Selamat membaca..
Blurb:
Olivia baru pertama kali berpergian tanpa pantauan kedua orang tuanya yang sangat posesif. karna rasa penasaran akan seperti apa dunia malam membuat Olivia masuk dalam penjara tawanan gairah pemuda impoten, Keenan Pradipta.
Percintaan panas yang terjadi satu malam menjadi alasan kuat Keen untuk menjadikan Olivia sebagai istrinya.
“Gairahku hanya ada padamu, cantik. Lalu kenapa aku harus melepaskanmu?” tanya Keen dengan tangan yang melingkar mesra dipinggang Olivia.
“Gairah-gairahmu kenapa juga aku yang menderita, ha? dasar pria gila impoten lagi!” umpat Olivia.
Sosok wanita cantik berdiri di Bandara Internasional, ia baru saja melakukan penerbangan dari Singapura tempat asalnya. Olivia membuka kaca mata hitam miliknya, ini pertama kali baginya bepergian tanpa bodyguard dan pantauan kedua orang tuanya yang sangat posesif.
“Akhirnya setelah lama merayu Daddy dan Mami, aku bisa juga bebas seperti ini,” ucap Oliv sambil tersenyum manis melihat betapa luasnya tempat jika tanpa peraturan dari kedua orang tua.
Kedatangan Oliv menuju Jakarta murni karna ingin bertemu dengan Paman danTantenya yang sangat ia rindukan. pamannya mengatakan tidak bisa datang ke Singapura hingga terpaksa Oliv yang harus pergi sendiri. Dengan bantuan Pamannya agar kedua orang tua Oliv yakin untuk melepaskan pergi tanpa pantaun siapapun.
Olivia menunggu Taxi, kala sedang menunggu ia melihat anak perempuan yang mungkin seusianya sedang berbicara. Oliv suka melihat para wanita itu mengobrol, ketahuilah sebenarnya Oliv tidak memiliki teman karena dilarang oleh sang Daddy.
“Sebaiknya aku ajak mereka berteman, lumayan untuk menambah pertemanan,” gumam Oliv didalam hati.
Bahkan tanpa berpikir dua kali Olivia langsung melangkah menuju dua wanita cantik itu, tanpa memikirkan apapun.
“Hai..” Sapa Oliv disertai senyuman manisnya.
Mendapatkan sapaan dari orang asing tentu saja langsung mendapatkan tatapan aneh dari kedua wanita cantik itu.
“Maaf kamu siapa? dan ada apa menyapa kami?” tanya wanita cantik anggap saja namanya, Cia.
“Tidak ada, aku hanya ingin berteman saja dengan kalian, aku baru sampai dari Singapura jadi aku kurang tahu dengan kota ini,” ucap Oliv dengan sangat polosnya membuat kedua wanita itu saling tatap satu sama lain.
Cia dan Rani seperti berbicara dibalik tatapan mata itu dan lagi lagi Oliv tidak merasa curiga sedikitpun. Terlalu menganggap jika semua orang baik itu tidak baik untuk hidupmu Oliv.
“Baiklah, kami akan mengajakmu kesuatu tempat yang paling menyenangkan di seluruh kota Jakarta,” ujar Rani.
“Itu benar, pasti kau akan suka disana. Karna memang sangat menyenangkan dan tidak ada tempat senyaman itu di kota Jakarta,” timpal Cia.
Bahkan Oliv semakin penasaran seperti apa tempat yang sedang dibicarakan oleh kedua teman barunya itu.
“Baiklah, segera kita pergi kesana sebelum Pamanku datang menyusul,” ucap Oliv.
Langsung saja Rani dan Cia membawa Oliv menuju mobil mereka yang tidak jauh terparkir. Oliv mengikuti dengan salah satu tangan memegang koper. Tidak ada menaruh rasa curiga sedikitpun kepada dua orang yang baru ia kenal.
“Wah.. ternyata orang-orang disisni ramah tidak sombong dan jahat seperti apa yang Mami katakan. Mami memang selalu menceritakan hal yang seram agar aku tidak penasaran akan dunia luar,” gumam Oliv didalam hati.
•
Perusahaan besar di kota Jakarta ada seorang pria yang terganggu akan sebuah gairah. Keenan menderita Impoten akut yang baru saja ia rasakan setelah berumur 25 tahun, itupun disaat sedang ingin memadu kasih dengan sang kekasih.
