Amora Cerry berlari kedalam hotel berbintang, hotel yang dibangun dengan full kaca tersebut adalah hotel tujuan utama para pebisnis, pejabat dan artis artis dalam maupun luar negeri. Hotel tersebut bernama NOVOTEL. Ini adalah hari pertama Chef Amor bekerja sebagai Chef utama hotel tersebut. Ia bangun kesiangan sehingga ia terburu buru masuk ke hotel tersebut. Ia berkali kali menabrak karyawan hotel.
"Ya Tuhan chef, cepat kemari." perintah pak Angga salah satu HRD hotel.
"Maafkan aku pak." jawab chef Amor.
Pak Angga mengangguk. "Perkenalkan, ini chef utama baru kita namanya Amora Cerry. Kalian bisa memanggilnya Chef Amor." ujarnya.
"Pagi semua, aku Chef Amor. Mohon bantuan dan kerja sama kalian selama aku disini." ujar chef Amor.
"Pagi juga chef." sapa semua karyawan dapur bersamaan.
"Mulai hari ini chef Amor lah yang akan menjadi chef kalian, aku berharap kali ini chef Amor bisa bertahan lebih dari satu tahun." ujar pak Angga.
"Baik pak, kami juga berharap seperti itu karena chef kali ini akan mempercantik dapur kita." ujar salah satu karyawan sambil tertawa. Mereka semua akhirnya tertawa.
"Sungguh pilihan pak Angga kali ini membuat kami dag dig dug." canda yang lainnya dan mereka kembali tertawa.
"Sudah jangan bercanda lagi. Chef Amor tidak bisa diganggu. Dan kalian akan bekerja keras sekarang, karena CEO kita akan mengunjungi restoran dan dapur siang ini." ujar pak Angga.
Seketika itu juga mereka berubah menjadi tegang dan berpamitan pada pak Angga dan chef Amor. Mereka semua langsung sibuk membersihkan restoran dan dapur. Chef Amor terbelalak. Ia sangat heran apa yang terjadi. Pak Angga yang melihat chef Amor kebingungan langsung menjelaskan.
"CEO kami sangat menyukai kebersihan, tak ada setitik noda dan debu pun yang boleh ada di setiap sudut hotel ini. Ia tak segan segan memecat karyawan yang melakukan kesalahan." ujar pak Angga.
"Ya Tuhan, apa sampai seperti itu CEO kita?" tanya chef Amor.
Pak Angga mengangguk. "Begitulah ia, dan CEO kita memang sempurna chef. Pria itu sangat tampan dan tegas, tapi ada satu hal yang kau harus hati hati, ia memiliki tunangan yang sangat sombong. CEO kita selalu mengikuti apa yang diucapkannya, wanita itu berkepala ular. Ia paling tidak suka ada wanita yang mendekati tunangannya. Ya Tuhan, aku malah bergosip." ujarnya sambil tertawa.
Chef Amor ikut tertawa. "Terima kasih penjelasannya pak. Baiklah aku akan memulai pekerjaanku." jawabnya.
"Selamat bekerja chef Amor, aku harap kau betah disini." jawab pak Angga.
Chef Amor mengangguk dan masuk ke pantry dapur untuk memulai menu menu yang menjadi andalannya.
CHEF Amora Cerry 👇
*****
Dion Pranadja siap siap berangkat ke hotelnya. Ia selalu bersama supirnya pak Jojo. Pak Jojo membukakan pintu penumpang dan mereka berangkat menuju NOVOTEL. Di hotel semua sudah berbaris seperti biasanya untuk menyambut kedatangan CEO mereka. Disambut manager pak Haryo, HRD pak Angga, dan beberapa karyawan hotel. Dion turun dari mobilnya, dengan gagah ia membenarkan jas dan dasinya, lalu melangkah masuk ke hotel.
