Melisa Wulandari adalah anak dari seorang sopir yang sudah mengabdi di keluarga Handoyo selama puluhan tahun
Ayahnya Rudi Abas adalah seorang sopir pribadi dari seorang pengusaha dan konglomerat bernama Handoyo Atmaja
Sedangkan ibunya bernama Arini hanya seorang ibu rumah tangga yang setiap hari mengurus anak dan suaminya dengan sangat baik
suatu hari
" Rud... Bolehkah saya minta anakmu untuk menjadi menantu saya? " tanya tuan Handoyo dalam perjalanan menuju kantornya
" maksudnya gimana tuan? " tanya Rudi
" kamu tau kan anak ku Zayn sampai saat ini belum menikah, ia terus menunggu kekasihnya yang tak pernah mau di nikahi, hanya ingin memanfaatkan uang anak ku saja " kata tuan Handoyo
Zayn Pratama Atmaja adalah anak semata wayang keluarga Handoyo Atmaja seorang CEO muda berkharisma idaman semua wanita
" harapan ku satu-satunya adalah Zayn, aku tak ingin dia salah memilih istri " kata tuan Handoyo
" tapi apa mas Zayn mau di jodohkan? " tanya Rudi
" itu urusan aku dan istriku, tugasmu hanya meminta anakmu untuk menikah dengan Zayn " kata tuan Handoyo
Istri Handoyo yaitu Sarah Atmaja memiliki masalah pada rahim nya sehingga tak bisa memiliki keturunan lagi setelah melahirkan Zayn
" aku yakin kamu mendidik anakmu dengan baik, maka dari itu aku ingin menjodohkan nya dengan Zayn " ucap Handoyo
" baik lah tuan, saya akan bicara dengan Melisa mudah-mudahan dia mau " ucap Rudi
" aku tunggu kabar darimu secepatnya " kata Handoyo
Tak terasa mobil mewah itu tiba di depan gedung kantor yang menjulang tinggi mencakar langit
Setiap hari Rudi mengantar jemput sang majikan, sudah hampir 25th Rudi mengabdikan dirinya pada keluarga Handoyo Atmaja sejak ia masih bujangan hingga kini telah memiliki dua orang anak yaitu Melisa Wulandari dan Bagas Aditya
Sejak pembicaraan itu Rudi terus berfikir bagaimana caranya ia menyampaikan keinginan majikannya itu pada anak gadisnya
" apa Melisa mau di jodohkan dengan mas Zayn? " gumam nya
Setiap habis mengantar majikannya Rudi menunggu dan standby di kantor tuan nya, menunggu hingga jam kerja sudah selesai.
Seperti saat ini ia sedang duduk di salah satu kursi kosong di dekat parkiran seperti biasa
" pak Rudi kenapa bengong? " tanya satpam
" eh... gak papa pak, ngopi pak " ucap Rudi menawarkan segelas kopi di hadapannya
" mangga pak, saya sudah ngopi " kata satpam
Rudi dan keluarga Handoyo sudah sangat dekat, mereka selalu mengandalkan Rudi di setiap urusan rumah tangga nya, kemanapun keluarga Handoyo pergi menggunakan mobil pasti Rudi lah yang di minta mengantarnya
bahkan Zayn sendiri sudah sangat dekat dengan Rudi Karena sejak kecil Rudi lah yang mengantar jemput Zayn sekolah bahkan ketika kecil Zayn tak mau naik mobil jika bukan Rudi yang mengendarai
Rudi menunggu hingga jam kerja selesai dan ia di perbolehkan pulang oleh majikannya
Kini Rudi sudah berada di rumahnya, Rudi menyampaikan ucapan majikannya tadi kepada istrinya
" apa Melisa mau ya pak ? " ucap Arini mendengar cerita suaminya
" itulah Bu, bapak ga yakin Melisa mau, tapi jika Melisa tak mau bapa bingung harus bilang apa pada tuan Handoyo, mereka sudah sangat baik pada keluarga kita " kata Rudi
" iya, kalau bukan berkat tuan Handoyo, belum tentu kehidupan kita seperti sekarang " kata Arumi
" lebih baik bapak panggil Melisa dan bicarakan sekarang " kata Arini
" baiklah ayo ibu temani dan bantu bapak menyampaikan pada Melisa " kata Rudi
Arini mengangguk
setelah memanggil Melisa mereka duduk bersama di ruang keluarga
" ada apa pak, Bu ? " tanya Melisa