Padahal disaat itu kekasih Keen sudah sangat bernafsu tapi ntah kenapa benda pusaka milik Keen tidak mengeras sama sekali. Hal itu benar-benar memalukan bagi Keen, hingga sang kekasih pergi begitu saja meninggalkan Keen di Apartemen.
Keen berdecak sebal disaat bayangan buruk itu melintas di benaknya. Benar-benar merutuki diri sendiri tidak ada habisnya, sudah banyak hal yang Keen lakukan selama kurang lebih 4 tahun. Tapi, Keen hanya mendapatkan kata sabar dan kegagalan.
Hingga Raga sang Asisten pribadi memiliki ide yang menakjubkan. Yaitu, memeriksa seperti apa nafsu Keen dengan wanita malam setiap harinya. Tapi, sudah satu bulan melakukan itu tidak kunjung mendapatkan wanita yang bisa membuat seorang Keen bergairah.
“Wanita yang kau inginkan sudah ada untuk nanti malam, Tuan. Katanya sosok wanita cantik yang memiliki usia muda,” ucap Raga kepada Keen yang masih melamun menatap berkas di tangannya.
Keen menidurkan kepalanya dengan posisi bersandar pada kursi kerja. “Bahkan sudah pernah kita lakukan bukan? Tapi apa yang kita dapatkan, Lagi-lagi kegagalan!”
Sebenarnya Raga juga bingung harus apa dengan semua hal dirasakan Keen, yang Raga tahu hanya harus tetap rajin berusaha bukan.
“Cobalah dulu, Tuan. Aku yakin pasti ada satu-satunya wanita yang memang Tuhan takdirkan untuk gairahmu,” Raga menyakinkan Keen yang mulai hampir menyerah.
Keen menghela napas panjang, ia menganggukkan kepala sebagai tanda setuju dengan apa yang Raga katakan. “Kosongkan jadwalku malam ini, terlebih lagi Ayah. Jangan sampai dia tahu apa yang sedang aku kerjakan,” perintah Keen yang Raga angguki.
Raga melangkah pergi untuk menyiapkan segala hal yang dibutuhkan, ia yakin semuanya akan beres sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Ponsel Raga berbunyi, tertera pesan dari pemilik Klub malam.
“Wanita itu sudah sangat siap untuk memuaskan Tuan Keenan.” Senyuman Raga sangat manis membaca pesan itu.
“Semoga berhasil!”
~
Malam pun tiba, Keen sudah tiba di Klub terbesar di kota Jakarta. Raga mengarahkan Keen untuk berjalan terlebih dahulu sementara dirinya akan berjalan dibelakang Keen. Dengan sangat gagah serta tampan Keen berjalan memasuki Klub Malam tersebut.
Kedatangan Keen mengundang tatapan semua orang kearahnya. Bahkan ada sebagian wanita yang menatap Keen penuh gairah karena tubuh atletis yang Keen milik. Tanpa mereka tahu bahwa pria segagah Keen adalah sosok impoten. Pria berumur 28 tahun yang belum merasakan yang namanya kenikmatan duniawi itu.
“Tuan, tunggulah disisni.. aku ingin memastikan apakah wanita itu sudah bersiap atau belum,” ucap Raga.
Keen menganguk saja,barulah Raga melangkah pergi. Tatapan mata Keen mengarah pada tiga wanita yang mana salah satu wanita menarik perhatian Keen sebenarnya.
“Kau duduk manis disini, aku ingin memesan sesuatu terlebih dahulu,” ucap Cia kepada Oliv yang mengangguk saja.
Kedua teman yang baru ia kenal itu melangkah pergi, Olivia duduk tepat disamping Keen yang masih menatapnya. Sungguh aneh bagi Keen, kenapa ada wanita yang asal duduk disamping pria asing.
“Wajahnya seperti wanita ini polos sekali, tapi kalau dilihat-lihat dia seperti sosok yang tidak polos,” gumam Keen didalam hati.
Sadar ada yang memperhatikan langsung saja Oliv melihat kearah pria yang ada disampingnya. Bahkan cepat sekali Keen memalingkan wajahnya.
“Sepertinya Om ini mesum, ihh menakutkan,” gumam Oliv didalam hati sambil menaikkan bahunya untuk tidak perduli dengan pria disampingnya itu.
