NovelToon NovelToon

Pengganti Adik Ku

BAB 1. Perkenalan.

Azalea Wanita cantik, pintar dan mandiri.

Azalea berusia 26 tahun saat ini. Azalea yang kerap di sapa Lea oleh kerabat dekatnya itu adalah sosok pendiam jarang sekali terlihat sedih, ia pandai sekali menutupi kesedihannya.

Ia pribadi yang sangat tertutup, perceraian lah yang membuatnya seperti itu. di saat usia nya baru menginjak 8 tahun, Lea harus menelan pil pahit akan hal perceraian kedua orangtuanya.

Ayah Lea yang ketahuan selingkuh dan memiliki anak dari wanita lain, membuat Ibu Lea geram dan memutuskan untuk pergi tanpa melihat Lea dan Ayah Lea. Lea yang saat itu merasa tidak ada pilihan lain selain ikut bersama Ayah nya dan hidup bersama keluarga baru Ayahnya.

Lea merasa terpukul dan terpuruk saat itu, namun seiring berjalannya waktu Lea bisa melewati masa-masa pahit nya. Ia tumbuh menjadi wanita kuat. Namun sayang perceraian seolah olah terus menghantuinya, sehingga ia sangat takut untuk mencari pasangan hidupnya. sampai ia menginjak usia dimana usia nya sekarang ia sudah pantas menjalani biduk rumah tangga.

Arta, laki-laki tampan, mandiri namun ia memiliki sifat keras kepala.

Itu dia Visual nya. Jika ada saran dan kritik boleh banget ya kak aku tunggu loh ...

Semoga kalian suka, tinggalkan jejak like dan coment nya ya kak ... 💕

...****************...

...****************...

"Wah, Traktiran kayanya sebentar lagi bakalan menghampiri nih ... " Ucap Tasya teman satu kantor Lea dengan yakin nya.

Lea menukikkan satu alisnya, merasa heran dengan ucapan Tasya. Tasya melihat reaksi Lea yang merasa heran dengan ucapannya.

"Kamu yakin tidak akan ada perayaan? " Timpal Tasya kembali. " Jabatan kamu sekarang tinggi loh Le ... ! "

" Iya ... Iya, Ayo mau makan dimana ? " Jawab Lea tersenyum tipis.

Tasya merasa semangat dengan ajakan Lea yang baru saja naik jabatan di kantor nya, Lea termasuk karyawan yang berprestasi sehingga ia mendapatkan penghargaan untuk naik jabatan di kantor nya.

Di sebuah restoran Lea dan Tasya duduk sambil menunggu menu makanan yang sudah mereka pesan. Dengan jahil nya Tasya mengajukan pertanyaan yang membuat Lea malas untuk menjawabnya.

"Lea, kamu gak takut kehabisan Laki-laki ?" Tanya Tasya, yang mengalihkan fokusnya pada cincin berlian di jari manisnya.

"Mulai deh, " jawab malas Lea.

Tasya menggelengkan kepalanya, " Ayolah Lea, Tunggu apa lagi sih. "

Lea tersenyum dan meraih tangan sahabatnya itu. " Aku tahu kamu khawatir Tas, tapi bagaimana lagi aku belum mau ke arah sana. Jika pun Tuhan tidak menurunkan jodoh untuk ku, aku tidak apa-apa Kok. "

Tasya menatap mata Lea dengan hangat. " Tidak semua laki-laki buruk Lea, Ayolah ... Apa perlu aku bantu ? Dengar-dengar adik tiri kamu sebentar lagi bakalan menikah, kamu gak sakit hati kalau misalkan nanti adik kamu yang bakalan nikah duluan ? "

Lea menggelengkan kepala nya, " Semua akan baik-baik saja Ko Tas. Aku gak masalah mau siapapun yang menikah, aku sudah nyaman dengan hidup ku yang sekarang. "

Tasya merasa kesal dengan Lea, kekesalan Tasya bukan berarti marah melainkan merasa kasihan dan khawatir. Namun Lea tetap pada pendiriannya, takut akan hubungan yang selalu di sangkut paut kan dengan isu perceraian.

