hari pun berganti bulan dan tidak terasa menjadi tahun.momen yang ditunggu - tunggu pun tiba, Gedung berwarna kan cat putih yang mewah dipenuhi mahasiswa yang bersorak-sorak.
Acara demi acara dilalui dengan penuh gembira, haru, dan penuh rasa bangga. menandakan sebuah proses yang berjalan walau banyak protes, perjuangan yang di lengkapi dengan ribuan keringat bercucuran, dan pengorbanan yang tanpa tanya mengalahkan perasaan.
Sedangkan diantara ribuan orang yang ada di ruang tersebut, terlihat sepasang insan yang tidak kalah bahagianya. ya, bagaimana tidak, karena seorang pria telah sepakat akan menikahi pacarnya setelah lulus kuliah.
Aldi dan Ayla berfoto bersama, bahagia.Mereka tidak memperdulikan sudah berapa puluh foto yang sudah terpampang di galeri handphone nya, karena hari ini tidak bisa terulang terutama bagi ayla yang hidup sebatang kara di kota.
Mereka berencana merayakan hari spesial ini bersama. Dimana mereka tidak akan lagi pusing dengan rumus rumus yang tak terurus. serta buku buku yang berbaris kaku.
"sayang,, Kamu cantik sekali hari ini," kata Aldi sambil memandang Ayla.
Ayla tersipu, dengan pipi yang memerah jambu "Terima kasih, Aldi."
"walaupun kamu ambil jurusan ekonomi, tapi gelarmu adalah sarjana hatiku" ucap Aldi
Ayla tertawa dengan lepasnya sambil sedikit memukul mukul p4h4nya sendiri saking gelinya dengan gombalan aldi.
"terus kamu dosennya gitu? "
Aldy diam sejenak.
"sepertinya aku terlalu imut untuk ukuran dosen," ucapnya sambil ber pura bercermin di layar hp
"dih narsis deh mirip saepul hamil hahaha"
"ya.. ampun gak ada yang lain apa, kok di samain sama bang ipul sih" tawar aldy
"terus kamu mau di miripin siapa? " ucap ayla berpura pura serius.
"ya yang satu lagi itu loh "
"Beniqno? "
"bukan, Beniqno mah masih penyanyi dangdut, itu loh yang kemarin maen film "
"rano karno? "
"aduh, bukaannn... itu loh yang imut imuttt ay.. "
"ya ampunn siapa sih duhh " ayla berpikir beras, eh maksudnya berpikir keras.
"bang Indro?? " tebak Ayla.
"bukan.. "
"kalo yang lucu imut imut sih kayaknya aku tau nih ,
Pak tarno kan hihihi.. " tawa ayla sambil berlarian.
Sepanjang perjalanan mereka bercanda dan mengobrol kesana kemari, aldi begitu bahagia melihat keceriaan di wajah kekasih hati nya itu.
Setelah pesta wisuda kuliah yang meriah, Aldy dan Ayla memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar sebelum pulang ke rumah.
Mereka memutuskan untuk pergi ke pusat perbelanjaan terbesar di kota mereka. Aldy, yang selalu perhatian terhadap Ayla, memutuskan untuk membelikan Ayla sebuah dress anggun yang terpajang cantik di salah satu toko pakaian.
Aldi memang orang berada, tapi Ayla selalu menolak jika hendak dibelikan barang barang mewah. Itulah yang membuat Aldi semakin terkesan pada wanita yang tidak menginginkan uangnya sebagaimana wanita yang biasa mendekatinya.
"Ayla, coba deh ini dress. Aku yakin akan terlihat sempurna di tubuhmu yang ind4h," ajak Aldy sambil memberikan dress tersebut pada Ayla.
Ayla yang biasanya lebih memilih celana jeans dan kaos oblong daripada dress, tidak terlalu yakin dengan penampilan dress tersebut. Namun, atas desakan Aldy, Ayla pun mencoba dress tersebut di ruang ganti.
