NovelToon NovelToon

Cinta Istri Sholehah

Epson 1

Anisha baru lulus sekolah SMA nya dia sudah pulang dari sekolah untuk mengambil surat kelulusan nya

Kedua orang tua anisha sangat senang karena anisha mendapatkan Peringkat Satu dalam ujian nasional sebelumnya

" Assalamu'alaikum.. Bunda.. ayah.. Zahra Anisha pulang.... " ucap Anisha

" waalaikumsalam sayang... udah pulang...? " tanya Lia bunda anisha

" iya bund.. ayah mana..? "

" ayah belum pulang kerja sayang.. "

" Zahra..? "

" zahra tadi temennya jemput.. katanya mau kerja kelompok... "

" loh kok.. kerja kelompok.. bukannya hari ini seharusnya dia naik kelas ya bund.. "

" Nah itu dia.. bunda juga nggak ngerti "

" ooh.. ya sudahlah biarkan saja dia.. "

" nanti juga zahra pulang sayang.. nanti kamu tanyain yah.. ingat nanyain nya baik-baik.. "

" iyah bunda ku... "

" Kamu ke kamar dulu gih.. ganti baju.. terus istirahat.. "

" iya Bundaku sayang... "

Bunda lia tersenyum melihat kelakuan anak pertama nya itu

dia menatap punggung belakang putrinya yang kian menjauh dan menghilang di balik pintu kamar

" Bunda nggak sadar sayang.. kamu ternyata udah besar sekarang... bahkan rencana perjodohan kamu yang sudah ayahmu rencanakan dari dulu dengan sahabat nya kamu sendiri nggak tau.. pengen banget bunda ngelarang ayahmu untuk perjodohan ini.. tapi bunda nggak bisa berbuat apa-apa sayang.. " Gumam bunda Lia tak terasa buliran air mata menetes semakin deras di pipi bunda Lia

" Assalamu'alaikum bunda.. "

" eh.. waalaikumsalam ayah.. "

bunda Lia mengecup punggung tangan suaminya

" Anisha udah pulang bund..? "

" sudah yah.. dia lagi di kamar... bunda suruh istirahat.. "

" ooh ya udah.. kamu kenapa bund.. tadi kok ngelamun..? "

" Nggak papa yah.. bunda cuma kepikiran tetang anisha yah.. "

" Kenapa dengan anisha bund..? "

" Bunda kepikiran tentang perjodohan itu.. "

" Udah bunda jangan berpikir dulu.. nanti ada waktu nya.. "

" iya yah.. "

" mending ayah istirahat dulu.. biar bunda siapin ayah makan "

" baiklah ayah ke kamar dulu.. "

Bunda Lia memandangi punggung suaminya yang menjauh dan menghilang di pintu kamar nya

Bunda Lia langsung menuju dapur untuk menyiapkan kan makan untuk suaminya itu

Saat tengah sibuk memasak di dapur anisha menghampiri bunda Lia

" Bund.. ayah udah pulang..? "

" udah sayang.. "

" Anisha bantuin ya bund.. "

" nggak usah sayang.. "

" tapi anisha mau bantuin... "

" ya udah mendingan kamu siapin meja makan sayang.. "

" iya bund.. "

Saat tenga asik di dapur zahra adik anisha datang

" Assalamu'alaikum mbak.. bunda "

" Waalaikumsalam "

" dek kamu dari mana..? "

" aku dari rumah temen mbak.. "

" ngapain..? "

" kerja kelompok dong mbak.. "

" loh kok.. kerja kelompok.. harusnya hari ini kamu naik kelas dong.. "

" emmm anu.. anu.. mbak.. it.. itu... "

" hayoo.. dari mana...? "

" hae.. baiklah.. zahra dari supermarket punya mama nya nikita mbak.. "

" Ngapain kamu di sana..? "

" kerja..! "

Sontak membuat anisha dan bunda Lia terkejut dan menoleh melihat zahra yang menunduk

Anisha mendekati zahra dan dia menuntun adiknya untuk duduk di kursi meja makan

" kamu ngapain kerja dek..? "

" iya sayang kamu ngapain kerja..? "

" Karena zahra nggak mau.. mbak anisha di suruh ayah nikah muda..! "

Sontak penuturan zahra membuat anisha terkejut dan memandang wajah ayu sang bunda