" Mel... bapak ingin menyampaikan permintaan tuan Handoyo kepada bapak tadi siang " kata bapaknya
Melisa tampak bingung
" begini Mel, pak Handoyo meminta bapak untuk menjodohkan kamu dengan anaknya yaitu mas Zayn " ucap bapak
" menikah? " tanya Melisa
" iya nak, bapak juga sebenarnya kaget tapi bapak rasa tidak ada salahnya nak, selama ini keluarga tuan Handoyo sangat baik pada kita, bahkan bapak banyak berhutang Budi pada beliau "
" selain itu bapak juga kenal baik dengan putra beliau yaitu mas Zayn, dia pria baik-baik yang sangat penyayang terhadap keluarga nya jadi jika kamu menikah dengan nya bapak yakin dia akan menjadi suami yang baik untuk kamu nak " ucap bapak nya
" tapi... " ucap Melisa
" menikahlah nak, ini mungkin tak adil untuk kamu tapi hanya dengan ini kita bisa membalas Budi baik pak Handoyo " ucap bapaknya
" tapi Mel baru saja masuk universitas impian Mel pak, dan Mel juga ga kenal sama anak nya majikan bapak itu, kalau dia jahat sama Mel gimana " ucap Melisa sambil menangis
" maafkan bapak nak, kalau kamu ga mau ya sudah bapak akan bilang pada majikan bapak " kata bapaknya
Melisa melihat raut kecewa di wajah sang ayah, Melisa merasa sangat bersalah, tapi haruskah ia mengorbankan masa muda nya dengan hidup bersama pria yang sama sekali tidak ia kenal?
" ya sudah kamu pikirkan dulu saja Mel, ibu dan bapak sangat berharap kamu bisa mengerti posisi kami " kata ibu nya
Melisa pamit ke kamarnya, ia memikirkan permintaan orang tua nya hingga tak bisa tidur nyenyak
Sementara di kediaman Handoyo
" apa yang kamu harapkan dari wanita itu Zayn, bahkan untuk berkomitmen saja dia tak mau " kata tuan Handoyo
" Vero hanya belum siap pah " ucap Zayn
Tentu saja Zayn menolak karena ia sangat tergila-gila pada Veronika kekasihnya, seorang model cantik papan atas bahkan model internasional yang fotonya sudah mampir di setiap majalah di negri ini
" bahkan kamu mencintai wanita yang tubuhnya menjadi tontonan masyarakat se Indonesia, apa kamu tak merasa risih " kata mamah nya
" mah please, jangan selalu menyudutkan Vero, itu profesi nya dan itu dunia nya, jadi ga ada yang salah dengan itu " ucap Zayn
" jika kamu ingin melihat papah dan mamah bahagia maka menikahlah dengan pilihan papah, tapi jika kamu tetap ingin menunggu Veronika mu siap, yang entah kapan ia mau meninggalkan dunia modelnya untuk kamu, maka jangan salahkan papah jika semua aset yang papah miliki tak akan jatuh ke tangan kamu, karena papah tak Sudi jika apa yang papah upayakan selama ini hanya di manfaatkan oleh wanita seperti Veronika yang hanya mencintaimu karena harta kita " ucap papah nya
" sadar Zayn... Veronika hanya menginginkan uangmu, jika dia benar mencintaimu dia akan rela melepaskan pekerjaannya untuk hidup bersama mu sejak dulu, tapi kamu lihat kan, dia bahkan tak ada waktu untuk sekedar menemanimu akhir pekan, ia hanya datang padamu jika uangnya sudah habis " kata mamah nya
Zayn terdiam, apa yang mamah nya ucapkan ada benarnya, bahkan untuk makan malam berdua sekedar malam mingguan saja Vero sering menolak dengan alasan sibuk
" orang yang saling mencintai akan rela melakukan apapun demi orang yang ia cintai, seperti hal nya kamu pada dia, tapi dia tak sebaliknya pada kamu " ucap mamah nya lagi
" pikirkan baik-baik permintaan papah dan mamah zayn, paparan mamah hanya ingin kamu bahagia, karena kamu anak papah satu-satunya " ucap papah nya
Zayn terdiam, otaknya terus berpikir keras mencerna apa yang orang tua nya katakan
...
