Tokyo, 2 Januari
Leyliy's Bar
Seorang pria terlihat sedang berada di meja bar, dengan ditemani alkohol dan sedang menghisap nikotin yang berada di jarinya.
"aku memang sudah gila menyukainya sejak dia berusia 9 tahun" ucapnya lirih sambil meneguk alkohol itu sekali tandas.
...****************...
Flashback.....
Anak kecil itu terus menangis di depan pusara makam. Seorang wanita muda terlihat bersimpuh di depan makam sambil memeluk pusara makam itu.
"ayahhh" suara serak terdengar di sela tangisan anak kecil itu.
"kak Nara, ayaahhh" ucapnya serak.
Wanita yang berada di sampingnya itu segera memeluk anak kecil itu. Dia mendekapnya, berusaha menenangkannya.
"Akira anak baik dan manis, lihat kakak " ucap wanita itu sambil mengusap lembut air mata dari pipi anak kecil itu. Dia berusaha menahan tangisnya.
Akira menatap wajah sendu orang di depannya yang dia panggil kakak itu.
"kamu boleh menangis, tetapi jangan terus bersedih, masih ada ibu kamu, kamu dan ibumu harus kuat, ayahmu akan selalu berada di hatimu selamanya" ucap wanita itu sambil menunjuk dada anak itu.
"tapi aku ingin ayah kak " suara lirih anak itu.
"ayahmu sudah berada di surga, jika kamu merindukannya lihat bintang saat malam hari, tatap langit malam akan menenangkan kamu mengobati rasa rindumu " Wanita itu tersenyum lembut.
...----------------...
Tak jauh dari makam, beberapa lelaki menatap kearah makam itu.
"oyaji, apa kita tidak perlu lebih mendekat ?" tanya salah satu lelaki itu kepada pria tua di depannya, yang terlihat seperti bos mereka.
"tidak perlu" jawabnya singkat.
"Ken, cari informasi tentang kematian Keita" lanjutnya.
"baik, oyaji" jawab lelaki yang terlihat lebih muda itu.
"dia Akira, cucu dari oyaji " batinya.
Lelaki muda itu terlihat fokus pada anak kecil itu, yang sedari tadi menangis dan di tenangkan wanita di sampingnya.
Anak kecil itu tampak tersenyum cerah saat sudah tenang. Lelaki muda yang fokus melihatnya, melihat senyum itu, yang membuat hatinya berdesir menghangat. Wajah datar dan dingin itu terlihat seperti tersenyum tipis sekali.
...Satu tahun kemudian.........
Selama satu tahun penuh, Kenta Ishikawa, tak bisa beralih memikirkan senyum manis dan indah dari anak kecil bernama Akira Yamaguchi, cucu dari bosnya.
Setiap kali mengingatnya, Kenta merasa desiran hangat di hatinya itu.
"aku memang sudah gila, menyukai anak kecil seperti ped*fil " ucapnya dengan tawa sumbang itu.
...----------------...
Kabar mengejutkan datang, ibu dari Akira meninggal.
Asahito, Kakek Akira datang mengunjungi pemakaman ibu Akira. Beberapa anggota lain juga ikut mengawal.
Kenta melihat anak kecil itu, Akira. Tetapi, Kenta merasa ada yang berbeda dari Akira. Tak ada air mata yang keluar dari mata indah Akira, hanya terlihat tatapan dingin penuh luka.
Selama ini, Kenta mengawasi Akira tetapi dia merasa tidak ada yang beda dengannya, tetapi kenapa saat dia berada di dekat Akira yang di rasakan Kenta justru Akira yang penuh luka, dengan tatapan kosong dan dingin itu.
"Akira, mulai sekarang kamu ikut kakek kamu ya, orang tua kamu selalu ada di hati kamu, mereka melihat Akira yang cantik ini dari atas, tatap indahnya langit jika kamu merindukan mereka" ucap wanita itu dengan senyum lembutnya, wanita itu tidak lain teman ibu Akira yang dulu bersamanya saat pemakaman ayahnya.
