NovelToon NovelToon

Mendapat Cinta Setelah Hidup Kembali

satu

Hah... Hah.. Hah

Bianca terbangun dari tidurnya. Ia memperhatikan keadaan sekeliling dan mengerutkan dahinya

"i.. Ini kamar gw di rumah lama kan..?" guman bianca pada dirinya sendiri sampai ia melihat kalender meja didekatnya...

"10 April 2020..? Apa gw kembali kemasa lalu..? Kalau tahun 2020 berarti gw masih SMA kalo ngga salah inget minggu depan gw bakalan wisuda, mami papi..?" bianca langsung berlari keluar kamar saat ingat orang tuanya...

"mami... Papi...." teriak bianca sambil menuruni tangga dan menatap sekeliling

"mami... Papi..." teriak nya lagi membuat orang tuanya kaget dan keluar dari ruang kerja papi, takut terjadi sesuatu pada anak semata wayangnya

"ada apa sayang. Kenapa teriak-teriak .." tanya mami yang melihat bianca terlebih dahulu yang sedang mencari orang tuanya

Bianca langsung berlari dan memeluk erat sang mami dan menangis, papi yang melihatnya heran dengan apa yang dilakukan anak semata wayangnya, tak biasanya anaknya seperti ini.

"kamu kenapa..? Habis bangun tidur koq malah nangis begini sih, habis mimpi buruk ?" tanya mami sambil mengelus rambut anaknya

Bianca menggeleng dalam dekapan sang mami sambil menangis terisak, mami hanya mengelus kepala anaknya walau sebenarnya masih bingung dengan sikap anaknya

Tak lama Bianca melihat papinya yang tersenyum. Cinta pertama nya yang tak pernah mengecewakannya tapi pada akhirnya karena Bianca salah mencintai seorang pria, bianca menjadi alasan kematian orang tuanya.

Bianca pindah kedalam pelukan papinya sama seperti tadi bianca masih menangis memeluk tubuh papinya yang masih terlihat gagah dan sehat walau sudah berumur.

"bian.. bian sayang sama papi mami... Maaf ya kalo selama ini bian nakal dan selalu ngebantah omongan mami papi..." ujar bianca membuat orang tuanya tersenyum

"kamu itu anak satu-satunya mami papi. papi pribadi ngga pernah merasa kecewa sama kamu sayang. Papi selalu bangga dengan kamu. Hanya saja keras kepalanya tolong kurangi ya. Apapun yang papi dan mami sampaikan in syaa allah semua demi kebaikan kamu" ujat papi lembut

"iya pi... bian janji setelah ini bian akan selalu nurut sama mami papi... bian akan jadi anak kebanggaan mami papi" ucap Bianca yakin

"udah ach.. Kenapa jadi melow gini sih.. Oiya sayang, mami mau tanya lagi, buat hadiah kelulusan kamu sekaligus merayakan diterimanya kamu di universitas favorite, kamu jadi minta apartemen..?" tanya mami memastikan

"engga usah mi, jangan apartemen. Kalo apartemen nanti bian jadi jarang nengok mami papi deh. Bian mau tinggal di sini sampe bosan" ujar bianca membuat kedua orang tuanya tersenyum mendengar jawaban anaknya

"ya sudah.. Apapun itu papi selalu dukung. Kalo kamu butuh apa-apa kasih tau papi ya nak.."

"makasih cinta pertamanya bian..." ujar bian sambil memeluk papinya tapi langsung dilepas dan langsung memeluk maminya

"makasih buat mami juga, tanpa mami bian bukan apa-apa. Tetep ingetin bian ya mi, tarik bian kalo bian salah jalan, jewer bian kalo bian susah dibilangin" lirih bian di telinga mami

Dulu saat punya apartemen disitu awal kehancuran gw. Denis yang menyarankan meminta apartemen dengan alasan agar nanti dekat dengan tempat kuliah, padahal tanpa gw tau denis sering mengajak rere ke apartemen. Denis memanfaatkan apartemen untuk menjauhkan gw dari mami papi, denis mulai mengontrol hidup gw. Secara halus. Denis orang yang udah bikin dunia gw hancur. Gw akan mulai memperbaiki hidup gw dimulai dari hubungan keluarga gw.

