Li Ya Ya saat tahu jika jiwanya berpindah ke dalam novel yang pernah ia baca, dia bingung antara mau bersyukur atau menangisi takdirnya, karna dirinya masuk ke dalam raga si antagonis, bersyukur karan si antagonis hidup bergelimang harta, dan menangis karan dia tahu akhir hidup si antagonis sangat mengenaskan, mati di siksa oleh suaminya sendiri, karna membuat cahaya bulan putih suaminya keguguran.
Zhou Yi si tokoh antagonis menyukai tokoh protagonis pria Gu Yancheng, sedangkan Gu Yancheng sendiri sudah pasti menyukai si protagonis wanita Lin Mei Mei, karna memang setiap alur novel sudah pasti si protagonis pria akan bersanding dengan si protagonis wanita, sedangkan si antagonis wanita akan menjadi perusuh hubungan keduanya.
Sedangkan si tokoh figuran Fu Sihan yang notabe nya adalah paman Gu Yancheng dari pihak Ibunya, diam diam juga menyukai Lin Mei Mei, karna memiliki kepribadian yang sangat tenang, tidak ada satupun yang tahu jika selama ini Fu Sihan menyukai Lin Mei Mei begitu juga dengan Lin Mei Mei sendiri, dan demi kebahagian Lin Mie Mie, dia mengalah dan merelakan Lin Mei Mei menikah dengan keponakannya karna selama ini dia tahu dengan jelas jika Lin Mei Mei sangat menyukai Gu Yancheng, sedangkan dirinya hanya di anggap sebagai Paman saja tidak lebih.
Dan saat hari pernikahan Gu Yancheng dan Lin Mei Mei tinggal menghitung hari, Zhou Yi si antagonis membuat ulah untuk menggalkan pernikahan keduanya, dan hal itu di dengar oleh Fu Sihan, dan akhirnya Fu Sihan memutuskan untuk menikahi Zhou Yi, karna hanya itulah satu satunya dirinya memiliki alasan untuk mengurung Zhou Yi di dalam villa sijin miliknya, Fu Sihan tidak ingin melihat pernikahan Lin Mei Mei dan Gu Yancheng berantakan akibat ulah Zhou Yi, apa lagi Fu Sihan tahu jika Zhou Yi adalah sosok yang sangat nekat, mungkin karna sejak kecil Zhou Yi selalu di manja oleh kedua orang tuanya, mengingat Zhou Yi hanyalah putri satu satunya.
Dan selama menikah, Fu Sihan benar benar mengurung Zhou Yi di dalam villa, tidak membiarkannya meninggalkan villa walau hanya selangkah, dan Fu Sihan baru akan membawa Zhou Yi keluar dari dalam villa hanya di saat acara acara besar keluarga saja, itu pun Fu Sihan tidak pernah membiarkan Zhou Yi melepaskan diri darinya, karna takut jika Zhou Yi sampai melakukan aksinya untuk melukai Lin Mei Mie, namun setahun kemudian Fu Sihan benar benar lalai dalam penjagaannya, karna akhirnya Zhou Yi berhasil melukai Lin Mei Mei di saat acara ulang tahun pernikahan Lin Mei Mei dan Gu Yancheng, yang menyebabkan Lin Mei Mei harus kehilangan bayi yang baru dua bulan di kandungnya.
Dan akhir dari cerita itu Zhou Yi di masukkan ke dalam ruang bawah tanah oleh Fu Sihan, dan setiap hari Zhou Yi mendapat siksaan dari anak buah Fu Sihan yang sangat tak manusiawi.
Di sebuah kamar yang sangat besar dan mewah, Li Ya Ya merasakan merinding di sekujur tubuhnya, saat mengingat kembali akhir dari cerita novel yang ia masuki saat ini.
Li Ya Ya sangat tahu betul di balik sikap tenang Fu Sihan, dia adalah sosok yang sangat mengerikan, Fu Sihan tidak akan pernah berbelas kasihan pada orang orang yang berani mengusik orang yang Fu Sihan sayangi.