Akira tak merespon apapun, dia hanya diam menatap wanita yang sudah dia anggap kakaknya itu.
Akira mengenali jika itu memang kakeknya, dia beberapa kali berkunjung saat ayahnya masih hidup.
"maafkan kakak, tak bisa menjagamu saat itu." ucap Nara lirih, dengan air mata yang sudah meluncur di pipinya.
Akira mengikuti kakeknya, satu-satunya keluarganya yang akan menjadi wali darinya.
Flashback End......
...****************...
Kenta, keluar bar menuju mobil yang sudah menjemputnya di depan bar. Setiap hari Kenta lalui dengan penuh penyesalan, atas apa yang terjadi pada Akira kecil.
Kenta menyelidiki alasan apa yang membuat perubahan sikap Akira, dan hasilnya membuatnya sangat marah dan terluka, dia tak bisa menjaga gadisnya itu.
Fakta pahit yang Kenta ketahui, Akira tertekan selama masa berkabung Ayahnya. Ibunya depresi berat dan menyalahkan Akira. Akira mendapat luka jiwa dan raga dari ibunya. Hingga ibunya meninggal overdosis obat penenang.
Kenta merutuki kebodohannya yang tak pernah menyadari itu saat dulu mengawasi Akira dari jauh.
Bahkan setelah 8 tahun bersama menjaganya dari dekat, Kenta belum bisa menyembuhkan luka Akira. Akira masih menutup rapat luka di hatinya, dengan sikap dinginnya.
"apapun akan aku lakukan untuk menyembuhkan luka dihatimu, Akira"
...****************...
FYI : Oyaji dalam bahasa Jepang berarti "Ayah", salah satu panggilan informal yang digunakan para Yakuza untuk bos mereka.
...****************...
Cerita ini hanya FIKSI belaka, tidak ada hubungan dengan tokoh atau organisasi manapun di dunia nyata. Mohon bijak dalam membaca. Berikan komentar, saran, atau kritik yang sopan dan membangun. Arigatou Gozaimasu.
Ilyevva Akira Yamaguchi.
Akira tumbuh dengan baik, menjadi gadis yang cantik. Akhir November nanti usianya menginjak 17 tahun. Namun, hatinya masih penuh luka yang masih belum bisa ia sembuhkan. Luka yang masih dia simpan rapat, dia belum bisa terbuka pada siapapun.
Akira bersekolah di SMA SWASTA TOKYO, milik keluarganya. Dia seperti anak SMA pada umumnya. Hanya memiliki satu sahabat sejak SMP, yang bisa membuat Akira nyaman berteman dengannya. Karena semua orang tahu, dia adalah cucu dari bos Yakuza.
Akira tak pernah mempermasalahkan mereka tidak mau berteman dengannya, sejak kematian ayahnya teman-temannya mulai menjauhinya.
Namun, saat masuk SMP dan sudah berada dirumah kakeknya, Akira meminta pada kakeknya dia ingin menyembunyikan nama marganya, karena dia bersekolah di yayasan milik keluarganya, dan kakeknya pun setuju.
Awalnya Asahito ingin memberitahunya masalah ini, dan ternyata Akira sendiri yang meminta. Akhirnya, Akira sampai dengan SMA pun hanya menggunakan nama Ilyevva Akira saat di sekolah, hanya beberapa guru dan staff pendataan yang tahu, sudah di pastikan mereka tutup mulut.
Visual Ilyevva Akira Yamaguchi
Cr. Pinterest (Jennie Blackpink)
Edit by Meitu AI
...----------------...
Musim Panas Bulan Juli.......
Dirumah ini, Akira telah tinggal bersama kakeknya selama 7 tahun, waktu tak begitu berasa. Namun, baginya waktu telah berhenti, Akira masih dengan luka di masa kecilnya.
Rumah kakeknya bisa dibilang besar, dengan nuansa ala rumah traditional jepang di padu sedikit modern.
Wajar saja, kakeknya merupakan bos Yakuza. Akira tak pernah mempermasalahkan itu, ayahnya beberapa kali mengajaknya dan dulu yang Akira ingat kakeknya sangat baik padanya.