......................

Hari kelulusan Bianca pun tiba dengan memakai kebaya modern bianca terlihat cantik, ditambah mami memberikan sentuhan make up tipis pada wajah cantik Bianca

"mami Udah donk, jangan tebel-tebel" protes bianca saat mami memoleskan lipstik pada bibirnya

"iya.. Iya.. Ini juga udah selesai koq" ucap mami sambil menyingkir dari hadapan anaknya dan bianca langsung melihat pantulan dirinya di cermin

Dulu Denis bakalan muji kecantikan gw dan nembak gw setelah acara kelulusan tapi dibelakang ternyata dia malah udah jadian sama rere. Cih... Kali ini gw yang bakalan pegang kendali, ngga bakalan gw biarin kalian mengatur hidup gw, Ngga bakalan gw biarin kalian hancurin hidup gw lagi. Justru gw yang bakalan bikin kalian nyesel udah berniat jelek sama gw juga keluarga gw

"hey.. Koq malah bengong, ngga bagus ya..? Apa kita ke salon aja, masih sempet koq kalo cuma minta di make up'in." ujar mami merasa bersalah saat melihat anaknya terdiam

"ngga mi, cukup koq. bian suka. Makasi ya mi..." jawab bianca membuat perasaan mami menghangat.

Bianca juga mami keluar dari kamar setelah merasa sudah rapi semua.

"waduh... Bidadari-bidadari papi udah siap .?" ucap papi saat melihat anak dan istrinya berjalan ke arahnya

"cantik mana pi, Bian apa mami..?" pertanyaan menjebak bian membuat papi menggaruk keningnya

"aduh bi... pertanyaan kamu itu bisa bikin kita perang dingin loh.. Yang pasti bianca anak papi yang selalu cantik karena lahir dari mami yang cantik juga"

"wah jawaban papi pas untuk menyelematkan diri papi juga.. Hehe... Ayo pi takut macet" ucap bianca

khusus hari ini papi memang cuti untuk menemani istri juga anaknya. Wisuda kelulusan bianca yang di adakan di hari kerja tak membuat papi tidak menghadiri hari spesial anaknya bahkan papi menyetir sendiri untuk keluarga kecilnya.

"oh iya bi, nanti selesai acara kamu ada acara lagi ngga?" tanya papi di tengah perjalanan sambil melihat ke kaca spion karena bianca duduk di bangku belakang

"em.. Ngga tau juga pi emangnya kenapa..?" tanya bianca balik sambil mengingat masa lalunya.

Dulu setelah kelulusan denis nembak gw dan ngajak kumpul bareng teman-teman yang lain sampai malam, tentu karena gw yang bayar semua tagihannya dengan dalih baru jadian. Tapi sekarang gw mau menghabiskan waktu gw sama mami papi

"papi mau booking restoran favorit kita. Gimana?" tanya papi lagi

"mau donk pi... Pokoknya hari ini bian mau menghabiskan waktu sama mami papi" ucap bianca dengan semangat

1 jam berlalu dan mereka sudah ada diparkiran sekolah bianca.

"Bianca.... "teriak salah seorang siswi saat melihat bianca keluar dari mobil. bianca menoleh dan tersenyum saat melihat sahabatnya disana

"ya ampun gisell cantik banget lo hari ini.. Nah gini donk, jangan dipake kaca matanya kan jadi tambah cantik" puji bianca pada sabahatnya yang sehari-hari memakai kaca mata

"bisa aja kamu mujinya... Eh om tante apa kabar..?" ujar gisell saat melihat mami papi bianca mendekati mereka

"baik nak.. Orang tua kamu mana.?" jawab mami

"ada disana tan, ayo kita masuk. Mama papa juga nanyain om sama tante tadi"

"oh.. Ayo kalo gitu..." ajak mami sambil berjalan ke arah yang ditunjuk oleh gisell

Mereka pun begabung dengan keluarga gisell dan ternyata hanya ada orang tuanya. Sang kakak akan bergabung saat perayaan nanti.

