NovelToon NovelToon

Perjanjian Pernikahan

wanita pilihan papah

"Indra, Kamu harus menikah dengan calon pilihan Papa!"

"Indra tidak mau Pa, Indra sudah punya pilihan sendiri, Jadi tolong Papa dan Mama jangan memaksa Indra lagi untuk menikah, Apalagi Indra sama sekali tidak mengenal wanita itu."

"Gadis pilihan Papa bernama Nayla dia anak sahabat Papa, Dulu kami pernah berjanji setelah Anak-anak kami dewasa akan menjodohkan kalian dan sekarang waktu yang tepat. Usia Papa sudah tidak muda lagi dan sebelum Papa meninggal Papa ingin melihat kamu menikah dan memberi cucu untuk Papa dan Mama."

"Papa bicara apa, Usia Papa masih panjang jadi Indra mohon jangan paksa Indra menikah dengan gadis itu."

"Cukup sudah Ndra jangan buat Papa semakin kesal, Keputusan Papa sudah bulat.

" Saya terima nikah dan kawinnya, Nayla putri Anisah binti Darmoko dengan mas kawin seperangkat alat solat dibayar tunai."

Hari ini dia sah menjadi istriku lebih tepatnya Istri pilihan orangtua yang sama sekali tidak aku cintai.

Acara pernikahan berlangsung meriah, Banyak tamu undangan kerabat dan teman Papa, Tapi aku sama sekali tidak melihat sanak saudara Nay yang hadir di pernikahan kami.

"Terimakasih Ndra sudah menuruti kemauan Papa dan Mama, Sekarang tanggung jawab Papa sudah selesai karena papa sudah memenuhi janji menikahkan Nayla dengan kamu, Jaga dia karena sejak kedua orangtuanya meninggal Nayla tidak punya siapa-siapa lagi selain kita."

"Baik Pa " Tak banyak yang bisa kuucap selain mengiyakan nasehat Papa.

Siang itu setelah mengemasi baju-baju aku langsung memboyong Nayla kerumah Dinas, Sekitar 5 jam perjalanan dari rumah Orangtuaku menuju Kerumah Dinas. Aku takut semakin lama aku dirumah orangtuaku akan semakin banyak rencana yang akan Papa buat untuk bulan madu kami.

"Bisa cepat gak sih jalannya" Wanita ini sangat membuat aku kesal bukan hanya gerak geriknya yang lambat tapi penampilanya yang begitu kampungan membuat aku semakin kesal, Bayangkan saja tahun 2010 masih ada Wanita yang mengepang dua rambutnya.

"Sabar mas ini koper benar-benar berat, Bisakah mas membantu Nay mengangkat satu koper biar cepat selesai."

"Itu tugas pertama kamu sebagai istri, Bagaimana kamu bisa menjadi Istri yang baik kalau mengangkat koper seperti itu kamu tidak becus."

Akan kubuat dia tersiksa dengan pernikahan ini dan mengajukan cerai secepat mungkin.

Kuraih ponsel dari saku celana dan menghubungi Anes pacarku.

Dia menentangku

Sungguh aku tidak membayangkan sebelumnya akan menjalani hidup seperti ini, seumur hidupku akan menghabiskan waktu dengan wanita ini, Ahhh aku tidak akan membiarkan dia merampas masa depanku, Aku ingin dia segera pergi dari hidupku.

"Mas mau diletak dimana koper-koper ini semua." Begitu lembut tutur kata wanita itu, Tapi itu tidak merubah sikapku terhadapnya.

"Letakkan saja dikamar belakang pisahkan antara barang milikku dan milikku aku tidak mau kalau sampai tercampur."

"Bisakah besok saja Nay membereskanya Mas, Nay benar-benar lelah."