"Libur musim panas ya ?" gumam gadis itu, sambil berjalan dari dapur menuju taman kecil di tengah rumahnya.
"tak ada yang bisa kulakukan, semua masih sama, luka itu"
Akira duduk termenung di bangku taman. Menatap langit sore, sambil memejamkan matanya. Entah sejak kapan dia tak bisa lagi menangis. Setiap saat dia hanya bisa menahan sakit didadanya.
"Mengingatkan akan hari dimana aku di bawa kakek kerumah ini, saat itu musim panas, seperti keluar dari penjara tapi masih terasa hampa dan sakit"
...----------------...
Flashback.....
"Akira, tempat ini sekarang menjadi rumahmu " ucap Asahito dengan suara beratnya.
Akira hanya memandang kakeknya dan mengangguk saja.
Mereka berjalan masuk kedalam rumah, bersama dengan seseorang yang sedari tadi mengawal mereka.
"Orang ini yang akan menjaga dan mengasuh kamu, dia Kenta Ishikawa" katanya memperkenalkan orang di sebelahnya.
Akira mendongak menatap orang itu sebentar dan segera menundukan kepalanya, ada rasa takut dalam diri Akira, dia terlihat gelisah. Kenta segera merendahkan badanya menyamakan tinggi badan Akira.
"salam kenal, Nona " suara berat dan serak itu terucap dari Kenta. Dia mengusap lembut rambut Akira.
Akira tak menampilkan ekspresi apapun hanya diam dan menunduk setelah melihat sekilas Kenta. Rasa gelisah dan takut menguasai hatinya.
Flashback End.......
...----------------...
Akira masih berada di taman, memejamkan matanya, menikmati hembusan angin musim panas yang menerpa kulit tangan dan kakinya.
Pakaian casual rumahan sering dia pakai saat musim panas hanya kaos kebesaran dan celana pendek saja.
Perlahan dia membuka matanya, menampilkan langit yang sudah gelap, namun dia tak mau beranjak.
Kenangan hari itu terlintas di dipikirannya saat bertemu Kenta pertama kali.
"pikiranku jiwaku sangat kosong saat itu, aku tak berucap apapun padanya, saat itu aku takut dan gelisah melanda hatiku kututup luka itu dengan sikapku yang dingin" batin Akira.
Akira masih dengan lamunannya dan kenangan pahit yang berputar-putar bagai kaset rusak di kepalanya. Menyiksa batin dan raganya.
...----------------...
Kenta yang sudah pulang dari pekerjaannya itu, masuk kerumah dan melihat Akira yang berada di taman dengan tatapan kosongnya.
Kenta mendekati Akira yang tampaknya tak sadar jika Kenta sudah berada di dekatnya.
"Dia tak menyadari kehadiranku, tatapannya kosong, setiap hari seperti ini " batinnya sendu.
"Hey, Akira !!" ucap lirih Kenta sambil memegang pundak Akira lembut.
Akira terlonjak kaget mendengar suara berat dan serak meskipun terdengar lirih, namun mampu membuat Akira tersentak dari lamunannya.
Akira hanya terdiam menatap manik gelap milik Kenta. Kenta menyerahkan sesuatu yang berada di tangannya dan menempelkan di pipi Akira.
"Heee, apaan sih " ucap Akira, reflek dia memegang pipinya yang di tempeli sesuatu oleh Kenta. Kenta tersenyum samar melihat tingkah Akira yang baginya lucu meskipun dengan wajah jutek dinginnya itu.
"Nih kesukaan kamu, udah waktunya makan malam belum menemui kakekmu ?" ucap Kenta sambil menyodorkan kaleng minuman bersoda kesukaan Akira yang sempat dia tempelkan pada pipinya.
"Entar " jawabnya singkat. Sambil membuka kaleng itu dan segera meneguknya.
Kenta menatap lekat Akira yang sedang meneguk sodanya itu. Senyum tipis terbit dari bibirnya, Kenta yang keras tak berekspresi luluh oleh seorang gadis bernama Akira.
