Akademi Ketujuh Negara Naga saat ini banyak siswa berkumpul, mereka semua berumur delapan belas tahun dan siap untuk memulai kebangkitan Jiwa mereka.
Sejak era kegelapan Manusia mendapatkan serangan yang tidak wajar dari kemunculan para Monster. Banyak peradaban mulai musnah namun kekuatan surga juga muncul berupa Kristal Surga, disinilah awal mula kebangkitan Jiwa terjadi dengan menggunakan sistem level.
Jiwa seseorang dibagi menjadi tiga jenis yaitu Jiwa Pertarungan yang biasanya diisi oleh senjata atau bentuk dari hewan buas atau sebuah pekerjaan petarung. Kedua Jiwa Support yang tidak lain adalah dukungan seperti penyembuhan atau kegiatan sehari-hari seperti peralatan yang tidak cocok untuk bertarung.
Yang terakhir adalah Jiwa Kreasi dimana Jiwa itu tidak punya kegunaan, Jiwa yang tidak lain menyangkut seperti profesi yang tidak berhubungan dengan support ataupun petarung.
Negara-Negara juga sangat mendukung setiap kebangkitan ini, terlebih kebangkitan Jiwa yang bagus akan selalu mendapatkan perhatian dan menjadi rekrutan terbaik entah itu dari Universitas manapun.
"Namaku adalah Jiang Chen dan aku adalah orang yang bereinkarnasi ke Dunia ini. Aku selalu berusaha sekuat tenaga berlatih kekuatan fisik dan mendapatkan nilai terbaik di Akademi sebelum usiaku mencapai delapan belas tahun." Jiang Chen melihat kearah Kristal Surgawi dan menunggu gilirannya.
Di kehidupan sebelumnya Jiang Chen adalah seorang Pro Gamer yang sangat hebat, baginya Dunia ini memiliki prinsip yang sama namun bedanya dia tidak menggunakan karakter dari game miliknya melainkan dia sendiri adalah karakternya.
Karena itulah bayangan kematian tidak bisa lepas darinya, dunia yang penuh dengan banyak monster dan bahaya yang bisa-bisa saja datang seperti bencana alam tidak bisa dia hindari. Satu-satunya hal yang bisa dia andalkan adalah kekuatannya sendiri dan Jiang Chen sudah mempelajari segalanya sampai sekarang seperti material yang penting dan berbagai jenis monster.
"Lihat itu peringkat kedua Dewi Xia Xue !"
Seorang Gadis yang cukup cantik bernama Xia Xue berjalan, dia melirik kearah Jiang Chen dan merasakan perasaan untuk bersaing. Dalam segala hal dia selalu menjadi peringkat kedua dan tidak pernah sekalipun menang dari Jiang Chen, tentu saja ini adalah momen penting dalam hidupnya dan dia tidak boleh lebih lemah dari Jiang Chen.
Xia Xue menyentuh Kristal Surgawi dan cahaya yang menyilaukan menyembur, sebuah Tongkat Sihir dengan lima warna yang cerah muncul dan menyatu menjadi Jiwa Xia Xue. Semua orang hanya bisa terkagum dengan fenomena ini dan bahkan Kepala Akademi Hong juga ikut bertepuk tangan.
"Sungguh hebat... Jiwa Petarung yang berbentuk Tongkat Sihir yang bertanda kau sangat berbakat dalam bidang sihir elemen. Kebanyakan Penyihir hanya bisa merapal satu atau tiga elemen namun kau punya semuanya, Jiwa Tingkat Atas ini sungguh keberuntungan bagi Akademi Ketujuh." Ucap Kepala Akademi Hong dengan penuh pujian.
"Terimakasih atas pujiannya saya akan bekerja keras untuk meningkatkan level besok saat di Dungeon Akademi." Ucap Xia Xue dengan hormat.
"Bagus sekali." Kepala Akademi Hong merasa sangat puas karena Muridnya berniat bekerja keras.
"Murid Jiang Chen silahkan maju untuk memulai kebangkitan."
Ketika nama Jiang Chen disebutkan semua orang bergegas untuk melihatnya, jika peringkat kedua seperti Xia Xue sudah sangat bagus bagaimana jika itu Jiang Chen yang selalu menempati posisi pertama.
