NovelToon NovelToon

My Uncle, My Husband

Chapter 1

Byyyuuuurrrr
Gadis yang terikat itu pun terbangun dan mencium bensin yang telah menyiram tubuhnya.
Wanda Sentosa
Wanda Sentosa
Nina, akhirnya bangun juga kamu.
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Wanda! Apa yang telah kamu lakukan?
Plak
Wanda Sentosa
Wanda Sentosa
Apa yang telah kulakukan? Tentu saja aku mau membunuhmu, bodoh! Awalnya aku adalah yang paling disayang dalam keluarga Sentosa. Tapi sejak kehadiranmu, kamu telah merebut kasih sayang mereka.
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Wanda, kamu salah paham. Aku hanya mau kembali pada orang tua kandungku saja dan tidak bermaksud merebut kasih sayang mereka. Aku mohon jangan melakukan hal bodoh ya?
Wanda Sentosa
Wanda Sentosa
Hahahaha! Apa yang kamu pikirkan itu sudah tidak penting lagi. Setelah kamu mati, akulah putri satu-satunya keluarga Sentosa.
Wanda mengambil mancis dari saku celananya
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Tidak! Kamu tidak boleh melakukan ini padaku. Papa, mama dan ke 3 abangku tidak akan melepaskanmu.
Wanda Sentosa
Wanda Sentosa
Hahaha! Papa, mama, abang? Nina, apakah kamu tidak menyadari setelah 3 tahun tinggal di keluarga Sentosa, tidak ada yang menyayangimu? Dalam hati mereka hanya ada aku putri satu-satunya. Kalau pun kamu mati sekarang, mereka hanya akan peduli padaku.
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Tidak! Tidak mungkin! Aku adalah anak dan adik kandung mereka. Mereka tidak akan begitu kejam padaku.
Wanda Sentosa
Wanda Sentosa
Baiklah. Kita akan buat test. Aku sudah menelepon mereka. Lihat saja siapa yang akan mereka selamatkan. Apakah kamu anak kandung mereka atau aku?
Wanda pun mulai membakar tempat itu sambil berpura pura menangis sesunggukan. Tak lama, orang tua dan ke 3 abang Nina datang.
Harris Sentosa
Harris Sentosa
Wanda!
Wanda Sentosa
Wanda Sentosa
Aaahhhh! Papa, kak Nina udah gila! Dia mau membunuhku!
Harris Sentosa
Harris Sentosa
Kamu gak pa-pa, nak?
Wanda Sentosa
Wanda Sentosa
Gak pa-pa, pa. Kak Nina mau membunuhku! Dia bilang, dia satu-satunya putri di keluarga Sentosa. Kata kak Nina, aku tidak pantas untuk menjadi putri satu-satunya di keluarga Sentosa.
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Papa!
Harris Sentosa
Harris Sentosa
Dasar anak sial! Beraninya kamu!
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Pa, yang diculik itu aku. Kenapa yang papa percaya membela Wanda?
Harris Sentosa
Harris Sentosa
Kamu tidak usah berakting di depan papa. Aku Harris Sentosa kenapa sampai bisa mempunyai anak seperti dirimu!
Harris pun menendang anaknya yang masih terikat di kursi.
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Papa!
Sunny Harto Sentosa (Abang ke 2)
Sunny Harto Sentosa (Abang ke 2)
Sepertinya, apinya sudah membesar. Kita harus cepat bawa Wanda keluar dari sini.
Sally Condro
Sally Condro
Yuk!
Mereka keluar tanpa melepaskan ikatan Nina. Wanda pun berbalik tersenyum penuh kemenangan.
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Papa, mama, tolong aku! Aku adalah anak dan adik kandung kalian. Hikz!
Tak lama datanglah seorang pria menyelamatkan Nina.
Evan Permana
Evan Permana
Nina!
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Paman!
Evan Permana
Evan Permana
Nina, jangan takut! Paman akan mengeluarkanmu dari sini.
