NovelToon NovelToon

PRIA DINGIN UNTUK ECA

01. Awal Bertemu.

Sebuah rumah yang terbilang megah, orang biasa menyebut nya mansion atau bahasa alay nya istana kerajaan.

Eca Permatasari. Seorang wanita yang sekarang sudah berumur 25 tahun, tengah menuntaskan mandi pagi nya. Dia akan pergi mengurus perusahaan terbesar nya sepeninggalan orang tua.

Eca sekarang tinggal bersama kakak kandung nya yang bernama Tiffany, dan juga sepupu nya yang bernama Ayunda.

Tante dan nenek nya juga ikut serta meramaikan rumah mendiang Almarhum Pak Roby.

"Ca cepetan ya mandi nya" Pinta Tiffany yang secara tiba-tiba mengetuk pintu toilet.

"Iya mbak" Jawab Eca dengan nada tinggi.

10 menit kemudian, Eca keluar kamar mandi.

Selanjutnya wanita itu melanjutkan rutinitas paginya dengan dandan secantik-cantiknya.

Semua peralatan makeup sudah di aplikasikan di wajah, rambut pun sudah terikat kunciran kuda. Pakaian dikenakan sudah lengkap dengan setelan kantoran.

Eca mengecup kan bibir nya, pertanda dia sudah siap untuk berangkat ke perusahaan.

Walau dirinya sudah jadi konglomerat yang mempunyai banyak harta dari warisan orang tua, Eca tidak berlebihan memakai aksesoris yang mencolok, seperti berlian yang nempel di leher, telinga ataupun pergelangan tangan.

Eca turun dari tangga sambil celingukan mencari Tiffany di ruang tamu, sorotan demi sorotan ke sudut ruangan sama sekali tidak menangkap tubuh wanita berumur 27 tahun itu.

"Manusia satu itu kemana lagi, disuruh cepat tapi ngaret, dodol!" Gerutu Eca.

Salah satu asisten nya datang menghampiri Eca. Begitu dia datang, Eca langsung nyuruh membawakan tas kantorannya.

Gerry dengan sigap langsung menangkap tas itu dari tangan Eca, sambil mengucapkan kata dengan sopan. "Nona Fanny sudah berangkat baru saja non, mari non kita juga berangkat"

Baru saja Eca mau pasang kacamata hitam nya, langsung diberhentikan oleh Gerry yang menjawab gerutuan Eca, lalu Eca menoleh ke arah salah satu asisten pribadi nya.

"Ya, sudah biasa, udah gak aneh, ayo!" Kata Eca dengan nada sebal.

"Non." Gerry mencegah Eca untuk melangkah.

Eca merapatkan bibir, lalu menoleh ke arah Gerry yang sedang menunjuk sepatu Eca yang dipakai selang-seling.

Eca membulatkan kedua mata, dan menunduk ke bawah.

Blush!!

Wajah merah tiba-tiba ikut memancarkan pesona wajah Eca yang sudah glowing.

Keseharian Eca yang telat bangun seakan membuat asisten nya menggeleng-geleng kepala rutin setiap pagi.

**

Di kantor perusahaan Eca bekerja, dia berjalan sambil di kawal ketat oleh Edward dan Gerry di belakang.

Kebetulan wanita itu hari ini akan mengadakan rapat dadakan mengenai omset perusahaan yang kian hari, kian merugi.

Eca berdiam diri sejenak, dia menunggu lift yang sudah bergerak kebawah.

Menunggu, sambil menepuk teras dengan salah satu telapak sepatunya.

Ting.

Begitu lift terbuka, Eca masuk ke dalam lift itu, pengawal setia nya pun ikut masuk.

Tak lama, Eca berjalan menuju ruang rapat yang dimana staff lain sudah berkumpul di meja putih panjang dengan empat kursi kosong.

"Sisanya kemana?" Tanya Eca sambil menarik salah satu kursi yang akan dia duduki ke arah belakang.

