NovelToon NovelToon

Pembalasan Grizella Yang Sebenarnya

BAB 1 Serangan

Dorr....

Dorr....

Bugh....

Srett....

Pertengkaran untuk menggagalkan pelayaran kapal yang berisi obat-obatan itu lagi-lagi terjadi, bukan yang pertama kalinya, hal seperti ini akan terjadi jika komplotan gengster mengetahui jika obat-obatan yang selalu laku di pasar akan segera di perjual beli kan di pulau lain.

Dengan mencurinya, mereka akan mendapatkan uang yang lebih, karna obat yang biasanya di jual akan mereka jual dengan harga lebih rendah.

Konsumen akan memilih membeli kepada mereka yang harganya relatif murah.

Bugh....

"Cih, hanya mencuri yang bisa kalian lakukan?" ucap Pria yang sudah menghajar bos dari komplotan yang ingin mencuri obat-obatan yang akan dijual olehnya.

Bos itu sudah terkapar, karna satu tonjokan mengenai hidungnya.

"Lihatlah, bos kalian saja lemah! mengapa kalian bisa ada di bawah perintahnya? sedangkan dirinya tidak bisa apa-apa." Lanjut pria itu berteriak kepada orang-orang yang bersama Bos komplotan itu.

komplotan yang ingin mencuri obat-obatan itu kini sudah tidak berdaya, tidak ada tenaga lagi untuk mereka melawan Mafioso di hadapan mereka saat ini.

"Leo, bagaimana?" tanya Grizella yang baru sampai di tempat itu.

Leo menghubungi Grizella, jika kali ini terjadi percobaan pencurian kembali, sebenarnya Grizella tidak perlu khawatir, karna hal ini sering terjadi dan selalu bisa di selesaikan.

Tapi karna dirinya juga sedang tidak ingin di rumah, ia datang kesana sebentar untuk melihat seperti apa biasanya hal ini terjadi.

Leo yang mengetahui keberadaan sang pemimpi pun menundukkan badannya 90°, di ikuti para Mafioso yang lain, lalu menegakkan tubuh mereka kembali.

"Akan saya selesaikan, Queen. Agar kapal bisa segera berangkat berlayar." ucap Leo, mengatakan jika semuanya akan segera ia selesaiken, agar obat-obatan juga cepat sampai, karna sangat di nantikan oleh konsumen.

"Baiklah, aku percaya padamu, Leo."

"Oh iya .... " Grizella berhenti sejenak, mengangkat dagu Bos dari komplotan itu menggunakan Glock nya, agar bos itu menatap Grizella.

Bos dari komplotan itu merasa udara disana sangat mencekik, apalagi sepertinya ia akan segera tertusuk, karna tajamnya tatapan sang pemimpi FAMIGLIA MOON.

Bisa-bisanya dia berhadapan langsung dengan sang pemimpi, pikirnya yang mulai menyesali tindakan yang gegabah ini.

"Sisa kan aku satu, Bajingan ini." Lanjut Grizella, menekan kalimat terakhirnya.

"Baik Queen." ucap Leo, mengiyakan perintah sang Queen, lalu membungkuk, di ikuti Mafioso FAMIGLIA MOON lainnya

Grizella tidak lama berada disana, ia hanya ingin melihat bagaimana situasi jika terjadi hal yang sering terjadi ini.

Selama ini Grizella hanya menerima laporan penyerangan, dan kembali menerima laporan jika semua sudah beres.

Grizella segera pergi dari lokasi itu, tinggal menunggu laporan dari Leo jika semua sudah beres, seperti biasanya.

"Bereskan semua ini." Perintah Leo kepada para Mafioso yang bertugas membereskan mayat-mayat disini.

"Cepat masukkan barang yang masih tertinggal." Leo kembali memerintah, memastikan jika semua barang harus sudah ada di dalam kapal, dan siap untuk berlayar.

Di lain tempat, Grizella baru memasuki rumah tempatnya tinggal saat ini, jam sudah menunjukkan pukul 21.15.

"Ekhem, baru pulang jam segini, jalang Lo?" Dehem seseorang yang sedang menuruni tangga, yang pasti omongannya di tujukan untuk Grizella, karna tidak ada siapa-siapa lagi disana.

"M-maaf bang, a-aku lembur hari ini." ungkap Grizella, menyatakan bahwa Grizella baru pulang karna dirinya lembur.

