NovelToon NovelToon

Aku Dan Kisahku

Seperti Biasa

Praaaangg__ Terdengar bunyi pecahan suatu benda dari lantai dua, tepat nya dari ruang kamar Ayah dan Ibu ku.

Aku sudah biasa mendengar nya di pagi hari jadi tak perlu ku ambil pusing.

Namun sebagai anak aku tak bisa mengabaikan nya, Aku pun melangkah kan kaki ku menuju lantai dua aku sangat ingin tau masalah apa lagi kali ini.

Anggap saja aku menguping

"Mama apa-apaan sih Papa sudah bilang Papa banyak kerjaan di kantor, dan sejak kapan Mama menanyakan jam pulang kerja Papa hah" suara Ayah terdengar sangat marah saat itu.

"Papa bohong, Mama lihat sendiri Papa masuk ke hotel bersama seorang gadis, apa Papa masih mau menyangkal nya!" suara mama tak kalah nyaring di telingaku.

"Jadi!! apa Papa selingkuh lagi!" pikir ku dalam hati huufft aku menarik nafas panjang saat akan meninggalkan ruang kamar mereka tepat nya aku berada di depan pintu kamar mereka.

Namun baru saja 2 langkah kaki aku beranjak suara pintu kamar terbuka, Ya Mama keluar dengan mata sembab nya.

"Ayu kamu sudah mau berangkat sekolah ya?" tanya mamaku "Iya Ma, Mama baik-baik saja?" tanya ku lagi.

"Mama baik kok, cepat sana berangkat, nanti kamu telat," kata Mama "Iya Ma Ayu pamit ya," kata ku pada Mama, aku pun pergi meninggalkan Mama dan kembali ke meja makan, Aku hanya mengambil sepotong roti dan menegak susu yang sudah di siap kan bibi di sana.

Ada kakak ku Aliyusman Ahmad yang sedang menatap ku, dia kakak pertama ku saat ini dia sedang kuliah di Universitas Ternama di Indonesia aku tidak tau dia mengambil jurusan apa ya kami tidak dekat layak nya seorang kakak adik lain nya.

Dari punggung ku sebuah tangan lewat mengambil sepotong roti yang sedang ku makan, ya dia kakak keduaku Tursin Ahmad aku biasa memanggil nya Cin dia satu-satu nya keluarga yang dekat dengan ku, ya Aku menyayangi nya.

Pukul 6.30 aku akan berangkat ke sekolah, Aku sekolah di SMA Tunas Bangsa aku sendiri yang memilih nya sekarang aku masih kelas 3 SMA dan sebentar lagi aku akan lulus, Aku sama sekali belum ada rencana untuk melanjutkan kuliah di mana nanti.

Kakak keduaku juga masih kuliah tetapi tidak di tempat yang sama dengan kak Ali ya begitu aku memanggil nya.

Aku sampai di halaman sekolah ku, Aku tidak begitu memiliki teman banyak sifat ku yang suka menyendiri, membuat mereka enggan untuk berteman dengan ku, Tapi tak masalah aku santai saja justru itu membuatku lega tak ada yang mengusik ku.

Tetapi ketenangan itu berakhir saat ada murid pindahan yang masuk di sekolah ku 2 bulan lalu dan parah nya lagi dia sekelas dengan ku, Aku bertambah kesal saat bangku kosong hanya ada di samping ku jelas saja dia akan duduk di samping ku "Akhhh hari indah ku berakhir," pikir ku dalam hati.

Ayub Hendarta nama si murid baru, orang nya tampan putih manis lagi, dia sering senyum padaku tapi aku selalu mengabaikan nya.

Sejak dia masuk sekolah semua gadis menggilai nya, tapi aku heran dia hanya selalu mengusik ku saja tiap hari, aku jadi kesal, padahal kan banyak gadis yang sudi untuk dia ganggu, itulah yang aku pikir kan.

Pernah suatu hari aku sedang asik duduk di bawah pohon sambil memakan camilan kesukaan ku,Tiba-tiba saja dia datang mengagetkan ku sok kenal sok akrab lagi.

"Dorrr !"eee kodok terbang," kaget ku saat dia mengagetkan dari balik pohon.

Em ya aku latah.

"Hahahhah cantik-cantik kok latah," Katanya meledek ku waktu itu.

"Kau siapa?" tanya ku tak ingin akrab.

"Hey kita sebangku kali masa iya kau tidak mengenal ku," jawab nya padaku.

Aku hanya menaikkan sebelah alis ku dan berkata "Aku memang tidak mengenal mu dan tidak ingin mengenal mu!" kata ku sambil meninggalkan nya di bawa pohon itu.

Tapi tiba-tiba dia menarik tangan ku membuat langka kaki ku terhenti aku pun menoleh dan menatap nya penuh selidik "Tunggu dulu kau tidak ingin mengenal ku,tapi aku mau mengenal mu," Kata nya padaku saat itu.

Aku memiringkan kepalaku menatap nya lagi "lepaskan tangan ku, kalau idola mu melihat kau menarik tangan ku, aku bisa babak belur di buat mereka, apa kau mau bertanggung jawab!" kataku.

Dia pun melepaskan tangan ku perlahan.

"Baiklah, aku akan bertanggung jawab jika mereka melukai mu, aku akan melindungi mu," kata nya.

"Engg heh jangan bicara seperti itu dengan ku, sudah aku mau ke kelas jangan menggangguku," kata ku dan meninggalkan nya di sana.

Di ruang kelas Aku melihat 3 gadis berada di dekat bangku ku, menatap ku tajam aku balik menatap mereka.

"Hem ini dia nih fans Ayub lovers, apa mereka mau memberi pelajaran padaku," pikir ku dalam hati.