Nina Sentosa
Nina Sentosa
[Tak disangka, orang yang masih menyayangiku dan berada disampingku saat-saat terakhir adalah paman.]
Pria itu langsung membopong Nina untuk keluar dari api itu. Tapi sayang, mereka tidak selamat dan meninggal dalam kebakaran tersebut.
Waktu pun berputar sampai Nina kembali ke masa 3 tahun yang lalu di rumah keluarga Sentosa.
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Hmm! Kenapa aku bisa disini? Bukankah aku sudah mati? Aku ingat telah dibakar hidup-hidup oleh Wanda dan kedua orang tuaku dan saudara-saudaraku yang lain tidak mempedulikanku.
Nina pun melihat kearah jam
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Apakah aku telah kembali ke masa lalu?
Tiba-tiba kedua orang tuanya dan saudara-saudaranya datang bersama Wanda
Harris Sentosa
Harris Sentosa
Nina, papa mau tanya sama kamu. Apa benar kamu telah menampar Wanda sampai wajahnya merah seperti ini?
Wanda Sentosa
Wanda Sentosa
Pa, jangan menyalahkan kak Nina. Dia pasti mempunyai alasan melakukan hal itu.
Joe Sentosa (Abang ke 3)
Joe Sentosa (Abang ke 3)
Dia sudah menamparmu sampai merah seperti itu, tapi kamu masih membelanya? Nina, Wanda sudah kami anggap adik sendiri. Walaupun kamu telah kembali, jangan harap kamu bisa mengusirnya!
Sunny Harto Sentosa (Abang ke 2)
Sunny Harto Sentosa (Abang ke 2)
Sejak kamu kembali ke rumah ini, kalau tidak mencuri barang ya membuli Wanda. Apakah itu hasil didikan keluarga angkatmu?
Joe Sentosa (Abang ke 3)
Joe Sentosa (Abang ke 3)
Aku curiga jangan-jangan hasil test DNA ada yang salah. Mana ada sih gen kita yang turunan mencuri.
Pak Harris pun mulai marah.
Harris Sentosa
Harris Sentosa
Nina, papa tanya untuk yang terakhir kali. Apa benar kamu yang telah menampar Wanda?
Nina pun dengan perlahan bangun. Dia baru menyadari kalau semua itu sama seperti yang dia alami di kehidupan yang lalu. Dia telah kembali ke keluarga aslinya yang dia anggap suatu kebahagiaan. Tapi tidak pernah disangka kalau Wanda telah memfitnahnya. Sialnya mereka percaya begitu saja. Dijelaskan seperti apapun, hasilnya mereka tetaplah tidak percaya.]
Plak
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Apa yang kalian bilang benar. Aku yang telah menamparnya.
Sunny Harto Sentosa (Abang ke 2)
Sunny Harto Sentosa (Abang ke 2)
Nina! Beraninya kamu menampar Wanda di depan kami!
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Memangnya kenapa?
Joe Sentosa (Abang ke 3)
Joe Sentosa (Abang ke 3)
Dia adikmu! Kenapa kamu begitu kejam?
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Di mata kalian, aku kejam bukan 1-2 hari saja. Apa kalian baru tahu?
Joe Sentosa (Abang ke 3)
Joe Sentosa (Abang ke 3)
Kamu...
Harris Sentosa
Harris Sentosa
Cukup! Nina, papa tidak menyangka kamu begitu rendah! Sekarang cepat berlutut minta maaf!
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Jika aku tidak mau, mau apa?
Harris Sentosa
Harris Sentosa
Maka papa akan memukulimu sampai kamu berlutut!
Tongkat yang dipakai pak Harris pun diayunkan untuk memukul anaknya. Tapi tangan anaknya dengan sigap menangkap tongkat tersebut.
Harris Sentosa
Harris Sentosa
Kamu!