Grizella memang memberitahu keluarganya jika dirinya kerja part time setiap sepulang sekolah di salah satu cafe.

Grizella memberitahu mereka seperti itu karna jika dirinya sepulang sekolah tidak ada, berarti dirinya sedang bekerja di cafe, padahal Grizella pergi ke markas, ataupun ke perusahaannya.

Dengan begitu, keluarganya tidak akan curiga, dengan kegiatan apa yang Grizella lakukan sepulang sekolah.

Meskipun setiap Grizella pulang, orang-orang rumah pasti akan selalu mencari kesalahan Grizella, agar ia selalu mendapat hukuman dari mereka.

"Terserah Lo. Mending bikinin gue makanan, gue laper." ucap Ken memerintah Grizella, padahal Ken sendiri tahu jika adiknya baru saja pulang dari bekerja, yang pasti akan merasakan cape.

"B-baik bang."

Grizella pergi ke dapur memasak sesuatu untuk Ken.

Di rumah se besar itu memang ada pelayan, tapi jika Grizella di suruh oleh keluarganya, ia harus menurut, sekalipun mereka menyuruh Grizella untuk mencabuti rumput di taman belakang yang luas itu dengan tangan Grizella sendiri, ia harus menurut.

Makanan sudah siap, Grizella memasak Nasi goreng seafood untuk makan malam Ken, ia memberi sepiring nasi goreng itu kepada Ken, juga menyiapkan minumnya.

"Aku pergi ke kamar, bang." pamit Grizella setelah sudah melakukan perintah dari Ken, abangnya.

"Hmm." balas Ken singkat.

...**************...

Pagi hari tiba, Grizella mengawali hari nya dengan membuka room chat yang ada di handphone nya.

Betapa terkejutnya Grizella saat mendapati informasi bahwa ada yang membobol keuangan perusahaan sang papa, dan mengambil beberapa uang disana.

IT kepercayaan Grizella yang memberitahunya, Grizella memang mengawasi perusahaan sang papa, agar dia bisa lebih mudah menghancurkannya nanti, jika hari itu sudah datang.

Grizella tidak begitu peduli, karna itu memang bukan urusannya untuk mengurus perusahaan papa brengsek itu.

Tapi, yang membuat Grizella terkejut adalah ketika ia tahu, ternyata yang membobol perusahaan itu adalah pamannya, tidak hanya mengambil beberapa uang perusahaan, Grizella juga mendapati pamannya itu mencuri dokumen penting dari ruang kerja papa nya.

"Baiklah, kita lihat, apa papa brengsek itu benar-benar bodoh dengan tidak menyadari hal seperti ini." Gumam Grizella pelan, seperti menantikan sesuatu yang akan terasa menyenangkan baginya.

Grizella menyimpan kembali handphonenya, lalu bergegas ke kamar mandi, mencuci muka agar terasa lebih segar.

Setelah kembali dari kamar mandi, Grizella berjalan menuju dapur, untuk memasak sarapan untuk abangnya itu.

"Heh ... Lo yang jatuhin helm gue kan!"

Belum selesai Grizella memasak, Ken tiba-tiba datang lalu menuduh Grizella menjatuhkan helm nya.

"Enggak bang." bela Grizella dengan gaya lugu nya.

Memang bukan Grizella yang menjatuhkan helm Ken, semalam ia langsung memasuki kamar setelah dari dapur memasak makanan untuk Ken.

Grizella tidak pergi ke garasi sama sekali, yang pasti bukan Grizella yang menjatuhkannya.

"Halah, masih ngelak lagi! awas aja Lo nunjukin muka jelek Lo itu hari ini di hadapan gue, gue ga sudi liat wajah menjijikan Lo itu!" Bentak Ken kepada Grizella.

Grizella hanya menundukkan kepala mendengar bentakan Ken yang marah kepadanya, dengan gesture yang menunjukkan bahwa ia ketakutan.

Ken pergi meninggalkan Grizella di dapur.

Ken pergi entah kemana, yang jelas ia tidak pergi untuk berangkat sekolah, karna Ken tidak memakai seragam maupun membawa tas.

Grizella melanjutkan kegiatan masaknya, kali ini ia tidak memasak banyak, karna hanya ada dirinya dan Ken yang akan makan di rumah itu.

