NovelToon NovelToon

Nikah Paksa

Tawaran Pernikahan

"Lepasin!" teriak Alea

"Ikut kami!" teriak salah seorang pria berbadan atletis.

"Gak mau! Kalian bertiga mau bawa aku ke mana?" Alea berontak, kakinya berayun-ayun, tetapi tenaganya masih kalah dengan dua orang pria yang membawanya.

Sampailah mereka di depan lift. Dua orang pria berbadan atletis itu menurunkan Alea

Alea diam-diam ingin lari, tetapi tertangkap kembali. Dua orang pria itu kembali membawanya ke depan lift, memegang lengan Alea memastikan Alea tidak bisa kabur tanpa perlu menyakiti wanita itu.

"Lepas! Kalian mau apa sebenarnya?" teriak Alea. "Kalian mau uang? Aku kasih, tapi please jangan apa-apain aku."

"Nona Alea, kami tidak akan berbuat jahat pada Anda. Bos kami hanya ingin bertemu dengan Anda," ucap salah pria di depannya.

Seketika Alea berhenti memberontak, "Kalian tahu dari mana nama aku?" tanya Alea.

"Siapa yang tidak mengenal aktris dan model terkenal seperti Anda," ucap si pria. "Tenanglah, kami tidak akan berbuat jahat kepada Anda. Atasan kami mengirim kami untuk membawa Anda ke hadapannya."

"Siapa Atasan kamu?" tanya Alea.

"Nikolas Andrian Reynold," jawab di pria.

"Apa?" pekik Alea. "Tadi siapa? Nikolas Andrian Reynold?" seru Alea disambut anggukkan pria itu. "Nicholas yang kamu maksud itu CEO muda itu, 'kan?"

"Benar, Nona," jawab pria itu.

"Kepada kamu gak bilang dari awal. Aku gak akan berontak seperti ini," protes Alea membuat si pria memutar bola matanya malas.

Ternyata perempuan di hadapannya sama saja seperti wanita lain, setelah mendengar nama Nikolas maka mereka akan luluh.

"Oh iya nama kamu siapa?" tanya Alea

"Arif. Saya asisten pribadi Tuan Nikolas," jawab Arif.

"Baiklah, Arif. Bagaimana penampilan aku?" Alexa membenahi penampilannya, menyindir rambut dengan tangannya, juga merapikan pakaiannya.

"Masih cantik, Nona," jawab Arif.

"Baiklah, udah siap ketemu sama dia," ucap Alea penuh percaya diri.

TING

"Silahkan, Nyonya," ucap Arif saat pintu lift terbuka.

Alea mengangguk lantas masuk ke lift diikuti oleh ketiga pria itu. Di dalam lift, Alea melirik pada Arif juga pria yang di hadapannya. Sebuah pertanyaan muncul di benak Alexa, ada apa sebenarnya? Kenapa tiba-tiba pengusaha muda itu ingin menemuinya.

“Arif, ada urusan apa dia ingin bertemu sama aku?” tanya Alea pada Arif sewaktu di dalam lift.

“Beliau ingin menawarkan sebuah kerja sama,” jawab Arif.

“Kerja sama?” tanya Alea dengan kening yang mengerut.

“Betul, Nona,” jawab Arif

“Kerja sama dalam bentuk apa?” tanya Alea lagi.

“Anda akan tahu nanti," jawab Arif

Pintu lift terbuka, Alea dan ketiga pria itu keluar dari lift, ternyata mereka ada di puncak gedung apartemen mewah.

“Tuan Nikolas ada di dalam." Arif menekan tombol password untuk membuka pintu. “Silahkan masuk, Nona!” Alea masuk ke dalam apartemen bersama Arif. "Tunggulah di sini. Tuan akan segera turun."

"Hmmm," gumam Alea.

Arif meninggalkan Alea di dalam apartemen. Alea memilih untuk melihat sekeliling, menatap kagum pada desain interior apartemen itu, terperangah saat melihat betapa besar dan mewah apartemen itu.

"Welcome, Alea Lucyana Valerie."

Langkah Alea terhenti ketika ada seseorang yang menyebut namanya secara lengkap. Alea menoleh ke asal suara, pandangannya melihat ke pria pemilik tubuh tegap nan atletis. Pria itu berjalan menuruni anak tangga, dengan bertelanjang dada, hanya melilitkan handuk di pinggangnya.

