NovelToon NovelToon

Segenggam Rasa Untuk Inara

kabar menggembirakan

*****

Suara Adzan subuh terdengar bersahutan dari surau surau yang memang banyak terdapat di desa yang terletak di daerah Jawa ujung timur ini.

nampak lah para penduduknya yang sudah kelihatan mulai melakukan aktifitas mereka yang kebanyakan berprofesi sebagai petani dan pedagang di pasar atau pun pedagang keliling.

Begitu pun yang sedang di lakukan oleh sebuah keluarga yang menempati sebuah rumah sederhana yang terletak di tepi sawah dengan pemandangan pagi menyejuk kan mata. Di kejauhan terlihat Gunung semeru yang berdiri dengan kokoh nya di hiasi kabut tipis dengan cahaya sinar fajar yang mulai mengintip dari ufuk timur..

Hamparan tanaman padi yang mulai menguning dan parit parit kecil yang terdapat di sana dengan gemericik air menambah indah nya suasana pagi di desa ini..

terlihat kesibukan yang terjadi di dalam rumah sederhana itu.. seorang gadis remaja yang nampak sedang sibuk membantu ibu dan Bapak nya untuk menyiap kan dagangan yang hendak di bawa untuk di jual kepasar uang terletak lumayan jauh dari Rumah mereka. Dia nampak sedang mengangkut singkong singkong yang merupakan dagangan Bapak nya itu dari dalam ruang tamu rumah nya untuk di bawa keluar dan di susun di atas tobos ( semacam dua buah keranjang besar yang terbuat dari anyaman bambu yang di ikat di atas boncengan sepeda.) yang biasa nya di pergunakan untuk membawa atau mengangkut barang.

Inara nampak sudah selesai membantu Ayah nya mengangkut keluar singkong singkong yang hendak di jual ke pasar.

Setelah itu dia bergegas menuju ke dapur di mana ibu nya terlihat sedang memasak untuk menyiapkan sarapan.

" Ini air nya sudah mendidih bu..mau buat apa. ?"

terdengar suara Inara bertanya kepada ibu nya sambil berjalan ke arah di mana kompor yang sedang menyala dengan air yang sudah mendidih di dalam teko di atas kompor tesebut.

" Itu mau buat nuangi teh yang sudah ibu taruh ke dalam teko di meja itu nara.."

ujar ibu nya menyahuti pertanyaan Inara yang lebih akrab di sapa Nara baik oleh keluarga dan orang orang di lingkungan mereka tinggal.

Gadis remaja kelas 3 Sekolah menengah itu pun segera mengambil teko yang terbuat dari Aluminium dan khusus di pergunakan untuk merebus air untuk kemudian menuangkan nya ke dalam teko tahan panas yang sudah di taruh teh di dalam.

kemudian dengan cekatan dia mengambil beberapa gelas dan penampan untuk membuat teh manis hangat yang akan menemani sarapan pagi mereka.

Tak lama kemudian sarapan sudah siap di meja sederhana yang terletak di pojok dapur dekat jendela yang terbuka dan langsung mengarah ke samping rumah mereka yang merupakan hamparan sawah para penduduk desa.

setelah semua nya di siapkan di meja makan, Inara pamit mandi kepada ibu nya karena sebentar lagi dia harus segera pergi ke sekolah yang lumayan jauh dari rumah nya.dan itu pun harus di tempuh dengan mengendarai sepeda. Namun Inara adalah anak yang rajin dan penurut.Dia bisa memahami kondisi keluarga nya yang tidak bisa seperti orang tua dari teman teman nya yang sanggup membelikan sepeda motor untuk nya pergi ke sekolah.

Inara keluar dari kamar nya dengan sudah mengenakan seragam sekolah berjalan ke dapur untuk kemudian bergabung dengan ibu bapak serta adik laki laki nya yang masih duduk di kelas 6 SD..terlihat mereka sudah mulai menyantap hidangan sederhana yang merupakan nasi putih di temani dengan lauk tempe goreng dan sayur kangkung yang terasa nikmat di lidah mereka. orang orang yang selalu tak lupa bersyukur atas semua nikmat yang di terima.

" Buk, pak.. hari ini adalah hari pengumuman hasil seleksi untuk murid murid yang mengikuti program Beasiswa dari pemerintah.. minta do'a nya ya.. semoga nanti nama Inara juga termasuk salah satu dari nama nama yang terpilih.."

sambil menyendok nasi Inara berkata kepada kedua orang tua nya.