" Bund.. apa benar.. ayah mau.. menikahkan aku..? "

Bunda Lia bingung harus menjawab apa dia memilih untuk melanjutkan memasak nya

Melihat bunda Lia yang tidak menjawab dan kembali mengerjakan memasak nya anisha mendekati bunda Lia dan memegang tangan sang bunda

mendapat perlakuan seperti itu dari anak tertua nya membuat bunda Lia langsung memeluk tubuh anisha dan menangis sejadi-jadinya dalam pelukan anaknya

" Heng!!! Jadi mbak anisha belum tahu tentang perjodohan ini..? "

Anisha hanya menggeleng dan bunda Lia masih menangis dalam pelukan anisha

" Bunda sama ayah sama aja.. untung malam itu aku belum tidur.. sampai aku mendengar pembicaraan ayah dengan bunda tentang perjodohan ini.. "

Mendengar itu bunda Lia melepaskan pelukan nya dari anisha dan memandang Zahra

entah sejak kapan ayah Dimas mendengar pembicaraan mereka

" jadi kamu udah tau tentang perjodohan yang ayah sama bunda atur untuk mbak mu itu nak..? "

Zahra kaget mendengar suara ayahnya dan dia membalikkan tubuhnya dan menghadap ayah Dimas

Zahra menunduk tidak berani menatap sang ayah

" Zahra!!! jawab ayah!!! "

" iya ayah.. "

" Zahra!! tatap ayah jika bicara dengan ayah!!!.. "

Zahra memberanikan diri untuk menatap sang ayah

" iya ayah.. aku mengetahui nya.. maka dari itu aku bekerja untuk menghasilkan uang yang cukup banyak.. untuk memberikan uang itu kepada mbak anisha.. dan menyuruh nya untuk kabur dari rumah.. sehingga dia tidak jadi menikah.. "

Ayah Dimas kaget mendengar anak bungsunya bekerja demi untuk anak pertama nya

" sejak kapan kamu bekerja Zahra!!!.. "

" Sejak dua bulan lalu yah.. "

" dan orang rumah nggak ada tau bahwa Zahra bekerja yah.. "

" APA!!!! "

" Zahra nggak akan berhenti bekerja jika ayah tidak membatalkan pernikahan mbak nisha.. "

" Zahra kamu nggak ngerti... kamu nggak tau alasan apa yang membuat ayah ingin menikahkan mbak mu.. "

mendengar itu anisha memberanikan untuk angkat suara

" Apa alasannya ayah..? "

Ayah dimas menatap anak pertama nya itu yang sangat cantik mengenakan hijab berwarna coklat dan baju lengan panjang juga Mengenakan Rok plisket

Ayah dimas memalingkan wajah nya dia seakan tak sanggup untuk menatap wajah anaknya pertama nya itu

" Ayah... jawab anisha yah.. "

Ayah dimas malah memandang wajah istri nya yang masih saja mengeluarkan air mata dengan derasnya

" Ayah.. jawab pertanyaan anisha yah.. "

" Aku tau... pasti ini karena uang kan..? "

Anisha terkejut mendengar ucapan adiknya dan semakin menatap manik mata sang ayah dan berusaha mendekati sang ayah

Saat sudah berada di depan ayah nya anisha memasang tangan ayah nya

" Ayah apa benar.. ini semua bergantung dengan uang..? "

Bersambung

Epson 2

Ayah dimas masih tak menjawab pertanyaan anaknya

membuat anisha mengerti tentang maksud sang ayah

ayahnya tidak ingin bahwa anaknya terjerumus dalam cinta yang salah

" ayah nggak usah jawab pertanyaan anisha tadi.. jika benar ini menyangkut tentang uang.. jika ini tidak menyangkut tentang uang tolong jelaskan kepada anisha alasannya.. "

mendengar itu ayah dimas berkaca-kaca menatap manik mata anak pertama nya

" Anisha.. maafkan ayah nak.. "

Ayah dimas berlutut kepada anisha membuat anisha tidak tahan dan segera pergi menuju kamar nya

" Mbak.. mbak.. mbak Anisha!! "

Zahra mencoba mengejar anisha tapi terlambat anisha sudah masuk kamar dan mengunci pintunya