Jiang Chen naik keatas panggung dan berdiri didepan Kristal Surgawi, ini adalah kali pertama dia berada didekat Kristal Surgawi dan dia menyentuhnya.
Lonjakan energi dengan cahaya yang kuat menyembur keatas langit, energi yang diwujudkan bahkan lebih hebat dari Xia Xue dan Jiang Chen masuk kedalam lautan kesadarannya. Semuanya terlihat sangat kosong dan sebuah Akar Emas tumbuh menjadi Pohon Emas yang sangat indah.
(Jiwa Alam sudah terwujud dan proses penyatuan, karena inangnya terlalu lemah maka Jiwa Alam akan turun levelnya.)
Nama : Jiang Chen
Kekuatan : 20
Spirit : 50
Kelincahan : 25
Semua informasi masuk kedalam kepala Jiang Chen dan ukuran pohon emas perlahan menyusut menjadi akar kecil dengan beberapa cabang.
(Apakah Anda akan memunculkan fenomena surgawi saat proses penggabungan ?)
"Tidak." Jiang Chen menjawabnya dengan tegas dan menolak.
Akar emas muncul dibelakang Jiang Chen dan semua orang terkejut melihatnya, sudah sangat jelas jika ini adalah Jiwa dengan jenis kreasi dan tidak berguna. Jika ini hanya sebuah akar maka Jiang Chen bisa dikatakan sebagai profesi seperti tukang kebun.
Bahkan Kepala Akademi Hong menyentuh dahinya karena tidak percaya dengan apa yang dia lihat, Jiwa itu sepenuhnya menyatu dengan Jiang Chen dan perlahan dia membuka matanya.
"Aku sudah selesai Kepala." Ucap Jiang Chen sambil memberi hormat.
"Bagaimana bisa kau memiliki Jiwa dengan jenis kreasi, aku terlalu banyak berharap padamu dan rekomendasi yang aku ajukan di Universitas ternama sudah tidak mungkin. Tapi jangan menyerah dengan kepintaran mu kau seharusnya bisa bergabung kedalam tim peneliti dimasa depan." Ucap Kepala Akademi Hong yang terlihat sangat kecewa dengan hasil Murid terbaiknya.
"Aku mengerti tapi menyerah terlalu mudah itu bukan sifatku sama sekali. Kalau begitu aku pamit terlebih dahulu." Jiang Chen memberi hormat dan berjalan turun.
Semua Murid yang berkumpul menahan tawa dan bahkan beberapa ada yang tertawa dengan cukup keras. Jiang Chen sudah menduga jika dia akan mendapatkan respon seperti ini namun demi kebaikannya lebih baik tidak mengekspos kemampuannya terlebih dahulu.
"Hahaha... aku pikir dia akan mendapatkan Jiwa kelas atas tipe pertarungan tapi sebenarnya Jiwanya hanya sampah. Bagaimana jika kau menjadi tukang kebun di rumahku, aku bersedia membayar mu seribu setiap bulannya."
"Hidup memang naik dan turun Kepala Akademi mengharapkannya memiliki Jiwa petarung dengan keterampilannya namun sayangnya dia hanya sampah sekarang. Mungkin dia cocok disebut sebagai badut Akademi ketujuh dalam sejarah."
"Untung saja aku tidak jadi menyatakan cinta padanya dan hampir tertipu dengan ketampanannya, bagaimana mungkin aku mau berpacaran dengan tukang kebun sepertinya."
Jiang Chen tidak mempermasalahkan semua perkataan mereka sama sekali dan bergegas untuk pulang. Baginya ada hal yang jauh lebih penting untuk dilakukan dari pada mendengar semua omong kosong tak berguna ini.
Sebagai Pro Gamer yang sangat hebat dia harus memikirkan strategi yang matang, semua kemampuan Jiwa Alam sebenarnya sangat hebat dan Jiang Chen hanya perlu bersabar.
Xia Xue mengangkat alisnya dan mengutuk, "Menyedihkan... aku tidak berharap jika orang yang selama ini terus bersaing denganku hanya sampah tidak berguna."
"Jangan khawatir setelah dia mendapatkan Jiwa tipe Kreasi seperti itu dia bukan lagi orang yang dapat bersaing denganmu. Bahkan jika kau kalah dalam bidang akademis masa depanmu jauh lebih hebat dibandingkan dengannya." Ucap salah seorang Teman Xia Xue.
