Tahun 2019, “ugh,” seorang pemuda terlihat gelisah di dalam tidurnya, matanya yang terpejam terlihat bergerak gerak, dahinya mengernyit dan alisnya menyatu di tengah, tangannya menggenggam erat selimutnya, namun dia menaruh sebuah buku di dadanya dan tangan kirinya bergerak menuliskan sesuatu di buku. Dia terlihat sedang mengalami mimpi yang sangat buruk.
******
“Teeet,”
“Bruaak,”
Terdengar suara klakson mobil yang melaju kencang dan menabrak seseorang, sang pemuda berdiri mematung di sebelah lampu merah penyebrangan dengan wajah tertegun, dia melihat seorang gadis berseragam sma yang berbeda dengan dirinya terpental melayang tepat di depan wajahnya.
“Krak,”
“Sreeg,”
Sang gadis jatuh kemudian terseret di jalan, terlihat garis darah ketika sang gadis terseret dan terlihat genangan darah di bawah tubuh sang gadis yang sudah tidak bergerak lagi. Sang pemuda menoleh melihat pengemudi mobil yang masih di dalam mobil dengan wajah pucat dan ketakutan, dia langsung memegang setirnya.
“Bruuum,”
Sang pengemudi memutar mobil nya kemudian melaju kencang dan pergi begitu saja meninggalkan tempat kejadian. Sang pemuda menoleh melihat sang gadis yang berada di tengah jalan, banyak orang mengerumuninya dan tak lama kemudian sebuah ambulan datang, para petugas medis menolong gadis itu.
******
“Huaaaah,”
Sang pemuda terbangun dan langsung duduk di atas ranjangnya, nafasnya terengah engah dan tubuhnya penuh dengan keringat, dia menoleh ke bawah melihat buku yang sudah bergeser, dia mengambil bukunya dan membaca tulisannya,
“Oh kali ini dekat, (menoleh melihat jam digital di meja belajarnya) masih sempat, perempatan itu seperti perempatan mau ke sekolah ku dan waktunya pagi karena aku terlihat sedang berangkat ke sekolah. Mobil itu menerobos lampu merah,” ujar sang pemuda.
Dia menaruh buku nya di meja dan langsung turun, kemudian dia menyambar handuknya untuk mengeringkan tubuhnya yang penuh keringat dan masuk ke kamar mandi. Nama pemuda itu adalah Adam Satrio, usianya 18 tahun, kelas 12 SMA, dia siswa yang biasa biasa saja dan tidak menonjol sama sekali. Walau tampan tapi rambutnya menutupi hampir separuh wajahnya, tubuhnya tidak terlalu tinggi namun juga tidak pendek.
Namun dia memiliki sebuah kelebihan yang tidak di miliki orang lain, dia sering bermimpi mengenai kejadian buruk di masa depan yang belum terjadi. Kemampuan nya ini sudah ada pada dirinya sejak dia masih kecil, alasan dia sekarang menolong banyak orang yang akan tertimpa kejadian buruk di masa depan, karena penyesalan nya. Waktu dia berusia 12 tahun, dia mengalami mimpi yang mengerikan tentang keluarganya dan juga dirinya sendiri.
Di mimpi itu, mobil yang di kendarai ayahnya ketika mereka liburan sekeluarga untuk merayakan ulang tahun dan kelulusan kakak laki lakinya yang berbeda usia enam tahun dengannya, masuk ke dalam jurang dan meledak karena ban selip akibat jalanan becek karena hujan. Setelah mengalami mimpi itu, dia menolak untuk ikut pergi dengan berbagai alasan, namun dia tidak mencegah keluarganya pergi.
Akhirnya apa yang di impikannya terjadi, ayah, ibu dan kakaknya meninggal dalam kecelakaan tunggal akibat ban selip dan masuk ke dalam jurang. Melihat mimpinya menjadi kenyataan dan sekarang dia menjadi sendirian, Adam merasa sangat menyesal, seharusnya dia bisa mencegah keluarganya pergi bukan hanya menyelamatkan dirinya sendiri. Setelah itu, dia memutuskan untuk menolong orang lain yang akan mengalami kejadian serupa dengan apa yang di alami oleh dirinya sendiri.
