NovelToon NovelToon

Time Travel Of A Chemist

Abad 21

-Di sebuah klub malam-

"Hey Melisa kau bilang dijahati orang, lantas kenapa mengajakku kesini? Aku akan mengantarmu pulang!!" ucap Arga yang merasa kesal karna dibohongi calon adik iparnya. 

"Pikiranku sedang kalut ka, tolong temani aku sebentar ya" Ajak Melisa memelaskan wajahnya. 

"Tidak, lebih baik aku pulang" tolak Arga, yang berusaha untuk pergi dari klub itu.

"Ayolah ka sekali ini saja, atau aku akan berteriak kalau kau ingin melecehkanku!" Melisa dengan sengaja merobek lengannya bajunya. 

"Kau!!! " Arga menunjuk wajah Melisa dengan geram.

"Too….. " Seketika Arga membekap mulut Melisa

"Diamlah kau!!! Aku tidak menyangka kau semurahan ini!" bentak Arga.

Melisa melepaskan bekapan tangan Arga "Hey kenapa kau kasar sekali aku kan hanya mengajakmu duduk saja, ayo" ia memaksa Arga untuk duduk

Dengan sangat terpaksa Arga menyetujuinya dan duduk di samping Melisa, lalu Melisa pergi untuk mengambilkan minuman.

"Minumlah" Melisa menyodorkan gelas yang berisi air putih, namun Arga menolaknya. 

"Aku tidak mau! Aku bukan orang yang suka minum sepertimu!" tolak Arga

"hey aku tau itu, ini hanya air putih yang ku tuangkan, ini botolnya kalau kau tidak percaya" Melisa mengeluarkan botol air minum kemasan di dalam tasnya "Ayo minumlah kau pasti haus, aku tidak mencampur apapun percayalah"

Karna memang tenggorokan Arga terasa kering karna terlalu banyak berdebat dengan Melisa akhirnya ia meminum airnya. 

"tidak terjadi apa-apa kan? Memangnya aku sejahat itu apa" ucap Melisa dengan senyum penuh artinya itu. 

"Awas saja kau kalau macam-macam, aku tidak akan memaafkanmu!" ancam Arga.

Selang beberapa menit Arga merasa tubuhnya pusing, ia lalu beranjak menuju toilet, namun ditengah jalan tangan Melisa menariknya. 

"Apa yang kau masukkan di minuman itu Melisa!!" bentak Arga yang memegang kepalanya. 

"Aku tidak memasukkan apapun, biar kubantu" Melisa mencoba membantu Arga namun ditepis olehnya. 

"Lepaskan aku! Dasar wanita murahan! " Arga menepis setiap sentuhan Melisa padanya, dengan susah payahnya ia mencoba menelpon Aurora namun panggilannya tidak diangkat hingga ia tak sadarkan diri dipelukan Melisa. Melisa yang merasa rencananya berhasil ia menarik salah satu sudut bibirnya. 

.

.

.

.

***

.

.

.

.

Karna deringan ponsel miliknya, Aurora terbangun dari tidurnya.

"Ada apa Arga menelponku selarut ini? Ada 5 panggilan tak terjawab" karna merasa penasaran Aurora menelpon kembali nomor Arga hingga beberapa kali namun tak ada jawaban di ponselnya, karna merasa khawatir akhirnya Aurora memutuskan untuk melacak keberadaan ponsel Arga.

Kenapa letaknya bukan di rumahnya? Batin Aurora. 

Dengan segera ia bersiap dan pergi keluar kamarnya dengan langkah perlahan karna tidak ingin membangunkan orang di dalam rumahnya. 

Namun seketika ada suara terdengar

"Mau kemana lagi kau anak tidak tau diri!" ucap ibu tirinya yang masih terjaga di ruang tv

"Kemanapun aku itu bukan urusan ibu, lagian sejak kapan ibu perduli padaku?" jawab Aurora, ia melanjutkan langkahnya lagi

"Sialan dasar anak tidak tau diri! Apa kau mau menemui om om hah?" ledeknya

Seketika Aurora merasa dadanya dihantam batu hingga membuatnya merasa sesak mendengar ucapan ibunya yang menyakitkan itu, amarahnya memuncak namun ia berusaha tak menghiraukan perkataan ibu tirinya itu dan berlalu pergi. 

Kenapa ibu selalu memperlakukanku begitu rendah,apa salahku padanya!! 