Setelah mengambil lisensi kebangkitan akhirnya Jiang Chen sampai dirumah, seperti biasa suasananya begitu sepi dan Jiang Chen sudah terbiasa hidup sendirian.
Keluarganya mati karena serangan Monster dan hanya dia yang selamat, dia melihat pesan di Ponsel miliknya dan disana tertulis pemberitahuan yang sudah dia tebak.
"Hah... ini wajar bantuan yang diberikan oleh Akademi pada akhirnya akan ditarik mengingat aku tidak memenuhi harapan mereka. Sekarang aku hanya bisa hidup mengandalkan diriku sendiri dan sisa uang yang aku punya hanya cukup bertahan sampai dua minggu." Ucap Jiang Chen yang terlihat sangat serius.
Jiang Chen tersenyum dan melihat tangannya, akar tanaman keluar dari kulitnya dan membungkus lengannya menjadi ujung yang runcing. Jiang Chen bukan hanya bisa membentuk sesuatu seperti ini melainkan dia juga bisa menembakkannya seperti peluru.
Namun karena dia masih level 1 sekarang kekuatannya tidak terlalu bagus, namun dengan Spirit yang besar seharusnya dia bisa membuatnya semakin menarik. Jiwa jenis Kreasi bukan sesuatu yang lemah melainkan hanya pemahaman mereka saja yang terbatas.
Jiwa Alam berada dilevel surgawi dan termasuk yang terhebat, walaupun kemampuannya berbasis dengan elemen kayu namun potensi pertumbuhannya tidak terbatas. Jika Jiang Chen bisa menemukan batu elemen dan menyerapnya maka dia bukan hanya bisa memperkuat kemampuan alam miliknya.
Juga kemampuannya terbaiknya adalah cairan vitalitas, ini seolah dia memiliki kemampuan dalam bertarung dan support dalam satu bentuk hingga mendekati level kesempurnaan.
*Ding.*
Ponsel Jiang Chen berbunyi dan dia memeriksa isi pesannya, "Cih... Yang benar saja hanya mereka yang punya kualifikasi Jiwa pertarungan dan Support tipe dukungan yang diijinkan masuk kedalam Dungeon Akademi. Aku dan beberapa siswa yang tidak memenuhi kualifikasi tidak diijinkan masuk ?"
Jiang Chen merasa jika hidupnya sekarang sedang dipersulit, namun dia tidak boleh menyerah dengan keadaannya yang sekarang dan harus bangkit. Jika dia tidak bisa masuk kedalam Dungeon maka satu-satunya pilihan adalah berburu diluar Kota Perlindungan.
Berbeda dengan Dungeon yang level kekuatan Monster didalamnya sudah ditentukan, diluar bahaya jauh lebih intens karena terlalu banyak Monster kuat yang berkeliaran. Hal ini tidak menutup kemungkinan jika dia akan bertemu dengan Monster level 20 keatas namun untuk bertambah kuat Jiang Chen harus melakukannya.
Jiang Chen merasa sedikit lapar dan pergi keluar untuk membeli makanan dan beberapa persiapan untuk besok. Satu bulan lagi adalah batas waktunya tinggal di Akademi dan Jiang Chen harus memikirkan masa depannya.
Semalaman Jiang Chen bergadang sambil menumbuk tanaman, dia ingin memastikan keselamatannya dan perhitungannya tidak boleh salah mengingat ini menyangkut hidup dan matinya.
Keesokan paginya seseorang mengetuk pintu dengan keras, kantung mata Jiang Chen masih terlihat hitam dan dia membukakan pintu melihat Xia Xue yang masuk tanpa permisi.
"Apa lagi ? Bukankah hari ini kau ada raid Dungeon Akademi dan mengapa kau mengganggu istirahat orang lain ?" Jiang Chen terlihat malas berurusan dengan Wanita ini.
Walaupun terlihat cantik dan disebut Dewi oleh para Siswa lain namun sikapnya sangat menjengkelkan. Terlebih rasa persaingannya yang besar cukup mengganggunya selama dua tahun terakhir dan Jiang Chen lebih suka untuk tidak memprovokasinya.
