NovelToon NovelToon

Setengah SETAN

EPS. 1. TRAGEDI waktu itu.

NOVEMBER 2024.

"Srak!! Srak!! Srak!!"

Seorang kakek tua berwajah datar dan bermata satu sedang menyapu di sebuah rumah besar yang berada di puncak, rumah nya sangat mewah dengan halaman yang sangat luas dan rapih, tapi rumah itu tidak berpenghuni.

Namanya Ki Rekso, dia sudah menjaga rumah mewah itu sejak rumah itu menjadi rumah kosong.

"Wit! Wit! Wit! Wit! Wit! Wit!"

Tiba - tiba terdengar suara burung Kedasih, kakek itu pun menghentikan aktifitas nya dan melihat kesekitaran pohon yang berada di sekitar nya dengan tatapan seolah mewaspadai sesuatu.

"SRAAAAA.." Angin sore berhembus dan menggugurkan kembali duan - daun di pohon.

"Kek, itu suara burung apa ya? Serem banget." Ujar pemuda yang juga sedang memegang sapu.

"Udah mau maghrib, ayo siap - siap pulang." Ujar kakek itu, ia berjalan terpincang - pincang.

"Nanggung kek, udah tinggal ngumpulin sampah aja." Ujar pemuda itu.

"Kalo kamu mau di sini, silahkan! Kakek mau pulang. Burung itu, selalu datang setiap satu bulan sekali, di hari jumat kliwon, dan kedatangan nya bukan tanpa alasan." Ujar kakek tua itu.

"Maksud kakek?" Tanya pemuda itu.

Kakek itu melirik kesana kemari dan dia merasa sangat merinding sekarang, kakek itu langsung melemparkan sapu di tangan nya dan berjalan tergesa - gesa.

"Cepat! Cepat pergi dari sini!" Ujar kakek itu.

"Kek! Tunggu kek." Pemuda itu pun mengejar si kakek yang berjalan tergesa gesa meski kaki nya pincang.

Setelah kakek tua dan pemuda tadi pergi, rumah itu tampak semakin suram dan semakin suram. Apalagi suasana maghrib membuat nya semakin mencekam.

Kakek tua dan pemuda itu sudah sampai di sebuah rumah kecil seukuran kontrakan, dan kakek tua itu langsung minum dengan rakus. Sementara pemuda tadi, dia menatap kakek itu dengan penasaran.

"Kek, sebenar nya kakek kenapa sih? Kayak orang takut banget." Tanya pemuda itu.

"Susah di jelasin nya, kamu nggak akan ngerti." Ujar si kakek.

"Yang jelas, kamu harus ingat ini Dewo. Setiap dua kali dalam seminggu kamu harus bersihkan rumah itu, dan jangan sampai lewat maghrib. Jam lima, lebih baik kamu sudah keluar dari area rumah itu." Ujar kakek tua itu.

"Iya kek. Tapi kenapa kakek kayak orang ketakutan?" Sahut pemuda itu, yang di panggil Dewo.

"Pokok nya kamu inget aja apa yang kakek katakan! Terus kamu harus siapkan sesajen, seperti yang kamu liat saat siang tadi. Karena mereka akan datang.." Ujar kakek tua itu.

"Mereka? Siapa?" Tanya Dewo.

"Iblis!" Ujar kakek itu dengan wajah serius, Dewo pun tertegun.

"Karena dulu, telah terjadi tragedi berdarah yang menewaskan seluruh penghuni rumah mewah itu, semua orang yang tinggal di rumah itu, mati! Kecuali aki.." Ujar kakek tua itu.

Kakek tua itu mengatakan nya dengan wajah seolah menyimpan luka, dia pun menceritakan tragedi yang terjadi di rumah itu, pada masa itu..

"Dulu... aki masih sangat ingat, kejadian nya hari jumat tanggal dua puluh tiga bulan november dua ribu sepuluh.. malam itu.."

[Flashback masalalu..]

JUMAT, 23 NOVEMBER 2010.

Malam itu.. di rumah mewah itu terjadi perampokan besar - besaran. Perampok nya bukan hanya satu atau dua tapi lima, dan semua nya memakai penutup wajah.

"TIARAP!! KALO BERANI NGELAWAN, GUE GOROK LEHER LU PADA!" Teriakan yang menggelegar berasal dari seorang perampok yang memakai penutup wajah.

Kejadian perampokan itu terjadi pada rumah mewah yang jauh dari pemukiman warga lain, rumah mewah itu berdiri di tengah lahan yang sangat luas, dari gerbang rumah menuju ke pintu masuk rumah saja membutuhkan beberapa menit berjalan kaki.

Tapi karena rumah itu berada di tengah - tengah jadi jeritan apapun dari dalam rumah tidak akan terdengar.

