Bab 1. Warisan Mata Dewa.
Di Alam Semesta yang luas, Sang Maha Pencipta Kehidupan menciptakan 9 Kemampuan luar biasa dalam bentuk Mata. Mata ini bukan sekadar memiliki kekuatan, melainkan sebuah mata yang mampu mengendalikan takdir, ruang, waktu, dan kehidupan itu sendiri.
Mata Dewa ini memiliki kekuatan besar yang mempengaruhi berbagai aspek alam semesta. Mata ini kemudian diberikan kepada seorang Dewa terpilih yang diutus untuk menjaga keseimbangan dunia.
Awalnya semuanya berjalan lancar, tetapi lambat laun Dewa itu menjadi sombong, angkuh, dan berbuat kerusakan yang mengganggu keseimbangan dunia.
Akhirnya, Sang Maha Pencipta memberikan hukuman dengan melenyapkan keberadaannya dari alam semesta. Kemudian, Sang Maha Pencipta menyegel mata tersebut dalam sebuah kristal yang dia ciptakan dengan kehendaknya. Setiap kemampuan disegel dengan satu rantai. Totalnya ada 9 rantai yang mengikat mata itu.
Sang Maha Pencipta kemudian melemparkan kristal tersebut ke sebuah planet yang ada di alam semesta secara acak, mengukir garis takdir untuk pemilik Mata Dewa selanjutnya dari kalangan manusia biasa yang entah siapa nanti.
Kemampuan Mata Dewa itu di antaranya adalah
Berikut adalah 9 warna yang mewakili 9 mata dewa:
1. Mata Kehidupan - Hijau.
Melambangkan keberlanjutan, pertumbuhan, dan keabadian, warna hijau yang menyejukkan dan penuh kehidupan.
2. Mata Kematian - Hitam.
Mengontrol akhir kehidupan, kehancuran, dan dimensi akhirat, warna hitam yang menggambarkan kegelapan abadi.
3. Mata Waktu dan Ruang - Emas.
Memberikan kekuasaan atas aliran waktu dan manipulasi ruang, warna emas yang bersinar dengan kekuatan tak terbatas.
4. Mata Kebenaran - Putih.
Mengungkap segala hal yang tersembunyi, melambangkan pencerahan dan pengungkapan kebenaran sejati, warna putih yang suci dan terang.
5. Mata Kegelapan - Ungu.
Mengontrol bayangan, misteri, dan ilusi, warna ungu yang memancarkan aura misteri dan kedalaman.
6. Mata Kehancuran - Merah.
Simbol kekuatan yang mampu menghancurkan segalanya, baik fisik maupun spiritual, warna merah yang membara dengan kekuatan destruktif.
7. Mata Pelahap - Oranye.
Simbol kekuatan untuk menyerap energi atau elemen, mengubahnya menjadi kekuatan pribadi, warna oranye yang energik dan menyerap cahaya.
8. Mata Takdir - Jingga.
Melambangkan keseimbangan, keputusan yang mengubah jalan hidup, dan pengendalian nasib, warna emas tua yang mengandung kekuatan dan pengaruh tak terhingga.
9. Mata Samsara - Biru.
Mengatur siklus kehidupan, kelahiran kembali, dan takdir yang berulang, warna biru yang dalam dan abadi, mencerminkan perputaran hidup tanpa akhir.
(Sebelum berevolusi menjadi Mata Dewa, mata ini adalah Mata Penilai, dengan kemampuan untuk menilai dan mengukur kekuatan serta benda apapun di dunia, baik benda mati maupun benda hidup.)
10 Miliar Tahun Kemudian…
Di sebuah benua yang jauh di alam rendah, bernama Benua ShenWu, terdapat empat kerajaan besar yang menguasai wilayah-wilayah utama.
Kerajaan Singa Emas, yang menguasai wilayah Timur.
Kerajaan Angin Kencang, yang menguasai wilayah Barat.
Kerajaan Gunung Batu, yang menguasai wilayah Selatan.
Kerajaan Api Abadi, yang menguasai wilayah Utara.
Namun, di pinggiran wilayah Kerajaan Singa Emas, ada sebuah desa terpencil yang disebut Desa Hutan Bambu. Di sana hiduplah seorang pemuda bernama Lin Chen. Desa ini jauh dari keramaian dan kebesaran kerajaan.
Lin Chen lahir dari keluarga yang sederhana. Memiliki seorang adik perempuan yang cantik, manis, dan baik hati bernama Lin Yue.
Lin Chen lahir dengan kekurangan besar. Dia tidak memiliki Dantian, pusat energi yang sangat penting bagi praktisi kultivasi. Di dunia tempat kekuatan spiritual dihargai di atas segalanya, Lin Chen dianggap cacat dan tidak berharga. Namun, ia tidak pernah menyerah. Meskipun tak memiliki Dantian, ia berlatih keras setiap hari, mengandalkan kekuatan fisiknya yang luar biasa untuk terus tumbuh.
Tepat di hari ini, lebih tepatnya tengah malam nanti, ia akan berusia 15 tahun.
Beberapa hari kemudian, di suatu malam yang sunyi, setelah sesi latihan yang melelahkan, Lin Chen berbaring di tanah sambil menatap langit malam yang dipenuhi bintang. Saat malam semakin larut, dia memutuskan untuk pulang. Tapi sebelum itu, dia ingin mencuci muka di danau dekat rumahnya.