"Dua orang sedang mengambil dokumen Bu, untuk Bu Tiffany dengan Bu Ayunda saya belum lihat lagi" Tanya salah satu staff bagian pemasaran yang bernama Fatimah.

Fatimah diajak Eca ke perusahaan nya, saat Eca tahu Fatimah mempunyai anak dari mantan suami Eca yang telah meninggal dunia.

Eca merangkul Fatimah dan Eca tidak dendam sedikit pun kepadanya, karena percuma saja dendam, pasti ujung-ujungnya bakal balik ke masa lalu.

Eca hanya ingin tenang dan berdamai dengan masa depan yang akan menantinya.

Gubrak!!

Ayunda dan Tiffany tiba-tiba datang buat kisruh dengan membuka pintu secara tergesa-gesa.

Eca menoleh dan mengerut kening "Kalian ngapain?, cepat duduk!" Katanya dengan nada sewot.

"Maaf Ca telat, mobil kami mogok dijalan" Kata Ayunda dengan santainya, padahal Eca sudah memerintahkan dia untuk duduk.

Eca tersenyum manis, tatapan nya pun manis, namun batin nya asam kecut.

"Iya cepat duduk" Kata Eca ke Ayunda, lalu dia menatap ke arah Tiffany.

"Teh tolong carikan Rio dengan Rebecca di luar ruangan rapat, kalau tidak ada mereka gak akan saya mulai rapat nya" Kata Eca dengan tatapan tegas.

"Oke" Jawab Tiffany.

Belum saja Fany melangkah, yang di omongin Eca sudah masuk ke dalam ruangan rapat.

"Maaf Bu saya kelupaan bawa dokumen rapat tadi" Kata Rebecca, sambil menyerahkan data-data perusahaan kepada Eca, Eca menerima lalu melihat, menggeleng kepala lalu menaruh dokumen itu ke atas meja dengan emosional.

"Cepat kamu duduk" Titah Eca ke Rebecca.

"Pagi yang indah ya Bu" Sapa Pak Budiono dengan sopan ke Eca.

Eca menoleh lalu menjawab dengan nada sedikit ketus "Tidak indah, kita rugi 20 miliar"

Rebecca membelalak, lalu menimpali obrolan Eca. "Maaf Bu, kita masih berusaha mencari peretas itu, segera mungkin cepat di temukan" Sahut Rebecca.

"Eca... Eh enggak, maksut saya Rebecca, yang kamu usahakan kemarin berarti tidak berefek sama sekali dong?" Kata Eca.

"Orang nya masih saya cari kok Bu" Jawab Rebecca.

"Jawaban nya sudah jelas, berarti kamu tidak bekerja sesuai dengan yang saya bayar" Katanya dengan tatapan tajam.

"Maaf Bu" Gumam Rebecca.

Tok.. Tok..

Salah satu staff yang tidak di ikut sertakan rapat, tiba-tiba masuk ke dalam ruangan.

Staff yang bernama Daffa itu menghampiri Eca dan membisikkan sesuatu di telinga nya "Pelamar kerja yang ibu panggil sudah mulai berdatangan Bu"

"Berapa orang?" Tanya Eca.

"4 Orang Bu" Jawab Daffa.

"Suruh tunggu dulu di lobby, nanti saya kesana" Bisik Eca.

"Baik Bu" Jawab Daffa.

Eca mengangguk, lalu menoleh ke arah staff dengan tatapan tajam nya kembali "Untuk semua nya yang ada disini, jangan pernah menyelesaikan masalah setelah masalah itu terjadi, tolong pahami maksut kata-kata dari saya" Kata Eca menggebrak meja pelan lalu bangkit dari duduk nya.

"Rebecca, coba kamu cari cara yang ofensif ke depan nya" Kata Eca berdiam diri sejenak, lalu menunjuk ke arah tisu yang ada depan Fatimah.