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Sejak aku kembali ke keluarga ini, dia, anak adopsi berkata apa kalian percaya begitu saja. Apa pernah kalian bertanya padaku apa yang terjadi sebenarnya? Apakah kalian pernah percaya padaku? Tidak! Jadi sekarang apa hakmu untuk mengajariku?
Nina mendorong ayahnya sampai terduduk di kursinya
Wanda Sentosa
Wanda Sentosa
Papa!
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Aku menyesal tidak mendengarkan pamanku dan kembali ke keluarga ini untuk membalas kebaikan kalian. Tapi tidak disangka aku melakukan apapun selalu salah di mata kalian. Jika sudah begini, maka aku akan keluar dari rumah ini dan menganggap kalian tidak berwujud lagi!
Wanda Sentosa
Wanda Sentosa
Kak, kenapa bicara seperti itu? Aku tahu, aku tidak seharusnya berada di rumah ini. Jika memang kakak masih marah padaku, pukul saja aku.

Chapter 2

Plak
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Aku memang seharusnya menamparmu! Tamparan itu karena kamu telah menguasai tempatku dan mencuri kasih sayang keluargaku!
Plak
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Tamparan ke 2, kamu telah memfitnahku membuat reputasiku rusak!
Plak
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Tamparan ke 3, hatimu sangat busuk dan itu sangat menyakitiku. Asal kamu tahu, aku sudah tidak peduli lagi dengan keluargaku. Jika kamu menginginkannya, silakan!
Nina mengambil foto keluarga yang telah di bingkai dari coffee table.
Harris Sentosa
Harris Sentosa
Nina, apa yang mau kamu lakukan?
Nina pun membanting foto keluarga tersebut sampai pecah dan menggores wajah Wanda.
Sunny Harto Sentosa (Abang ke 2)
Sunny Harto Sentosa (Abang ke 2)
Wanda!
Joe Sentosa (Abang ke 3)
Joe Sentosa (Abang ke 3)
Wanda!
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Mulai sekarang, aku sudah tidak mempunyai hubungan apa-apa lagi dengan keluarga Sentosa!
Nina keluar dari rumahnya tanpa membawa apapun. Di tengah derasnya hujan, mendadak perutnya sakit dan dia menelepon paman nya, Evan untuk minta dijemput.
Nina Sentosa
Nina Sentosa
[Nina oh Nina, kamu telah lama berada di keluarga Sentosa, makan saja tidak kenyang sampai perut bermasalah.]
Tak lama Evan datang membawa payung
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Paman!
Pikiran Nina melayang ke masa dia masih kecil, saat Evan yang merupakan seorang donatur di panti asuhan. Dia merasa cocok dengan Evan dan langsung memegang kakinya seolah olah minta di adopsi. Karena kasihan dengan Nina kecil, Evan pun mengadopsinya
Saat umurnya 15 tahun, keluarga Nina menjemput nya untuk kembali. Nina dengan bahagia ikut kedua orang tua serta saudara saudaranya tanpa mempedulikan perasaan Evan yang sangat sedih.
Evan Permana
Evan Permana
Kamu benar akan kembali ke keluargamu?
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Iya, paman.
Evan Permana
Evan Permana
Ya udah sana. Tapi ingat, jika kamu tidak cocok tinggal disana, pintu rumah paman akan selalu terbuka untukmu.
Nina pun berbalik untuk mengangguk.
Lamunan Nina pun buyar dengan perkataan Evan
Evan Permana
Evan Permana
Kenapa bisa sampai seperti ini? Apa yang telah terjadi? Bukankah mereka berjanji akan memperlakukanmu dengan baik?
Nina pun memeluk Evan.
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Paman, aku mau pulang.
Evan Permana
Evan Permana
Baiklah. Paman akan mengantarmu pulang.