'' Hih,, Ya Ya, lebih baik kamu jadi istri penurut saja, dan nikmati harta Fu Sihan sampai puas '' gumam Li Ya Ya.
Selain mengetahui sifat kejam Fu Sihan, Li Ya Ya juga tahu jika perusahaan besar Fuji Group yang hampir menaungi seluruh perusahaan yang berada di negara itu adalah milik Fu Sihan, dan bisa di bilang Fu Sihan adalah sosok yang sangat di segani, hanya saja jarang yang tahu siapa pemilik Fuji Group sebenarnya, dan hanya segelintir orang yang tahu, itupun juga sama sama pebisnis hebat.
'' Auww ''
Li Ya Ya meringis saat hendak menurunkan kakinya dari atas ranjang, dia ingat saat menempati raga Zhou Yi, saat itu Zhou Yi pertama kali mencoba melarikan diri dari villa dengan cara melompati pagar, tapi sayangnya Zhou Yi mendaratnya tidak tepat, membuat kepalanya terbentur batu dan pingsan, dan akhirnya Zhou Yi di bawa masuk kembali oleh pengawal Fu Sihan, sedangkan Fu Sihan yang mendengar kabar itu hanya mengabaikannya, dan malah meminta para pengawalnya untuk memperketat penjagaan Zhou Yi.
( Nama Li Ya Ya kita ganti Zhou Yi saja, biar tidak bingung )
Zhou Yi berusaha berdiri sembari menahan nyeri di bagian lututnya, karna bukan hanya kepalanya yang terluka lututnya juga terluka.
Ceklek
'' Nona, anda mau kemana ?''
Zhou Yi menoleh lalu tersenyum melihat pelayan wanita paruh baya, melangkah masuk sembari membawa nampan di tangannya.
'' Aku mau ke kamar mandi, bibi Wang ''
Bibi Wang meletakkan nampan yang di bawanya di atas meja yang berada di kamar itu, lalu menghampiri Zhou Yi.
'' Mari saya bantu ''
Zhou Yi menggelengkan kepalanya dengan tersenyum.
'' Tidak usah Bibi, aku bisa sendiri '' tolak Zhou Yi lalu melanjutkan langkahnya masuk ke dalam kamar mandi.
Lima menit kemudian Zhou Yi keluar dari dalam kamar mandi, dan melihat Bibi Wang masih berada di dalam kamarnya, dan berjalan menghampirinya.
'' Mari Nona saya bantu ''
Bibi Wang tidak tega melihat Zhou Yi yang kesusahan saat berjalan, apa lagi saat melihat raut wajah Zhou Yi yang seperti menahan sakit.
'' Nona, mau makan dimana?, di sofa apa di ranjang? ''
'' Di Sofa saja Bibi ''
Bibi Wang menganggukkan kepalanya dan menuntun Zhou Yi ke arah sofa, lalu membantu Zhou Yi duduk di sana.
'' Nona silahkan, saya keluar dulu '' pamit Bibi Wang.
'' Iya Bibi, terimakasih ''
Bibi Wang tidak terkejut lagi dengan ucapan terimaksih yang terlontar dari mulut Zhou Yi, karna semenjak bangun dari pingsannya dua hari yang lalu setelah percobaan pelariannya, istri Tuannya ini terlihat berbeda, bahkan selalu mengucapkan kata terimakasih setelah para pelayan membantunya entah apapun itu, berbeda dari sebelumnya saat awal awal Tuannya membawanya pulang ke villa sijin, istri Tuannya ini selalu marah marah, dan membentak para pelayan jika makanan yang di sajikan tidak sesuai dengan keinginannya.
Di tempat lain seseorang tengah sibuk dengan tumpukan berkas di atas meja kerjanya, yang di temani oleh asisten sekaligus orang kepercayaannya.
