Srekjk
Srekk
Brukh
Aarrgghhh " sial... Aku gak nyangka rasanya sesakit ini ssshhh.... Gadis itu masih sekecil itu sudah mampu meluluh lantakkan dua kelompok sekaligus lalu bagaimana kalau sudah dewasa nanti ??" Gumam pria itu sambil meringis kesakitan.
Tanpa sadar dia menoleh ke arah gadis kecil yang tengah tidur dengan wajah polos nan imutnya,tak menggambarkan kesadisan yang semalam sudah gadis itu perbuat.
"Hhhhhhh.... Siapa yang menyangka gadis sepolos ini adalah jelmaan... Ahh... Sudahlah!!
Aku harus mengajarkan gadis kecil ini sesuatu agar tak mudah tertidur meskipun dalam keadaan capek,. " Kembali pria itu bergumam.
Yah dia adalah Dimitri Vegas pria keturunan Jawa Belanda ayahnya dari Belanda sedangkan ibunya Jawa tulen yang mana kental akan tradisi kuno yang terkenal akan kemistisa nya.
Dan sayang nya Dimitri sangat menyukai tradisi tersebut daripada mengikuti jejak ayahnya, meskipun begitu Dimitri tetap mewarisi dan pewaris tunggal dari kekayaan ayahnya apalagi ayahnya juga seorang pemimpin mafia yang paling ditakuti didunia gelap seluruh dunia meskipun tak ada yang tahu rupa dari tuan Damian Marley Vegas.
Sekali lagi Dimitri memandang gadis kecil tersebut yang sedang tertidur pulas dengan mengemut jari jempolnya.
Hhhhhhh....
Lagi dan lagi Dimitri menghela nafas panjang siapa yang menyangka gadis kecil yang seimut dan secantik itu adalah jelmaan separuh iblis yang faktanya adalah dia juga keponakannya,anak dari adik ibunya yang beberapa waktu yang lalu kedua orang tuanya meninggal dunia secara misterius.
Bukannya keberatan dia menjaga dan mengasuh gadis kecil itu tapi yang membuat dia berat adalah tugas yang diembannya atau bisa dibilang tugas dari kakeknya yang mana dia harus mendidik dan mengasah kemampuan gadis kecil itu dengan tangannya sendiri.
"Sayang sekali sekecil ini harus menemui ujian yang begitu berat kedepannya, semoga kau kuat girl..." Tanpa sengaja tangannya terulur mengelus pucuk kepala gadis yang tengah tertidur pulas itu.
"Lalu kemana kakek setelah kejadian semalam...??" Dahi Dimitri berkerut memikirkan sesuatu yang entah itu apa.
"Om... " Terdengar suara merdu serak khas bangun tidur dari gadis kecil itu.
"Hhmm... Tidurlah lagi om tahu kamu masih capek besok kita akan pergi ke London ketempat kakek berada,. " Ucap Dimitri lembut.
"Kenapa kita harus kesana Om... Bukankah disini juga sama saja Ku gak mau kesana Om...." Keluh tanya gadis kecil itu.
"Mbah uyutmu meminta om menjagamu sampai kamu besar nanti dan kamu harus menempuh pendidikan yang lebih tinggi agar kelak kau jadi anak yang paling sukses..." Nampak mata gadis kecil itu berkaca kaca, dia sebenarnya enggan meninggalkan tanah kelahirannya tapi disini dia sudah tidak punya siapa-siapa lagi selain om nya ini.
"Nurut Abhisya.... " Nampak gadis kecil itu mengangguk patuh meskipun terpaksa.
"Apakah suatu saat kita akan kesini lagi Om...??" Dimitri mengangguk pasti dan tegas.
"Mbah buyut mu meminta om menjagamu dan juga mendidik mu dengan keras sesuai aturan Jawa meskipun kamu berada dilondon nanti jadi kamu jangan khawatir,.." Abhisya pun kembali terdiam pikiran nya melayang tentang Mbah buyutnya dimana semalam beliau berpesan sesuatu sebelum beliau pergi menghilang entah kemana.