Sialan! Pria itu menggoda iman.

"Duduk!" perintah Nicholas.

Alea tidak merespon dengan apapun. Namun langkahnya mengayun ketempat Nicholas berada. Ia mendudukan dirinya di sofa panjang yang ada di ruangan itu, menoleh ke arah lain, mencoba menghindari kontak mata langsung Nicholas yang duduk berseberangan langsung dengan dirinya.

"Langsung ke intinya!" pinta Alea.

"Kamu ternyata gak sabaran ya." Nicholas melirik Alexa malas. “Bacalah!” Nicholas melempar sebuah berkas ke atas meja. "Itu kontrak kerja sama kita."

Alea mengambil berkas itu lantas membaca isinya. Ekspresi wajahnya berubah tegang dan marah saat membacanya. Di mana mereka akan menikah sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Alea lantas menutup berkas itu dengan kasar dan menaruhnya ke atas meja dengan penuh emosi.

“Apa-apaan ini! Sejak kapan hubungan pernikahan dijadikan sebuah kerja sama!" Alea berdiri seolah menantang pria di hadapannya.

“Turunkan nada bicaramu, Alea!” suruh Nicholas, nada bicara datar, tetapi tatapannya begitu dingin. "Duduk!"

Alea mengembuskan napas kasar, meskipun tidak suka, tetapi Alea tetap duduk. Aura pekat Nicholas dan nada bicaranya yang tegas benar-benar tidak bisa terbantahkan.

“Kita akan diuntungkan dengan pernikahan ini. Karir kamu akan aku pastian semakin naik, jika kamu mau terima pernikahan ini dan juga kamu terbebas dari isu jika kamu itu seorang pelakor," jelas Nicholas.

"Lalu untungnya buat kamu apa?" tanya Alea sengit. Tatapannya menunjukan permusuhan. "Tidak mungkin kamu tiba-tiba mau menikahiku tanpa sebab, bukan?"

"Aku bisa mendapatkan hak waris atas harta orang tuaku, terbebas dari isu jika aku ini seorang gay," jawab Nicholas membuat Alea tersenyum sinis.

“Kenapa harus aku? Kamu bisa memilih wanita lain di luaran sana?" tanya Alea dengan nada bicara yang tegas. Kini Alea berani menatap mata Nicholas.

“Karena yang kumau itu kamu. Harusnya kamu bangga dengan hal itu. Banyak perempuan di luaran sana yang ingin bersanding denganku, tapi kamu yang aku pilih," ucap Nicholas penuh rasa percaya diri.

“Bagaimana jika aku tetap menolaknya?” Alea berdiri, melipat kedua tangannya di depan dada, seolah sedang menantang Nicholas.

Nicholas tidak langsung menjawab pertanyaan dari wanita yang ada di hadapannya. Tangannya terulur, mengambil satu batang rokok dari bungkusnya, bersama dengan korek api, menyelipkan batang ber nikotin itu di sela jarinya, membakar ujungnya, lantas melempar korek api ke atas meja. Nicholas mengisap rokok itu, lantas mengepulkan asap dari mulutnya.

"Kalau kamu menolak aku bisa menghancurkan karier dan kehidupan kamu dalam sekejab." Nicholas dengan mata elangnya menatap Alea dengan tajam.

Alexa terdiam, ia tahu pria di hadapannya bukanlah orang sembarangan. Ucapan pria itu juga sepertinya tidak main-main. Ternyata dirinya sudah masuk ke kandang singa dan pasti singa jantan itu tidak akan membiarkan dirinya keluar hidup-hidup.

Karena melamun Alea sampai tidak menyadari jika Nicholas berjalan ke dekatnya.

Alea dikejutkan oleh sebuah tarikan. Rupanya Nicholas yang menariknya. Tubuh mereka menempel satu sama lain. Jangan ditanya seberapa gugup dirinya saat itu. Pesona laki-laki itu benar-benar luar biasa. Tetapi Alea tetap tidak mau menikah dengan pria itu, apalagi sebuah pernikahan kontrak.

Otaknya dipaksa untuk berpikir keras, mencari cara untuk menolak pernikahan itu. Alea tersenyum nakal lantas bersandar pada dada telanjang Nicholas, menggerakkan jarinya pada bidang itu seolah sedang menggambar sesuatu yang abstrak.