esok hari
melisa yang baru saja tiba di kampus nya langsung masuk dan duduk di kursi nya sambil melamun
" hei... lo kenapa Mel? pagi-pagi udah ngelamun " ucap teman sekaligus sahabat Melisa sejak masih di bangku SMA yaitu Feby
baru saja Melisa hendak bercerita dosen sudah masuk
" nanti gue ceritain " kata Melisa
lalu mereka fokus mendengarkan materi yang di sampaikan
setelah masuk jam istirahat Melisa dan Feby duduk di kantin untuk makan
" katanya mau cerita " ucap Feby
Melisa menghirup nafas panjang
" waduh... Kaya nya berat nih, sampe tarik nafas dulu " celoteh Feby
Melisa tersenyum dengan lesung pipi yang sangat manis jika ia tersenyum
" gue dijodohin Feb " kata Melisa
" hah... " Feby kaget
" tunggu gue masih loading, gimana-gimana? " tanya Feby lagi
" iya, bos nya bokap gue minta gue untuk jadi menantunya " kata Melisa
" terus gimana? Lo mau? " tanya Feby
" gue belom kasih jawaban, gue masih bingung " ucap Melisa
" tapi Lo kenal sama cowok yang mau di jodohkan sama Lo? " tanya Feby lagi
Melisa menggeleng
" lah... Gimana ceritanya lo aja ga kenal dia tapi mau di nikahin " kata Feby
" justru itu Feb, gue bingung banget, di satu sisi gue masih pengen nikmatin masa kuliah gue, tapi di sisi lain gue juga harus tau diri, gue bisa kuliah disini berkat bantuan bos nya bokap " kata Melisa
Melisa kuliah di fakultas kedokteran ternama di Jakarta memang berkat bantuan pak Handoyo, Melisa memang cerdas tapi untuk masalah biaya, jika bukan dari dukungan pak Handoyo mana mungkin bapak nya mampu membayar biaya kuliah nya, sedangkan kita semua tau biaya fakultas kedokteran seperti apa
" ya udah Mel, Lo terima aja tapi dengan satu syarat, suami Lo ga boleh ngelarang lo kuliah sampai Lo lulus dan bergelar dokter " kata Feby
" dengan begitu Lo tetep bisa kejar cita-cita Lo, sekaligus Lo juga nolong orang tua Lo, kadang kita sebagai anak memang di tuntut balas budi Mel " kata Feby
" bijak banget Lo, tumben " ucap Melisa meledek Feby
" tuh kan... Giliran otak gue lagi on malah di ledekin " kata Feby
Feby adalah anak pengusaha dan orang tua nya punya perusahaan di Jakarta, otak nya tak secerdas Melisa namun uangnya banyak, makanya ia juga masuk kedokteran bersama Melisa karena memang memiliki cita-cita yang sama dengan Melisa
" apa iya gue harus terima perjodohan ini? " ucap Melisa
" ga ada pilihan lain Mel, bokap Lo pasti seneng kalo Lo mau terima perjodohan ini, tapi coba Lo bayangin kalo Lo tolak, apa yang harus beliau katakan sama bosnya? Pasti bosnya berfikir kalo bokap Lo ga tau balas Budi " kata Feby
Melisa mencerna ucapan Feby, ada benarnya apa yang di katakan sahabat nya itu, bapaknya pasti malu jika ia menolak perjodohan ini, sedangkan segala sesuatunya tak luput dari bantuan tuan Handoyo
Jam istirahat selesai Melisa dan Feby kembali mengikuti mata kuliah yang belum selesai
Melisa dan Feby baru memasuki semester kedua di fakultas kedokteran, Melisa termasuk mahasiswa favorit yang lumayan terkenal di kampusnya karena kecerdasannya
Selain cerdas Melisa juga aktif di setiap kegiatan kampus, karena Melisa tak ingin mengecewakan orang tua nya
Jam kuliah selesai Melisa pulang di antar Feby
Setiap hari selalu seperti itu, Feby lah yang setia antar jemput Melisa karena Melisa memang tak punya kendaraan, motor satu-satunya di pakai adiknya sekolah jadi Melisa harus mengalah lagipula Feby dengan senang hati mau mengantar jemput sahabatnya itu
" gimana Mel? Udah Lo pikirin saran gue? " tanya Feby
" tau Feb, gue bingung " jawab Melisa
" kenalan aja dulu kali Mel, siapa tau cocok " kata Feby