Ayla keluar dari ruang ganti, Aldy terkesima melihat penampilan Ayla. Dress selutut tanpa lengan tersebut begitu pas di tubuh Ayla yang ramping dan elegan.
"Apa yang kau pikirkan, Aldy?" tanya Ayla sambil tersenyum.
"Astaga, kamu sangat cantik dengan dress ini. Aku bahkan tak bisa berkata-kata", ucap Aldy sambil terpana.
Ayla hanya tersenyum puas mendengar pujian dari Aldy.
Aldi dibuat takjub dengan penampilan Ayla hari ini, dia sangat berbeda. Dengan balutan make up tipis sisa acara tadi dipadukan dengan dress tanpa lengan dan punggung yang sedikit terbuka membuat Ayla sangat... mengg0d4....
Dress itu sangat cocok dengan warna kulit ayla yang cerah. membuat setiap indera yang memandang ter pesona.begitu pun dengan yang di rasakan aldy saat ini.
Tiba-tiba, Aldy mendapat ide untuk mengajak Ayla ke sebuah cafe di pusat perbelanjaan tersebut. Mereka memesan ruang privat agar bisa bercakap-cakap tanpa gangguan. Aldy ingin menghabiskan waktu lebih dekat dengan Ayla.
...Dengan dekorasi paling romantis, dipenuhi lampu kecil kerlap kerlip.Yang langsung menyuguhkan pemandangan kota yang memanjakan mata. membuat setiap orang yang memandangnya ingin ber lama lama dalam posisinya....
Namun, suasana mulai berubah ketika mereka duduk berdua di ruang privat tersebut. Penampilan Ayla yang cantik dan sedikit terbuk4 membuat Aldy merasa sedikit kelimpungan.
Sebagai seorang laki-laki normal, Aldy tidak bisa menahan ke1ngin4n alami di tubuhny4 saat berdu44n dengan wanita yang dicintainya di ruang tertutup.
aldi melingkarkan tangannya ke tubuh Ayla. Seperti laki-laki normal lainnya, aldi merasa ada des!r4n aneh di tubuhnya.
Aldi mengusap 1eher ayla yang mu1us lalu menatap nya dalam dalam. Ayla begitu gugup hingga ia merapatkan kedua bola matanya. Aldi menyenderkan ayla ke sofa lalu mengusap bbr kecil ayla.
Jantung ayla semakin berdegub kencang di buatnya. Semakin lama bbr mereka semakin dekat.
aldi menahan tengkuk Ayla dari belakang, mendorong mu1utny4 semakin dalam. Ayla pun mulai terbawa suasana tubuhnya terasa memanas dengan nafas yang memburu.
Entah setan apa yang sedang merasukinya, tanpa sadar tangan Ayla sudah mengalung di leher aldy. Entah mengapa Ayla merasa menginginkan yang lebih dari sekedar dimanjakan bbr nya.
Aldy pun melepaskan ritualnya sejenak, mengingat sudah terlalu lama nafas Ayla tertahan olehnya. tapi saat hendak menyatukan kedua bbrnya yang kedua tiba tiba pintu diketuk,, dan mereka pun tersadar lalu merapikan posisi mereka..
ternyata pelayan mengantar makanan mereka. Dengan sedikit salah tingkah mereka segera memperbaiki penampilan dan mencoba tenang ketika pelayan cafe membuka pintu. Meskipun keinginan bersama hampir terwujud, Aldy dan Ayla sadar bahwa mereka harus menghargai batas-batas dalam hubungan mereka.
Meskipun Aldy hidup di lingkungan anak muda yang terbiasa dengan kebebasan dan pergaulan bebas, dia tidak terbawa arus. Aldy sangat menghormati Ayla dan tidak ingin menyakiti perasaannya.