"Cih... Hanya karena kau memiliki Jiwa sampah mengapa kau begitu terlihat menyedihkan, aku disini untuk merekrut mu masuk kedalam Penelitian Perusahaan Ayahku. Setidaknya otakmu masih sangat cerdas dan untuk uang kau tidak perlu khawatir karena kami akan membayarmu sesuai dengan kinerjamu." Ucap Xia Xue dengan malas.
"Aku menolak... aku masih tidak ingin menyerah untuk menjadi orang yang kuat." Jiang Chen mengibaskan tangan dengan malas.
"Masih tidak sadar diri ?" Xia Xue berkata dengan jijik.
Jiang Chen tersenyum pahit dan sedikit tersinggung dengan perkataan Xia Xue, namun dia berpikir sejenak dan mendapatkan ide yang bagus untuk memanfaatkan dari Gadis kaya raya ini.
"Kenapa apakah kau takut jika aku mengungguli dirimu lagi ?" Jiang Chen sedikit memberikan tekanan.
"Hanya dengan Tukang Kebun sepertimu ? Jangan bicara omong kosong atau kau mungkin tidak akan bisa menanggungnya nanti !" Ucap Xia Xue yang sedikit marah.
"Kebetulan aku sedikit bosan dan bagaimana jika kita bertaruh. Pinjamkan aku dua puluh ribu dan jika aku menang maka anggap saja hutang itu lunas, taruhannya sangat sederhana akhir bulan level siapa yang lebih tinggi maka dialah yang menang. Apakah kau punya keberanian Gadis kecil ?" Jiang Chen memprovokasi Xia Xue.
"Lalu jika kau kalah maka datanglah dengan patuh di Perusahaan tanpa bayaran selama setengah tahun. Juga setiap kali kau melihatku maka kau harus memanggilku Kakak Xia Xue dan berteriak didepan semua orang jika kau bodoh." Xia Xue terlihat cukup kesal.
"Tiga permintaan sedangkan aku hanya satu, bukankah itu tidak adil... mana harga diri yang kau punya sebagai Wanita ?" Ucap Jiang Chen yang sedang berargumen.
Xia Xue merasa ini salah dan berkata, "Baiklah kau bisa meminta lebih."
Jiang Chen tersenyum dan berkata, "Jadi aku akan menambahkan satu hal saja... jika kau kalah maka berteriak lah didepan semua Murid jika kau menyukaiku dan tidak bisa hidup tanpaku dengan senyum yang lebar."
"Oke." Xia Xue menjabat tangan Jiang Chen dan tersenyum kesal.
Xia Xue memberikan dua puluh ribu kepada Jiang Chen dan merasa jika dirinya mustahil untuk dikalahkan. Jiang Chen tidak bisa masuk kedalam Dungeon Akademi dan ini mungkin akal-akalannya saja untuk mendapatkan uang darinya.
Tapi karena Jiang Chen berani bertaruh dengannya itu adalah kesempatan yang bagus, anggap saja ini pertandingan terakhir yang menentukan siapa yang terbaik walaupun terasa tidak adil.
"Jangan lupa tutup pintunya." Jiang Chen menghitung uangnya dan merasa sangat senang karena Gadis ini cukup mudah diajak kerjasama
*Brak.*
Xia Xue membanting pintu dengan keras dan Jiang Chen hanya menghela nafas, taruhan sudah dibuat dan Jiang Chen tidak berniat untuk kalah begitu saja. Xia Xue mungkin akan melakukan Raid berkali-kali sampai batas maksimal tapi Jiang Chen juga punya persiapan yang matang.
Jiang Chen mengantongi uangnya dan berbaring tengkurap ditempat tidur, dia sudah sangat lelah dan dia akan berangkat besok malam. Tidak butuh waktu lama dia tertidur pulas dan mengistirahatkan tubuhnya.
Keesokan paginya Jiang Chen pergi membeli tas besar dan mengemasi barang bawaannya, dia tidak membutuhkan senjata apapun dan hanya memakan setelah khas layaknya orang yang ingin pergi berkemah.
Jiang Chen berjalan keluar dan menaiki kendaraan umum untuk pergi ke perbatasan, tujuannya adalah daratan Gunung batu dan disana dia akan meningkatkan levelnya dengan berburu banyak Monster lemah demi masa depannya.