'' Tuan, saya perhatikan sejak bangun dari pingsannya Nona Yi Yi berubah, dia sudah tidak lagi bersikap kasar pada pelayan seperti biasanya ''
Pria yang di panggil Tuan itu hanya diam saja dengan expresi datarnya, karna dia berfikir jika Zhou Yi hanya sedang berpura pura untuk membuatnya simpati padanya, agar dirinya membiarkan Zhou Yi keluar dari Villa sijin, sayangnya dirinya tidak akan pernah termakan oleh tipu dayanya, karna sampai kapanpun dirinya akan mengurung Zhou Yi di dalam villa sijin, agar tidak merecoki rumah tangga Lin Mei Mei dan Gu Yancheng, dan darimana Fu Sihan dan asistennya tahu perubahan Zhou Yi tentu dari Bibi Wang, yang di tugaskan untuk mengawasi Zhou Yi, selain itu juga ada cctv dan perekam suara di seluruh sudut villa yang terhubung langsung di ponsel Fu Sihan.
Satu minggu sudah di lewati oleh jiwa lain yang menempati raga Zhou Yi, luka di kepala Zhou Yi juga sudah sembuh, dan Zhou Yi juga sudah bisa berjalan keliling villa sijin.
'' Wuahhh,, ternyata villa sijin sangat luas, tanpa keluar sama sekalipun aku juga betah tinggal di sini '' gumam Zhou Yi di buat kagum oleh kemewahan villa sijin.
Karna jiwa yang menempati raga Zhou Yi saat ini semasa hidupnya tinggal di rumah yang berukuran sempit, selain itu Li Ya Ya juga besar sebagai gadis miskin, karna Li Ya Ya terbisa berteman dengan anak anak orang kaya, membuat Li Ya Ya tumbuh besar sebagai gadis matrealistik, demi bisa mengimbangi pergaulannya dengan teman temannya.
Dan sekarang jiwa gadis matrealistik itu menempati raga wanita kaya raya, dan tentu membuat jiwa baru itu bersorak senang, di tambah Li Ya Ya tahu di dalam novel kalau sosok Fu Sihan tidak lah pelit dalam hal finansial, bahkan dia ingat betul di dalam alur ceritanya Fu Sihan tidak pernah lupa memenuhi kebutuhan Zhou Yi, entah itu make up, baju, tas, sepatu dan masih banyak yang lainnya, sayangnya Zhou Yi tidak butuh semua itu, karna Zhou Yi hanya terobsesi untuk memiliki Gu Yancheng.
Menjelang sore Zhou Yi yang sudah puas mengelilingi seluruh villa, kini dia pergi ke dapur, dan Bibi Wang yang sedang membantu para pelayan untuk menyiapkan makan malam bergegas menghampiri Zhou Yi.
'' Nona, apa anda butuh sesuatu? ''
Zhou Yi menggelengkan kepalanya.
'' Tidak Bibi ''
'' Oh Ya, tumben kalian terlihat sibuk sekali?, apa banyak menu yang mau di siapkan untuk makan malam? '' mata Zhou Yi menangkap beberapa kuali yang sedang di buat masak, jadi dia berfikir jika para pelayan sedang menyiapkan banyak menu makan malam.
'' Itu Nona, Tuan Muda akan kembali '' tukas Bibi Wang.
Zhou Yi seketika membulatkan kedua matanya, dia juga baru ingat di dalam alur novel, setelah sah menikah dengan Zhou Yi dan mengurungnya di Villa sijin, Fu Sihan pergi dan tidak kembali lagi, dan baru kembali setelah beberapa hari dari kejadian Zhou Yi berencana kabur dari villa untuk pertama kalinya, dan Zhou Yi juga ingat jika dua hari lagi Fu Sihan akan membawanya untuk menghadiri pesta yang di adakan di kediaman lama keluarga Gu.
'' Bibi Wang, bolehkah aku ikut membantu kalian memasak, aku jenuh kalau berdiam diri terus '' ujar Zhou Yi dengan nada memohon.
Meskipun jiwa yang menempati raga Zhou Yi adalah sosok gadis materalistik, namun dia memiliki hobi memasak, bahkan uang dari para kekasihnya yang ia peloroti, tak hanya di gunakan untuk membelanjakan kebutuhan fashionnya saja, tapi juga untuk keperluan dapurnya.