"Kamu yakin ingin menjadikan aku istrimu?" Tinggi badannya yang lebih pendek dari Nicholas membuatmu Alea mendongak, menatap Nicholas yang juga sedang menatapnya.

"Masih kurang jelas?" Nicholas berdecih, merasa tidak suka dengan basa-basi wanita itu.

“Tapi aku gak bisa masak,” ucap Alea.

“Bukan masalah buat aku. Aku bisa bayar koki mahal," ucap Nicholas.

Gagal

"Aku hobi belanja dan jalan-jalan ke luar negri,” ucap Alea lagi.

“Aku punya banyak uang,” balas Nicholas lagi.

Huh, sombong!

Alea kembali memutar otaknya. Ia kembali mencari cara agar bisa mengurungkan niatnya. Sampai Alea menemukan ide meskipun ide itu cukup gila dan jika bocor pasti akan membuat namanya jelek.

"Kamu yakin tidak mau cari perempuan lain?" tanya Alea. Ekspresi wajahnya menjadi teduh.

Nicholas mencengkram tangan Alea yang ada di dadanya membuat Alea terkejut.

“Sudah aku bilang ... aku hanya mau kamu, Alea!" tegas Nicholas. Tatapannya sangat tajam, ucapannya pun tegas, seolah tidak mau menerima bantahan.

"Aku udah gak perawan," aku Alea.

Alea menatap lurus ke mata Nicholas, ia ingin melihat reaksi pria itu. Alexa optimistis jika Nicholas pasti akan langsung mengusirnya. Persetan dengan image dirinya di depan pria itu.

Nicholas menunjukkan senyum sinisnya, tangan kekarnya mencengkam rahang kecil Alea.

"Aku tahu semua tentang kamu, Alea," ucap Nicholas.

"Kalau benar begitu kenapa kamu masih tetep mau menikahimu?" Alea mendorong dada Nicholas membuat jarak dengan pria itu.

Nicholas tersenyum miring, lantas mendorong Alexa hingga perempuan itu terduduk di sofa panjang.

Suara Alea tercekat, napasnya tiba-tiba berhenti, ketika Nicholas berjalan ke arahannya bahkan mengungkungi dirinya.

"Ma-u ap-a?" gagap Alea.

"Lalu apa kamu pikir aku juga masih perjaka, mm?" Nicholas menunjukan senyum sinis yang terkesan sedang meledek wanita di bawah kungkungannya. “Kita impas, 'kan? Jadi kamu gak ada alasan lagi buat nolak tawaran aku. Aku juga pegang kartu As lo, Alea!"

Lembaran Masa Lalu

Alexa berada di sebuah kamar yang luas dan mewah, berdiri di dekat dinding kaca berukuran besar, memperlihatkan sebagian kota. Banyak cahaya dari nyala lampu gedung-dan jalanan, jika diperhatikan dengan jelas seperti bintang bertaburan. Sangat indah, tetapi Alexa tidak menikmati keindahan itu. Alexa sedang terjebak dalam dunianya sendiri.

Di tangannya ada sebuah foto anak kecil bernama Noah. Yang publik tahu Noah adalah keponakannya, anak dari kakaknya, tetapi pada kenyataannya Noah adalah anak kandungnya. Dirinya pernah hamil di luar nikah dan kekasihnya tidak mau bertanggung jawab. Bagaimana Nicholas bisa mengetahui apa yang tidak diketahui oleh banyak orang.

Mata Alexa terpejam diikuti cairan bening yang menetes dari matanya. Kejadian itu sudah terjadi empat tahun yang lalu, tetapi masih membekas dan menorehkan luka yang begitu dalam di hati Alexa. Di saat dirinya sudah berhasil keluar dan menutup lembaran masa lalunya iru, tetapi Nicholas tanpa permisi membuka kembali lembaran masalalunya.

Alexa masih berdiri di tempatnya, menatap lurus ke depan. Lorong waktu seolah terbuka, membawanya kembali ke masa lalu.

"Aku hamil, Reza!" aku Alexa pada mantan kekasihnya.

"Bagaimana bisa, Alexa?" tanya Reza.

"Kamu lupa kamu pernah maksa aku buat ngelakuin itu," ucap Alexa.

"Aku gak lupa! Aku juga ingat kalau kamu juga sudah gak perawan waktu itu," balas Reza. "Mungkin saja anak itu anak dari pria yang sudah tidur sama kamu sebelumnya."