*****
Setelah berpakaian, Adam menyambar tasnya dan langsung berlari keluar dari kamar kos nya, dia berlari ke perempatan yang setiap hari dia lewati kalau mau pergi atau pulang sekolah. Ketika sampai di perempatan, Adam melihat gadis yang memakai seragam sma swasta khusus wanita yang lokasinya tidak jauh dari sekolah nya, berdiri di depan lampu lalu lintas. Di mimpinya, gadis itu tidak menyebrang, namun dia berdiri agak ke pinggir dan mobil yang datang itu menyambarnya.
“Belum terlambat,” ujar Adam dalam hati.
Dia langsung berlari dan menerobos antrian orang yang juga sedang menunggu lampu lalu lintas menjadi hijau.
“Tlik,”
Lampu lalu lintas menjadi hijau, ketika semua orang ingin maju menyebrang, “awaaaa,” Adam berteriak, tangannya menarik gadis yang berdiri di sisi jalan, sang gadis kaget dan berbalik dengan wajah marah, namun,
“Teeeeet,”
“Bruuak,”
Sebuah mobil kencang menghantam pembatas jalan tepat di belakang sang gadis yang sudah di tarik oleh Adam. Mobil itu terlihat hancur karena tiang pembatas masuk ke dalam kap mobil depannya, pengemudinya turun dan terlihat jelas sang pengemudi dalam keadaan mabuk. Banyak orang yang mengerumuni mobil itu untuk melihat kejadian nya. Adam bernafas lega,
“Hei, sampai kapan kamu mau pegang tangan ku ?” tanya sang gadis.
Adam sadar kalau dia masih memegang tangan sang gadis, dia langsung melepaskannya dan berbalik,
“Maaf, aku pergi,” ujar Adam.
“Eh..tunggu,” teriak sang gadis.
Adam sudah terlanjur berlari masuk ke dalam kerumunan dan menyebrang jalan untuk menuju ke sekolahnya. Setelah sampai di kelas, Adam langsung duduk di kursinya dan merebahkan kepalanya di meja.
“Untung sempet, dengan begini, sudah 10 orang yang selamat akibat mimpi ku, maaf kan aku papa, mama, kak Rian,” ujar Adam.
“Woi,”
Tiba tiba punggung Adam di tepuk seseorang, dia menoleh melihat seorang gadis cantik berdiri di sebelahnya,
“Lo udah ngerjain tugas mat belum ? gue pinjem dong, ada yang ga ngerti nih,” ujar sang gadis.
“Oh elo Din, gue pikir siapa, ngangetin aja, bentar,” ujar Adam.
Tangannya turun ke tasnya kemudian dia menarik sebuah buku keluar dari dalam tasnya dan memberikannya pada sang gadis bernama Dina Wijaya yang berdiri di sebelahnya.
“Sip, bentar ya Dam, gue nyontek dikit hehe,” ujar Dina.
“Iya, ntar taro aja di meja, gue ngantuk, ngomong ngomong laki lo mana ?” tanya Adam.
“Dasar lo, masih pagi udah ngantuk, Farrel lagi ke toilet, bentar lagi juga masuk,” balas Dina.
“Oh gitu, ya udah gue tidur dulu yeh,” ujar Adam.
“Sip, ntar gue taro di meja kalo udah kelar,” balas Dina sambil berjalan kembali ke meja nya.
Dina langsung mengambil buku miliknya sendiri kemudian dia mulai menyalin beberapa jawaban dari buku Adam, sedangkan Adam kembali merebahkan kepalanya di meja dan tanpa sadar dia tertidur kemudian bermimpi.
******
“Gue ga sangka lo kayak gitu Dam,” ujar Dina yang menatap dirinya dengan tatapan jijik dan mendekap tubuhnya.
“Gila, jangan deket deket gue dan Dina lo,” tambah Farrel pacar Dina yang juga teman Adam sambil memeluk Dina.
“Apa apaan sih kalian,” ujar Adam.