" Emang nya kalau kak Inara ikut terpilih nanti biaya sekolah nya gratis semua ya kak..?"

tanya Aldi adik inara.. bocah usia 12 tahun itu nampak bersemangat mendengar berita yang di dengar dari sang kakak.

" ya.. ada juga sih yang masih harus bayar Al... contoh nya kayak beli buku juga kita masih beli sendiri.."

sahut inara memberi jawaban pada adik nya.

"owh..."

mulut Aldi membentuk huruf O tanda mengerti dengan jawaban kakaknya.

sedangkan Kedua orang tua mereka hanya tersenyum mendengar percakapan kedua buah hati nya tersebut.

Ibrahim nama Ayah Inara.. nampak sudah selesai dengan sarapan nya dan berdiri dari duduk nya.

" sudah cepat selesaikan srapan kalian.. nanti telat lo ke sekolah nya.. apalagi kak Nara kan sekolah nya jauh.. Bapak mau berangkat ke pasar dulu."

pak Ahim begitu biasa di panggil berkata kepada anak anak nya sambil mengulurkan tangan kanan nya agar mereka salim sebelum sang Ayah berangkat mencari nafkah.

Inara dan Aldi bergantian mencium tangan bapak nya dan kemudian segera menghabiskan sarapan yang masih tersisa di piring mereka.

Pak Ahim bergegas melangkah keluar rumah untuk kemudian berangkat ke pasar mengayuh sepeda nya membawa dagangan yang hendak di jual nya.

Inara dan Aldi yang sudah selesai dengan sarapan nya segera mengambil tas masing masing dan memakai sepatu. kemudian Inara lebih dulu berpamitan kepada ibu nya.

Setelah cium tangan ibu nya dia menghampiri Adik nya dan mengulurkan tangan. Aldi segera menyambut dan mencium tangan kakaknya.

setengah berlari Inara melangkah keluar rumah sambil berseru..

" Bu.. Nara berangkat dulu ya.."

" ya.. hati hati naik sepeda nya.."

sahut sang ibu dari dalam rumah.

" ya bu.. Asalamu'alaikum.."

"wa'alaikum salam.."

kemudian Inara menaiki dan mulai mengayuh sepeda kesayangan nya menuju ke sekolah.

Bel tanda masuk terdengar tepat saat inara baru saja memarkirkan sepeda nya yang terletak di samping lapangan sekolah.

" Alhamdulillah...pas banget udah nyampe.."

ujar Inara karena hampir saja dia telat jika sedikit lagi belum sampe di sekolah.

Dia segera berlari menuju kelas nya dan banyak pula terlihat teman teman nya juga berlari lari termasuk di antara nya Indah teman sebangku nya.

" Nara.. tumben kamu datang nya siang.."

Indah yang melihat Inara nampak berlari di depan nya bertanya pada teman sebangku nya tersebut yang tak biasa datang siang.

Inara menoleh ke belakang dan tersenyum kepada Indah.

" ya nih.. tadi aku naik sepeda nya nyantai.."

" ohh.."

jawab indah tanda mengerti.

mereka memasuki kelas dan bergegas duduk di tempat duduk mereka yang berada di urutan paling depan.

jam 09.00 bel tanda istirahat berbunyi.. nampak para siswa di sekolah tersebut berebut keluar dari kelas nya masing masing.

termasuk Indah dan Inara.mereka berjalan hendak menuju ke kantin ketika ada teman sekelas mereka menghampiri dan mengulurkan tangan ke arah Inara sambil mengucapkan selamat.

" Nara selamat ya.. kamu terpilih sebagai salah satu murid yang mendapat beasiswa itu."

Inara melongo mendapat ucapan selamat dari teman nya itu.

Indah yang berdiri di samping nya menyenggol lengan Inara.

"ohh.. ya ya terimakasih "

timpal Inara tergagap setelah mendapat senggolan di lengan nya oleh Indah.

" ya.. pengumuman nya ada di depan kantor.. liat gih.."

ucap teman inara sambil berlalu menuju ke ke kantin.

" Indaaahh... Aku terpilih ndaahh.."

Inara berteriak kegirangan sambil menghambur memeluk Indah.

" selamat ya Nara.. "

ujar indah tersenyum tulus membalas pelukan Inara.

" yuk kita lihat pengumuman dulu yuk..."