Sebenarnya aku juga tidak tega kalau harus terus-terusan bersikap kejam terhadapnya. Tapi ada Anes pacarku yang selalu menanti kabar sementara aku disini bersama wanita lain yang tak lain adalah istriku sendiri. Ahhh pikiranku semakin kacau dan aku benar benar dilema.

"Mas bolehkah Nay tidur dikamar depan, Nay bingung harus tidur dikamar yang mana,sementara kamar belakang tidak ada kasur dan penuh dengan barang-barang."

"Ya silahkan tapi jangan berharap lebih karena saya tidak akan menyentuh kamu sama sekali."

"Iya Mas Nay mengerti."

Dia langsung bergegas tidur dan meninggalkanku sendiri didepan TV. Aku bingung apa yang akan kulakukan setelah ini. Kuambil ponsel yang sedaritadi kumatikan, Kuhidupakan kembali dan menghubungi Anes.

"Sayang sudah tidur kah? [Sapaku memulai pembicaraan].

"Mas dimana sih sejak tadi Anes nelepon tapi susah, Mas baik-baik saja kan disana.

"Siap sayang Mas selalu baik disini, sudah larut malam besok sayang mau kerja lagi, Buruan istirahat ya sayang Mas gak mau sayang kesiangan [Aku coba meyakinkan Anes kalau aku disini baik-baik saja].

Sekarang hatiku terbagi Dua antara Nayla Istriku dan Anes pacarku. Setelah menutup telepon dari Anes kubentangakan karpet didepan TV karena aku tidak ingin tidur sekamar dengan Nayla.

Pukul 04.30 Subuh aku bergegas bangun karena seperti biasa aku selalu bangun pagi solat di masjid dan mempersiapkan diri untuk melakukan kegiatan setiap hari. Kulirik kamar depan dan kudapati Nayla masih tertidur dengan pulas, Aku tidak membangunkanya karena aku yakin dia masih sangat lelah. Kutinggalkan dia yang masih tidur dan bergegas menuju masjid yang ada didalam Asrama tidak jauh dari rumahku.

Sepulang dari masjid aku langsung bersiap kekantor karena biasa setiap pagi aku Apel pagi, Kulihat Nay masih tidur dikamar padahal ini sudah pukul 06.00. Apakah keseharian dia seperti ini bangun siang, ahh biarlah aku tidak perduli.

Setelah apel pagi aku kembali kerumah untuk sarapan, Kubuka pintu dan langsung menuju dapur, Kubuka tudung saji yang ada dimeja dan ternyata belum ada apa-apa yang terhidang. Emosiku meluap saat itu, segera aku menghampiri Nay dikamar.

" Nayla kenapa belum ada makanan diatas meja, Apa yang kamu lakukan sejak tadi dikamar, Aku terkejut melihat sosok wanita yang berdiri dihadapanku saat itu, Nayla begitu cantik dengan rambut yang tergerai panjang sebahu pakaiannya pun terlihat sangat modis, Ini sangat jauh berbeda dari yang kulihat pertama kali.

"Maaf Mas aku bukan pembantu jadi kalau Mas perlu apa-apa silahkan Mas kerjakan sendiri, Sudah cukup sandiwaranya, Sekarang aku mau jadi diriku sendiri dan beginilah aku yang sebenaranya."

"Hei lancang sekali kamu berbicara seperti itu kepadaku, Aku ini suami kamu,"

"Ohh ya suami..!!! Suami seperti apa yang masih berhubungan dengan mantanya, Apa masih pantas Mas mengaku sebagai suami, Ingat bagaimana Mas memperlakukan aku kemarin sebelum menuju kesini, Aku diperlakukan layaknya pembantu."

"Terus sekarang kamu mau kemana?"

"Aku mau zumba Mas bareng temen-temenku disanggar senam, Ohh iya Mas, aku mau ngucapin Terimaksih sebelumnya karena sudah menikahiku, sebab setelah menikah aku tidak lagi bingung memikirkan biaya hidup dan membayar uang Kos setiap bulan."