“Nih liat,”
Farrel memperlihatkan layar smartphone nya, mata Adam membulat ketika melihat tayangan video di layar smartphone Farrel. Dia menonton sebuah film porno dengan dia sebagai pemeran prianya dan seorang gadis yang tidak dia kenal di dalam perpustakaan sekolah, mengenakan seragam sekolahnya. Wajah gadis yang berada di bawah nya itu terlihat mirip seperti gadis yang di tolongnya tadi pagi.
“Gu..gue ga berbuat begitu,” ujar Adam.
“Bohong lo, kemarin pulang sekolah lo kemana ?” tanya Farrel.
“Iya bener, kan kita berdua ngajak lo jalan, tapi lo ngeloyor ke perpus,” tambah Dina.
Melihat kedua teman satu satunya si sekolah menuduhnya, di tambah memperlihatkan buktinya, Adam tidak bisa berkata apa apa, kemudian beberapa guru masuk ke dalam kelas dan memanggil dirinya. Alhasil, Adam di keluarkan dari sekolah, di nikahkan dengan siswi itu dan hidup sengsara bersama istri yang tidak dia kehendaki sampai tua.
******
“Waaaaaa,”
Adam berdiri dan berteriak, “sreeg,” seluruh teman sekelas menoleh melihat dirinya, termasuk Dina dan Farrel yang sudah datang. Adam menoleh melihat sekeliling, dia langsung menyadari kalau dirinya berada di dalam kelas dan pelajaran sudah mulai,
“Wah wah akhirnya pangeran tidur bangun juga, langsung teriak lagi,” sindir bu Sri, guru wali kelasnya yang sedang menerangkan pelajaran di depan.
Seluruh kelas langsung tertawa termasuk Dina dan Farrel, Adam langsung kembali duduk dan mengusap keringatnya, Farrel yang duduk di baris sebelahnya langsung menegurnya,
“Lo kenapa lagi bro ?” tanya Farrel.
“En...enggak,” jawab Adam.
“Lo dari tadi udah gue bangunin, ga bangun bangun, semalem ngapain sih lo,” ujar Farrel.
“Ga ngapa ngapain, gue baca komik doang, dah ah,” ujar Adam.
“Ya udeh, ntar istirahat aja kita ngobrol lagi,” ujar Farrel.
Farrel kembali duduk menghadap depan, Adam menunduk dan melihat ke mejanya, ternyata dia menggambar sesuatu di atas permukaan meja menggunakan kukunya, gambar yang di torehkan Adam adalah gambar seorang gadis berseragam berbeda dengan dirinya seperti gadis yang di tolong olehnya tadi pagi.
“Baru kali ini sejak kecelakaan papa, mama dan kak Rian, aku bermimpi tentang kejadian yang menimpa diriku sendiri, apa maksudnya ini,”
Pulang sekolah, Adam langsung bergegas menuju ke perpustakaan untuk memastikan apa yang terjadi di mimpinya ketika di kelas tadi pagi. “Sreeg,” dia menggeser pintunya, kemudian masuk ke dalam. Tidak ada siapa siapa selain ibu penjaga perpustakaan yang langsung menatap dirinya ketika dia masuk, meja meja kosong dan rak rak buku yang berderet, Adam masuk memeriksa gang antara rak rak buku dan membuka ruang penyimpanan di belakang perpustakaan, dia tidak melihat siapapun di dalam.
“Hmm berarti bukan hari ini kan, duh apa sih mimpi tadi itu,” ujar Adam dalam hati.
Adam melangkah kembali keluar dan berjalan menelusuri koridor menuju ke pintu keluar gedung sekolah. Dia mengingat ingat lagi mimpinya, karena jika dia tidak menulisnya, dia hanya bisa mengingat samar samar dan mimpi itu tidak mungkin terulang sampai dua kali. Selagi melangkah, tiba tiba “tap,” pundaknya di tepuk seseorang, dia menoleh melihat Dina dan Farrel di belakangnya,
“Lo mau kemana ? kita berdua mau makan dulu, lo mau ikut ga ?” tanya Dina.
“Ikut lah bro, hari ini lo aneh, gue bingung liat lo,” jawab Farrel.