Hati dan hidupnya sudah penuh dengan Akira. Meskipun Akira masih bersikap dingin padanya dia tak pernah mempermasalahkan, dia selalu berusaha menghibur Akira, hingga Akira mau banyak bicara padanya atau mungkin lebih sering marah-marah padanya.
Akira yang menyadari sedang di tatap lekat oleh Kenta, segera menoleh padanya.
"Cih, kenapa sih? " ucap Akira sambil menutup mata Kenta dengan telapak tangannya. Hanya senyuman tipis yang terbit dari bibir Kenta.
Kenta memegang telapak tangan Akira, dan segera membawanya berdiri paksa untuk segera masuk kedalam rumah karena waktunya makan malam.
"Masuk, udah ditunggu kakek kamu " ucapnya.
"Iyaaaa " jawab Akira kesal.
Kenta sengaja seperti itu jika tidak dia takut akan tak bisa menahan dirinya, karena ulah telapak tangan Akira di area wajahnya tadi. Hatinya seperti porak poranda merasakan lembut dan harum telapak tangan Akira.
...----------------...
Makan malam bersama kakeknya tidak dia lakukan setiap harinya. Karena terkadang kakeknya harus keluar dengan urusan bisnisnya. Namun, setiap harinya Kenta selalu menemaninya.
"Makan yang banyak, Akira" ucap kakeknya di sela makan malam.
"Baik kek " jawab singkat Akira.
"Bagaimana sekolahmu?" tanyanya.
"Seperti biasa "
Asahito hanya menghela nafasnya pelan atas jawaban cucunya. Dia kehilangan Akira yang dulu, Akira kecil selalu cerewet padanya yang selalu bertanya ini itu. Seberapa dalam luka yang sudah Akira alami selama ini yang membuatnya bersikap dingin.
...----------------...
Setelah makan malam, Akira berada diruang tengah, tempatnya bersantai dan kadang belajar, selain di kamarnya.
Kenta selalu menemaninya disini, membantunya belajar ataupun sekedar mengoceh mengajaknya berbicara.
Akira meletakan kepalanya di atas meja, baru beberapa menit belajar, dan tiba-tiba dadanya terasa nyeri. Ingatan menyakitkan itu terlintas dipikirannya.
"Aku merasa terbebas, tetapi hatiku masih sering sakit, dadaku masih sesak kala ingatan buruk itu terlintas di pikiranku" batinnya sendu.
Akira mendongak dan menoleh kala ada yang membuka pintu, dilihatnya Kenta yang masuk dan membawakan camilan dan minuman kesukaannya. Namun, Akira hanya bersikap acuh dan kembali meletakan kepalanya di atas meja.
Dulu dia akan takut, terkejut dan was-was, kala dia belum terbiasa adanya Kenta di dekatnya.
Kenta duduk mendekat, menaruh nampan berisi camilan kesukaan Akira di meja, setelahnya mengelus lembut rambut Akira. Tatapanya sendu kala melihat Akira seperti ini. Hatinya turut sakit, Kenta selalu menyalahkan dirinya, Kenta berusaha menghibur Akira agar dia bisa segera sembuh dan bahagia.
"Ada yang ingin kamu ceritakan ?" tanya Kenta, yang masih mengelus lembut rambut Akira.
Tatapan Akira seolah kosong, lidahnya kelu, dia ingin sekali bercerita. Namun, ada yang menahan dalam dirinya, dia takut.
"tidak ada " jawabnya lirih.
"jangan pernah kamu pendam sendiri Akira, aku ada buat kamu selamanya, jangan pernah takut, aku yang aku bertaruh melindungi kamu bahkan dengan nyawaku, aku mau kamu sembuh dan bahagia " ucap Kenta dengan suara beratnya tapi terdengar lembut dan menenangkan.
Kenta menarik Akira kedalam dekapannya. Akira tak menolak, tubuhnya lemas, sedari tadi dadanya nyeri, ingatan itu terus berputar di kepalanya. Air matanya mungkin sudah kering dan tak bisa menangis, akibatnya dadanya yang semakin sesak.