Sial wanita ini benar-benar membuat hidupku hancur, Dia pintar memainkan dua karakter, Didepan Papa dan Mama, seolah menjadi gadis yang benar benar baik tapi inilah sifat dia yang sebenarnya.

Karena dia aku mengkhianati Anes dan aku tidak tau bagaimana cara menjelaskan Ini semua kepada Anes. Sungguh aku benar-benar pusing dengan keadaan ini.

Kutinggalkan dia, aku menuju kantin untuk sarapan.

"Pot pengantin baru masa sarapan dikantin yayangnya mana, Emang gak masak ya. Celetuk Agus letingku.

" Si Indra mah romantis Gus selesai Mantab-mantab Istrinya langsung disuru tidur lagi gak boleh masak sampai ronde kedua." Timpal si joko ikut meledek ku."

"Berisik kalian gue tusuk juga mata kalian pakai tusukan sate ni." Aku benar-benar kesal mendengar celoteh mereka.

"Woles Ndra woles, Ni ada telur bebek Ndra,kamu gak pengen kah buat poding tambah stamina biar makun Jos."

"Lu bener-bener gue tonjok ya Gus, Bicara sekali lagi beneran gue lempar piring sate ni. Aku semakin kesal dengan mereka berdua. Mereka tidak tau apa yang aku alami sebenarnya.

Sedang asik menikmati sate Ayam dikantin Bude Ros, tiba-tiba riuh suara adik-adik leting yang sedang sarapan. Mereka berbisik dan memandang kesatu titik didepan lapangan volly.

"Siapa itu yang sedang berjalan sendiri, Bisik pelan para Prajurit yang lain. Wajahnya asing mungkin dia kerabat salah satu Prajurit disini, "Aku penasaran ingin melihat siapa Wanita yang sejak tadi menjadi pusat perhatian mereka dan yang lebih membuatku penasaran Agus dan Joko ikut memperhatikan Wanita itu.

Ohh tidak,, Benarkah yang kulihat ini, Aku melihat Nayla berjalan lurus dan sesekali melihat kearah kantin sambil menundukan sedikit kepalanya memberi tanda hormat. Dia mengenakan kaos lengan panjang dan jeans panjang warna senada dengan kaosnya. Sambil membawa 1 tas gendong berukuran kecil dia benar benar sangat menarik perhatian setiap mata yang memandang.

Mau pergi kemana wanita itu, Apakah dia serius dengan ucapanya tadi akan pergi kesanggar senam. Tapi apakah dia tidak mengerti kalau status dia sekarang adalah Istriku, Bahkan aku blum memberinya Izin untuk pergi.

Kubiarkan dia melakukan semua yang dia mau.

menguji kesabaran

Kutinggalkan kantin dan segera kukejar Nayla, Enak saja dia mau pergi tanpa ijin dariku.

"Nayla...Nay...tunggu, Teriakku memanggilnya.

" Ya ada apa Mas, kenapa teriak-teriak.

" Mau kemana kamu pakai baju seperti ini?"

"Seperti apa sih Mas, inikan kaos panjang biasa apa ada yang salah. Tadi kan aku udah bilang mau pergi kesanggar senam, Aku mau zumba."

"Zumba zumba apaan itu, Tidak kamu tidak boleh pergi kemana mana, Aku tidak mengijinkanmu keluar, Kamu hanya boleh keluar denganku."

"Ohh jadi sekarang Mas mengekang aku gitu, Bukanya aku ini Istri yang tidak diharapkan, Jadi biarlah aku melakukan apa yang kusuka."

"Kalau itu yang kamu mau silahkan pergi tinggalkan rumah saya, dengan senang hati saya akan bilang ke Papa kalau kamu kabur dari rumah."

"Silahkan Mas, aku tidak takut, Silahkan saja Mas menjelek kan saja didepan Papa dan Mama, Toh mereka tidak akan pernah percaya."