Danau itu sangat jernih, karena ada sumber air di dalam tanah yang terus keluar tanpa henti. Setelah mencuci muka dan bersiap untuk pulang, tiba-tiba matanya terpaku pada sebuah kristal warna-warni yang ada di pinggiran danau yang tidak terlalu dalam. Karena penasaran, akhirnya Lin Chen mendekat dan mengambilnya. Kristal itu hanya seukuran dua jempol jarinya.
Kristal itu bersinar terang dengan sembilan warna yang sangat mengagumkan. Namun, saat sedang fokus mengamatinya, sebelum Lin Chen sempat bereaksi, dengan kecepatan luar biasa, kristal itu melesat dan masuk ke mata kanannya. Seketika, dia merasakan sensasi terbakar yang luar biasa. Rasanya seperti seluruh tubuhnya dihantam oleh api yang tak terpadamkan. Lin Chen meraung, merasakan seolah-olah dunia sekelilingnya berputar dalam kegelapan.
Kepalanya berdenyut dengan kekuatan yang sangat kuat, dan matanya seperti terbakar dalam api yang tak bisa dipadamkan.
Namun, di balik rasa sakit yang begitu hebat, Lin Chen merasakan sesuatu yang berbeda. Ada kekuatan yang mengalir melalui dirinya, sesuatu yang jauh lebih besar daripada apa pun yang pernah dia rasakan sebelumnya.
Cahaya sembilan warna itu berputar-putar di dalam iris matanya, seakan menyatu dengan jiwanya.
Akhirnya, rasa sakit itu mereda, dan Lin Chen tergeletak lemah di tanah, namun matanya kini bersinar dengan kekuatan yang tak terbayangkan. Ada sembilan warna yang berputar dengan indah di dalam matanya, sebelum akhirnya itu berubah menjadi warna hijau. Seketika itu juga, suara yang dalam dan megah terdengar di dalam pikirannya.
"Kau telah mewarisi Mata Dewa, gunakan kemampuan ini dengan bijak." Ucap suara itu sebelum akhirnya menghilang.
Lin Chen menatap sekelilingnya dengan panik, bingung, dan cemas.
"S-Siapa itu? Ucapnya tergagap.
Apa yang baru saja terjadi? Siapa yang berbicara? Apa sebenarnya yang telah ia dapatkan? Mata Dewa? Ini baru pertama kali dia mendengarnya.
Tiba-tiba matanya berdenyut dengan kuat. Itu terasa sangat menyakitkan, rasanya seperti ditusuk ribuan jarum.
"Argh... sakit, sakit sekali!" ucapnya merintih.
Dia tak kuasa untuk menahan rasa sakit yang teramat sangat itu. Setelah satu jam, rasa sakit itu mereda. Saat dia membuka matanya, dia terkejut. Matanya kini tak hanya bisa melihat dengan jelas, tetapi dia merasa bisa merasakan dan menilai segala sesuatu dengan cara yang tidak pernah ia bayangkan.
Hah..apa yang terjadi?
Lin Chen merasa ada sesuatu yang berubah dalam dirinya. Mata yang sebelumnya hanya mampu melihat dengan jelas, kini seolah menjadi pintu gerbang menuju dunia yang lebih dalam, lebih luas, dan lebih kompleks.
Lin Chen merasakan perubahan luar biasa pada mata kanannya. Cara pandangnya terhadap dunia kini juga mulai berubah. Setiap detail, sekecil apa pun, sekarang terlihat dengan jelas.
Sebelumnya, dia hanya melihat benda-benda secara fisik—sebuah pohon hanya pohon, seekor hewan hanya hewan. Tetapi sekarang, matanya tidak hanya menangkap bentuk fisik, tetapi juga energi dan struktur dalamannya.
Saat ia memandang ke udara, Lin Chen dapat melihat aliran Qi yang mengalir seperti sungai yang tak tampak oleh orang biasa. Aliran energi ini mengisi udara, bergerak dengan lembut melalui setiap ruang, berputar dan berfluktuasi seiring waktu.
Qi yang sebelumnya tersembunyi, sekarang tampak jelas bagi matanya. Itu mengalir melalui tanah, melintasi tubuh makhluk hidup, dan menghubungkan seluruh dunia dalam jaringan energi yang tak kasat mata.
Setiap gerakan Qi ini memiliki ritme dan pola tertentu, seperti musik alam yang sangat halus dan tidak pernah diam. Lin Chen dapat melihat bagaimana energi ini berinteraksi dengan segala hal, memberi kehidupan dan kekuatan, atau mengarah pada kehancuran.
Saat matanya beralih ke hewan-hewan kecil yang ada di sekitarnya, seperti serangga atau semut, dia bisa melihat dengan detail yang sangat mendalam. Setiap detail tubuh mereka, mulai dari gerakan kaki mereka yang cepat, hingga getaran halus pada tubuh mereka yang mikroskopis.
Dia bisa melihat energi Qi mereka, seperti aura yang mengelilingi setiap makhluk hidup, memancarkan kekuatan kehidupan mereka. Matanya bisa menilai kesehatan dan kekuatan setiap hewan hanya dengan melihat sekilas, merasakan perubahan halus dalam aliran Qi mereka.