Ada rasa aneh saat Akira berada di dekapan Kenta. Dia membisikan kalimat penenang padanya, dekapan hangat Kenta untuk pertama kalinya yang Akira rasakan meredakan sedikit nyeri dadanya, tanpa sadar air mata itu meluncur di kedua pelupuk mata indah Akira.
...****************...
Cerita ini hanya FIKSI belaka, tidak ada hubungan dengan tokoh atau organisasi manapun di dunia nyata. Mohon bijak dalam membaca. Berikan komentar, saran, atau kritik yang sopan dan membangun. Arigatou Gozaimasu.
POV Akira......
Ini tentang dia, dia yang selalu menjagaku, selalu ada untukku.
Saat pertama bertemu dengannya, aku hanya menatapnya sekilas, dan segera memalingkan padanganku. Jujur aku sangat gugup dan takut, juga gelisah mengusai hatiku saat itu.
Dia menyapaku dengan lembut, meskipun suaranya sangat berat dan serak khas seorang pria.
Hari-hari aku lalui hanya dengan menyendiri, aku belum berani berinteraksi dengan mereka, bahkan dengan kakekku.
Sudah 2 minggu aku hanya seperti itu, bahkan aku tidak pergi ke sekolah. Tetap dalam kamar dan tak pernah keluar.
Tetapi dia selalu menjagaku, dia selalu berusaha untuk menghibur, mencoba menjadi teman untukku.
Dia selalu berusaha menguatkanku, memberiku hadiah-hadiah kecil yang mungkin menurutnya aku akan menyukainya. Memberiku makanan favoritku, meskipun aku hanya memakan sedikit.
Tak kala dia bertingkah konyol dan melontarkan candaan yang absurd, banyak bicara agar diriku tak merasa kesepian. Meskipun aku hanya menjawab singkat dan sekenanya dia tak pernah marah.
Bahkan terkadang aku kesal padanya dan menyuruhnya pergi, aku bahkan pernah mengumpatinya "om-om tua bangka" saking kesalnya karena terus menjahiliku.
Karenanya aku berani beraktifitas lagi melanjutkan kegiatan sekolahku, dia yang selalu mengantarku, menyiapkan segala keperluanku, menemani setiap hari ku hingga saat ini.
Dia lebih terlihat memanjakanku, aku tak meminta tetapi setiap dia pulang dari luar akan ada yang dia bawakan untukku.
Dia selalu memanggilku "Nona" hingga aku lama-lama kesal dengan panggilan itu, dan menyuruhnya hanya memanggil namaku saja.
Dia membuatku nyaman, rasa sakit, gelisah, dan trauma itu perlahan jarang aku rasakan. Meskipun mimpi buruk itu masih tetap membuatku selalu terbangun tengah malam, dan kenangan buruk itu tak pernah bisa kulupakan. Setidaknya dia selalu berusaha agar aku bisa sembuh dari traumaku.
Bagiku dia seperti kakak, dia yang selalu berusaha apapun untukku selama ini. Meskipun aku sangat ingin bisa mengungkapan semua bercerita padanya, namun nyatanya aku belum bisa.
Dia, Kenta Ishikawa, orang kepercayaan kakekku yang selama ini menjaga dan berusaha membuatku bahagia.
POV END.......
...----------------...
Kenta Ishikawa, tak ada yang spesial dalam hidupnya, sampai seorang gadis kecil medobrak hatinya yang beku. Gila memang, dia mencintai gadis berusia 9 tahun, hanya karena senyum cerah dan cerianya anak kecil itu.
Meskipun kini dia penuh penyesalan karena gadisnya telah berubah, gadisnya terluka karena dia tak mampu menjaganya, hingga saat itu akhirnya dia tahu alasan perubahan sikap gadis yang di cintainya secara diam-diam, dia berjanji dalam dirinya, nyawanya, hidupnya akan dia pertaruhkan untuk gadis yang paling dia cintai, Akira Yamaguchi.
Dia di kenal dengan sebutan "iblis". Julukan itu berdasarkan aura dan tindakannya yang tanpa ampun menyiksa dan mengintimidasi lawannya.