" kalo masalah kuliah mah kan bisa di jalanin meskipun udah nikah, dan Lo kan nikah sama orkay jadi ga mungkin lo di bebanin sama kerjaan rumah, pasti mereka punya ART, jadi Lo tetep bisa fokus kuliah " kata Feby
" iya deh, nanti gue bilang orang tua gue " ucap Melisa
" gitu dong, gelar dokter harus, bakti sama orang tua juga penting " kata Feby
" iya Bu dosen, terimakasih atas saran nya " ucap Melisa
" hahahaha .... Kampret Lo " Feby tertawa
tak terasa mereka tiba di depan rumah Melisa, rumah yang berada di komplek perumahan kelas menengah, dan ini pun rumah pemberian tuan Handoyo sebagai ucapan terimakasih atas bakti pak Rudi terhadap keluarga nya
" assalamualaikum " ucap Melisa
" waalaikumsalam... " jawab ibu nya
" eh... Mel, sudah pulang ? " tanya ibu
" iya Bu, " jawab Melisa
" ya sudah mandi dulu sana, setelah itu kita makan bersama " kata ibu
" iya Bu " lalu Melisa masuk ke kamarnya dan membersihkan tubuh nya
Waktu menunjukan pukul 7.00 malam Melisa,ibu dan adiknya sudah duduk di meja makan untuk makan malam bersama
" bapak mana Bu? " tanya Melisa
" bapak tadi di minta tuan Handoyo mengantar nya berobat rutin " kata ibu nya
" emang tuan Handoyo sakit apa? " tanya Melisa
" tuan Handoyo kan memang rutin berobat setelah kena serangan jantung waktu itu dan hari ini jadwal nya cek ke dokter " kata ibu
" oh... " Melisa hanya ber oh ria
" Mel... Apa kamu sudah pikirkan permintaan bapak? " tanya ibu nya
Melisa terdiam sebelum menjawab pertanyaan ibu nya
" Mel udah fikirkan , dan Mel setuju untuk di jodohkan tapi dengan syarat Mel masih boleh kuliah sampai mendapat gelar dokter seperti cita-cita Mel " kata Melisa.
" baiklah nanti akan ibu katakan pada bapakmu soal ini, bapak pasti bahagia mendengarnya " kata ibu nya
Melisa mengangguk, hatinya menghangat melihat senyum di wajah ibu nya, tak apalah ia berkorban sedikit untuk kebahagiaan orang tua nya, toh ia masih bisa melanjutkan kuliahnya meskipun sudah menikah
Esok pagi
seperti biasa sebelum memulai aktivitas semua anggota keluarga sarapan bersama
" Mel... Kamu ga kuliah? " tanya bapaknya
" nanti agak siang pak " jawab Melisa
" kata ibu mu kamu sudah setuju dengan perjodohan itu, benar itu Mel? " tanya bapak
" iya pak, Mel sudah pikirkan dan Mel rasa ga ada salahnya Mel terima perjodohan itu, selama Mel masih bisa tetap kuliah " kata Melisa
" iya nak, nanti bapak akan bilang sama tuan Handoyo soal persyaratan kamu itu, dan bapak yakin mereka ga akan keberatan, karena keluarga tuan Handoyo juga sangat mengutamakan pendidikan " ucap pak Rudi
" kak Mel mau menikah? " tanya bagas
" iya gas, ini permintaan tuan Handoyo " kata ibu nya
" wah... Kak Mel bakal jadi menantu keluarga tuan Handoyo, kedepan nya hidup kamu pasti enak kak " kata Bagas
" kamu itu, tau nya cuma enaknya " omel Melisa
" paling enggak kamu ga akan pernah ngalamin tuh yang namanya bokek kak " kata Bagas
" Mel... ibu tau kamu pasti berat menerima perjodohan ini, tapi ibu pesan nanti kalau kamu udah jadi istri kamu tetap harus melakoni peran kamu dengan baik " kata ibu nya
" maksud nya Bu? " tanya Melisa
" di luar kamu mencintainya atau tidak, kamu harus tetap berbakti kepada suamimu, layani keperluan nya dan patuhi keinginan nya selama itu tidak melanggar aturan agama dan hukum " kata ibu
" iya Bu Mel faham " kata Melisa
" terimakasih Mel kamu sudah mau mengerti posisi bapak " kata bapaknya
" iya pak " jawab Melisa
" ya sudah bapak berangkat dulu, udah siang takut tuan Handoyo nungguin, Gas kamu mau bareng bapak ga? " tanya bapaknya pada Bagas