"Kau gadis aneh jauhi Ayub!" gadis yang terlihat mendominasi Itu berbicara padaku, Alia Setiawan pemimpin dari 3 gadis itu haha aku lupa apa nama gengs nya ya.

"Apa kau bicara pada ku?" jawabku.

Dia terlihat marah sih tapi aku tidak peduli.

"Ayub duduk di samping ku bukan atas kehendak ku, kalian saja yang menyuruh nya pinda, kenapa kalian datang pada ku!" kata ku lagi.

"Kau berani membantah ku dasar gadis aneh!" kata Alia padaku, Aku hanya memutar bola mataku sungguh aku merasa hari ini sangat sial berhadapan dengan orang-orang rese.

Alia melirik kedua teman nya meng isyaratkan untuk mendekati ku, aku bisa menebak apa yang ingin mereka lakukan.

Dina dan Rea nama kedua gadis itu cecunguk nya si Alia, mereka memegang kedua tangan ku, Aku masih diam aku hanya ingin melihat sampai di mana sih keberanian mereka.

Mereka memang terkenal suka menindas yang lemah tapi aku tak pernah mengurusi itu, yang lemah akan selalu lemah bagiku jika mereka tak ingin menolong diri nya sendiri itu lah yang aku yakini, sebelum nya aku hanya menyaksikan mereka menindas gadis-gadis lemah lain nya.

Tak ku sangkah hari ini mereka mencari masalah denganku, apa mereka sudah bosan hidup!" pikir ku.

Alia mendekat dia ingin menamparku seperti

nya begitu, saat tangan nya terayun mendekati wajahku, dengan sigap aku memposisikan Rea di depan ku dan 'Plakk' malang nya gadis itu kena gampar sama bos nya sendiri.

"Hahahhahhhh!" Aku tertawa renyah melihat Rea yang menatap Alia tajam.

"Hey!" teriak Rea, Dina berusaha menahan tawa nya, Sedangkan Alia!.

"Kau memegang tangan gadis itu saja tidak bisa, kenapa justru kau yang maju, apa kau berusaha melindungi nya?" bentak Alia.

"Hey maksud mu apa!! gadis ini menarik ku ke hadapan nya dan aku tidak siap untuk menghindar dari tamparan mu, ouch pipiku tamparan mu sakit juga," kata Rea.

Aku masih menyaksikan mereka berdebat "Apa kalian sudah selesai?"kata ku.

"Sialan! kau sungguh ingin bermain-main dengan ku hah!" Alia sudah terlihat sangat murka.

"Hahahahahaha, Kau ini lucu aku tidak merasa punya masalah dengan mu kaulah yang mencari masalah dengan ku, sebaik nya jika kau masih ingin melanjutkan sekolah mu lebih baik hindari aku, hem Ya aku memperingati mu kau bisa menganggap nya ancaman kalau kau mau," kataku santai Aku melenggang di antara mereka menghempaskan cengkraman Dina yang masih setia di lengan ku hanya 20% tenaga ku namun gadis itu terjatuh di lantai aku tersenyum melihat nya.

"Haiis kau lemah sekali!" kata ku, aku pun melanjutkan langkah ku.

Aku pikir mereka akan pergi ternyata!.

Greepp__ Alia menarik rambut indah ku dia menggiring tubuh ku kehadapan nya.

"Kau meremehkan ku hah!" bentak nya di hadapan ku mana muncrat lagi aku jadi ingin mual "Huek huek," Ya benar saja aku mual dan menumpahkan nya di wajah Alia Setiawan anak dari pengusaha terbesar ke 5 di Indonesia ya masih di bawah Ayah ku lah jelas dong Ayah ku kan peringkat pertama jauhlah di atas mereka sombong dikit, batin ku loh yang ngomong.

"Akhhhhhhhhhhh teriak Alya yang ikut ikutan merasa mual begitu juga dengan kedua ajudan nya 'huek__ huek__'

"Hahahahahhaha Aku sungguh sangat terhibur, walaupun sehelai rambut ku terlepas, terlintas di otak kriminal ku ingin membanting Alia ke lantai tapi rasa mual ternyata lebih ampuh hahaha." pikir ku sejenak.

Dan itu yang terjadi beberapa hari lalu.

***********

Teeeeeet, Bel sekolah berbunyi artinya jam pelajaran pagi akan di mulai.

Pagi itu seperti biasa Ayub akan tersenyum kepada ku, Aku masih malas untuk meladeni nya buat ku memikirkan hidup ku saja aku malas apa lagi mengurusi hal-hal yang sama sekali tak pernah terlintas di pikiran ku.

"Pagi Ayu." sapa nya pada ku "Hemm," aku singkat saja membalas nya.

"Ya kamu kok gitu sih Yu," sahut nya karena mungkin merasa terabaikan.

"Gitu apa nya?" balas ku mencoba menanggapi nya.

"Ngomong yang lain dong," kata nya lagi.

Tapi untung saja Guru Matematika masuk tepat waktu dan aku memiliki alasan untuk tidak menjawab semua pertanyaan aneh nya itu.

"Guru sudah masuk aku mau fokus belajar." kata ku.

"Huufft__" Terlihat dia menarik nafas panjang dan berbalik menghadap depan kelas.

2 jam berlalu mata pelajaran pagi selasai, jam istirahat pertama aku pergi ke kantin seperti biasa memesan makan lalu pergi ke bawah pohon favorit ku, tapi sekarang bukan hanya ada aku saja ya Ayub juga ikut nimbrung di sana membuat kesal saja.

Dan seperti nya dia tidak ada pikir ku, "akhir nya ada juga hari untuk diri ku sendiri." kata ku bergumam sendiri.