“Enggak dulu deh, gue mau balik aja,”
Tiba tiba Adam mengingat kata kata Dina dan Farrel ketika menuduh dirinya di dalam mimpi, akhirnya dia berhenti berjalan dan berbalik sampai membuat Farrel dan Dina berhenti karena kaget.
“Ok, lo pada mau makan di mana ?” tanya Adam langsung.
“Nah gitu dong, sesekali ikut kita napa,” jawab Dina.
“Nyok deh, kita ke ruko ruko di seberang, makan di restoran ayam goreng cepat saji aja,” ajak Farrel.
“Sip, yuk deh,” balas Adam.
Ketiganya berjalan bersama sama menuju ke pintu keluar sekolah. Setelah sampai dan selesai memesan makanan, ketiganya duduk di meja, Dina duduk di sebelah Farrel dan terlihat mesra sekali sampai membuat Adam menjadi sedikit risih,
“Nah ini makanya gue males ikut ama lo berdua, gue jadi nyamuk,” ujar Adam.
“Oh sori bro haha, kaga lah, gue ama Dina kaga nganggep lo nyamuk,” ujar Farrel.
“Hehe iya, kan kita yang ngajak lo, gimana sih lo ah,” tambah Dina.
“Ya gimana ya, ga enak aja ganggu,” balas Adam.
“Hmm lo ngiri ya bro, makanya cari cewe bro, gunting tuh rambut, muka lo ganteng kok sebenernya, ngapain lo umpetin gitu,” ujar Farrel yang wajahnya tampan.
“Enak aja lo ngomong, kaga ngiri gue, males lah, gue ga pede kalo gunting rambut,” balas Adam.
“Mau gue jodohin ama temen gue ? dia juga lagi cari cowo tuh,” ujar Dina.
“Ga usahlah, gue seneng sendirian,” balas Adam.
“Lo emang aneh bro, dah lah makan aja, ntar kalo lo butuh nasehat, ngomong aja ama gue,” ujar Farrel.
“Sip, nanti aja ya, kalau gue udah nemu yang cocok haha,” balas Adam.
“Jangan kebanyakan milih Dam, ntar malah lo keburu tua, repot,” balas Dina.
“Iye gue tahu,” balas Adam.
Adam sedikit merasa lega, karena dia sekarang ikut bersama Farrel dan Dina yang berarti kejadian di mimpinya pasti akan berubah. Selesai makan, Adam pamit kepada Farrel dan Dina, dia berjalan kembali menuju ke kos kosan nya dan kembali menyebrangi perempatan tempat dia menolong gadis berseragam sekolah berbeda tadi pagi dan yang juga muncul di mimpi setelah nya ketika dia di dalam kelas.
Setelah sampai ke kos dan sewaktu dia mau masuk ke dalam kamarnya, tiba tiba pundaknya kembali di pegang seseorang, dia berbalik melihat seorang ibu berdiri di belakangnya, wajah Adam berubah menjadi sedikit kecut melihat sang ibu.
“Dam, kapan kamu mau bayar kos ?” tanya sang ibu.
“Um...minggu depan ya bu, pasti saya bayar,” jawab Adam.
“Kamu dari tiga bulan lalu bilang minggu depan terus, mana Dam, kamu masih kerja ga ?” tanya sang ibu.
Adam tertunduk, belakangan ini dia tidak bekerja lagi karena tidak sengaja memecahkan piring untuk kesekian kalinya ketika bekerja di restoran dan uang yang ada padanya sudah di bayarkan untuk biaya spp nya.
“Ma..masih bu, tapi sekarang lagi libur bentar karena mau ujian,” balas Adam.
“Ya udahlah, minggu depan nya, beneran loh, kalau ga mau ga mau saya terpaksa mengusir kamu,” balas sang ibu.
“I..iya bu, makasih ya bu,” ujar Adam.
Sang ibu pergi, Adam menarik nafas lega, kemudian dia berbalik masuk ke dalam kamarnya dan melemparkan tasnya ke lantai, dia melompat ke ranjang dan berbalik berbaring terlentang, matanya menatap langit langit di kamar kos nya.
