NovelToon NovelToon

Istriku Percayalah Cintaku Hanyalah Untukmu

~ 1 ~

Saat ini, Raka sedang melakukan panggilan telepon seluler dari sang istri.

Yuna: " Raka, aku mau kita akhiri pernikahan ini! ”

Mendengar suara anggun yang selama 5 tahun terakhir ini menemaninya. Raka begitu terkejut, pasti istrinya itu sedang bercanda.

Raka : “ Kamu bercanda kan? "

Yuna: “ Pokoknya kamu harus setuju, aku mau cerai! "

Suara teriakan istrinya di sebrang sana, membuatnya takut. Kali ini, Yuna seperti tidak bercanda, dia serius dengan perkataannya.

Raka: “ Kamu tunggu aku pulang, kita bicarakan baik-baik ya. Halo Sayang, haloo? "

Terdengar suara sambungan ponsel dimatikan secara sepihak oleh istrinya. Raka, menatap nanar layar ponsel miliknya, dia benar-benar heran dengan sang istri, yang tiba-tiba memintanya untuk bercerai.

“ Sebenarnya apa yang telah aku lakukan? Apakah selama ini aku memperlakukannya dengan tidak baik? Ataukah mungkin ada kesalahpahaman diantara kami berdua? " batin Raka.

Raka, kemudian meminta asisten pribadinya untuk menggantikannya ke perjamuan makan malam bersama kliennya. Dia, meminta Asisten pribadinya itu, untuk menghubungi wakilnya Edo. Agar bisa mewakilinya dengan baik, atas nama perusahaan.

“ Lalu, Bapak akan pergi ke mana? " tanya Aryo penasaran.

“ Saya akan pulang ke rumah, sepertinya istri saya sedang salah paham. Dia meminta saya untuk bercerai, saya harus segera pulang Aryo. ”

Aryo menggaruk tengkuknya, “ Hah, bukankah Ibu dan Bapak baik-baik saja? Mengapa terjadi seperti ini? "

“ Sudahlah, kamu segera hubungi Edo euh,” titah Raka.

“ Baik Pak, kalau begitu hati-hati di jalan. Jangan mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi. Takutnya berbahaya! ”

“ Iya tenang saja, terima kasih ya ”ujar Raka sembari menepuk punggung Aryo.

“ Sama-sama, Pak! "

Raka,berlari menuju parkiran mobil bawah tanah. Begitu sampai, dia segera mencari-cari mobilnya. Dia, mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Kemudian, begitu sampai pintu gerbang otomatis itu terbuka. Para maid sudah menyambutnya di depan pintu utama.

“ Laksmi, Ibu ada? " tanya Raka pada seorang maid yang bernametag Laksmi.

“ Emmmh, anu Pak. Ibu tadi pamit pergi, beliau juga membawa koper besar. Entahlah mau ke mana, saya tidak berhak menanyakan tentang itu. Saya hanyalah pelayan disini, jadi tidak sopan kalau saya bertanya tentang itu"

Raka mengangguk " Baik, terima kasih!"

" Sama-sama Pak! "

“ Dia kemana sih? " ujar Raka sembari menyugar rambutnya frustasi.

“ Pak, mohon maaf Ibu meninggalkan ini di atas meja rias!" kata salah satu pelayan sembari menyerahkan sebuah surat perceraian.

“ Arrrrgh, dia kenapa sih? Aku salah apa sehingga dia meninggalkan aku seperti ini? " teriak Raka sembari merobek surat cerai dari sang istri.

Para maid terlihat begitu ketakutan, melihat Raka yang seperti itu. Dia benar-benar kesal dengan sikap sang istri yang menurutnya tidak masuk akal tersebut. Bagaimana bisa, wanita itu meninggalkan dirinya tanpa alasan yang pasti.

“ Yuna, aku tidak setuju bercerai denganmu. Silakan pergi dulu, tenangkan pikiran kamu. Aku akan menunggu kamu kembali" batin Raka.