Grizella menyiapkan bekal untuk di makan nanti siang saat istirahat, pagi ini ia akan sarapan di rumah, karna Grizella memasak 2 porsi makanan, tadinya untuk Ken, tapi karna Ken pergi, jadi Grizella akan memakan bagian Ken pagi ini.

Grizella memang jarang sarapan di rumah, karna keluarganya tidak ingin Grizella sarapan bersama mereka, Grizella jadi harus membawa 2 bekal, untuk sarapan dan makan siang.

Setelah selesai sarapan dan menyiapkan bekal, Grizella kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap.

Grizella mengepang rambutnya, di padukan dengan pita berwarna pink di ujung rambut, juga memakai kacamata.

Grizella berjalan menuju garasi, mengeluarkan motor listriknya dari garasi rumah, lalu menarik pedal gas, menyetirnya sampai parkiran DIAMOND HIGH SCHOOL.

BAB 2 Di Bully

Pas sekali, bel masuk berbunyi saat Grizella baru saja memasuki kelas.

Kegiatan belajar mengajar berjalan lancar seperti biasanya, Grizella belajar dengan sungguh-sungguh pastinya.

...****************...

"Selamat datang di rumah, sayang." ucap Maxim saat memasuki rumahnya kembali, setelah dari Singapura untuk menjemput keponakannya.

"Anggap saja rumah sendiri, semoga kamu nyaman disini ya."

"Makasih ya ... Tante, Om, udah izinin Syakira tinggal disini, cuman karna Syakira gak mau di Singapura." ucap gadis berusia 17 tahun itu, berterimakasih karna mengizinkannya tinggal bersama Maxim dan Claudia.

"Tidak apa Syakira, kita seneng kok kamu tinggal disini, jadi punya anak gadis disini." Claudia tidak masalah jika Syakira tinggal bersama mereka, dirinya jadi seperti mempunyai anak gadis kembali.

"Panggil Mama sama Papa aja Syakira, kita kan juga orang tua mu." ucap Maxim sembari membelai rambut panjang Syakira.

Maxim meminta Syakira agar ia memanggil Maxim dan Claudia dengan panggilan Mama Papa.

"Baiklah Ma, Pa." Syakira tersenyum hangat kepada Maxim dan Claudia.

'Akhirnya gue menginjakkan kaki di rumah ini.' ucap Syakira di dalam hati, merasa senang karna akhirnya ia bisa masuk ke rumah itu, rumah besar nan mewah yang ingin Syakira tempati selama ini.

"Kamar kamu di sebelah kamar Grizella, jika ada kebutuhan yang belum ada... bilang aja ke Papa, nanti Papa beliin."

'Aaaa, ini yang gue mau.' ucap Syakira didalam hati, Syakira kesenangan karna ucapan Maxim saat itu.

"Makasih Pa, Syakira ke kamar dulu ya, mau beresin ini semua." pamit Syakira sembari menunjukkan koper yang ia bawa.

"Tunggu sebentar.

Mbak... tolong bawa barang-barangnya Syakira ya, sekalian beresin dan masukin ke lemarinya ya."

Claudia memerintah pelayan di rumah itu untuk membereskan semua barang bawaan Syakira, agar Syakira tidak perlu capek-capek membereskannya.

"Makasih Ma."

"Tentu sayang."

'Aaaa... enak banget gue di rumah ini.' Gumam Syakira didalam hati.

...****************...

Kring kring kring ....

Bel pertanda istirahat pertama berbunyi, Grizella jarang bahkan tidak lagi pergi ke kantin, karna ia malas berjalan juga malas mengantri di stand makanan yang ia inginkan.

Grizella memilih membaca novel di kelas dengan memakan cemilan yang ia bawa dari rumah, dengan begitu, Grizella tidak akan kelaparan karna tidak pergi ke kantin.

"Tuh si cupu, cepetan." ucap seseorang diluar pintu kelas, Grizella mendengarnya.

"Iya cepet, gue udah lapar."

"Lo liat ya, dia pasti nurut sama gue."

Seorang gadis yang kerap di panggil Clara itu mendekati meja Grizella, menyapanya seperti seorang teman dekat.

"Haii Grizella." panggil Clara dengan sangat antusias.

"H-hai." ucap Grizella gugup, karna tidak seperti biasanya Clara menyapa dirinya seperti saat ini.

"Kamu gak lapar?" tanya Clara masih dengan nada antusias nya.