Evan pun memayungi anak angkatnya ke mobil
Nina Sentosa
Nina Sentosa
[Begitu bodohnya aku meninggalkan orang yang sudah baik padaku dan kembali ke keluargaku. Di kehidupan sekarang, satu-satunya keluargaku hanyalah paman Evan. Apa yang sudah dilakukan keluargaku, seumur hidup tidak pernah akan aku lupakan.]
Di rumah keluarga Sentosa, mendadak abang pertama Nina pulang dari tugas luar kotanya.
Joe Sentosa (Abang ke 3)
Joe Sentosa (Abang ke 3)
Bang, kamu kembali juga. Wanda dipukul sama Nina.
Hans Sentosa (Abang I)
Hans Sentosa (Abang I)
Apa?!
Mereka pun keatas, ke kamar Wanda yang sedang dirawat oleh ayahnya.
Hans Sentosa (Abang I)
Hans Sentosa (Abang I)
Pa, bagaimana keadaan Wanda?
Harris Sentosa
Harris Sentosa
.....
Hans Sentosa (Abang I)
Hans Sentosa (Abang I)
Dimana Nina?
Joe Sentosa (Abang ke 3)
Joe Sentosa (Abang ke 3)
Setelah memukuli Wanda, dia pergi begitu saja.
Hans Sentosa (Abang I)
Hans Sentosa (Abang I)
Apa?! Pergi dari rumah? Bukankah sebentar lagi dia akan ujian semester?
Di rumah Evan Permana, Nina tidur dengan tenang tanpa diganggu.
NN
NN
Bos, ini kontrak yang harus Anda lihat dan tanda tangani.
Evan Permana
Evan Permana
Ya. Letakkan saja.
Nina pun terbangun dan menyadari kalau dia tidur di ruang kerja Evan.
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Paman!
Evan Permana
Evan Permana
Kamu sudah bangun? Minum sup ayam ini untuk menghangatkan tubuhmu.
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Makasih, paman
Nina pun mengambil sup ayam itu dan meminum nya sampai habis. Lalu dia menyadari kalau bajunya telah diganti.
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Ini...
Evan Permana
Evan Permana
Baju yang kamu pakai tadi diganti sama bik Lila. Sementara kamarmu sedang dibersihkan. Masih seperti dulu. Kalau bisa tinggallah disini. Keluargamu tidak menginginkanmu, paman yang akan merawatmu.
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Paman sangat baik padaku.
Evan Permana
Evan Permana
Kamu sudah merupakan bagian dari keluarga Permana. Jika kamu tinggal disini bersamaku, apa pun yang kamu mau, bilang saja.
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Baik, paman.
Evan Permana
Evan Permana
Oh ya, apa rencanamu setelah keluar dari rumah?
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Minggu depan aku ujian. Aku mau mempersiapkan diriku untuk ujian semester.
Evan Permana
Evan Permana
Hmmm! Aku dengar kalau sekolahmu dihentikan oleh keluargamu lebih dari 1 tahun sampai kamu di DO, sementara minggu depan kamu sudah harus ujian. Kamu yakin bisa?
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Aku tahu apa yang paman kuatirkan. Memang. Sejak aku kembali ke keluargaku, mereka telah mempengaruhi aku dan gagal dalam setiap pelajaran. Tapi aku yakin, bisa lulus.
Evan Permana
Evan Permana
Baguslah! Jangan memberi tekanan pada dirimu. Walaupun nilaimu tidak bagus, aku, Evan Permana akan memeliharamu seumur hidup.
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Iya paman.
Nina Sentosa
Nina Sentosa
[Di kehidupanku yang dulu, aku telah banyak dipengaruhi mereka dan merusak hidupku sampai aku gagal untuk ikut ujian semester. Kali ini aku tidak akan gagal lagi.]
Nina pun belajar dengan giatnya. Ada kalanya Evan membuatkannya susu agar dia makin semangat dalam belajarnya
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Aduh! Aduh! Aku sudah terlambat!
Evan Permana
Evan Permana
Paman sudah membuatkanmu bekal. Kamu sudah terlambat. Biar paman antar saja. Yuk!