Tak terasa air matanya mengalir begitu saja, lalu ketika ingat dengan tujuannya keluar rumah ia langsung mengendalikan dirinya dan menghapus air matanya.

"Aku sampai lupa, bagaimana keadaan Arga? Kenapa ponselnya terletak disebuah klub malam? Bukankah dia tidak pernah kesana?"

Aurora terus melacak ponsel Arga hingga membawanya ke lantai atas klub malam, langkahnya terhenti ketika melihat 1 pintu di ujung ruangan yang menunjukkan keberadaan ponsel Arga. 

"Di dalam kamar itu?? Atau mungkin… ." tanpa pikir panjang Aurora langsung menuju kamar tersebut. 

Ceklek

Seketika Aurora dikejutkan oleh pemandangan didepannya, terlihat sepasang kekasih yang sedang tidur tanpa mengenakan pakaian hanya terlihat bagian atasnya saja yang sedang berpelukan. 

Aurora mendekati mereka, ia langsung terkejut melihatnya, dadanya terasa sesak ketika tau orang yang ada di ranjang itu adalah tunangannya dan adik tirinya Melisa. 

"ARGA!!" teriak Aurora menggema memenuhi ruangan, membangunkan Arga dan juga Melisa, Arga yang baru sadar seketika terbelalak mendapati dirinya yang telanjang dada dengan melisa yang ada di pelukannya, pandangannya teralih pada wanita yang berteriak di depannya. 

"Kau!! ******** Arga!!!" teriak Aurora

"Tunggu sayang, ini tidak seperti yang kamu pikirkan" Arga segera melepaskan pelukan Melisa yang sebenarnya pura-pura tidur dipelukan Arga. 

"Cukup!! aku tidak menyangka kau akan menyakitiku begitu dalam seperti ini! Jika kau berselingkuh dengan orang lain mungkin aku tidak akan sesakit ini, tapi kau!!! Tega!!!" Aurora yang entah perasaannya yang sudah begitu kacau mencoba pergi dari tempat itu, namun dengan cepat Arga menahannya. 

"Tunggu sayang, ini tidak seperti yang kamu fikirkan aku bersumpah dia menjebakku" Arga yang begitu frustasi mencari cara menjelaskan pada Aurora akhirnya hanya bisa mengeluarkan air matanya "Tolong percayalah"

Plakk!! 

Tamparan keras menyentuh pipi Arga, Aurora yang sudah tidak tau harus bicara apalagi memutuskan untuk pergi begitu saja dengan luka hati yang teramat dalam, ia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh menembus heningnya malam. 

"Ibu kenapa semua orang jahat padaku?!!" 

"Apa Salahku!!"

"Ibu aku merindukanmu, aku ingin bersamamu saja!!"

Aurora terus berteriak di dalam mobilnya, ia tidak pernah merasakan penghianatan yang sesakit ini.

Karna Aurora tidak bisa mengontrol emosinya membuat mobilnya hilang kendali hingga menabrak sebuah truk didepannya menyebabkan mobilnya terjatuh ke dalam sungai dengan kondisi yang mengenaskan, bahkan terjadi ledakan yang cukup besar karna kecelakaan itu. 

*Inilah akhir hidupku, aku pasrah, aku membenci kehidupan ini!!! 

Ibu maafkan aku tidak bisa hidup dengan baik*...

Tubuh Aurora yang sudah terpental hanyut di sungai dengan arus yang cukup deras, hingga tak lama kabar kecelakaannya menjadi berita hangat di televisi dan sampai ke telinga Arga dan juga keluarga Aurora.

Dinasti Ming

"Ayah aku akan menangkap ikan disungai ya" ucap seorang gadis bernama Lin Lin pada ayahnya yang sedang menyalakan api.

"Baiklah nak, hati-hati" jawab ayahnya

Tak berselang lama sebuah teriakan terdengar 

"AYAH!! kemarilah!!!" dengan cepat Tabib Li mendatanginya. 

"Ada apa nak, apa kau terluka?" tanya nya

"Itu ayah ada mayat! " Lin Lin menunjuk seseorang yang tergeletak di bebatuan pinggir sungai. 