"pak bima setelah ini ada acara apa..?" tanya papa gisell sambil berjalan memasuki tempat acara

"acara keluarga aja pak, kita mau ngerayain kelulusan bianca aja bertiga di restoran Zuma" jawab papi

"kalo gabung sama kita aja nanti gimana? Kebetulan restorannya sama kan" tawar papa gisell saat tau papi akan merayakan kelulusan anaknya direstoran sama dengan keluarga gisell

"kalo saya tergantung para nyonya pak.." jawab papi dengan tertawa

"oh iya benar juga, gimana bu sama nak bianca. Kalian bisa merayakan kelulusan kalian bareng-bareng. Toh papi kamu belum pesan tempat disana. Kalo om sudah pesan, kebetulan di ruangan pribadi masih bisa ditambah keluarga kalian"

"kalo ngga merepotkan, bianca sih ngga keberatan. Toh kita udah kenal sama keluarga gisell. Mami papi gimana...?"

"ngga apa-apa kalo mami, seru juga kalo gabung kan jeng." tanya mami pada mama gisell

"iya.. Betul jeng biar tambah akrab kita..."

dua

Acara berjalan dengan lancar sampai pengumuman siswa siswi terbaik di beberapa kategori. Gisell mendapat predikat murid berprestasi dengan nilai tertinggi se kabupaten. Sedangkan bianca mendapat predikat murid berprestasi dalam kegiatan sosial.

Sama seperti ingatan bianca setelah acara kelulusan selesai bianca melihat dari kejauhan denis yang akan mendekatinya, namun bianca memilih untuk berpura-pura tidak melihatnya bahkan bianca memilih untuk menghindar. Bianca menarik gisell dan bergabung dengan keluarga mereka. Denis yang melihat itu pun mengurungkan niatnya. Tapi ia masih mencoba menelpon bianca untuk ikut dalam rencananya hari ini.

Bianca melihat sekilas ponselnya yang bergetar. Terlihat nama denis disana, tapi bianca mengabaikannya dan melanjutkan obrolannya dengan keluarganya.

"pak gimana kalau kita berangkat sekarang kebetulan anak sulung saya sudah berada di restoran." ajak papa gisell

"oh ayo kalo gitu, anak-anak kalian sudah ngga ada kegiatan kan.?" tanya papi pada gisell dan bianca.

Gisell dan bianca sama-sama menggeleng

"kalo gitu kita bisa langsung aja... Kita ketemu disana ya pak" ujar papi

Kedua keluarga itu pun berjalan ke parkiran dimana mobil mereka terparkir. Bianca sengaja menempel pada sang papi dengan mengaitkan tangannya pada lengan sang papi. Karena dari kejauhan bianca melihat denis yang akan mendekatinya kembali. Bianca ingat kalo dulu bianca pernah mendengar kalau denis sebenarnya takut pada papi yang berwajah garang. Karena itu bianca memanfaatkanya supaya denis tidak berani mendekatinya dan benar saja denis masih diam ditempat sampai mobil papi keluar dari area sekolah dan membuat bianca tersenyum tipis melihatnya.

