NovelToon NovelToon

Nelvendra My Fav Vampire

Ruang Kelas

NovelToon
Nelvendra
Nelvendra
/masuk kelas berjalan dengan kedua tangan diselipkan dalam kantung blazer
Zeik
Zeik
Vendra /nyapa dengan menginisiasi Hi five
Nelvendra
Nelvendra
hmm /mengangkat sebelah alis dan merespons hi five
Zeik keluar kelas setelah Hi five dengan Nelvendra
Yi seung
Yi seung
/masuk kelas, duduk dengan wajah judes di meja paling tengah di kelas
Yi seung
Yi seung
/Turn on IPAD dan menghubungkan Ipad dengan keyboard wireless
Kans Albert hayashi
Kans Albert hayashi
Ya Elah mana ini charger IPAD gua? /nyari charger, kepikiran buat gacul Charger Nelvendra
Kans Albert hayashi
Kans Albert hayashi
Ven Charger… /keluar dari bangku sayap kiri menuju ke bangku Vendra di sayap kanan
Nelvendra
Nelvendra
/ngamanin charger, duduk di bangku paling belakang di sayap kanan kelas
Nelvendra
Nelvendra
Ini charger gua! /membela diri
Kaltrina
Kaltrina
/sibuk ngetik, lagi buat materi presentasi Biologi
Kaltrina
Kaltrina
/berhenti ngetik dan menghalangi jalan Kans
Kans Albert hayashi
Kans Albert hayashi
minggir lo Kal
Kans Albert hayashi
Kans Albert hayashi
/menepis bahu Kaltrina sampai Kaltrina terhempas
Kans Albert hayashi
Kans Albert hayashi
Kal lo jangan ngebela Nelven mulu ah
Kaltrina
Kaltrina
suka suka gua
Kaltrina
Kaltrina
(Yah ini gua, Kaltrina semua orang tau kalau gua bakal belain Nelvendra walaupun dia salah)
Kaltrina
Kaltrina
(bukan karena gua pacarnya atau apanya tapi gua temen sekelasnya)
Kaltrina
Kaltrina
(kita kelas 1 Biologi, di SMA termewah di Ibu Kota, SMA Citra Kartanegara. kelas ini ruang kelas utama kita, jadi masing masing kelas itu punya ruang kelas utama. dan ini lah ruang kelas mewah kita, ada IPAD yang memicu drama kelas sejak pagi pagi dini, bukan rahasia atau rumpi no secret yah… tapi emang Kans suka gacul charger IPAD semua orang dikelas ini, dan hari ini gua lagi nyegah aksi kopetnya)
Nelvendra
Nelvendra
Thanks udah bantu gua nyelamatin Charger gua /Nelven mandang mata gue dan dia berdiri deket banget sampai aroma maskulinnya kehirup sama paru paru gua
Kaltrina
Kaltrina
oke, mulai sekarang kita harus saling bahu membahu ya buat sekedar nyelametin charger
Kaltrina
Kaltrina
lo tau kan dia suka gacul Charger orang
Nelvendra
Nelvendra
mmm, iya gua tau
Nelvendra
Nelvendra
/mengusap tengkuk, dan ngerapiin rambut
Kaltrina
Kaltrina
(anjir Nelven berdiri deket banget sama gua, gua nyenggol abs dong….)
Kaltrina
Kaltrina
/salting
Kaltrina
Kaltrina
Vendra gua lanjut nugas dulu deh kalau gitu /balik ke bangku paling depan dimeja paling tengah
Nelvendra
Nelvendra
Kal? /nunjuk Kans yang berhasil gacul charger Kaltrina
Kaltrina
Kaltrina
ohw sh*t /nengok ke arah yang Vendra tunjuk
Kaltrina
Kaltrina
kans balikin gak?!
Kans Albert hayashi
Kans Albert hayashi
/bawa kabur charger katrina dan langsung colokin ke Ipad begitu sampai di meja yang paling belakang di sayap kiri
Kans Albert hayashi
Kans Albert hayashi
bentar doang, sumpah udah 20 persen nanti gua gak bisa ikut pelajaran
Kaltrina
Kaltrina
lagian charger lo kemana?
Kans Albert hayashi
Kans Albert hayashi
dirumah… ketinggalan,
Kaltrina
Kaltrina
lah ngapain dibawa ke rumah? taruh aja di drawer
Kans Albert hayashi
Kans Albert hayashi
/mengulum senyum ganteng,
Kaltrina
Kaltrina
gua laporin Zeik! biar lo didenda lihat aja lo /nunjuk Kans karena jengkel gua harus sharing charger kalau begini
Kans Albert hayashi
Kans Albert hayashi
jangan dong kal..
Kaltrina
Kaltrina
/natap sinis berlagak mau nampar sleding Kans tapi gua lagi balik ke meja gua.
Zeik
Zeik
/masuk kelas dengan berjalan, kakinya, tangannya ritmenya gagah saat berjalan
Zeik
Zeik
/dagunya mengangkat dagunya dan berhenti di meja gua.
Zeik ini ketua kelas udah ganteng pinter, trus maco gitu anaknya
Kaltrina
Kaltrina
/ngetik karena lagi nugas power point, tapi ngelirik ke Zeik sekedar kontak mata
setahu gua Zeik kalau gak nyapa tapi berdiri depan meja gua gini ada maunya
Zeik
Zeik
/bergerak dengan gagah ke sebelah gua, matanya tertuju ke layar Ipad Kaltrin
Kaltrina
Kaltrina
Parfum lo baru yah Zeik?
Kaltrina
Kaltrina
/buka percakapan lah tapi kita udah kayak orang pacaran ini dia dingin juga anaknya tapi kita bestie, dia sendiri yang mau jadi bestie gua.
Kans Albert hayashi
Kans Albert hayashi
/nyanyi dengan suara spek idol
Yi seung
Yi seung
bert jangan berisik gua ga suka /negur
Kans Albert hayashi
Kans Albert hayashi
lah napa dah?