Ketika ia memandang daun pohon, Lin Chen tidak hanya melihat permukaan daun yang hijau atau ujung ranting yang bergerak tertiup angin. Matanya dapat meresap lebih dalam, melihat struktur mikroskopis dari sel-sel daun, bagaimana mereka berinteraksi dengan cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis, dan bagaimana Qi menyatu dengan alam sekitar untuk memberi kehidupan pada pohon tersebut.
Dia dapat melihat aliran energi yang berjalan melalui setiap serat daun, seolah-olah dia dapat membaca "nyawa" pohon itu. Bagaimana pohon itu hidup, bagaimana ia tumbuh, dan bagaimana ia berhubungan dengan tanah dan udara sekitarnya.
Pandangannya tidak terbatas hanya pada makhluk hidup atau benda-benda besar. Setiap inci dunia, bahkan yang paling kecil, terasa terungkap di depan matanya.
Dia bisa melihat bagaimana aliran energi Qi membentuk benda-benda yang tampak sepele, seperti batu, tanah, atau bahkan angin yang berhembus.
Saat matanya semakin terfokus pada energi Qi yang ada di udara. Mata kanannya sedikit bergetar. Detik berikutnya mata itu mulai menyerap energi Qi dari alam sekitar kemudian di sebarkan ke dalam tubuhnya. Saat itu juga tubuhnya terasa di penuhi oleh ledakan kekuatan yang luar biasa.
Saat energi Qi itu semakin deras mengalir, akhirnya di segera duduk dalam posisi Lotus dan berusaha mengalirkan energi itu ke seluruh tubuhnya. Perlahan tapi pasti setiap jalur meridian yang ada di dalam tubuhnya mulai terbuka satu demi satu.
2 jam kemudian tanpa di sangka sangka Lin Chen berhasil membuka 8 titik meridian di dalam tubuhnya. Matanya masih tertutup rapat. Tapi itu terus menyerap energi Qi tanpa henti. Dia dengan penuh konsentrasi terus menyerap dan mengalirkan energi itu ke dalam tubuhnya. 4 jam berikutnya 4 jalur meridian berhasil di buka.
Waktu terus berlalu, namun Lin Chen tidak berhenti dan terus bermeditasi. Seolah dia telah menyatu dengan alam itu sendiri. karena terlalu fokus berkonsentrasi tak terasa waktu sudah pagi. Kini bukan 12 jalur meridian yang terbuka tapi 8 meridian istimewa yang ada di dalam tubuhnya juga ikut terbuka. Jadi, saat ini dia telah membuka total 20 jalur meridian.
Dengan terbukanya 20 jalur meridian, kekuatan Lin Chen jauh melampaui kultivator biasa. Mata kanannya benar-benar mengubah nasibnya dari seorang yang dianggap cacat tanpa kemampuan berkultivasi, kini ia dapat memulai perjalanan kultivasi seperti yang lainnya.
Tidak tanggung-tanggung, Lin Chen bangkit dengan bakat luar biasa, menjelma menjadi seorang jenius dalam dunia kultivasi.
Lin Chen duduk dengan napas teratur, merasakan energi Qi mengalir melalui tubuhnya. Setelah sekian lama berusaha, ia menyadari sesuatu yang luar biasa. Sebuah perasaan aneh mulai merayapi tubuhnya. saat itu, ia merasakan aliran Qi yang lebih banyak daripada sebelumnya. Satu per satu jalur meridian dalam tubuhnya terbuka, dan saat ia menyadari semuanya, ia terperangah.
Lin Chen terkejut dan berseru.
"Ini... 20 jalur meridian... terbuka? Apakah ini benar benar nyata ?!"
Perasaan terkejut itu bercampur dengan kebahagiaan yang membuncah di dalam hatinya. Dia tahu betul bahwa membuka 20 jalur meridian adalah pencapaian yang luar biasa bagi seorang kultivator. Sebelumnya, ia hanya bahkan tidak bisa menyerap energi Qi sedikitpun, namun sekarang, aliran Qi mengalir lebih deras dan stabil, memberikan rasa kekuatan yang belum pernah ia rasakan.
Lin Chen tersenyum lebar, penuh kegembiraan.
"Aku... aku bisa melakukannya! 20 jalur meridian Ini bahkan lebih dari yang pernah ku impikan." Gumamnya dengan peraaaan haru.
Dirinya yang dulu dianggap cacat, kini bisa berkultivasi seperti orang lain.
Akhirnya dia kembali berkata.
"Mata ini! Mata ini benar benar membantuku." Ucapnya dengan perasaan rumit.
Namun yang jelas senyum bahagia tak bisa ia sembunyikan. Kebahagiaan yang selama ini terpendam kini meluap begitu saja, menggantikan rasa ragu dan ketidakpastian yang pernah ada dalam dirinya.
Tapi dia menyadari jika ini adalah awal dari kebangkitannya. Dia akan terus bekerja keras dan membuktikan jika dirinya bukan orang tidak berguna. Biarkan waktu yang akan menjawab dan membuktikan segalanya.
Bab 2. Mulai Berlatih Tehnik Beladiri.
Di Desa Hutan Bambu, terdapat sebuah sekolah seni bela diri sederhana yang didirikan oleh seorang Kultivator bebas bernama Shi Guang, yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun. Shi Guang memiliki kekuatan di ranah Pembentukan Inti tahap menengah.