"Semoga apa yang terjadi pada hubungan kedua orang tua ku, tidak terjadi di dalam hubungan rumah tangga adik ku nantinya. " keluh Lea dalam hatinya.

Di restoran itu banyak sekali pengunjung, pengunjung disana kebanyakan dari kelas menengah atas. Restoran itu terbilang cukup berkelas. Lea tak segan-segan membayar makanan apa saja yang ia pesan bersama sahabatnya itu.

"Tas, aku permisi dulu ke toilet ya. " ucap Lea tiba-tiba.

Tasya menganggukkan kepalanya dengan gerakan menguyah tak henti seraya menikmati hidangan mewah di restoran itu.

Lea yang tak fokus saat berjalan tak sengaja menabrak seseorang yang sedang buru-buru pula.

"BRUUUKKKK ... " Lea dan seorang laki-laki bertabrakan, dan sialnya Kemeja kaki-kaki itu terkena noda lipstik yang Lea oleskan ke bibirnya.

"Ma-maaf saya ... " Lea ingin meminta maaf namun saat Lea melirik wajah laki-laki itu ia mencium bau-bau permusuhan.

"Maaf Tuan saya tidak sengaja. "Sambung Lea.

Laki-laki itu memijat keningnya prustasi, ia berjalan mondar mandir di hadapan Lea sebelum ia mengeluarkan suara keras berupa bentakan pada Lea.

Laki-laki itu bernama Arta, dia adalah pemegang perusahaan LV group. Dan Arta adalah pewaris tunggal keluarga Leviana.

"Kamu itu kalau jalan jangan sambil fokus ke dalam tas kamu, cari sesuatu itu harus diam jangan sambil berjalan seperti ini. Lihat apa yang kamu lakukan ini sangat merugikan saya ! " bentak Arta pada Lea.

Lea tak percaya di hadapkan dengan seseorang laki-laki yang begitu keras dan tidak bisa lembut pada seorang wanita.

"Kan sya sudah minta maaf Tuan. " ucap Lea terus meminta maaf.

"Apa yang akan klien saya katakan jika saya mempunyai bekas noda lipstik di baju saya hah ? Apa jangan-jangan ini akal bulus mu saja untuk menggoda ku ? " bentak laki-laki itu kembali.

Seketika rahang Lea meremang, " Tuan jaga ya mulut anda ! saya tidak kenal dengan anda, untuk apa saya menggoda orang yang sama sekali tidak saya kenal. Lagian saya pikir anda sudah berkeluarga untuk apa anda masih berpikir untuk di goda oleh wanita lain Hah ? "

Jawaban Lea membuat laki-laki itu naik darah, ingin rasanya ia mencabik-cabik mulut wanita yang ada di hadapannya itu namun ia tak mempunyai banyak waktu.

"Wanita sialan ! " umpat laki-laki itu yang langsung menghubungi anak buahnya untuk membawakan pakaian ganti untuk nya.

"Huh dasar cowok brengsek, bisa-bisanya masih berpikir di goda oleh wanita lain sementara istri dan anak menunggu di rumah. " dengus Lea tak mau kalah.

BAB 2.Risau.

Pertemuan di arah toilet itu rupanya masih menyimpan rasa amarah di hati laki-laki itu dan juga di hati Lea. Karna kesalahan yang Lea buat Laki-laki itu kehilangan satu klien akibat kesal akan keterlambatan yang tidak sesuai dengan jadwal yang di tetapkan.

"Maaf pak karna saya anda jadi kehilangan klien anda. " ucap Boy tangan kanan dari laki-laki itu.

"Ini bukan salah kamu Boy, tapi wanita sialan itu. sudah melakukan kesalahan bukannya minta maaf malah marah-marah tidak jelas. " umpat laki-laki yang merasa kesal akan wajah wanita yang saat itu menabraknya sehingga menyisakan noda berbentuk bibir di kemejanya.

"Maaf Pak, hari ini ada pertemuan dengan keluarga Pak Ridwan. Pak Bima menyuruh saya untuk menyampaikan hal ini pada anda. " jelas Boy.