1 detik, 1 menit, 5 menit ya hanya 5 menit ketenangan ku hanya 5 menit, Ayub kini berada di depan ku dengan 2 botol jus jeruk yang masih tersegel tidak perlu ku sebutkan merek jus nya.

"Aaaaakkkhhhhhh!" batinku yang berteriak "Apa yang kau lakukan hah?" kata ku dengan sedikit menaikan intonasi nya.

"Hey kau ini lembut sedikit dong jadi cewe," kata nya padaku.

"Kau bisa pergi jika kau tidak menyukai nya." kataku.

"Baiklah aku tidak masalah, tapi aku akan merubah mu menjadi lebih baik" kata Ayub pandangan nya masih saja menatap ku "ini minum dulu," Ayub memberikan sebotol jus itu kepadaku.

Sebelum aku meraih nya dia membukakan tutup botol itu terlebih dulu untuk ku, ya itu untukku.

"Aku bisa membuka nya sendiri." kata ku saat jus itu berada di tangan ku.

"Hey aku kan hanya ingin bersikap romantis," kata nya lagi.

Aku menatap nya "Romantis!!! kau mengucap kan kata-kata yang menurut ku itu hanya sebuah ilusi aku tidak percaya dengan kata Romantis dan semua yang berhubungan dengan itu!" kata ku smbil menegak jus pemberian nya.

Dia hanya tersenyum "Apa kau memiliki masalah dengan hubungan?" tanya Ayub, pertanyaan itu membuat ku tidak nyaman aku membenci pertanyaan itu.

Aku hanya diam saja tak menghirau kan Ayub, Pria itu akhir nya menggenggam tangan ku lalu mengatakan sesuatu padaku.

"Kau bisa percaya padaku, mau kah kau mencoba nya Ayu?" itu yang dia katakan.

Teeeeeet___ Bel masuk kelas berbunyi, Aku memiliki alasan untuk menghindari pertanyaan nya itu "Aku akan masuk lebih dulu dan terimakasih jus nya." kata ku sambil melepas genggaman nya dan pergi meninggalkan nya.

Mungkin dia menatap kepergian ku karena itu yang aku rasakan saat aku melangkah dan membelakangi nya

"Untung saja bel berbunyi, apa yang harus aku katakan, aku bahkan tidak pernah memikirkan untuk menjalin hubungan,heh aku sungguh tidak mempercayai nya." pikir ku di sela langkah kaki ku.

Waktu terus berjalan saat bel istirahat yang ke dua berbunyi aku memilih untuk pergi ke perpustakaan, ya aku menghindari Ayub, aku sungguh tidak nyaman dengan pertanyaan nya dan juga ucapan yang dia ucap kan tadi.

"Aakhh kenapa aku memikirkan itu terus," kataku dengan nada sedikit minim kata-kata Ayub masih terdengar di telinga ku.

Aku pun mengambil buku lagi untuk ku baca agar bisa menghilangkan pikiran aneh ku hampir habis buku itu ku baca.

Kali ini jam terakhir tak ada guru di mata pelajaran itu yang artinya jam kosong aku lebih memilih untuk pulang saja dari pada menghabiskan waktu di kelas amburadul ya menurutku semua siswa dan siswi di kelas ini stresss semua.

Aku memiliki waktu 1 jam sebelum bel pulang berbunyi, Aku memilih jalan-jalan sejenak ke taman yang biasa aku tuju, di sana banyak keluarga kecil yang sedang bercanda bersama, mereka terlihat sangat bahagia aku merasa iri melihat nya, pikir ku dalam hati saat memperhatikan mereka.

"Apa aku culik saja anak mereka itu hehe," pikir ku di sela aku memandangi mereka yang sedang berbahagia sedangkan aku, Aku sangat menginginkan kehangatan keluarga, lagi-lagi aku tertawa kecil jika memikirkan nya.

"Seorang gadis yang memiliki semua nya kecuali kasih sayang, apa aku semiris itu haha nasib," kataku berbicara pada diri ku sendiri.

Rumah Ku Apakah Istanaku

Aku melihat Jam di tangan ku, tepat pukul 2 sore jam pulang sekolah.

Dengan berat langkah kaki ku melangkah "Aku akan kembali ke rumah lagi, apa aku harus menghilang saja ya, rasa nya aku tak ingin pulang," batinku berpikir seperti itu.

"Tapi apa boleh buat aku belum cukup umur untuk bisa hidup sendiri haih nasib," kata ku berbicara sendiri.

Setengah jam waktu yang aku lalui menuju ke rumah ku rumah yang nampak seperti istana itu tetapi menyimpan begitu banyak ke sedihan kemunafikan bahkan Keluarga Harmonis yang terlihat di balik istana itu tak pernah ada di dalam rumah itu

Aku membuka gerbang rumah ku paman security tersenyum padaku, aku pun membalas senyuman nya dan juga menyapa nya "Siang Paman," kata ku menyapa nya.

"Non kok selalu nolak kalau mau di jemput jalan kaki kan panas non?" kata Paman Security.

"Udah biasa Paman lagian nih jalan kaki sehat dan tidak makan ongkos." jawabku pada nya.

Paman Security hanya menggelengkan kepalanya, Aku melanjutkan langkah ku memasuki rumah ku yang seperti Istana itu, Aku tersenyum.

Bibi berada di dapur menyiapkan makan siang untuk ku, ya hanya aku tuan rumah yang ada sekarang Mama biasa pulang jam 9 malam sedangkan Papa kadang pulang kadang tidak, kak Ali memilih tinggal di apartemen nya sekali-kali saja dia mampir seperti tadi pagi dan kak Cin sudah jarang pulang sejak memiliki kekasih Riri, ya nama nya Riri kak Cin pernah membawa nya untuk di perkenalkan dengan ku, Aku sendiri di dalam rumah ini, oh salah aku bersama bibi Lia dan suaminya pak Odi yang juga bekerja dengan kami sebagai sopir pribadi ku namun aku jarang naik mobil jadi dia biasa membersihkan taman saja.