Bibi Wang langsung terdiam mendengar perkataan Zhou Yi, dia takut salah dengar dengan apa yang di ucapkan oleh Zhou Yi.
'' Nona, nanti tangan anda kotor '' ucap Bibi Wang.
'' Ah tidak apa apa, namanya juga masak, kan bisa cuci tangan, air banyak kok '' sahut Zhou Yi melenggang masuk ke dalam dapur melewati Bibi Wang.
Para pelayang yang berada di dalam dapur seketika menoleh pada Bibi Wang, saat Zhou Yi memakai celemek di badannya, dan Bibi Wang menganggukkan kepalanya, yang memberi isyarat agar membiarkan Nona Zhou Yi melakukan apa yang dia mau.
Dua jam telah berlalu, dan semua menu untuk makan malam sudah selesai, hanya tinggal membawa ke meja makan, dan Zhou Yi segera melepas celemek dari badannya, lalu di berikan pada salah satu pelayan di sana.
'' Aku mau ke kamar dulu, mau bersih bersih ''
'' Baik Nona ''
Zhou Yi bergegas pergi ke kamarnya yang berada di lantai dua, sedangkan para pelayan setelah kepergian Zhou Yi mereka muali berbisik sesama pelayan termasuk Bibi Wang.
'' Bibi Wang, ini Nona Muda membuat sup iga banyak sekali, Nona bilang untuk para pengawal yang jaga juga para pelayan '' ucap si pelayan A.
'' Sini, aku cicipi dulu, kalau tidak ada yang aneh kalian berikan saja seperti yang Nona Zhou Yi minta '' timpal Bibi Wang, karna dia takut Zhou Yi menyampuri sesuatu ke dalam sup yang dia buat, siapa tahu memberi obat tidur atau yang lainnya, untuk rencana kaburnya, karna Bibi Wang merasa curiga beberapa hari ini Nona Mudanya tidak membuat ulah seperti biasanya, Bibi Wang berfikir jika Nona Mudanya pasti sedang menyusun rencana, mengingat betapa obsesinya Nona Mudanya pada keponakan Tuan Mudanya.
Jam tujuh malam sebuah mobil rolls royce berhenti di depan villa, dan sang pengemudi segera turun dan segera membukakan pintu mobil untuk Tuannya yang duduk di kursi belakang.
'' Selamat datang Tuan Muda ''
Kepala pelayan yang bernama Zhang, dia berdiri di depan pintu villa sembari membungkuk sopan saat sang majikan datang.
Kepala pelayan Zhang adalah kakak dari Bibi Wang, mereka berdua sejak remaja sama sama mengabdikan dirinya di keluarga Fu, bahkan mereka berdua tidak ada yang menikah sampai saat ini, padahal usia keduanya hampir seumuran dengan mendiang Nyonya Fu ibu dari Fu Sihan.
'' Dimana Zhou Yi ? ''
Fu Sihan bertanya sembari melangkah masuk ke dalam villa, dan memberikan coat yang di pakainya pada kepala pelayan Zhang.
'' Nona Zhou Yi ada di kamarnya '' ucap Kepala pelayan Zhang.
Fu Sihan menganggukkan kepalanya, dia naik ke lantai dua dimana kamarnya berada, untuk membersihkan badannya.
Dan saat hendak memutar hendel pintu kamarnya, kebetulan Zhou Yi muncul dari dalam kamarnya, karna kebetulan kamar keduanya berhadapan, selain itu Fu Sihan juga tidak sudi jika harus satu kamar dengan Zhou Yi.
'' Paman Sihan ''
Mata Zhou Yi membulat dengan sempurna saat Fu Sihan membalikkan badannya menatap ke arahnya, jiwa yang menempati raga Zhou Yi saat ini, benar benar di buat terpana dengan ketampanan dan juga bentuk badan Fu Sihan yang gagah perkasa, selain itu Fu Sihan juga memiliki tinggi seratus sembilan puluh sembilan senti, sedangkan Zhou Yi hanya berkisaran seratus enam puluh senti, jadi tinggi Zhou Yi hanya sebatas dada Fu Sihan saja.