Lama menunggu teman Oliv yang memesan minum itu tidak kunjung kembali, bahkan Oliv sudah risih dengan tatapan mata pria yang lewat. Apa lagi Keen yang sebenarnya tidak perduli dengan apa yang mau Oliv lakukan.
“Om, jangan mandangin aku terus dong. Jadi orang mesum amat!” ucap Oliv kepada Keen yang sebenarnya tidak ada menatap Oliv sedari tadi.
“Dih.. Apaan ni bocah, sok cantik amat!” umpat Keen didalam hati, ia bangkit dari duduknya karna merasa aneh dengan bocah di sampingnya.
Tapi, pandangan mata Keen sedikit terganggu kepada tatapan mata pria-pria asing yang terus memperhatikan Oliv. Benar-benar mengusik hati kecil Keen, ia seakan tidak senang dengan itu.
“Kau berhati-hatilah, banyak pria mesum sepertiku yang sedang memperhatikan dirimu.”
Apa yang dikatakan Keen membuat Oliv langsung melihat sekelilingnya, susah payah ia menelan salivanya sendiri. Baru Oliv ingin mengatakan sesuatu Keen sudah melangkah pergi meninggalkannya.
“Bodoamat! Mana ada anak baik-baik masuk ke dunia kelam seperti ini,” Berusaha untuk tetap bodoamat sesuai sifat dasar.
Sementara Oliv lega melihat Keen sudah bangkit, ia langsung tersenyum kala dua temannya itu datang.
“Ini minuman untukmu, setelah kau minum.. Datanglah kekamar ini,” Cia memberikan satu gelas minum berwarna sedikit kuning dan juga memberikan nomor kamar yang perlu didatangi Oliv nanti.
“Kami mau melihat mobil dulu, katanya lagi rusak.. Kau tidak apakan kami tinggal sendiri?” tanya Rani, ia dan Cia saling memberi kode satu sama lain.
“Oh tidak papa, nanti kalian tinggal nyusul aja di kamar ya..” Oliv bahkan tidak ada rasa curiga sedikitpun.
“Iya, Oliv.. Kami pergi sebentar,” Keduanya pamit meninggalkan Oliv yang sedang menikmati minuman aneh itu.
Oliv menatap gelas yang sudah kosong di tangannya itu. “Ini minuman apa? Rasanya sangat aneh, ihhhh..” Oliv meletakkan kembali gelas kosong itu di meja.
Tangan Oliv mengambil kaca yang tersimpan di tas nya, bercermin memastikan jika rambutnya tidak berantakan malam ini. Oliv sudah sangat siap bersenang-senang seperti temannya katakan. Sebelum itu Oliv mematikan ponselnya, dimana terdapat banyak pesan dari sang Mami.
“Mami.. Oliv mau bersenang-senang dulu, sebelum masuk kedalam penjara Paman Aksa..” ucap Oliv sembari bangkit.
“Kamar 23?” Oliv melihat tangga yang mana Keen tadi pergi ke arah sana. Didalam hati Oliv berharap semoga tidak bertemu dengan Om mesum itu.
Sementara itu, Raga memastikan semua fasilitas kamar sudah sangat nyaman untuk Keen. Karna Keen merupakan tipe pria yang suka rapih dan sangat benci dengan hal yang berantakan. Bahkan untuk hal yang seperti ini, Keen selalu meminta semuanya harus rapih dan terjaga.
“Sudah, Tuan.. Wanitanya sudah mau masuk, aku akan datang menjemput besok,” ucap Raga yang mana hanya Keen angguki saja.
Saat Raga membuka pintu, ia terkejut melihat wanita cantik yang ternyata juga ingin membuka pintu.
“Ah, kau yang punya kamar ini?” tanya Oliv kepada Raga yang bingung sebenarnya.
“Iya..” Jawabnya cepat, ia menatap dari atas sampai bawah wanita yang dipesan. Sungguh Raga ragu akan keahlian wanita ini dalam ranjang, terlihat masih kecil dan tidak mungkin bisa membangkitkan hasrat yang Keen miliki.
“Bodoamat deh, yang terpenting tugas saya sudah selesai..” gumam Raga didalam hati, ia melangkah pergi meninggalkan Keen dan Oliv.
Kepergian Raga membuat Oliv tersenyum senang, ia langsung masuk sembari terus menggaruk lehernya yang gatal sekali setelah meminum dari Cia dan Rani tadi. Kala Oliv berbalik badan, ia terkejut melihat Keen yang duduk manis disofa.