Yi seung
Yi seung
mending lo audisi Pentart class, lagi open rekrutmen vokalist
Kans Albert hayashi
Kans Albert hayashi
trus? maksud lo apa? /ngegas seperti Aries pada umumnya
Yi seung
Yi seung
problematic lo! /mengambil langkah libra
Zeik
Zeik
/nengok ke arah sayap kiri karena drama Yi seung dan Kans
Nelsan
Nelsan
/masuk kelas dan duduk di sebelah Kaltrina
Kaltrina
Kaltrina
Nel… you udah open wa belum?
Nelsan
Nelsan
/open wa
Nelsan
Nelsan
oh materi yah /nengok dan kasih tambahan materi
Kans keluar kelas seusai konfrontasi dengan Yi seung
Yi seung
Yi seung
Kans nitip
Kans Albert hayashi
Kans Albert hayashi
/balik masuk kelas
Kans Albert hayashi
Kans Albert hayashi
nitip apa?
Yi seung
Yi seung
Bulgogi….
Kans Albert hayashi
Kans Albert hayashi
oke…
tenang aja Kans sama Yi seung itu sahabatan… mereka udah bestie sejak paud
jadi kalau ribut atau apa yah mereka cepet damai
Kans keluar, dia pergi ke arah kantin
Kaltrina
Kaltrina
Kans aku juga mau ikut nitip…. /gua niatnya mau nitip tapi udah ditinggal si Kans
Zeik
Zeik
Mau beli apa Kal… /bertinggung di sebelah kursi yang Kaltrina duduki
buset Zeik merhatiin gua dari tadi..
Kaltrina
Kaltrina
nggak… gua cuma mau nitip Bakso
Nelsan
Nelsan
kan gak boleh dikelas Rin… /ngetik materi juga di Ipadnya pakai gaya ngetik programmer
Zeik
Zeik
gua beliin tapi harus dimakan yah
Kaltrina
Kaltrina
/salting,
Kaltrina
Kaltrina
seriusan Zeik?
Nelsan
Nelsan
cieee gua juga dong Zeik
Zeik
Zeik
nggak Nel, gua nggak ngelayanin jastip
Zeik
Zeik
/berdiri dengan kedua kaki berjarak dan berjalan dengan mantap keluar kelas
Zeik bukan pacar gua… tapi dia emang kayak gitu anaknya perhatian sama gua, dia udah nembak berkali kali tapi belum gua kasih jawaban…
kenapa? karena tipe gua Nelvendra….
Hanna
Hanna
hi guys… uh mas ganteng mau ke mana? /masuk kelas dan berpas-pasan dengan Zeik
Zeik
Zeik
Kantin /menjawab dengan kharisma dan nada cool
Zeik keluar kelas menuju ke kantin
Hanna
Hanna
/berjalan ke meja paling depan di sayap kanan
Hanna
Hanna
Rin gua dapat kabar!
Nelvendra
Nelvendra
/ngelirik ke arah Kaltrina dan Hanna
Ruang kelas mewah itu tampak hidup perlahan seiring waktu menunjukkan pagi hari. Lantainya dilapisi marmer mengkilap, memantulkan cahaya alami yang masuk melalui jendela besar berhias tirai sutra. Meja dan kursi kayu mahoni berukir rapi tersusun berbaris, masing-masing dilengkapi dengan lampu baca kecil. Dinding-dindingnya dihiasi panel kayu berornamen klasik, dipadukan dengan lukisan abstrak yang memberikan kesan modern. Beberapa siswa sudah tiba lebih awal, menciptakan suasana yang mulai ramai. Sebagian sibuk berbincang di dekat jendela, tertawa kecil sambil menunjuk ke luar, sementara yang lain membuka buku pelajaran di meja mereka, mencoba menyelesaikan tugas atau membaca ulang catatan. Di salah satu sudut, sekelompok kecil siswa berkerumun di dekat layar proyektor, membahas persiapan presentasi. Aroma harum kopi dari sudut kecil yang dijadikan area barista mulai memenuhi ruangan, bercampur dengan wangi bunga segar dari vas besar di meja guru. Di meja guru itu sendiri, ada setumpuk kertas ujian yang sudah rapi, dengan pena mahal yang tergeletak di sampingnya, menunggu kedatangan pengajar. Suara pelan langkah kaki, derit kursi, dan obrolan siswa semakin membuat ruang kelas terasa hidup, meskipun belum semua siswa hadir.
someone
someone
Hanna
Hanna
Hanna
yah?
someone
someone
Yerin sama Alda belum datang?
Hanna
Hanna
/menilik seluruh penjuru kelas
Hanna
Hanna
nggak ada, belum datang
Zeik
Zeik
/kembali ke kelas membawa Bakso, mangkuknya besar
Kaltrina
Kaltrina
Zeik, Ah makasih
Kaltrina
Kaltrina
berapa Zeik? /gua siap siap keluarin dompet
Zeik
Zeik
nggak usah, ini traktiran
Hanna
Hanna
mauuuu
Kaltrina
Kaltrina
gede banget mangkuknya, baksonya banyak banget, kenyang nih gua
Hanna
Hanna
hanna mau icip, rin /Aegyo
Kaltrina
Kaltrina
ungg /ngambil nampan bakso dari Zeik
Zeik
Zeik
/berdiri gagah, berlahan bersandar bertinggung, menyimak Kaltrina makan
Kaltrina
Kaltrina
/makan dengan imut bareng Hanna, nyuapin hanna bakso
Hanna
Hanna
/menyelipkan rambut ke telinga dan melahap bakso yang suguhkan Kaltrina
Hanna ini bestie gua, dia selalu bantuin gua nugas tiap tugas walau tugas kelompok dia gak sekelompok sama gua dia tetep bantu, gemesin banget kan anaknya?
Yi seung
Yi seung
Zeik lo lihat kans gak?