Zahra berusaha menggedor pintu kamar anisha dari luar kamar

" Mbak.. anisha.. tolong biarin Zahra masuk mbak.. "

setelah lama tidak terdengar anisha menjawab nya Zahra hendak pergi meninggalkan kamar anisha

tak lama terdengar suara lantunan ayat-ayat suci Al-Quran yang begitu merdu

Zahra berkaca-kaca mendengar suara anisha melantunkan ayat demi ayat dengan merdunya

Zahra ambruk di depan kamar anisha dia menangis tanpa suara mendengar kan suara anisha

***

Sedangkan di dapur sejak kepergian anisha juga Zahra yang mengejar anisha ke kamar nya

Bunda Lia tidak sanggup lagi rasanya jika melihat kemarahan di mata anisha dan kekecewaan di mata Zahra

bunda Lia mendekati suaminya dan berusaha membujuk sang suami supaya membatalkan perjodohan ini

tapi semua itu tidak ada gunanya suaminya tetap kekeh ingin menikahkan anak pertama mereka

bunda Lia masuk ke dalam kamar nya dan mengunci pintunya tidak ingin mendengar suara suaminya lagi

ayah dimas terduduk di kursi meja makan yang sudah ada beberapa makanan di sana

ayah dimas seakan tidak memiliki nafsu untuk makan

***

Di dalam kamar anisha merasa kecewa terhadap ayahnya

karena tak ingin terbawa suasana dan tanpa sengaja mengucapkan kata-kata yang seharusnya tidak boleh di ucapkan anisha lebih memilih membaca Al-Quran

untuk menenangkan hatinya yang sudah terlanjur kecewa, marah, juga sedih semuanya tercampur menjadi satu

sedangkan di luar kamar Zahra masih setia duduk di depan pintu kamar anisha mendengar kan ayat demi ayat yang di lantunkan anisha

setelah cukup tenang anisha menyudahi melantunkan ayat Al-Quran dia kembali menangis sejadi-jadinya

sehingga dia tak merasa bahwa adiknya masih ada di depan kamar nya

anisha merasa badannya lengket dia kemudian memutuskan untuk mandi

karena kamar mandi di rumah nya berada di luar kamar anisha membuka pintu kamar nya secara perlahan

dia terkejut mendapati sang adik terduduk di depan kamar nya

" Zahra.. sayang.. "

Zahra yang mendengar suara anisha langsung berdiri dan memeluk anisha erat sekali

anisha membalas pelukan adiknya dengan penuh rasa sayang

" kamu kenapa sayang..? "

Zahra hanya menggeleng dan semakin mempererat memeluk anisha

" Zahra.. mbak tidak bisa bernafas.. "

mendengar itu Zahra melepas pelukan nya dia melihat mata anisha bengkak karena menangis dan hidung mancung nya memerah

tapi yang membuat Zahra bingung kenapa tadi saat mendengar suara anisha melantunkan ayat Al-Quran sangat merdu dan indah yang membuat siapa saja yang mendengar nya pasti terhipnotis

" mbak.. Zahra janji nggak akan biarin mbak.. menikah.. Zahra janji mbak.. "

anisha tersenyum mendengar janji yang di ucapkan adiknya

" sayang.. mbak nggak papa.. kalo ayah udah mau menikahkan mbak.. mbak ikhlas dunia dan akhirat sayang.. "

" mbak.. Zahra sayang dengan mbak.. Zahra nggak akan biarin mbak.. di paksa oleh ayah.. "

" sayang mbak nggak di paksa ayah kok.. "

" ya udah mbak mandi dulu yah.. kamu juga mandi yah.. kamu pasti capek bekerja tadi kan..? "

Zahra menganguk dan tersenyum paksa kepada anisha

" ya udah mbak mandi dulu yah.. "

" iya mbak.. "

Anisha berlalu meninggal kan Zahra di depan kamar nya

anisha masuk kedalam kamar mandi dan mengunci pintunya

sebelum anisha memulai kegiatan mandinya dia terlebih dahulu Bersholawat dan memulai kegiatan mandinya

tak membutuhkan waktu lama untuk anisha mandi

dia keluar dari kamar mandi dan menuju kamar nya untuk mengganti bajunya yang lebih sopan