"Itu gak mungkin, Reza. Kejadian itu sudah lima bulan yang lalu. Dan usia kandungan aku bari 7 minggu. Aku yakin ini anak kamu!"

"Apa kamu pikir aku percaya. Kamu pasti tidur dengan pria lain selain aku!" hina Reza.

PLAK

"Aku bukan perempuan seperti itu, Reza. Kamu tahu makan itu aku dijebak oleh Farah. Hingga aku harus kehilangan keperawananku!"

"Itu hanya alasan kamu saja!"

Alexa yang marah menarik kerah kemeja Reza lantas menatapnya tajam.

"Kalau kamu tidak ingin bertanggung jawab, setidaknya jangan hina aku, Reza."

Itu adalah kali terakhir Alexa bertemu dengan Reza. Alexa marah dan kecewa karena Reza tidak mau bertanggung jawab atas kehamilannya. Kekecewaannya semakin bertambah ketika Alexa mendengar kabar Reza dan Farah bertunangan. Bahkan mereka sudah menikah sampai detik ini.

Tidak memiliki pilihan lain, Alexa mengatakan semuanya pada sang kakak, Olivia. Hanya Olivia yang Alexa miliki saat itu, karena kedua orang tua mereka sudah lama meninggal. Olivia sangat kecewa pada Alexa lantaran Alexa masih kuliah dan belum menikah. Tetapi mereka tidak memiliki pilihan lain. Tidak mungkin bagi mereka untuk membunuh bayi yang tidak berdosa itu.

Olivia membawa Alexa ke Singapura. Selama masa kehamilan Alexa, mereka tinggal di sana. Sampai waktu Alexa melahirkan seorang bayi laki-laki, wajahnya mirip sekali dengan Alexa.

Olivia dan suaminya, Willy, memutuskan menjadikan anak Alexa sebagai anak mereka. Kebetulan pula keduanya belum dikaruniai anak selama 5 tahun pernikahan mereka. Ada masalah dalam diri Willy yang membuat mereka sulit untuk memiliki keturunan.

KLEK

Suara pintu terbuka membuat lamunan Alexa buyar.

"Sudah lo pikirkan, Alexa?" Alexa berbalik, pandangannya menangkap sosok pria yang baru saja masuk ke kamar itu.

Nicholas masuk ke kamar itu, berjalan dengan kedua tangannya di masukan ke dalam saku celananya, bertelanjang dada, hanya memakai celana training panjang berwarna hitam yang sangat pas di kakinya. Terlihat sederhana, tetapi bisa dipastikan harganya tidak main-main.

"Lo bikin gue gak punya pilihan lain, Nicholas," desis Alexa.

"Itu yang gue mau," ucap Nicholas.

Kedua pasang mata itu saling menatap, dengan tatapan yang sama-sama sulit untuk dimengerti.

"Asal lo gak pernah usik keluarga gue," pinta Alexa.

Nicholas meraih dagu Alexa, mengangkatnya, memaksa wanita di hadapannya untuk melihat ke arahnya.

"Gue bakal lakuin apa yang lo minta, asal lo jadi istri yang penurut," ucap Nicholas membuat Alexa mendengkus lantas menoleh ke arah lain.

"Kapan pernikahannya?" tanya Alexa.

"Satu minggu lagi," jawab Nicholas.

Mata Alexa terbelalak dan langsung menoleh ke arah Nicholas, menatap laki-laki sengit.

"Satu minggu? Lo gila! Gue punya banyak jadwal syuting dan —"

"Gue yang atur jadwal lo—" tukas Nicholas. Laki-laki itu menghapus jejak air mata yang ada di pipi Alexa dengan ibu jarinya. "Lo tinggal duduk manis."

-

-

Kabar pernikahan Alexa dan Nicholas sudah tersebar luas bahkan menjadi tranding topik.

Hari itu Alexa ada jadwal peragaan busana. Selesai melakukan peragaan busana Alexa kembali ke backstage, tetapi dirinya dikejutkan oleh sebuah tamparan keras di pipinya.

PLAK

"Owh, Shit!" umpat Alexa.

Beruntung Alexa sudah masuk ke ruang ganti, hanya ada dirinya, Farah, dan Hana, managernya.

"Farah! Lo apa-apaan sih?" kesal Hana.

"Lo diem! Jangan ikut campur urusan gue sama Alexa!" Pandangan Farah beralih pada Alexa. "Lo emang pelakor, Alexa!" maki Farah.