Zeik
Zeik
/menengok ke sayap tengah kelas dan menggelengkan kepalanya
Kaltrina
Kaltrina
/ngelirik Zeik dan ngelihat rambutnya tergerai saat menggelengkan kepalanya, keren banget anjir lo cowok kece Zeik kenapa harus nungguin jawaban gua se effort ini?
Zeik
Zeik
lo samperin aja seung
Yi seung
Yi seung
ah nanggung gua lagi ngegame
Hanna
Hanna
pfft /menahan tawa
Hanna
Hanna
game terossss
Kaltrina
Kaltrina
nih A A lagi han /nyuapin bakso biar cepet habis gua kenyang jir

Kelas Biologi

NovelToon
Nelsan
Nelsan
/sibuk ngetik
Zeik
Zeik
/merhatiin Kaltrina yang lagi makan bakso
bagi Zeik Kaltrina gemesin
Gua kan lagi makan, tapi gimana sih rasanya ditonton Zeik, ketua kelas, mana ini gua ditraktir..
masa iyah gua makan dengan cara makan gua yang barbar? cute dikit gak masalah kan?
Kaltrina
Kaltrina
/ngunyah bakso dengan cara yang gemesin dan imut
Kaltrina
Kaltrina
/pura pura gak sadar kalau dipandangin Zeik
Zeik
Zeik
/beranjak mendekat dan meraih rahang Katrina
Zeik
Zeik
lo gemesin banget….
Kaltrina
Kaltrina
/salting brutal
woiiii ini Zeik ngakuin keimutan gua atau emang gua gemesin dimata dia?
Kans Albert hayashi
Kans Albert hayashi
/masih nyanyi nyanyi sambil nugas
Nelsan
Nelsan
/ngelirik ke arah Kans
someone
someone
/ngeghibahin Kaltrina
someone
someone
/ngegunjingin dengan bisik bisik
Nelvendra
Nelvendra
/duduk dibangku agak merunduk, nulis tangan di buku catatan.
Nelvendra
Nelvendra
/mengedarkan pandangan ke arah Kaltrina
Yi seung
Yi seung
/joget-joget memeriahkan nyanyian kans
Zeik
Zeik
trus aja terus, sebentar lagi konser sih /ngelirik ke arah Kans dengan tatapan Julid
Hanna
Hanna
tapi kans berbakat sih, cocok jadi kontestan Indonesian Idol
Zeik
Zeik
lo nimbrung sama gua? /ngelempar pandangan ke arah Hanna
Hanna
Hanna
nggak nggak, sibuk banget aku tuh ngapain nimbrung sama cogan, nanti dikira centil…
Nelvendra
Nelvendra
/ngelirik Hanna, karena suara hanna yang menggelegar
Nelsan
Nelsan
Hanna lo, makan dulu aja
Hanna
Hanna
/makan tapi sambil sibuk utak atik ipad Nelsan
Nelsan
Nelsan
Lo punya Ipad kan?
Hanna
Hanna
/ngangguk
Nelsan
Nelsan
pakek
Hanna
Hanna
/menggelengkan kepala karena hanna mager ngeluarin Ipadnya
Zeik
Zeik
ck /berdecak sambil berjalan ke meja nya dan mengambil Ipad miliknya dan meriksa File presentation.
Kans Albert hayashi
Kans Albert hayashi
Zeik…
Zeik
Zeik
/ngelirik
Nelsan
Nelsan
Kans suka sama lo Zeik /ketawa
Kans Albert hayashi
Kans Albert hayashi
Fitnah!!
Gue menarik napas panjang, mencoba mengabaikan kebisingan yang semakin memenuhi ruang kelas. Suara tawa bercampur obrolan dari berbagai sudut; sebagian membahas tugas, sebagian lagi sekadar lelucon pagi yang khas. Kursi-kursi berderit saat siswa lain terus berdatangan, menggeser posisi mereka untuk bergabung dengan teman-temannya. Gue melirik ke arah pintu, tempat beberapa anak baru saja masuk sambil membawa kopi dari kafe sekolah, aroma manisnya tercium hingga ke mejaku. Namun, fokus gue tetap pada tumpukan kertas di hadapanku. Catatan untuk presentasi Biologi ini harus sempurna. Gue memegang stabilo hijau, menggarisbawahi poin-poin penting dalam teks tentang ekosistem laut. Buku referensi yang gue buka terasa berat di pangkuanku, tapi gue enggan menutupnya sebelum semua materi tersusun rapi di pikiran gue. Seseorang memanggil nama gue dari arah belakang, tapi gue hanya mengangkat tangan, memberi isyarat “nanti.” Waktu terlalu berharga untuk dibuang pada obrolan yang tidak mendesak. Suara di sekitar semakin ramai, bahkan beberapa siswa sudah mulai mengetuk-ngetukkan pena di meja, membuat irama yang nyaris mengganggu konsentrasi gue. Gue menggigit ujung pena, mencoba menyusun kalimat pembuka yang sempurna untuk presentasi nanti. “Lihat, dia masih sibuk,” gue mendengar salah satu teman berbisik, diikuti tawa kecil. Gue tahu mereka berbicara tentang gue, tapi gue tidak peduli. Ada kepuasan tersendiri saat tahu gue sudah mempersiapkan segalanya dengan baik, bahkan ketika yang lain sibuk bercanda. Di antara hiruk-pikuk itu, dunia kecil gue tetap berjalan. Buku, kertas, dan materi presentasi ini menjadi perlindungan dari segala kekacauan di sekitar. Biologi adalah hal yang gue kuasai, dan tidak ada yang bisa mengalihkan fokusku; setidaknya untuk saat ini.