Nina pun mengikuti Evan dari belakang
Saat pulang ke rumah, Nina mengulang lagi sampai ketiduran.
Tok ... Tok ... Tok
Evan Permana
Evan Permana
Nina, coba lihat siapa yang datang?
Dua orang itu pun masuk ke kamar Nina yang sedang belajar
Wawan
Wawan
Nina
Nana
Nana
Nina
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Wawan ... Nana
Nina Sentosa
Nina Sentosa
[Wawan & Nana adalah sahabat baikku. Sialnya setelah aku kembali ke keluargaku, aku dibatasi untuk berteman dengan mereka. Sejak saat itu aku sudah tidak pernah lagi bertemu dengan mereka. Tidak disangka di kehidupan sekarang aku bertemu lagi dengan mereka.]
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Ayo kemari!
Nana
Nana
Nina!
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Wawan, Nana, aku senang bertemu lagi dengan kalian. Kita tidak akan berpisah lagi dan kita akan menjadi sahabat yang baik.
Wawan
Wawan
Nina, aku dengar dari paman Evan kalau kamu pergi dari keluargamu. Apakah mereka membulimu?
Nana
Nana
Katakan saja, Nina. Kami akan melakukan perhitungan dengan mereka.
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Tidak apa-apa. Lagipula aku sudah memutuskan hubungan dengan keluargaku dan sekarang aku hanya akan mengandalkan diriku sendiri.
Wawan
Wawan
Apapun yang mau kamu lakukan, kami akan mendukungmu.
Nana
Nana
Kita adalah sahabat. Tidak peduli apa yang terjadi, kita akan tetap bersama.
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Bener banget. Kita adalah sahabat baik selamanya. Oh ya, aku sudah menyiapkan kisi-kisi ujian semester untuk kalian pelajari.
Wawan
Wawan
Kisi-kisi ujian semester? Nina, kamu berencana masuk universitas lagi ya?
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Benar. Dengan berkuliah adalah jalan satu-satunya untuk merubah hidup kita. Jadi kalau mau merubah hidup kita, ya kita harus mendapat nilai yang bagus. Apa kamu masih ingat dengan apa yang dikatakan guru?
Nana
Nana
Tentu saja aku masih ingat.

Chapter 3

Akhirnya hari yang telah ditunggu tiba. 3 sahabat baik itu pun dengan semangat menjalani test ujian masuk universitas.
Sementara di keluarga Sentosa
Harris Sentosa
Harris Sentosa
Nak, makan yang bergizi. Dalam 2 hari ini kamu akan ikut ujian semester. Jangan sampai lelah ya.
Wanda Sentosa
Wanda Sentosa
Makasih, pa
Hans Sentosa (Abang I)
Hans Sentosa (Abang I)
Apakah masih tetap tidak ada berita soal Nina?
Semua orang yang makan disitu langsung berhenti.
Sunny Harto Sentosa (Abang ke 2)
Sunny Harto Sentosa (Abang ke 2)
Bang, sudahlah! Tidak usah mengkhawatirkan dia. Kepergiannya dari rumah hanya untuk menakuti kita saja. Pikirnya kita akan memohon supaya dia kembali. Mimpi!
Joe Sentosa (Abang ke 3)
Joe Sentosa (Abang ke 3)
Benar yang dikatakan abang ke 2. Jika dia memang peduli dengan keluarganya, dia pasti tidak akan pergi. Dia hanya mau menguji kesabaran kita sampai dia rasa sudah cukup, ya dia pasti kembali.
Pak Harris membanting sumpit ke meja dengan marah
Harris Sentosa
Harris Sentosa
Anak sial! Kalau pun dia kembali, jangan ada yang memohon untuk dia.
Wanda Sentosa
Wanda Sentosa
Papa, kak Nina itu hanya sedikit nakal. Selesai ujian, dia juga pasti akan balik.