"Tutup mulut lo, bicth!" geram Alexa.

Alexa langsung mengubah ekspresinya, memperlihatkan senyum manisnya di hadapan Farah.

"Duduk!" ucap Alexa tanpa mengubah ekspresinya.

"Jauhi Reza!" suruh Farah.

Alexa memutar bola matanya malas kemudian mendudukkan dirinya di sofa, mengambil botol air mineral yang diberikan oleh Hana.

"Hana, kasih dia minum juga!" perintah Alexa. "Tenggorokannya pasti kering karena teriak-teriak."

"Gue gak butuh minum!" sergah Farah.

"Karena yang lo butuhin itu dokter jiwa," hardik Alexa.

"Tutup mulut lo!" teriak Farah.

"Stttt, jangan teriak! Telinga gue sakit," ucap Alexa masih dengan ekspresi manisnya.

"Gue mau lo jauhin, Reza!" bentak Farah.

"Udah gue lakuin bahkan sebelum lo nikah sama dia." Alexa bicara sambil memainkan kukunya yang cantik.

"Bohong! Lo kemarin bertemu dengan dia, bukan!" tuduh Farah.

"Betul, dia ngajak gue selingkuh. Dia bilang bosen sama lo," ucap Alexa. "Dia juga minta gue buat batalin pernikahan gue sama Nicholas."

Alexa tidak bohong untuk hal itu, memang benar Reza bicara seperti itu. Tetapi atas apa yang dilakukan oleh Reza pada masa lalunya akan bodoh jika Alexa menerimanya.

Enak saja, tiba-tiba datang setelah menghancurkan hidupnya dan ingin kembali setelah semuanya baik-baik saja.

"Gue gak tertarik sama pria miskin seperti Reza," ucap Alexa. "Lo pasti sudah dengar kabar pernikahan gue sama Nicholas, bukan? Dia baru pria idaman gue, tampan, dan tentunya kaya raya."

"Bohong! Dia itu gay!" ucap Farah.

"Kata siapa? Dia udah buktiin sama gue kalau dia bukan pria belok," tampik Alexa. "Dia itu kuat!"

"Lo benar-benar murahan, Alexa. Lo pasti sudah jebak Nicholas supaya mau nikah sama lo, 'kan?" tuduh Farah.

"Hah, apa?" Alexa menganga, lantas menaruh telapak tangannya di depan mulutnya berpura-pura terkejut.

"Alexa bukan perempuan seperti itu, Farah!" bela Hana.

"Gue gak nanya lo!" hardik Farah.

"Jangan berani bentak manager gue, bicht!" Alexa mengubah ekspresinya menjadi marah.

Suasana menjadi hening saat Alexa memperlihatkan kemarahannya.

Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka.

"Nyonya! Ada yang bisa kami bantu?"

Ketiga perempuan itu menoleh ke asal suara, ada dua pria berbadan kekar datang ke sana. Alexa mengenal mereka, kedua pria itu adalah anak buah Nicholas.

"Bisa usir dia. Aku merasa terganggu," ucap Alexa. Nada bicaranya dibuat manja.

"Baik, Nyonya."

"Jangan sentuh gue. Gue bisa pergi sendiri." Farah melarang dua pria itu menyentuhnya.

"Oh iya Farah, sampaikan pada suamimu untuk jangan patah hati. Gue mau menikah dengan pria kaya itu," ucap Aluna terkesan sedang meledek Farah.

"Awas lo, Alexa!" ancam Farah.

"Pergi, hust, hust!" usir Alexa.

Farah pun akhirnya pergi membuat Alexa dan Hana bisa menarik napas lega.

"Hana, pipi gue panas!" rengek Alexa.

"Gue ambil air es buat kompres pipi lo." Hana pun pergi tidak lama kembali dengan membawa air es untuk mengompres pipi Alexa.

Hana duduk di depan Alexa dan menempelkan handuk kecil ke pipi wanita itu. "Gue sebenernya pengin nanya dari kemarin. Jujur gue penasaran gue gak tahu lo sebelumnya punya hubungan sama CEO muda itu, tahu-tahu lo mau nikah aja. Mana mendadak banget."

"Iya dong. Gak perlu koar-koar tahu-tahu udah sah saja," ucap Alexa diikuti senyuman manisnya.

Terjebak

"Di mana?"