Aku semakin kesal melihat tingkah laku wanita ini, Dia semakin besar kepala karena merasa dirinya cantik setelah merubah penampilan, Tapi dimataku dia tetap sama, Gadis kampung yang tidak lebih cantik dari Anes. Kutarik tanganya secara paksa karena aku yakin dikantin banyak yang melihat kami dari kejauhan. Tapi mereka tidak akan mendengar percakapan kami, karena jaraknya lumayan jauh.

Dari kejauhan kudengar Agus berteriak.

" Ndra gas nda gasss."

Benar-benar konyol, mereka yang bakal ku gas nanti, Aku semakin kesal dengan Agus dan joko.

"Tolong Nay jangan melakukan hal-hal yang akan membuat saya malu nantinya."

"Ehemm maaf sebelumnya Mas, Hal seperti apa yang membuat Mas malu, Perasaan aku hanya mau pergi Zumba itu aja gak lebih, Apakah itu sebuah kejahatan, emmm bagaimana dengan laki-laki yang sudah beristri tapi masih berhubungan dengan Wanita lain, Kira-kira itu sebuah kejahatan apa bukan ya."

"Diam kamu, Jangan ikut campur dengan urusanku, Kamu tidak tau apa-apa dan karena kamu datang dikehidupanku sekarang hidupku seperti dineraka, Harus berbagi rumah dengan wanita asing seperti kamu."

"Aku istrimu Mas bukan wanita asing."

Seketika Nayla pergi kedapur meninggalkan aku yang masih kesal didepan TV.

Apa yang sedang dikerjanya di dapur, Semoga saja dia mau masak karena tidak mungkin siang nanti aku makan dikantin lagi, Aku gak mau jadi korban bully Agus dan Joko.

"Mas Indra bisa bantu Nay sebentar gak, Ini bagaimana caranya."

Segera kulihat dia didapur apa sebenarnya yang dia lakuin.

"Ya Allah Nayla kenapa itu mesin air kamu bongkar, Apa salah tu mesin sampai kamu preteli begitu." Aku gak habis pikir dengan wanita satu ini kenapa dia selalu membuat aku kesal.

"Maaf Mas tadi Nay mau nyuci pakaian kita, tapi mesinya gak mau keluar airnya jadi Nay bongkar, Manatau bisa soalnya mesin yang dirumah Nay dulu kalau mati langsung dibongkar pasti langsung nyala tapi ini tetap gak bisa nyala."

"Ohhh Nay kenapa kamu jadi orang sok tau, kenapa kamu gak mau tanya sama saya dulu, Ini mesin kondisinya baik baik aja sebelum kamu bongkar, tapi sekarang kita sama-sama berdoa saja semoga mesin ini bisa hidup kembali, Nay kamu dengar ya disini air hidup hanya Dua kali dalam sehari pagi jam 5 subuh sama sore jam 3 , jadi sebelum air mati tugas kamu harus menampung air yang banyak di tong dan bak mandi, bukanya malah bongkar mesin. Kalau sudah begini kan saya yabg repot."

"Ya maaf mas ,Aku kan gak tau."

"Makanya kalau tidak tau tu tanya jangan sok hebat mau jadi tukang mesin dadakan."

Emosiku serasa diubun ubun melihat tingkah laku Nayla yang semakin membuatku kesal. Kutinggalkan dia sendiri dirumah dan menguncinya dari luar. Biar tau rasa dia gak bakal bisa kemana mana lagi.

Mau gak mau aku harus mencari heri, letingku yang paham masalah mesin,.

Ku SMS dia menanyakan posisi. Dan dia lagi dibarak remaja. Segera ku merapat.

"Pot bantuin aku donk, Mesin dirumahku mati karena dibongkar sama Nayla." Jadi tolong benerin ya sekarang."

"Ehh Ndra Nayla itu siapa kah, Istri kamu ya katanya kamu sudah menikah kenapa tidak berkabar dengan kami."