"ARGH!! Sakit, hiks.. hiks..!" Teriak seorang perempuan yang tangan nya di tarik paksa oleh salah satu pria yang juga memakai penutup wajah.

"LEPASIN ISTRIKU!!" Teriak seorang pria yang sudah babak belur di lantai, dia adalah suami dari perempuan itu.

"HAHAHAHA!! Bisa apa kau, hah!? Anjing! Kaya hasil pesugihan aja sombong!!" Salah satu pria yang memakai penutup wajah yang lain datang dan menendang kepala si pria.

Ada 5 pria menggunakan penutup wajah, dan masing - masing dari mereka membawa senjata tajam, seperti celurit dan parang. Pekerja yang berjaga di rumah itu sudah tewas di bantai oleh para perampok itu.

"Sakit! Hiks.. Hiks.. Hiks.. Tolong mas." Perempuan yang adalah istri dari pria yang kepalanya di tendang tadi meminta tolong.

"Lepasin istriku!! Urusan kalian sama aku, jangan sakiti anak istriku!" Teriak pria yang kepalanya sedang di injak itu.

Ya, mereka adalah satu keluarga. Kini yang masih hidup tinggal keluarga inti nya saja, yaitu si suami, si istri, anak mereka dan satu perempuan paruh baya, nenek.

"Diam!! bos pelit kayak kau ini memang harus di beri pelajaran!" Ujar salah satu pria.

"A- apa!? Kalian karyawanku!? Kalian! Beraninya kalian merampokku!!" Teriak pria itu.

"DIAM!! Sudah lama kami dendam sama kau! Sombong, pelit! Hahaha.. kau liat siapa yang berkuasa sekarang!" Ujar yang sedang menginjak kepalanya.

"Aku laporin kalian ke polisi!" Ujar pria yang di injak kepalanya.

"Silahkan kalo bisa, hahahaha! Woi, lakuin sekarang!" Ujar salah satu pria itu.

Pria yang mengikat istri si pria tiba - tiba menatap istri si pria yang sekarang sedang kesakitan karena kedua tangan nya di ikat sangat kuat. Mendapat tatapan lapar dari salah satu perampok, istri si korban pria itu mulai mundur mengesot.

"Mau apa kamu! Pergi!" Teriak si istri.

"Badan istri bos kita yang indah ini akan sangat sayang kalo di biarin kedinginan, jadi aku akan berbaik hati memberinya kehangatan." Ujar salah satu pria.

"Udah cepet! Gue juga mau nyicipin." Ujar rekan nya.

"Enggak! Enggak! kalian jangan sentuh saya!! Maasss!!!" Teriak istrinya.

Tapi suaminya tidak bisa melakukan apapun karena badan nya terikat dan kepalanya di injak, juga ada sebilah parang yang tajam di depan leher nya, si suami hanya bisa berteriak dan menangis melihat istrinya mulai di lucuti.

Para pria itu merobek paksa bagian atas pakaian si istri dan karena kebetulan si istri sedang mengenakan baju tidur model terusan, itu memudahkan salah satu perampok menghujam paksa si istri.

"TIDAKKK!!!" Teriak si suami, dia hanya bisa melihat istrinya di perkosa ramai - ramai bergantian di depan matanya nya.

Para perampok itu tidak menaruh sedikit belas kasihan pun, mereka bergiliran menggagahi istri bos mereka tanpa henti, sampai perempuan itu tidak bisa melawan lagi karena lemas.

"AARRRGGGHHH!!!" Teriak suami nya frustasi.

"Kau tengok, hah!!? Kau tengok macam mana rupa istrimu itu? Wuiih, pantas lah kau ini cinta setengah mati, rasanya memang mantap, Hahahah.."

"Hahahahahha.."

"Hahahahahah.."

"Aku bunuh kalian semua!!!" Teriak sang suami, tapi para perampok itu tetap tertawa.

Tiba - tiba mulut pria itu menggumam kan sesuatu, entah apa.. Dan entah apa yang terjadi tiba - tiba kilat menyambar dengan kuat nya sampai semua perampok tiarap.

"Woi! Dia panggil sesembahan nya, gimana ini!?" Salah satu perampok panik.

"Heng! Budak iblis!!" Ujar salah satu perampok dan kembali menendang kepala si pria.

"Ya junjunganku!! Ya rajaku! Ya pimpinanku! Aku minta balaskan dendamku pada mereka!!!" Tiba - tiba si pria berucap sumpah.

Para perampok itu panik karena hujan lebat berangin tiba - tiba mengguyur bumi di sertai petir dengan suara yang besar.