Seperti biasa ia menatap setiap tempat yang ia lewati sambil menyentuhnya mencari debu yang menempel, tapi semuanya sempurna. Tapi ia tiba tiba berhenti di depan salah satu karyawati resepsionis. Matanya tajam saat menatap karyawati tersebut. Karyawati tersebut bergetar hebat saat Dion menghampirinya.
"Pak Angga, kau tahu apa kesalahannya. Besok aku tak ingin melihatnya lagi, pecat ia." ujar Dion sambil meninggalkannya.
Seketika itu juga karyawati tersebut menangis dan berlutut. "Aku mohon jangan pecat aku pak, apa kesalahanku pak." ujarnya namun tetap diabaikannya.
Pak Angga memerintahkan sekuriti untuk membawa karyawati tersebut ke ruangannya. Lalu meninggalkannya, kembali mengikuti CEO nya. Ternyata karyawati tersebut mengotori baju kerjanya dengan saos makanan, bahkan ia memakai dasinya dengan tidak benar, sedangkan penjaga resepsionis harus terlihat sempurna untuk menyambut kedatangan para tamu hotel. Dan itu tidak ada toleransi bagi Dion mengampuni karyawan yang tidak mengikuti peraturannya.
Langkah Dion kembali terhenti saat mendekati restoran. "Aku tak ingin melihat pajangan jelek itu lagi." ujarnya sambil menunjuk satu pajangan di depan restoran. Lalu ia menatap setiap kursi dan meja restoran yang tertata rapi dan bersih.
"Dimana chef utama baru kita?" tanya Dion pada pak Angga, sambil duduk di salah satu kursi vip restoran.
"Sebentar aku akan memanggilnya pak." jawab pak Angga. Lalu pak Angga memanggil chef Amor.
Chef Amor merapikan penampilannya dan menghampiri CEO nya. "Selamat pagi pak, perkenalkan aku Amora Cerry, panggil saja chef Amor. Aku chef baru disini." ujarnya.
Dion Pranadja mendongak dan saat itulah matanya menatap sosok chef yang ada di depannya.
Ya Tuhan, aku baru melihat ada chef secantik ini. pikirnya.
Dion terus menatapnya dari atas hingga kebawah, ia tak tahu jika pak Angga memilih chef wanita untuk restorannya. Dion menelan ludahnya, agar tenggorokannya tidak mengering saat berbicara.
"Aku Dion Pranadja, CEO sekaligus pemilik hotel ini. Selamat datang di restoran Novotel, kau sudah tahu kan peraturan disini." ujar Dion, sebenarnya itu tak perlu ia tanyakan. Tapi entah mengapa Dion tak bisa berkata apapun saat berada di depan wanita itu.
Chef Amor mengangguk dan tersenyum. Dion terbelalak saat melihat senyuman wanita itu. Jantungnya terpacu dengan keras seperti sedang mengendarai kuda kesayangannya. Sulit sekali bagi Dion mengendalikannya.
"Tentu aku tahu pak. Terima kasih atas sambutannya." jawab chef Amor.
"Aku ingin mencicipi menu sarapan yang kau buat hari ini. Tentu saja menu spesialmu." ujar Dion.
Chef Amor mengangguk kembali lalu memanggil pelayan untuk mengantarkan makanan yang sudah ia siapkan. Ada 3 menu yang berbeda yang disuguhkan chef Amor pada Dion. Dion mencicipi menu baru yang disuguhkan dan berkali kali mengangguk.
"Sangat lezat, aku suka masakanmu. Mulai hari ini dan seterusnya, kau yang menyiapkan 3 kali makan untukku. Pagi, siang dan malam. Dan aku ingin kau langsung yang mengantarnya ke ruanganku." perintah Dion tegas.
Chef Amor terbelalak. Ia bisa menyiapkan 3 kali makan CEO nya tapi untuk mengantarkannya langsung bukan tugasnya, dan permintaan itu sangat berlebihan bagi Amora. "Tapi pak, tugasku hanya di dapur." jawab chef Amor.