Laki-laki yang merupakan CEO di perusahaan LV group itu pun mengusap wajahnya kesal. " Rencana mereka begitu cepat, tapi aku harus mengikuti Alur permainan mereka. Sampai pada akhirnya aku mendapatkan apa yang aku mau. " batin CEO yang bernama Arta itu.

Pak Ridwan adalah partner kerja Bima, Bima adalah ayah tiri Arta.

"Turuti saja apa maunya, " jawab Arta pada Boy.

"Baik Pak. "

Perjodohan yang di rencanakan oleh Bima membuat Arta sedikit menelan ludah, pasalnya ia sangat murka dengan kata perjodohan namun Bima selalu saja memaksa Arta untuk segera menikah.

Arta bukan tidak mempunyai kekasih, ia mempunyai kekasih namun kekasihnya itu belum mau ia nikahi karna cita-citanya belum tercapai. Arta pun mengalah menunggu sampai kekasihnya itu siap. Arta tidak mau mencari kekasih lain terlebih hanya kekasih nya lah yang mau menerima ke kurangan Arta.

Pertemuan antara dua keluarga pun tiba, Arta di dampingi Ibu Monica dan Pak Bima, sementara Pak Ridwan datang bersama anak gadisnya bernama Mira.

Arta hanya menatap sinis ke arah Mira, semantara Mira sangat tidak suka di perlakukan dingin oleh seorang laki-laki. Apa lagi ini yang akan menjadi jodohnya, Mira terus berpikir untuk membatalkan perjodohan itu dengan caranya.

Lea yang kini sudah nyaman dengan hidupnya tak ingin mempersulit keadaan karna tidak adanya orangtua di sampingnya. Berita pernikahan yang ia dengar dari ayahnya tak membuatnya gentar meskipun adik tirinya akan lebih dulu menikah.

Pernikahan bagaikan tragedi pelik bagi hidup Lea, oleh karna itu ia tidak begitu memaksakan diri untuk cepat menikah meskipun ada beberapa laki-laki yang coba mendekatinya. Walaupun Lea membenci ayahnya namun ia tetap bersikap sopan pada keluarga ayahnya termasuk pada Mira adik tirinya.

Lea tidak pernah absen saat bekerja, ia selalu masuk lebih awal di banding Staf yang lain, bukan hanya itu kinerja Lea pun sangat menunjang kemajuan dalam perusahaan itu. itu lah alasannya kenapa Lea di percayai dua jabatan sekaligus.

Saat pertemuan antar dua keluara itu pun selesai, kini giliran Mira yang memutar otak untuk menggagalkan perjodohan itu. Ia tak mau hidup tersiksa di bawah kerasnya kepribadian Arta.

Hari hari pun berlalu, Mira sesekali menemui Arta sesuai arahan dari ayahnya. Namun alih-alih Mira ingin menggoda Arta Mira malah di perlakukan kasar oleh Arta, sikap Arta semakin membuat Mira merasa tidak menginginkan perjodohan itu.

Sampai akhirnya Mira mendapatkan jalan keluar.

Lea yang saat itu sedang sibuk dengan pekerjaan di buat kaget kala melihat ponselnya itu berdering dan menunjukan wajah Sang Ayah. Lea menggulirkan tanda di ponselnya.

"Hallo ada apa Ayah menelpon ku ? tanya Lea.

Lea terdiam kala Ayahnya menyuruh Lea untuk segera pulang.

"Baik, nanti Lea pulang. " Lea yang tidak berpikir jelek hanya bisa menuruti perkataan ayahnya saja.

Sesampainya di rumah Pak Ridwan.

"Ada apa Ayah menyuruhku pulang ? " Tanya Lea duduk di hadapan Ayah dan Ibu tirinya.

Hening ... hening.

"Pernikahan adik mu tinggal menghitung hari Nak, " Ucap Pak Ridwan.

Pak Ridwan menatap lekat Lea, tatapan Pak Ridwan begitu pilu.

Lea memperhatikan sekitar, wajah beberapa orang yang ada di ruang rumah itu nampak di tekuk. " Lantas ? "

"Mira ... " Penjelasan Pak Ridwan terhenti .