Hanna
Hanna
Kans pacar gue… stop rumor ga mutu lo itu Nelsan /menengahi fitnah supaya tidak timbul aib kelas
Nelsan
Nelsan
/ngerebut Ipadnya dari Hanna
Hanna
Hanna
Nelsan? gua malas ngeluarin Ipad
Nelsan
Nelsan
Bodo amat
Yi seung
Yi seung
/berhenti joget, dan bernyanyi ganteng
Kaltrina
Kaltrina
I wanna know all about you, My eyes on you… /ikut nyanyiin lirik lagu yang dinyanyiin Yi seung
Kaltrina
Kaltrina
Eh… iya. Presentasi nanti, /gumam gue
Kaltrina
Kaltrina
Gue lagi serius banget nih, nyusun poin-poin buat presentasi Biologi yang bakal bikin Bu Laila terkesima; setidaknya itu harapan gue. Stabilo hijau di tangan gue udah hampir aus karena gue coret-coretin terus kalimat penting. Tapi di tengah fokus gue yang kayaknya nggak bisa diganggu gugat, tiba-tiba suara bariton lembut tapi tegas itu menyeruak, ngalahin segala hiruk-pikuk kelas. “Woooh, yeah, kasih Kans panggung dong! Jangan lupa tepuk tangan yang meriah buat bintang pagi kita!” suara Yi Seung menggema, bikin gue otomatis ngangkat kepala. Sumpah, suara dia tuh kayak hasil rekaman studio mahal; deep, ada vibrato-nya, dan smooth banget. Kalau gue pejam mata, gue serius bisa salah sangka, dikira itu Lee Heeseung dari Enhypen yang lagi soundcheck. Tapi pas gue buka mata, ya itu Yi Seung, dengan senyum setengah jahil, berdiri di atas salah satu kursi, bikin seluruh kelas hening buat beberapa detik. Cuma Kans yang masih santai duduk di mejanya, kayak bintang rock yang nunggu giliran manggung. Gue harus akui, gue kira Yi Seung tipe cowok serius yang nggak suka kegaduhan. Maksudnya, lo liat dong gayanya: selalu duduk di barisan depan, suka corat-coret di buku catatan (yang gue yakin isinya rumus-rumus atau kutipan filsafat), dan nggak pernah ikutan obrolan receh di kelas. Tapi ternyata? Dia justru Host konser dadakan! Sekarang dia udah sibuk neriakin nama Kans sambil nepuk-nepuk meja biar suasana makin panas. Gue cuma bisa ngelus dada, sambil ngelirik catatan Biologi gue yang mulai gue abaikan. Suasana makin heboh karena Kans mulai angkat tangan, kayak penyanyi profesional yang lagi siap ambil mikrofon. Dan Yi Seung? Dia yang malah ngasih aba-aba ke seluruh kelas, “Semua! Tepuk tangan dulu dong buat Kans!” Dan suara Yi Seung itu, seriusan, punya aura yang nggak bisa lo abaikan. Ada sesuatu di cara dia ngomong yang bikin lo mau nggak mau nurut, kayak lo terhipnotis gitu. Gue akhirnya ikut-ikutan tepuk tangan, meskipun di dalam hati gue masih kesel karena fokus gue buyar total. Kans mulai nyanyi lagu random, sambil gaya-gayaan ala idol, dan seluruh kelas udah berubah jadi konser pagi yang nggak resmi. Tapi yang paling parah? Di tengah semua itu, gue malah mulai mikir: “Gila, suara Yi Seung keren banget. Apa gue tulis aja di catatan presentasi gue biar inget?”
Tiba -tiba Bu Laila datang dong… tapi beliau emang penikmat musik juga sih…
Zeik
Zeik
/menyelesaikan Slide terakhir sambil berjalan santai ke mejanya.
Bu Laila
Bu Laila
Anak-anak, kalian kenapa pagi pagi masih kayak begini?
Bu Laila
Bu Laila
hayo? Presentasi udah siap belum?
Bu Laila
Bu Laila
jangan ngasal yah… masa kelas sebelah buat presentasi ngawur…
Bu Laila
Bu Laila
Materi kita Ecology yah, Ibu mau tau kalian sampai mana pemahamannya.
Bu Laila
Bu Laila
/membuka kelas dengan speech dan kata kata mutiara
Gue lagi asik setengah pasrah nonton konser dadakan Kans yang diiringi sorakan ala-ala penonton festival, dengan Yi Seung jadi MC karismatiknya. Di tengah euforia kelas yang udah kayak pasar malam itu, BAM! Pintu kelas kebuka keras, dan suara langkah hak tinggi yang familiar menghentikan semua keributan. Gue otomatis kaku, hampir menjatuhkan stabilo gue. Bu Laila. Dengan wajah tanpa ekspresi tapi aura tegas yang bisa bikin siapapun mendadak lupa cara bernapas, beliau berdiri di ambang pintu, ngebawa tumpukan buku yang kelihatan berat banget. “Apa ini? Saya kira saya masuk ke kelas unggulan, bukan studio konser!” suara Bu Laila melengking pas di nada yang bikin kelas langsung sunyi. Kans, yang tadi gaya-gayaan di tengah panggung imajiner, langsung duduk kayak anak baik, sementara Yi Seung? Dia malah duduk santai, mukanya polos, seolah dia nggak baru aja jadi dalang kerusuhan ini. Licik banget tuh orang. Gue ngelirik ke kiri, nyari perlindungan moral dari satu-satunya orang yang bikin gue ngerasa punya backup di dunia ini: Nelsan. Temen sebangku sekaligus sekelompok gue buat presentasi Biologi nanti. Kalian mau tau soal Nelsan? Nih, gue kasih sedikit deskripsi. Nelsan ini cowok yang penampilannya rapi banget—selalu pake kemeja dengan lengan digulung pas, celana selalu licin kayak baru disetrika, dan sneakers yang bersih kinclong. Dia punya vibe kayak model majalah kampus, tapi bukan yang sok asik. Yang lebih menarik lagi, Nelsan ini out of place banget karena dia lebih sering nongkrong sama cewek-cewek pintar di kelas. Geng cewek yang suka menang olimpiade sains, juara debat, atau yang nama mereka sering disebut waktu pembagian penghargaan. Tapi yang bikin gue respect, dia nggak pernah belagu. Santai aja, malah dia orangnya helpful banget. Kalau gue lagi stuck sama materi Biologi yang rumit, dia selalu punya cara buat ngejelasin sampai gue ngerti.