Indah merangkul bahu Inara dan mereka berjalan menuju kantor sekolah.

sesampai nya di sana.. sudah banyak siswa yang juga mengikuti seleksi pemilihan utuk murid yang layak menerima beasiswa berdesakan berebut untuk memastikan apakah nama mereka tercantum juga atau tidak. Inara melihat nama nya berada di urutan nomer dua dari atas dan mendapat peringkat kedua dengan nilai yang hanya beda tipis dengan nomer urut pertama sekaligus penyandang peringkat pertama.senyum manis mengembang di wajah inara.

" pak buk.. Inara lolos.. inara bisa melanjutkan SMA di kota bu.. pak..

ucap Inara berkaca kaca karena haru.

Beasiswa

*****

Bel tanda Berakhir nya jam pelajaran di sekolah telah berbunyi.Para siswa SMP negeri TUNAS HARAPAN nama sekolah di mana Inara belajar pun berebut untuk segera keluar dari kelas mereka masing masing.

Bangunan yang berdiri di atas tanah seluas kira kira tiga hektar itu sendiri mempunyai banyak ruangan kelas, karena di setiap tingkat kelas mempunyai lima ruangan kelas

kelas satu mempunyai lima ruang kelas, kelas dua juga mempunyai lima ruang kelas.

sedangkan kelas tiga, dimana sekarang Inara sedang berada di tingkat kelas tersebut justru mempunyai enam ruang kelas. Inara sendiri menempati ruang kelas 3b yang terisi sekitar empat puluh tujuh orang siswa. begitu pun kelas kelas yang lain kurang lebih juga terisi sekitar empat puluhan orang siswa. jadi kalau di hitung hitung kelas 1 dan 2 berjumlah sekitar 400 orang lebih siswa dan kelas 3 berjumlah sekitar 260 an orang siswa.

Inara berlari kecil menuju parkiran sekolah. namun sesampai nya di tempat dimana tadi pagi dia menaruh sepeda nya, tak dia temukan barang yang bagi nya sangat berharga tersebut. kepala nya celingukan mencari cari ke semua arah di tempat itu.sudah hampir setengah jam lama nya Inara mondar mandir kesana kemari tapi tak kunjung menemukan sepeda nya.

" nengdi yo.. mosok sepeda neng njero parkiran iso ilang.. mustahil enek maling nyolong sepeda elek.. sg apik akeh ki.."

"( kemana ya.. masak sepeda di didalam parkiran bisa hilang... mustahil kan ada maling nyuri sepeda butut.. yang bagus kan banyak..)"

Inara bergumam sendiri.

Parkiran sekolah sudah mulai sepi namun inara tetap tak menemukan barang yang dia cari . akhir nya dia memutuskan istirahat sebentar. gadis itu melangkahkan kaki nya menuju sebuah pohon akasia yang tak jauh dari tempat nya berdiri. disana ada sebuah bangku panjang yang biasa buat nongkrong anak anak cowok ketika jam istirahat.belum sempat inara duduk di bangku tersebut, lamat lamat telinganya mendengar obrolan beberapa orang siswa laki laki yang berjalan ke arah di mana kini diri nya berada. dan saat langkah mereka semakin mendekat..gadis itu mengepalkan kedua tangan nya expresi kemarahan tak dapat dia sembunyikan lagi. hidung nya kembang kempis karena mendengar obrolan empat orang siswa yang ternyata adalah teman sekelas nya itu mereka sedang membicarakan dan menertawakan inara yang kebingungan mencari sepeda nya.

anak anak itu sering membuat ulah dan inara lah yang sering jadi sasaran keisengan mereka ketika di dalam kelas atau pada waktu waktu tertentu seperti saat ini contoh nya.

" mbok deleh ng ndi mau sepeda e Ndra..?"

"(kamu taruh mana tadi sepeda nya ndra...?)"

celetuk salah seorang dari mereka

" tak tangsang ne ng wit rambutan mburi kantin..ben kwapok . "

" (aku taruh di atas pohon rambutan belakang kantin.. biar kapok..)"

" hahahaha.."

mereka berempat tergelak bersama. tanpa menyadari keberadaan orang yang sedang menjadi obyek kejahilan mereka mendengar semua yang telah mereka lakukan pada nya.

" heh...rupane kalian yo seng ngumpet ne sepeda ku.. dasar bajul.."