"Mira kenapa ? Bukan kah seharusnya kalian bahagia, karna pernikahan Mira akan berlangsung dalam waktu dekat. " Lea mulai merasa ada yang tidak beres.

Pak Ridwan mulai menceritakan masalah yang sedang terjadi, Lea melihat raut wajah Ayahnya kembali seperti dulu, dimana saat itu hanya Lea lah tempat ia bercerita. Sebelum hadir wanita lain di hidup Ayah nya.

Lea mengepalkan tangannya saat mendengar jeritan dari kesedihan yang di ceritakan Ayah nya. Walaupun tidak ada tetesan air mata dari mata ayahnya, namun Lea sadar bahwa kini Ayahnya sedang ada di dalam kondisi yang sangat terpuruk.

"Bagaimana Mira bisa melakukan ini ? " Ingin rasa nya Lea menegur keras Mira, namun ia merasa tidak ada hak untuk itu.

Saat percakapan Lea dan Ayahnya berjalan dengan baik. Ayah Lea mulai mengutarakan niatnya untuk menggantikan posisi Mira dengan Lea.

Lea terdiam kecewa, "Ini tidak adil buat Lea Yah, bagaimana bisa Ayah berpikir aku yang harus menggantikan posisi Mira. " Jawab Lea sedikit kecewa.

"Kamu sudah cukup umur untuk menikah, Ayah tidak memiliki anak perempuan lagi selain kamu dan juga Mira. Ini tentang kehormatan Kedua keluarga Nak, tolong lah. " Ucap Paksa Pak Ridwan.

Tersayat goresan luka di hati Lea, dimana ia di jadikan alat untuk menutupi keburukan keluarganya tanpa ada yang memikirkan kebahagiaannya. Lea sempat berpikir untuk tidak menerima permintaan Ayahnya.

Setelah beberapa hari dari ungkapan ayahnya itu, Lea menjadi kepribadian yang lebih tertutup dan pendiam. sehingga Tasya selaku sahabat nya mencoba menanyakan hal yang membuat Lea berubah.

"Kamu sadar tidak dengan keputusan mu itu ? " Tasya sontak kaget dengan ucapan Lea untuk menggantikan posisi adiknya.

Lea tersenyum dingin. " Bukan kah kamu salah satu orang yang ingin melihat ku menikah ? "

Tasya merasa tidak enak hati, " Ta-tapi bukan dengan cara seperti ini Le. "

Lea mengusap kasar wajahnya, jika sahabatnya saja merasa tidak percaya dan yakin. begitu pun dengan Lea yang sama sekali tidak yakin akan keputusannya itu.

Bunyi ponsel Lea terus saja berdenting, tanda ada pesan masuk. Pesan itu dari Ayahnya, yang terus saja mengirimkan pesan yang isi nya seperti teks pidato.

Ayah Lea merasa khawatir, takut jika Lea mengurungkan niat nya untuk menggantikan posisi adik nya. Jika saja Lea mempunyai sifat keras kepala mungkin ia tidak akan perduli pada keluarga ayah nya itu.

Sampai titik dimana Lea merasa jengah dengan cobaan yang harus ia lewati. " Kamu bisa Lea, mungkin ini jalan Tuhan memberi ku pendamping. Jika tidak dengan jalan ini mana mungkin aku mau menikah di waktu dekat ini. " Gumam Lea mencoba berdamai dengan hati dan pikirannya.

Malam itu dimana Lea dan Ayahnya menemui pihak keluarga pengantin Laki-laki, untuk mempertemukan Lea dan calon suaminya nanti.

Pertemuan itu awal nya di sambut baik, meskipun ada aroma-aroma permusuhan di raut wajah calon ibu mertua Lea. Rupa-rupanya Calon suami Lea tidak ikut hadir di pertemuan itu.

"Kalau saja beberapa kolega belum tahu jika Arta akan menikah, saya tidak mau melanjutkan pernikahan ini ! " Seru Ibu Monica dengan nada merendahkan.

Lea mengangkat wajahnya dan menatap sendu raut wajah wanita itu lalu tatapannya berpindah pada Ayahnya.