"Aku tidak rel...khhk!!" Tiba - tiba salah satu dari perampok itu menggorok leher pria itu dan pria itu langsung kelojotan.

Istrinya menangis histeris melihat itu, tapi tak lama dia juga di bunuh. Setelah istri si pria terbunuh, para perampok itu juga membunuh anak mereka dan seorang wanita lansia.

"Mama..." Gumam anak perempuan yang kesakitan karena perut nya di tusuk.

Perampokan itu berakhir manjadi tragedi pembunuhan sadis satu keluarga di rumah mewah itu, yang menewaskan satu laki - laki paruh baya (ayah) satu perempuan paruh baya (ibu) satu perempuan lanjut usia (nenek) satu anak perempuan berusia 9 tahun ( anak).

Tidak hanya mereka, para pekerja di sana, 5 perempuan (pelayan rumah) dan 4 pria berseragam yang di duga penjaga yang bekerja di rumah mewah itu juga tewas di bantai.

Setelah nya mereka mengambil semua barang berharga, emas, uang, semua yang berharga mereka bawa. Mereka lalu mengecek satu persatu ruangan di rumah itu untuk mengecek kalau - kalau masih ada saksi yang hidup, dan mereka mendapati sebuah ruangan dengan lampu berwarna merah.

"Hng! Kau tengok tuh!? Nyugih memang mereka tuh. Setiap bulan nya ada saja kan teman kerja kita yang mati di pabrik?" Ujar salah satu perampok.

"Teman kerja kita itu di jadikan wadal (tumbal) sama bos kita, tau rasa mereka! Ngumpulin harta pake nyawa orang lain, mampus!" Ujar Rekan nya.

Di dalam kamar yang berlampu merah itu terlihat sangat mengerikan, ada sebuah kepala kambing besar namun bertanduk yang di tempatkan di tengah - tengah sebuah pola, hordeng dan karpet nya pun berwarna merah dengan sebuah ranjang mewah bertaburkan bunga mawar merah dan sebuah meja yang berisikan sesajen lengkap.

Setelah nya para perampok itu pergi dari sana meninggalkan begitu saja jasad - jasad di rumah itu. Tanpa mereka tau sebenar nya masih ada satu yang masih hidup, yang berhasil menyelamatkan diri setelah di aniaya, yaitu kakek tua itu.

Kakek tua itu dulu nya masih muda, mata nya buta satu karena tersambit parang yang di gunakan para perampok itu, dan kakinya pincang karena di injak sampai patah.

Kakek tua itu lalu melihat semua penghuni rumah itu tewas, dia menangis ketakutan saat itu tapi dia tidak melihat satu orang lagi dari anggota keluarga itu, yaitu bayi dari majikan nya. Dia mencari kesana kemari bayi majikan nya barang kali masih selamat tapi tidak ada, dan ketika dia tanpa sengaja melihat sebuah kamar serba merah, dia masuk ke sana.

"Apa mereka bawa anak nya tuan? Atau di bunuh? Kasihan.. dia masih bayi." Gumam kakek itu saat itu..

Tapi dia terkejut ketika dia melihat bayi yang di cari - carinya ternyata masih hidup dan berada di atas meja persembahan di kamar itu, tapi yang membuat kakek itu ngeri adalah, bayi itu dalam kondisi berlumuran darah.

"Non kecil.. hiks.. hiks.." Kakek tua itu menangis, dia langsung mengangkat bayi itu dari baskom.

Bayi perempuan itu tidak menangis sama sekali, dia sangat tenang dan hanya bergerak - gerak selayak nya bayi dengan mata berkedip - kedip dan mulut yang bergerak seolah menyecap, bayi itu menyecap darah yang berlumuran di dekat mulut nya.

Kakek tua itu dengan pelan meletakkan bayi perempuan itu di ranjang dan mengelap nya menggunakan kain seadanya, dan dia terkejut karena bayi itu sama sekali tidak terluka barang secuilpun. Tubuh nya utuh tanpa sedikitpun goresan, itu berarti darah yang melumuri tubuh nya tadi itu bukan darah bayi itu..

"Apa tuan dan nyonya beneran pesugihan??" Gumam kakek itu.

Kakek itu kembali tertegun saat melihat mata bayi itu yang terus menatap kearah nya, dia memperhatikan lamat - lamat perlahan mata bayi itu menghitam total, kakek tua itu pun mundur terkejut dan ketakutan.

Yang lebih mengerikan lagi adalah, bayi itu tersenyum smirk padanya. Kakek itu langsung lari ketakutan dan keluar dari rumah itu, dengan jantung yang berdebar tidak karuan.

[Flashback masalalu end.]

"Setelah itu kakek minta tolong polisi, polisi dan entah apa itu orang - orang seperti dokter membawa semua jenazah - jenazah yang ada di rumah itu, tapi mereka tidak membawa bayi perempuan itu." Ujar Aki.