Di saat seperti itu, Ayah dan Ibu Raka datang mengunjungi kediamannya.

“ Apa yang kamu lakukan pada istri kamu Raka? Dia terlihat lelah dan juga marah padamu, bahkan dia meminta izin pada kami untuk bercerai darimu. Mama heran, kalian punya masalah apa sih? ”

“ Aku juga tidak paham Ma, sebenarnya dia kenapa sih? Mama tahu tidak dia pergi ke mana? "

“ Dia di rumah neneknya, di kota B kau juga tahu kan? ”

Raka mengangguk, “ Iya, aku tahu. Baiklah, aku akan pergi menjemputnya "

“ Baiklah, bawa kembali menantu kesayanganku itu. Jika tidak berhasil, maka jangan salahkan aku jika dia tidak akan selamat! "

Raka, menatap nanar wajah Ibunya, “ Ma, jangan mengancam ku seperti itu. Tolong jangan sentuh dia, aku tidak ingin dia menderita! "

“ Baiklah, aku tidak akan menyentuhnya.Tapi kau pastikan menantuku kembali dengan selamat, dan tanpa lecet sedikitpun " kata Ibu Raka dengan nada tinggi.

Sang ayah pun setuju, dengan perkataan dari istrinya tersebut. Dia mengangguk, kemudian menatap wajah putra semata wayangnya itu, " Kau ini lelaki, jadi silakan selesaikan permasalahan rumah tanggamu. Kalau memang kau sudah bosan, ya lepaskan Yuna. Kalau masih ingin bersamanya, maka jujurlah dan katakan apa yang sebenarnya terjadi "

“ Iya iya, cerewet sekali " jawab Raka dengan ketus.

Sementara itu, Kedua orang tua Raka hanya bisa mengelus dadanya karena ucapan anak semata wayangnya tersebut.

***

“ Sekarang aku sendiri, tidak ada yang menggangguku lagi disini. Raka, apa rahasia yang kau sembunyikan. Dia siapa? Mengapa kau tidak mau memberitahukan tentangnya padaku. Apa salahku?" batin Yuna.

Wanita itu menatap jendela kamarnya dengan perasaan pilu. Dia kesal, sedih, kecewa, dan terluka saat ini. Sebab, suaminya sudah bermain api dibelakangnya. Bercumbu mesra dengan wanita lain, di sebuah kamar hotel bintang lima. Wanita itu cantik sekali, lebih dari dirinya bisa dipastikan dia memiliki darah campuran Asia- Eropa. Meskipun dia juga campuran Indonesia-China. Tapi, dia merasa masih kalah cantik dari wanita yang bersama suaminya di hotel tersebut.

“ Yunaaaa, dimana kamu? Aku tahu kamu ada di kamar kan? Buka pintunya! "

Mendengar sebuah teriakan memanggil namanya, Yuna segera merebahkan diri. Wanita cantik itu, menutupi tubuhnya dengan sebuah selimut. Dia juga menyalakan AC dalam kamarnya. Yuna, berpura-pura untuk tidur. Supaya, suaminya itu tidak nekat masuk ke dalam kamarnya.

“ Pak Raka, saya mohon jangan melakukan keributan di sini. Ibu Yuna sepertinya sedang tidur, jadi silakan anda pergi dari sini! " ujar pelayan Yuna yang ber name tag Lala tersebut.

“ Bi Lala, saya ini suaminya. Mengapa anda mengusir saya? Pantaskah anda begitu? "

“ Pak, bukankah anda dan Ibu Yuna sudah bercerai ya? Mengapa pula saya tidak bisa mengusir anda. Saya ini orang kepercayaan, yang mengurus rumah ini. Setelah Nyonya Mirasih meninggal dunia. ” jelasnya.

Lala, memanglah orang kepercayaannya nenek Yuna yang telah tiada. Sehingga, dia juga dipercaya untuk melayani Yuna, majikan kecilnya tersebut. Bagi Lala, Yuna seperti cucunya sendiri. Sehingga, dia tidak ingin berhubungan dengan orang-orang yang sudah menyakiti Yuna.