“Loh, Om mau apa disini?” tanya Oliv dengan kedua tangan berkacak pinggang.
Bukan hanya Oliv saja yang terkejut, Keen pun lebih terkejut lagi. Wanita yang sok cantik itu ternyata wanita bayaran untuknya malam ini.
“Sudah kuduga, kau hanya wanita malam tapi bertingkah seperti wanita baik-baik,” ucap Keen dengan nada ketus.
“Wanita malam? Aku tahu, Om.. Ini emang malam, lalu kenapa kau menyebutku wanita malam?” tanya Oliv dengan wajah lugunya, ia melangkah duduk disamping Keen yang menatapnya aneh.
Sejujurnya Keen tidak tahu, apakah Oliv benar-benar polos atau mungkin hanya pura-pura polos saja. Tanga Oliv terus menggaruk area lehernya bahkan melepas cardigan yang ia pakai. Hingga terbukalah bahunya, Keen menelan ludah kala melihat bahu indah milik Oliv.
Merasa seperti ada herpaan aneh disekitar tubuhnya, apa lagi Oliv yang terus mendesis seperti itu.
“Aku tidak tahu, tubuhku terasa gatal..” Oliv mengadu kepada Keen yang terus saja menatapnya.
“Om, kok lihatin Oliv terus si?” Pertanyaan Oliv membuat Keen tersadar, ia langsung mengusap usap wajahnya yang sudah berpikir macam-macam.
“Jangan panggil aku, Om.. Aku tidak setua itu, apakah aku menikah dengan tantemu apa?” tanya Keen dengan raut wajah tidak suka, ia menenggak habis minum yang ada di meja.
Sudah banyak waktu yang terbuang karna Oliv selalu bertanya hal-hal tidak jelas. Keen sudah sangat penasaran dengan gairahnya sendiri, ia ingin membuktikan jika memang ada gairah liar itu pada tubuhnya.
“Kau harus bisa membuktikan malam ini, Honey..” ucap Keen sembari menarik tangan Oliv untuk duduk di pangkuannya.
Oliv sudah dikuasai oleh efek minuman yang diberikan oleh dua temannya tadi, hingga ia hanya pasrah kali ini bahkan menatap Keen dengan tatapan sendu. Jujur Keen semakin gila melihat tatapan Oliv itu, benar-benar ia belum merasakan gairah ini sebelumnya.
“Tatapanmu seolah menantangku, Baby?”
Perlahan Keen melakukan pagutan pada bibir Oliv dengan gerakan yang sedikit terburu-buru. Tangannya terus menggerayangi bagian dada Oliv, hingga keluarlah suara rintihan dibalik pagutan bibir itu. Oliv tidak tahu apa yang sedang Keen lakukan, ia ingin lebih lagi dari ini sebenarnya.
Keen terus menikmati setiap jengkal tubuh Oliv, dengan sangat mudahnya Keen membawa tubuh Oliv untuk berbaring di ranjang. Satu-persatu Keen membuka kancing kemejanya sambil menatap kearah Oliv yang terus bergerak kesana-kemari.
“Rasanya sangat panas sekali, cepat sentuh aku..” pinta Oliv dengan nada yang sangat membuat Keen bergairah.
Sebenarnya Keen hanya ingin membuktikan apa juniornya berdiri atau tidak, tapi gairah ini membuatnya sudah hilang akal. Bahkan kala Oliv membuka satu persatu pakaiannya sendiri, disaat itulah milik Keen menegang sempurna. Sungguh Keen sangat terkejut dengan kenyataan ini, ia menatap tidak percaya kearah gadis yang terus menggoda dirinya itu.
“Apa? Apakah aku mimpi?” Keen terus memukul pipinya sendiri, ia memang tidak mimpi sekarang. “Semua ini nyata? Ahhhh..” Keen memejamkan mata kala benar-benar merasakan gairah yang sangat ia inginkan.
Sudah lebih dari 20 wanita yang ia tes, tapi tidak ada satupun yang berhasil membangkitkan gairah yang ia miliki. Tapi, saat ini.. Gadis kecil seperti Oliv telah berhasil membuat gairah Keen yang telah terpendam itu bangkit.
“Ck, ternyata kau wanitanya. Setelah malam ini aku akan menikahimu, dan tidak akan membiarkan dirimu pergi dariku!” ucap Keen dengan sangat tegas sambil perlahan naik keatas tempat tidur menimpa tubuh Oliv.