Dan paman Security tadi namanya Rudi.

Selasai makan siang aku bosen biasa nya jam segini kak Cin sudah pulang tapi kali ini dia akan pulang malam.

Aku kesepian lagi, Aku bosan Aku ingin berbelanja mungkin saja rasa bosan ku hilang pikir ku, Ya aku akan ke mall Aku bersiap-siap dan mengajak pak Odi sebagai sopir, aku bisa mengendarai mobil ku sendiri namun sejak kecelakaan setahun yang lalu Aku tidak di izinkan membawa mobil sendiri, di tambah lagi memang masih dibawah umur hehe.

Jam 3 sore Aku sudah berada di dalam mall terbesar di Jakarta tidak perlu menyebutkan nama nya nanti ada yang tersinggung.

Aku berbelanja apa saja yang aku lihat satu troli sudah terisi penuh aku masih merasa belum puas "Apa aku gila belanja ya" aku berkata dalam hati.

Saat merasa bosan berbelanja aku hanya berkeliling saja karena aku masih belum mau pulang.

Tapi tiba-tiba___

Bruuuuukk__ Karena asik dengan memandangi orang yang berlalu lalang Aku menabrak seseorang, ya dia dengan 2 ekor Sahabat nya maksud nya orang, siapa lagi kalau bukan Alia and the gangs "Oh nasib sial apa lagi," batin ku berbicara.

"Wah-wah gadis aneh ini ternyata bisa juga berbelanja di sini!" kata Rea mengarah pada ku.

"Memang nya kenapa kalau aku berbelanja di sini?" jawab ku.

"Kau ini, status mu itu tidak jelas__ ah aku tau kau pasti belanja untuk majikan mu bukan," kali ini si Dina yang berbicara.

"Guys sudah lah kita tidak perlu meladeni gadis aneh macam ini, palingan juga dia cuma bisa tenteng belanjaan orang saja," kata Alia yang akhir nya bersuara.

Aku memandang mereka dengan memiringkan sedikit kepalaku dan berkacak pinggang di hadapan mereka

Aku menarik nafas panjang huufft_"Kalian bisa diam, telinga ku merasa ternoda mendengar kikikan kalian," ucap ku yang sudah mulai jengah.

Dan tiba-tiba saja Pak Odi datang menghampiri ku dari belakang.

"Non Nyonya menelpon meminta Nona untuk segera pulang," kata Pak Odi.

Aku berbalik dan menyerahkan semua belanjaan ku pada Pak Odi "Pak Odi bayarin sekalian sama belanjaan 3 cecunguk itu" kata ku berlalu pergi meninggalkan Pak Odi dan menyerahkan Black Card ku kepada nya.

Ya Pak Odi tau nomor pin nya karena aku memberitahu nya sejak dia menjadi sopir pribadi ku, aku bahkan jarang memegang uang tunai jika butuh aku akan meminta nya kepada Pak Odi, bisa di bilang dia seperti Ayah kedua bagiku, Ayah kandungku juga percaya pada nya.

Alia and the gangs terperangah di tempat bahkan Pak Odi sudah selesai membayar semua belanjaan ku dan meninggalkan mereka tapi tetap saja mereka tak beranjak dari tempat mereka

Aku tidak tau apa yang mereka pikirkan dan aku tidak peduli hehe.

*****

Sampai di rumah "tumben Mama meminta ku pulang biasa nya dia tidak pernah peduli!! apa ada masalah lagi ya!" pikir ku di sela langkah ku memasuki rumah

Aku melihat di sana ada kak Ali dan kak Cin Mama dan juga Papa "Ada apa lagi ini?" gumam ku.

"Malam Ma Pa Kak," aku menyapa mereka dan hanya di tanggapi dengan anggukan saja.

"Tumben ngumpul ada apa?" tanya ku.

Mereka semua masih bungkam, dan 10 menit berlalu akhir nya Mama bersuara.

"Mama sama Papa akan bercerai!" itulah kata pertama yang di ucapkan Mama.

Aku terdiam aku tau cepat atau lambat semua ini pasti terjadi, tidak ada reaksi apa pun dari kedua kakak ku.

"Apa aku saja yang merasa dunia ini kejam," batin ku.

"Ayu Papa sama Mama mu akan bercerai Papa harap kau bisa menerima ini." kata Papaku.

Aku merasa sesak saat itu menahan air mataku berpura-pura tidak seperti terjadi apa-apa.

"Terserah kalian saja, tapi apa aku boleh bertanya?" kata ku.

"Tanya kan saja," kata Papa.

"Aku akan tinggal dengan siapan?" tanya ku.

Mereka terdiam beberapa detik, Aku melihat kedua kakak ku yang sibuk memainkan ponsel nya, Aku sungguh tidak sanggup menahan rasa sesak ini.

"Kau akan tinggal dengan Ayah mu, kakak-kakak mu sudah kuliah mereka sudah dewasa jadi mereka bisa memilih ingin tinggal dengan siapa." kata Mama.

"Baik lah terserah kalian atur saja sesuka kalian." kata ku, Aku pergi meninggalkan mereka dan pergi ke kamar ku.

Sampai di kamar Aku mengunci kamarku Aku menangis sejadi jadi nya rasa sesak yang sedari tadi kutahan kini rasa nya seperti beribu batu menghantam jantungku sangat sesak sangat sakit.