Di Benua ShenWu, tingkat kultivasi dibagi menjadi 10 ranah, yaitu:
1. Pemurnian Qi
2. Pemurnian Tubuh
3. Pengumpulan Qi
4. Pendirian Fondasi
5. Pembentukan Inti
6. Jiwa Berbunga
7. Transformasi Jiwa
8. Kenaikan
9. Pencerahan
10. Penguasaan Alam
Setiap ranah dibagi lagi menjadi tiga tahapan: Awal, Menengah, dan Puncak. Masing-masing tahapan memiliki tiga level. Level satu adalah kesuksesan kecil, level dua adalah kesuksesan besar dan level tiga adalah kesempurnaan.
Di sekolah bela diri ini, ada aturan yang mewajibkan setiap calon murid untuk memadatkan Dantian mereka terlebih dahulu, dan minimal sudah mencapai tahap awal level 1 di ranah Pemurnian Qi. Setelah memenuhi persyaratan tersebut, mereka baru dapat diterima dan diberikan satu set buku teknik bela diri tingkat rendah.
Buku ini berisi berbagai teknik, yang meliputi teknik serangan, pertahanan, dan langkah kaki. Adapun teknik-teknik yang terdapat dalam buku tersebut antara lain:
Tinju Penghancur - Teknik serangan yang memiliki enam level.
2. Benteng Besi - Teknik pertahanan yang kuat, terdiri dari enam level.
3. Langkah Angin - Teknik langkah kaki yang lincah dan cepat, terbagi menjadi enam level.
Setiap teknik dalam buku ini diajarkan secara bertahap, dimulai dari level paling dasar hingga mencapai level tertinggi.
Tiga hari kemudian, pagi itu matahari bersinar cerah, membanjiri desa dengan cahaya hangatnya. Seorang pemuda tampan dengan tubuh yang proporsional keluar dari rumah kecilnya. Hari itu, ia terlihat berbeda dari biasanya. Pakaian yang dikenakannya sederhana, namun rapi dan bersih, itu adalah pakaian terbaik yang dimilikinya, hadiah dari sang ibu di hari ulang tahunnya yang ke-15 beberapa hari lalu.
Pemuda itu bernama Lin Chen. Biasanya, pagi-pagi seperti ini ia akan menghabiskan waktu berlatih keras, namun kali ini ada tujuan lain yang membuatnya bersemangat. Lin Chen sedang bersiap menuju sekolah bela diri yang terletak di dekat alun-alun desa. Lokasi sekolah itu sengaja didirikan di sana karena area sekitarnya cukup luas dan strategis.
Setelah bertahun-tahun bekerja keras mengasah kemampuannya, dibantu dengan kekuatan Mata Dewa yang dimilikinya, Lin Chen akhirnya berhasil memadatkan dantiannya dan melangkah ke Ranah Pemurnian Qi tahap awal, level 1.
Seorang kultivator saat berhasil memanfaatkan dangainnya secara otomatis dia akan menumbuhkan akar elemen. Umumnya ada 10 akar elemen di Alam Semesta. Di antaranya
1. Air (Water)
2. Api (Fire)
3. Tanah (Earth)
4. Udara (Air)
5. Cahaya (Light)
6. Kegelapan (Darkness)
7. Petir (Lightning)
8. Racun (Poison)
9. Logam (Metal)
10. Kehidupan (Life)
Tapi Lin Chen justru membangkitkan sebuah daun kecil berwarna hijau seukuran ibu jari di dalam dantiannya. Hal ini membuatnya tercengang sampai tidak bisa berkata kata. Tapi apapun itu Lin Chen akan tetap bersyukur. sebelumnya, jangan menumbuhkan akar elemen. Untuk memadatkan dantian saja merupakan impian yang sangat besar baginya.
Pencapaian ini bukanlah hal yang mudah. Dengan kekuatan tersebut, ia akhirnya menembus batasan manusia biasa dan melangkah ke dunia para kultivator. Kini, ia memiliki kesempatan untuk mendaftar di sekolah beladiri, tempat di mana ia bisa mempelajari teknik-teknik bela diri yang akan membantunya menempuh jalan seorang kultivator sejati.
Saat baru saja melangkah keluar rumah. Suara yang imut dari seorang gadis manis yang beranjak dewasa terdengar. Itu adalah Lin Yue. Adik Lin Chen satu satunya yang berusia 12 tahun.
"Kakak, tumben kamu rapi sekali? Apakah kamu tidak berlatih hari ini?" Tanya Lin Yue mengerutkan kening. Dia sangat hafal dengan kegiatan sehari hari kakaknya.
"Yue'er. Hari ini kakak akan pergi ke sekolah beladiri untuk mendaftar sebagai murid." Ucapnya sambil tersenyum.
Hah...ke sekolah beladiri! Jangan jangan....apakah kakak jangan jangan..."
Sebelum Adiknya selesai berbicara. Lin Chen segera mengangguk dan tersenyum.
"Benar..aku berhasil memadatkan dantian dan menembus ke ranah Pemurnian Qi level 1." Ucapnya sambil mengusap kepala adiknya dengan sayang.
Mendengar itu semua, mata Lin Yue pun langsung berbinar.
Wow! benarkah? Itu luar biasa kakak, kau hebat
!" Ucapnya sambil bertepuk tangan.