"Bayi nya meninggal, kek?" Tanya Dewo.

"Tidak, mereka tidak menemukan bayi itu, kakek bilang pada mereka harus nya ada bayi, tapi mereka mencari nya kesana kemari di rumah itu, tapi tetap tidak menemukan bayi itu, bayi perempuan itu hilang secara misterius!" Ujar kakek

"kakek yakin, bayi itu bukan bayi manusia, dia jelmaan iblis!" Ujar kakek dengan tatapan serius nya.

"Mungkin nggak kalo bayi nya di bawa sama salah satu perampok waktu itu, bisa aja kan perampok nya balik lagi, kek??" Ujar Dewo.

"kakek nggak tau, tapi yang jelas anak itu bukan seperti anak manusia. Sekarang sudah epat belas tahun berlalu, kakek nggak tau dia hidup atau enggak.." Sahut si kakek.

"Berarti kalo bayi itu masih hidup, kira - kira mungkin dia seumuran sama aku ya kek? Terus kok rumah ini di sewain, kek? Ntar kalo ada yang nyewa dan terjadi sesuatu gimana?" Tanya Dewo.

"Itu resiko yang nyewa, kakek cuma menjalankan perintah." Ujar kakek Rekso, lalu pergi meninggalkan Dewo dengan pertanyaan besar di kepalanya.

BERSAMBUNG..

EPS. 2. Ada yang aneh.

Seorang gadis baru saja keluar dari kamar mandi di tengah malam, ia hendak kembali masuk ke kamar nya tapi langkah nya terhenti ketika mendengar suara atap rumah nya berderit seolah ada yang berjalan - jalan.

"Gila tuh anak, jam segini belum tidur juga." Gumam nya.

Di lantai atas rumah itu ada ruangan yang di tempati adiknya juga, gadis itu melihat jam di dinding dan itu sudah menunjukan pukul 2 dini hari. Gadis itu bernama Zoya, karena penasaran Zoya pun menaiki tangga kayu yang menuju ke atas.

Setelah sampai di atas, Zoya tidak melihat apapun, bahkan pintu kamar mandi atas pun juga terbuka. Zoya hendak membuka kamar adiknya, tapi tiba - tiba ada yang memegang kaki nya. Zoya pun menoleh ke belakang tapi tidak ada siapa - siapa di sana. Tapi jantung nya mulai berdebar dan merinding seketika karena Zoya mendengar hembusan nafas tepat di telinga nya.

"Hhhhh.."

Zoya akhir nya mengurungkan niat nya untuk membuka kamar adiknya, ia berjalan menuju kamar nya sendiri yang berada di sebelah kamar adiknya sampai..

"Mau main petak umpet nggak!?" Tiba - tiba Zoya mendengar suara adik nya.

"DEG!!"

Zoya menoleh tapi saat itu juga dia sangat ketakutan tanpa sebab dan langsung masuk kedalam kamar nya.

"Apa itu tadi.." Gumam Zoya dia langsung masuk kedalam selimut nya.

Ke esokan harinya..

"Hiks! Hiks! Hiks! Hiks!

Seorang anak perempuan sedang menangis sambil mengguyur dirinya sendiri di kamar mandi, darah mengalir bercampur dengan air dan larut dari tubuh gadis itu, entah apa yang terjadi.

"Mia, kamu kenapa nak??" Panggil suara perempuan paruh baya dari luar.

Gadis yang sedang menangis itu bernama Mia. Mia tiba - tiba diam dan mencoba mengendalikan dirinya, ia pun menyahuti perempuan yang merupakan ibunya.

"Nggak apa - apa, ma. Mia lagi mandi." Sahut nya dari dalam kamar mandi.

"Kamu nggak lagi nangis kan, nak?" Tanya ibunya.

"Enggak ma, Mia lagi nyanyi." Sahut gadis bernama Mia itu.

"Jangan nyanyi di kamar mandi nak, nggak boleh, pamali. Mama tunggu Mia di luar ya.." Ujar ibunya.

"Iya ma." Sahut Mia dari dalam.

Ibunya merasa aneh menatap pintu kamar mandi, dia mencium bau amis yang sangat luar biasa dari kamar mandi itu. Ibunya menoleh kesana kemari mencari sumber bau nya, tapi memang itu dari kamar mandi.

'Mia lagi haid kali, ya.' Batin ibunya Mia, ia lalu pergi dari sana.

Sementara Mia, dia memakai hampir sebotol sabun mandi di kamar mandi nya untuk membersihkan darah yang mengotori tubuh nya.

"Darah apa ini sebenarnya, padahal aku nggak luka sama sekali." Gumam Mia.