“ Lancang kamu ya, biarkan saya masuk!" ujar Raka berapi-api.

“ Pak Raka, saya mohon pergilah dari sini. Ibu Yuna bilang, anda tidak boleh diterima di rumah ini. Saya tidak ingin melanggar perintah Nyonya Muda disini. Ini menyalahi aturan, kami hanya setia pada Atasan kami! " jawab Lala tidak kalah garang dari Raka.

Namun, upaya pencegahan itu gagal. Sebab, Raka membawa serta para bodyguard-nya . Dia meminta pada bodyguard-nya untuk membawa Bibi Lala menjauh dari kamar istrinya. Setelah dirasa aman, Raka membuka pintu kamar Yuna dengan kunci cadangan yang dia dapatkan dari kantung Lala barusan. Meskipun Lala berteriak kencang, dia tidak peduli. Yang jelas, yang dia pedulikan saat ini adalah istrinya.

Klik...

Bangga rasanya, dia bisa membuka pintu kamar tersebut. Kemudian dia berjalan perlahan, mencari keberadaan sang istri. Saat melihat selimut bergerak di atas ranjang. Raka, tersenyum manis, kemudian, dia duduk di samping ranjang mencoba memperhatikan apa yang sedang istrinya lakukan. Sementara itu, Yuna bangun dan hendak melihat apakah Raka masih ada di depan pintu, atau sudah pergi dan kembali ke Ibukota. Saat dia membuka selimutnya, betapa terkejutnya dirinya saat mendapati sang suami sudah ada di depannya.

“ Aaaah, ya ampun. Kamu ini hantu ya? Bisa-bisanya masuk ke dalam kamar seorang wanita secara tiba-tiba begitu? ”

Raka menahan diri agar tidak tertawa, dia tersenyum manis. Kemudian, memeluk tubuh sang istri, dan mengecup keningnya, “ Pulang ya, jangan seperti ini. Jelaskan padaku, mengapa kamu pergi meninggalkan aku. Dan, lebih buruknya lagi, kamu meninggalkan surat cerai. Aku tidak setuju, kamu tidak bisa bercerai dari aku, Sayang! "

Yuna mendorong tubuh sang suami, dia mencoba untuk kabur dari pria itu. Tapi sayang, tenaga Raka lebih kuat dibandingkan tenaganya, “ Lepaskan, biarkan aku pergi Raka ”.

“ Raka? Sayang, aku ini suamimu mengapa kamu tidak sopan memanggilku seperti itu? "

“ Sayangmu bukan aku, tapi wanita yang ada di hotel itu "

Raka, membelalakkan matanya “ Siapa? Aku tidak punya wanita simpanan. Kamu salah lihat kali "

“ Lalu, kemana saja kamu kemarin hah? " tanya Yuna sembari membentak suaminya.

Raka, terlihat begitu ragu untuk menjawab. Bibirnya bergetar, tidak menentu dia juga gelisah seolah-olah sedang menyembunyikan sesuatu.

“ Tuh kan, tidak bisa menjawabnya. Kamu benar-benar ya, panggil aku Sayang tapi masih punya simpanan. Kamu tuh jahat tahu, aku selama lima tahun ini menemani kamu. Meskipun aku masih belum bisa memberikan keturunan. Tapi, setidaknya aku lebih baik daripada kamu yang selingkuh di luar sana."

“ Aku tidak selingkuh Sayang, percayalah! " kata Raka sembari menggenggam erat tangan sang istri.

“ Enggak, pokoknya aku mau cerai titik, enggak ada koma oke. Sekarang kamu pergi dari sini, kita bukan suami istri lagi. Pergi...! " teriak Yuna sembari mendorong tubuh sang suami.

Bukannya marah, Raka justru bangkit dan mendorong tubuh sang istri ke ranjang, sembari memeluk tubuhnya " “ Aku juga lelah, jadi kita tidur bareng ya "

“ Raka, kamu sudah gila ya? " teriak Yuna sembari memukuli dada bidang suaminya.