Pandangan mata Keen terus tertuju pada wanita yang terus bergerak kesana-kemari dibawahnya. Timbul kepuasan baginya karna sudah menemukan sosok wanita yang membangkitkan gairah yang terpendam. Keen mulai melakukan pagutan kepada bibir Oliv yang sangat menggoda, juniornya sudah sangat tegang untuk bersabar lagi.
Rasanya sangat aneh bagi Keen, miliknya terasa mengeras sempurna hanya karna menatap tubuh polos dari sosok wanita yang tidak pernah Keen kenal sama sekali.
“Selama ini kau kemana saja, Baby? Kenapa kita baru bertemu sekarang, kau sudah berhasil menyiksaku. Kau tahu itu..” ucap Keen sembari terus mengecup bibir ranum yang Oliv miliki.
Oliv yang sudah dikuasai oleh pil perangsang tidak memikirkan apapun kecuali sentuhan Keen yang bisa menghilangkan rasa gatal ini. Bahkan tubuh Oliv melengkung kala tangan Keen yang sudah melakukan pemanasan dibawah sana. Hingga Oliv mengeluarkan suara yang membuat gairah Keen semakin membara.
“Ingat, kau adalah wanita pertama yang membangkitkan gairahku. Dan mungkin akan menjadi satu-satunya wanita yang merasakan tubuhku, efek samping dari ini sangat besar, Baby..” ucap Keen kepada Oliv yang tersenggal di bawahnya karna baru saja mendapatkan pelepasan untuk pertama kali.
“Lakukan cepat!” pinta Oliv yang sudah tidak sabar, ia menatap kearah junior Keen yang memiliki size sangat besar. “Waw, milikmu sangat besar..” Pujian Oliv membuat Keen semakin bergairah.
Menarik tubuh Oliv untuk posisi yang sangat ia inginkan, lalu melebarkan dua kaki itu. Perlahan memasukkan adiknya, disaat itu saja Oliv sudah merasakan sakit yang teramat. Meremas erat seprei sambil menatap sendu Keen yang siap siap beraksi, ia sudah tidak sabar sebenarnya.
Dan Oliv berteriak kesakitan kala separuh milik Keen sudah masuk, baru separuh tapi rasanya tubuh Oliv seakan terbelah menjadi dua.
“Kau masih Virgin, Baby?” tanya Keen sembari mengelap keringat yang membanjiri pelipis Oliv.
Timbul senyuman diwajah Keen, itu berarti hanya dirinya yang merasakan tubuh Oliv dan hanya dengannya Oliv merasakan semua ini.
“Ck, kita imbang, Sayang. Aku juga pertama kali, kau benar-benar tidak akan ku lepas setelah ini!” ucap Keen dengan sangat tegas.
Keen melakukan hentakan yang mana membuat miliknya masuk sempurna, membungkam bibir Oliv dengan pagutan bibir hingga wanita itu relaks. Air mata Oliv yang mengalir, Keen hapus dengan tangannya sambil menikmati pagutan bibir yang tidak ahli dari Oliv itu.
Setelah merasa jika Oliv sudah terbiasa, maka Keen langsung bergerak perlahan-lahan. Hingga Oliv merintih di bawahnya, wanita itu menatap Keen sayu. Keen meringis kala merasakan miliknya yang sangat dijepit didalam milik Oliv yang sangat sempit. Ia tidak bisa kalau terus pelan-pelan, maka Keen langsung menambah kecepatan yang mana suara penyatuan itu terdengar di seluruh ruangan.
Dua insan manusia yang tidak saling mengenal saling menikmati tubuh satu sama lain. Tidak ada yang mereka pikirkan kecuali kenikmatan yang akan datang, Keen terus menggempur tubuh Oliv sepanjang malam.
Keen yang tidak pernah merasakan membawa Oliv menuju kenikmatan yang selama ini ia idamkan. Membawa tubuh Oliv yang sudah lemas itu untuk berdiri, kedua tangan Oliv diarahkan Keen berpegangan pada tirai jendela.
“Berpegangan.. Emmm..” Keen mulai memasukkan adiknya yang terlepas dari belakang.
Terdengar lenguhan dari Oliv, ia menatap sayu Keen yang menggempur dirinya dari belakang dengan pergerakan yang perlahan tapi pasti.