Setelah mereka kembali ke rumah masing-masing, Aldy dan Ayla masih memikirkan momen-momen indah yang mereka alami hari itu. Terlebih adegan yang terjadi saat mereka berada di cafe tersebut.
Mereka berdua memutuskan untuk tetap menjaga hubungan mereka dengan baik dan menghormati satu sama lain. Meskipun godaan dan rintangan datang, mereka yakin bahwa cinta mereka akan terus bersinar dan menguatkan hubungan mereka.
Meskipun godaan datang, cinta sejati akan selalu memenangkan segalanya. Aldy dan Ayla pun menjalani kehidupan bersama dengan penuh kasih sayang dan rasa hormat satu sama lain.
Malam itu, bulan bersinar cerah di langit, menciptakan pemandangan yang begitu indah. Saat Aldi bersiap untuk meninggalkan kosan Alya, sebuah perasaan hangat menggelayuti hatinya.
“Sayang, aku pulang dulu ya, jangan lupa kunci pintunya,” Titah Aldi dengan nada manis, mencuri perhatian Alya yang sedang menata rambutnya di depan cermin.
Alya pun tersenyum, mencoba menyembunyikan rasa senangnya. “Pasti dong, ku kunci. Nanti kamu nakal lagi masuk ke kosanku,” jawabnya sambil menggoda sambil mengedipkan mata.
Namun baru saja beberapa langkah aldy menjauh dari kosan ayla, aldy membalikkan tubuhnya dan menghampiri ayla lalu memeluknya.
Mereka kembali terdiam sejenak, terlena dalam kehangatan pelukan satu sama lain. Tidak ada kata-kata yang bisa mengungkapkan perasaan yang mereka rasakan, hanya keintiman yang mengalir begitu indah di antara keduanya.
Tanpa terasa, Aldy semakin mendekatkan bbr_nya ke bbr Ayla, menc1umny4 dengan penuh kasih sayang. Mereka terbuai dalam kecup4n yang penuh cinta, dunia di sekitar mereka pun terasa lebih indah.
Malam itu, mereka merasakan kehangatan yang begitu nyata, cinta yang begitu dalam. Mereka saling mencintai dengan tulus, tanpa ada yang bisa menghalangi kebahagiaan mereka.
Tanpa kata, Aldy meme1uk p!nggang Ayla dan membawanya masuk ke k0s4n. Suasana malam yang dingin tidak mengurangi kehangatan yang mereka rasakan. Mereka duduk di r4nj4ng, saling menatap dengan penuh kasih sayang di mata masing-masing.
Aldy dan Ayla telah lama menjalin hubungan, namun mereka belum pernah sejauh ini. Malam ini, dengan keberanian yang mereka miliki, mereka membiarkan perasaan mereka berkobar tanpa ada kata-kata yang terucap.
Aldy mengusap lembut rambut Ayla, senyumnya yang hangat membuat hati gadis itu meleleh. Mereka saling berpegangan tangan, merasakan denyutan jantung satu sama lain. Rasanya begitu nyata, begitu magis.
Di sudut kosan, sebuah lampu kecil menyala memberikan cahaya redup. Membuat suasana semakin romantis dan memikat. Mereka saling berbicara dengan bahasa tubuh, ekspresi wajah yang penuh makna.
...**********...
Tubuh Aldy dan Ayla saling berdesakan, perasaan panas mulai menyelimuti keduanya. Mereka saling berpegangan erat, tidak ingin melepaskan satu sama lain.
Aldy merasakan kehangatan tubuh Ayla yang begitu nikmat, dia menc!um! bbr dan 1eher gadis itu dengan penuh n4f5u. Sedangkan Ayla, dia merespons c!um4n Aldy dengan penuh rasa cinta dan g4!r4h yang membara di dalam hatinya.
Mereka saling ber4du 1!d4h dengan penuh g4!r4h, mengeksplorasi rasa dan kehangatan yang begitu spesial di antara keduanya. Aldy meraih tubuh Ayla dan merangkulnya dengan erat, sementara Ayla merem45 lengan Aldy dengan penuh kasih sayang.