" Astaga, ternyata Fu Sihan amat sangat tampan, bahkan dia jauh lebih tampan dari pada Gu Yancheng, mana kaya raya pula " batin Zhou Yi matanya berbinar binar, yang sempat melihat foto Gu Yancheng di dompet mini milik Zhou Yi asli, karna kebetulan dompet mini itu ikut di bawa pindah ke villa oleh pemilik tubuh asli, dan sekarang foto itu sudah di buang oleh jiwa baru yang menempati raga Zhou Yi.
" Mau kemana kamu? "
Lamunan Zhou Yi seketika buyar mendengar suara dingin serta tatapan tajam Fu Sihan padanya.
Zhou Yi dengan senyum genitnya menghampiri Fu Sihan, dan bergelayut di lengan kekarnya.
'' Aku mau menyambut Paman Fu, karna tadi Bibi Wang bilang Paman akan pulang malam ini, eh taunya Paman sudah di sini '' ucap Zhou Yi dengan tersenyum.
Fu Sihan langsung menghempaskan tangan Zhou Yi yang melingkar di lengannya dengan kasar, lalu tangan besarnya menekan dagu Zhou Yi dengan kuat, sampai Zhou Yi meringis menahan sakit.
'' Jangan harap aku akan termakan dengan rayuan menjijikkan mu itu '' ucap Fu Sihan dingin dengan tatapan merendahkan.
'' A,, aku tidak sedang merayu Paman, aku memang sungguh sungguh ingin menyambut kedatangan Paman '' timpal Zhou Yi membalas tatapan tajam Fu Sihan dengan sayu.
'' Diam!! '' sentak Fu Sihan menghempaskan wajah Zhou Yi ke samping.
Zhou Yi tidak merasa takut sama sekali dengan bentakan Fu Sihan, karna dia akan membuktikan pada Fu Sihan kalau dirinya tidak akan mengganggu rumah tangga Gu Yancheng dengan Lin Mei Mei, selain itu tujuan utama Zhou Yi dia ingin bisa bebas keluar masuk villa sembari menikmati kekayaan Fu Sihan, yang tidak akan habis sampai sepuluh bahkan dua puluh turunan itu.
Di meja makan Zhou Yi dengan terang terangan terus menatap Fu Sihan, dia masih tidak percaya kalau tokoh pemeran figuran ternyata amat sangat tampan, dan plusnya sangat kaya raya, bahkan paling kaya dari pemeran protagonisnya, dan dirinya benar benar merasa bersyukur karna jiwanya masuk ke raga Zhou Yi.
Fu Sihan sendiri yang sadar jika Zhou Yi terus menatapnya membuatnya merasa kesal, namun dia pura pura acuh tak acuh, dan memilih menikmati makan malamnya dengan menahan rasa kesalnya.
'' Paman ''
Fu Sihan menoleh sekilas, lalu melanjutkan kembali menghabiskan makan malamnya yang tinggal beberapa suap saja.
'' Paman, besok aku ingin jalan jalan dan belanja '' ucap Zhou Yi karna sudah tidak sabar ingin menikmati hidupnya menjadi wanita kaya raya, tanpa harus berfikir mendapatkan uangnya dari mana, karna kebetulan pemilik tubuh asli memilik kartu kredit sendiri dari ayahnya, yang nominal jumlahnya isinya lumayan sangat fantastis.
Prakk
Zhou Yi tersentak saat Fu Sihan membanting garpu serta pisau di atas piring dengan kasar.
'' Jangan harap aku mau menuruti permintaanmu itu '' ucap Fu Sihan dingin serta tatapannya yang menajam.
Bukannya takut Zhou Yi malah terkekeh pelan, membuat kerutan halus di dahi Fu Sihan terlihat samar.
Zhou Yi meneguk segelas air putih sebelum berbicara.
'' Aku tahu apa yang Paman takutkan jika membiarkanku keluar '' ucap Zhou Yi dengan tenang, yang semakin membuat kerutan di dahi Fu Sihan terlihat jelas.