Bersambung

~ 2 ~

Yuna, terbangun dari tidurnya. Dia mengambil pakaiannya yang berserakan di samping ranjang. Bagian intimnya terasa begitu perih, setelah melayani suaminya. Ya, mereka baru saja melakukan hubungan suami-istri. Saat Yuna sedang marah-marahnya, Raka tidak tinggal diam. Dia menyentuh beberapa titik kelemahan istrinya. Awalnya Yuna menolak dengan tegas, sayangnya dia kalah tenaga dari Raka. Jadi, mau tidak mau dia harus melayani sang suami. Wanita itu melirik ke arah suaminya, yang saat ini masih tertidur pulas. Dia memukul wajah Raka, agar pria itu terbangun dari tidurnya .

“ Bangun ih, sudah sore tahu! ”

Raka, melirik pada istrinya yang saat ini terlihat begitu marah padanya. Pria itu tersenyum manis, dan memeluk tubuh sang istri,“ Ah, kamu sudah bangun Sayang? "

“ Kelihatannya bagaimana? Sakit tahu, bantu aku mandi dulu, bangun ih! "ujarnya ketus.

“ Iya baiklah, ayo kita bersihkan tubuh kita dulu ” Raka, menggendong tubuh sang istri. Keduanya, sama-sama tidak mengenakan sehelai benangpun. Jadi, tinggal berendam saja di bathtub ini.

“ Kamu masih marah padaku? " tanya Raka sembari menatap wajah sang istri.

Yuna, membuang mukanya, membuat Raka kesal karena dia benar-benar tidak suka akan hal itu. Jadi, dia dengan jahilnya menggelitik pinggang sang istri.

“Raka, hentikan ih...! "

“ Baiklah, tapi aku punya satu syarat " ujar Raka sembari menatap wajah sang istri.

“ Jangan mulai deh, aku enggak mau menuruti keinginan kamu lagi ya. Kalau aneh dan enggak masuk akal " tolak Yuna.

“ Iya enggak, tapi kalau aku minta cium kening kamu 'kan? "

Yuna menoleh, menatap wajah tampan sang suami. Dia benar-benar mempesona dengan mata yang tanpa kacamata itu. Sebab, biasanya suaminya itu selalu memakai kacamata, “ Tampannya! " puji Yuna tanpa sadar.

Pria itu tersenyum, kemudian mengecup pipi sang istri. Kemudian turun ke hidung, dan berakhir pada bibir sang istri. Saat sentuhan bibirnya semakin intens, tapi sang istri memaksanya untuk berhenti.

" Raka, hentikan jangan mulai lagi! "

Raka,tertawa kecil, kemudian mengecup kening sang istri penuh kasih sayang.

“ Kamu kenapa sih? Dari tadi selalu saja menggangguku. Tidak puaskah kamu menyentuhku dua ronde, sampai pinggangku sakit, karena ulahmu. "

Raka, semakin terkekeh mendengar perkataan istrinya tersebut. Kemudian, dia menyudahi mandi mereka. Sang istri pun hanya bisa pasrah saat suaminya menggendong tubuhnya. Kemudian, dia dia dan sang istri berganti pakaian. Karena disini memang sudah disiapkan juga pakaian Raka. Jadi, dia bisa bebas berganti pakaian dengan mudah.

“ Mari kita sudahi mandi kita, karena aku takut tergoda lagi. Nanti kamu tidak bisa jalan lagi seperti minggu kemari. Kalau saja kamu tidak meminta cerai, aku akan melakukannya dengan lembut. Tapi, kamu tuh sedikit-sedikit minta cerai, sebenarnya kenapa sih? "

Yuna menatap nanar wajah sang suami.

“ Kamu berpura-pura polos 'kan ? Aku akan pastikan, secepatnya mendapatkan bukti-bukti perselingkuhan kamu dan wanita itu" batin Yuna.