Mereka seperti terjerat dalam dunianya sendiri, tidak peduli dengan apa yang terjadi di luar kamar kos itu.
Saat c!um4n itu berlangsung, Aldy mulai mende54h pelan di telinga Ayla. Suaranya begitu lembut dan penuh kasih sayang, membuat hati Ayla semakin meleleh untuknya.
Mereka saling berpe1uk4n erat, tidak ingin melepaskan satu sama lain. R!nt!h4n pelan dan de54h4n hangat terdengar di antara mereka, menandakan betapa cinta dan n4f5u mereka begitu membara di dalam perasaan yang saling melingkupi.
Waktu terasa begitu cepat berlalu, mereka tidak menyadari bahwa sudah larut malam dan hujan semakin deras di luar jendela. Tapi mereka tak peduli, Aldy dan Ayla hanya ingin menikmati momen indah ini bersama-sama.
Mereka saling mencintai dan saling membutuhkan satu sama lain, tidak ingin sekali pun menyia-nyiakan kesempatan indah ini.
Ketika c!um4n itu berakhir, Aldy dan Ayla saling menatap dengan mata yang penuh kasih sayang. Mereka tersenyum bahagia, merasakan kehangatan dan kebahagiaan yang begitu nyata di antara keduanya.
Aldy memeluk Ayla erat dan menc! um! dahinya dengan lembut. Mereka berdua merasa begitu beruntung dapat saling mencintai dan bersama-sama dalam momen yang begitu indah ini.
C!um4n panas Aldy dan Ayla di kosan Ayla menjadi sebuah kenangan yang begitu berarti dan spesial bagi keduanya. Mereka saling mencintai dan saling membutuhkan satu sama lain, tidak peduli dengan apapun yang terjadi di sekeliling mereka.
Mereka hanya ingin menjalin hubungan yang penuh cinta dan kasih sayang, menjaga satu sama lain dan tidak pernah melepaskan pegangan tangan mereka dalam perjalanan hidup yang penuh warna ini. Aldy dan Ayla bersama-sama mengarungi lautan cinta yang begitu luas dan dalam, menikmati setiap detiknya dengan penuh kebahagiaan dan kehangatan yang tak akan pernah pudar.
Setelah mengucapkan salam perpisahan, mereka saling melambaikan tangan. Aldi melajukan mobilnya, berusaha menghindari perasaan hampa yang tiba-tiba menghinggapi.
Pikirannya kembali menerawang ke kehadiran Alya. Lingkaran waktu seakan memperpanjang setiap detik yang berlalu, semakin menjauhkan Aldi dari tempat hati dan pikirannya.
Dalam perjalanan pulang, imaji Alya terus menghantuinya. Senyumnya, tawanya, dan bahkan adeg4n p4n45nya barusan seolah terpatri dalam memorinya. Ah, rasanya sulit sekali menjauh darimu walaupun hanya semalam saja, gumam Aldi.
Seiring dengan bertambahnya jarak antara kosan Alya dan kediamannya, reality berubah menjadi fantasi. Dalam lamunannya, Aldi membayangkan dunia di mana dia bisa bertemu Alya kapan saja, tanpa batasan waktu dan ruang. Dalam dunia itu, ia menjelma menjadi sosok pangeran sejati, memimpin kerajaan yang penuh dengan keajaiban dan keceriaan.
Seseorang mengangkat pandangannya ke arah langit malam yang berbintang.
“Alya, kalau kau mau, kita bisa berpetualang bersama di dunia ini,”
pikirnya sambil membayangkan Alya di sampingnya. Mereka berdua berdiri di puncak gunung, hutan berwarna-warni di bawah mereka, dan sungai berkilau bagaikan perak yang curam dalam perjalanan mereka. Semua rintangan akan terasa ringan, selama mereka saling ada.