"Apa aku sangat tidak berarti bagi kalian 'hiks hiks' Aku lelah berpura pura menjadi gadis kuat 'hiks *hi*ks' apa kalian tidak pernah menganggap ku ada, Aku sangat membutuhkan kalian 'hiks hiks,"

Semalaman aku bergumam sampai tak terasa sejak kapan aku sudah terlelap.

*******

Pagi hari pun telah menanti ku, Aku masih betah di atas tempat tidur ku, Aku malas berangkat ke sekolah hari ini, Aku pun meminta pak Odi untuk pergi mengajukan ijin ke sekolah ku, dan tentu saja aku melanjutkan tidur ku.

Bibi mengetuk pintu kamar ku saat itu waktu menunjukkan pukul 10 pagi aku masih belum keluar kamar untuk sarapan itu lah sebab nya Bibi datang membangunkan aku untuk sarapan.

"Non__ non Ayu bangun non udah hampir siang loh non Ayu belum sarapan! " kata Bi Lia mencoba membangun kan ku.

"Hem Aku sudah bangun Bibi, apa menu hari ini?" tanya ku yang masih setia dengan tengkurap ku di atas ranjang ku itu.

"Tentu saja semua adalah kesukaan non Ayu," kata Bibi.

"Ada tahu ya Bi?" tanya ku lagi.

"Ada non makanya ayo sarapan dulu, tapi non Ayu mandi dulu asem," kata Bibi menggodaku.

Aku tau dia mencoba menghiburku karena semalam dia dan juga Pak Odi berada di suasana yang bisa di bilang bagai petir di malam bolong eh siang kali tapi kan kejadian nya malam.

Selesai membersihkan diri aku pergi ke ruang makan seperti biasa hanya ada aku Bibi dan Pak Odi di sini di dalam ruang makan.

Karena merasa bosan Aku megajak Pak Odi dan Bi Lia untuk makan bersama ku di meja makan.

Awal nya mereka menolak, namun jangan sebut namaku Ayu jika tidak bisa memaksa mereka.

5 menit mereka telah duduk bersama ku untuk makan sarapan pagi

Ya Pak Odi sudah kembali dari sekolahku, dan hari ini aku akan pergi berlibur, hem aku akan berlibur sendiri aku tidak memiliki teman, Ayub bukan teman tapi__ apa ya! cocok nya aku juga bingung mau menyebut nya apa pikir ku.

Pantai Ancol!! hanya itu yang terdekat andai saja aku bukan anak SMA aku pasti pergi lebih jauh lagi pikir ku.

Aku sering berpikir kenapa Papa dan Mama melahirkan aku jika mereka tidak menyayangi ku, Aku sungguh membenci kehidupan ku ini.

Saat menikmati angin pantai tiba-tiba saja seorang pria menghampiri ku dengan nafas terengah engah aku hanya menatap nya satu tangan nya memegang pundak ku aku melirik tangan yang sangat lancang memegang tubuh ku.

"Nona bisakah kau membantu ku," kata nya yang masih terengah engah.

"Lepaskan dulu tangan mu," kata ku datar Pria itu pun melepaskan tangan nya dari pundak ku "Apa yang bisa aku bantu?" tanya ku pada nya.

Tetapi nafas nya makin lama makin terasa berat aku menundukkan wajahku ingin melihat nya ya karena dia sedikit membungkukkan badan nya yang memegangi perut nya.

Mata ku terbelalak melihat bercak darah di tangan Pria itu yang sedang memegangi perut nya.

"Astaga aku akan membawa mu ke Rumah Sakit," kataku panik.

"Tidak jangan bawa aku ke sana!! apa kau membawa mobil sendiri?" tanya nya kepadaku.

"Y_ ya a_aku bawa mobil sendiri?" kataku agak sedikit terbata-bata.

"Aku mohon bawa aku ke mobil mu,"pinta nya.

Aku pun memapah nya menuju mobil yang aku parkir tak jauh dari lokasi kami.

Ya kali ini aku membujuk Pak Odi untuk tidak ikut dengan ku dengan alasan ingin sendiri menenangkan pikiran dan hati ku yang terluka haih nasib broken home.

Aku melajukan mobilku sesuai petunjuk Pria itu, Pria yang sama sekali aku tidak ketahui identitas nya "astga jangan-jangan dia mavia hem mavia tampan." batin ku berbisik tak jelas.

Sesekali aku melirik nya hem aku kasih nilai 8 untuk wajah nya oh ya lupa aku kasih nilai 7 untuk Ayub hehe.

"Berhenti." pinta nya padaku.

Aku berhenti tepat di sebuah perumahan mewah "tapi sepi tak ada satu pun manusia yang lewat," batin ku berkata.

"Tolong!! apa kau bisa memapah ku lagi untuk masuk ke dalam," pinta nya lagi.

"Hah," Aku melongo "apa kau tidak punya pembantu atau apalah!!" kata ku agak kesal sih dan juga takut "rumah sebesar ini tidak mungkin kan kau tinggal sendiri," tambah ku lagi.

"Aku akan membayar mu lebih, dan ya aku memang tinggal sendiri!" kata nya lagi.

"Hah," lagi-lagi aku melongo mendengar nya.

"Apa kau hanya akan menatap ku saja hah!" bentak nya padaku.

"Eee minta tolong kok kasar sih," Aku melangkah keluar mobil dan memapah nya masuk kedalam rumah nya melawati pagar besi rumah mewah itu dan__ Pintu rumah nya terkunci saat aku mencoba membuka nya sedangkan Pria ini sudah mulai kehilangan kesadaran nya.

"Hey tuan rumah mu terkunci mana kunci nya?" tanya ku.

"Di sa_saku ce_celana ku," jawab nya dengan suara berat menahan sakit nya.