" iya dong pak, lumayan kan ngirit ongkos " kata Bagas
" ya sudah ayo " ajak bapak
" oke, Bagas pamit ya Bu, kak " pamit Bagas
Lalu pak Rudi dan Bagas pergi bersama karena memang kebetulan sekolah Bagas dan rumah tuan Handoyo satu arah
setelah menurunkan Bagas di depan gerbang sekolahnya pak Rudi langsung menuju rumah tuan nya
Setiba nya di rumah tuan Handoyo Rudi menunggu di garasi rumah mewah bak istana tersebut sambil di temani segelas kopi yang biasa di buatkan oleh art di rumah itu
" pak Rudi " panggil salah satu art disana
" iya bi " jawab Rudi
" di panggil tuan " kata bibi
" baik bi " lalu pak Rudi beranjak menuju ruang keluarga di mana tuan Handoyo menunggu nya
" permisi tuan, nyonya, mas Zayn " sapa pak Rudi
" duduk Rud " kata tuan
" iya tuan " lalu pak Rudi duduk di salah satu kursi
" Rud... mumpung ada Zayn disini saya mau menanyakan soal perjodohan anak kita, apa anak gadismu bersedia di jodohkan dengan Zayn? " tanya tuan Handoyo
" anak saya Melisa sudah memikirkan permintaan anda tuan, dan dia bilang bersedia di jodohkan asalkan dia tetap boleh meneruskan kuliahnya hingga mendapat gelar dokter " kata pak Rudi
" tentu saja Rud, Melisa tetap harus melanjutkan kuliahnya meskipun sudah menikah dengan Zayn " kata tuan Handoyo
" bagaimana Zayn, papah harap kamu bisa seperti Melisa menerima perjodohan ini " kata tuan Handoyo
" iya pah, papah atur saja semua nya " kata Zayn
" jelas dia mau menikah dengan ku, pasti wanita itu hanya ingin numpang hidup enak bersama ku " batin Zayn
" kalau begitu nanti malam kamu ajak anak2 dan istrimu makan malam bersama disini " kata tuan Handoyo
" iya Rud, saya juga sudah lama ga ketemu Arini " kata nyonya Sarah
" iya, baik tuan nyonya nanti malam kami akan datang untuk makan malam bersama " kata Rudi
" kalau gitu saya permisi tuan, nyonya mas Zayn " pamit Rudi
" iya silahkan " kata tuan Handoyo
Rudi kembali ke garasi dan duduk di tempat tadi melanjutkan sesi ngopi nya
" pak Rudi " panggil Zayn
" iya mas, ada apa? " tanya Rudi
" pak, saya menghargai anda dan anak anda, tapi bapak tau kan saya punya kekasih, dan saya sangat mencintainya, saya tak yakin bisa mencintai anak bapak, bagaimana kalau saya tidak bisa mencintai anak bapak? " ucap Zayn
" mas Zayn... perjodohan ini keinginan tuan, saya sendiri tidak bisa menolak nya, jalani saja dulu, dan saya hanya titip anak saya, jika dalam pernikahan mas Zayn dengan Melisa nanti tidak ada rasa cinta maka pintu rumah saya selalu terbuka, kembalikan Melisa pada saya tapi saya titip satu hal, semarah apapun mas Zayn tolong jangan pernah berbuat kasar apalagi sampai memukul anak saya " ucap pak Rudi
" saya sudah berusaha mendidik Melisa dengan baik, saya yakin dia anak yang baik, jadi jangan sakiti dia jika sudah di jalani tapi tetap tak ada kecocokan apalagi cinta, jangan sakiti anak saya, kembalikan saja dia pada saya " kata pak Rudi
Zayn terdiam mendengar perkataan Rudi
Zayn menghirup nafas panjang " baiklah pak, saya akan coba jalani dulu " kata Zayn
Rudi tersenyum " kalian pasti akan sama-sama jatuh cinta, karena pada dasarnya kalian sama-sama punya hati yang lembut " batin Rudi
" ya sudah saya duluan ya pak " pamit Zayn dan di angguki oleh Rudi
Zayn mengendarai mobil nya sendiri,sedan mewah limited Edition kesayangan nya, ia memang tak memakai jasa sopir seperti papahnya, Zayn memegang anak perusahaan cabang dari perusahaan papah nya
Jarak dari perusahaan induk dengan cabangnya tidak terlalu jauh hanya beda kawasan perkantoran saja
...