Kenta jarang berbicara atau bisa di bilang irit sekali. Namun, Akira mampu membuat Kenta banyak bicara jika bersamanya.
Kegelapan Yakuza telah menyelimutinya sejak usia 13 tahun. Dia bisa menumbangkan satu markas hanya dengan tangan kosong. Akibatnya membuat sang bos marah besar padanya.
...----------------...
aaaaarkkkhhhhhhhhhhh........
Suara jeritan kesakitan itu berasal dari ruang bawah tanah markas milik keluarga Yamaguchi.
Kenta sangat menikmati penyiksaan dengan cara mengul!t! orang di depannya secara hidup-hidup. Bibirnya melengkung keatas dengan senyum sadisnya.
"Akibat jika kau mengusik wilayah kami " ucapnya berat.
Kemeja putihnya sudah berlumuran cipratan darah. Namun, dia tak berhenti menyiksa orang di depannya. Tak hanya meng#l!tinya hidup-hidup, Kenta menyiramnya dengan alkohol, menyulutnya dengan api, teriakan kesakitan menjadi kepuasannya.
"teruslah berteriak, aku sangat menikmatinya ! " ucapnya dengan tawa menggelegar, suara teriakan kesakitan hanya membuatnya senang.
Anggota Yakuza lain yang melihat tindakannya hanya bergidik ngeri, padahal mereka pun biasa memb#n#h orang. Namun, beda dengan atasannya ini yang sangat sadis.
"sampai kapan dia akan melakukannya, rasanya mual sekali " gumam lirih, Aoi, dia segera beranjak pergi sebelum kepala semakin pusing.
Yuzuru Aoi, adalah letnan kedua, dia yang akan membantu setiap urusan Kenta, yang merupakan letnan pertama di geng Yakuza Yamaguchi.
...----------------...
Gelap...
Anak pembawa sial....
Berhentilah menangis....
Tak ada yang mengingkanmu sialan.....
Ibumu menjualmu jadi layani aku hahahaha.........
TTTIIIDAAAKKKK.....
Keringat dingin membasahi wajah Akira, dia terbangun dengan nafas terengah-engah.
"Lagi-lagi mimpi buruk " ucapnya lirih sambil mengusap wajahnya.
"jantungku berdebar tak karuan sakit sekali "
Tanganya memegang dadanya yang terasa nyeri, dan sesak. Akira bangkit dan merapatkan kakinya ke dadanya dan memeluk dirinya sendiri.
Akira masih berusaha menenangkan dirinya agar sakit di dadanya reda. Terlintas bayangan sosok Kenta dalam pikirannya, dan anehnya perlahan membuat sakit di dadanya mulai mereda.
"Ken " gumamnya lirih menyebut nama Kenta.
"Entah apa yang terjadi padaku, aku bahkan bisa menangis kemarin saat Kenta mendekapku hangat, apa mungkin aku mulai menaruh kepercayaan dan harapan padanya ?"
"aku bukan tak percaya padanya, dia yang selalu berusaha membahagiakanku, berusaha menyembuhkan luka ku, tapi entahlah dalam diriku masih sangat sulit untuk mengungkapnya rasa trauma yang aku rasakan selama ini"
...----------------...
Akira berjalan lemas menuju dapur setelah dirasa dirinya mulai tenang, dia ingin mengambil minum. Karena di mejanya sudah habis, biasanya Kenta yang akan mengisinya, dan tampaknya Kenta belum kembali.
"Habis ya, mungkin dia belum kembali" ucap Akira lirih sambil membawa tumbler kosong miliknya.
Akira sudah tahu apa pekerjaan seorang Yakuza seperti Kenta, dia sering mendengar orang menyebut Kenta "iblis", tetapi Akira seakan tak peduli. Baginya, Kenta sangat baik selalu menjaganya sudah seperti kakaknya.
Akira tak pernah melihat langsung bagaimana pekerjaan Kenta, dan Kenta pastinya akan menyembunyikan dari Akira, dia tak ingin memperburuk trauma Akira.
...----------------...