Melihat reaksi berlebihan dari adiknya Lin Chen hanya bisa terkekeh pelan.
A-Apakah itu benar Chen'er? Tiba tiba terdengar suara seorang wanita cantik dengan nada bergetar. Dia adalah Lin Hua. Ibu Lin Chen.
Mendengar suara itu Lin Chen pun langsung membalik kan tubuhnya dan berkata
"Benar Ibu. Aku berhasil menembus ranah Pemurnian Qi dua hari yang lalu." Kata Lin Chen yang mendekati ibunya yang baru saja pulang dari Hutan.
Pekerjaan sehari hari ibunya adalah mengumpulkan herbal untuk di jual di pasar Kota yang dekat dengan Kerajaan Singa Emas. Jaraknya cukup jauh dari desa Hutan Bambu. Biasanya ibunya akan menumpang pada seorang pedagang di Desa yang sering bepergian.
Mendengar itu Lin Hua langsung memeluk putranya dan mengusap kepalanya dengan penuh kasih. Setelah beberapa saat dia mengurai pelukannya. Menatap putranya sambil tersenyum dan berkata
"bagus sekali Nak. Tapi jika hanya ingin mempelajari seni beladiri kau tidak harus ke sekolah beladiri. Tunggulah di sini sebentar." Ucapnya
Lin Hua segera masuk ke dalam kamarnya dengan cepat. Tidak lama kemudian dia kembali dan berkata
"Ini adalah 4 buku tehnik beladiri tingkat menengah peninggalan dari ayahmu sebelum dia menghilang saat bertugas dulu." Ucap Lin Hua sambil tersenyum. Namun matanya menyiratkan kesedihan yang nyata.
Melihat itu, Lin Chen pun menggenggam tangan ibunya sambil tersenyum.
"Ibu.. percayalah, ayah pasti baik baik saja. Bukankah dia adalah seorang Kultivator yang hebat di ranah Transformasi Jiwa. Aku yakin tidak akan ada buruk yang menimpanya ." Ucap Lin Chen dengan nada tegas.
Iya Bu, benar apa kata kakak. Ayah pasti baik baik saja." Ucap Lin Yue sambil memeluk ibunya.
Mendengar itu dari kedua anaknya Lin Hua pun tersenyum lembut dan berkata
"Ya..ibu juga yakin ayahmu pasti baik baik saja. Terimakasih sudah mengingatkan ibu nak." Ucapnya.
Lin Chen dan Lin Yue pun mengangguk sambil tersenyum.
Ayahnya bernama Han Jian, saat menikah dengan Lin Hua dia adalah seorang Kultivator dari salah satu Sekte besar di Kerajaan Singa Emas bernama Sekte Langit Biru. Saat menjalankan tugas dari sekte, tiba tiba terdengar kabar jika dia menghilang tanpa ada kabar yang jelas. Saat itu usai Lin Chen baru berusia satu Minggu.
Jadi sejak saat itu Lin Hua membesarkan Lin Chen seorang diri. Untung saja Han Jian meninggalkan banyak uang, yaitu 1000 tael emas untuk dirinya bertahan hidup.
Singkat cerita akhirnya, Lin Chen mengurungkan niatnya untuk pergi ke sekolah beladiri dan mulai berlatih di belakang rumah dekat danau seperti biasanya.
Dia mulai membuka buku buku itu. Buku pertama adalah tehnik tinju tingkat menengah dengan Judul Tinju Gelombang.
Yang kedua adalah tehnik pedang yang berjudul Tehnik Pedang Kilat.
Yang ketiga adalah buku tehnik pertahanan yang di sebut Lonceng Emas. Dan yang keempat adalah tehnik beladiri langkah petir.
Masing masing terdiri dari 9 tahapan.
"Sembilan tahap kah? Banyak sekali!" Ucap Lin Chen terkejut.
Karena yang sering dia dengar dari orang orang adalah tehnik tingkat rendah yang masing masing ada 6 tahapan. Dan baginya itu sudah sangat luar biasa. Kini dia melihat buku tehnik beladiri tingkat menengah dengan masing masing 9 tahapan. Ini benar benar membuatnya terkejut namun sekaligus bersemangat.
Terlebih lagi ini adalah tehnik yang di tinggalkan ayahnya. Tentu saja harus luar biasa. Dia bahkan berfikir, saat menjadi kuat nanti dia akan mencari tahu keberadaan ayahnya dan membawanya pulang agar mereka bisa kembali berkumpul bersama.
Hari hari berikutnya Lin Chen tenggelam dalam pelatihannya. Tehnik yang dia pelajari adalah Tinju Gelombang. Seperti yang di jelaskan sebelumnya tinju ini di bagi menjadi 3 tingkatan.
Rendah, Menengah, dan Puncak. Masing masing tingkatan di bagi menjadi 3 level. Masing masing level di bagi menjadi kesukaan kecil, besar, sempurna.
Tingkat Rendah (1-3 Gelombang).
Tingkat Menengah (4-6 Gelombang).
Tingkat Puncak (7-9 Gelombang).
Hari pertama dia mempelajari tinju gelombang di tingkat rendah yang terbagi menjadi 1-3 gelombang. Dia berlatih dengan penuh konsentrasi mulai dari pagi hingga menjelang petang.