“Haaah...aku harus cari kerja lagi ya, dimana ya ?” tanyanya dalam hati.
Tangannya meraih smartphone nya di saku, dia mulai membuka buka situs lowongan untuk mencari kerja paruh waktu yang bisa mencukupi kebutuhan nya. “Brugh,” terdengar suara benda jatuh di kamar sebelah, kemudian terdengar suara seorang gadis berbicara dengan seorang ibu, terdengar juga suara seorang pria yang menyanyakan tempat menaruh barang nya.
“Sepertinya ada yang baru masuk ya ke sebelah,” ujar Adam dalam hati.
Adam mengacuhkan nya dan terus mencari pekerjaan paruh waktu di situs pencari pekerjaan online, dia memasukkan lamaran ke beberapa lowongan mulai dari restoran, mini market sampai toko buku dengan syarat usia yang seusia dengan dirinya. “Dling,” tiba tiba sebuah pesan masuk, ternyata pesan itu berasal dari Farrel dan dia langsung membuka nya. Adam sedikit kaget membaca pesan dari Farrel,
“Bro, lo ga langsung pulang ?” tanya nya.
Adam langsung duduk di ranjangnya, kemudian dia menjawab pesan Farrel kalau dia langsung pulang setelah mereka makan barusan, “cklik,” Adam memfoto dirinya sendiri dan mengirimkan nya pada Farrel. “Dling,” Farrel kembali mengirim pesan balasan dan pertanyaannya membuat Adam bertambah bingung, Farrel mengirim sebuah video dan pesan yang bertanya,
“Berarti yang di video ini bukan lo ya ?” tanya Farrel.
Adam menekan video nya dan “klotak,” dia menjatuhkan smartphonenya, video yang di kirimkan Farrel sama persis dengan video yang dia lihat di dalam mimpinya. “Jeduuk,” “brak,” terdengar suara orang berlari keluar di kamar sebelahnya dan menutup kencang pintu nya, dia kembali mengambil smartphone nya yang terjatuh dan mematikan video nya, kemudian dia membalas pesan Farrel,
“I..ini bukan gue,” ujar Adam membalas pesan Farrel.
“Dring,” Farrel langsung menelpon Adam, tanpa menunda lagi Adam mengangkat smartphone nya dan menempelkannya di telinga.
“Bro,” sapa Farrel.
“Iya Rel, sumpah bukan gue itu,” ujar Adam.
“Iye gue tau, lo kan bareng kita tadi, tapi ada yang ngedit pake muka lo nih,” ujar Farrel.
“Editan ?” tanya Adam.
“Ya iyalah, keliatan jelas kale (mengobrol dengan Dina sebentar) kata Dina sih ga ketara editan ya, tapi gue yakin lah ini editan, secara lo ama gue dan Dina tadi kan,” ujar Farrel.
“Iya bener Rel, mana mungkin gue ada di perpus,” ujar Adam.
“Kayaknya ada yang begituan di perpus diem diem trus ada yang rekam, tapi apa maksudnya pake muka lo ya, trus cewenya siapa lagi, gue kok ga kenal ? seragam nya kayaknya anak sekolah orang kaya di sebelah deh,” tanya Farrel.
“Iya bener, mana mungkin gue kenal ama anak di sebelah, lagian kan cewe semua di sono,” ujar Adam.
“Haha lo bener bro, ya udah, lo ga usah pusingin hoaks kayak ginian, ga bakal ada apa apa, gue lagi kontrakannya Dina nih, lagi bantuin beresin barang nyokapnya karena abis ini gue ama Dina mau kerumah sakit, udah dulu ya,” ujar Farrel.
“Sip, makasih ya Rell,” balas Adam.
Adam menaruh smartphone nya, walau Farrel mengatakan video itu hanyalah hoaks, namun masih ada kelanjutannya di mimpinya.
“Semoga Farrel bener dan mimpi gue salah,” ujar Adam dalam hati.