Grizella mengikuti permainan Clara, Grizella menjawab pertanyaan Clara, meladeni semua yang ingin Clara lakukan.

"B-belum Clara."

Grizella menundukkan kepalanya, seolah takut berhadapan dengan Clara.

Seseorang yang sebelumnya berada di pintu kelas sekarang mulai bergabung dengan Clara.

Mereka anteknya Clara, yaitu Lia, Gista dan putri, entah apa yang ingin mereka lakukan, Grizella akan mengikuti permainan Clara.

"Makan bareng yukk." Kali ini Clara mengajak Grizella makan di kantin bersama mereka.

"Emangnya b-boleh?"

"Boleh dong, kenapa gak boleh."

"Yuk ah."

"Ayoo ke kantin." Lia sedikit menarik Grizella agar ikut dengan mereka.

Nada bicara mereka sama seperti Clara, sangat antusias dan bersemangat untuk mengajak Grizella makan bersama mereka, tapi dibalik itu semua, mereka tidak benar-benar mengajak Grizella makan bersama.

Sesampainya di kantin, Grizella duduk satu meja dengan Clara dan anteknya, semua pandangan seisi kantin tertuju pada Grizella.

Grizella terus menundukkan kepalanya, tidak ingin bertatapan dengan mereka yang memberi berbagai macam tatapan untuknya.

"Kalian mau makan apa." tanya Clara kepada Lia, Gista dan putri.

"Gue mau nasi goreng, tapi telornya gamau yang di ceplok, sama jus alpukat tanpa gula."

"Mie ayam, tapi mie nya agak lembek gitu, minumannya jus jeruk."

"Gue nasi goreng, telornya harus yang ceplok, sama jus mangga."

"Gue juga nasi goreng deh, tapi porsi nya dikit aja, jadiin setengah, terus pake telur rebus, minumannya jus strawberry, gak pake gula."

Clara, Lia, Gista dan Putri menyebutkan pesanannya, sedangkan Grizella masih menundukkan kepala tanpa ingin mengangkatnya sejenak agar tidak terasa pegal.

"Heh cupu! Lo denger kan, cepet pesenin makanan kita." ucap Clara tiba-tiba.

Grizella mengangkat wajahnya, menatap Clara dengan tatapan bingung, tiba-tiba dirinya disuruh memesan semua pesanan yang Clara dan anteknya sebutkan tadi.

Ternyata, alasan Clara dan anteknya mengajak Grizella ke kantin adalah untuk dijadikan babu mereka, Clara dan anteknya jadi tidak perlu capek-capek memesan dan mengantri, karna ada Grizella.

"A-aku?" Grizella bingung, pasalnya ia tidak terlalu mendengarkan pesanan mereka tadi.

"Iya elo, cepetan pesen, keburu yang ngantri makin banyak." ucap Clara menyuruh Grizella cepat karna mereka sudah lapar.

Grizella bergegas ke arah stand makanan yang Clara dan anteknya pesan, ia memesan pesanan yang tadi mereka katakan, dengan ingat tak ingat apa yang tadi mereka pesan.

Clara dan anteknya tertawa melihat Grizella yang kebingungan seperti orang bodoh.

Grizella tadi sedang tidak fokus, ia tidak terlalu mendengarkan apa yang Clara, Lia, Gista juga Putri katakan, dan dengan tiba-tiba Clara menyuruhnya memesan semua yang mereka sebutkan.

Sedangkan Grizella tidak ditanya apa maunya, ia di ajak ke kantin hanya untuk dijadikan babu oleh Clara dan anteknya.

Setelah lama mengantri dan menunggu, nasi goreng pesanan Clara, Putri dan Gista sudah siap, Grizella membawa satu nampan untuk membawa makanan Clara dan putri terlebih dahulu.

Grizella kembali ke stand nasi goreng untuk membawa pesanan Gista, lalu ke stand mie ayam membawa pesanan Lia.

Setelah makanan Clara dan anteknya sudah di atas meja, Grizella kembali ke stand jus untuk membawa pesanan mereka yang baru selesai.

Grizella duduk kembali di kursi tadi bersama Clara dan anteknya, ia tidak memesan, karna melihat semua stand sudah kembali banyak yang mengantri.

"Heh cupu! Kan gue udah bilang kalo gue pake telor rebus, kenapa ini di ceplok?" Clara berteriak, mengomplain pesanannya yang tidak sesuai kepada Grizella.

