Love Mediator Fairy
Peri Perantara Cinta, Bintang
Banyak ekstrakurikuler di sekolah yang dapat menambah poin nilai.
Dari ekskul basket, badminton, sepak bola, taekwondo, karate, jurnalis sekolah, dan masih banyak lagi.
Tetapi bagi Bintang Aveir ada yang lebih penting daripada ekstrakurikuler.
Bintang Aveir
Jangan gugup
Jeff
Oke, aku sudah siap [menunjukkan senyumnya selebar daun talas]
Bintang Aveir
Kau terlihat tampan! [puji Bintang sambil mengacungkan kedua jempolnya]
Jeff
Apakah aku sudah boleh pergi kesana? aku takut dia menunggu lama [kedua matanya tidak berhenti melihat seorang gadis cantik yang duduk sendirian]
Bintang Aveir
Baiklah, sepertinya kau sudah tidak sabar [ucapnya terkekeh pelan]
Jeff akhirnya melangkahkan kakinya masuk ke dalam restoran yang sudah diatur sebaik mungkin.
Jeff
H-Hai [suaranya bergetar karena gugup]
Jeff
A-aku ingin mengatakan sesuatu
Ucapan Jeff membuat Stela berdiri dari duduknya. Mereka kentara sama-sama gugup.
Stela
Katakanlah [tangan gadis itu menyampirkan anak rambutnya ke belakang telinga]
Jeff terlebih dahulu menatap belakang ke arah Bintang, tatapannya terlihat memelas.
Bintang Aveir
Semangat! [Bintang berkata tanpa suara menyemangati Jeff]
Jeff mengangguk pelan kemudian berbalik menatap lekat ke arah Stela, gadis yang diincarnya selama 1 tahun lebih.
Jeff
Aku menyukaimu dari sejak pertama kita bertemu, dimana kamu membantuku saat motorku mengalami mogok. Dari saat itu aku selalu memantaumu dari kejauhan dan... [Jeff mengatakan semua itu dengan cepat]
Stela
D-dan? [matanya tampak berkaca-kaca]
Jeff
Dan seseorang datang membantuku agar aku tidak bersikap seperti pengecut yang lari dari masalah. Aku pun menguatkan diri untuk menyatakan perasaanku kepadamu [kedua mata Jeff begitu dalam menatap sang pujaan hati]
Jeff
Jadi aku nyatakan lagi
Jeff
Stela Lawren, maukah kamu menjadi pasanganku? Aku benar-benar menyukaimu!
Stela
Y-ya. Aku mau, aku juga menyukaimu dari sejak hari itu
Lantas keduanya berpelukan erat, saling menyalurkan perasaan cinta mereka.
Bintang Aveir
Oke, misi tuntas. Tinggal menunggu misi selanjutnya!
Hal yang penting bagi Bintang adalah menjadi peri perantara cinta yang membantu agar setiap orang menyatakan perasaan mereka secara berani.
Dia akan menaburkan benih-benih cinta dan menyiramnya hingga tumbuh mekar.
Bintang Kesal
Sebagai peri cinta maka Bintang akan menelisik setiap siswa-siswi, melihat tanda-tanda jatuh cinta di setiap gerak-gerik mereka.
Kemudian dengan lapang dada dia akan menawarkan diri sebagai bala bantuan kepada mereka yang memerlukan keberanian mengungkapkan perasaan.
Bobby
Apa kau tidak bosan menatap mereka semua? [tanya Bobby yang merasa bosan mengintili Bintang]
Bintang Aveir
Ssssst! [Bintang meletakkan jari telunjuknya ke depan bibir Bobby dengan kuat]
Bobby
Terserah! [tangannya menepis jari telunjuk Bintang dengan kasar]
Bobby segera menyembunyikan ponselnya setelah mengetahui nama si penelpon.
Bintang Aveir
Siapa? [Bintang menatap penasaran]
Kemudian Bobby berjalan cukup jauh meninggalkan Bintang yang sibuk memasukkan daftar kandidat terbaru untuk pekerjaannya sebagai peri cinta.
Bintang Aveir
Kenapa dia lama sekali?
[matanya melirik ke arah Bobby yang tampak serius menelpon bahkan sesekali meliriknya]
Senyum Bintang langsung mengembang melihat seorang lelaki tampan yang berlari menghampirinya sambil membawa bola basket.
Bintang Aveir
Kak Keano? Ada apa?
Keano
Akhirnya aku bisa juga berbicara denganmu [Keano tampak menggaruk tengkuknya]
Bintang memiringkan kepalanya menatap bingung Keano. Memangnya ada halangan apa sampai dia tidak bisa berbicara dengannya?