“ Sayang, kamu kenapa sih ? Kok, tidak menjawab ucapanku, dari tadi hanya menatap wajahku dengan tatapan sedih seperti itu. Ayo jujur , aku tuh enggak mau kita marahan terus. Capek tahu! " kata Raka penuh frustasi.

Yuna mendorong tubuh suaminya, saat sang suami hendak memeluk tubuhnya. Kali ini, dia tidak boleh kalah lagi dari Raka. Sudah cukup dia luluh oleh sentuhan suaminya tadi. Kini, tidak boleh lagi mengikuti keinginannya, dia harus teguh pendirian tidak boleh lemah lagi.

“ Capek ya? Memangnya aku enggak capek kamu bohongin aku terus. Kamu tuh enggak pernah jujur sama aku Raka. Aku kesal tahu, seolah-olah aku tuh istri yang tidak di anggap. Coba deh aku tanya kamu, bulan kemarin kamu kemana aja dan ngapain aja? ”

Yuna tampak menahan rasa sedih nya, ketika bertanya pada sang suami. Raka, terlihat begitu bingung dengan pertanyaan sang istri.

“ Memangnya aku ngapain? Aku kan kerja buat kamu, Sayang. Semua hasil kerjaku 'kan aku serahkan ke kamu,”.

Yuna, menghela napasnya, saat mendengar jawaban dari sang suami.

“ Bohong, lalu kenapa kamu tidak menerima panggilan masuk dari aku. Berkali-kali aku menghubungi kamu, tapi kamu selalu mematikan panggilan itu. Kamu pikir aku bodoh ya, kamu selingkuh Raka. Aku lihat kamu ke hotel bersama dengan wanita itu. Aku lihat kamu bermesraan dengannya. Bahkan, kalian begitu intim sampai-sampai wanita itu menyebut kamu sayang" tak terasa air matanya jatuh begitu saja saat menjelaskan semuanya pada Raka.

Deg...

Raka, tidak percaya dengan ucapan sang istri. Dia benar-benar tidak merasa menyentuh wanita lain, selain istrinya sendiri.

“ Itu bukan aku, kamu salah lihat kali. Beneran deh, aku tuh bulan kemarin ada perjalanan bisnis ke Amerika. Kenapa juga aku harus ke hotel bersama wanita lain? Aku punya istri cantik, dan sebentar lagi akan memiliki anak dari wanita kesayangan aku ini. Mengapa aku harus selingkuh, bukannya aku harus bersyukur memiliki kamu seorang "

Yuna menggelengkan kepalanya, dia tidak boleh tergoda dengan ramuan suaminya tersebut.

“ Aku enggak mau punya anak sama lelaki seperti kamu. Tukang bohong, tukang selingkuh menyebalkan ” kata Yuna sembari memukuli dada bidang suaminya tersebut.

Raka hanya diam saja, dan tidak menolak saat sang istri memukuli dada bidangnya begitu kencang. Dia tidak ingin membuat istrinya itu marah lagi, sebaiknya dia memang harus diam. Dan menunggu sampai kemarahan sang istri mereda.

“ Ponselmu berbunyi, angkatlah barangkali penting " ujar Yuna sembari menghentikan perbuatannya.

Raka mengangguk, kemudian dia menerima panggilan masuk tersebut.

? : “ Hallo...”

Raka yang mendengar suara seseorang wanita di sebrang sana, terlihat begitu panik. Dan segera mematikan ponselnya.

" I--i---itu, suara wanita 'kan? " batin Yuna.

“ Sayang, aku ada perlu sebentar. Kamu nggak usah nungguin aku ya, makanlah dengan baik. Aku sayang kamu ” ujar Raka sembari mengecup kening dan bibir sang istri .

Kemudian, dia pergi dengan tergesa-gesa memakai hoodienya. Yuna hanya melihat punggung suaminya dengan tatapan nanar. Dia tahu betul, itu adalah suara seorang wanita.

“ Iya kan, aku bilang juga apa kamu tuh selingkuh Raka ”ujarnya lirih.