Grizella tersentak kaget saat Clara yang tiba-tiba berteriak padanya, Grizella lupa memberitahu Clara jika tidak menyediakan telur rebus di stand itu, sedangkan Clara menginginkan telur rebus.

"M-maaf Clara, ibu kantin g-gak nyediain t-telur rebus." ucap Grizella memberitahu Clara jika telur rebus yang Clara inginkan tidak ada, dan memang tidak menyediakan telur rebus.

Semua pandangan lagi-lagi tertuju pada Grizella, Grizella malu karna lagi-lagi ia menjadi pusat perhatian, membuat seisi kantin berbisik-bisik membicarakannya.

Clara yang kesal karna pesanannya tidak sesuai pun menarik rambut Grizella hingga ia berdiri dari duduknya.

Clara menarik rambut Grizella hingga posisi Grizella berlutut dihadapan Clara, dengan rambutnya yang masih di cengkram erat oleh Clara.

"Gue gak mau tau alesan Lo, karna Lo udah salah, Lo harus terima hukuman dari gue." ucap Clara yang sepertinya akan melakukan sesuatu kepada Grizella.

"Apa-apaan ini! Gue kan pesen jus alpukat gak pake gula, kenapa ini manis banget!" Kali ini Gista, mengomplain jus alpukat nya yang terlalu manis, padahal dirinya memesan jus alpukat tanpa gula.

"Mie gue kurang lembek anjr."

"Gue pesen jus jeruk ya, kenapa yang dateng jus mangga?" ucap Lia menambah kesalahan yang dilakukan Grizella.

"Tuh kan, pesanan kita salah, Lo harus dapet hukuman dari kita." Clara menarik rambut Grizella lebih kuat.

"Aakkhh...."

Grizella berteriak kesakititan, karna rambutnya ditarik lebih kuat oleh Clara.

Byurr....

"Itu hukuman dari gue karna pesanan gue yang salah." Gista mengguyur kepala Grizella menggunakan jus alpukat nya, hukuman untuk Grizella yang salah memesan pesanannya.

Byurr....

"Ini ya tambahan dari gue, gue maunya jus jeruk, bukan jus mangga." Grizella mendapatkan guyuran kembali di kepalanya dari Lia yang menginginkan jus mangga, bukan jus jeruk.

Kali ini seisi kantin menertawainya, karna Grizella yang sudah dua kali di guyur oleh minuman, DOUBLLE KILL.

"Besok istirahat bareng lagi yaa, jangan kapok okay?" ucap Clara.

Clara melepas cengkeramannya dari rambut Grizella, lalu....

Bruk....

Clara menendang Grizella sampai ia tersungkur, lalu pergi begitu saja meninggalkan Grizella, di ikuti Gista dan putri di belakangnya.

"Lain kali dengerin baik-baik, biar Lo gak kayak gini lagi." Lia berbisik tepat di telinga Grizella, lalu menepuk pundak Grizella dua kali.

Lia menyusul Clara dan yang lainnya, mereka keluar kantin, meninggalkan Grizella dalam keadaan basah kuyup, rambut berantakan, dan menahan malu karna ditertawai seisi kantin.

Grizella berdiri, lari keluar kawasan kantin dengan menahan malu.

BAB 3 sembilan puluh enam persen

"Ahahaha ... Seneng banget ngerjain si cupu." Tertawa Gista di tengah-tengah perjalanan mereka, merasa senang dengan aksi bullying mereka.

"Ya kan, kita jadi punya babu," timpal Clara.

Sementara itu, Grizella yang sedang membersihkan rambutnya, mendapatkan telepon dari Leo yang memberitahunya bahwa ada seseorang yang mencari Grizella.

"Selamat siang Queen. Tuan Smith memaksa masuk kedalam markas untuk menemui anda, saat ini saya berada di markas utama."

"Smith? Untuk apa dia menemuiku?"

"Saya sudah menanyakan itu Queen, Tuan Smith tidak ingin memberitahu saya, ia ingin langsung bertemu dengan anda."

"Saya tidak punya waktu untuk menemuinya jika itu tidak penting."

"Anda tidak perlu terbang ke Itali Queen, saya bisa mengatasinya sendiri jika ia membuat kerusuhan."