Sampai seluruh ruangan itu bau harum semerbak. Setelah di rasa dirinya bersih Mia lalu memakai pakaian nya dan keluar dari kamar mandi, tapi setelah nya dia melihat ayah nya yang berdiri menatap nya dengan tatapan aneh.

"Ayah kenapa?" Tanya Mia.

"Kamu mandi lama banget, ayah kebelet boker dari tadi." Ujar ayah nya lalu nyelonong masuk ke kamar mandi.

"Astaga Mia!! Kamu abisin sabun sebotol??!" Teriak ayah nya dari dalam kamar mandi.

"Enggak, yah.. Itu tadi ke senggol tangan Mia, tumpah semua." Sahut Mia berbohong.

Tak terdengar sahutan lagi, tapi ayah nya menggumam tidak jelas di dalam kamar mandi. Mia melangkahkan kaki nya pergi dan menaiki tangga kayu yang menuju ke kamar nya sendiri..

Di rumah itu memang memiliki dua kamar mandi, satu di lantai atas dan satu di lantai bawah. Tapi di lantai atas kebetulan sedang rusak dan ayah mereka belum memperbaikinya. Rumah mereka bukan di komplek perumahan tapi lebih seperti di perkampungan di tengah Jakarta, hanya saja rumah nya bagus.

Rumah itu memiliki dua lantai tapi di lantai dua hanya ada 2 kamar dan satu kamar mandi yang di tempati gadis bernama Zoya dan adiknya, Mia.

Dapur dan meja makan jadi satu, dan langsung ruang tv, di sekat selanjut nya baru ruang tamu, sungguh rumah nya sangat tertata.

"Darah nya banyak banget, kalo mama liat mama bisa marah." Gumam Mia.

Dia lalu mengelap semua darah yang tercecer di lantai kayu nya dan dari jejak nya itu mengarah ke jendela yang menghadap keluar.

"Tapi apa.. siapa yang masuk ke kamarku dan nyiram darah di sini, jahat banget orang itu." Gumam Mia.

"Mia!" Teriak ibunya dari bawah.

"Iya, ma." Sahut Mia dan dia panik.

"Ayo nak, jadi nggak ikut mama ke pasar? Katanya mau beli seragam baru." Ujar ibunya.

"Iya, Mia turun." Sahut Mia, lalu dia asal melempar kain yang dia gunakan untuk mengelap.

Mia turun, dan di bawah sudah ada Zoya yang tampak baru bangun dan duduk di meja makan sambil minum air putih.

"Pagi - pagi, udah berisik aja! Mau pada kemana si ma!?" Ujar Zoya dengan kesal karena tidur nya terganggu.

"Mia mau ikut mama ke pasar kak, kak Yaya mau titip?" Tawar Mia. (Yaya adalah nama panggilan kecil Zoya.)

Zoya menatap Mia dengan tatapan entah apa, ada rasa penasaran juga ngeri di saat yang bersamaan.

"Mia, kamu jam dua malem ngapain belum tidur?" Tanya Zoya.

"Hah?? Mia tidur cepet kok kak. Abis belajar Mia tidur." Sahut Mia. Zoya tampak menatap Mia seolah menelisik, tapi akhirnya dia menghembuskan nafas nya.

"Sono lah pergi, gue mau tidur lagi." Ujar Zoya.

"Eh.. anak gadis udah bangun malah mau tidur lagi, pamali.." Ujar ibunya.

Zoya tak menggubris, dia tetap kembali naik ke atas dan masuk kedalam kamar nya. Ibunya hanya bisa geleng - geleng saja melihat itu, akhir nya Mia dan ibunya pun pergi keluar dari rumah menuju ke pasar menggunakan angkutan umum.

Sesampainya di pasar, Mia lebih dulu meminta beli seragam agar tidak lupa, setelah nya beru dia mengikuti ibunya dari belakang untuk berbelanja kebutuhan di rumah. Awalnya Mia tidak merasakan apapun, tapi tiba - tiba mata Mia seperti berkunang - kunang saat mencium bau darah.

'Aku kenapa.' Batin nya.

"Tak! Tak! Tak!" Suara tukang daging memotong daging sapi.

Mia semakin semaput, tapi bukan semaput ingin muntah, justru Mia seolah ingin mendekat dan meminum darah segar dari sapi - sapi itu.

"Mia, kamu mau beli apa?" Tawar ibunya.

"Darah." Sahut Mia tanpa sadar, ibunya melirik menatap Mia dengan keheranan.

Tatapan Mia saat ini tertuju pada daging sapi yang tengah di potong.

"Mia." Panggil ibunya, barulah Mia sadar.

"Ya, ma?" Sahut Mia.