Wanita cantik itu jatuh terduduk di lantai kamarnya tersebut. Dia menyenderkan kepalanya pada lemari pakaian mewahnya tersebut. Wanita itu, menangis seorang diri sembari memukuli dadanya yang terasa begitu sesak tersebut.

“ Dia pembohong besar, haruskah aku bertahan dengan lelaki sepertinya? Ya Allah, aku harus bagaimana? "

Yuna menangis, sembari menyakiti dirinya sendiri. Dia menggigit pergelangan tangannya hingga membiru. Dia berdiri kemudian menghancurkan semua foto-foto kebersamaannya dengan Raka. Bahkan, foto pernikahannya dengan Raka pun tidak luput dari kebenciannya, “ Pembohong Arrrrrghhh! " teriaknya.

“ Ibu Yuna, jangan begini tenanglah " kata Lala sembari mendekati majikan perempuannya itu.

“ Bi, dia tidak mencintai aku lagi. Aku harus bagaimana? Apakah aku bisa hidup tanpanya? Apakah aku bisa bahagia jika aku bercerai darinya? “

“ Jangan mengatakan hal bodoh seperti ini. Anda cantik, kalaupun bercerai dengan Pak Raka maka akan banyak sekali lelaki yang menunggu anda. Saya selalu berdoa, agar anda selalu bahagia. Saya diberi amanah agar menjaga anda di sini. Setelah Nyonya tiada, saya diperintahkan untuk menjaga anda. Jadi, anda tidak sendiri, anda punya Tuhan dan anda juga punya saya. Jadi, tidak perlu memikirkan Pak Raka. Anda berhak bahagia, Bu " ujar Lala mencoba menenangkan Yuna.

Yuna memeluk tubuh asisten rumah tangga kesayangan Neneknya tersebut. Dia menangis sejadi-jadinya, sembari meluapkan segala emosi dalam hatinya tersebut.

Bersambung

~ 3 ~

Setelah mendapatkan panggilan masuk tersebut, Raka pergi meninggalkan sang istri. Kini dia sudah berada di kediaman orang yang barusan menghubunginya. Kedatangannya, di sambut dengan gembira oleh seorang anak kecil. Yang sangat mirip dengannya, anak itu berlari ke arahnya dan memeluknya erat. Raka, dengan senang hati menerima pelukan itu, dan menggendong tubuh anak tersebut.

" Papa, Yudha kangen "ujar anak itu ceria.

Raka, mengecup pipi anak bernama Yudha tersebut. Dia juga melambaikan tangannya pada wanita yang saat ini sedang berdiri menyambutnya di depan pintu utama mansion ini.

" Dia sangat merindukanmu, Tuan. Maafkan saya harus berbohong pada anda " ujar wanita itu dengan nada rendahnya.

Raka menggeleng, " Tidak apa-apa, maafkan aku juga karena akhir-akhir ini sedang banyak proyek. Ditambah, Yuna sedang dalam kondisi tidak baik. Dia selalu memintaku bercerai, aku benar-benar kesal dibuatnya! "

" Sabar ya Tuan, saya ikut prihatin " ujar wanita itu menepuk pundaknya.

Raka mengangguk," Oh iya, kalian sudah makan malam belum? "tanyanya penasaran.

Wanita itu menggeleng,

" Yudha bilang, dia ingin makan bersama anda. Jadi, saya putuskan untuk menghubungi anda Tuan. Kalau saya tidak berbohong mengenai Yudha, pasti anda tidak akan datang bukan? "

" Kamu ini, jangan seperti itu. Yudha kan anakku, sudah menjadi tanggung jawabku sebagai ayah untuk selalu ada untuknya! " kata Raka sembari tersenyum pada wanita itu.

" Baik Tuan, kalau begitu kita makan dulu ya. Saya sudah memasak untukmu " ujar wanita itu dengan nada yang dibuat-buat agar terdengar anggun.

" Iya Papa, Mama memasak makanan begitu banyak. Hanya untuk Papa, Mama terlihat kelelahan. Papa, bisakah tinggal bersama kami saja, mengapa harus tinggal bersama tante itu. Dia siapa sih, sampai-sampai Papa tidak mau bersama kami? " tanya Yudha penasaran.