"Baiklah, aku akan berbicara dengannya melalui monitor, tunggu saya 5 menit. biarkan dia masuk Leo."

Tutt....

Setelah merasa rambutnya bersih, Grizella keluar toilet, berlari menuju kelasnya, meski ia harus mendengar gelak tawa dari mereka yang menertawakan nya karna keadaan Grizella yang lusuh.

Grizella menyambar tas nya, lalu berlari menuju halaman belakang sekolah, memanjat dinding pagar untuk kabur.

Di sana sudah ada mobil yang menunggu Grizella, ia memasuki mobil itu, lalu melaju menuju markas yang ada di negara itu.

***********

"Saya tanya sekali lagi, Tuan. Untuk apa anda kesini," geram Leo yang sudah kesal karna Smith terus ingin menerobos mencari Grizella, tapi saat di tanya tujuannya, ia tidak menjawab.

"Saya hanya ingin bertemu Queen, Anda tidak perlu tau Leo," ucap Smith.

"Baiklah, anda akan bertemu Queen,"

Leo pergi dari sana, di ikuti Smith di belakangnya, berjalan menuju ruangan yang di kelilingi monitor sebesar dinding ruangan itu.

Tidak lama, Monitor yang berada tepat di depan Smith itu menyala, menampilkan Grizella yang sedang menyesap nikotin di tangannya.

"Hai Smith, kita bertemu lagi," ucap Grizella, menyapa Smith yang sudah 1 tahun tidak ia lihat.

Smith yang melihat Grizella di layar itu pun membungkukkan badannya, "Uniti sotto la luna," ucap Smith mengucapkan motto FAMIGLIA MOON.

"Oww ... kau bukan lagi bagian dari FAMIGLIA MOON, Smith. Kenapa mengucapkan itu?"

Smith dulu nya adalah petinggi FAMIGLIA MOON, tapi karna Smith menjadi pemberontak, ia dimasukkan ke ruang tahanan FAMIGLIA MOON.

"Maafkan saya Queen, saya menyesal, saya berjanji tidak akan menjadi pemberontak lagi.

Saya akan setia kepada anda dan FAMIGLIA MOON, semua akan saya pertaruhkan demi FAMIGLIA MOON, termasuk nyawa saya sekalipun," Smith berlutut, lalu mengatakan jika ia menyesali perbuatannya dahulu, dan mengatakan sederet janji yang tidak akan ia ingkari.

"Aku akui keberanianmu menghadapku, kau berhasil kabur dari ruang tahanan hanya untuk meminta menjadi bagian FAMIGLIA MOON kembali.

Tapi, bagaimana aku bisa mempercayai mu Smith? Jika tidak ada darah di atas janji yang kau ucapkan," ucap Grizella berhenti sejenak menghisap nikotin di tangannya.

"Leo, berikan dia gunting," lanjut Grizella, memerintah Leo untuk memberikan Smith gunting.

Smith menerima gunting itu dari Leo, ia menatapnya sejenak, lalu memotong jari kelingkingnya menggunakan gunting itu, sebagai tanda jika ia benar-benar akan mengabdi kepada FAMIGLIA MOON.

AAKKHHH ....

"Baiklah, Smith. Jangan sia-siakan kesempatan kedua mu. Ingat ... tepati janjimu, dan jangan menjadi pengkhianat.

Saya membenci pengkhianatan, tidak akan ada kata ampun untuk pengkhianat.

Akan ku buat pengkhianat itu menderita sebelum membunuhnya, kau tau itu, Smith," ujar Grizella memperingati Smith, berhasil membuat Smith ketakutan.

"Baik Queen, saya mengerti."

"Berdiri, angkat kepalamu, tegakkan badanmu, perlihatkan jika kau benar-benar pantas menjadi bagian FAMIGLIA MOON," ucap Grizella tegas.

Smith berdiri tegak, lalu membungkukkan badannya, "Uniti sotto la luna." Smith kembali mengucapkan motto FAMIGLIA MOON dengan lantangnya dihadapan Grizella.

"Selamat, dan Jangan kecewakan saya, Smith," ucap Grizella kembali memperingati Smith sebelum menghilang dari layar monitor besar itu.

Prok prok prok ....

"Selamat Smith, Lo kembali menjadi bagian dari FAMIGLIA MOON." Leo mengucapkan selamat karna Smith berhasil kembali menjadi bagian dari organisasi itu, meski harus merelakan jari kelingkingnya.