"Kamu nurut dan patuh semua aturan Om,. Oh iya Mbah buyut meninggal kan sesuatu yang hanya kamu sendiri yang bisa membuka dan membacanya,"
Lagi lagi Abhisya hanya terdiam membisu dan Lamat lamat mengangguk Paham akan arti dari kalimat om nya.
"Sekarang kamu istirahat okay... Om juga akan istirahat sssshhh..." Tubuh Dimitri tersentak kala tangan mungil Abhisya menyentuh bagian dimana luka luka yang didapat kan Dimitri dari kejadian semalam.
Luka sobekan daging yang nampak menganga lebar bahkan Dimitri pun tak sadar kala mendapatkan luka tersebut,nampak terasa panas di sekujur tubuhnya yang perlahan-lahan menjadi sejuk secara bersamaan.
Tapi bersamaan itu pula nampak cahaya menyilaukan berwarna keunguan dari tangan mungil gadis kecil itu tapi lambat Laun cahaya itupun perlahan-lahan meredup.
"Nah... Om sudah sembuh dan gak sakit lagi tapi om harus temani Abhisya bobok yah Abhisya lelah..." Sedetik kemudian tubuh mungil Abhisya pun tergeletak dikasur lantai dalam ruangan tersebut.
Dimitri yang masih tidak sadar akan keadaan nya pun tersentak kala mendengar suara gadis kecil tersebut, kedua mata Dimitri membola melihat keadaan Abhisya yang nampak pucat dari sebelumnya.
Setelah Dimitri sadar akan apa yang dilakukan keponakannya tersebut tak bisa diam saja gegas dia mengambil selimut tebal kala tangan besarnya menyentuh kening dan tubuh gadis tersebut yang mana sangat dingin untuk suhu tubuh normal pada umumnya.
"Astaghfirullah Abhisya.... Apa yang kamu lakukan girl... Tanpa bantuan mu om bisa sendiri meskipun harus ke rumah sakit dulu,lihatlah sayang tubuhmu jadi dingin seperti ini... " Cemas Dimitri pun melepaskan kaosnya dia pun tidur disamping Abhisya dengan posisi seperti ibu ibu yang ngelonin balitanya.
###########
Sepuluh tahun pun berlalu kini Abhisya pun tumbuh menjadi gadis remaja yang sangat cantik dengan wajah khas Indonesia Jawa tulen, bahkan sangat cantik daripada gadis gadis pada umumnya.
Entah apakah ini pembawaan dari lahir ataukah memang gadis itu tumbuh dengan keistimewaan yang dimiliki nya hingga membuat tubuhnya sangat sempurna dengan kecantikan yang khas.
"Sayang apakah kamu sudah siap pulang ke indo...???" Ucap tanya wanita paruh baya yang masih nampak sangat cantik diusianya yang sudah menuju senja tersebut.
"Insya Allah sudah mom.... Om sudah menyiapkan semuanya bahkan kepindahan sekolah juga sudah diurus" kini wajah sumringah yang tadi nampak diwajah wanita paruh baya tersebut meredup seolah tak mau kehilangan anak gadisnya yang sudah dianggap putri kandungnya tersebut.
"Abhi pasti akan sering berkunjung kalau ada waktu mom..." Ucap Abhisya menenangkan,bahkan kini gadis tersebut memeluk mommy nya dengan hangat menenangkan.
"Maaf kan anak mommy yang sangat keras dalam mendidik mu yah nduk...." Kini logat jawanya sedikit keluar meskipun hanya dengan panggilan 'nduk' saja.
"Siap mom... Bagaimana pun juga abhi berhutang banyak pada Om beliau banyak berkorban demi abhi,. Nanti abhi pasti akan Carikan cewek yang sesuai dengan kriteria om Dimitri agar mommy segera punya cucu" ucap Abhisya sambil terkikik geli.
Pukk
"Kamu ini tahu aja keinginan mommy sayang... On kamu mana mau kalau tidak di Carikan yang tepat. Mommy boleh request gak yah..." Ucap wanita paruh baya yang tak lain adalah ibunya Dimitri sekaligus nyonya di mansion utama ini.