"Tolong yang buang sampah harus segera di bersihkan, belajar tertib untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman" Kata Eca, lalu meninggalkan ruangan rapat untuk ke ruangan kerjanya terlebih dahulu.

Tak lama, Eca mengambil ponsel untuk menelpon Fatimah, Eca langsung menyuruh dia untuk wawancara calon karyawan di perusahaan nya.

**

Sore hari, dengan suhu Kota Cirebon yang lagi dingin, Eca memarkiran mobil nya di Indomaret. Niatnya wanita itu ingin membeli cemilan untuk mengisi waktu bersantai nya setiap malam.

Belanjaan demi belanjaan yang dia inginkan sudah di masukkan ke dalam keranjang, lalu pergi ke arah kasir setelah merasa puas.

Sialnya, dia tidak membawa dompet karena tertinggal di dalam ruangan kerja nya.

Barcode Qris kasir juga sedang eror.

"Aduh gimana ini, gak bisa di cancel dulu ya mbak?" Kata Eca dengan gelisah.

"Gak bisa Bu, soalnya sudah masuk ke sistem kami" Jawab seorang kasir berjenis kelamin perempuan itu.

"Berapa?" Tanya seorang Pria yang tiba-tiba menyerobot ke depan untuk menanyakan harga.

"Dua ratus enam puluh lima ribu mas" Jawab Kasir itu.

Pria itu membuka dompet, lalu menyerahkan uang tiga ratus lima puluh ribuan "Sekalian bayar barang yang sudah saya beli, tolong cepat ya mbak, waktu saya sudah terbuang banyak untuk mengantri tidak jelas disini, karena alasan konyol ketinggalan dompet" Kata Pria itu dengan nada dingin.

Eca yang merasa tersinggung, dia langsung mengejar cowok itu ketika urusan transaksi nya selesai.

02. Pacarnya Cemburu.

Eca dengan rahang mengeras matanya terus menyorot wajah datar pria yang bernama Eldhin Ramadhan di luar minimarket.

Bahkan Eldhin dengan santai meminum kopi yang sudah dia beli di point cafe. Menghisap rokok yang sudah dia beli, menghiraukan ocehan Eca yang sudah seperti kicauan burung beo.

Eldhin membuka ransel kecil, mengambil note book dan menyobek secarik kertas untuk menulis nomor rekening gopay yang akan diberikan kepada Eca.

"Nanti uang nya di transfer di nomor gopay saya" Kata Eldhin dengan tatapan datar yang khas.

Yang membuat Eca tidak suka pada orang itu adalah wajah nya yang menurut Eca sangat menyebalkan. Sangat datar dan terlalu dingin. Eca yang tidak suka dengan pria dingin, dia langsung mengomel Eldhin terus-menerus.

Merasa telinga nya sudah panas, Eldhin cepat mematikan rokok, bangkit dari tempat duduk, lalu menuju ke arah mobil pribadinya yang terparkir di samping mobil Eca.

"Ini mobil kamu?" Tanya Eldhin menatap Eca.

"Iya" Jawab Eca.

"Ganggu, tolong minggirin, mobil saya mau keluar" Kata Eldhin dengan tatapan dingin.

"HAH!" Eca terkejut, rasanya ingin sekali teriak tepat di depan telinga nya keras-keras.

Eca menggeleng kepala, dia bersikap dewasa dan mengalah. pergi dari minimarket, memilih untuk pulang ke rumahnya.

Setengah jam perjalanan akhirnya Eca telah sampai di rumah mewah nya. Dia sedang menuju ke kamarnya sambil berjalan ritme pelan dengan kepala tertunduk.

Ceklek!

Eca membuka pintu kamar setelah membuka blazer hitam milik nya, lalu membuka satu persatu kancing kemeja dalam nya.

Pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya agar tidak lengket, setelah berganti pakaian santai, Eca langsung merebahkan diri di ranjang tempat tidur.