Harris Sentosa
Harris Sentosa
Anak bodoh! Dia sudah memukulmu, kenapa kamu masih tetap memohon untuk dia? Jika dia sedikit saja seperti dirimu, pasti ceritanya tidak akan seperti ini.
Hans Sentosa (Abang I)
Hans Sentosa (Abang I)
[Sebenarnya apa yang menjadi penyebab Nina keluar dari rumah?]
Abang pertama yang penasaran itu pun mencari kebenarannya dengan memanggil pelayan.
Hans Sentosa (Abang I)
Hans Sentosa (Abang I)
Ayu!
Ayu
Ayu
Iya, tuan
Hans Sentosa (Abang I)
Hans Sentosa (Abang I)
Dimana kamar Nina?
Ayu
Ayu
Kamar Nina ada di basement, Tuan
Hans Sentosa (Abang I)
Hans Sentosa (Abang I)
Basement? Bukankah papa sudah memberikannya kamar ya?
Ayu
Ayu
Tuan, sejak Nona Nina kembali ke rumah ini dia memang tinggal di basement dan tidurnya saja di lantai.
Hans Sentosa (Abang I)
Hans Sentosa (Abang I)
Apa? Tidur di lantai?
Ayu
Ayu
Benar, Tuan
Hans Sentosa (Abang I)
Hans Sentosa (Abang I)
Bawa aku kesana.
Ayu pun membawa tuan mudanya kesana untuk melihat kamar adiknya yang memang benar dia tidur di basement yang sebenarnya itu adalah gudang tempat penyimpanan barang-barang bekas.
Ayu
Ayu
Tuan, kehidupan Nona Nina di rumah ini sangat tidak baik. Dia bukan hanya diperlakukan sebagai pembantu, bahkan dia juga sering tidak makan.
Abang pertama masuk ke kamar adiknya dan terduduk dengan sedih melihat kehidupan nyata adiknya.
Hans Sentosa (Abang I)
Hans Sentosa (Abang I)
Kenapa bisa begini? Keluarga Sentosa sangatlah kaya. Kenapa bisa tidak makan?
Ayu
Ayu
Tuan muda, Anda selalu sibuk dan jarang berada di rumah. Wajar saja kalau Anda tidak tahu. Tapi aku yang melihat Nona Nina selama 1 tahun ini, aku sangat kasihan padanya. 1 tahun dia tinggal di rumah ini sewaktu ultah, pamannya telah memberikannya kue ulang tahun. Nona sangat gembira. Tapi entah apa yang terjadi, dia menjadi sedih. Bukan hanya karena dia tidak memakan kue tersebut, tapi dia malah pingsan.
Hans Sentosa (Abang I)
Hans Sentosa (Abang I)
Ulang tahun? Kue?
Di kehidupan dulu Nina membawa kue ultah dari pamannya. Lalu dia membawa kue itu untuk diperlihatkan pada ayahnya yang berada di ruang tamu. Disitu juga ada Wanda yang sedang diajari nulis kaligrafi oleh abang pertama nya.
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Pa, abang, Wanda, ini cake dikasih paman ke aku. Ayo kita makan bareng.
Hans Sentosa (Abang I)
Hans Sentosa (Abang I)
Bawa pergi sana! Jijik tahu gak!
Harris Sentosa
Harris Sentosa
Makanan kotor jangan dibawa ke dalam rumah. Buang sana!
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Tapi kue ini dibuat khusus oleh paman untukku.
Harris Sentosa
Harris Sentosa
Memangnya kenapa? Gak senang? Sini!
Ayah anak itu berebutan kue yang berujung kue buatan paman nya dibuang oleh ayahnya ke tong sampah.
Harris Sentosa
Harris Sentosa
Papa peringatkan ke kamu ya! Jauhi keluarga miskinmu itu! Jangan pernah berhubungan lagi. Bawa sial aja!
Nina pun mengambil tong sampah yang berisi cake tadi keluar dari ruang kerja ayahnya.
