NovelToon NovelToon

RAGA YG SELALU DI SALAHKAN

ep1" Awal

Mentari siang ini menggantung tinggi di atas kota, menyinarkan teriknya ke jalan - jalan yg mulai sepi.hanya sedikit orang yg masih berkeliaran di jalan kecil pinggir kota.

Sebagian besar memilih berteduh di rumah atau warung. Suara langkah kaki berderak di atas aspal yg retak itu. Aku mengayuh sepeda tua . Aku baru saja pulang dari rumah sakit tempat ku bekerja. Karna badan ku tidak enak.

Namaku Ebby Zahran 20 tahun, aku bekerja di rumah sakit milik almarhum papah ku sendiri. Aku bekerja karna kemauan mamah, sebagai OB. Mamah ku sudah menikah lagi dengan pria yg sudah punya anak satu. Aku punya kakak kandung dan kakak tiri.

Kakak kandung ku bernama Ryan Kakak tiriku bernama Adi Nugraha.

Kak Ryan terlihat acuh padaku, entah mengapa dia seperti itu padaku. Dia sangat dingin padaku, mamah juga tidak terlalu dekat dengan ku. Entah mengapa.

Tapi aku tetap menyayangi mereka , karna mereka keluarga ku.

Sepeda tua milik itu hadiah dari Almarhum kakek dulu saat aku lulus SMP dengan nilai terbaik.

Aku sudah sampai di pelataran rumah ,aku memarkirkan sepeda itu di dekat motor kak Ryan.

Aku turun membawa satu bungkus roti bakar yg baru saja aku beli.

Pintu tidak di kunci , hingga aku masuk dengan pelan. Pak satpam Santoni atau akrab di sapa pak Toni. Itu tersenyum manis padaku. Beliau merasa sedih karna aku putra kandung keluarga Zahran tapi selalu di salahkan.

" Tunggu!" Suara serak kakak ku yg menghampiri ku dengan menyilangkan kedua tangan nya. kedua matanya malas melihat ku.

" Iya, ada apa kak?" Aku dengan senyum ramah memandangi nya , bibir ku kering karna belum sempat minum.

" Kenapa pulang jam segini? Kan belum waktunya!" Kak Ryan menatap malas aku sambil duduk di kursi panjang dekat ruang tamu.

" Aku nggak enak badan kak, aku mau istirahat dulu, sakit semua " Aku membawa roti bakar itu sambil tersenyum manis ke arah kakak.

" Alah alesan aja, elu males kan kerja di rumah sakit ? Elu pengen enak - enakan di rumah!" Kak Adi muncul menghampiri dengan nada tak suka dia bicara padaku.

" Bener kok, aku lagi nggak enak badan. Aku pengen tidur dulu" Aku melangkah berlalu meninggalkan kedua kakak ku itu.

Mereka pun diam setelah aku meninggalkan nya, aku sudah tidak kuat, badan ku meriang, mungkin karna aku terlalu lelah.

 Ku rebahkan tubuh langsing ku sembari membuka sepatu . Roti bakar itu aku taruh dulu di meja dekat ranjang tempat tidur ku. Belum juga aku beres membuka kaos kaki aku terpaksa bangun lagi karna ku dengar suara ketukan pintu.

Tok....Tok.....Tok....." By buka!" Suara itu tak asing buat ku ternyata suara itu papah tiriku.

Aku pun beranjak mendekati sambil memengangi tembok.

" By sakit apa?" Papah tiriku bernama Nazar Nugraha mendekati sambil tersenyum, beliau memang baik padaku, tidak seperti kakak - kakak ku dan mamah, padahal mamah adalah ibu kandung ku , tapi sikapnya sangat dingin padaku, aku belum mengetahui alasan nya bersikap demikian padaku.

" Aku hanya kelelahan aja , aku butuh istirahat, capek sekali, aku putuskan untuk pulang aja" Aku duduk sambil melepas kaos kaki ku .

" Oh, syukur lah, kamu istirahat aja ya, papah mau keluar dulu, biar omongan kakak - kakak mu jangan di ambil hati ya, mereka akan menyesal sendiri" Papah Nazar mengelus kepala ku sambil tersenyum.serasa papah Zahran masih hidup.

" Iya, makasih ya, aku pikir papah akan sama kayak mamah dan kakak" aku memberikan senyuman manis sambil menatap wajah nya.