Karna di dalam alur novel, Zhou Yi tidak tahu apa sebenarnya tujuan Fu Sihan menikahi pemilik tubuh asli, dan selain itu di dalam novel juga menjelaskan kalau tidak ada yang tahu jika Fu Sihan diam diam menyimpan perasaannya pada Lin Mei Mei, dan yang mereka mereka tahu perhatian yang Fu Sihan di berikan pada Lin Mei Mei hanya sebatas Paman dan ponakan tidak lebih, dan juga mereka berfikir kenapa Fu Sihan bisa menikahi Zhou Yi, karna yang mereka tahu hubungan Fu Sihan dan keluarga Zhou sangat dekat, dan tidak heran lagi kalau Fu Sihan akan menikahi putri tunggal Tuan Zhou.
'' Paman, aku sudah menjadi istrimu, aku janji tidak akan merecoki rumah tangga Gu Yancheng dan Lin Mei Mei lagi '' ucap Zhou Yi menatap Fu Sihan untuk meyakinkan jika apa yang ia katakan bukan hanya bualan belaka.
Mendengar itu Fu Sihan langsung bangkit, dia tetap tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh Zhou Yi, karna dia tahu betul seberapa besar obsesi Zhou Yi untuk bisa memiliki Gu Yancheng, bahkan sampai nekat meloncati pagar villa yang tingginya tiga meter itu, demi bisa memisahkan Gu Yancheng dengan Lin Mei Mei.
Fu Sihan tidak bicara dia memilih pergi, tapi lengannya langsung di cekal oleh Zhou Yi.
'' Paman aku tidak bohong, kalau Paman tidak percaya biarkan pengawal mengikutiku, dan kalau aku sampai melanggarnya Paman boleh menghukumku sesuka hati Paman '' ucap Zhou Yi yang terdengar memaksa, karna lama lama dirinya tidak betah juga jika harus berdiam diri di dalam villa sijin, meskipun kebutuhannya sudah terpenuhi semua, tapi dirinya juga ingin menikmati kebiasaannya berbelanja di mall serta clubbing, apa lagi kini dirinya sudah punya uang banyak, tanpa perlu meloroti uang para pria yang mengagumi wajah cantiknya.
Fu Sihan menghempaskan cekalan Zhou Yi di lengannya dengan kasar, lalu melenggang pergi tanpa menanggapi permohonan Zhou Yi yang memaksa.
Pukul sepuluh malam Bibi Wang dan kepala pelayan Zhang pergi ke ruang belajar Fu Sihan, setelah beberapa menit yang lalu Fu Sihan meminta mereka ke sana.
'' Bibi Wang, Paman Zhang, bagaimana dengan Zhou Yi, apa benar dia tidak membuat ulah lagi? ''
Bibi Wang dan kepala pelayan Zhang sama sama menggelengkan kepalanya.
'' Sejak percobaan kaburnya gagal waktu itu, Nona Zhou Yi terlihat berbeda '' ucap Bibi Wang.
'' Kalau anda tidak percaya dengan apa yang Nona Zhou Yi katakan di meja makan tadi, anda bisa mencobanya, jika Nona Zhou Yi mencoba kabur, bukanlah hal yang sulit untuk anda bisa menangkapnya kembali '' tukas kepala pelayan Zhang yang tadi mendengar permohonan Zhou Yi pada Fu Sihan di meja makan, karna kepala pelayan Zhang berada di sana.
Fu Sihan hanya diam saja, tapi menurutnya yang di katakan oleh kepala pelayan Zhang ada benarnya juga, kalau Zhou Yi mencoba kabur tidak lah sulit untuk dirinya menangkapnya kembali.
Pagi hari kedua mata Zhou Yi di buat berbinar , saat Bibi Wang menyodorkan padanya benda keramat yang selama ini dia mimpikan untuk bisa memilikinya.
'' Bibi Wang, untuk apa kartu ini? '' Zhou Yi berusaha terlihat biasa saja saat menerima kartu hitam dari Bibi Wang, yang sudah dia tebak jika kartu itu milik Fu Sihan.