Suara berat itu berhasil membuat suasana hati Alexa bertambah berantakan. Setelah Farah membuat harinya buruk, ditambah Nicholas yang sangat menyebalkan, beruntung pria itu kaya dan juga tampan.

"Gue di salon kecantikan, lagi perawatan wajah. Pipi gue habis kenapa tampar sama istri mantan pacar gue! Gue takut terkontaminasi," jawab Alexa.

"Setengah jam Arif bakalan jemput lo!"

"Hah! Apa setengah jam!" Alexa yang akan dipakaikan masker wajah terkejut. "Setengah jam itu waktu yang sangat singkat," protes Alexa.

"Gue gak peduli!"

Dan sambungan telepon pun berakhir.

"Laki-laki sialan!" maki Alexa di dalam hati.

"Hana, gue gak jadi perawatan muka!" ucap Alexa. "Mba cuci rambut gue sekarang," suruh Alexa pada pegawai salon.

"Baik."

Alexa berdiri dari kursi yang ada di salon kecantikan itu beralih ke tempat cuci rambut.

"Kenapa?" Hana melakukan hal yang sama.

Alexa tidak menjawab, setelah kembali ke kursi barulah Alexa menjawab. "Setengah jam lagi gue dijemput. Mana cukup untuk perawatan muka, Hana."

"Lo gak bilang sama calon suami lo?" tanya Hana.

"Lo gak denger tadi. Dia gak peduli sama gue," jawab Alexa.

"Dia udah ngebet pengin ketemu sama lo kali," ledek Hana membuat Alexa berdecih.

Manager sekaligus temannya itu tidak tahu saja kalau Nicholas itu tukang paksa.

Setengah jam kemudian ...

Ucapan Nicholas benar-benar tidak main-main, setengah jam Arif datang bersama dua bodyguard ke salon itu.

Tunggu!

Seingat Alexa, dia tidak memberitahu keberadaannya, tetapi bagaimana bisa mereka dengan mudah menemukannya?

"Mari, Nona," ucap Arif.

"Hmm," gumam Alexa.

Pandangan Alexa beralih pada Hana. "Hana, aku pergi dulu."

"Jaga dirimu baik-baik." Hana melambaikan tangannya pada Alexa.

Alexa dibawa masuk ke mobil yang Arif bawa lantas meninggalkan tempat itu. Alexa duduk di bangku penumpang belakang, berdiam diri, tidak banyak bertanya akan dibawa ke mana dirinya. Dirinya seolah pasrah dengan keadaan.

Waktu sudah sore, jam pulang kerja pun telah tiba. Jalanan juga terlihat sangat padat, hingga tidak ada celah bagi mobilnya melaju. Alexa yang merasa lelah memilih untuk memejamkan matanya sejenak.

"Kita sudah sampai, Nona," ucap Arif membuat tidur Alexa terusik.

"Kita sudah sampai?" tanya Alexa yang masih duduk sambil mengumpulkannya kesadarannya. "Di mana ini?" Alexa melihat sekeliling, tempatnya sangat asing baginya.

"Tuan ada undangan pesta. Di sini tempatnya. Anda bersiaplah untuk ikut beliau," jawab Arif.

"Pesta?" Alexa terbelalak, membuat kesadarannya pulih seketika. "Kenapa baru mengatakannya sekarang. Dia bahkan tidak memberikan gue kesempatan untuk memilih baju," gerutu Alexa.

"Semuanya sudah disiapkan," ucap Arif. "Mari saya akan antar ke kamar Anda."

Arif lebih dulu turun dari mobil, lantas membukakan pintu mobil untuk Alexa. Keduanya masuk ke hotel.

"Kamarnya ada di lantai lima," ucap Arif disambut anggukkan oleh Alexa.

Mereka masuk ke dalam lift dan Arif menekan tombol angka lima. Lift bergerak naik, membawa mereka ke lantai lima.

"Kenapa bos lo itu suka seenaknya sendiri," gerutu Alexa.

Arif menanggapi itu dengan tawa kecil.

Pintu lift terbuka, keduanya keluar dari lift berjalan sebentar menuju ke kamar yang sudah disiapkan untuk Alexa. Sebuah kamar mewah, di dalam rupanya sudah ada seseorang, dia adalah stylist yang dikhususkan untuk Alexa.

"Silahkan, Nona Alexa. Dia adalah Diana. Orang yang yang akan membantu Anda bersiap," ucap Arif disambut anggukkan oleh Alexa.