“Kau nikmat..” bisik Keen tepat ditelinga Oliv.
•
Cahaya matahari pagi membangunkan Keen dari tidurnya, ia menggeliat karna merasakan tubuhnya yang cukup segar pagi ini. Kala Keen membuka mata, ia tersenyum melihat wanita kecil dan cantik itu masih tertidur pulas dalam pelukannya.
“Pagi, cantik..” ucap Keen sembari mengecup kening Oliv yang masih tertidur pulas.
Oliv kelihatan lelah sekali karna memang Keen menggempur sampai pagi, tidak berhenti sedikitpun. Bagi Keen, tubuh Oliv sangat nikmat melebihi apapun. Perlahan Keen bangkit untuk melepaskan diri dari pelukan Oliv, sungguh sangat erat.
“Wanita ini bernama Oliv..” gumam Keen sembari memakai satu persatu pakaiannya. Setelah selesai ia mengutip pakaian Oliv kemarin malam, memakaikan pakaian itu kembali ke tubuh Oliv.
Bahkan Oliv bagaikan anak bayi yang hanya pasrah dengan segala hal yang dilakukan Keen. Bahkan hanya melihat dua bongkahan indah itu, gairah Keen seakan bangkit. Susah mati Keen menahan itu semua, ia mencoba mengalihkannya penglihatannya ke arah lain agar gairah itu pergi.
Karna untuk menggempur Oliv lagi, rasanya tidak mungkin. Tubuh wanita itu terlihat lelah sekali dari cara tidur yang tidak terusik meskipun Keen sedang memakaikan pakaian. Setelah selesai perlahan Keen menggendong Oliv bagaikan koala, ia membawa wanita cantik itu keluar dari kamar Klub malam itu.
~
“Tuan, apakah berhasil?” tanya Raga, ia sudah tidak sabar mendapatkan kabar menarik atau malah sebaliknya.
Keen membawa tubuh Oliv menuju bangku mobil, setelah itu duduk disamping Oliv sambil melirik kearah Raga yang duduk dibangku pengemudi.
“Kau lihat?” Keen malah bertanya balik, membuat Raga semakin bingung. “Ck, otakmu itu kaku sekali!” umpat Keen yang mana kini menyandarkan kepala Oliv menuju dadanya.
Raga berpikir serius, ia melihat kedua insan manusia itu. “Astaga, kau berhasil mendapatkan wanita yang membuatmu gairah, Tuan?” tanya Raga yang mana Keen menjawab dengan anggukan kepala.
Sungguh Raga tidak menyangka akan itu, mengingat Oliv hanyalah wanita kecil yang sepertinya sangat polos.
“Aku meragukan Nona ini semalam, ternyata dia berhasil membuatmu_”
“Aku juga tidak menyangka, Raga. Hem, sebaiknya segera persiapkan berkas-berkas dia dan aku. Aku harus menikahinya..” ucapan Keen membuat Raga tersenyum simpul.
Cukup senang hati Raga mendengar kabar bahagia ini, ia ingin menyalakan mesin mobil. Tapi, terhenti karna mendapatkan pesan dari Ayahnya. Alis Raga mengkerut membaca pesan dari sang Ayah, ia menghela napas panjang sambil menyimpan ponsel itu kembali kedalam tas.
“Ada apa?” tanya Keen, ia dapat melihat raut wajah tidak enak dari Raga.
“Tidak ada apa-apa, Tuan. Hanya masalah keluarga kecil saja, sebaiknya kita mulai menuju Apartemen sekarang,” Raga mulai melajukan mobilnya.
Keen yang sangat senang karna fakta bahwa gairah misterius yang ia miliki sudah menemukan pawangnya, maka ia tidak memikirkan apapun kali ini. Kecuali segera membawa Oliv menikah, maka wanita ini akan menjadi miliknya selama-lamanya nanti.
Mungkin karna perjalanan yang dilewati hingga Oliv terbangun dari tidurnya. Perlahan ia membuka mata, dan terkejut saat menyadari jika sedang berada di dalam mobil asing serta berada di dalam pelukan pria asing. Oliv mencoba mengingat kejadian demi kejadian kemarin malam, ia spontan langsung menghindar dari Keen.
Tentunya Keen terkejut melihat Oliv menatapnya selayaknya maling bukan seperti kemarin malam. “Kau sudah bangun, Baby?” tanya Keen dengan senyuman manisnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!