"Hah!" ini ketiga kali nya aku melongo di buat Pria asing ini, Aku pun merogoh saku celana Pria itu jelas lah dia menyimpan nya di saku depan.

"Oh malang nya nasib ku, Aku harus merogoh saku celana seorang Pria, oh my Lord apa salah dan dosa ku," batin ku bergemuruh.

Setelah 5 detik aku mendapatkan kunci rumah nya, Aku pun memasukkan kunci ke tempat yang memang pantas untuk di masuki nya.

Pintu terbuka, Pria itu mengambil kunci rumah nya lagi dan menutup pintu dengan cepat, Aku terkejut dia menarik ku entah kemana saat sampai aku baru sadar dia menarik ku ke dapur.

Dia menyingkirkan semua benda yang ada di atas meja makan yang ada di sana dan berbaring di atas meja itu.

"Tolong bantu aku sekali lagi!" kata nya meminta bantuan ku lagi.

"A__apa lagi?" tanya ku.

"Ambil pisau di dapur cari yang paling kecil ujung nya akh_ dan juga ada minuman alkohol di rak paling atas," kata nya lagi.

Aku mengikuti semua perintah nya, tanpa aku sadari.

Kedua benda yang dia ingin kan sudah berada di kedua tangan ku.

Dia membuka kancing baju nya, Mataku terbelalak melihat dada bidang ya penuh dengan kotak-kotak indah itu.

"Wow," kata yang keluar dari mulut ku.

"Keluarkan peluruh nya." pinta nya lagi.

"Heng aku bukan dokter, aku tidak tau caranya," kata ku.

"Aku akan menuntun mu, siramkan dulu alkohol itu di lukaku!"

Aku lagi-lagi mengikuti nya Aku menyiram luka nya dengan alkohol yang ada di tangan ku terlihat luka yang begitu jelas di karenakan luka tembak.

"Gunakan pisau itu untuk mencongkel peluruh nya, cepat lah ini sangat menyakitkan," kata nya memintaku mengeluarkan puluruh dari perut nya itu.

Kakak Adik

Aku sangat deg-deg ini pertama kali nya aku mencongkel sesuatu dari tubuh manusia Aku merasa mual dan pusing saat melihat darah yang tak henti-henti nya keluar.

Saat peluruh itu berhasil ku keluarkan akhirnya aku bisa bernafas lega, tetapi Pria ini tak sadar kan diri aku kembali berdiri setelah beberapa detik terduduk di kursi.

"Hey tuan__ hey tuan apa kau sudah mati? tanya ku sambil meng goyang-goyang kan tubuh nya.

"Hem kau bisa membunuh ku jika kau mengoyang ku terus seperti ini" kata nya sedikit serak.

Ya dia selalu berteriak kadang mengigit jari nya menahan sakit saat ku congkel peluru dari perut nya.

"Oh ku kira kau mati, apa kau sudah lebih baik? tanya ku lagi.

"Emmm_

"Hey tuan dengar, owh aku sudah tidak tahan melihat darah ini aku tidak ingin membersihkan nya" kata ku sambil melihat darah yang tergenang di lantai.

"Ugh__ Aku sungguh merasa mual, hey tuan di mana kamar mandi mu" tanya ku lagi.

Dia hanya menggerakan telunjuk nya menunjuk arah kamar mandi.

"Ya ya aku mengerti, aku berlari ke arah kamar mandi sungguh aku tak tahan lagi ingin muntah.

huek_ huek_ Nasib buruk aku selalu bernasib buruk haiiih" aku bergumam di kamar mandi.

15 menit ku habis kan waktu di dalam kamar mandi.

Saat keluar dari kamar mandi aku melihat ada seorang pemuda lagi yang sedang membersihkan lantai yang penuh dengan darah itu.

Aku tidak melihat Pria yang tadi di sana.

"Kau siapa" tanya ku saat aku berada di dekat pemuda itu.

"Aku adik nya orang yang kau tolong tadi" jawab pemuda itu tanpa menoleh.

"Owh, lalu di mana dia? tanya ku lagi.

Pemuda itu berhenti sejenak, Aku masih menunggu jawaban nya.

"Aku merasa tidak asing dengan postur tubuh ini" batin ku berkata.

Pemuda itu berbalik kami sama-sama terkejut "Hah Dunia memang selebar daun kelor, bukti nya Ayub ada di mana-mana" batinku berucap.

"Ayu kamu tidak masuk sekolah hari ini bukan nya karena sakit ya, kok bisa di sini" kata nya bertanya panjang lebar pada ku.

"Hem mana kakak mu, aku ingin melihat nya terlebih dulu" sahut ku sambil mencari-cari Pria itu.

Ayub mengerutkan kening nya "Kamar nya di lantai 2 paling awal" kata nya menujuk ke lantai 2.

Aku pergi begitu saja meninggalkan Ayub tiba-tiba__ "Tunggu" panggil Ayub pada ku Aku menoleh pada nya.

"Sebaik nya kau jangan mengganggu nya dulu, dia butuh istirahat" jelas Ayub.

"Hem baiklah kalau begitu aku akan pulang, ini sudah sore" kata ku Aku melangkah keluar dari rumah itu.

"Ayu" panggil Ayub lagi Aku menoleh "Ada apa lagi" tanya ku.

"Kunci mobil mu" kata Ayub "Oh ternyata kunci mobil ku toh" batin ku menjawab.

Aku masuk kembali untuk mengambil kunci mobil ku di atas meja "Terimakasih Ayub" kata ku.