Pak Haryo dan pak Angga terbelalak saat mendengar penolakan chef Amor.
Gawat, pak Dion bisa memecatnya. pikir mereka.
Namun ketakutan mereka tidak terjadi, mereka malah terkejut saat melihat Dion tertawa. "Aku senang kau menjawabnya, tapi tidak ada penolakan atas perintahku chef, aku tunggu kedatanganmu nanti siang." ujarnya lalu meninggalkan restoran.
Pak Angga menepuk pundaknya agar bersabar. Lalu mengikuti CEO nya kembali ke kantornya. Chef Amor menghela nafasnya.
"Ya Tuhan, aku seperti menghadapi seorang penjahat. Aku benar benar sulit bernafas." ujarnya membuat karyawan restoran tertawa.
"Sabar chef, kami sudah lama tak bisa bernafas jika ia datang kemari." jawab salah satu karyawan, dan membuat yang lain kembali tertawa.
"Dan aku harus bertemu dengannya sehari 3 kali, ya Tuhan...dosa apa yang aku perbuat." jawab chef Amor. "Sudahlah ayo kita kembali bekerja." perintahnya.
"Baik chef..." jawab mereka serempak.
Amora Cerry seperti berada di tengah tengah badai di hari pertama ia bekerja. Jika saja gaji di restoran hotel tersebut tak menjanjikan, mungkin ia sudah berlari di hari pertamanya bekerja. Ia kembali menyibukkan dirinya di dapur.
CEO NOVOTEL, Dion Pranadja 👇
*****
Hai para Reader tersayangku, ini adalah novel ke 8 ku. Kembali aku meminta dukungan, like n komen kalian ya...!!!
Satu komen dan like kalian itu sangat berharga untukku...😘😘😘
Happy Reading All...
Dion Pranadja berada di kantornya, ia berkali kali membaca dokumen yang sama. Padahal itu tak seperti biasanya, pikirannya terganggu gara gara wajah chef Amor.
Ya Tuhan, apa yang terjadi padaku. Ayolah Dion, kau sudah memiliki tunangan. Walaupun kau tak mencintai wanita itu, tapi itu pilihan orangtuamu. gumamnya sendiri.
Tapi ia merasa baru kali ini merasakan debaran keras saat melihat seorang wanita, bahkan ia tak pernah makan di kantornya. Tapi ia justru tiba tiba meminta chef Amor mengirim makanannya langsung, itu karena ia ingin melihat wajah wanita itu setiap hari.
Aku memang sudah gila. bentaknya pada diri sendiri.
Ia kembali melanjutkan pekerjaannya. Pak Haryo mengetuk pintu kantornya. "Masuk." ujar Dion.
"Pak Dion, ini daftar tamu hotel kita buat pekan ini. Ada beberapa pejabat dan artis yang akan hadir di acara penggalangan dana tersebut. Kami belum mengatur setiap kamar untuk mereka. Kedua pihak sama sama meminta kamar yang terbaik view laut, sedangkan tamu VIP kita masih menginap di hotel kita sampai pekan ini." ujar pak Haryo.
Dion membaca daftar tamu tersebut. "Ada berapa kamar tersisa yang menghadap ke laut?" tanyanya.
"Sekitar 20 kamar pak." jawab pak Haryo.
"Daftar tamu kita lebih dari 40 orang, kita akan mengatur 20 orang lebih yang tersisa dengan pelayanan yang berbeda. Setidaknya mereka tak ada yang kecewa dengan penempatan kamar." ujar Dion.
Pak Haryo mengangguk. "Baik pak, kami akan melakukan yang terbaik." jawabnya lalu pamit keluar.
Dion memanggil sekertarisnya Hany. "Anda perlu apa pak?" tanya Hany.
"Adakah jadwalku siang ini yang bisa disingkirkan, aku tak ingin diganggu siang ini." tanya Dion.