"Bo... "
"He em..... Sudah ngobrol nya?? Abhi... Lekas ke mobil takutnya kita akan telat pesawat nanti..." Abhisya mengacungkan jempol sambil tertawa kecil,setelah itu berpamitan pada nyonya Ayu wandira ibu dari Dimitri tersebut.
"Hati hati yah sayang... Jaga kesehatan, jangan sampai telat makan,.. " tutur nyonya Ayu.
"Ckk .. sudahlah mom .. abhi dah gede juga gak usah khawatir... " Gerutu Dimitri.
"Sebenarnya yang anak mommy itu siapa sih aku atau Abhisya,gak ada khawatir khawatir nya padaku... " Gerutu Dimitri Vegas pelan.
Abhisya yang mendengar gerutuan Dimitri pun terkikik geli " iri... Bilang boosss .." ucap Abhisya sambil berlari kecil takut kena tampol om nya. Sedangkan Dimitri melotot tak percaya dengan apa yang diucapkan keponakannya itu.
"Awas kau yah .. abhi..."
"Sudah sudah Sono Leh berangkat mengko wedine wes lepas landas Ngkok nesu ... Yowes Ndang .. " ucap nyonya Ayu.
"Agas berangkat mom... Mommy jaga kesehatan juga nnti klw ada waktu aku dan abhi akan pulang jenguk mommy..." Sambil mencium takjim tangan ayu kemudian memeluk erat mommy nya.
Kini di bandara Soekarno-Hatta Jakarta nampak seorang gadis dan seorang pria matang yang baru saja keluar,,
Sedangkan diparkiran nampak beberapa pria dengan berbadan kekar masih menunggu kabar dari boss nya.
Drrrttt
Drrrttt
"Hallo boss..."
"(.....)"
"Siap boss saya akan kesana segera..."
"Kalian tunggu disini dan berjaga jaga awasi sekeliling dan jgn smp lengah ingat itu..." Setelah memberikan perintah pada beberapa anak buahnya kini Ken sudah melesat menuju kearah yang ditunjukkan bossnya.
Setelah lima menit
"Selamat datang kembali boss...!!" Ucap Kenzie kepada bossnya yang tak lain adalah Dimitri,tanpa sadar Kenzie melirik kesamping bossnya nampak seorang gadis cantik yang tengah fokus bermain dengan handphone nya.
"Jaga pandangan mu Ken... " Jangan lupakan sorot tajam Dimitri kearah tangan kanannya tersebut.
Seketika itu juga Ken menundukkan kepala takut akan ultimatum bossnya.
"Maaf boss ... Kalau boleh tahu apakah dia nona Abhisya....!?" Ucap tanya Kenzie.
"Heemm..."
"Selamat sore kak Ken.... " Sapa Abhisya lembut.
Kenzie yang mendengar suara lembut Abhisya langsung cengo terpesona saking lembut nya, yang mana seolah olah Ken berada ditengah Padang bunga warna warni dengan aroma wangi khas nan sejuk dan menenangkan,tanpa disadari oleh Kenzie kalau suara Abhisya mengandung aura mistis yang mana siapapun yang mendengarnya akan dengan mudah terhipnotis.
Plakk
"Isshh... Om sakit tahu..." Keluh Abhisya meringis.
"Hentikan abhi... Kasihan Ken dia tak tahu apapun akan hal ini kalau dia kau buat seperti ini siapa yang akan mengawal kita jangan jahil..." Ucap Dimitri pelan tapi tegas
"Cuma main main om... Dan hanya ingin uji coba aja hehe... Ternyata sedahsyat itu xixixi..." Dimitri memutar bola mata malas melihat tingkah anak angkatnya tersebut.
Pukk
"Kak Ken ayukk kita pergi... " Ucap Abhisya menyadarkan Ken dari pengaruh Abhisya.
"Eh oh... No nona,. Apa yang terjadi??" Tanya Kenzie cengo menoleh kekanan kekiri celingak celinguk seperti orang linglung.
"Ckk... Dasar anak nakal... " Gumam Dimitri
"Ken... Sudah kau siapkan semuanya kan??" Tanya Dimitri mencoba membuat Kenzie kembali kedalam kesadaran nya.