Rasanya lelah sekali harus mengurus perusahaan tanpa orang tercinta.

Bahkan saking sibuknya, Eca membawa satu kerjaan nya ke rumah.

Niatnya, Eca malam ini ingin lembur di kamar nya sambil nyemil makanan yang dia beli.

Tapi pikiran nya terganggu oleh penemuan makhluk hidup yang begitu menyebalkan.

Eca melihat secarik kertas yang sudah tertulis nama Eldhin Ramadhan. lengkap dengan nomor ponsel gopay nya.

Sisi lain, Eldhin yang sudah bercengkerama dengan penonton kanal youtube nya tiba-tiba ada suara bunyi notifikasi whatsapp dari nomor yang tidak dia kenal sama sekali.

Eldhin mengerut kening, lalu menjawab pesan yang tertulis *P* sebanyak dua kali.

*?????* Jawab nya Eldhin dengan singkat.

*Saya Eca, yang barusan ketemu kamu di Indomaret* Balasan Pesan dari nomor yang tidak dikenal.

Eldhin mengerutkan kening sambil mikir keras, kenapa wanita itu tau nomor whatsapp nya, bodoh nya dia memberi nomor gopay yang dimana itu adalah nomor whatsapp nya juga.

"Bisa-bisa nya dia seniat itu simpan nomor whatsapp dari nomor gopay?" Gumam Eldhin pada diri sendiri. Kesal sekali rasanya saat orang lain mengetahui nomor pribadi nya.

Eldhin membalas pesan whatsapp Eca dengan tatapan datar menatap layar ponsel *Bentar ya, saya lagi live streaming YouTube, kalau mau nonton kamu lihat aja di channel youtube saya* Jawab Eldhin sambil memberi nama channel YouTube pribadi nya kepada Eca.

Eca sengaja mengirim pesan whatsapp kepada Eldhin karena Eca tidak mau rugi, karena transfer dari rekening bank ke rekening e-wallet ada biaya admin, Niatnya dia ingin menanyakan nomor rekening yang sama dengan rekening bank miliknya.

Eldhin tidak menjawab lagi, membuat Eca semakin penasaran dengan cowok itu.

Eca iseng membuka channel youtube yang sudah di kasih tau pria itu.

Bahkan setelah Eca melihat orang itu di balik layar kaca ponsel nya, Eca secara mendadak ketawa-ketawa sendiri.

Speaking publik hingga pembawaan dari Eldhin seakan membius ketertarikan Eca.

Bahkan Eca sekarang memberi donasi di live streaming nya Eldhin melalui link yang sudah Eldhin pin di live chat nya.

Eldhin yang fokus membunuh musuh sendirian di balik tower seketika AFK sejenak, melihat donasi satu juta dari nama user yang bernama Eca Permatasari dengan pesan di bawah nya "Bayar Indomaret, sisanya buat beli seblak ceker!"

Eldhin menggigit bibir bawah karena terkejut. Disaat yang bersamaan pacarnya sedang melihat live streaming nya.

Sial

"Nyari perkara aja orang ini!" Dalam hati Eldhin, dengan profesional dia bilang terima kasih kepada Eca, sampai live Eldhin itu tersudahi dengan durasi live dua jam lebih.

Eldhin menerima sambungan telepon whatsapp dari kontak yang bernama Vonny Nafara. yang dimana wanita itu adalah kekasih dari Eldhin.

"Itu siapa yang ngirim donasi satu juta ke kamu?" Tanya Nafa.

Eldhin tidak menjawab pertanyaan yang tidak berkualitas itu, sifat Eldhin emang terlalu dingin kepada orang-orang, bahkan ke pacar nya pun begitu. Sampai sekarang, belum ada yang bisa mencairkan dinding kutub di tubuh pria itu.

"Eldhin Ramadhan jawab!!, siapa yang ngirim donasi barusan!" Sewot Nafa dari balik benda pipih yang sedang menempel di telinga pria datar itu.