Dua hari setelahnya, ketika Adam tiba di sekolah, banyak mata yang melihat dirinya dengan tatapan aneh, para siswa dan siswi yang di lewati olehnya, menyingkir dan menatap nya seakan akan dirinya orang paling aneh dan menjijikkan. Tiba tiba Adam di rangkul dari belakang, dia menoleh melihat seorang siswa yang bertubuh besar, bekulit sawo matang dan berwajah jantan sedang tersenyum melihatnya. Tentu saja Adam mengenal siswa itu, namanya Riko seorang siswa tampan yang terkenal buaya dan suka bermain dengan perempuan karena kaya raya,
“Mantap lo bro, enak ga tuh cewe ? bagi gue dong,” ujar nya langsung tanpa basa basi.
“Maksud lo apaan Rik ?” tanya Adam kepada Riko yang merangkul nya.
“Ah kayak ga tau aja lo, video bokep yang lagi viral itu loh, lo maen ama siapa di perpus, kenalin dong, kayaknya tipe gue tuh cewe,” jawab Riko.
“Ga tau maksud lo apa,” balas Adam.
“Ini maksud gue,” ujar Riko.
Riko memperlihatkan smartphonenya, mata Adam langsung membulat karena videonya sudah berada di dalam akun sosial media dan mendapatkan banyak sekali like sampai jutaan. Selain itu, terlihat juga jumlah ratusan ribu di bagian share yang berarti video itu sudah beredar sangat luas ke seantero negeri dan sudah menjadi viral.
“A..apa ?” wajah Adam mendadak pucat.
“Ayolah bro, kenalin ama gue siapa cewe yang maen ama lo, gue juga pengen kale,” ujar Riko.
“Bu..bukan gue, gue ga pernah bikin video kayak gitu,” ujar Adam terbata.
“Lah jelas jelas ini elo kok, rambutnya sama, bodinya juga sama, jangan gitu lo bro, kasih tau gue napa, gue ga usah lo kenalin lah, minta nomernya aja, gue kenalan sendiri,” ujar Riko.
“Gu..gue beneran ga tau, udah ya Rik,” ujar Adam melepaskan rangkulan Riko dan berlari ke dalam kelasnya.
Begitu masuk, seluruh teman sekelas menoleh melihat dirinya dan menatap wajahnya dengan tatapan yang aneh, ada yang tersenyum senyum, ada yang terlihat jijik dan ada juga yang kaget karena tidak menyangka orang sepertinya bisa berbuat demikian, di tambah lawan mainnya adalah anak dari sekolah elit khusus wanita di sebelah.
“Ke..kenapa jadi begini,” ujar Adam sambil berjalan ke kursinya.
Dia langsung duduk dan merebahkan kepalanya ke meja, dia juga menghadap dinding agar wajahnya tidak terlihat teman sekelasnya,
“Rasanya dua hari kemarin ga ada masalah, tapi kenapa sekarang muncul, berarti mimpi gue bener ? lagian kok bisa sih pake muka gue, gimana caranya coba, gue ga ngapa ngapain kok, lagian siapa sih cewe nya, gue ga kenal sama sekali,” ujar Adam dalam hati.
Seorang guru masuk ke dalam kelas, dia bertanya kepada teman teman Adam yang langsung menunjukkan diri nya. Sang guru menghampiri Adam dan memegang pundaknya, Adam langsung menoleh melihat guru pria berwajah ramah di sebelahnya, yang tentunya sudah dia kenal sebelumnya,
“Um...pak Budi ?” tanya Adam.
“Dam, bisa kamu ikut bapak sekarang ?” tanya Budi.
“Ke..kemana pak ?” tanya Adam.
“Kita ke sekolah sebelah, untuk klarifikasi aja, kamu tahu kan apa yang sedang melibatkan kamu sekarang,” jawab Budi.
“I...iya pak,” balas Adam.
“Terus terang aja, bapak sama sekali ga percaya kamu berbuat begitu, ibu Frida yang kemarin menjaga perpus juga konfirm kalau kamu hanya datang sebentar ke perpus dan keluar lagi, tapi sewaktu dia keluar sebentar untuk ke toilet, ketika kembali dia melihat pintu perpus terbuka dan tidak apa apa di dalam waktu dia memeriksa nya, waktunya juga sudah agak sore, jadi bapak rasa bukan kamu,” ujar Budi.