" Su sudah tuan,semua sudah siap ..." Jawab Kenzie kembali ke mode awal.
"Bagus,aku tidak mau kau melewatkan sedikitpun Ken... Jangan sampai ada cela kau mengerti..." Ucap tegas Dimitri.
"Siap boss..." Setelah mengucapkan itu Kenzie langsung menuju mobil dan membukakan pintu untuk Dimitri.
Ken melihat nonanya sudah duduk dibangku belakang entah mengapa dia sedikit waspada dan takut akan nonanya ini.
Dimitri yang melihat itupun hanya tersenyum smirk melihat tingkah Kenzie tangan kanannya tersebut,ternyata sehebat itu gadis kecil disampingnya ini.
"Ada apa kak Ken...??" Tanya Abhisya kepada Kenzie, meskipun gadis itu tidak melihat Kenzie secara langsung tapi gadis itu tahu kalau Kenzie tengah memperhatikan nya.
Kenzie nampak gelagapan dibuatnya akan pertanyaan gadis itu.
"Ti tidak nona... Saya hanya..."
"Ken jalan dan jangan buang buang waktu,." Tegas Dimitri.
"Kau juga jangan suka jahilin anak buah om atau aku hukum kamu,.. " ucap Dimitri tanpa ekspresi yang mana hanya ditanggapi cuek oleh Abhisya.
Setelah menempuh empat puluh lima menit perjalanan menuju mansion nampak Abhisya tertidur dengan lelapnya mungkin terlalu lelah karena perjalanan dua belas jam dari London ke Indonesia.
Meskipun menggunakan jet pribadi tapi tetap saja rasa lelah menggelayuti gadis tersebut karena sudah hampir seminggu gadis itu tidak tidur sama sekali karena pelatihan yang sangat keras yang dilakukan oleh Dimitri pada gadis tersebut.
"Ternyata kau selelah ini baby...." Gumam Dimitri pelan.
"Tuan apa ada yang bisa saya bantu..." Tanya Ken sambil menunduk hormat disamping pintu.
" Tidak kau cukup berjaga saja dan tunggu perintah langsung dari saya" ucap Dimitri tegas tak terbantahkan dia tidak mau anak angkat kesayangannya disentuh orang lain meskipun itu orang kepercayaan nya sekalipun.
"Baik tuan..."
Dengan pelan tapi pasti Dimitri menggendong Abhisya ala bridal style menuju kamar gadis tersebut ke lantai 3 dimana lantai tersebut dikhususkan untuk gadis tersebut dan dirinya.
Sedangkan lantai dua dan lantai satu ada beberapa kamar yang dikhususkan untuk kamar tamu dan kamar untuk keluarga nya jika memang ada yang menginap.
Sedangkan para maid yang berjajar rapi menunduk hormat tanpa ada satu pun yang berani menatap sang tuannya kecuali satu maid yang beberapa hari baru bekerja disini yang mencuri curi pandang menatap sang tuannya.
"Gila... Tuan besarnya tampannya diluar nalar gak salah nih gue bekerja disini bisa gue gaet secara pelan pelan nanti" batin gadis itu dengan senyum licik nya.
Tak ada yang tahu jika sang tuan mudanya bisa mendengar satu persatu isi hati mereka, tadinya Dimitri biasa saja tapi siapa sangka di mansion nya terdapat tikus kecil yang manipulatif.
Plak
"Jaga pandangan mu tuan besar paling tidak suka jika ada salah satu pelayan nya bersikap kurang ajar apalagi secara langsung menatapnya kau mengerti..." Ucap kepala pelayan.
Gadis itu memutar bola mata malas mendengar celotehan sang kepala pelayan, gadis itu mendengus sebal karena hayalan nya terganggu dan dirusak secara paksa oleh kepala pelayan tua yang ada disampingnya ini.
Prokk
Prokk
Prokk
"Semuanya kembali ketugas masing masing ingat tuan muda tidak mau ada kesalahan sekecil apapun atau kalian akan kehilangan pekerjaan kalian,dan bukan hanya itu bisa saja kalian akan diblacklist dimanapun agar kalian tidak bisa bekerja dimanapun camkan itu,. " Perintah kepala pelayan tegas kepada seluruh maid disana.