"Saya mau istirahat, nanti lagi" Kata Eldhin langsung mematikan panggilan ponsel nya sepihak, parah sekali emang pria satu itu.

Nafara yang tengah makan gorengan yang sudah dibelikan ibunya, langsung pergi ke rumah mewah Eldhin menggunakan sepeda motor matic nya.

**

Tok.. Tok..

Eldhin yang sedang santai mendengarkan music favorit nya, lekas melepas kedua earphone dari kedua telinga nya, lalu menoleh ke arah pintu setelah memastikan suara ketukan pintu yang nembus di telinga untuk kedua kalinya.

Ceklek!

Eldhin memampang wajah datar khas nya, menatap wajah kekasihnya yang sedang mengerucut bibir. "Mana katanya istirahat, pembohong!" Sewotnya.

"Istirahat bukan berarti tidur" Kata Eldhin dengan tatapan dingin.

Karena saking takut kehilangan kekasih nya, Nafa rela jauh-jauh dari kabupaten ke kota untuk menemui Eldhin.

Dia terus menanyakan siapa yang donasi, disini Eldhin menjawab jujur.

"Gak tau dari orang aneh" Kata Eldhin dengan nada dingin, tatapan wajahnya pun sinkron dengan nada bicaranya.

"Jangan bohong, saya lihat setelah di donasi kamu senyum, yang saya tau kamu jarang tebar senyuman!" Jawab Nafa dengan nada ngegas.

Eldhin menghela nafas beratnya, memandang singkat wajah nafa, lalu memasang earphone nya kembali ke telinga "Saya sibuk, kamu pulang lagi saja" Katanya.

"Jawab dulu hey Eldhin Ramadhan!" Kata Nafa yang sudah termakan rasa cemburu.

Nafa mencengkram ujung baju Eldhin setelah dia ingin melangkah masuk ke dalam rumah nya.

Eldhin memejamkan mata dan melepas kembali earphone nya, berbalik badan lalu menatap ke arah Nafa dengan pandangan super dingin.

"Saya suruh kamu untuk pulang ya pulang!, saya lagi sibuk!" Kata Eldhin dengan nada tinggi, emosinya sudah terpancing karena Nafa datang hanya untuk bertanya seperti itu.

Seakan sifat posesif Nafa semakin hari semakin menjadi-jadi, membuat Eldhin kian lama kian murka kepada nya.

03. Kencan Perjodohan.

Keesokan harinya.

Nenek Eca tengah mengobrol santai dengan salah satu kerabat seperjuangan.

Karena dulu saat Bu Idah berusia muda, beliau lah yang handle perusahaan Adi Solusindo Group, sebelum akhirnya jatuh tangan kepada anak nya yang kini telah meninggal akibat kecelakaan di jalan tol beberapa tahun yang lalu.

Bu idah bernapas lega, setelah Cucu nya yang bernama Eca mampu meneruskan visi misi perusahaan yang dia bangun sedari kecil hingga sekarang menjadi besar dan ternama.

Beliau kini sedang menelpon nenek dari Eldhin Ramadhan, sekaligus kerabat dari Bu Idah itu sendiri.

Pembahasan nya mengenai perjodohan, sang nenek tidak tinggal diam setelah hidup Eca kehilangan segalanya.

Jauh-jauh hari, bahkan berbulan-bulan Bu Idah emang terbilang rutin merayu Bu Siti untuk memperkenalkan salah satu cucu laki-laki pilihan nya.

Kali ini Bu Siti pun leleh, beliau sendiri akan memperkenalkan Eldhin. Setelah sambungan telepon itu di tutup, Bu Siti memberikan nomor pribadi Eldhin kepada Bu Idah.

Sebelum Bu Idah menelpon Eldhin, Bu Siti akan lebih dulu bicara empat mata kepada cucu nya.