***

Saatnya makan malam anisha belum keluar kamarnya Zahra di suruh bunda Lia untuk memanggil anisha

saat Zahra ingin mengetuk pintu kamar anisha lagi-lagi dia mendengar lantunan ayat-ayat Al-Quran

Tok.. tok.. tok..

mendengar ketukan pintu anisha menyudahi mengaji nya dan beranjak membuka pintu kamar

" ya.. ada apa... dek..? "

" mbak anisha... makan dulu yuk.. "

" ya udah ayuk.. "

merek berjalan menuju meja makan di sana sudah ada ayah dimas juga bunda Lia yang menunggu

anisha duduk berhadapan dengan bunda Lia anisha tidak menegur bunda Lia dia hanya duduk dan menundukkan kepalanya

Zahra mengambil kan anisha makanan nya dan memberi kan kepada anisha

" ini mbak.. maka dulu.. "

Anisha hanya mengangguk dan memakan makanan yang di berikan adiknya

mereka makan dalam keheningan hanya suara dentingan sendok yang terdengar

setelah beberapa menit kemudian acara makan sudah usai anisha langsung masuk ke dalam kamar

sebelum masuk ke dalam kamar Anisha berwudhu dan melaksanakan sholat juga melantunkan Al-Quran

setelah itu anisha tertidur meninggalkan semua masalah yang menggandrungi kepala nya

jika bukan karena dirinya melantunkan ayat-ayat Al-Quran mungkin dirinya sudah menyakiti hati kedua orang tuanya

Anisha aulia rahmah

Bersambung

Epson 3

Bunyi suara alarm dari ponsel anisha membangunkan anisha dari tidur nya

" Astaghfirullah.. sudah subuh " Gumam anisha

Anisha beranjak keluar kamar untuk membersihkan dirinya dan mengambil air wudhu

setelah dia selesai mandi juga sudah mengambil air wudhu anisha menuju kamar untuk sholat subuh

setelah sholat subuh anisha ke dapur untuk menyiapkan sarapan

dia memasak nasi goreng juga telor ceplok tak lama Zahra datang menghampiri anisha di dapur

" Pagi mbak anisha.. "

anisha menoleh " pagi Zahra... "

" mbak lagi ngapain..? "

" mbak lagi berenang.. "

" heheh. mbak lagi masak.. masa berenang di dapur sih mbak.. "

mereka tertawa bersama tak lama tawa mereka mendadak hilang setelah bunda Lia datang

" pagi anak-anak bunda... "

" pagi bund.. "

Anisha tersenyum tulus sedang kan Zahra tersenyum paksa

" kamu masak ya nis..? "

" iya nih bund.. "

" bunda bantuin yah.. "

" jangan bunda udah selesai kok.. "

" okay.. bunda duduk di sini aja yah.. "

Anisha menganguk sembari tersenyum

Anisha dan Zahra menyiapkan untuk sarapan pagi ini

tak lama ayah dimas datang dan duduk di meja makan

" Mmm ini masakan nya siapa nih.. "

" ini masakannya anisha yah.. "

" pasti enak.. "

anisha tersenyum mendengar itu

" mari makan.. "

Mereka makan bersama dengan hening

Setelah beberapa menit mereka selesai sarapan

anisha mencuci piring yang kotor sedangkan Zahra membersihkan meja makan

" Anisha... kamu marah sama ayah.. "

Anisha menghentikan aktivitas nya dan menoleh ke arah ayahnya

anisha tersenyum " Seharusnya nisha marah sama ayah.. seharusnya nisha benci ayah.. tapi nisha nggak mau jadi anak durhaka dan akan menuruti semua apa kata ayah.. "

Bunda Lia langsung memeluk anisha

" Anisha jika anisha nggak mau nggak papa sayang.. anisha boleh pergi dari rumah.. "

" nggak bund.. anisha nggak papa.. "

" Anisha hanya berharap lelaki yang ayah pilihkan untuk Anisha adalah lelaki yang bertanggung jawab yang sayang sama anisha.. "

" tapi kalo dia lelaki yang ******** gimana mbak.. "

Kata-kata Zahra terlau menohok untuk ayah dimas

ayah dimas langsung keringat dingin dia gugup

" itu adalah takdir mbak.. dek.. "

" kalo mbak di pukul gimana..? "