"Dan kau pois... Jangan pernah bertingkah disini karena kau baru bekerja beberapa hari disini.." peringat kepala pelayan sarkas.
"Iya pak Robert..." Ucap pelan poison sambil menunduk,tak ada yang tahu kalau dibalik wajah polos gadis itu tersimpan racun yang sangat mematikan.
Namanya saja poison yang artinya racun sudah pasti beracun itu sudah pasti,bukan hanya mulutnya yang beracun tapi tingkah gadis itu juga sangat beracun tapi tak ada yang menyadari nya.
Sedangkan Dimitri setelah dia meletakkan gadis tersebut diatas kasur king size nya kini Dimitri berada dikamar pribadinya sendiri dengan posisi duduk menyandar disofa tunggal yang ada di kamar nya kini Dimitri melonggarkan dasinya.
Nampak gurat kelelahan diwajah tampan pria matang tersebut,banyak sekali planning planning yang ada didalam otak kecilnya itu,bahkan kini dia sedikit melamun,masih teringat beberapa bulan yang lalu dimana sang kakek menemuinya didalam kamarnya setelah melakukan pelatihan bersama Abhisya anak angkatnya.
"Telung Wulan ngkas koe kudu siap le.... Abhisya wes kuat lahir batin rek tak delok Ra sah kuatir genduk Ayuku wes kuat tenanan kui ( tiga bulan lagi kamu harus siap nak.... Abhisya sudah kuat lahir batin kalau kulihat tidak usah khawatir gadis cantikku sudah bener bener kuatitu) " ucap kakek Surya Diningrat.
"Kakek jangan membuat aku terkena serangan jantung mendadak kenapa??? Udah datang tak diundang pergi pun tak kuantar" desis Dimitri yang mana dirinya memang terkejut akan kehadiran sang kakek secara tiba-tiba.
"Hhhmmm.... Siap ora siap koe kudu siap sebab e bulan purnama Abang wes arep muncul,si Mbah yakin abhi yowes weruh yowes siap... ( Siap tidak siap kamu harus siap sebab bulan purnama merah sudah akan muncul kakek yakin abhi sudah tahu yah juga sudah siap...)" Dimitri memutar bola mata malas.
"Kek... Aku takut kehilangannya dia sangat berarti bagiku kek... Dia sudah kuanggap putriku sendiri,dulu aku sempat suka dan mencintai nya tapi aku sadar dia masih ada hubungan darah dengan ku karena itulah aku sakit dan patah hati sebelum berjuang yang mana perjuangan ku tak pantas dan bukan pada tempatnya,. Maaf kan Dimitri kek sungguh rasa itu tiba-tiba muncul tanpa bisa dicegah tapi aku hanya bisa menjalani alurnya saja" sedangkan kakek Surya hanya diam mendengarkan curhatan cucu nya itu.
"Andai saja dia bukan..."
"Yowes persiapkan dirimu dan abhi jangan buat kesalahan sekecil apapun"
Sett
"Issshhh dasar kakek tua muncul dan ngilang seenaknya aja"
Tok
Tok
Tok
"Maaf tuan ada kabar yang harus saya sampaikan " terdengar suara dari luar kamar Dimitri yang mana Dimitri tahu siapa yang ada dibalik pintu kamar itu.
"Tunggu di ruang kerja ku Ken .."
"Baik tuan kalau begitu saya permisi dulu"
Tepat pukul tujuh malam Abhisya terbangun dari tidurnya,dia masih berusaha melihat suasana disekelilingnya dan ternyata dia sudah ada di mansion Om nya.
"Hooaammm.... Masih ngantuk tapi aku lapar, untuk aku lagi dapet jadi gak takut telat sholat" gumam gadis itu pelan.
Setelah beberapa menit Abhisya selesai dengan bebersih dan kini gadis itu nampak cantik dengan dress semata kaki dengan warna peach ada gambar bunga bunga tulip kecil kecil hingga mempercantik tampilan gadis tersebut.