Hany menggeleng. "Semuanya penting pak, siang ini anda ada janji makan siang dengan tunangan anda." jawab Hany.
"Nah singkirkan itu." perintah Dion.
"Tapi pak." jawab Hany.
"Kau bisa mencari alasannya. Aku tak ingin diganggu Hany." ujar Dion lagi.
Hany mengangguk. "Baik pak." seraya meninggalkan ruangan Dion. Hany menghela nafasnya, ia tahu seperti apa tunangannya itu, ia harus siap menerima amukan dari wanita sombong itu.
*****
Siang itu banyak sekali tamu hotel yang makan di restoran membuat chef Amor sangat sibuk.
"Chef, jangan membuat CEO menunggu. Itu bisa gawat." ujar asisten chef, Dori.
"Tapi kalian bagaimana?" tanya chef Amor.
"Kami bisa menanganinya chef. Kau sudah memberitahu kami resepnya." jawab Dori.
"Baiklah, aku akan segera kembali." ujar chef Amor. Ia menyiapkan makanan CEO nya dan langsung menuju kantor Dion.
Ya Tuhan, pria ini sangat merepotkan. pikir Amora.
Ia mencari kantor CEO nya, berkali kali ia diberi petunjuk dari karyawan hotel. Cukup jauh letak kantor CEO dari restoran, Amora sangat lelah membawa nampan makanan tersebut dan sampailah ia di kantor CEO. Seorang sekertaris menyambutnya dengan ramah.
"Hai, aku chef Amor, dimana pak Dion?" tanyanya.
"Hai juga, aku Hany sekertaris pak Dion, ia sudah menunggu anda sejak tadi." jawab Hany sambil membukakan pintu kantornya.
"Terima kasih." jawab chef Amor seraya melangkah masuk.
"Pak Dion, ini makanan anda." ujar chef Amor pada Dion yang sibuk dengan pekerjaannya sambil menaruh nampannya di meja.
Dion mendongak dan menatap chef Amor. Ia bangun dari duduknya dan menghampiri chef Amor. "Kau terlambat, apa kau pikir makan siangku jam segini?" tanya Dion.
"Maaf pak, restoran sangat ramai. Dan..." jawab chef Amora namun perkataannya dipotong.
"Aku tak memerlukan alasan. Jika aku memintamu datang tepat waktu, tinggalkan pekerjaanmu yang lain. Sebagai hukumannya, kau temani aku makan sekarang." perintahnya. "Tidak ada penolakan." sambungnya.
Chef Amor menghela nafasnya. Ia tak bisa membantah permintaan CEO nya.
"Duduklah..." perintah Dion lagi.
Chef Amor duduk di depan Dion, ia menatap CEO nya.
Pria ini ternyata sangat tampan. pikirnya.
"Kenapa? Apa aku menakutkan? Makanlah chef, aku tak mungkin menghabiskan semuanya." ujar Dion.
"Alat makan yang aku bawa hanya satu untuk anda." jawab chef Amor.
"Tunggu sebentar." ujar Dion seraya masuk ke pintu yang rata dengan tembok, bisa dibilang itu pintu rahasia ruang kantornya. Tak lama kemudian, pria itu kembali dengan membawa alat makannya dan menyerahkan pada chef Amor. "Ayo makan, semakin lama kau melakukannya, semakin lama juga kau kembali ke restoran." sambungnya.
Chef Amor mengikuti keinginan CEO nya dan mulai makan bersamanya dengan perasaan yang canggung. Beberapa menit kemudian, mereka selesai. Tanpa sadar Dion mengusap ujung bibir chef Amor yang terkena makanan. Chef Amor terbelalak lalu keduanya bertatapan. Terjadi keheningan diantara mereka.
Pintu kantor didobrak dengan keras dan teriakan seorang wanita memekakkan telinga mereka membuat keduanya terkejut.
"Mengapa kau lakukan ini Dion. Jadi ini yang kau lakukan, mengapa kau membatalkan janji kita." teriak Gracia tunangan Dion.