Deg...

Raka, menoleh menatap Livia dengan tatapan tajam, dia seolah bertanya. Mengapa anaknya bertanya seperti itu. Wanita bernama Livia itu tersenyum misterius ke arahnya.

" Tuan Raka, jangan bodoh. Sebaiknya anda tinggalkan saja Yuna, wanita itu sungguh tidak pantas untukmu. Dia wanita egois dan tidak berbudi luhur. Mengapa masih mempertahankan rumah tangga anda dengannya? "

Raka, yang mendengar pertanyaan tersebut benar-benar merasa kesal. Dia kemudian menurunkan Yudha dari gendongannya.

" Nak, kamu makan duluan saja ya. Papa ingin berbicara dengan Mama mu sebentar! "

Yudha mengangguk," Baik Papa."

Anak itu berlari ke arah pengasuhnya, kemudian dia meraih jemari-jemari pengasuhnya tersebut. Lalu, mereka berjalan beriringan ke arah ruang makan. Sementara itu, Raka menarik pergelangan tangan Livia dengan paksa. Membuat wanita itu kesakitan.

" Livia, jangan kau kotori otak anakku dengan kebencianmu terhadap istriku. Kau harus sadar diri, kau bukanlah siapa-siapa. Kau hanyalah wanita murahan yang kebetulan saja bisa naik ke ranjangku. Sehingga kau harus melahirkan seorang anak untukku. Mengenai Yuna yang kau bilang tidak berbudi luhur, kau salah besar. Setidaknya Yuna, tidak pernah menjajakan tubuhnya pada pria lain. Pikir pake otak? Kau punya otak 'kan? " kata Raka berapi-api.

Pria itu kemudian melepaskan cengkeramannya dan mendorong tubuh wanita itu kasar. Membuat Livia terjungkal ke belakang, dan kakinya lecet karena terkena kerikil batu. " Dan satu lagi, panggil dia Nyonya Yuna seperti kau memanggilku Tuan Raka. Camkan itu! "

" Lihat saja, akan aku buat kamu bertekuk lutut di hadapanku. Raka, kamu pikir aku ini bodoh apa ?" batin Lidia.

***

" Tuh kan, dia selingkuh! " ujar Yuna.

Yuna segera pergi untuk mencari sang suami. Dia melacak lokasi keberadaan suaminya tersebut. Yuna memang sudah menyadap ponsel suaminya, beberapa hari yang lalu. Dia meminta ahli dalam bidangnya dan membayarnya dengan harga yang sangat fantastis. Tapi semua itu terbayarkan sudah, karena dia mendapatkan bukti perselingkuhan antara suami dan simpanannya itu . Yuna, yang sudah tidak tahan lagi, akhirnya menerobos masuk ke dalam pekarangan rumah tersebut. Penjaga keamanan yang bertugas tidak mengizinkannya masuk. Sebab, Yuna terlihat begitu mencurigakan. Untungnya Yuna tidak bodoh, sebab dia membawa beberapa bodyguard pribadinya. Sehingga, penjaga itu mau tidak mau harus mempersilakan nya masuk.

" Aldo, Gio kalian ikut aku, barangkali di depan sana ada orang resek lainnya! "

Kedua bodyguardnya itu mengangguk, " Baik, Bu! " jawab mereka serempak.

Yuna mengangguk, lalu keduanya mengikuti Yuna dari belakang. Saat Yuna hendak masuk ke dalam rumah, ada beberapa pria yang menghalangi dirinya. Tapi, dengan keberadaan dua bodyguard nya itu akhirnya mereka kalah. Dan Yuna merangsek masuk ke dalam rumah. Dia menjelajahi isi rumah tersebut, dan terdengarlah suara percakapan antara pria dewasa dan anak laki-laki. Dari arah ruang sebelah, kemudian Yuna segera ke arah itu. Dia, menyaksikan dengan jelas suaminya tersebut sedang menyuapi anak kecil di ruang makan itu. Dan, lebih mengejutkannya lagi anak laki-laki itu begitu mirip dengan suaminya.