Ini baru permulaan, gw masih yakin kalau lo ngga akan melepaskan keluarga gw dari target lo den... Jadi kita lihat apa yang akan lo perbuat setelah rencana pertama lo gagal

Keluarga bianca datang belakangan, tapi gisell sempat mengirim pesan dimana letak ruangan yang mereka pesan. Karena itu mereka langsung menuju ruangan yang dipesan oleh keluarga gisell

"wah sudah kumpul semua ya..? Maaf terlambat tadi mampir pom bensin dulu dan ternyata antri" ucap papi yang merasa tak enak karena terlambat

"ngga usah formal pak, kita disini mau ngerayain acara anak-anak bukan urusan bisnis..hahahah" celetuk papa gisell

"oh iya ini anak sulung saya anggasta pak.. Mungkin pak bima pernah bertemu dengan anak saya.?" papa gisell memperkenalkan anak tertuanya

"nak anggasta itu anak anda..? Ya ampun saya ngga nyangka kalau CEO bertangan dingin ini anak bapak, saya tuh salut sama dia pak, masih muda tapi sudah bisa membawa perusahaan barunya menyaingi perusahaan yang sudah lama. Wah beruntung sekali saya bertemu dengan ceo muda ini..." puji papi saat melihat anak muda di sampingnya

"pak bima terlalu berlebihan, saya juga masih belajar pak. Saya juga sempat membaca sepak terjang pak bima didunia bisnis. Dan jujur saya juga mengagumi pak bima setelah papa saya tentunya, bahkan kalau diijinkan saya mau belajar bisnis dari bapak"

"aduh...jadi ngga enak ini dipuji sama ceo muda... Boleh-boleh nak. Saya malah senang kalau ada yang mau belajar bisnis dengan jalan yang benar bukan dengan cara licik"

"aduh ini para lelaki. Kita disini mau makan-makan loh bukan ngomongin bisnis.." sela mami "oh iya nak angga kenalkan saya istrinya pak bima nama saya angel, ini anak saya namanya Bianca.. Em.. Nak angga usia berapa ya..?" tanya mami borongan

"Tahun ini 24 tante" jawab angga ramah

"wah udah pas nih jadi calon mantu... Barang kali mau mempertimbangkan anak tante buat calon nak angga kalo nak angga belum ada calon" ucapan mami sontak membuat bianca mendelik

"mami apa-apaan sih, malu mi..." ucap bianca lirih pada maminya

"saya sih boleh saja tante, siapa yang ngga suka sama anak tante yang cantik. Cuma saya ngga yakin kalo anak tante mau sama saya apalagi saya kakak dari sahabatnya" ucapan anggasta membuat keluarganya kaget karena baru kali ini angga tidak marah jika dijodohkan dengan seseorang, terlebih saat ini di jodohkan dengan teman adiknya ada keluarganya juga. Membuat keluarga angga sedikit bertanya. Apalagi melihat expresi wajah angga saat menatap bianca

"ya sudah ini kita makan dulu aja ya ngobrolnya lanjut nanti. Ayo jeng ini menu kesukaan keluarga saya, kalo ada yang kurang bisa pesan lagi aja.." ucap mama gisell

"kalo saya sama suami sudah cukup jeng. Hanya saja kurang 1 menu buat bianca. Bi mau pesen lagi atau cukup" tanya mami pada anaknya

"Bian pesan sendiri aja mi ke depan ya.." jawab Bianca dan segera pamit keluar. Disamping ingin memesan menu udang tepung kesukaannya Bianca juga ingin menghindari tatapan angga yang sesekali melihat ke arahnya

seingat gw dulu kita ngga pernah ketemu, kenapa kak angga bisa bilang begitu ya. Apa dia cuma basa basi didepan mami papi.. Ach.. Tapi siapa sih yang nolak cowok mapan plus tampan kaya kak angga... Dan dadanya itu loh pelukable banget hehehe

"hayo lagi mikirin kakak ya" terdengar suara barito tapi lembut di telinga membuat bianca menoleh ke samping

"loh kakak koq kesini.? Mau tambah pesanan juga.?" tanya bianca saat melihat orang yang ia pikirkan tiba-tiba ada di sebelahnya

"ngga... Kakak abis dari toilet eh liat kamu disini lagi senyum-senyum. Makanannya ditunggu bukan diantar aja.?" tanya angga lagi

"biar sekalian aja kak.. Cuma udang tepung koq" jawab bianca yang sebenarnya gugup