"TINJU GELOMBANG."
BOM! BOM! BOM!
Sebuah pukulan yang sangat dahsyat menghantam sebuah batu besar dengan kekuatan dan momentum yang menakjubkan.
WUSH! DUAR!
Seketika batu seukuran hampir satu meter itu hancur berkeping keping menjadi pecahan kecil yang berserakan di tanah.
" Akhirnya tinju 3 gelombang mencapai kesempurnaan." ucap Lin Chen dengan senyum puas di bibirnya.
Umumnya bagi seorang di ranah Pemurnian Qi tidak mungkin untuk mempelajari tehnik tingkat menengah secepat itu. Tapi Lin Chen adalah seorang jenius yang telah membuka 20 jalur meridian di dalam tubuhnya. Di tambah lagi dengan kemampuan mata dewanya yang membantu menyempurnakan tehnik itu dengan lebih baik.
Matanya seperti memiliki kemampuan Memori Fotografi. Sehingga Lin Chen memiliki kemampuan untuk mengingat segala sesuatu yang dilihatnya dengan instan dan tanpa batas. Setiap detail yang ia saksikan akan tersimpan dalam ingatannya selamanya.
Bukan hanya itu, bahkan kekuatan fisiknya juga meningkat 3 kali lipat. Jadi saat berada di level 1 kekuataannya setara dengan level 3. Umumnya saat di level 1 kekuatannya seorang kultivator adalah 100 kg. Tapi berkat peningkatan 3 lipat kekuatannya di level satu adalah 300 kg.
Tinju gelombang sendiri setiap gelombangnya memiliki efek kekuatan 100 kg. Jika itu tiga gelombang artinya 300 kg. Jika di hitung secara keseluruhan kekuatan Lin Chen saat mengeksekusi Tinju Gelombang adalah 600 kg.
yang lebih menakjubkan lagi, ada satu kejadian yang membuat Lin Chen sangat senang. Saat dia kelelahan berlatih tiba tiba mata kanannya bergetar. Detik berikutnya matanya berubah menjadi warna hijau samar yang menyerap energi Qi dalam jumlah besar.
Itu langsung mengalir ke seluruh tubuhnya dan sebagin lagi di dantiannya yang terdapat akar elemen berwujud daun seukuran jempol. Saat energi Qi itu mengisi dantiannya di saat yang sama daun hijau itu juga tumbuh perlahan lahan. Yang semula ukurannya hanya 3 cm kini tumbuh menjadi 10 cm. Bahkan batang, akar dan satu cabang daun lainya juga mulai muncul. Kini ada 2 cabang daun.
Saat ini akhirnya Lin Chen bisa melihat dengan jelas jika akar elemennya adalah pohon kecil. Yang artinya akar miliknya itu adalah akar elemen kehidupan.Tiba tiba Daun itu bergetar lalu memancarkan cahaya hijau yang langsung menyebar ke seluruh tubuh Lin Chen. menghapus rasa lelahnya dan membuatnya kembali segar. Hal ini benar benar membuatnya terkejut sekaligus sangat senang.
Yang Lin Chen tidak sadari adalah dia telah membangkitkan Mata Kehidupan.Tapi itu masih sangat samar dan belum terbangun sepenuhnya. Kini satu rantai yang membelenggu Mata Dewa telah sedikit retak.
Bab 3. Perjalanan Ke Kota Tianlu.
2 bulan telah berlalu dengan cepat.
Pagi ini Lin Chen sudah berpakaian rapi. Hari ini bisa di bilang merupakan hari yang penting baginya. Dia akan pergi ke Kota Tianlu. Sebuah Kota yang berada tepat di bawah kekuasaan Kerajaan Singa Emas. Kota Tianlu ini sangat luas. Di kota ini ada 5 sekte paling mendominasi. Nama sekte itu adalah
1. Sekte Pedang Surgawi
2. Sekte Bulan Gelap
3. Sekte Naga Emas
4. Sekte Teratai Abadi
5. Sekte Api Nirwana
5 sekte ini adalah sekte paling digemari oleh para kultivator muda. Dan kebetulan 7 hari dari sekarang akan di buka pendaftaran murid baru. Semua orang bisa tahu karena ada petugas khusus yang menjadi perwakilan sekte untuk menyebarkan luaskan berita ini dengan cara menemui kepala desa setempat agar di sebar luaskan ke seluruh masyarakat.
Tak terkecuali dengan Desa Hutan Bambu. Kali ini dengan di antar oleh seorang pedagang yang biasa membantu ibunya ke Kota Lin Chen duduk dengan tenang di samping tumpukan herbal yang akan di jual ke pasar besar yang ada di Kota Tianlu. Nama pedagang itu adalah Huang Bo. Orang orang di desa hutan bambu biasa memanggilnya Pak Tua Huang. Lin Chen sendiri biasa memanggilnya dengan sebutan paman Huang.
Singkat cerita akhirnya setelah berpamitan dengan ibunya dan juga adiknya. Kereta milik paman Huang pun akhirnya berangkat. Perjalanan baru Lin Chen di dunia kultivasi yang sesungguhnya pun akhirnya dia mulai.
3 hari kemudian.
Sebuah kereta sederhana sedang berjalan dengan kecepatan yang stabil. Kereta itu nampak di tarik oleh seekor monster kadal setinggi 1,5 meter dengan panjang 3 meter.