"Jangan bengong, ih.. ntar kerasukan, nak. Kamu mau daging apa?" Tanya ibunya lagi.

"Ikan lele aja ma, kayak biasa." Sahut Mia, ibunya mengangguk.

Ibunya keheranan dengan anak nya yang memang bertingkah aneh sejak semalam. Semalam ibunya Mia melihat Mia di luar rumah sedang berdiri, ketika ibunya akan memanggil Mia malah pergi menjauh. Yang aneh adalah saat ibunya hendak membuka pintu mengejar Mia, posisi pintu nya terkunci dari dalam, jadi bagaimana Mia bisa di luar?

Mereka kembali berkeliling lagi setelah membeli ikan lele untuk Mia, ibunya tak lagi memikirkan apa yang terjadi.

Sementara itu di tempat lain..

"Motor ku udah jadi, bang?" Tanya seorang anak laki - laki yang menggunakan jaket varsity pada seorang karyawan bengkel, Dewo.

"Udah, bentar ya.." Sahut karyawan bengkel.

Dewo memperhatikan cara pria yang sedang memperbaiki motor nya itu dengan tatapan ingin tahu.

"Dah, kelar." Ujar pria yang sebelumnya memperbaiki ban pemuda itu, dan terlihatlah wajah nya yang adalah Gani.

"Alhamdulillah, makasih bang.." Ujar Dewo.

Ya, Gani.. Gani masih menjadi seorang montir di bengkel motor, masih di bengkel yang sama.

"Sama - sama, hati - hati di jalan." Ujar Gani dan Dewo mengangguk sambil tersenyum.

Setelah Dewo pergi, Gani melihat di belakang Dewo, ada sosok nenek - nenek yang sepertinya mengikuti Dewo, tapi sosok itu tidak beraura negatif, sebaliknya nenek - nenek itu menjaga Dewo.

Ya, Gani kini lebih peka. Masih belum selevel dengan Jingga tapi Gani sudah bisa melihat dengan jelas, tapi dia masih belum berani menolong sosok yang tersesat.

Tak lama datang boss Gani, boss nya datang sambil membawa makanan. Gani menatap makanan itu tanpa sepengetahuan bos nya.

"Ni, gue bawa makanan ini buat lu, dari kampung." Ujar mantan bos nya.

"Iya bang, makasih." Sahut Gani.

"Bang, hari ini gue ijin, abang inget kan?" Tanya Gani.

"Oiya lupa, ya udah lu pergi aja." Ujar bos nya.

"Iya bang, makasih." Ujar Gani.

"Makanan nya di makan ya, Ni." Ujar bos nya dan Gani mengangguk.

Gani lalu bersiap hendak pergi, dan dia membawa makanan yang di berikan oleh bos nya tadi. Tapi setelah Gani berjalan lumayan jauh dari bengkelnya, dia membuang makanan yang di berikan bos nya itu.

Entah mengapa Gani membuang nya, sepertinya Gani mengetahui sesuatu tentang bos nya. Gani lalu menaiki bus menuju ke suatu tempat, dan dia menghubungi seseorang.

"Do, gue menuju ke tempat lu, Elang udah di sana?" Tanya Gani.

"Okay, sip. Gue lagi ke situ.." Ujar Gani..

Gani sudah punya kendaraan sebenar nya, tapi Gani lebih memilih naik kendaraan umum karena satu dan lain hal.

"Hanya Allah yang maha membolak balikan hati manusia." Gumam Gani, sambil menatap jalan raya.

BERSAMBUNG...

EPS. 3. ADA SETAN!

Mia sampai di rumah bersama ibunya, dan saat dia sampai di rumah nya, ia melihat ayah dan kakak perempuan nya sedang bertengkar, entah apa yang terjadi.

"Udah lah! Males ngomong sama ayah! Nggak pernah percaya omongan aku." Ujar Zoya dengan keras.

"Eh, kenapa sih.. kok ngomong nya kasar gitu ke ayah, nak.." Tegur ibunya.

Zoya hanya diam tak menjawab tapi tatapanya melirik Mia dengan tajam, Mia yang tidak tahu apapun pun hanya bisa ikut kebingungan.

"Siapa lo sebener nya, hah!?" Ujar Zoya tiba - tiba.

"Maksud kakak?" Mia kebingungan.

Zoya tak berbicara lagi dan memutuskan untuk pergi dengan kesal. Entah apa maksud Zoya bicara demikian, dia membuat semua orang di rumah kebingungan.

"Heh! Mau kemana kamu Zoya!?" Panggil ayah nya.

"Pergi! Males aku di rumah." Sahut Zoya sambil membanting pintu keluar.