"Kau ini apa apaan sih, datang marah dan berteriak. Kau kira ini ada di hutan. Aku ada pekerjaan makanya aku tak bisa makan siang denganmu." bentak Dion.
"Kau makan bersama wanita lain sayang, padahal aku sudah memesan tempatnya." ujar Gracia melembut.
"Ini chef Amor, chef baru hotelku. Aku tak sempat keluar Grace karena sebentar lagi ada meeting." jawab Dion.
"Kau menunggu apalagi, keluar sana." bentak Gracia pada Amora.
Chef Amor membereskan makanannya dan membawa nampannya keluar.
"Terima kasih chef Amor." ujar Dion dan hanya mendapatkan anggukan darinya.
"Lain kali aku tak suka kau masuk dengan cara seperti itu Grace, kau sangat tidak sopan. Ini kantorku bukan rumah." bentak Dion.
"Maaf sayang, aku kesal sekali kau tiba tiba membatalkan janji kita." jawab Gracia.
"Pulanglah, aku masih banyak pekerjaan." usir Dion.
"Sebagai gantinya, maukah kau makan malam denganku?" pinta Gracia.
"Maaf Grace hari ini aku banyak sekali pekerjaan, lain kali oke. Sekarang aku mau meeting. Hany..." teriak Dion.
Hany segera masuk. "Iya pak." jawab Hany.
"Lain kali jangan biarkan siapapun masuk jika aku sedang makan termasuk Grace." perintahnya.
"Tapi Dion, aku tunanganmu. Mengapa kau seperti itu?" ujar Gracia manja.
"Agar kau bisa membedakan urusan pribadi dengan pekerjaan. Hany, kita berangkat sekarang." ujarnya mengajak sekertarisnya ke tempat meeting, Dion meninggalkan Gracia yang masih cemberut.
Gracia sangat kesal atas perlakuan Dion, Dion memang tak pernah memperlakukannya dengan baik. Tapi kali ini pria itu lebih jahat dari sebelumnya, biasanya Dion akan menuruti permintaannya. Tapi sekarang ia malah marah padanya.
Gracia teringat pada wanita tadi, chef baru mengapa harus wanita. Dan mengapa ia berada di ruangan Dion. Gracia segera menuju restoran, ia akan menemui wanita itu dan mengancamnya agar tidak dekat dekat dengan Dion. Gracia melangkahkan kakinya dengan cepat, ia ingin memberi pelajaran pada jalang yang berani mengganggu rencananya.
*****
Happy Reading All...😘
Happy weekend karena aku buat eps ini hari sabtu, jika kalian membaca di hari lain maka selamat beraktifitas...😉
Dukung, like n komen terus ya...
Gracia menuju restoran, semua karyawan menatap sinis padanya. Tak ada satu pun karyawan hotel yang menyukai tunangan CEO nya. Gracia duduk di ruang VIP, dan memanggil pelayan.
"Ada yang bisa aku bantu nona Grace?" tanya pelayan.
"Panggil chef baru itu, cepat." perintahnya.
"Maaf nona, chef Amor sedang sibuk sekarang." jawab pelayan.
Gracia menggebrak mejanya dengan keras. "Sejak kapan aku meminta alasan, kau ingin aku pecat." bentaknya.
Pelayan itu kesal dan segera masuk ke dapur. "Chef Amor, tunangan CEO ingin bertemu dengan anda." ujarnya.
Semua menatap chef Amor. "Kalian tenang saja, aku akan baik baik saja." jawab chef Amor meyakinkan mereka.
"Tapi chef, wanita itu gila." ujar Dori.
Amora menepuk pundak Dori dan tersenyum, lalu menghampiri Grace.
"Ada yang bisa aku bantu nona?" tanya chef Amor.