Hans Sentosa (Abang I)
Hans Sentosa (Abang I)
Bukankah pada akhirnya aku menggantikan cake itu?
Ayu
Ayu
Oh, maksud Anda cake itu? Nona Nina meletakkannya di kardus itu. Nona alergi dengan kacang, makanya dia tidak memakannya dan juga dia tidak mau membuang kue itu, walau sudah berjamur.
Hans Sentosa (Abang I)
Hans Sentosa (Abang I)
Ternyata dia alergi kacang dan tidak membuangnya.
Abang pertama ingat bagaimana sewaktu Nina pulang dari sekolah, dia memberikan kue itu pada adiknya.
Hans Sentosa (Abang I)
Hans Sentosa (Abang I)
Itu ada cake. Dimakan sana.
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Kue? Abang masih ingat ultah aku ya?
Hans Sentosa (Abang I)
Hans Sentosa (Abang I)
Ehm!
Nina Sentosa
Nina Sentosa
Makasih, bang. Ini kado pertama yang aku dapat dari abang. Aku akan sangat menghargainya.
Hans Sentosa (Abang I)
Hans Sentosa (Abang I)
Selamat ulang tahun.
Nina pun membawa kue mini itu masuk ke kamarnya.
Abang pertamanya membawa kue itu, lalu menyuruh Ayu untuk membereskan semua barang-barang Nina. Tapi sang pelayan takut dengan tuan dan nyonya. Tuan muda menenangkan kalau dia yang bertanggung jawab.
Tuan muda pun mengambil ponselnya dan menyuruh orang-orangnya untuk mencari adiknya yang telah pergi.
Sunny Harto Sentosa (Abang ke 2)
Sunny Harto Sentosa (Abang ke 2)
Bang, abang gak ngantor hari ini?
Wanda Sentosa
Wanda Sentosa
Iya tuh.
Hans Sentosa (Abang I)
Hans Sentosa (Abang I)
Aku sedang menunggu kabar dari Nina. Dia pergi dari rumah sudah cukup lama. Kamu tidak mencoba untuk kontak dia?
Sunny Harto Sentosa (Abang ke 2)
Sunny Harto Sentosa (Abang ke 2)
Bang, dia tidak pantas untuk menjadi adik kita. Lihat saja apa yang dia perbuat pada Wanda. Bagaimana mungkin aku masih mau kontak dia lagi?
Wanda Sentosa
Wanda Sentosa
Bang, aku rasa abang gak perlu begitu khawatir pada kak Nina. Nanti setelah dia memikirkan kebaikan yang kita lakukan, dia juga pasti akan kembali ke rumah.
Sunny Harto Sentosa (Abang ke 2)
Sunny Harto Sentosa (Abang ke 2)
Dia itu anak sial! Kalau dia bisa sedikit saja seperti Wanda, pasti dia tidak akan diusir. Biarkan saja dia mati diluar sana.
Plak
Sunny Harto Sentosa (Abang ke 2)
Sunny Harto Sentosa (Abang ke 2)
Bang, kenapa aku ditampar? Memangnya apa yang aku bilang salah ya?
Hans Sentosa (Abang I)
Hans Sentosa (Abang I)
Nina adalah adik kita. Jika aku mendengar perkataan itu keluar dari mulutmu lagi, jangan panggil aku abang lagi.
Abang I pun pergi dalam keadaan kecewa pada adiknya.
Wanda Sentosa
Wanda Sentosa
Bang, kamu gak pa-pa kan? Abang kenapa sih bisa mendadak main pukul begitu hanya gegara kak Nina? Apa jangan-jangan kak Nina ada ngelapor apa-apa ke abang ya?
Sunny Harto Sentosa (Abang ke 2)
Sunny Harto Sentosa (Abang ke 2)
Nina berani ngelaporin aku ke abang? Lihat bagaimana aku menghajarnya!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!