"Ayo, biar kulihat" Tabib Li memegang denyut nadi wanita bercadar itu

"dia masih hidup nak, ayo bantu aku membawanya"

"Baik"

Mereka membawa wanita itu kedalam rumah mereka dan membaringkannya

"Ayah dia memakai cadar, biar kulepas cadarnya" namun seketika tabib Li terkejut dengan wajah wanita tersebut. 

Apa! Dia permaisuri Xiao yu yang diasingkan pangeran Dong ming. 

"Nak, dia permaisuri kerajaan Ming, kau ingatkah dia diasingkan karna buruk rupa dan difitnah selir agung" Ucap Tabib Li dengan wajah yang masih terkejut

"Iya ayah aku mengingatnya, lalu kita harus bagaimana?"

"Rawat dia dengan baik nak, aku akan membantu menyembuhkan luka-luka nya"

"Baik"

1 minggu kemudian

"Auuhh sakit sekali" Aurora membuka matanya. 

Dimana ini? Kenapa semua barang disini terlihat kuno? Dan tempat apa ini? Bukankah aku sudah mati? 

"Sudah bangun permaisuri.." suara dari balik pintu terdengar, lalu muncul seorang lelaki paruh baya berpakaian putih dan seorang wanita muda dibelakangnya.

"Siapa kau? Kenapa aku bisa berada disini? Dan kenapa pakaian kalian kuno sekali?" tanya Aurora yang mengernyit keheranan. 

Apa ini alam setelah kematian??  Aurora masih melihat ke sekelilingnya.

"Ayah apa permaisuri terbentur cukup keras ya?" tanya Lin Lin 

"Tunggu permaisuri apa maksudmu? Aku ini Aurora, namaku Aurora! kalian aneh sekali"

"Apa yang anda bicarakan permaisuri?" Tanya Tabib Li

"Arggh kalian ini!! Memangnya ini tahun berapa, dan tempat apa ini?" tanya Aurora kembali

"sekarang tahun 1300 masehi, apa kau benar tidak ingat permaisuri?" tanya Lin Lin yang merasa khawatir

"Apa!!!! Bagaimana mungkin? Aku ini berasal dari jaman modern!!" 

"Modern itu apa?" tanya Lin Lin yang keheranan

Aurora menepuk jidatnya 

Astaga apa aku terlempar ke zaman kuno? tidak masuk akal!!

"Permaisuri jangan menyakiti diri anda begitu" Ucap Tabib Li yang melihat Aurora yang menepuk jidatnya sendiri

"Jangan panggil aku permaisuri aku ingin merubah namaku, bisakah kalian memberiku nama?" ucap Aurora, Tabib Li dan Lin Lin hanya mengerutkan dahinya 

"bagaimana mungkin nama anda permaisuri Xiao Yu" jawab tabib Li

"Kalian harus percaya bahwa aku bukan permaisuri yang kalian sebut itu! Mungkin saja rohku memasuki tubuh permaisuri ini, aku benar bukan berasal dari zaman ini, tapi kalian bisa menceritakan tentang pemilik tubuh ini, dan tolong untuk sementara aku tidak ingin ada yang tau identitas asliku, bisakah kalian memberiku nama lain dan kehidupan baru?"

Tabib Li yang mendengarkan perkataan Aurora tercengang

"tidak bisa dipercaya, reinkarnasi itu benar benar ada, baiklah aku akan memberimu nama Fangyin, dan kau akan ku angkat menjadi putriku, dan dia Lin Lin akan menjadi saudarimu"

"Baiklah terimakasih, bisakah kau ceritakan semua tentang permaisuri itu?" tanya Fangyin

Tabib Li menceritakan tentang permaisuri Xiao Yu.

Xiao Yu adalah permaisuri dari pangeran Dong Ming, yaitu pangeran kedua dari Kaisar Ming, ia seorang putri dari seorang mentri kerajaan, permaisuri Xiao Yu terlahir dengan wajah yang cantik namun entah kenapa ketika beranjak dewasa permaisuri mengidap penyakit kulit yang aneh yang membuat wajahnya terlihat buruk rupa, hingga ia selalu memakai cadarnya kemanapun ia pergi, hingga suatu ketika seorang pendeta datang menemui Ibu suri kerajaan memberitahukan bahwa jika pangeran Dong ming menikahi seorang wanita buruk rupa ia akan sembuh dari kutukannya itu, dan pendeta itu memberi saran untuk menikahkan pangeran dengan Xiao Yu yang kala itu sedang berjalan melewatinya