"Thanks bro, Lo masih jadi temen terbaik gue," ucap Smith berterima kasih.

Leo menepuk bahu Smith dua kali, "Lo pasti tau konsekuensi kalo Lo kembali jadi bagian dari FAMIGLIA MOON," ucap Leo mengingatkan, jika Smith kembali bergabung, maka Smith harus bisa menerima semua konsekuensinya.

"Tenang bro, gue udah mikirin ini mateng-mateng, gue siap nerima konsekuensi itu kembali." ucap Smith merangkul bahu Leo seperti seorang teman akrab.

Mereka berdua berjalan keluar ruangan itu, menuju ruangan lain yang khusus mengobati luka, untuk mengobati kelingking Smith yang sudah tidak ada.

Sementara itu, Grizella masih di markas yang berada di Indonesia, ia bolos sekolah, Grizella juga sudah tidak mood belajar, karna kejadian tadi di kantin yang Clara lagi-lagi mem-bully-nya.

Bisa saja Grizella melawan, tapi tidak sekarang.

Grizella masih menatap layar monitor di depannya itu yang menampilkan Leo dan Smith sedang mengobrol santai di taman belakang Markas utama.

"Smith, aku harap kau tidak membuat kerusuhan kembali di klan ku," gumam Grizella pelan, mengingat kejadian Smith dulu yang menyebabkan dirinya sendiri di tahan di ruang tahanan.

Jam baru menunjukkan pukul 13.30, yang mana berarti kegiatan belajar mengajar masih dilakukan.

Grizella berjalan keluar markas, di setiap jalan yang ia lalui, ada para Mafioso yang pasti membungkukkan badannya.

Grizella menuju mobil tadi yang menjemputnya.

Grizella pergi menuju perusahaannya, di antar supir yang masih anggota FAMIGLIA MOON, jadi Grizella tidak perlu khawatir identitas nya akan di sebarkan.

Tiga puluh menit kemudian Grizella sampai di perusahaannya.

"Selamat datang kembali nona."

"Siang nona Zella."

"Siang nona."

Grizella mendapat banyak sapaan dari karyawannya, ia hanya menganggukkan kepala untuk membalas sapaan mereka.

Sudah 2 hari Grizella tidak datang ke perusahaan, sampai berkas yang ada di mejanya sudah sangat menumpuk.

Grizella akan membereskan separuh dari berkas itu terlebih dahulu, sisanya besok ia selesaikan, karna tidak akan selesai hari ini.

...****************...

"Akhirnya, mereka sudah 96%" ucap Profesor di salah satu laboratorium di Amerika, menghela nafas karna eksperimen nya hampir selesai.

"Tinggal satu step lagi, mereka akan 100% berhasil."

"Ya ... lalu kita mendapatkan banyak bonus."

Ahahahahaha ....

Gelak tawa mereka yang sudah 1,5 tahun menjalankan eksperimen ini, dan akhirnya hampir 100%.

...****************...

Malam hari tiba, Grizella baru memasuki kawasan kediaman keluarga Graxcie.

Plak.

"Mau jadi apa kamu baru pulang jam segini!"

Baru beberapa langkah memasuki rumah itu, Grizella sudah mendapatkan tamparan dari sang Papa, Maxim.

"M-maaf Pa, a-aku lembur." Grizella menundukkan kepalanya, seolah takut dan tidak berani melihat Maxim.

"Lihat Syakira, dia anak baik, tidak seperti kamu!" Maxim menunjuk Syakira yang sedang menonton TV dengan Claudia.

Grizella mengangkat kepalanya, pandangannya menuju orang yang ditunjuk Maxim, 'sejak kapan dia disini?' pikir Grizella didalam hati.

"K-kenapa Syakira ada disini, pa?" tanya Grizella terbata-bata, sempat ragu bertanya kepada Maxim.

"Dia akan tinggal disini, jadi ... bersikap baiklah kepadanya, dan contoh dia menjadi anak yang baik." ucap Maxim menjelaskan mengapa Syakira ada disini.

"GRIZELLA!" teriak Claudia saat melihat Grizella.

Plak.

Tamparan kembali Grizella rasakan, saat perih dari tamparan sang Papa tadi belum hilang, sekarang di tambah tamparan dari sang Mama, menambah rasa perih itu semakin perih.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!