Tanpa makeup hanya liptint yang tersemat dibibir mungilnya,hingga menambah kesan sederhana tapi elegan.
"Sudah cukup wes,.. udah cantik om pasti terpesona hihihi..." Gumam gadis itu lembut sambil tersenyum sumringah.
Tap
Tap
Tap
Dengan langkah pelan tapi pasti gadis cantik nan ayu tersebut turun melalui tangga bukan melalui lift hingga membuat siapapun yang melihatnya terpesona akan kecantikan nya.
Hanya satu pelayan yang tak suka melihat nonanya, awalnya dia sangat kagum akan kecantikan nya tapi karena dia punya hati iri dan dengki hingga dia menutup mata hatinya.
Yang ada hanya rasa tak suka yang kentara dalam hati dia berkata 'ckk cantik biasa saja sombong lebih cantik aku kemana mana' gerutu poison dalam hati,tapi muka masih menunjukkan senyum manis terindah yang penuh akan kepalsuan.
"Hhmm... Ternyata ada ulet didalam mansion Om,ku kerjain ah... Sejauh apa dia berani melunjak padaku" nampak senyum manis tersemat dibibir pink gadis cantik nan ayu tersebut.
Diujung ruangan ternyata kepala pelayan sudah memperhatikan pelayan baru tersebut secara diam diam "kau salah memilih lawan pois... Kau akan lenyap sebelum melakukan rencana mu,. Entah apa yang akan kau rencanakan tapi aku jamin sebelum itu terlaksana kau akan menjadi abu..." Gumam kepala pelayan dalam hati.
Semua kata kata yang terucap dalam hati baik poison maupun kepada pelayan tak luput dari pendengaran Dimitri kecuali Abhisya, Dimitri tak akan bisa mendengarkan apa yang gadis itu ucapkan kecuali atas kemauan gadis itu sendiri lewat telepati.
"Malam om... " Dimitri terpesona melihat gadis nan ayu didepannya itu.
"Hhmm... Duduklah,. Pelayan persiapkan cepat...!!" Baik tuan.
Pelayan yang khusus untuk melayani sang tuan disaat makan kini maju satu persatu seperti berada di tengah kerajaan saja , bagaimana tidak mansion yang besar nan mewah ini banyak sekali maid dan itu sudah ada tugas masing masing.
" Tunggu.... " Ucap Abhisya menghentikan pelayan yang mendekat kearahnya guna melayani nya.
" Aku ingin kau melayani ku saat ini,." Perintah Abhisya sambil menunjuk poison dipojok ruangan.
Poison yang terkejut akan perintah nonanya menggeram marah dengan mengepalkan tangan kuat,tapi mimik wajah masih menunjukkan senyum palsu termanis nya.
"Dan kau lakukan tugas yang lain..." Perintah Abhisya pada pelayan tadi.
"Baik nona ..." Sambil menunduk hormat pelayan muda itupun memundurkan langkahnya kebelakang.
"Kau... Cepat layani aku dan aku tak mau ada kesalahan sedikit pun,. " Dalam diam dan penuh amarah poison melakukan apa yang diperintahkan kepadanya.
"Ckk sial sekali aku melayani gadis jelek ini kenapa bukan tuan mudanya nan tampan itu saja yang kulayani" gerutu poison dalam hati.
Poison pun maju tapi...
"Stopp.... Aku berubah pikiran kau layani saja om ku aku lebih suka maid yang tadi saja yang melayani ku " nampak senyum sumringah tercetak jelas dibibir beracun poison tersungging penuh gula gula manis yang diciptakan oleh poison.
Sementara Dimitri membola mendengar apa yang dilakukan anak angkatnya itu,wajah datarnya menunjukkan ketidak sukaan akan apa yang gadis itu lakukan tapi dia tahu kalau Abhisya sedang merencanakan sesuatu pada maid tersebut hingga dia hanya bisa diam saja sambil mengamati sejauh apa anak angkatnya tersebut memberikan pelajaran kepada maid kurang ajar tersebut.