Gracia mendongak, ia menatap chef Amor dari atas sampai bawah. "Sejak kapan penampilan chef seksi seperti ini, apa kau sengaja melakukannya untuk menggoda pria pria hotel termasuk tunanganku?" tanyanya sinis.
"Mohon maaf nona, bicaramu kurang sopan. Aku chef bukan wanita murahan." bentak Amora.
Gracia berdiri dan berkacak pinggang. "Sejak kapan seorang karyawan hotel berani membentakku." teriaknya. Tangan Gracia melayang menampar keras pipi Amora.
"Berani sekali kau menamparku." ujar Amora lalu membalas tamparannya, membuat Gracia terjungkal kebelakang.
Keributan mereka mengundang manager restoran. "Ya Tuhan, apa yang sedang terjadi?" tanya Joni.
"Kau berani sekali melakukan itu, kau aku pecat. Keluar dari hotel ini." bentak Gracia.
"Kau kira aku bekerja untukmu? Selama CEO tak memecatku, maka kau tidak berhak melakukannya." jawab Amora.
"Chef, aku mohon hentikan." ujar Joni. "Maafkan chef Amor nona Grace, apa yang harus aku lakukan agar anda memaafkannya?" tanya Joni membuat Amora sangat kesal.
"Pecat wanita itu, bagaimana mungkin kalian memperkerjakan wanita tak tahu sopan santun seperti itu." jawab Gracia.
"Siapa yang menyuruhmu melakukan itu Grace?" bentak Dion. Pria itu diberi kabar jika tunangannya membuat keributan di restoran, ia tahu sasaran Grace pasti chef Amor. "Tidak ada yang bisa memecat chef Amor kecuali aku, dan aku sudah menyuruhmu pulang kan?" ujarnya.
"Sayang, tapi wanita jalang itu menamparku." ujar Grace manja.
"Jaga ucapanmu, kau bisa dituntut karena pencemaran nama baik. Minta maaf pada chef Amor sekarang." pinta Dion.
"Tapi..." ujar Grace.
"Tidak ada kata tapi, jika kau tak mau. Maka aku tak akan memaafkanmu." bentak Dion lagi.
Wajah Gracia mengeras. Ia menahan emosinya. "Maaf." ujarnya seraya meninggalkan restoran.
"Silahkan lanjutkan pekerjaanmu chef, maaf atas perlakuan kasarnya." ujar Dion pada Amora.
Amora mengangguk dan langsung masuk ke dapur lagi.
"Joni, laporkan segera padaku jika Grace mengganggu chef Amor lagi." perintahnya pada manager restoran.
"Baik pak." jawab Joni.
Dion meninggalkan restoran kembali ke kantornya.
"Wow...chef Amor memang hebat." ujar Dori membuat semua bertepuk tangan.
"Hei, tadi bukan tontonan. Tapi wanita itu berani sekali menamparku." jawab chef Amor.
"Tapi baru kali ini ada yang berani melawan tunangan CEO. Dan yang lebih mencengangkan pak Dion malah membelamu chef." ujar Joni yang masuk ke dapur.
"Maaf atas keributan tadi pak, aku tak tahu mengapa di hari pertamaku ia tak menyukaiku." ujar Amora.
"Jawabannya cuma satu cemburu. Dan kau lebih cantik daripada Grace, tentu saja wanita itu menggila." jawab Joni membuat Amora malu. "Sudah ada puluhan karyawan yang di pecat oleh Grace dan mendapat persetujuan dari CEO tapi baru kali ini aku disuruh melindungimu chef. Kau sangat beruntung." sambungnya.
"Terima kasih, jika saja tadi pak Dion memecatku, maka ini adalah pemecah rekor dalam hidupku. Aku dipecat di hari pertama aku bekerja." jawab Amora membuat semuanya tertawa. Lalu mereka melanjutkan aktifitasnya kembali.
*****
Gracia mengunjungi calon mertuanya sambil menangis. Ketika sampai di rumah megah keluarga Pranadja ia langsung menghambur ke pelukan ibu Dion.