"Kenapa sih, yah?? Ayah malah berantem sama Yaya, suaranya sampe ke depan." Ujar ibunya. (Yaya adalah panggilan kecil Zoya)

"Nggak usah di pikirin, anak ngaco emang." Ujar sang ayah

"Ya kalian ngeributin apa?? Mama pengen tau." ibunya sampai mengusap - usap punggung suaminya.

Ayah Zoya tak menjawab, tapi dia melirik menatap Mia. Ayah nya seperti memikirkan sesuatu tentang Mia, tapi dia tidak mengucapkan nya pada istrinya.

"Nggak ada, udah ayah mau kerja." Ujar sang ayah, lalu pergi dari rumah.

"Ya Allah, anak sama ayah tabiat nya sama, tukang marah - marah abis itu pergi." Ujar ibunya.

Mia menatap ke arah pintu keluar, dia hanya diam tapi dia memikirkan apa yang di maksud oleh kakak nya tadi.

'Kok kakak ngomong gitu? Kak Yaya sekarang jadi galak sama aku.' Batin Mia.

Mia lalu pergi naik ke kamar nya, dia duduk dan menatap keluar jendela kecil di kamar nya.

Di tempat lain..

Zoya sedang duduk di depan supermarket yang terdapat tempat duduk di depan nya, Zoya terlihat sangat stress entah apa sebab nya. Sampai dia tidak sadar seseorang duduk di depan nya karena dia bengong dari tadi.

"Zoy." Panggil nya lagi.

"Eh, Gani. Sorry Ni, gue nggak liat." Ujar Zoya

Ya, Gani.. Zoya satu universitas dengan Gani dan mereka berteman.

"Ya iya lah nggak liat, orang lu ngelamun." Ujar Gani sambil terkekeh, Zoya pun tersenyum kikuk.

"Kenapa si? Lagi ada masalah?" Tanya Gani, sambil menyodorkan sebotol air putih pada Zoya.

"Kalo gue ngomong juga paling lu ngira nya gue ngimpi dan ngigo, nggak ada yang percaya gue ngomong apa soal nya." Ujar Zoya.

Tanpa basa - basi lagi dia mengambil botol yang Gani ketakkan di depan nya, Gani pun hanya terkekeh saja mendengar itu, Zoya benar - benar terlihat sangat frustasi sekarang.

Gani dan Zoya berkuliah di universitas yang sama, dan mereka sama - sama mengambil kelas malam karena siang nya mereka harus bekerja sambilan. Zoya bekarja di sebuah cafe, dan dia meminta pada bos nya agar dia selalu shift siang, sebab malam nya dia masuk kuliah seperti Gani.

Dan karena mereka berada di kelas yang sama, Gani dan Zoya sering berinteraksi. Dari obrolan kecil yang semula hanya say hi, kini menjadi teman karena entah mengapa Gani melihat Zoya adalah sesama pejuang sepertinya.

"Kok lu di sini, Ni?" Tanya Zoya akhir nya.

"Lagi nyari kerjaan sambilan yang baru." Sahut Gani.

"Loh, kenapa sama bengkel lu?" Tanya Zoya.

"Nggak apa - apa, pengen suasana baru aja." Sahut Gani.

"Terus dapet?" Tanya Zoya.

"Belom, pelan - pelan aja, kalo rejekinya juga pasti nemu." Ujar Gani.

"Iya lu mah jadi orang terlalu sabar, sampe kadang - kadang gue herman hati lu tuh terbuat dari apa, kagak pernah gue denger lu marah." Ujar Zoya dengan logat betawi nya, Gani terkekeh.

"Pak Herman di bawa - bawa." Gani terkekeh.

Mereka mengobrol di sana, tapi Zoya juga jadi melupakan hal apa yang membuat dirinya menjadi kesal sebelum nya.

"Kalo lagi kesel, jangan lupa istigfar.."Ujar Gani.

..........

Malam harinya, Zoya pulang ke rumah sekitar jam 7 malam waktu nya makan malam. Zoya duduk di meja makan yang hanya ada ibunya saja, Mia tidak terlihat sepertinya dia di kamar nya.

Zoya tidak mengucapkan apapun, dia hanya duduk diam sampai membuat ibunya geleng - geleng.

"Masih belum kelar marah nya, Ya? Apa sih yang bikin kamu sampe marah - marah sama ayahmu?" Tanya ibunya.

"Jangan mulai ma, aku diem aja dari tadi loh." Ujar Zoya.

"Justru itu.. kamu akhir - akhir ini jadi sering diem, pemarah, kamu mudah meledak, mudah tersinggung, bahkan tadi pagi kamu berantem sama ayah, padahal sebelum nya kamu nggak pernah gitu." Ujar ibunya Zoya.