Kaltrina
Kaltrina
“Nels, gue mati gaya nih. Apa presentasi kita udah siap banget?” /gue bisik ke dia, sambil sesekali ngelirik Bu Laila yang sekarang lagi naro buku di meja guru dengan tatapan tajam.
Nelsan
Nelsan
“Udah, tenang aja,”
dia jawab sambil senyum kecil, cool banget.
Nelsan
Nelsan
presentasi kita gak akan ada yang bisa cela /senyum
Sumpah, jawaban dia tuh bikin gue tenang, tapi sekaligus bikin gue mikir, ini cowok kayaknya beda dimensi deh dari kita semua. Sementara cowok lain di kelas ini rata-rata suka bikin ribut, ngelempar penghapus, atau ketawa terlalu keras, Nelsan malah kayak paket komplit: pinter, rapi, dan nggak pernah ngeselin. Bu Laila udah mulai buka buku absen, tapi sebelum gue bisa bener-bener fokus ke guru killer kita itu, Nelsan sempat nunduk ke arah gue,
Nelsan
Nelsan
Oh iya, nanti kalau lo grogi, lo kasih kode aja. Gue backup.
Liat tuh! Gentleman banget. Gue butuh 10 Nelsan lagi buat bertahan hidup di kelas ini.
Yi seung
Yi seung
/duduk manis tanpa perasaan bersalah
Bu Laila
Bu Laila
/mulai mengajar biologi
Nelvendra
Nelvendra
NovelToon
Nelvendra
Nelvendra
/Nelvendra beranjak untuk bergabung dengan rekan kelompok presentasinya
NovelToon
Zeik
Zeik
/mengurus persiapan presentasi
Hanna
Hanna
/menyibak rambut
Hanna
Hanna
/berbisik
Hanna
Hanna
Kal kita belum balikin mangkok baso
Kaltrina
Kaltrina
oh iya bener /nyembunyiin mangkok bakso yang udah habis
Bu Laila
Bu Laila
/merhatiin pergerakan siswa siswinya
someone
someone
duh lihat deh masa ipad gua lecet, kemarin nggak
someone
someone
/ngedumel
Kans Albert hayashi
Kans Albert hayashi
Bu kelompok siapa yang presentasi duluan?
Bu Laila
Bu Laila
kelompok kamu
Hanna
Hanna
hahaha
Nelsan
Nelsan
hahaha
Zeik
Zeik
duluan kans, /ketawa cool
Yi seung
Yi seung
buruan kans /udah siap maju
Kans Albert hayashi
Kans Albert hayashi
eh emang kita satu kelompok?
Yi seung
Yi seung
lo kan gak kerja kelompok
Kans Albert hayashi
Kans Albert hayashi
weh cepu! Yi seung cepu!
Kaltrina
Kaltrina
hahaha
Kaltrina
Kaltrina
ketahuan deh tabiat buruk lo kans
Hanna
Hanna
hahaha Yi seung bisaan
Kans Albert hayashi
Kans Albert hayashi
kebiasaan dia mah
Yi seung
Yi seung
lo yang kebiasaan gak kerja kelompok huh!!
Bu Laila
Bu Laila
sudah! yang debat itu yang punya teori
Bu Laila
Bu Laila
sekarang dengar kan dulu presentasi kawan kalian
Nelvendra
Nelvendra
/berdeham
Kaltrina
Kaltrina
/nengok
Nelvendra
Nelvendra
/mengelengkan kepala
Kaltrina
Kaltrina
ada apa? /nanyain Nelven dengan gerak bibir aja…
Bu Laila
Bu Laila
Kaltrina… ayok sudah sudah jangan sibuk ngurusin pacar…
Kaltrina
Kaltrina
nggak ibu, dia bukan pacar saya…
Hanna
Hanna
/ngakak
Bu Laila
Bu Laila
duh friendzone?
Kaltrina
Kaltrina
nggak bu, temen deket doang
Nelvendra
Nelvendra
/senyum karena senang dianggap teman dekat
Bu Laila
Bu Laila
itu friendzone namanya
Hanna
Hanna
hahaha /nggak bisa nahan tawa
Nelsan
Nelsan
/nyimak
Kaltrina
Kaltrina
san bantuin gua
Nelsan
Nelsan
udahh santai aja… nggak usah dibawa serius
Hanna
Hanna
gua ngakak anjir si ibu ngira Kaltrin punya pacar
Nelsan
Nelsan
trus?
Hanna
Hanna
ya emang dari mana letak indikasi mereka pacaran?
Nelsan
Nelsan
ya lo lihat aja tuh anaknya, komunikasi aja pakai gerak bibir…
Kaltrina
Kaltrina
/noleh karena ngerasa digunjingin tetangga
Nelvendra
Nelvendra
/nulis nulis di ipad
Bu Laila
Bu Laila
emang disini gak ada yang pacaran?
Hanna
Hanna
nggak bu
someone
someone
si kans bu sama hanna
Nelsan
Nelsan
/menyunggingkan senyum
Kaltrina
Kaltrina
/balas dendam dengan ngakak se edan edannya
Hanna
Hanna
kalau itu rill bu
Bu Laila
Bu Laila
duh tadi kamu bilang gak ada yang pacaran
Hanna
Hanna
hehe maaf bu gak bisa nahan rasa sayang
Kaltrina
Kaltrina
han gua juga sayang si Nelven deh kayaknya
Kaltrina
Kaltrina
/bisik bisik
Hanna
Hanna
ohw my god
Hanna
Hanna
beb jangan kenceng kenceng nanti digunjingin bu Laila
Nelsan
Nelsan
hahah /ikut ketawa

Day 1

NovelToon
Nelvendra
Nelvendra
/presentasi kelompok
Yi seung
Yi seung
/nyimak, nyatet yang mau dia lakuin nanti pas istirahat
someone
someone
Nelven ganteng banget jir
someone
someone
emang kan Pacar gua
someone
someone
pffft jangan ngibul… orang jelas Nelven pacar si Kaltrina
someone
someone
emang iya?
someone
someone
lah, kemarin gua lihat dia ngedate anjir di XII
someone
someone
nonton apaa disana?
someone
someone
gua kebetulan ke XII juga, doi nonton Jumanji
someone
someone
Jumanji? lah emang lagi gak tayang yang horror
someone
someone
nggak ada kocak
Zeik
Zeik
sttt /mengintrupsi rumpian
Yi seung
Yi seung
bjir Kelaz
Zeik
Zeik
napa?