" ( heh... rupa nya kalian ya yang ngumpetin sepeda ku.. dasar buaya..)"

tanpa rasa takut sedikit pun inara berjalan menghampiri mereka yang tak menyadari keberadaan nya lalu kemudian menarik kerah baju salah satu siswa itu dari belakang. karena tak menyadari serangan tiba tiba dari Gadis yang sedang mereka bicarakan.tak ayal anak itu pun terjengkang ke belakang.

"gedebukk..."

teman teman Indra nama anak laki laki yang menjadi sasaran kemarahan inara terkejut reflek hendak menarik tangan teman nya itu dengan maksud supaya tidak jatuh ke belakang, malah justru ikut terbawa dan mereka bertiga menubruk tubuh indra.

"buwahhaha..."

Inara tak dapat menahan tawa nya menyaksikan anak anak itu bertumpuk dengan posisi tubuh indra berada paling bawah.

" Heh... dasar kunti.. kowe ki wes koyok jailangkung moro teko moro lungo.."

"( heh... dasar kunti.. kamu itu sudah seperti jailangkung.. tiba tiba datang tiba tiba pergi..)"

sambil di bantu teman teman nya untuk berdiri.. indra mengumpat Inara yang sedang berdiri tak jauh dari tempat nya sambil menertawakan nya. beberapa siswa yang masih terlihat di tempat parkir nampak memperhatikan mereka.

" bajul.. mbok balekno gak sepeda ku.."

"( buaya..kamu pulangin gak sepedaku..)"

ujar inara sambil berjalan menghampiri teman sekelas nya yang bernama Indra itu.

Indra berdiri dengan posisi kedua tangan bersedekap dan sedikit mengangkat dagu nya itu pun tersenyum mengejek ke arah inara. akan tetapi beberapa saat kemudian terdengar suara mengaduh dari mulut nya.

nampak tangan inara sedang menarik rambutnya di bagian bawah depan telinga..

ketiga teman indra melongo di tempat mereka berdiri..

" cepet kongkon konco konco mu jukuk sepeda ku gowo rene.. lak gak pengen jebol rambutmu.."

"( cepat suruh teman temanmu ambil dan bawa kesini sepedaku kalau tidak ingin tercabut rambutmu..)"

ucap gadis itu.

" ndang rek.. jukuk en sepeda e kunti iki.. gowo rene.. malah podo mlongo.."

" ( cepat brow.. ambil sepeda kunti ini bawa ke sini..malah pada melongo..)"

sambil meringis kesakitan indra memberi perintah pada teman teman nya..

ketiga teman indra itu pun segera bergegas ke arah kantin dan menuju ke bagian belakang kantin guna untuk mengambil sepeda butut milik inara yang telah mereka sembunyikan.

"Dasar.. bajul.."

"(dasar.. buaya..)"

sambil melepas jambakan tangan nya ke rambut indra, kaki gadis itu sembari menendang betis bagian depan kaki indra dan itu membuat teman nya itu mengaduh sambil reflek berjongkong memegangi kaki nya yang mana terasa sakit akibat tendangan dari inara.

" awh... kuntiii... awas ya.. "

anak laki laki itu geram sendiri karena meski pun sering di usili., tapi inara tidak pernah dapat di tindas nya.gadis itu tak pernah sedikit pun merasa takut atau seperti teman teman cewek lain nya yang bahkan ada yang sampai menangis karena ulah indra cs.

Tak menunggu lama, ketiga teman indra telah sampai ke tempat mereka dengan membawa sepeda milik inara.

" nich.. sepeda butut aja.. siapa juga yang mau.."

ujar reno salah satu teman indra sambil melempar sepeda itu ke depan inara.

" woeee..."

inara berteriak sambil mengarahkan kepalan tangan nya arah Reno.

dan anak laki laki itu justru menjulurkan lidah nya mengejek inara.

Namun kemudian dia tak mempedulikan teman teman nya itu lagi gadis itu segera mengambil sepeda nya dan bergegas mengayuh nya meninggalkan sekolahan yang sudah mulai sepi.

Terik matahari siang itu sama sekali tak di rasakan oleh inara. hati nya sedang bahagia karena dia terpilih sebagai salah satu peserta seleksi penerima beasiswa.sambil terus bersenandung inara mengayuh sepeda yang di naiki nya, hingga tanpa terasa telah sampai di depan rumah nya. Dengan sedikit tergesa dia menaruh sepeda nya kemudian berlari ke dalam rumah.

" Asalamu'alaikum... bu pak aku dapat beasiswa bu.. pak..."

suara nya memenuhi ruang tamu rumah nya.