" Nggak, biar pun papah bukan pemilik benih mu, tapi papah sayang kok, karna kamu anak yg baik" Papah Nazar mengelus ku sambil tersenyum.

Aku hanya tersenyum, selama ini aku selalu di perlakukan buruk, tapi aku tetap sabar dan menerimanya .

Aku belum mempunyai seorang kekasih karna aku tak mau mengurus soal itu dulu. aku mau hidup ku bahagia bersama keluarga ku , orang -orang yg ku sayangi.

ep 2" Dingin

Aku menggigil, ku raih selimut yg ada di dekat bantal, aku membungkus tubuh ku dengan selimut itu, rasa nya sangat dingin sekali padahal hari ini cerah, burung di atas sana terbang bebas.

Aku menutup wajah ku dengan selimut itu. Rasa dingin masih ada .

" Ya Ampun jam segini masih tidur aja sih!" Mamah berdecak sebal. Sambil menyilangkan tangan nya. Aku tidak tau kalau beliau masuk , setahu ku pintu masih terkunci.

Mamah menarik selimut yg aku pakai tadi, tubuhku semakin bergetar .

" Mah ak ku din dingin" aku bergetar sambil meringkuk di atas kasur, tubuh ku akhir - akhir ini sedang kurang fit.

" Antar mamah ke pasar hari ini juga!"Mamah dengan nada sewot memalingkan muka sambil melemparkan kantong yg biasa beliau pakai untuk belanja.

" Ta tapi aku lagi sa sakit!" aku berusaha menahan rasa dingin itu sambil melirik memelas ke arah wajah mamah.

" Nggak mau tau!" Mamah menarik ku dengan kesal, aku pun terpaksa bangun , tubuh ku kedinginan. Aku mengambil Jaket yg tersampir di kapstok.

  Mamah pun berjalan lebih dulu menuju ruang tamu, aku mengikuti langkah nya dari belakang. Dengan bergetar aku membawa kantong itu ,papah menghentikan langkah kaki kami.

" Anak lagi sakit kok di suruh nganter ke pasar sih!" Suara Papah Nazar sambil berjalan mendekati kami.

" Biar aja, Dia itu dikit - dikit sakit, aku nggak mau ya mas kalo dia kayak gini, jangan ikut campur, dia itu anak ku, bukan anak kandung mu , terserah aku lah mau apa in ini anak!!!" Mamah kesal sambil melanjutkan lagi jalan nya.

" Udah pah, Biarin" aku membuka suara ku sambil menahan rasa dingin itu, aku mencium tangan papah sambil tersenyum meringis.

" Oke , hati - hati ya" Papah menyelipkan 5 lembar uang merah ke dalam kantong jaket ku. senyum itu membuatku sedikit terhibur walau sakit sekali badanku ini.

  Aku hanya mengangguk sambil tersenyum , klakson mobil mamah sudah berbunyi , membuat ku terlonjak kaget.

Aku pun masuk ke dalam mobil , kaki ini berusaha kuat karana kaki ku bergetar terus. Aku menutup pintu , aku melambaikan tangan ku ke arah papah.

Setelah mobil mamah tak terlihat lagi papah memutuskan untuk masuk ke dalam.

" Ryan, papah boleh tanya? papah mendekati kak Ryan yg sedang duduk bersantai di kursi panjang sambil memakan snack kesukaan nya.

" Tanya apaan? Kak Ryan sambil fokus makan, tatapan nya biasa saja pada papah.

" Kamu kenapa ketus sama Ebby?,padahal dia adik kandung mu." papah penasaran sambil membenarkan posisi duduk nya. Tiada kehangatan tercipta sejak papah ku meninggal dan mamah menikah lagi.

"Itu bukan urusan papah, karna aku nggak suka aja ama dia!" kak Ryan beranjak meninggalkan papah sambil membawa snacknya menuju ke kamar.

" Udah lah, sekarang kita makan aja Nak!" Ucap Nenek ku sambil membawa tongkat nya , nenek Reni tak mempermasalahkan soal mamah menikah lagi tapi sikap dan perilaku mamah pada ku berubah membuat nya sedikit kesal. karna beliau tau aku tidak bersalah .

" Betul tuh bu, mari!" Papah membantu nenek sambil tersenyum, nenek Reni sudah papah anggap seperti ibu kandung nya sendiri karna memang baik , nenek sangat meyayangkan sikap mamah dan kak Ryan begitu padaku. Padahal aku tidak pernah melakukan kesalahan apa pun.