Alexa melihat ke arah Diana, memerhatikan penampilan wanita itu dari atas hingga bawah.

"Mari Nona, ikut saya," ucap Diana.

Dua hari baru mengenal Nicholas, Alexa dibuat kesal oleh pria itu dengan sikap Nicholas yang suka seenaknya sendiri. Seperti saat ini beberapa kali harus menarik napas panjang saat memberi kabar secara mendadak jika ada pesta di hotelnya.

Alexa tengah bersiap di kamar hotel itu. Mencoba beberapa model gaun yang dipesan khusus untuknya. Bukan hanya pakaian, ada beberapa sepatu yang harus ia coba. Alexa memberikan nilai plus pada pria itu karena tahu ukuran baju dan sepatunya.

Setelah mencoba beberapa, Alexa memilih gaun tanpa lengan, warna merah menyala. Gaun ketat dengan lebar di bagian bawahnya dan juga terbuka di bagian belakang tubuhnya, menampakkan punggungnya yang putih tanpa celah.

"Gaun yang cantik."

Alexa mematut dirinya di depan cermin, memutar tubuhnya untuk melihat keseluruhan penampilannya.

"Anda terlihat sangat cantik, Nona," puji Diana.

"Terima kasih untuk pujiannya," balas Alexa.

"Sepertinya tuan sangat mencintai Anda, Nona Alexa," ucap Diana lagi.

Alexa ingin tertawa detik itu juga.

Mencintai gue? Itu tidak mungkin. Kami baru bertemu dua hari yang lalu. Dia tidak tahu saja jika pria itu hanya menjadikan gue bonekanya.

"Kenapa lo bisa yakin seperti itu?" tanya Alexa.

"Saya sudah lama bekerja dengannya, Nona. Saya tidak pernah melihat dia begitu perhatian seperti ini pada perempuan manapun," jelas Diana.

Lo tidak tahu saja, dia baik saat ini, tapi setelah ini dia akan kembali menyusahkan gue.

"Seperti itu kah menurut lo?" kata Alexa.

"Ya, Nona. Saya yakin," ucap Diana.

Ketukan pintu di depan kamar itu mengalihkan perhatian mereka. Segera pelayanan khusus itu melangkah untuk membuka pintu.

Wajah Arif terlihat saat pintu terbuka sempurna. Segera laki-laki itu masuk untuk menemui calon istri bosnya.

"Maaf, Nona saya datang ke sini untuk memberikan ini untuk Anda." Arif memberikan sebuah kotak beludru berwarna merah. Alexa membuka kotak berwarna merah itu dan terlihat satu set perhiasan di dalamnya. Matanya berbinar saat melihat perhiasan dengan model sederhana, tetapi nampak sangat mewah.

"Wow, ini sangat indah dan mahal pastinya," seru Alexa.

Alexa tertawa dalam hatinya, tidak ada ruginya juga ia akan menikah dengan orang kaya itu. Setidaknya dirinya mendapatkan barang-barang mewah seperti itu. Jiwa matrenya sedang memberontak kala itu.

"Tuan sengaja menyiapkan barang-barang itu untuk Anda. Tuan dia tidak mau calon istrinya mempermalukan dirinya," ucap Arif.

Mempermalukan dirinya.

"Dia benar-benar yang mengatakan itu?" tanya Alexa kesal.

"Iya, Nona," jawab Arif.

Alexa mendengkus kesal. Sudah ia duga akan hal itu. Sebaiknya jangan terlalu senang saat pria itu tiba-tiba baik dengan memberinya barang-barang mewah itu. Karena di balik itu ada sebuah penghinaan.

"Gue akan akan memakainya dan gak akan hadir di pesta itu. Suruh saja wanita lain untuk menemaninya di pesta. Wanita yang tidak akan membuat dia malu." Alexa duduk santai di tepi ranjang sambil memainkan ujung kukunya.

"Baiklah, jika itu menjadi pilihan Nona, tetapi saya sarankan Anda jangan mencari masalah dengan tuan Nicholas," ucap Arif.

Alexa memutar bola matanya malas. Ternyata asistennya pun sama-sama menyebalkan. Dirinya benar-benar terjebak saat ini. Tidak ada pilihan lain selain mematuhi apapun perintah Nicholas sebab pria itu memegang rahasia terbesar dalam hidupnya.

Dasar pria menyebalkan!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!