"Yaya laper, Yaya mau makan." Sahut Zoya. ( Yaya adalah panggilan kecil Zoya.)

Zoya pun makan seperti biasanya, dan saat sedang lahap - lahap nya Zoya makan, di penglihatan Zoya nasi yang ada di piring nya itu menjadi belatung yang bergerak, spontan Zoya terkejut dan berteriak sambil mendorong piring nya ke lantai.

"Akkh!!"

"Prang!!" Piring pun pecah.

"Ya Allah, Yaya! Kamu tuh kenapa sih!!?" Ibunya sampai bangun dari duduk nya.

"M- ma! Tadi di piring itu ada banyak belatung nya ma!" Ujar Zoya dengan takut.

"Belatung - belatung apa sih Ya.. orang itu nasi. Kamu kalo nggak suka mama nasehatin nggak harus marah dan ngamuk gitu, dong." Ujar ibunya.

Zoya mundur menjauh karena, di matanya semua makanan yang ada di meja makan itu berubah bentuk. Ikan lele goreng berubah menjadi lele mentah busuk yang penuh belatung, nasinya jadi belatung, sop ayam nya berkuah darah dan daging nya terlihat seperti potongan jari tangan manusia.

"Nggak beres, ini nggak beres." Gumam Zoya, dia langsung masuk kedalam kamar nya.

Ibunya pun hanya bisa menggeleng - gelengkan kepalanya melihat putrinya yang malah pergi bukan nya membersihkan makanan yang dia pecahkan tadi.

"Itu anak makin dewasa kok makin susah di atur nya." Gumam ibunya.

Ibunya pergi mengambil sapu dan pengki untuk membersihkan makanan yang Zoya banting ke lantai.. Saat ibunya kembali si ibu kaget melihat perempuan duduk di depan pecahan beling dan makanan Zoya sebelum nya, dan dari suara nya sepertinya perempuan itu sedang makan.

"Siapa kamu!?" Tanya ibunya Zoya.

Perempuan itu menghentikan makan nya dan terdiam. Ibunya Zoya mendekat perlahan karena perempuan itu berambut sangat panjang dan mengeluarkan bau yang tidak sedap.

"Hei! Kamu siapa!?" Tanya ibunya lagi.

Perempuan yang yang semula diam itu tiba - tiba menoleh menatap ibunya Zoya dan seketika ibunya Zoya berteriak dengan keras..

"AAARRHHH!!!!" Dan dia jatuh pingsan.

"Ma!" Zoya keluar dari kamar dan mendapati ibunya yang sudah jatuh pingsan.

"Ma! Mama kenapa!?" Zoya menepuk pipi ibunya.

"Kak, mama kenapa kak?" Tanya Mia, Zoya menatap Mia tapi dia tidak menjawab.

"Ma, bangun ma.." Ujar Zoya, dia masih mencoba membangunkan ibunya.

Mia menyentuh kaki ibunya tapi oleh Zoya tangan nya di kibas kan dengan keras sampai Mia terhempas dan punggung nya membentur kaki meja makan.

"Jangan pegang mama!" Bentak Zoya.

"Kakak kenapa sih!? Kakak marah - marah terus sama Mia." Ujar Mia, Zoya menatap adik nya itu dengan kebingungan.

Dan saat yang bersamaan ayah mereka pulang dan terkejut melihat istri nya tergeletak di lantai, dia pun langsung menghampiri.

"Astagfirullah! Kenapa mama kalian?" Tanya ayah mereka dan langsung menggendong ibunya ke sofa.

"Nggak tau, tadi mama teriak terus jatuh pingsan, yah." Ujar Zoya.

"Ambil minyak angin cepet, Ya." Ujar ayah nya menyuruh Zoya.

Zoya berlari ke kamar dan mengambil minyak angin, lalu ia bergegas memberikan nya pada ayah nya. Ayah nya menggosokkan minyak angin, tapi Mia hanya terus berdiri sambil menangis menatap ibunya yang pingsan.

Setelah beberapa saat ibunya pun sadar dan membuka mata, tapi dia langsung menangis histeris.

"Setan! Setan! Yaya, ayah, tadi ada setan di situ!" Ujar ibunya Zoya menunjuk ke arah dapur, tepat nya di tempat Mia berdiri.

"Setan apa sih ma.. Mama kecapekan aja itu mah, jadi nya salah liat." Ujar ayah Zoya.

"Beneran ayah.. Tadi mama mau nyapu, setan nya lagi duduk makanin makanan yang jatoh di lantai itu. Muka nya hancur, berdarah - darah, dari mulut nya menetes darah, itu pasti setan." Ujar ibunya Zoya ketakutan.

"DEG!!" Zoya tertegun.

...BERSAMBUNG....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!