"kamu bawa ponsel ga.." tanya angga pada bianca

"bawa kak ini..." jawab bianca sambil memperlihatkan ponselnya

"boleh pinjam..?" ujar angga sambil menadahkan tangannya meminta

Bianca lalu membuka kunci ponselnya dan memberikannya pada angga. Tak lama angga memberikannya lagi pada bianca. Membuat bianca mengerutkan dahinya sambil menatap angga dengan penuh tanya

"lain kali kakak ajak kamu jalan mau ya..? Nanti kakak kabarin kamu, jangan ngga di angkat ya telpon dari kakak" setelah mengatakan itu angga langsung beranjak pergi sedangkan Bianca terdiam mencerna kata demi kata dari angga

Maksudnya apa ya..? Ngajak jalan..? Angkat telpon.?

Bianca langsung menatap ponselnya yang masih menyala disana ada 1 kontak baru dengan nama My Future husband ♡ membuat mata bianca membola. Ternyata angga memasukkan no ponselnya di kontak ponselnya. Bukannya mengganti nama kontak bianca malah tersenyum

"Loh... Bianca, kamu disini juga.? Kenapa telponku ngga diangkat terus pesan aku juga ngga di balas..?" tiba-tiba saja denis sudah duduk disamping bianca

"maaf lagi ada acara keluarga" jawab bianca singkat. Entah dari mana tiba-tiba saja muncul ide buat mengirim pesan pada angga supaya menjemputnya atau sekedar menemaninya disini.

"kebetulan kamu di sini gimana kalo kamu ikut gabung sama aku juga rere. Nanti temen-temen yang lain juga bakalan dateng" ucap denis dengan percaya diri

Kebetulan ketemu bianca disini gw bisa langsung ngabarin temen yang lain buat ke sini kalo bianca mau gabung sama gw juga rere.. Lumayan kan kalo semua tagihan di tanggung sama bianca

Gak butuh waktu lama angga sudah datang di sana dengan tergesa.

"sayang... Kenapa lama..?" tiba-tiba saja angga memanggil sayang membuat denis juga bianca menoleh ke arahnya

"em.. I.. Ini.. pesanannya belum selesai" jawab bianca kikuk dengan panggilan itu

"ow.. Kirain ada apa..? Terus ini siapa.?" tanya angga sambil melihat ke arah denis sedangkan tangannya merangkul bahu bianca

"ini denis temen sma bian kak.." jelas bianca pada angga. Angga hanya mengangguk mengerti. Dan setelahnya pesanan bianca selesai dan mereka pun pamit meninggalkan denis yang masih terdiam

"kak.. Lepas ih tangannya. Lagian ngapain sih kakak pake ngerangkul gini" tanya bianca

"kan kamu yang minta diselamatkan dari buaya darat.. Mangkanya kakak bersikap kaya tadi" kilah angga

"ya tapi udah selesaikan.. Ya udah sih lepasin.." rajuk bianca namun angga masing memegang pundak bianca dengan erat

Jangan lupa like juga vote nya teman-teman. Terimakasih

tiga

Satu minggu setelah acara wisuda kelulusan bianca selalu mendapatkan pesan dari denis yang mengajaknya untuk bertemu.

Dalam ingatan bianca dulu saat ia sedang berkencan dengan denis, rere selalu datang secara tiba-tiba dan kita jadi jalan bertiga. Jika ingat itu bianca jadi kesal sendiri karena mereka sudah mempermainkan bianca sejak awal. Kali ini bianca ingin membuktikan apakah kejadian itu akan terjadi lagi.

Dan disinilah bianca berada. bianca janjian bertemu dengan denis jam 4 sore tapi bianca sudah tiba di cafe pukul 3. Ingin melihat bagaimana mereka bisa selalu besama, rere tidak mungkin selalu kebetulan ada di lokasi jika denis tidak memberi tahunya

Bianca memotret keadaan cafe dan mempostingnya di aplikasi hijau dan tentu saja di privasi dari denis juga rere. Tak lama telpon bianca berdering terlihat nama My Future husband ♡ disana.