" Mas, jadi ini urusan yang kamu bicarakan Hah? Kamu selingkuh dan punya anak dari wanita ini iya ? Ya Allah, apa salahku Raka. Kamu benar-benar membuat aku kecewa. Kalau sudah begini kenapa tidak mau bercerai Hah? Kenapa ?" kata Yuna berapi-api.

Bulir-bulir air matanya menetes mengalir membasahi pipinya. Yuna menatap kosong ke arah suaminya, dia benar-benar kecewa dengan apa yang saat ini dilihatnya.

" Kalau bukan karena kecelakaan itu, anak kita juga masih hidup. Itu semua gara-gara kamu yang tidak fokus menyetir dan selalu saja mengeluh tentang kehamilanku. Bahkan, kamu ingin aku aborsi agar kamu hanya berdua saja denganku.Tapi, nyatanya kamu malah selingkuh dengan teman baikku dan memiliki anak dengannya. Aku benci kamu, kali ini jangan pernah hubungi aku lagi. Kita cerai! " kata Yuna sembari berlalu pergi.

Raka bangkit, dan mengejar sang istri yang saat ini sedang pergi meninggalkan mansion ini. Sang anak pun berteriak meminta ayahnya untuk tidak pergi. Tapi sayang, pria itu lebih memilih mengejar Yuna daripada tinggal bersama anaknya. Livia, menatap kesal ke arah pria pujaannya tersebut. Sementara itu, Yudha menangis kencang meminta ayahnya kembali.

***

Raka, meraih pergelangan tangan sang istri. Dia meminta para bodyguard nya pergi meninggalkan mereka berdua.

" Aldo, Gio jangan pergi !" ujar Yuna menahan keduanya.

" Ku bilang pergi ya pergi. Atau kalian mau dipecat ya? "

Aldo dan Gio tampak ketakutan, kemudian mereka pergi meninggalkan pasangan yang sedang bertengkar tersebut. Yuna menatap kesal pada sang suami.

" Apa yang ingin kamu katakan? Semua ucapanku benar 'kan kamu selingkuh Raka "kata Yuna sarkastik.

" Yuna, lebih sopan sedikit ketika berbicara dengan suami. Siapa yang mengajarimu berbicara tidak sopan begitu? Aku bisa jelaskan, dia memang ibu dari anakku. Dia bilang saat aku mabuk, tanpa sengaja aku menariknya masuk ke dalam kamar hotel. Dan---"

" Terjadilah perzinahan itu, iya 'kan? Kamu pikir aku bodoh, kamu memang tidak pernah mencintai aku Raka. Lima tahun sudah kita menikah, tapi masih belum dikaruniai anak lagi pasca keguguran. Kamu selalu menyalahkan aku yang tidak baik menjaga asupan makanan dan juga tubuhku. Sehingga aku sulit hamil, dan diluar sana kau tebarkan benihmu hingga jadilah seorang putra yang amat sangat mirip denganmu. Aku benar-benar bodoh, bisa-bisanya aku bertahan dengan pria jahat seperti kamu. Pokoknya ini terakhir kalinya kita bertemu, tunggu tuntutan cerai dariku. Dan jangan lupa, tanda tangani setelahnya. ALDO, GIO keluarlah! "

Tidak lama, bodyguard pribadinya datang. Lalu, Yuna meminta pada mereka untuk melepaskan genggaman tangan Raka. Awalnya mereka menolak, tapi Yuna mengancam mereka dengan rahasia keluarga masing-masing. Alhasil, keduanya kini berhasil mendorong tubuh Raka. Sementara itu, Raka bangkit lagi dan hendak mengejar sang istri. Sayangnya, Yuna sudah masuk ke dalam mobil dan segera pergi meninggalkan rumah mewah milik anaknya ini.

" Kenapa jadi begini sih? " batinnya.

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!