Dalam dunia imajinasinya, mereka melawan monster-monster yang lahir dari ketakutan, menyelamatkan hewan-hewan kecil dari roh jahat, dan memberi harapan kepada penduduk yang terperangkap dalam kesedihan. Aldi menggenggam tangan Alya, dan rasanya begitu nyata seolah-olah dia bisa merasakannya di dunia nyata.
Namun, suara klakson yang keras menyadarkannya dari lamunan. Aldi tersadar, kembali ke kenyataan bahwa dia sedang menyetir sendirian, dan berusaha meyakinkan dirinya bahwa dunia impian itu mungkin saja bisa menjadi kenyataan.
Semakin dia membayangkan setiap keceriaan yang mereka alami, semakin kuat pula kerinduan dalam hatinya. “Aku tak ingin kita hanya berpacaran,” gumamnya, merenungi perasaannya yang dalam. Ia merindukan keberadaan Alya, perbincangan ringan mereka, dan bahkan perdebatan kecil yang penuh tawa.
Tiba di rumah, Aldi hanya bisa merenung. Jana-jana di hatinya sudah mulai berdansa, menyanyikan lagu-lagu kerinduan. Alya, panggilnya dalam hati, awal dari segala kisah kita.
Di dalam kegelapan, Aldi menyalakan lampu kamar dan mengambil buku catatannya. Ia menulis, mengabadikan setiap momen yang memikat hatinya. Tentang bagaimana ia melihat Alya dan senyumnya yang membuat jantungnya berdebar, tentang petualangan yang akan mereka jalani, dan bagaimana dia ingin mengungkapkan perasaannya.
“Suatu hari nanti, Alya. Aku akan mengajakmu ke dunia kita sendiri, dunia di mana kita berdua adalah pasangan sejati,” tulis Aldi dengan penuh harapan.
Seperti janjinya, dia akan mencari cara agar mereka bisa bersama, tidak hanya di dunia mimpi, tetapi juga dalam kenyataan. Dengan harapan dan impian yang dibangun dari kenangan manis, Aldi menutup matanya, berusaha menjembatani langkah-langkah menuju petualangan cinta yang belum berakhir.
sesampainya di rumah aldy tidak langsung tertidur. Rasa haus mengharuskannya pergi ke dapur sendiri, para pelayan menyambut kedatangan tuan muda mereka dengan senyum ramah.
Suara sepatu kulitnya yang terbuat dari bahan berkualitas dapat terdengar jelas saat melangkah di atas lantai marmer yang dingin. Tuan muda itu, Aldi, terlihat sedikit lelah tetapi penuh dengan harapan saat ia memasuki rumah megah yang menjadi tempat tinggalnya.
“Reno sudah pulang, bi?” tanya Aldi dengan nada sedikit berharap pada salah satu pelayan.
“Belum, den. Tuan muda Reno sepertinya akan pulang pagi-pagi seperti biasanya,” jawab pelayan tersebut dengan nada sopan.
“Ah, anak itu… Ya sudah, bi, terima kasih,” Aldi menghela napas panjang. Ia tahu betul, adiknya yang bernama Reno mulai jarang pulang. Keberadaan Reno di luar sana seakan menjadi misteri, dan Aldi hanya bisa berharap bahwa adiknya baik-baik saja.
Aldi pun melangkah pergi menuju kamarnya. Dalam perjalanannya, ia melewati kamar Reno. Pintu kamar itu sedikit terbuka, tetapi kegelapan di dalamnya seolah menelan segala cahaya yang ada.
Suasana di sekitar itu membuat Aldi merasa resah. Kenangan-kenangan indah bersama Reno terus berputar di pikirannya, mengingatkan dia pada masa-masa ketika mereka masih kecil.