Sebuah teriakan keras Bu Siti dari lantai bawah, membuat Eldhin yang sibuk mengedit video konten, langsung menghampiri.

"Iya nek" Kata Eldhin berhenti di anak tangga terakhir, berdiri tegak menatap nenek nya yang tengah melambai tangan.

"Sini Din" Titah sang nenek, dan Eldhin pun menghampiri dengan wajah senyum kecil.

Setelah Eldhin duduk di samping beliau, Bu Siti mengobrol basa-basi terlebih dahulu sebelum mengarah ke topik utama.

"Gimana hubungan kamu dengan Nafa, Din?" Tanya Bu Siti dengan tatapan serius.

Eldhin mendongak kepala tipis menatap betapa seriusnya tatapan dari nenek nya itu.

"Tidak ada masalah dan semua baik-baik saja" Jawab Eldhin sambil menuangkan air putih ke dalam gelas, meminum nya dan tersedak.

"Mau gak kamu nenek jodohkan sama janda muda?" Tanya Bu Siti, pertanyaan itu yang membuat Eldhin tersedak.

Eldhin gak menjawab, dia fokus mengambil lembaran tisu yang ada di meja. Setelah nya dia menatap wajah nenek nya.

"Terserah nenek aja, aku mah ikut aja nek" Kata Eldhin dengan nada sopan.

**

Sisi lain, ada Eca yang sedang santai sembari melihat Bu Idah menyiram tanaman di kebun samping rumah.

"Nek, biar Eca aja yang nyiram tanaman nya, nanti sakit pinggang nya kumat jangan ngeluh ke Eca loh ya" Kata Eca sambil menopang dagu dengan genggaman tangan, tatapan nya mengarah ke arah tubuh nenek nya.

"Gini-gini juga nenek masih... Kretek!!"

"Adududuh"

"Nah kan... Baru juga dibilang, sudah kumat lagi" Kata Eca terhentak berdiri untuk menolong Bu Idah kembali duduk ke kursi roda nya.

"Tolong ambilin nenek counterpain Ca" Pinta Bu idah. Eca merogoh saku celana nya, dan memberi yang di minta sang nenek.

"Sudah Eca bawa, antisipasi kalau nenek nekat nyiram tanaman sendirian" Kata Eca dengan senyuman. Bu idah langsung mengambil krim itu dari tangan Eca.

Sambil mengoles krim di tubuhnya yang sakit, Bu Idah berbicara langsung ke inti.

"Nenek rasanya mau banget punya cicit ca"

Perkataan Bu Idah, membuat Eca mendadak jadi patung seperti manekin, karena dia sangat tidak mengerti maksud dari perkataan neneknya.

"Ada cucu dari teman nenek. Dia berwibawa, ganteng dan juga gagah. Ingat ca, kamu gak selamanya menyendiri setelah ditinggal suami kamu, kamu harus cari pasangan lagi" Rayu Bu Idah.

Eca mengerut kening, dan tidak menanggapi omongan Bu idah, dipikirnya beliau ini sedang memberi lelucon kecil.

"Nenek serius, coba lihat ini, tampan kan" Kata Bu Idah memperlihatkan wajah Eldhin dari ponsel nya.

"Bentar" Eca mikir keras dengan kerutan dahi.

Eca menarik nafas panjang-panjang, setelah mengingat siapa orang itu, Dia langsung berkata "Maaf nek, Eca tolak" Kata Eca dengan senyuman, kemudian dia lanjut berkata "Hati Eca masih tersimpan nama Niko, gak ada satupun pria yang bisa menggantikan nama nya" Sambungnya.

Ting!

Selepas Eca berbicara seperti itu, Eldhin mengirim pesan whatsapp untuk Eca.

Eca melihat sejenak, lalu menghela nafas, Ia langsung mengajak neneknya masuk ke dalam rumah.

Saat sudah di dalam rumah nya, Eca berteriak memanggil salah satu asisten rumah tangga.