"hallo..." ucap bianca saat mengangkat telponnya

"hm... Kamu sama siapa..?" tanya angga tanpa basa-basi

"masih sendirian, tapi lagi janjian sama temen" jawab bianca sambil memincingkan matanya melihat sepasang pria dan wanita sedang berpelukan di parkiran. bianca hanya menyunggingkan senyum melihatnya

"mau ditemani..?" tanya angga

"emangnya kakak ngga sibuk?" tanya bianca berbasa-basi sambil matanya tak lepas dari sepasang kekasih yang masih sibuk dengan dunianya

"kalo kamu minta, kakak bisa langsung berangkat" jawab angga dengan pasti

"ok.. Kakak bisa jemput bian di sini" ucap bianca yang sudah mengalihkan pandangannya

"ok.. Tunggu kakak 30 menit cukup.?"

"boleh kak... langsung ke cafe kenangan ya... Tempat duduk bian udah keliatan koq dari pintu masuk"

"ok... Tunggu kakak ya..."

Setelah itu bianca memutuskan pergi ke toilet saat melihat denis yang sedang berjalan masuk ke dalam cafe. Namun sebelumnya bianca sudah meminta seorang pelayan untuk membereskan minuman yang tadi dia pesan, agar denis tak tau kalau bianca sudah datang dari tadi

"usah sampe den.? Lama.? " tanya bianca mengagetkan denis yang sedang mengirim pesan pada rere. Karena bianca sempat melihat nama kontak rere disana

"eh.. engga koq baru sekitar 5 menit minuman aku juga belum dateng, kamu mau pesan apa..?" tanya denis yang sempat kaget dengan kedatangan bianca

"udah pesan tadi pas dateng, tinggal nunggu" jawab bianca sambil duduk didepan denis

"Btw ada apa nih tiba-tiba ngajak ketemuan" tanya bianca langsung yang sebenarnya tak ingin berlama-lama dengan denis

"em.. I.. Itu.. Sebenernya aku.. Aku suka sama kamu bi.. Kamu mau ngga jadi pacar aku..?" tanya denis yakin

"duh.. Gimana ya... Sebenernya aku juga suka sama kamu den tapi aku udah terlanjur dijodohin sama keluarga aku" jawab bianca dengan wajah sendu sambil menunduk

"kan kamu bisa nolak bi.. " rayu denis dengan nada lembutnya, sambil tangannya menggenggam tangan bianca, sebenarnya bianca ingin langsung melepaskan tapi supaya terlihat meyakinkan bianca berusaha bertahan. Mungkin dulu bianca akan terpengaruh dengan apa yang di ucapkan denis tapi tidak dengan sekarang. Justru bianca muak dengan setiap kata yang keluar dari mulut denis

"ngga bisa den, coba aja kamu bilang beberapa hari yang lalu sebelum aku dijodohin, mungkin sekarang aku bakalan langsung terima kamu"

Belum sempat denis menjawab adegan selanjutnya pun tetap sama, rere datang dan dengan tak tau malu dia langsung duduk setelah mengucap beberapa kata. Sedang denis langsung buru-buru melepaskan genggaman tangannya pada bianca dan membuat bianca tertawa renyah melihat tingkah denis yang seperti maling ketahuan mencuri.

"aku ngga ganggu kalian kan.?" tanya rere yang diduduk di samping denis

"engga koq, kita cuma ngobrol biasa" ucap denis pada rere sambil tersenyum menatapnya

"Ngobrol biasa..? Jadi ucapan kamu buat minta aku jadi pacar kamu itu hal biasa..? Padahal belum ada 5 menit kamu nembak aku, ternyata semua cuma sekedar ucapan. Oh.. Gitu.. Ya sudah silahkan kalian berdua lanjutkan saja. Aku pergi" Bianca pun langsung berdiri pergi meninggalkan denis juga rere yang terdiam melihat reaksiku yang tak seperti biasa

Sebenarnya Bianca berbuat seperti itu saat melihat anggasta diparkiran. Bianca ingin mencegah supaya anggasta tidak masuk ke dalam cafe dan bertemu dengan 2 benalu penghianat.