Setibanya Jiang Chen dilokasi dia melihat banyak sekali pemburu yang sama sepertinya, setelah menunjukan lisensinya Jiang Chen akhirnya bisa keluar dari gerbang untuk melakukan perburuan pertamanya.
Jiang Chen menaikan tudungnya dan berjalan santai menuju kearah depan, beberapa orang melihat kearahnya namun karena dia masihlah level satu jarang ada yang menargetkannya.
Bagaimanapun juga PK sudah sering terjadi didalam sini, dia bukan karakter dimana ketika dibunuh bisa hidup lagi di zona aman. Nyawanya hanya satu dan dia tetap harus berhati-hati dengan waspada dengan perubahan apapun disekitarnya.
Setelah berjalan cukup jauh akhirnya Jiang Chen menemukan Monster Rusa yang bermutasi level 2, kedua tanduk mereka begitu tajam dan Jiang Chen meletakkan tasnya bersiap untuk bertarung.
"Jadilah poin exp untukku !" Jiang Chen keluar dari persembunyiannya dan akar membungkus lengannya menjadi bilah.
Serangan tiba-tiba yang dilancarkan membuat Rusa itu tidak bisa bereaksi dan Jiang Chen menebas dua kaki belakang. Rusa itu dalam keadaan yang menyedihkan namun suara teriakannya yang keras memanggil kawanannya.
Jiang Chen membunuhnya dengan cara menusuk perutnya, darah Rusa itu diserap oleh akar miliknya dan Jiang Chen tidak hanya mendapatkan exp melainkan kekuatan serta kecepatannya meningkat sedikit.
Lima belas ekor Rusa yang bermutasi datang kearahnya, Jiang Chen mengambil botol racun di sakunya dan mengolesnya pada tangannya. Jiang Chen mengangkat tangannya dan menembakkan peluru yang berbentuk seperti duri, serangan beruntun tidak bisa dihindari namun tidak memberikan dampak yang begitu besar.
Jiang Chen berlari dengan memanjat pohon disekitarnya dan para Rusa itu mengamuk sambil menabrakkan dirinya kearah Pohon. Dalam hitungan ketiga tubuh Rusa itu mulai melemas dan semua jatuh karena keracunan.
"Huh... Jangan remehkan pro gamer ya... aku kemari bukan untuk jadi makanan kalian tapi farming." Jiang Chen turun kebawah dan membunuh mereka satu persatu dan melihat profilnya.
Nama : Jiang Chen Level 3 Ras Manusia
Kekuatan : 35
Kecepatan : 40
Spirit : 65
Jiang Chen tersenyum dan bergumam, "Sialan manfaatnya memang menakjubkan dengan statistik seperti ini aku sebanding dengan mereka yang ada di level 5. Skill untuk menguras darah dan membudidayakan Jiwa Alam secara alami juga akan meningkatkan statistik yang aku punya tanpa meningkatkan level sekalipun."
Jarak serangan Jiang Chen sudah meningkat hingga mencapai tiga meter, Jiwa dengan tipe Kreasi sekarang Jiang Chen sudah tahu manfaatnya. Jiang Chen mungkin tidak bisa menggunakan item tipe serangannya namun manfaat terbesarnya adalah dia memiliki skill bawaan dan mampu menciptakan skill sendiri dengan begitu bebas.
*Roar.*
Seekor rubah yang mungil dengan gigi dan cakar yang tajam menyerang kearah Jiang Chen secara mendadak. Punggung Jiang Chen terkena cakar rubah itu dan lapisan kayu yang melindunginya membentuk bekas cakaran.
Jiang Chen yang marah mengangkat tangannya dan akar yang kuat keluar menangkap Rubah itu, dia meremasnya sampai mati dan menguras semua darah sampai kering.
"Aku terlalu senang sampai menurunkan kewaspadaan ku, untungnya aku sudah bersiap untuk membuat armor kayu yang fleksibel dan ini tidak boleh terjadi lagi." Jiang Chen mengambil semua inti Monster dan menyimpannya kedalam tas.
Jiang Chen berjalan cukup jauh kedepan dan terus menerus berburu Monster lemah, dengan kecepatan ini tidak akan lama sampai dia mencapai level empat dan statistik yang dia punya sangatlah hebat. Memiliki kemampuan bawaan seperti ini memanglah yang terbaik dan mungkin saja takdirnya adalah berada di medan perang.