Di dapur.. ibu inara yang sedang mencuci piring pun segera menghentikam aktifitas nya setelah mendengar suara putri nya.

" Alhamdulillah...pak.. anak kita dapat beasiswa pak.."

Asti, ibu inara berkata sambil tersenyum ke arah suami nya yang sedang duduk di dekat jendela sambil menikmati kopi buatan nya.

"ya Bu.. Alhamdulillah.."

sahut sang suami.

Inara yang tak menemukan keberadaan orang tua nya di ruang tengah dan ruang tamu rumah nya, berlari ke arah dapur dan begitu dia lihat ibu nya sudah tersenyum ke arah nya.. gadis itu langsung berlari kearah ibu nya dan memeluk nya.

" Alhamdulillah ndok.. jangan lupa terus bersyukur dan jangan takabur atas apa yang kita capai.."

sambil mengelus puncak kepala anak nya, wanita yang berusia kepala empat itu menasehati sang putri.

sedangkan Pak Ahim juga mengucap syukur sambil tersenyum memandang kearah anak dan istri nya tersebut.

Terluka

****

Tes akhir kelulusan semakin dekat, Dan itu arti nya setelah lulus dari jenjang menengah ini, maka Inara juga harus mempersiapkan diri untuk melanjutkan ke jenjang selanjut nya. di mana dia menjadi salah satu siswi terpilih sebagai penerima beasiswa dan harus bisa mendapat nilai kelulusan yang sudah ada standart nilai tertentu dari sekolah yang akan menjadi tempat nya melanjutkan pendidikan sebagai penerima beasiswa.

Siang itu sepulang dari sekolah seperti biasa Inara akan bergegas pergi ke ladang milik warga yang biasa nya menjual hasil kebun mereka kepada Ayah nya.Gadis itu akan membantu sang ayah untuk memanen tanaman singkong para warga yang memang di beli oleh Ayah nya untuk di jual lagi ke pasar.Dari sana lah sumber penghasilan keluarga inara. namun meski demikian mereka selalu mensyukuri semua nya.

Setelah mengganti seragam sekolah nya denga baju yang biasa dipakai untuk ke ladang dan kemudian menyantap hidangan makan siang alakadar nya yang sudah di siap kan oleh ibu nya, Inara bergegas hendak menyusul orang tua nya ke ladang Bu juminten pemilik tanaman singkong yang sedang di beli dan di panen oleh Ayah nya. sedang kan Ayah Inara sendiri sudah berangkat lebih dulu bersama sang istri.

Dengan di temani sepeda nya. sepeda yang dia dapat kan dari sang ayah sebagai hadiah saat gadis itu berhasil mendapatkan nilai terbaik waktu kelulusan SD. berarti sudah tiga tahun lama nya sepeda itu menemani hari hari inara untuk pergi dan pulang dari sekolah serta aktifitas lain nya sehari hari. sepanjang jalan inara terus bersenandung sambil mengayuh sepeda yang ditumpangi nya.

setelah tak berapa jauh lagi dia hendak sampai di tempat yang di tuju, saat hendak berbelok ke arah kiri di sebuah pertigaan yang terdapat di ujung jalan. yang memang kondisi jalan tersebut sudah banyak yang rusak. namun dari Arah yang berlawanan nampak seseorang sedang mengendarai motor nya dan kurang fokus pada jalan di depan nya. inara yang terkejut dengan reflek berteriak memperingatkan sambil membelok kan setir nya ke tepi bahu jalan yang di sana terdapat jalanan berlubang sehingga membuat sepeda yang di kendarai oleh inara oleng.

" woe... woee.. lihat jalaaann..."

" grubaaaak..."

gadis itu terjatuh dengan posisi lutut menyentuh aspal berlubang yang terdapat batu batu kecil di dalam nya.

" awh.. sshh... aw.. aw.."

inara bergumam menahan sakit di lutut nya.

Seorang pemuda yang baru menyadari bahwa hampir saja motor nya menabrak seseorang, segera menepikan kendaraan nya itu. kemudian berlari menghampiri inara yang sedang berusaha berdiri namun karena kaki nya terasa ngilu, sesaat kemudian dia kembali terduduk sambil memegangi bagian lutut nya yang nampak sudah banyak darah disana.