Ayub terpaku mendengar ku memanggil nama nya, ya itu pertama kali nya aku menyebut nama nya

"Hey apa kau mendengar ku" Aku melambaikan tangan ku di hadapan Ayub, dia tak merespon Aku memilih pergi meninggalkan nya

*****

"Hah rumah ku Istana ku, Aku kembali lagi" sambil menarik nafas panjang aku memasuki rumah yang sudah kutinggali selama 18 tahun ini.

Ya nama ku Ayu Andina Ahmad usia ku sekarang 18 tahun dan akan lulus SMA tahun ini, orang tua ku akan bercerai hedeh mereka tidak perduli dengan ku begitu juga dengan ke dua kakak ku! kak Cin juga sudah asik dengan pacar baru dan melupakan aku adik perempuan satu satu nya huft entahlah apa mereka masih menganggap ku ada.

Aku tiba di rumah pukul 7 malam ya setelah bosan berkendara berkeliling kota, Aku melihat Bi Lia dan Pak Odi sedang menunggu ku mereka menyambut ku dengan senyuman.

Ya hanya mereka lah yang dekat dengan ku di rumah ini, aku menyayangi mereka.

*******

Tak terasa waktu terus berlalu satu minggu sudah sejak aku bertemu Pria asing yang tak lain adalah saudara kandung dari teman sekelas ku Ayub.

Seminggu ini Ayub terlihat berbeda ya sejak hari itu hari di mana aku bertemu dengan nya di kediaman kakak nya.

Padahal kan aku ingin bertanya siapa nama kakak nya itu, tetapi dia seperti menjauhi ku, tapi tak apa lah aku merasa seminggu ini hari-hari ku berjalan datar trio gangs juga tak pernah mengganggu ku lagi, agak bosan sih.

Sepulang sekolah aku pergi ke taman terlebih dulu, untuk menghibur hati ku yang terasa kosong ini.

10 menit berlalu tiba-tiba saja seseorang duduk di samping ku dan memberiku sebotol jus jeruk, dari jus itu aku bisa menebak siapa orang ini.

"Ayub" kata yang keluar dari mulut ku saat menoleh ke arah nya

"Hem kau terlihat murung, apa kau punya masalah" tanya nya.

"Ya!! memang nya siapa di dunia ini yang tidak punya masalah hem" kata ku menjawab nya.

"Kau benar juga, aku sendiri memiliki banyak masalah" Ayub mengatakan nya dengan tertunduk.

Aku melihat itu "Owh ku pikir Kau tidak memiliki masalah, ternyata kau juga punya hehe "kata ku membalas nya dengan tersenyum.

"Apa kau ingin berbagi dengan ku" tanya Ayub kepada ku.

"Kau ingin menjadi pendengar ya" kata ku.

"Ya aku juga ingin berbagi luka ku, maka kita bisa saling mengerti satu sama lain bukan" kata Ayub lagi.

Aku hanya menatap nya setelah beberapa detik aku pun menjawab "Hem baik lah, Papa sama Mama ku akan bercerai dan sidang pertama akan di langsungkan bulan depan huuft" kata ku dengan menarik nafas panjang.

"Hem aku tau kok" kata Ayub dan jelas dong membuat ku terkejut dan aku manatap nya dengan penuh tanda tanya

"Hey jangan menatap ku seperti itu nanti kau jatuh cinta lagi"

"Hah mana mungkin kata Cinta, aku tidak mempercayai nya, dan ya aku penasaran apa kau menyelidiki ku?? tanya ku pada Ayub.

"Hem iya sih, aku hanya penasaran saja dengan gadis cantik yang dingin dan bahkan cuek dengan ku di saat semua gadis tergila-gila padaku"

"Wah ternyata kau sangat narsis, apa gadis-gadis itu mengetahui nya" kata ku yang mulai terbawa suasana.

"Justru karena narsis ku mereka menyukai ku"

"Ya terserah kau saja, emm apa aku boleh bertanya" aku mengatakan nya agak ragu.

"Ya tanya kan saja" Ayub membalas ku dengan tersenyum.

"Apa kau tidak serumah dengan kakak mu? tanya ku penuh hati-hati.

Dia masih tersenyum sebelum menjawab ku "Ya aku tinggal bersama Paman ku, hanya sesekali aku menjenguk nya" kata Ayub.

"Kenapa!! bukan nya rumah kakak mu sangat besar" tanya ku lagi.

"Kau hanya boleh mengetahui sampai sini saja, akan berbahaya jika kau banyak bertanya" balas Ayub yang semakin membuatku penasaran.

"Hemm okey, tapi__ apa aku boleh tau siapa namanya dan bagaimana keadaan nya sekarang" Aku bertanya lagi yang sebenar nya! aku ingin bertanya bagai mana kakak nya bisa mendapat kan luka tembak tapi sudah lah lain kali saja kata ku dalam hati.

"Astaga jangan bilang kau menyukai kakak ku" kata nya dengan sedikit merubah posisi duduk nya.

"Kau ini, aku hanya ingin tau apa susah nya menjawab ku hah" kara ku agak sedikit kesal.

"Hem namanya Ishak Hendarta kakak ku satu-satu nya dan juga satu-satu nya kerabat ku yang masih hidup, dan ya dia sudah membaik bahkan dia sudah kembali bekerja di perusahaan nya" jelas Ayub panjang lebar gak pake kali udah ada yang punya.

"Satu-satu nya kerabat, bukan nya kau bilang tadi kau tinggal dengan paman mu ya?? tanya ku keheranan.

"Ya mereka adalah pelayan yang melayani keluarga ku sejak lama dan sejak kedua orang tua ku meninggal kakak menitipkan aku kepada mereka, aku memanggil mereka paman dan bibi, kau mengerti sekarang" kata Ayub menambahkan penjelasan nya.