"Om tidak keberatan kan..." Sambil tersenyum manis kini Abhisya sambil memainkan kedua alisnya naik turun meminta persetujuan Om nya.
"Hheemmm..." Hanya itu yang keluar dari bibir seksi om nya.
"Dengan senang hati nona..." Tanpa menunggu perintah dua kali poison pun dengan sigap dan cekatan melayani sang tuan muda sambil berjalan genit dibuat buat poison mencoba menarik perhatian Dimitri Vegas.
Sementara kepala pelayan menggelengkan kepalanya pelan menyayangkan sikap poison yang terlalu agresif dan sangat menjijikkan Dimata kedua majikannya, jangan kan majikannya dirinya pun jijik melihat tingkah poison yang diluar nalar tersebut.
Berani beraninya dia bertingkah seolah-olah dia lebih cantik dari nonanya maka dengan tidak tahu malunya gadis itu melakukan sesuatu yang paling dilarang di mansion ini, apalagi dia sebagai kepala pelayan sudah berkali-kali mengingatkan bukan hanya kepada poison saja tapi kepada seluruh maid di mansion ini.
"Sangat disayangkan kau tidak akan berumur lama gadis kecil" gumam kepala pelayan dalam hati.
Sedangkan Dimitri dan Abhisya bergidik jijik melihat tingkah poison yang dibuat buat tersebut dengan menampilkan wajah datarnya.
Keduanya sama sama menatap tajam poison,nampak Abhisya sudah tidak berminat pada maid tersebut biarlah pamannya saja yang memberikan pelajaran pada maid tersebut.
"Cukup... Siapa yang merekomendasikan mu untuk bekerja disini??" Tanya Dimitri masih dengan wajah datarnya.
"Sa saya tuan..." Tatapan tajam Dimitri mampu menusuk siapapun yang bertatapan langsung dengannya.
Kini tubuh poison bergetar hebat entah mengapa tubuhnya tak mampu bergerak sedikit pun, suaranya pun bahkan enggan untuk keluar sekedar menjawab pertanyaan tuannya.
"Pak Robert..."
"Saya tuan " dengan bergegas pak Robert pelayan tua tersebut menghampiri tuannya dengan tubuh sedikit bergetar.
"Bawa wanita ini ketempat dimana seluruh anak buahku berlatih biarkan dia yang melayani mereka disana aku muak melihat wajahnya" perintah Dimitri Vegas tak terbantahkan.
"Baik tuan..." Robert menunduk hormat.
"Tap tapi apa salahku aku tidak membuat kesalahan sedikit pun disini kenapa aku harus dipindahkan... Tidaaakkk.... Aku tidak mau hei... Pak Robert apa yang kau lakukan!! Tidaakk aku tidak mau.... " Teriak poison
"Diam... Kau sudah cukup bikin ulah setelah ini renungkan kesalahan mu..." Ucap tegas pak Robert.
"Hei pria tua... Apa yang kau katakan aku tidak membuat salah apapun..." Pak Robert tidak mempedulikan teriakan demi teriakan poison yang semakin menggema.
Karena saking kesal dan jengkel nya hingga membuat telinga pak Robert panas akhirnya pak Robert pun memukul tengkuk poison hingga membuat wanita itupun jatuh pingsan.
"Ckk... Om tidak seru ah... Kenapa om tidak buat mainan saja wanita impulsif itu" ucap Abhisya sedikit menggoda omnya.
"Kan lumayan om jadi tidak kesepian lagi... Xixi" ucap Abhisya terkikik geli,jika mengingat tingkah maid tadi Abhisya juga sedikit bergidik geli.
"Menjijikkan...." Ucap singkat padat dan jelas.
"Setelah ini keruang kerja om... Ada yang ingin om bicarakan..." Masih dengan ekspresi datarnya yang khas Dimitri sedikit melihat kearah anak angkatnya tersebut.
"Gadis ini... " Tak melanjutkan ucapannya Dimitri pun melanjutkan makannya dalam diam.
"Abhi selesai om.... " Setelah mengucapkan kata kata tersebut kini Abhisya tengah memperhatikan om nya dengan intens.
"Om juga.... Ayo..."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!