Mereka makan bersama, termasuk kak Adi pun ikut makan, mamah sudah selesai belanja, aku membawa belanjaan itu dengan susah payah karna tubuh ku sedang sakit.

ep 3" Ngilu

Mendung menyelimuti sebagian kota hari ini. Entah mengapa mentari seolah enggan untuk menampakkan sinar nya. Rintik - rintik air hujan mulai turun membasahi jalanan.

 Tubuhku meringkuk di kasur , semua persendiaan ku ngilu, aku hanya bisa menahan rasa sakit itu dengan susah payah, mungkin karna kemarin aku di paksakan untuk membawa belanjaan mamah.

" Ssshhh sakit" Ringisan ku dengan suara lirih, aku sudah memakai selimut tebal tapi masih saja dingin dan ngilu.

" Tok....Tok...Tok..." Ketukan pintu terdengar jelas , dengan berusaha kuat aku berteriak.

" Masukkkkkk!!"Jawab ku dari dalam , kalau bukan papah pasti mamah, kalo bukan mamah pasti nenek tapi aku salah ternyata kak Adi.

" Nih obat buat elu!!" Kak Adi melemparkan sebungkus obat sambil memalingkan muka, sejujur nya dia tidak mau masuk atau menginjakan kakinya di kamar ku.

" Ma ma kasih" aku bergetar sambil berusaha tersenyum. Rasa sakit itu menguasai seluruh tubuhku.

" Elu harus minum, kalo nggak akan tau akibat nya!!!" kak Adi melenggang pergi meninggalkan kamar ku. Wajah nya tak sedikit pun melihat ke arah ku.

Aku hanya mengelus dada saja, karna aku paham , dia nggak bisa menyuruhku lagi kalau aku sakit.

" Minum ya, nenek mau kamu sembuh, walau nggak berobat juga" Nenek masuk sambil tersenyum . aku sangat bahagia karna masih ada orang yg menyayangi ku selain papah Nazar.

" Iya nek" Aku bangkit dengan pelan sambil meraih gelas yg sudah berisi air , untung nya aku sudah makan.

" Kasian sekali, Raga mu selalu di salahkan , padahal kamu nggak pernah salah sama siapa pun, nenek sedih , tapi nenek nggak bisa membantu mu di depan mamah mu, karna itu hanya akan memperkeruh suasana" Nenek mengelus pipi ku sambil tersenyum.

" Nek , emang kenapa sih? Apa yg membuat mamah dan kakak nggak suka ama aku?" Aku menatap wajah keriput nya sambil tersenyum di penuhi rasa penasaran.

" Karna waktu............" Ucapan nenek belum selesai keburu mamah masuk hingga nenek mengurungkan lagi niat nya untuk menceritakan semua nya padaku.

" Jangan banyak bicara!!" Mamah dengan nada tinggi menghampiri , membuat nenek mengelus dada.

" Mah ada apa sih? Apa salah aku?" aku berusaha menahan sakit ku demi ingin tau alasan semua nya yg terjadi.

" Kamu nggak usah pengen tau!"mamah melenggang keluar berlalu meninggalkan kami.

" Ebby berhak tau!" papah menghampiri sambil menatap kesal mamah.

" Apa sih mas ? Ikut campur aja, aku nggak akan ngasih tau apa pun pada nya!!" mamah berlalu pergi meninggalkan papah , nenek dan Aku.

" Sabar ya , waktu akan memberi tahu mu" Papah mendekati ku sambil tersenyum tipis. Di hatinya ingin sekali memberitahu semua rahasia itu tapi karna mamah . Jadi tidak bisa .

" Oke , nggak papa kok, aku paham" aku tersenyum sambil menghabiskan minum itu. Aku tidak pernah tau akan apa yg telah terjadi di masa lalu.

" Sekarang kamu tidur lagi aja, biar sembuh nya cepet, kemarin kamu nggak sempet tidur pulas karna mamah, sekarang kamu tidur aja ya" papah mengelus pipi ku sambil tersenyum . Dua butiran hangat menghangatkan kedua pipi nya.

" Iya, makasih pah" aku kembali merebahkan tubuhku sambil tersenyum ke arah nenek dan papah. Hari ini sangat dingin karna hujan turun .

Nenek menyelimuti ku dengan penuh kasih sayang, tak habis pikir akan semua itu pada mamah.

Setelah aku terpejam , papah dan nenek keluar dengan pelan sambil menutup pintu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!