Pemuda itu mendekati inara untuk kemudian tanpa babibu segera membopong tubuh Inara lalu membawa nya berjalan menuju di mana motor nya berada. dengan hati hati dia menduduk kan inara pada boncengan motor nya.

inara yang masih shock hanya mampu terdiam saat pemuda yang tak di kenal nya tersebut membopong tubuh nya. belum sempat inara membuka mulut untuk bersuara atau sekedar bertanya, sang pemuda telah menghidupkan mesin kendaraan dan meraih tangan inara untuk berpegangan pada perut nya. gadis itu terkejut dan reflek menepis tangan pemuda itu.

" maaf.. saya tadi kurang fokus jadi membuat kamu terjatuh.. sekarang saya mau bawa kamu ke klinik supaya luka di kakimu segera di obati.. jadi saya mohon sekarang tolong kamu berpegangan kalau tidak mau jatuh untuk kedua kali.

ketus dan dingin kata kata yang terucap dari bibir pemuda yang secara tidak langsung telah membuat nya celaka tersebut.

akhir nya inara memberanikan diri untuk berpegangan pada jaket yang di kenakan oleh pemuda yang kini bersiap untuk melajukan motor nya itu.

" Kamu tau di mana ada klinik dekat sini..?"

pemuda itu bertanya kepada Inara yang sepanjang jalan hanya membisu dan kepikiran Ayah dan ibu nya yang pasti sudah menunggu.

" Hei... saya sedang bicara sama kamu..kamu dengar ga sih...?"

pemuda itu kembali mengeluar kan suara membuat inara tersadar dari lamunan nya.

" ehh .... ya.. kamu ngomong apa..?"

gadis itu sedikit tergagap menyahuti ucapan pemuda yang tengah memboncengkan nya tersebut.

" Dimana ada klinik sekitar sini...?"

ucap pemuda itu mengulangi pertanyaan nya sambil mengomel dalam hati.

" oh...iitu di depan sana ada rumah cat putih pagar nya hijau.. itu rumah nya pak mantri suryo yang biasa nya di datangi penduduk sekitar sini untuk berobat.

Tak butuh waktu lama akhir nya motor yang mereka kendarai berhenti di depan bangunan rumah yang di maksud oleh inara.

lagi lagi pemuda itu membopong tubuh inara tanpa Ba bi bu.. Sedang sang empu nya yang kaget karena merasakan tubuh nya seperti melayang, terpekik kecil sambil kedua tangan nya reflek mencari pegangan yang secara spontan melingkari leher pemuda yang kini membopong tubuh nya.

" Ini rumah ada bel nya gk..?"

pemuda itu celingukan mencari bel pintu di depan gerbang sambil masih membopong tubuh inara.

" itu di sana bel nya.."

inara berkata sambil menunjuk benda yang di maksud yang ternyata terletak di dekat bunga yang dahan nya lumayan rimbun jadi harus sedikit jeli melihat nya.

Sementara itu orang tua inara yang sudah dari tadi berada di ladang baru menyadari, sudah hampir waktu Ashar putri nya itu belum terlihat datang ke ladang menyusul mereka.

" Bu... kok Inara belum nyampe ya... gak seperti biasa nya."

ujar pak Ahim kepada istri nya.

" ya... ya pak.. kok belum kelihatan ya tuh anak.. apa mampir dulu ke rumah teman nya..?"

sahut bu Asti menimpali perkataan suami nya.kedua orang itu nampak mencemaskan putri nya tersebut, karena tidak biasa nya dia belum datang nyampai menjelang sore.

Dari kejauhan nampak seseorang sedang menuntun sepeda milik inara yang dia temukan di jalan. karena sudah sangat mengenali bahwa sepeda itu adalah sepeda milik inara, Orang tersebut berinisiatif untuk membawa barang tersebut kepada pak Ahim dan bu Asti yang sedang memanen singkong di ladang milik nya.

" lho... itu kan sepeda inara pak... kok bisa sama bu juminten.. terus inara nya kemana..?"

melihat bu juminten datang dengan membawa sepeda anak nya membuat bu Asti serta merta di landa rasa khawatir.. dengan tergopoh dia berjalan menghampiri bu juminten.

" Bu... inara nya mana..?"

Dengan raut wajah yang nampak cemas bu asti pun bertanya.

" Saya cuma menemukan sepeda ini tergeletak di jalan dekat pertigaan sana bu.."

ucap bu juminten.

mendengar jawaban tersebut membuat kedua orang tua inara saling berpandangan dengan raut wajah yang di penuhi kecemasan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!