Seorang Pria level 5 dan Gadis level 4 sedang berlari menuju kearahnya, dibelakang mereka ada tiga orang yang mengejar dua diantaranya adalah level 5 dan sisanya berada di level 6.
"Lari jangan hanya berdiri disana... mereka adalah perampok yang berusaha mengambil perlengkapan milik kami." Teriak Pria yang terluka itu.
"Mati saja." Penjahat itu mengeluarkan Busur dan menembakkan anak panah kearah Jiang Chen.
Anak panah ini melesat dengan sangat cepat namun semuanya terasa lambat dimata Jiang Chen, dia menangkap Anak panah itu dan membantingnya ketanah seolah bukan masalah serius.
"Kebetulan kalian datang menjadi kelinci percobaanku. Jika aku bisa mendapatkan exp dari Monster apakah mungkin aku bisa mendapatkan dari membunuh Manusia." Jiang Chen berlari kedepan dan kedua tangannya diselimuti bilah kayu.
Jiang Chen menyerang pemimpin mereka secara langsung yang membawa Pedang, serangan yang begitu berat membuat Pemimpin mereka terkejut namun dikedua sisi Anak panah dan Belati siap dilemparkan.
"Bodoh." Jiang Chen tersenyum dan dari dalam tanah ada pergerakan yang liar.
Akar yang tajam seperti tombak keluar dari dalam tanah dan menembus tubuh mereka berdua, darah mereka dikuras dengan cepat dan menjadikannya seperti ranting yang kering. Jiang Chen akhirnya dapat mengkonfirmasi jika dia tidak mendapatkan exp dengan membunuh mereka, namun statistik miliknya meningkat pesat dan Pemimpin mereka bisa merasakan kekuatan Jiang Chen yang naik.
"Ugh... bagaimana level 3 sepertimu memiliki kekuatan yang sekuat ini ?" Pemimpin mereka mendorong Jiang Chen dan membuatnya terhempas.
Jiang Chen berputar diudara dan merasakan pergerakan dibawah tanah membuat Pemimpin itu menjadi waspada. Dengan cepat dia menghindar dan akar yang begitu tajam muncul seperti sebuah tombak yang hampir saja mengenainya.
Pria level lima yang terluka bergegas bergabung dalam pertarungan, lukanya sudah dipulihkan setengah oleh Gadis yang dia bawa dan sarung tangan besi yang dia pakai bercahaya.
"Rasakan pukulan ini sialan !" Pukulan Pria itu membuat serangan kejut yang begitu kuat.
Pemimpin Penjahat yang tidak begitu siap menahan serangan itu dan tertekan, dia terlempar ke udara dan duri-duri tajam menusuk kulitnya hingga meninggalkan bekas. Kekuatannya melemah sangat banyak dan dia sadar jika terkena racun.
Jiang Chen melompat dan akar yang kuat membentuk sebuah Bor yang menusuk jantungnya, dia menguras darah pemimpin itu dan statistik miliknya meningkat dengan begitu cepat hingga menyaingi orang yang ada dilevel ketujuh.
Nama : Jiang Chen Level 3 Ras Manusia
Kekuatan : 50
Kecepatan : 75
Spirit : 120
Pria itu melihat kearah Jiang Chen dan merasa khawatir, kemampuannya sangatlah hebat dan dia cemas jika Jiang Chen akan berbalik menyerang mereka.
Namun Gadis itu tanpa rasa takut sedikitpun mendekat dan menundukkan kepala, "Terimakasih banyak karena sudah menolong kami. Namaku Mu Fei dan Pria itu adalah Zhen Mo, kami bersedia menyerahkan semua Inti Monster kami sebagai ucapan terimakasih."
"Aku Jiang Chen level 3 dan tidak perlu memberikan sebanyak itu, tapi barang mereka bertiga adalah milikku karena aku yang membunuhnya." Jiang Chen mengambil semuanya tanpa ragu sedikitpun.
Lagi pula dia masih sangat miskin dan hanya bisa mengandalkan diri sendiri, apapun yang bisa dijadikan uang tidak boleh dia lewatkan begitu saja.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!