Monster ini adalah monster tingkat 1 yang setara dengan kultivator ranah pengumpulan Qi. Umumnya monster level rendah seperti ini memang di pakai untuk menarik gerobak agar mempermudah saat melakukan perjalanan. Ada seorang pria paruh baya di atas kereta kuda itu dan seorang pria muda tampan dengan postur tubuh yang proporsional.
Kulitnya sedikit kecoklatan, namun wajahnya sangat tampan dengan sepasang mata jernih dan alis yang melengkung tajam bagaikan pedang. Dan sosok ini adalah Lin Chen dan Pak tua Huang.
Selama di perjalanan Lin Chen tidak pernah berhenti satu menit pun untuk berkultivasi. Dia tidak bisa mengendur sedikit pun karena di terima di salah satu sekte besar merupakan impian dari dulu. Begitu juga yang lainnya.
Oleh sebab itu dia tidak bisa menyia nyiakan waktu. Dia sudah mendengar aturan untuk masuk ke sekte. Syarat paling minimal seseorang sudah harus berada di ranah pengumpulan Qi level 3.
Untungnya selama 2 bulan ini, Lin Chen sudah berada di ranah pengumpulan Qi level 4 tahap awal. Banyak sekali faktor yang membantunya. 20 jalur meridian yang telah terbuka membuat energi Qi dari alam sekitar semakin lancar saat masuk ke dalam tubuhnya.
Umumnya kekuataan fisik seorang kultivator tahap pengumpulan Qi tahap awal adalah 400 kg. Tapi karena dia memiliki kemampuan 3 kali lipat, kekuatannya saat ini adalah 700 kg.
Dan tinju gelombang miliknya kini juga telah mengalami peningkatan pesat dia sudah bisa mengeluarkan pukulan sebanyak 6 gelombang pada tahap kesempurnaan. Yang artinya, ledakan kekuatannya adalah 600 kg.
Tehnik pedang kilatnya juga sudah mencapai level 3 yaitu tebasan kilat 3× lipat dan sudah mencapai tahap kesempurnaan juga.
Tapi yang lebih penting lagi adalah mata misterius yang ada di sebelah kanannya. Itu sangat membantunya, mengambil peran paling besar dalam prosesnya peningkatan kekuatannya.
Meskipun dia mendengar jika itu adalah Mata Dewa, tapi masih banyak keraguan yang tersimpan di dalam hatinya.
"Kenapa dia? Bukan kah seharusnya itu di miliki oleh orang luar biasa. Dia hanyalah orang yang selalu di anggap cacat dan tidak bisa memadatkan dantian. Dia juga merasa jika dia bukan orang yang istimewa."
Seolah mendengar apa yang di fikirkan Lin Chen tiba tiba terdengar suara di dalam kepalanya.
Hal inilah yang paling membuat Lin Chen tidak bisa berkata kata. 1 bulan yang lalu muncul sosok suara anak kecil yang ada di benaknya. Mengaku sebagai sebagai roh penjaga Kristal Ilahi. Wadah Mata Dewa di segel. Anggap saja itu Peri kecil. Namanya adalah Lin Xiao Xiao. Nama yang di berikan oleh Lin Chen saat peri kecil itu tidak memiliki nama saat di tanya.
"Huh.. Tuan apa yang kamu tahu. Asal kamu tahu saja. Pertemuan mu dengan Kristal ilahi sudah merupakan jalan takdir yang di atur oleh Sang Maha Pencipta. Kau hanya perlu menerima dan memanfaatkannya dengan sebaik baiknya untuk bertambah kuat dan berdiri di puncak Dunia."
Menarik nafas dalam dalam. Dia segera menenggelamkan keraguan di hatinya. Benar apa yang di katakan Lin Xiao Xiao, tidak ada gunanya banyak berfikir sekarang.
Tiba tiba terdengar lagi suara Lim Xiao Xiao di benaknya.
"Tuan, saat Kemampuan 1 mata dewa telah terbuka sepenuhnya maka kesadaran anda akan langsung terhubung dengan kristal Ilahi. Sehingga ada bisa langsung melihat seperti apa wujud mata dewa itu." Ucapnya.
"Oh, begitukah? Aku tidak sabar menantikannya." Ucap Lin Chen dengan rasa penasaran yang terlihat jelas di matanya
"Satu lagi tuan, mulai sekarang kamu tidak boleh rendah diri. Kamu harus lebih percaya diri. Pemilik Mata Dewa adalah eksistensi yang akan mengambil peran penting dalam menjaga keseimbangan alam semesta. Kamu bukan lagi pemuda cacat seperti yang di katakan orang orang. Kamu sekarang adalah jenius tiada tara yang akan mendominasi segalanya."
Mendengar kata kata Xiao Xiao, saat itu juga arus hangat langsung mengalir di hati Lin Chen. Ya. Kini dia telah berubah. Dan dia akan membuktikan pada orang orang yang sebelumnya memandang rendah dirinya.
Singkat cerita mereka akhirnya sampai di Gerbang Kota Tianlu. Saat itulah Mata Lin Chen terbuka lebar. Dia merasa kagum sekaligus takjub dengan kemegahan dan keindahan kota Tianlu.