"Iya non, ada apa?" Kata Mbok Nengsih.

"Tante Lusi lagi pergi kemana ya mbok? Kok saya belum lihat beliau?" Tanya Eca dengan sopan.

"Oh, beliau lagi pergi beli ponsel baru katanya non" Jawab mbok Nengsih.

Eca menepuk kening "HP sudah ada tiga masih aja beli yang baru" Keluhnya.

"Mbok maaf, saya tinggal dulu ya, saya mau ada urusan sebentar diluar, tolong titip nenek dulu, jangan pernah ngajak beliau untuk nyiram tanaman ya" Titah Eca.

"Baik non" Jawab Mbok Nengsih langsung menghampiri Bu Idah saat itu juga.

Bu Idah yang kebetulan mendengar, beliau sedikit tersinggung, lalu berkacak pinggang dengan suara tertahan, dan itu tidak di dengar oleh Eca, karena dia sendiri sudah pergi dari sana.

**

Di restoran yang sudah di sewa seluruhnya oleh Eldhin, Eca masuk pintu dan dihadang oleh salah satu pelayan restoran.

"Maaf nona, tempat ini sudah penuh dan sudah ada yang pesan" Kata pelayan restoran.

Eca menghela nafas singkat, menatap tajam ke arah pelayan itu.

"Satu cowok di meja nomor lima, pakaian kemeja putih yang sedang menunggu tamu? Dan tamunya itu adalah saya" Kata Eca.

Pelayan itu langsung membuka jalan untuk Eca, dan menuntun ke meja yang sudah Eldhin booking.

Eca berjalan pelan dan menatap punggung cowok itu yang sedang santai membaca koran harian.

Kemudian, Eca duduk tepat di hadapan cowok itu. "Jangan buang-buang waktu, saya lagi sibuk" Kata Eca sambil mengatur timer 30 menit di ponsel, dan menaruh ponsel itu di atas meja dalam posisi layar terbalik.

Eldhin menoleh dengan tatapan dingin ke arah Eca, melemparkan koran itu ke atas meja dengan pelan.

"Saya yang harus nya bilang itu" Kata Eldhin sambil mengambil gelas yang sudah di isi minuman anggur.

Eca mengerut kening, lalu menopang dagu untuk membuang wajah ke arah jendela.

Eldhin yang yang lagi menunduk kepala langsung mendongak tipis. "Apa kamu tau maksud saya ajak kamu kesini?" Tanya Eldhin dengan nada dingin.

"Tidak, karena anda tidak memberi tahu" Jawab Eca tanpa melihat wajah Eldhin, pandangan nya masih fokus mengarah ke arah jendela.

Eldhin menghela nafas, saat itu juga ingin menjawab, tapi lebih dulu di potong oleh Eca.

"Ini soal rencana perjodohan kan?" Tukas Eca.

Eldhin menaikan satu alis, setelah nya dia langsung menjawab "Wanita aneh" Katanya dengan nada dingin.

Eca yang sedari tadi melihat jendela, langsung menoleh karena merasa tersinggung.

"Kamu tuh yang aneh, ini kah cowok yang dikenalkan nenek untuk saya?, mana sok ganteng lagi!" Kata Eca dengan nada sebal.

Eldhin menatap dingin kearah Eca "Kalau bisa di bilang saya ini ibarat cermin untuk anda, anda ada di depan saya dan lihatlah pada diri anda, siapa yang lebih aneh, padahal saya di depan anda, tapi anda berbicara melihat ke arah jendela" Katanya.

Eca menggeleng kepala, lalu mengambil tas kecil nya, rasanya sudah muak dengan perkataan demi perkataan dari Eldhin.

Ting!

Pesan notifikasi dari neneknya, menahan kepergian Eca, Eca kembali ke tempat duduk untuk melanjutkan kencan pertama nya dengan pria lain setelah kematian suami.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!