Suasana di dapur nampak masih terang, mungkin ada yang berada di dapur pikir Akira.
"Ken?" reflek Akira saat melihat seseorang berdiri menghadap sink dapur. Akira belum sepenuhnya sadar, karena badannya lemas juga.
"Nona ?" jawab orang itu sedikit terkejut saat mendengar suara dan menoleh ternyata Akira.
"ada apa Nona ? Apa perlu sesuatu ?" tanyanya. Akira sadar ternyata bukan Kenta.
"aa tidak " jawab Akira.
"apa perlu saya panggilkan Kenta, Nona ?" ucap lelaki itu.
"tidak perlu " jawabnya singkat.
"baiklah saya permisi Nona " ucapnya lelaki tadi sambil berjalan meninggalkan Akira yang masih berada di dapur.
"haaa ternyata hanya Aoi, kukira tadi Kenta" batinnya, sambil menghela nafas pelan. Akira segera mengisi tumblernya dan kembali ke kamar.
Dilihatnya sudah pukul 2 pagi, Akira sering terbangun dan biasanya Kenta sudah menyiapkan minum untuk Akira tanpa perlu Akira mengisinya di dapur, Akira sudah hafal jika airnya kosong saat dia bangun dini hari berarti Kenta belum kembali.
...----------------...
Aoi menghela nafasnya kasar, setelah dari dapur dia kembali kemarkas dan akan membereskan semuanya. Aoi mengira Kenta hanya akan menyiksa satu orang dan pergi setelahnya. Karena biasanya Kenta hanya akan menyiksa satu korbannya, tapi ini korban kedua sudah di kuasai olehnya.
"masalah apalagi yang membuat Kenta lepas kendali seperti ini " batin Aoi, sambil mengusap wajahnya kasar.
"Ken, hentikan !!" teriak Aoi.
"diaaaaamm Aoi, atau kau ingin seperti mereka ?" suara berat penuh penekanan yang membuat anggota lainnya yang berada di markas merasa merinding dengan aura intimidasi Kenta.
"haa hanya satu hal agar dia bisa berhenti "
"Nona Akira terbangun, sepertinya mencarimu " ucapnya.
Seketika Kenta berhenti menyiksa korbannya saat Aoi menyebut nama Akira, dan-
Dooooorrr......
Satu suara tembakan terarah di kepala korban kedua Kenta, dan dia segera pergi.
"bereskan !! " titah Kenta.
"b-baik" jawab beberapa anggota lain yang terkejut dengan tindakan tiba-tiba Kenta.
"lihatlah, dia benar-benar berhenti kan,"
Aoi segera membereskan semua, sebelum hari berangsur pagi.
...----------------...
Setelah membersihkan dirinya, Kenta menuju kamar Akira, duduk di tepi ranjang.
Kenta terus memandangi wajah tenang dan cantik milik Akira, usapan lembut di rambut Akira. Senyum tipis itu terbit dibibir sexy Kenta.
"maaf, aku hari ini terlambat " ucapnya lirih.
...----------------...
Diruangan minim cahaya, seorang pria tengah duduk di kursi kebesarannya. Ditangannya kirinya memegang gelas wine, dan di tangan kanannya memegang foto seseorang.
Pria itu menatap foto itu dengan seringai licik yang terbit dari bibirnya. Dia meneguk wine itu sekali tandas dan segera meletakan foto dan gelas itu di mejanya.
"aku mendapat kelemahmu, Kenta Ishikawa"
...----------------...
Visual Kenta Ishikawa
Umur : 27 tahun
Kenta memiliki tatto harimau besar di punggungnya sesuai dengan ciri khas Yakuza, dan di leher sebelah kirinya terdapat tatto nama "AKIRA" dengan huruf latin, dalam kasus ini Akira tidak pernah tahu.
Cr. Pinterest
Edit by Wink
...****************...
Cerita ini hanya FIKSI belaka, tidak ada hubungan dengan tokoh atau organisasi manapun di dunia nyata. Mohon bijak dalam membaca. Berikan komentar, saran, atau kritik yang sopan dan membangun. Arigatou Gozaimasu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!