"Tunggu" Fang yin memotong pembicaraan Tabib Li 

"Jadi pangeran Dong Ming juga buruk rupa?" tanya Fangyin

"Tidak sebenarnya pangeran sangat tampan, tapi karna kutukan itu membuat sebagian wajah pangeran berbulu seperti serigala, maka dia selalu menutupi sebagian wajahnya dengan topeng" jawab Tabib Li

"Lalu pangeran setuju dengan pernikahan itu?" tanya Fangyin kembali

Pangeran tentu saja tidak setuju, ia merasa dihina karna harus menikahi wanita buruk rupa, namun karna desakan ibu suri akhirnya pangeran menyetujuinya, namun setelah pernikahan, sekalipun pangeran tidak pernah tau wajah permaisuri Xiao Yu yang selalu memakai cadarnya, bahkan karna merasa jijik dengan cerita yang beredar pangeran menjauhkan permaisuri dari lingkungan istana, namun walau begitu permaisuri tidak pernah merasa kesal dengan perlakuan suaminya ataupun orang orang yang merasa jijik padanya, ia tetap menjalani kehidupan sebagai permaisuri dengan membantu banyak rakyat miskin. 

"Lalu kenapa permaisuri bisa disingkan di hutan ini? Dan membuatnya hanyut di sungai?" 

"Ketika masyarakat mulai memuji kebaikan hati permaisuri, timbul rasa benci dari para selir Pangeran, mereka berusaha menjatuhkan Permaisuri Xiao Yu, hingga suatu ketika Selir agung merencanakan sebuah fitnah kejam ke permaisuri, ketika dia sakit dia meminta permaisuri menjaganya dan memasakannya makanan, namun itu hanya tipu muslihatnya untuk memfitnah permaisuri meracuninya, ketika Permaisuri memberinya sup selir agung langsung memuntahkan darah hingga membuat permaisuri difitnah meracuninya, dan tanpa penyelidikan pangeran Dong Ming langsung mengasingkan permaisuri di hutan selama satu tahun tanpa penjagaan"

"Huh kejam sekali, malangnya nasibku memasuki tubuh permaisuri itu" jawab Fangyin 

Serigala

"Huh kejam sekali, malangnya nasibku memasuki tubuh permaisuri malang" jawab Fangyin 

.

.

.

.

"Begitulah nak ceritanya, dan kau harus membantu permaisuri untuk mendapat keadilan" ucap Tabib Li

"Tentu saja aku akan membalas mereka semua, tapi tolong ayah rahasiakan identitas asliku ini ya"

"Baiklah aku juga akan melatihmu agar bisa menguasai pedang dan bela diri" 

"Siap!!"

"dan kau harus merubah cara bicaramu itu nak, kau harus mengerti tata krama" 

"hehe baiklah maafkan aku ayah" Fangyin memeluk tabib Li. 

Keesokan harinya

"Lin Lin… " Ucap Fanyin yang baru bangun tidur

"nona sudah bangun" Lin Lin membantu Fangyin berdiri dan bersiap untuk memberaihkan diri

"Lin Lin bawakan aku cermin" Fangyin yang sudah selesai mandi berniat ingin merapikan rambutnya dan meminta Lin Lin membawakannya cermin, namun seketika ia terkejut karna wajah buruk rupanya itu

"Aaaaaaa" Teriak Fangyin mengagetkan Lin Lin dan juga Tabib Li yang sedang berada di luar

"Ayahhhh kenapa wajahku seperti ini!!" 

"Apa kau lupa dengan yang kuceritakan nak? Tentang wajah permaisuri" jawab tabib Li

Oh iya ya aku jadi permaisuri itu sekarang, aaa wajahku jadi jelek seperti ini

"Hmm iya iya aku baru ingat, lalu apakah aku bisa sembuh ayah?" tanya Fangyin yang mengerucutkan bibirnya

"Bisa, tapi Syaratnya kau harus berendam di danau dekat hutan ketika purnama terakhir" jawab Tabib Li, Fangyin yang tidak mengerti hanya mengerutkan dahinya.

"Lalu kapan itu terjadi ayah?" Tanya Fangyin

"sekitar 7 hari lagi" Tabib Li menjelaskan semua kepada Fangyin dan memberinya mantra untuk menyembuhkan penyakit kulitnya itu.