Hari berganti malam
" Mel... Sudah siap? " tanya ibu nya sambil mengetuk pintu kamar Melisa
" bentar lagi Bu " jawab Melisa dari dalam
" jangan lama-lama, ibu tunggu di depan ya " kata ibu nya
" iya " jawab Melisa
tak berapa lama Melisa keluar kamar dan menghampiri orang tua dan adiknya
" wah... Cantik banget kak " puji Bagas
" baru sadar ? " jawab Melisa ketus
" kamu emang cantik Mel " puji ibu nya
" anak siapa dulu dong " sambung bapaknya
Melisa tersenyum manis " ayo ah, Mel jadi salting nih " kata Melisa
Lalu mereka semua berangkat menuju rumah tuan Handoyo
Di perjalanan Mel tak berkata sepatah kata pun, wajahnya terlihat tegang
" ya Tuhan... kaya mimpi, apa calon suamiku akan menerima ku apa adanya? " batin Melisa
" tegang banget kak, santai kawan " ucap Bagas menggoda kakaknya
" diam kamu ! " omel Melisa
ibu dan bapak nya hanya tersenyum melihat tingkah anak-anak nya
Tak berapa lama mereka tiba di kediaman tuan Handoyo dan di sambut hangat oleh pemilik rumah
kini mereka duduk bersama di ruang tamu rumah mewah itu
" ini Melisa? " tanya nyonya Sarah
" iya nyonya, ini Melisa " kata Bu Arini
" cantik sekali kamu nak " puji nyonya Sarah
" ga salah kan papah pilih menantu? " kata tuan Handoyo
Melisa memang memiliki wajah yang cantik dengan lesung pipi di kedua sisi pipi nya, tubuh tinggi semampai dan kulit putih bak porselen
Kecantikan Melisa di wariskan oleh ibu nya Bu Arini, meskipun dengan style yang sangat sederhana tapi Bu Arini tetap terlihat cantik itulah yang membuat pak Rudi tergila-gila dulu
" mas Zayn dimana tuan? " tanya Rudi
" ada, sebentar lagi turun " kata tuan Handoyo
Tak lama Zayn turun dari lantai 2 dan menghampiri orang tua nya
" nah itu dia " ucap nyonya Sarah
" Zayn " panggil nyonya Sarah
" mah, pah " sapa Zayn
Mata Melisa tertuju pada sosok pria tampan berwibawa yang tak lain adalah calon suaminya
" Zayn kenalin ini calon istri kamu, namanya Melisa " ucap mamah nya
Zayn menoleh ke arah Melisa, sekejap ia terpana oleh kecantikan Melisa, dengan makeup yang sederhana saja Melisa terlihat begitu manis
Zayn mengulurkan tangan nya
" Zayn " ucap nya
" Melisa " Melisa menyambut uluran tangan Zayn
" ya sudah kalau gitu kita makan malam dulu, nanti ngobrol nya di lanjut lagi ya " ajak tuan Handoyo
" mari " ajak mamah Sarah
mereka semua makan malam bersama sambil bercengkrama
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!