Di dalam kamar yang gelap itu, Aldy merebahkan tubuhnya di kasur empuknya. Keheningan malam, hanya dipecah oleh suara detak jam di sudut ruangan, menemani lamunannya
. Tiba-tiba, sebuah bayangan masa kecil terbesit dalam pikirannya, saat peluknya hangat memeluk Reno, adik semata wayangnya. Mereka akan berlarian di halaman, tertawa bersama, dan menghadapi dunia seolah tak ada batasan. Setiap sore, mereka menggambar impian di langit, berangan-angan tentang masa depan penuh petualangan.
Namun, seiring berjalannya waktu, semuanya berubah. Sekarang Reno merasa jauh dari sosok yang dulu. Ia teringat bagaimana orang tua mereka selalu sibuk, meninggalkan mereka berdua untuk berjuang dalam kesendirian.
Aldi lah, yang selalu setia menemani, kini seolah tidak bisa menjangkau dirinya yang semakin tenggelam dalam kegelapan. Di luar nampaknya indah, tetapi di dalam hatinya, ada rasa sepi yang memanggil-manggil.
Pikirannya kembali melangkah ke masa kini. Reno yang Sekarang, tubuhnya dipenuhi tato, melambangkan kenangan yang ingin ia lupakan atau mungkin, kenangan yang ingin ia pamerkan.
Malam pun semakin pekat, menciptakan suasana yang bisa membuat siapapun merasa terjebak dalam kegelapan. Bola mata Aldy mulai berat, kedipannya semakin lambat, mengantarkan kesadarannya berlayar jauh ke alam mimpi.
______
Di tengah keramaian sebuah tempat kecil yang penuh dengan tawa dan canda, Reno duduk di sudut. pikirannya melayang jauh dari tempat itu. Dia hanya mengamati teman-temannya tertawa di meja lainnya, sementara dia sendiri merasakan kehampaan yang menggelayuti jiwanya.
Dengan rambut acak-acakan dan pakaian yang tampak tidak terawat, Reno tampak seperti sosok yang terasing dalam dunia yang penuh warna.
Dua tahun yang lalu, hidupnya sangat berbeda. Ia memiliki segalanya: seorang kekasih yang mencintainya, masa depan yang cerah, dan mimpi-mimpi yang berani.
...****************...
Reno duduk sendirian di pojokan b4r dengan gelas wh15key di tangannya, matanya kosong memandang langit-langit bar tanpa tujuan. Hatinya hancur berkeping-keping karena kekasihnya, tiba-tiba memutuskan hubungan mereka hari itu.
Reno merasa seperti dunianya runtuh, semua harapan dan impian yang mereka bangun bersama hancur dalam sekejap.
Sementara Reno tenggelam dalam kesedihan, seorang wanita cantik dengan rambut panjang bergelombang dan tubuh yang menggiurkan mendekatinya.
Wanita itu tersenyum manis sambil duduk di samping Reno, mencoba menyapanya dengan ramah. Reno hanya mengangguk singkat, tidak tertarik untuk berbasa-basi dengan siapapun saat itu.
Wanita itu menatap Reno dengan penuh penasaran, lalu tiba-tiba mencubit lengannya lembut. Reno menoleh ke arahnya dengan tatapan tajam,
" Ada yang bisa aku bantu?" tanyanya dingin.
Wanita itu hanya tersenyum licik,
" Kau kelihatan sedih, aku bisa menemanimu jika kau mau." goda wanita itu yang sejak lama penasaran dengan wanita tampan nan cuek itu.
Reno menggeleng cepat,
" Aku tidak butuh teman, terutama dari wanita sepertimu. "
Wanita itu tertawa kecil, bisa merasakan rasa frustrasi yang ada dalam diri Reno. Namun, tanpa ragu wanita itu melemparkan rayuan ke arah Reno, mencoba merayu hatinya yang sedang rapuh.
Reno berusaha menolak tawaran wanita itu, namun hatinya yang sedang hancur dan di bawah pengaruh m!num4n membuat dirinya rentan terhadap g0d44n.