Bianca menghentikan langkah anggasta dan menariknya kembali ke arah mobil anggasta.

"hah.. Akhirnya lepas juga" ujar Bianca saat sudah duduk didalam mobil anggasta

"emangnya kamu abis ngapain sampe keliatan tertekan kaya gitu" tanya anggasta sambil duduk menyamping menatap bianca

"hehe.. Ada 2 badut didalem ka, untung kakak cepet dateng jadi bian bisa langsung kabur deh"

"ow.. Terus kita mau kemana.?" tanya anggasta sambil memasang safety belt nya

"kemana ya.. Bian juga ngga tau kak, cuma bian pengen ke tempat tenang biar otak bian ikut tenang"

"hmmm... " terlihat anggasta terlihat berfikir

"ok.. Kamu ikut kakak aja ya, dijamin kamu bakalan tenang dan nyaman" lanjut anggasta

"tapi jangan berfikir macem-macem, jangan curiga. Kakak cuma mau kabulin keinginan kamu"

Bianca mengerutkan keningnya mendengar omongan anggasta tapi mencoba cuek. Pikir Bianca paling ia dibawa ke pantai tau paling ke roof tof Batinnya.

Tak lama mereka sampai di basement, bianca masih setia mengikuti langkah anggasta yang berjalan mendekati lift.

Kening jovanca mengkerut saat anggasta menekan tombol 12, Bukan kah kalo roof tof ada di lantai paling atas ? Begitu fikir bianca

"Kak..." belum selesai bianca menanyakan maksudnya anggasta sudah memotong nya

"tadi kakak udah bilang kan jangan berfikir macem-macem, jangan curiga. Kakak cuma mau kabulin keinginan kamu, ingatkan..,? Jadi tolong diam sebentar lagi baru komentar" ucap anggasta

Mau tak mau bianca pun terdiam dengan sedikit khawatir. Percuma juga kalau menyesal sekarang dia ngga akan bisa kabur juga. Lagian kak angga ini kakak dari sahabatnya jadi bianca agak sedikit tenang

sampai dilantai 12 anggasta keluar dan menahan pintu lift karena bianca masih berada didalam

"kenapa..? Baru ngerasa takut sama kakak..?" ledek anggasta. Tapi bukan jo kalo dia memperlihatkan ketakutannya apalagi setelah mengalami kehidupan ke dua

"siapa yang takut" ucap bianca sambil berjalan keluar lift. Membuat anggasta menyunggingkan senyumnya

"kamar nomor 303 bi..." teriak anggasta yang melihat bianca berjalan lurus ingin melewati kamar milik anggasta

bianca terdiam didepan kamar sampai si pemilik apartemen menekan jarinya untuk membuka kunci dengan sidik jari

"sebelum masuk bisa kamu tutup mata dulu... Kakak ngga bakalan macem-macem bi..." ucap anggasta langsung saat melihat bianca dengan wajah tak terimanya

Bianca menghela nafasnya dan mengikuti intruksi anggasta... Anggasta memegang kedua bahu Bianca dari belakang untuk mengarahkan jalannya

"nah... Sekarang kamu udah boleh buka mata kamu..." ucap anggasta dengan suaranya lirih tepat di telinga Bianca

Bianca perlahan membuka matanya dan melihat pemandangan didepannya. Langsung saja mata bianca membola sambil menutup mulutnya dengan satu tangan, tapi bianca tak bisa menahan nya ia pun berteriak

"Arghhhhhhh....."

Jangan lupa like juga vote nya teman-teman. Terimakasih

#Jangan jadi pembaca gelap ya tsay... Ditunggu absen jempolnya See U tomorrow

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!