"Baiklah" Fangyin yang sudah mengerti dengan penjelasan tabib Li akhirnya mulai menerima rupa nya itu selama ia belum sembuh ia selalu memakai cadarnya, hari harinya ia habiskan untuk berlatih dan membantu Tabib Li juga Lin Lin. 

1 minggu kemudian

Tepat tengah malam Fangyin pergi ke danau yang ditujukan Tabib Li untuk merendam tubuhnya, ia membacakan mantra yang diberikan tabib Li, dengan sekejap tubuh dan lukanya menjadi kering dan mengelupas, kulitnya menjadi putih bersih dan wajahnya secantik purnama yang indah, heningnya malam dan sinar rembulan menjadi saksi atas perubahan fisiknya.

"Huftt akhirnya aku bisa sembuh juga" Fangyin segera beranjak naik dan mengeringkan tubuhnya memakai semua pakaiannya namun tetap menggunakan cadarnya, ketika ia hendak pergi ia dikagetkan dengan suara auman serigala yang terdengar jelas di telinganya

"Serigala!! Aku harus cepat lari!" namun langkahnya terhenti ketika mendengar suara orang yang meminta tolong

.

.

Tolong!!! Tolong!!!

.

.

"Siapa yang meminta tolong?? Tapi aku takut serigala itu akan menerkamku, bagaimana ini?" 

Suara orang yang meminta tolong itu semakin jelas di pendengarannya lalu iapun mendekati asal suara itu, namun ketika ia mendekati asal suara itu matanya terbelalak melihat seekor serigala yang sedang kesakitan dengan panah yang masih menancap ditangannya.

"Serigala itu aku takut, tapi juga kasihan, lebih baik aku panggil Ayah saja.. " ketika ia membalikkan badan hendak pergi serigala itu berbicara

"Nona tolong aku, cabutkan panah yang menancap ditubuhku ini" ucap serigala itu yang kesakitan dengan panah yang menancap ditubuhnya.

Fangyin yang terkejut seketika membulatkan matanya dan membeku diam melihat serigala itu, namun karna ia merasa tidak tega maka iapun menolong serigala itu mencabut panah yang menancap di tubuhnga dan mencarikan dedaunan yang bisa menyembuhkan luka bekas panah itu

"Serigala kenapa kau bisa bicara? Apa setelah aku mengobatimu kau akan memangsaku? " tanya Fangyin yang membalut luka serigala itu

"Tidak aku tidak suka daging manusia" jawab serigala

"huft Syukurlah, kenapa kau bisa terluka? tanya nya kembali

"Aku dipanah oleh seorang pemburu"

"Baiklah, sekarang lukamu akan sembuh, tapi kau masih lemah maukah kau ikut denganku ke rumahku? Tapi nanti kau jangan menyakiti keluargaku! Kalau kau menyakiti mereka aku tidak akan segan mencincangmu menjadi daging panggang!!!" ancam Fangyin pada serigala

"Baiklah bawa aku kesana"

Akhirnya di malam yang sunyi itu Fangyin berjalan bersama serigala yang terluka menuju kediamannya, serigala itu merasa heran kenapa ada rumah ditengah hutan itu, namun dari kejauhan terlihat seseorang berpakaian putih berdiri di depan rumah itu yang tak lain adalah Tabib Li

"Kau sudah selesai nak?" tanya Tabib Li yang berdiri menatap kedatangan Fangyin dengan seekor serigala, Tabib Li mengerutkan dahinya melihat serigala yang ada dihadapannya. 

"Tenanglah Ayah dia baik, tadi aku menolongnya karna dia terluka" ucap Fangyin menjelaskan asal usul serigala itu "Bisakah kau membuatkanku obat untuknya ayah?" tanya Fangyin

"Tentu saja, baringkan serigala itu di tempat pengobatan nak" namun tatapan Tabib Li tidak lepas dari serigala itu yang menurutnya janggal, ia merasa serigala itu bukanlah serigala sesungguhnya melainkan jelmaan seseorang. 

Fangyin yang merasa ngantuk meninggalkan Tabib Li dan serigala itu, ia kembali ke kamarnya dan tidur, di lain sisi Tabib Li masih mengobati luka serigala itu, namun setelah beberapa saat bulan purnama yang menyinari malam itu tiba-tiba redup karna terhalang awan, betapa terkejutnya ia ketika tau serigala itu berubah menjadi pangeran Dong Ming.

Apa! Pangeran…..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!