Bintang Aveir
Kakak mau bicara apa?
Keano
Emm, kapan Ethan kembali ke sekolah?
Bintang Aveir
Lusa mungkin, kenapa memangnya kak?
Keano mengangguk-anggukan kepalanya paham.
Keano
Malam ini apa kamu sibuk? Aku perlu membicarakan sesuatu denganmu
Bobby
Tidak boleh! Hari ini aku dan Bintang ada tugas kelompok dan harus menyelesaikannya malam ini juga!
Tiba-tiba saja Bobby menyelak pembicaraan dengan nada tingginya, membuat Bintang geram sehingga menyikut perut Bobby.
Keano
Oh begitu. Bagaimana kalau besok saja? [tawar Keano]
Sepertinya Bintang melihat Keano sedang dalam suatu masalah yang penting, dari gerak-geriknya tampak terburu-buru untuk bertanya kesediaan diri Bintang.
Bintang Aveir
Bobby diam! [seru Bintang karena kesal melihat temannya itu yang berusaha menolak]
Keano hanya menatap heran ke arah Bobby, tatapan matanya turun ke bawah, lalu menganggukkan kepalanya paham.
Bintang Aveir
Maaf ya kak, Bobby emang anaknya ngeselin [Bintang menatap sedih ke arah Keano]
Keano
Kalau emang kamu nggak ada waktu mungkin lain kali aja
Keano
Ya udah aku pergi dulu nanti kita bicara lagi [tangannya mengacak-acak rambut Bintang dengan lembut]
Bobby
NGGAK ADA LAIN KALI, LAIN KALI!
Bintang Aveir
Bobby! [geram Bintang yang akhirnya menjambak rambut pemuda itu]
Entah apa yang salah dengan Bobby hari ini?
Bintang benar-benar geram dibuatnya!
Pertengkaran
Bobby
Bintang! Jangan diam aja [ucapnya merengek]
Bintang Aveir
Makanya jangan kayak gitu lagi, aku yang nggak enak sama kak Keano [matanya melirik sinis ke arah Bobby]
Bobby
Iya-iya sorry deh [Bobby menundukkan kepalanya menatap keramik di lantai koridor sekolah]
Bintang malas berbicara panjang lebar dengan Bobby, mengenai kejadian tadi dia benar-benar kesal sampai ke ubun-ubun.
Baru akan melangkahkan kaki masuk ke dalam kelas, seorang gadis cantik menghadang Bintang dengan raut wajah sinisnya.
Sachi
Kapan Ethan ke sekolah?
Lagi, lagi, dan lagi orang-orang menanyakan tentang Ethan kepadanya.
Memang sih Ethan cukup populer jadi wajar orang-orang lebih menanyakan keberadaannya.
Bintang Aveir
Lusa mungkin
Sachi
Jam berapa landingnya? Nanti biar aku yang jemput di bandara
Bintang Aveir
Nggak tahu juga sih jamnya
Sachi
Pasti kau tahu tapi pura-pura nggak tahu kan! Beritahu kepadaku cepat! [teriaknya tanpa tahu malu]
Bintang Aveir
Hei, aku memang nggak tahu jam berapa! [tanpa sadar Bintang pun menaikkan nada suaranya]
Sachi
Huh sialan kau Bintang! [Sachi maju mendekat, mencengkram kuat kerah baju seragam Bintang]
Bobby berusaha melepaskan tangan Sachi yang semakin kuat mencengkram. Sementara itu Sachi dan Bintang saling bertatapan, satunya tatapan benci dan satunya lagi tatapan kesal.
Bintang Aveir
Kenapa kau seperti ini?
Sachi
Aku benar-benar kesal dengan sikap sok polosmu itu
Bobby
Sachi ku peringatkan kau untuk segera melepaskan ini!
Sachi
Dasar banci! [desisnya]
Setelah itu barulah Sachi melepaskan cengkramannya dan pergi meninggalkan Bintang yang wajahnya memerah menahan amarah.
Bobby
Kau baik-baik saja? [Bobby bertanya sembari mengecek Bintang dari atas hingga bawah, berputar kiri dan berputar kanan]
Bintang Aveir
Aku nggak kenapa-napa. Ayo masuk ke kelas [Bintang mencoba tersenyum tetapi matanya jelas berpendar sendu]
Sudah lama sekali Bintang rasanya mendengarkan satu kata itu.
Satu kata yang kala itu hampir membuatnya bunuh diri.
Tanpa terasa air mata Bintang mengalir, namun sesegera mungkin dia menghapusnya atau orang-orang akan mengatainya banci lagi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!