereka membuka pintu kamar, betapa terkejutnya mereka melihat isi kamar yang begitu mewah dengan tempat tidur berukuran besar serta beberapa perabotan yang mendukungnya, mereka terlihat serasi dengan warna cat kamarnya.
“Mulai saat ini kalian tinggal disini dan panggil saya bibi Gu.“
“Baik bibi Gu. Perkenalkan nama ku Raiden Darren Sakha dan ini adik perempuan ku Cassandra Anggelica Sakha, bibi bisa memanggil kami Raiden dan Sandra.“
“Hallo bibi Gu.“ Sapa Sandra ramah.
Bibi Gu tersenyum saat mendengar ucapan Sandra. “Baiklah, kalau begitu aku akan menyiapkan makan malam untuk kalian.“
Mereka memasuki kamar masing-masing dan bersiap untuk membersihkan diri. Setelah selesai mereka mulai menyusun barang-barang mereka di lemari yang sudah tersedia di kamar masing-masing.
Raiden dan Sandra sangat bersyukur akhirnya bisa terbebas dari rumah kumuh dan tidak lagi perlu menahan lapar saat mereka tidak memiliki uang untuk membeli bahan-bahan makanan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!