Kota Tianlu adalah permata megah di bawah naungan Kerajaan Singa Emas, tempat kemakmuran, keindahan, dan kekuatan berpadu sempurna. Bahkan sebelum melangkah masuk, kemegahannya sudah tampak, memikat siapa saja yang mendekatinya
Gerbang utama Kota Tianlu menjulang setinggi 30 meter, dihiasi dengan ukiran singa emas yang tampak seolah hidup. Dibangun dari logam langka dan giok putih yang berkilauan di bawah sinar matahari, gerbang ini menjadi simbol kekuasaan dan kejayaan kerajaan.
Di kedua sisinya berdiri patung singa besar yang gagah, mencerminkan keberanian dan kekuatan. Setiap pengunjung yang melewati gerbang ini akan merasa takjub oleh kemegahannya
Memasuki kota, pengunjung disambut oleh jalan utama yang lebar dan tertata rapi, terbuat dari batu obsidian halus yang memantulkan sinar matahari. Jalan ini cukup besar untuk menampung sepuluh kereta yang berjalan berdampingan. Di sepanjang jalan, lampion emas bergelantungan, sementara bendera Kerajaan Singa Emas berkibar anggun di tiang-tiang tinggi, memberikan nuansa kemegahan yang mendalam.
Bangunan-bangunan Kota Tianlu mencerminkan kemewahan dan seni arsitektur yang luar biasa. Rumah-rumah penduduk terbuat dari kayu langka dengan atap melengkung yang dihiasi keramik biru tua. Sementara itu, bangunan-bangunan penting seperti Menara Langit, pusat administrasi kota, dan Pasar Tianlu, pusat perdagangan terbesar, menjulang megah di tengah keramaian.
Di Pasar Tianlu, suasana hidup terasa begitu nyata. Aroma rempah-rempah dan herbal memenuhi udara, bercampur dengan suara para pedagang yang menawarkan barang dagangan mereka. Berbagai barang, mulai dari bahan langka hingga artefak berharga, diperdagangkan di sini, menjadikannya tempat pertemuan bagi orang-orang dari segala penjuru.
Di tengah hiruk-pikuk kota, Tianlu juga menawarkan keindahan alam yang memikat. Taman-taman besar seperti Taman Bunga Nirwana dihiasi bunga-bunga spiritual yang bermekaran sepanjang tahun. Kolam-kolam dengan air sebening kristal dipenuhi ikan-ikan berwarna-warni, menciptakan suasana damai yang menenangkan jiwa.
Salah satu daya tarik utama Kota Tianlu adalah keberadaan lima sekte besar yang mendominasi dunia kultivasi di wilayah ini. Setiap sekte memiliki wilayah besar yang mencerminkan karakter dan kekuatan mereka.
1. Sekte Pedang Surgawi (Timur Kota)
Terletak di bukit, dengan menara besar berpedang raksasa. Dikelilingi hutan bambu, sekte ini terkenal dengan seni pedang yang tak tertandingi.
2. Sekte Bulan Gelap (Barat Kota)
Wilayah penuh kabut misterius dengan menara hitam dan ornamen bulan sabit. Fokus pada seni kegelapan dan ilusi yang menakutkan.
3. Sekte Naga Emas (Utara Kota)
Berada di dataran tinggi dengan sungai mengelilinginya. Sekte ini mencerminkan kekuatan besar dengan kemampuan bertahan dan menyerang layaknya naga.
4. Sekte Teratai Abadi (Selatan Kota)
Berdiri di tengah danau teratai, sekte ini mengajarkan harmoni, pengobatan, dan seni bela diri berbasis ketenangan jiwa.
5. Sekte Api Nirwana (Tengah Kota)
Di pusat kota, bangunan bercahaya merah keemasan dengan api abadi. Terkenal akan seni pertempuran dan kekuatan destruktifnya.
Kota Tianlu adalah pusat kehidupan yang dinamis. Para pedagang sibuk memamerkan dagangan mereka, sementara para kultivator muda berlalu-lalang dengan pakaian khas sekte masing-masing, menunjukkan tekad mereka untuk mencapai puncak dunia kultivasi.
Meskipun penuh aktivitas, kota ini tetap teratur. Penjaga kerajaan dengan pakaian seragam yang rapi berpatroli di setiap sudut, menjaga keamanan dan kedamaian kota. Suasana penuh semangat ini memberi energi bagi siapa pun yang datang, seolah mengundang mereka untuk mengejar mimpi dan takdir mereka.
Sebelum masuk ke dalam Kota Pak Tua Huang menatap Lin Chen dan tersenyum, Lalu dia berkata.
"Nak Lin Chen. Mungkin kita akan berpisah di sini karena tujuan jika berbeda, semoga kamu berhasil di terima di salah satu sekte dari lima sekte besar di kota ini." Kata pak tua Huang tulus.
Mendengar itu Lin Chen balas tersenyum sambil membungkukkan badannya dengan hormat lalu berkata.
"Terima kasih atas tumpangan dan dukungannya paman Huang. Aku pasti akan berjuang sekuat tenaga." Ucap Lin Chen.
Singkat cerita mereka berdua pun berpisah. Pak tua Huang segera menemui para pedagang langganannya yang selalu membeli berbagai macam herbal darinya. Sementara Lin Chen berjalan dengan antusias ke arah timur. Lebih tepatnya ke arah Sekte Pedang Surgawi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!