Yi seung
Yi seung
lihat dah Nelven cool banget
Zeik
Zeik
trus?
Yi seung
Yi seung
ya siangan lo
Zeik
Zeik
nggak tuh… best friend gua dia
Yi seung
Yi seung
ah masa?
Zeik
Zeik
lihat aja nanti
Kans Albert hayashi
Kans Albert hayashi
bestfriend atau fake friend?
Yi seung
Yi seung
fake friend kalau Zeik orangnya
Zeik
Zeik
/menggebuk meja
Yi seung
Yi seung
bisa jaga mulut gak ? /ngeledek
Zeik
Zeik
seung…
Zeik
Zeik
lo bosen hidup?
Yi seung
Yi seung
/ngangguk
Zeik
Zeik
/ngangguk dan menggeser dagunya berlahan lalu menjilat bibirnya
Kans Albert hayashi
Kans Albert hayashi
dih tengil lo seung
Yi seung
Yi seung
biarin egek, sok jagoan /memberi lirikan yang menghina
Kans Albert hayashi
Kans Albert hayashi
lo ngajak ribut tapi seung
Yi seung
Yi seung
muak gua ngelihat tampangnya sok ganteng jir /mencibir Zeik
Zeik
Zeik
cukup hinaan lo!
Zeik
Zeik
/berbicara pelan dari bangkunya
someone
someone
eh ada apa sih itu dibelakang
someone
someone
si kans
someone
someone
si Yi seung tau
someone
someone
kan atau Yi seung?
someone
someone
Yi seung anjir
someone
someone
dia mulai duluan
NovelToon
someone
someone
dah ah ga peduli
someone
someone
untung ga ada baku hantam
Hanna
Hanna
percaya lo pada gak ada baku hantam? /ngomporin
Nelsan
Nelsan
/terkekeh
Kaltrina
Kaltrina
udah woi Nelsan jangan ngetawain orang barisan belakang
Nelsan
Nelsan
sorry, sorry banget tapi mereka lucu
Hanna
Hanna
nyari ribut itu mah
Kaltrina
Kaltrina
diem gak kalian! /berteriak sampai Nelven juga gak lanjut presentasi
Kaltrina
Kaltrina
lanjut aja Nelven, gua lagi mau negur temen temen dibelakang /ngejelasin pada Nelven
Zeik
Zeik
Bukan gua yang ribut /menyilangkan tangan di depan dada
Yi seung
Yi seung
alah shifting blame lo!
Zeik
Zeik
memang bukan gua yang buat keributan kan?
Kans Albert hayashi
Kans Albert hayashi
iya seung lo stop ngajak ribut plis
Kaltrina
Kaltrina
Yi seung lo mau ngehargai temen lo presentasi atau masih mau nyari ribut.
Yi seung
Yi seung
nyari ribut
Yi seung
Yi seung
Mau uji nyali gua!
Kaltrina
Kaltrina
/rolling eyes dan tidak peduli
someone
someone
jangan ganggu konsentrasi
someone
someone
hmm mamam, ribut lah ribut aku suka keributan
Kans Albert hayashi
Kans Albert hayashi
Seung udahan
Yi seung
Yi seung
/melirik Zeik
Yi seung
Yi seung
Sorry Zeik, jangan dibawa serius yak…
Zeik
Zeik
/roll eyes
Kaltrina
Kaltrina
udahan?
Kaltrina
Kaltrina
oke… next jangan bikin gaduh seung lo nge dj aja
Kaltrina
Kaltrina
dijamin meriah kok
Zeik
Zeik
gua gak punya salah sama lo seung
Yi seung
Yi seung
iya bro iya
Setelah presentasi selesai, suasana kelas mulai sedikit santai. Gue baru aja duduk kembali di tempat gue setelah berhasil menjelaskan poin-poin tentang ekosistem dengan Nelsan. Rasanya lega, tapi capek juga. Gue ngelirik ke arah Nelsan, dan dia cuma angkat jempol sambil senyum tipis. Santai banget. Gue yakin dia nggak tahu betapa gugupnya gue tadi. “Presentasinya keren banget, Kal!” salah satu teman cewek gue, Kanya, bilang sambil tepuk tangan pelan. Gue cuma nyengir, masih berusaha ngatur napas. Tapi suara Yi Seung tiba-tiba bikin gue melek lagi. “WOII, TEPUK TANGAN BUAT KALTRINA DAN NELSAN!” dia teriak dari baris belakang, bikin semua orang ketawa. Yaelah, cowok ini emang kayak nggak kehabisan energi. Dan Kans, yang tadi nonton dengan santai, malah ikut-ikutan ngeclap overdramatic kayak dia juri audisi nyanyi. Gue cuma bisa ketawa kecil sambil geleng-geleng. Sebagian besar anak di kelas udah mulai ngobrol sendiri-sendiri lagi, beberapa bahkan asik main iPad di mejanya. Tapi Bu Laila, yang tadi ngeliatin kita presentasi dengan mata tajam, akhirnya berdiri dari mejanya. “Baik, presentasi kelompok berikutnya akan dilanjutkan minggu depan. Kalian yang belum siap, gunakan waktu dengan bijak,” katanya sambil melirik beberapa anak yang langsung keliatan panik, mungkin karena belum nyiapin apa-apa. Setelah itu, beliau keluar kelas, dan suasana langsung berubah 180 derajat. Kans langsung ngambil posisi di tengah kelas lagi, dan Yi Seung? Dia udah ngerapat ke grup lain, kayak mau bikin recap presentasi gue tadi. Suasana kelas kembali hidup, ada yang ngobrol, ada yang curhat soal materi Biologi yang “ribet banget,” dan ada juga yang udah sibuk main game. Gue sendiri akhirnya bisa nyandar di kursi, sambil ngelihat Nelsan lagi nulis sesuatu di buku catatannya. “Nels, lo nulis apaan lagi?” gue nanya. “Evaluasi buat presentasi tadi. Kalau nanti ada pertanyaan susah, kita harus siap,” jawabnya tanpa ngangkat kepala. Sumpah, ini cowok serius banget. Tapi gue nggak bisa bohong, gue seneng banget punya temen kayak dia.