“I..iya pak, memang bukan aku, dua hari yang lalu, waktu pulang sekolah, aku di ajak makan sama Dina dan Farrel di restoran cepat saji, coba aja tanya mereka,” ujar Adam.
“Iya, nanti saya tanya mereka, sekarang kamu ikut dulu, di sebelah heboh soalnya,” balas Budi.
“I..iya pak,” balas Adam berdiri.
Setelah itu, Adam berjalan keluar dengan kepala tertunduk bersama Budi yang memegang pundak nya, tentu saja seluruh teman sekelas mengira kalau Adam benar benar melakukannya. Selagi berjalan di koridor untuk keluar dari gedung dan berjalan ke sekolah yang berada di sebelah, seluruh mata menatap Adam, seakan akan Adam adalah terdakwa, tiba tiba,
“Dam,”
Terdengar teriakan di belakang Adam, Adam menoleh melihat Farrel dan Dina yang masih membawa tas mereka mengejar dirinya,
“Pak Budi, dia ga salah, waktu itu dia bareng sama sama kita makan di sebrang,” ujar Farrel.
“Iya bener pak, saya berani sumpah dia ga salah,” tambah Dina.
“Hmm kalau gitu kalian ikut saja, saya ajak Adam hanya untuk klarifikasi saja,” balas Budi.
“Ok pak,” balas Farrel dan Dina.
“Makasih ya,” ujar Adam.
“Selow bro, yakin pasti aman aman aja,” ujar Farrel sambil memegang pundak Adam.
“Iya Dam, gue dan Farrel pasti bantu lo,” tambah Dina.
Akhirnya mereka keluar dari gedung sekolah dan berjalan ke sekolah yang berada di ujung jalan, sesampainya di sana, mereka melihat ada sebuah mobil polisi dan sebuah mobil sedan terparkir di depan sekolah yang nampak mewah dan besar. Budi meminta ijin untuk masuk dengan mengatakan kalau dia adalah wakil dari kepala sekolah di sekolah yang berada di tengah jalan.
Sekuriti mengijinkan Budi masuk, mereka berjalan masuk ke dalam gedung sekolah, begitu masuk, “sriiing,” tatapan tajam mengarah ke Adam dari seluruh siswi yang bersekolah di sekolah khusus wanita itu. Bisik bisik pun terdengar bahkan sampai Dina saja merasa risih dan meminta Farrel merangkul nya.
“Ih itu orang nya,” ujar seorang siswi berbisik.
“Menjijikkan, rambutnya aja kayak gitu, kok mau sih ya,” tambah siswi di sebelahnya.
“Cowo kurang ajar, ih enek gue liatnya,” tambah siswi lainnya lagi.
Hujatan demi hutajan menghujam telinga Adam yang menjadi semakin merah mendengarnya, namun dia tidak bisa berkata apa apa, Budi yang menyadari nya berusaha membelanya namun percuma, akhirnya dia hanya bisa merangkul Adam dan melindungi nya. Ketika sampai di dalam kantor kepala sekolah, Adam bisa melihat ada sepasang suami istri paruh baya dan seorang siswi yang sedang menangis duduk di tengah mereka.
Di sebrangnya ada ibu kepala sekolah dari sekolah elit itu dan bapak kepala sekolah dari sekolah Adam bersama saksi yang saat itu menjaga perpustakaan, ibu Firda. Budi meminta Adam duduk di tengah dan Farrel berdiri di belakangnya bersama Dina. Siswi yang duduk di tengah orang tuanya mengangkat kepalanya dan menoleh melihat Adam, matanya langsung membulat dan dia berdiri,
“Kamu kan, yang pagi pagi waktu itu di lampu merah,” ujar sang siswi.
Adam sangat kaget, lagi lagi mimpinya benar, gadis itu benar benar gadis yang di tolong oleh nya ketika dia berangkat sekolah agar tidak tertabrak mobil dan meninggal.
“Ka...kamu, ternyata benar kamu,” ujar Adam terbata sambil berdiri.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!