"Alah sudahlah Pot itu tidak penting intinya sekarang kamu kerumahku trus buka kuncinya dari luar terus kamu masuk aja, Didalam ada Nyala, Nanti kamu bilang aja kalau saya yang yuruh."

"Gila kamu Ndra masa Istri sendiri kamu kunciin didalam, kamu kira dia burung apa, terus kamu mau kemana Ndra."

"Aku mau kekantor banyak kerjaan sudah menumpuk."

"Terus bagaimana dengan Nayla tidak mungkin kami hanya berdua dalam rumah, apa kata Ibu-ibu yang lain nanti, apa kamu tidak cemburu Istrimu berduaan denganku dirumah."

" Aku tidak perduli Pot yang penting mesinku bisa hidup kembali. Yasudah kalau begitu aku pamit ya."

"Siap".

Aku berlalu meninggalkan heri dan menuju kekantor.

Sementara itu dirumah.

Tok...tok...tok...

" Assalamualaikum permisi, ijin bu saya Heri mau benerin mesin air."

"Ohh iya Om masuk saja, Pintunya dikunci dari luar sama Mas Indra." Buka saja Om."

"Ijin ya Bu saya Masuk."

"Silahkan Om."

Memang gila si Indra, Istri cantik begini dikunci dari luar,

"Ijin Ibu mesin airnya saya cek dulu ya biar tau dimana kerusakannya."

Setelah mengecek keseluruhan ternyata mesin airnya tidak rusak hanya saja pipa penyambungnya sedikit renggang jadi tidak bisa menarik dengan maksimal.

"Ibu ini mesinya udh saya perbaikin, Nanti kalau sudah hidup airnya silahkan dicoba bu, kalau masih blum hidup bisa kabari saya lagi.".

" Trimakasih banyak ya om."

"Siap Ibu kembali kasih."

Istirahat makan siang aku balik kerumah, Semoga saja Nayla masak karena tidak mungkin kalau aku makan dikantin lagi.

"Assalamualaikum Nay buka Nay teriakku dari luar.

"Walaikumsalam Mas, jangan teriak-teriak buka aja gak dikunci."

"Jadi tadi Heri sudah kemari kah benerin mesin."

"Sudah Mas, Kata Om heri cuma kurang kenceng aja, gak tau apannya."

"Pelajaran buat kamu lain kalu jangan sok pintar bongkar mesin segala. Jadi kamu sudah masak Kah."

"Tu buka aja Mas tudung saji di atas meja."

Nayla berlalu menuju kamar, kubuka tudung saji yang ada diatas meja. "Astagaaa betapa terkejutnya aku diatas meja hanya ada Air putih didalam gelas batu.

"Nayla kesini kamu."

"Apa sih Mas hobi betul teriak-teriak." Jawab Nayla santai seperti tidak ada masalah.

"Itu kenapa cuma ada air putih saja disitu. Kamu kenapa tidak masak Nay."

"Kan mas sendiri bilang kalau air cuma hidup dua kali sehari. Ini kan masih siang jadi air gak hidup walaupun sudah dibenerin, stok air sudah tidak ada mas hanya 1 teko saja itu juga buat aku minum Mas. Stok sayuran juga tidak ada di kulkas jadi yasudah Aku sediain aja air minum buat suami tercinta."

"Cukup Nay ini bukan lelucon. Disini itu setiap pagi jam 7 ada penjual sayur keliling, kamu harus inisiatif belanja sendiri jangan mengandalkan saya terus."

"Aku kan gak tau Mas."

"Makanya jangan tidur mulu kaya kerbau."

Aku yang semakin emosi pergi meninggalkanya, sementara wanita itu hanya senyum seperti tidak ada kejadian. Aku takut kalau balik nanti akan ada hal mengejutkan yang dibuatnya. Dia bagaikan monster yang sulit dikendalikan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!