Kanya
Kanya
gua ke kantin duluan
someone
someone
okey gua nanti nyusul lo, Kanya
Kans Albert hayashi
Kans Albert hayashi
Vendra, kantin! /jalan keluar kelas
Kaltrina
Kaltrina
Vendra?
Kaltrina
Kaltrina
ada apa?
Gue baru aja mau nyender lebih santai sambil ngambil napas panjang, tapi tiba-tiba lengan atas gue ditarik seseorang. Refleks, gue langsung nengok dan… Nelvendra. Dia berdiri di samping gue, mukanya serius banget. Nggak ada basa-basi, nggak ada senyum. Matanya tajam, dan aura dinginnya langsung bikin gue bingung sekaligus sedikit keder. Nelvendra itu jarang banget ngomong sama gue, apalagi sampai kayak begini. Jadi, otomatis otak gue muter-muter nyari alasan kenapa dia tiba-tiba ngelakuin ini.
Kaltrina
Kaltrina
Nel, lo kenapa? /Gue akhirnya ngomong, nada suara gue jelas-jelas menunjukkan kebingungan.
Dia nggak langsung jawab. Nelvendra cuma narik lengan gue lebih pelan dan ngebawa gue ke dekat jendela, agak jauh dari keramaian anak-anak yang masih sibuk ngobrol. Wajahnya tetap dingin, tapi ada sedikit ketegangan di sana. Gue mulai ngerasa jantung gue deg-degan, mikir jangan-jangan gue salah ngomong waktu presentasi tadi atau… atau ada hal besar yang gue nggak tau.
Nelvendra
Nelvendra
Lo nggak salah ngomong di presentasi tadi, /akhirnya buka suara.
Oke, jadi ini bukan soal Biologi. Gue masih bingung, tapi gue diem, nunggu dia lanjutin.
Nelvendra
Nelvendra
Tapi… lo sadar nggak ada yang nyatet poin-poin penting yang lo jelasin tadi? /ngomong sambil nyempilin tangan ke saku celana, dengan mata fokus ke Kaltrina
Gue terdiam. Astaga, serius Nelvendra, ini yang bikin lo narik lengan gue kayak adegan di drama? Tapi gue nggak mau bikin situasi lebih canggung,
Kaltrina
Kaltrina
/gue akhirnya jawab, Uh, ya gue kira kan Bu Laila bakal ngecek catatan anak-anak, jadi…
Nelvendra
Nelvendra
Bu Laila nggak peduli soal itu, /potong kata kata Kaltrina dengan nada tegas, Kaltrina, lo harus ngerti. Informasi yang lo kasih tadi penting banget. Kalau mereka nggak nyatet, siapa yang bakal inget? Lo mau mereka nanya lo terus-terusan?
Gue kehabisan kata-kata. Serius, Nelvendra ini punya cara bikin lo ngerasa bersalah tanpa perlu ngeluarin nada marah. Gue cuma bisa ngangguk pelan, masih bingung kenapa dia segitu perhatiannya soal ini. Tapi kalau dipikir-pikir… dia ada benarnya juga sih.
Kaltrina
Kaltrina
Jadi gimana? /gue akhirnya nanya, agak hati-hati.
Nelvendra
Nelvendra
/narik napas panjang, ekspresinya sedikit melunak. Besok kita rangkum poin-poin pentingnya, terus kasih ke mereka. Gue bantuin lo kalau lo mau.
Gue nggak nyangka sama sekali. Nelvendra, cowok dingin yang selalu duduk di pojokan kelas dan jarang ngomong sama siapa pun, tiba-tiba nawarin diri buat bantu gue. Gue nggak tau harus bilang apa lagi selain makasih.
Kaltrina
Kaltrina
Oke, Nel. Thanks.
Nelvendra
Nelvendra
/melenguhkan leher dan pergi
Dia cuma ngangguk, terus balik ke mejanya tanpa basa-basi. Gue masih bengong di tempat gue berdiri, sambil mikir: Ternyata Nelvendra peduli juga.
Nelvendra Thought: Semoga gua berhasil jebak Kaltrina.
back to Kaltrina POV
Gue masih sedikit linglung setelah pembicaraan serius tadi, tapi sekarang gue malah jalan di belakang Nelvendra di lorong sekolah yang sepi. Punggungnya tinggi, tegap, dan ada sesuatu tentang cara dia jalan yang… misterius banget. Gue ngikutin aja tanpa banyak mikir, sampai cahaya matahari dari jendela lorong mengenai dia. Dan sumpah, gue harus ngucek mata.
Nelvendra
Nelvendra
/Jalan dengan gerak gerik siswa SMA Hot
Kaltrina
Kaltrina
mungkin dia cowok sigma /bergumam dalam hati
Kulitnya berkilauan. Bukan kayak keringetan atau habis pake body lotion, tapi kayak… berkilau beneran, kayak pecahan permata yang mantulin cahaya. Gue berhenti sejenak, tapi dia nggak nyadar dan terus jalan. Gue langsung berusaha meyakinkan diri sendiri, oke Kal, lo kurang tidur. Itu cuma ilusi optik. Mungkin pantulan kaca.