"Loh ada apa sayang?" tanya Diana Pranadja.
"Tante, Dion memarahiku dan mengusirku dari hotel." jawab Gracia.
"Kenapa Dion berani melakukan itu pada menantuku?" tanya William Pranadja.
"Itu karena chef baru di restoran hotel, wanita itu juga berani menamparku om. Tapi malah Dion membelanya." jawab Gracia lagi.
Keduanya terkejut. "Berani sekali seorang karyawan menampar menantuku. Om akan menghubungi Dion. Kau tenang saja, om akan memecatnya jika chef itu terbukti bersalah." ujarnya.
"Sini sayang, sudah jangan menangis lagi. Kau belum makan kan?" tanya Diana.
Gracia menggeleng. "Dion membatalkan makan siang denganku, lalu ia malah makan dengan chef itu. Aku kesal sekali tante." jawabnya.
Diana tersenyum dan mengajaknya ke meja makan. Tapi Diana sangat terkejut dengan cerita Gracia, ini pertama kalinya Dion mau makan bersama karyawan hotelnya dan itu chef hotel. Diana tahu, jika putranya tak menyukai Gracia sama sekali. Putranya terpaksa menerima Gracia karena kerja sama antara William dan ayah Gracia. Diana menjadi penasaran seperti apa sosok chef wanita itu yang bisa meluluhkan kerasnya hati Dion.
"Tante mengapa senyum senyum?" tanya Gracia sambil mengunyah makan siangnya.
"Ah...tidak Grace, tante hanya senang kau makan disini." jawab Diana.
Gracia tersenyum mendengar jawaban calon mertuanya. Lalu tersenyum licik, saat ia semakin yakin kedua orang tua Dion menyukainya.
*****
Dion menghela nafasnya saat melihat ponselnya. Ayahnya menghubunginya, ini pasti ada hubungannya dengan Gracia.
"Halo pi." jawab Dion.
"Apa yang kau lakukan pada Grace? Dion kau kan tahu, kita sedang bekerja sama dengan perusahaannya." tanya William.
"Ya Tuhan papi, papi selalu saja mendengar cerita setengah dari Grace. Wanita itu membuat keributan di hotel hanya karena chef baru hotel kita. Ia tiba tiba menampar chef Amor. Tentu saja chef membalasnya, karena wanita itu tidak salah apa apa." jawab Dion. "Aku banyak pekerjaan, jadi aku membatalkan makan siangku dengan Grace. Aku meminta chef baru itu mengantarkan menu barunya, saat itulah Grace datang dan salah paham." sambung Dion.
William menghela nafasnya. "Papi tahu, Grace sangat manja. Tapi papi tak ingin mendengar lagi jika Grace ditampar karyawanmu. Bagaimanapun wanita itu yang akan menjadi istrimu Dion. Aku tak ingin menantuku direndahkan pegawai hotelmu." ujarnya.
"Papi tenang saja, selama Grace tidak macam macam maka aku akan membelanya. Tapi tidak jika ia yang salah, ia juga harus belajar menghargai orang lain terutama pegawai hotelku." jawab Dion seraya mematikan ponselnya.
Dion merebahkan tubuhnya di kursi.
Wanita sialan, aku akan terus menyelidiki perusahaanmu. Aku harus mencari kesalahan kalian, agar aku bisa memutuskan pertunangan ini. gumamnya.
Dion memejamkan matanya, dan lagi lagi melihat wajah cantik chef Amor.
Ya Tuhan, jantungku berdetak lagi. Aku sudah gila. ujarnya sendiri.
Ia tidak sabar menunggu kedatangan chef Amor saat makan malam nanti. Ia ingin mengelus pipi mulus chef itu yang ditampar oleh Gracia.
*****
Happy Reading All...😘
Menurut kalian, Dion cocok dengan Gracia atau Amora.
Jangan lupa like n komen ya...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!