'' Tuan mengizinkan anda untuk jalan jalan keluar juga belanja, jadi anda bisa memakai kartu kredit milik Tuan sepuas anda '' ucap Bibi Wang.
Zhou Yi tidak bisa lagi menahan kebahagiaannya, selain bisa keluar dirinya juga bisa shoping barang barang branded sepuasanya, karna tanpa bertanya pun dirinya tahu berapa limit di dalam kartu hitam milik Fu Sihan, yang sudah pasti tidak ada batas limitnya.
'' Bibi Wang, tidak bohong, Paman Sihan benar benar mengizinkan aku keluar? '' tanya Zhou Yi.
'' Benar Nona '' jawab Bibi Wang.
'' Ahh,, senangnya '' gumam Zhou Yi tersenyum sembari menggenggam kartu hitam di tangannya dengan erat.
Bibi Wang ikut tersenyum, entah kenapa dirinya merasa yakin dan percaya kalau Zhou Yi bukanlah gadis buruk seperti penilaian Tuan Mudanya.
'' Oh ya Nona, Tuan Muda juga meminta anda untuk membeli gaun '' ucap Bibi Wang menyampaikan pesan Fu Sihan.
'' Baik Bibi '' sahut Zhou Yi yang teringat kalau nanti malam Fu Sihan akan membawanya keluar ke acara pesta yang di selenggarakan oleh keluarga Gu untuk pertama kalinya, dan juga alur cerita di dalam novel, nanti malam Fu Sihan tidak akan membiarkan dirinya lepas darinya, yang mana membuat Zhou Yi asli tidak bisa sama sekali mendekati Gu Yancheng.
'' Sekarang Paman Fu dimana?, aku mau bilang terimakasih padanya ''
'' Tuan sudah berangkat ke perusahaan satu jam yang lalu, Nona ''
'' Loh, tidak sarapan pagi dulu? '' tanya Zhou Yi saat melihat jam masih menunjukkan pukul setengah tuju.
'' Tuan bilang sedang terburu buru ''
Zhou Yi mengangguk anggukkan kepalanya, dia tidak perduli lagi, dan memilih untuk bersiap karna dirinya akan menikmati berbelanja sepuasnya.
Di sebuah butik ternama, Zhou Yi di buat pusing saat mencari gaun untuk ia kenakan nanti malam, semua deretan gaun di depannya sama sama bagus dan cantik.
Zhou Yi tidak sendiri di dalam butik itu, ada dua pengawal pria yang sejak tadi mengikutinya.
'' Wahh,, tidak di sangka aku bisa bertemu dengan istri Paman suamiku di sini ''
Zhou Yi menoleh dan melihat wanita muda dengan penampilan anggun berjalan ke arahnya, dan Zhou Yi sudah bisa menebak jika wanita itu adalah Lin Mei Mei.
'' Oh, ternyata keponakan ipar, aku kira siapa '' balas Zhou Yi tersenyum, lalu kembali melihat lihat deretan gaun di depannya.
Sedangkan Lin Mei Mei merasa terkejut dengan reaksi Zhou Yi yang terlihat biasa saja, karna selama ini Zhou Yi akan memasang wajah tak suka saat melihatnya.
'' Nona Zhou, bagaimana kabarmu?, apa kamu sedang tidak baik baik saja, karna tidak bisa memiliki Gu Yancheng ''
Lin Mei Mei mencoba memprovokasi Zhou Yi, tapi sayangnya Zhou Yi mengacuhkannya, yang mana membuat Lin Mei Mei kesal bukan main.
'' Akhhhhh,, ''
Zhou Yi memekik saat Lin Mei Mei menarik rambutnya dengan kasar.
'' Mei Mei!, kamu apa apaan sih, lepas, sakit tahu '' sentak Zhou Yi mendorong Lin Mei Mei dengan kuat, dan seketika tarikan tangan Lin Mei Mei di rambutnya terlepas, dan Lin Mei Mei terjatuh ke atas lantai.
Brukk
Auwhhh
'' Zhou Yi, apa yang kamu lakukan, ha?!! ''
Plakkk
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!