Nelvendra
Nelvendra
Lo nggak ikut? / nengok sambil mengarahkan pandangan kelas arah yang dituju
Nelvendra tiba-tiba nengok ke gue, suaranya datar tapi ada sedikit tekanan yang bikin gue langsung jalan lagi.
Gue kira dia mau ke kantin, soalnya perut gue udah mulai keroncongan juga. Tapi dia belok ke lorong lain, yang malah makin sepi dan gelap. Gue mulai ngerasa ada yang aneh.
Kaltrina
Kaltrina
Nel, ini mau ke mana? Bukan kantin kan?
Dia nggak jawab. Gue cuma bisa ngikutin, walaupun dalam hati gue udah mulai mikir, apa gue bakal diculik? Sampai akhirnya, dia berhenti di depan sebuah pintu besar yang gue nggak pernah lihat sebelumnya.
Nelvendra
Nelvendra
Masuk, /sambil buka pintu
Gue langsung nengok kanan-kiri, ngerasa nggak enak banget karena suasananya makin aneh. Tapi sebelum gue sempat protes, Nelvendra narik gue masuk, dan pintu langsung ditutup—dikunci dari dalam.
Gue berdiri di tengah ruangan yang ternyata studio seni. Ada kanvas besar, cat minyak, kuas, patung setengah jadi… Tapi gue nggak bisa fokus ke itu semua, karena Nelvendra berdiri di depan gue, membelakangi cahaya redup dari jendela, dan… ada sesuatu yang berubah.
Dia pelan-pelan menatap gue dengan mata yang, sumpah demi apa pun, kelihatan lebih tajam dari biasanya. Gue udah mau buka mulut nanya, tapi pas dia senyum—gue langsung mundur selangkah. Ada taring.
Taring panjang, tajam, dan mengkilap di mulutnya, kayak vampir di film-film. Gue merinding seketika, tapi dia malah tetap santai, bahkan senyumnya makin lebar.
Kaltrina
Kaltrina
Nel… apa-apaan ini? /suara gue gemetar
Nelvendra
Nelvendra
Lo nggak pernah sadar ya, Kaltrina? /suaranya rendah tapi jelas banget
Nelvendra
Nelvendra
/bikin bulu kuduk Kaltrina berdiri. “Semua yang gue lakukan… itu karena gue nggak mau lo cuma jadi biasa-biasa aja.”
Kaltrina
Kaltrina
Biasa gimana maksud lo?! /Gue makin mundur, tapi belakang gue udah mentok tembok. Jantung gue kayak mau copot.
Nelvendra ngelangkah maju pelan-pelan, jaraknya cuma beberapa langkah dari gue sekarang.
Nelvendra
Nelvendra
Lo harus tau dunia yang lebih besar dari sekadar kelas dan kantin. Dan gue… /dia berhenti sejenak
Nelvendra
Nelvendra
/suaranya berubah jadi lebih dalam, lebih gelap. Gue udah lama pengen ngasih tau lo… siapa gue sebenarnya.
Oke, gue fix dijebak.
Kaltrina
Kaltrina
lo jebak gua hah?
Nelvendra
Nelvendra
/menggelengkan kepala dan menundukan kepala ke lekukan leher Kaltrina
Gue langsung bereaksi, berusaha melangkah mundur buat kabur, tapi langkah gue baru setengah dan… BRAK! Nelvendra udah neken gue ke tembok sebelum gue sempat ngapa-ngapain. Tangan dinginnya ada di bahu gue, kuat banget, nggak ngasih gue ruang buat bergerak. Gue ngerasa kayak anak kucing yang lagi dipegang singa. Nafas gue udah nggak karuan, panik, apalagi sekarang dia makin deket. Hembusan napasnya kerasa banget di leher gue. Dingin, tapi bikin jantung gue berdegup makin kenceng. Gue nggak bisa mikir apa-apa selain, ya Tuhan, ini cowok mau ngapain gue?!
Kaltrina
Kaltrina
“Nel, gue—gue nggak ngerti lo ngomong apa, tapi… lo jangan macem-macem, oke?!” Gue ngomong setengah gagap, suara gue pelan dan hampir nggak kedengeran karena napas gue sendiri.
Nelvendra diem beberapa detik, tapi sorot matanya tajam banget, kayak dia bisa ngebaca isi pikiran gue. Terus, dia ngomong,
Nelvendra
Nelvendra
/dengan suara rendah yang hampir kayak bisikan Gue nggak bakal nyakitin lo, Kaltrina.
Tapi kata-katanya nggak bikin gue tenang. Gue cuma bisa bengong pas dia melirik ke leher gue. Gue nggak tau harus ngelawan atau teriak, tapi tubuh gue kayak beku, nggak bisa gerak sama sekali. Sampai akhirnya, dia ngeluarin kalimat yang bikin dunia gue berhenti:
Nelvendra
Nelvendra
“Gue… vampir.”
JUMPSCARE! Sumpah, hati gue langsung kayak mau copot.
Kaltrina
Kaltrina
Lo bilang apa?! /Gue hampir teriak, tapi suaranya lebih keluar kayak bisikan ketakutan.
Nelvendra ngelihatin gue dengan tatapan dingin, nggak ada senyuman sama sekali sekarang.
Nelvendra
Nelvendra
Gue vampir, /mengulangi ucapannya dengan nada tenang, tapi serem.
Taringnya masih kelihatan jelas di mulutnya, berkilau di bawah cahaya redup dari jendela studio seni itu.
Gue cuma bisa napas memburu. Otak gue muter-muter nyari logika yang masuk akal buat ngejelasin semua ini. Tapi nggak ada. Lo nggak bisa ngejelasin cowok ganteng berkulit permata yang ternyata vampir pake logika!
Kaltrina
Kaltrina
Lo bohong, kan? Ini cuma bercanda, kan? /Gue mencoba, tapi suara gue terdengar lebih kayak memohon.
Dia nggak jawab, tapi langkahnya makin deket. Gue bisa lihat mata tajamnya yang kayak penuh misteri, dan itu bikin gue makin yakin satu hal: gue fix kena jebakan vampir.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!