Kata-kata Zahra langsung membuat ayah dimas gugup dan takut

" Mbak ada Allah yang lindungin mbak dek.. "

" Zahra nggak rela mbak!!!.. Zahra nggak rela..!!! "

Zahra langsung berlari menuju kamar anisha dia memasukkan baju-baju anisha kedalam tas besar dan memasukkan uang hasil dirinya bekerja juga handphone baru milik nya dia berikan kepada anisha

setelah selesai Zahra keluar dari kamar anisha beralih ke kamar nya

dia merapikan semua pakaian nya dan memasukkan ke dalam tas besar

dia akan ikut anisha dia akan bawa anisha pergi dari rumah sebelum semuanya terlambat

Semua selesai dia menarik tangan anisha dan membawa nya menuju pintu rumah

" Dek kamu kenapa..? "

Zahra tidak mendengar kan anisha dia tetap berjalan sambil menarik tangan anisha

Setelah membuka pintu rumah Zahra dan anisha terkejut karena banyak orang yang datang ke rumahnya pagi-pagi begini

" maaf kalian siapa..? "

" apakah benar ini rumahnya ibu Lia dan Bapak dimas..? "

" yah.. benar.. ini rumah beliau.. ada perlu apa..? "

Anisha hanya berdiri di belakang Zahra sedangkan Zahra yang bicara dengan orang-orang itu

" ah perkenalkan nama saya agung dan ini istri saya Rini.. "

" saya tidak ingin tahu tentang kalian... yang saya ingin tau kalian ada perlu apa datang ke sini... "

" Zahra jangan ngomong kaya gitu.. mereka lebih tua dari kamu sayang.. "

" Zahra nggak peduli mbak.. Zahra hanya mau kita secepatnya pergi dari rumah ini mbak.. "

" iya Zahra tapi kita nggak mungkin ninggalin rumah dalam situasi kaya gini.. apalagi banyak orang.. "

" Zahra nggak peduli mbak..!! "

" Tapi zah.. "

" eh agung rini mari masuk "

" eh dimas Lia.. "

" mari masuk gung "

keluarga agung masuk ke dalam rumah anisha sedangkan Zahra ingin menarik tangan anisha tapi di tahan oleh ayah dimas

" Zahra bawa tas kalian ke kamar.. kalian nggak akan pergi dari sini.. "

" Terserah ayah!!! Zahra dan mbak anisha tetap akan pergi yah.. "

" Zahra jaga sikapmu..!! "

" kenapa ayah.. kenapa!!! apa karena mereka!heng!! apa mereka calon mertua mbak anisha yah!! "

Anisha kaget mendengar ucapan zahra sontak dia memegang dadanya rasa belum siap menjadi istri terus menghantui nya

" Ayah maaf kan anisha.. Anisha belum siap untuk menikah sekarang yah.. "

" Ooh ini gadisnya dim "

" iya gung! gimana cantik kan anakku "

" Cantik banget dim... "

mendengar itu zahra menjadi geram dan langsung mengambil 2 tas besar juga langsung menarik tangan anisha keluar dari rumah

" Zahra!!! anisha!!! kalian tidak bisa pergi!!! "

zahra dan anisha tidak mendengar ucapan ayah nya Zahra menghentikan taksi dan langsung masuk ke dalam taksi

Taksi melaju hingga tak terlihat lagi

ayah dimas sangat bingung harus mengatakan apa dengan agung sahabat nya

sedangkan bunda Lia sangat senang atas kepergian kedua putrinya

tak henti-hentinya di tersenyum dan mengucapkan syukur dalam hati nya

ayah dimas kembali masuk ke dalam rumah dia melihat istri nya yang bahagia

" gung maaf atas sikap kedua putriku yah.. "

" aku mau nanya sama kamu dim.. "

" nanya apa gung..? "

" Putri mu tidak tau mengenai perjodohan ini..? "

Ayah dimas menggeleng dan bunda Lia sangat senang

" Dim.. bukannya sudah aku katakan kamu bicara kan dulu dengan putrimu... apakah dia mau atau nggak.. dan kamu bilang dia pasti akan setuju... tapi ternyata apa.. "

" maaf gung.. ak.. "

" Maaf aja nih aku membatalkan perjodohan ini.. permisi.. "

Zahra aulia rahmah

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!