Wanita itu mendekatkan dirinya ke arah Reno, menc!um leher dan telinganya dengan lembut. Reno tersentak dan mencoba mundur, namun g4!r4h yang sudah lama terpendam mulai memuncak dalam dirinya.
Dengan cepat, wanita itu menarik Reno ke dalam ruang ge14p di belakang b4r. Mereka berdua berada di dalam ruangan yang gelap dengan lampu redup, menciptakan aura misterius yang memenuhi udara.
Wanita itu menatap Reno dengan mata penuh h45rat, mencumbu!ny4 dengan penuh g4! r4h.
Reno mencoba menolak, namun tubuhnya merasa terbakar oleh sentuhan wanita itu. Hatinya yang hancur membuatnya terbuka terhadap kesempatan baru yang datang, tanpa menyadari bahwa wanita itu hanya memanfaatkannya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
Mereka berdua terlibat dalam adeg4n p4n45 yang penuh g4!r4h, dihantui oleh ketidakpastian dan perasaan bersalah. Reno tahu bahwa ini salah, namun h45r4tnya yang sudah lama terpendam tidak bisa lagi dikendalikan.
Mereka berdua saling merayu dan mencum_bu satu sama lain, membangkitkan n4f5u yang sudah lama terkubur dalam diri mereka masing-masing.
Setelah adeg4n p4n45 tersebut selesai, Reno merasa kehilangan dirinya sendiri. Hatinya dipenuhi oleh perasaan bersalah dan penyesalan, namun di saat yang sama juga merasa lega karena perasaan sedihnya sedikit terlupakan. Wanita itu hanya tersenyum puas, lalu meninggalkan Reno sendirian di ruangan gelap itu.
Reno duduk sendirian di ruangan gelap tersebut, tubuhnya terasa lelah dan pikirannya kacau. Dia memejamkan mata, mencoba merenungkan peristiwa yang baru saja terjadi.
Dia merasa seperti sedang terjebak dalam labirin yang rumit, tidak tahu apa yang seharusnya dia lakukan setelah kejadian tersebut.
Di dalam lubuk hatinya, Reno tahu bahwa apa yang dilakukannya tidak benar. Namun, dia juga menyadari bahwa kejadian tersebut membantu menghilangkan sedikit rasa sedih yang menghantuinya sejak kekasihnya pergi. Dia merasa bingung dan terjebak dalam dilema yang sulit untuk dipecahkan.
Reno akhirnya bangkit dari duduknya dan meninggalkan ruangan gelap tersebut. Dia kembali ke bar dan memesan minuman untuk menenangkan dirinya.
Dia merenungkan semua peristiwa yang baru saja terjadi, mencoba mencari jawaban atas segala pertanyaan yang menghantuinya.
Reno melangkahkan kakinya keluar dari bar dengan langkah tegap. Dia tahu bahwa perjalanan untuk menghilangkan perasaan sedihnya tidak akan mudah, namun dia yakin bahwa dia bisa melaluinya dengan baik.
Hatinya yang penuh ceria dan harapan kini telah mati bersamaan dengan kepergian mantan kekasihnya.
“Sampai kapan kau akan seperti ini?” suara Bram, teman masa kecilnya, membuat Reno terhenyak.
“Aku baik-baik saja,” jawab Reno cepat, meskipun dia tahu itu bohong. Rasa perih di hatinya tak pernah hilang. Bram, yang tahu akan keterpurukan Reno, hanya menggelengkan kepala.
“Dengar, bro, kau harus move on. Di luar sana, banyak hal yang menantimu. ,” kata bram sambil menenggak minumannya.
Reno hanya tersenyum pahit. Sebuah tawa kecil menetas dari bibirnya, tetapi itu tidak berasal dari hatinya. “Mungkin, tapi tidak hari ini.
Dengan getar dalam pikirannya, Reno kemudian memutuskan untuk pulang.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!