Aku manggut-manggut menandakan aku mengerti

"Baiklah kita akan melanjutkan lain hari lagi, seperti nya akan turun hujan aku pulang dulu Ayub by" pamit ku.

"Ya kita akan melanjutkan nya lain hari, apa kau tidak ingin aku antar" kata Ayub.

Aku menoleh "memang nya kau naik apa? tanya ku.

"Aku naik motor, mau tidak" kata nya lagi.

Aku berpikir sejenak "hem aku belum pernah naik motor" gumam ku.

"Bagai mana mau tidak?? Ayub agak sedikit berteriak padaku.

"Baiklah" aku menghampiri nya yang sudah berada di atas motor,dan sedang menunggu ku naik.

Dia melajukan motor dengan pelan, 15 menit kami sampai di depan gerbang rumah ku, ya tanpa ada petunjuk arah jalan dari ku dia tau letak rumah ku mungkin karena sebelum nya dia sudah menyelidiki tentang aku, hah terserah dia saja aku tak ingin ambil pusing pikir ku lagi.

"Ayub besok kan hari minggu, kau tak ingin mengajak ku pergi? kata ku menawarkan diri.

"Kau ingin pergi kemana? tanya nya.

"Aku tidak ingin pergi ke mana-mana, Tapi__

"Tapi apa??

"Aku ingin kau mengajari ku mengendarai motor mu" kata ku to the poin.

"Hem okey!! besok jam 10 pagi aku menjemput mu" Ayub menyetujui permintaan ku.

"Ya aku menunggu mu" balas ku pada nya.

Aku memasuki halaman rumah ku setelah melihat Ayub pergi, pintu rumah terbuka apa kah ada tamu yang berkunjung tapi siapa pikir ku sambil terus melangkah kan kaki ku.

"Non Ayu kok baru pulang" sapa Bi Lia kepada ku.

"Oh tadi jalan-jalan bentar kok Bi" jawab ku "Ada tamu ya Bi" tanya ku lagi.

"Iya non rekan bisnis Tuan besar" jawab Bi Lia.

"Tumben di bawa ke rumah" kata ku heran karena biasa nya Papa selalu membicarakan masalah bisnis di luar.

Langkah kaki ku terhenti saat melihat rekan bisnis Papa yang baru saja hendak beranjak dari duduk nya pandangan nya tertuju pada ku.

Aku mengalihkan pandangan ku ke arah lain "owh sungguh dunia ini selebar daun kelor suer deh baru saja tadi membicarakan orang nya eee malah nongol aja di sini" aku hanya mengucapkan nya di dalam hati loh.

Pria itu menghampiri ku, Ya dia adalah Ishak Hendarta kakak dari Ayub Hendarta Pria yang seminggu lalu ku congkel perut nya karena peluru yang bersarang di sana dan masih banyak lagi hal lain nya yang membuat ku malas jika ber hadapan dengan nya lagi.

"Apa kita pernah bertemu" itu kata pertama yang dia ucapkan setelah pertemuan seminggu yang lalu.

"Hah!! emm tidak aku tidak mengenal mu" kata ku datar aku bahkan meninggalkan nya tapi__

"Greeep_ Dia menarik pergelangan tangan ku, Aku menatap nya tajam namun dia hanya tersenyum ke arah ku.

"Hey gadis aku belum berterima kasih padamu" kata nya yang masih menggenggam tangan ku.

"Tidak perlu, dan lagi lepaskan tangan ku" kata ku dengan menatap nya sinis.

"Hehe Kau ini!! baiklah sana ganti seragam mu aku menunggu mu di sini" kata nya dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi.

"Heng kenapa aku harus menuruti mu, dan lagi kenapa kau harus menunggu ku di sini" kata ku, akh aku mulai kesal.

"Aku akan mengajak mu makan malam bersama ku" kata nya lagi dengan se'enak dengkul nya.

"Hengg siapa bilang aku akan setuju dengan mu, dan aku tidak mau pergi dengan mu" kata ku titik.

Dua langkah kaki ku terhenti saat suara bariton yang sangat familier itu menghentikan ku.

"Kau harus ikut dengan nya, sekalian mewakili Papa di acara itu" sahut Papa ku yang entah sejak kapan berada di sana.

Aku menatap Papa penuh selidik "Sejak kapan Papa perlu seorang pengganti untuk mewakili Semua pertemuan bisnis Papa" kata ku dengan menatap Papa ku di sana.

"Mulai sekarang dan ya kali ini Papa akan melatih mu lebih dini di dunia bisnis" Papa kali ini berkata dengan serius dan aku sungguh merasa sangat kesal.

"Papa aku anak perempuan, dan lagi Papa memiliki 2 anak laki-laki bukan kenapa harus aku" kata ku agak sedikit berteriak di hadapan nya biarlah sekarang aku menjadi anak yang durhaka toh mereka tidak peduli dengan ku.

"AYU jangan mempermalukan Papa, naik ke kamar mu dan segeralah bersiap, kau tau apa akibat nya jika kau membantah" Papa mengancamku, kali ini aku akan menuruti nya.

"Baiklah, aku akan pergi dengan si jangkung" kata ku sambil melangkah dan menatap tajam si jangkung.

"Puft_ Jangkung dia menyebut ku jangkung" gumam Ishak saat itu yang bisa aku dengar ya pendengaran ku sangat tajam.

"Ah Ishak maaf kan perkataan putri ku dia masih kecil dan masih labil tolong janga di masukkan ke dalam hati" Papa meminta maaf atas perkataan yang sudah aku lontarkan kepada si jangkung.

Ya aku menyebut nya jangkung Tinggi badan nya itu yang membuat aku terlihat pendek padahal tinggi ku kan 159 mendekati pervec ala cewe masih aja pendek jika berdiri di dekat nya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!