"Maaf kan saya Bim, sungguh ini di luar dugaan saya. Saya pun merasa kecewa dengan prilaku anak saya. " Ucap Pak Ridwan pada calon Ayah mertua Lea, Pak Ridwan benar-benar merendah saat itu.

Sungguh pertemuan kali itu berkesan sangat tidak baik, padahal jika di bandingkan antara Lea dan adik tirinya jauh berbeda. Lebih cantik Lea pastinya.

Walaupun Lea besar tanpa didikan kedua orang tua yang lengkap namun ia berhasil menjadi wanita kuat dan mandiri, berbeda dengan adik tirinya meskipun besar dalam bimbingan kedua orangtuanya ia tumbuh menjadi anak manja dan tidak mau mendengar ucapan orangtuanya.

Adik tiri Lea berani bermain api saat pernikahan nya sudah di tetap kan, sehingga Adik tiri Lea pun hamil dari selingkuhannya itu. Itu lah sebab mengapa Lea yang harus menggantikan posisi adik tirinya itu.

Lea semakin tak tenang kala mengingat hari pernikahannya semakin dekat, " Bagaimana aku bisa menikah. Sementara aku tidak tahu wajah dari calon suami ku itu. "

Di tempat lain keluarga mempelai laki-laki sedang berdiskusi, Saat itu Arta menunjukan sifat keras kepalanya.

"Sudah ku bilang Bu, jangan paksa aku untuk menikah. Sekali pun wanita itu pilihan kalian belum tentu itu baik, ini buktinya bagaimana bisa dia hamil sementara dia tahu tanggal pernikahan sudah di tetap kan. " Ucap Arta dengan tegasnya.

Ayah dari Arta bersikap bijak saat itu, " Papah yakin kali ini yang akan kamu nikahi wanita baik-baik Nak, Papah sudah menemuinya."

Arta sudah jengah dengan tuntutan orangtuanya, Arta bukan tidak mampu mencari pasangan hidup. Tapi Arta selalu di pertemukan dengan perempuan yang selalu ingin memanfaatkannya saja.

Sehingga dia pun mempunyai sebuah kebencian pada siapapun yang mendekatinya. Kebencian itu akan berlaku pada Lea.

Pernikahan Lea dan Arta nantinya akan bersifat tertutup hanya orang-orang terdekat saja yang mengetahuinya.

BAB 3. Perselisihan.

"Jika kamu ingin bertemu dulu degan wanita nya, Papah bisa atur untuk bertemu. "

"Tidak usah Pah, mau bertemu atau pun tidak bertemu tidak ada bedanya. " Jawab ketus Arta.

Arta pergi dari hadapan Bima dan Monica. Ada satu perusahaan yang akan bekerja sama dengan perusahaan Arta . Oleh karena itu Arta tidak boleh terlambat atau kesempatan baik akan hilang lagi seperti waktu Lea berbuat kesalahan kepadanya.

Arta yang di dampingi oleh Boy menyerahkan semua aspeknya pas Boy, Arta tidak bisa fokus saat itu. terlebih perjodohan yang di rencanakan oleh kedua orangtuanya begitu sangat memaksa dirinya untuk tetap menikah.

Arta dan Boy harus bersedia menunggu beberapa menit saja, sampai akhirnya Pak Jeri datang seorang diri tanpa ada yang mendampingi.

"Maaf Pak Arta saya sedikit terlambat. " Ucap Pak Jeri.

Arta bersikap lembut seolah dirinya tidak ada masalah akan sebuah keterlambatan yang hanya beberapa menit itu.

"Anda seorang diri Pak ? " tanya Arta.

"Tidak, ada sekertaris saya. Dia sedang mengambil dokumen yang tertinggal di mobil. " jawab Pak Jeri.

Dengan langkah anggun seorang wanita mendekati meja dimana di sana sudah ada tiga orang laki-laki yaitu Arta, Boy dan juga Jeri.

"Oh ya ... Ayo duduk Lea. " Ajak Pak Jeri.

Lea mengangguk ramah, " Terimakasih Pak. "

Tatapan Arta terasa enggan melirik ke arah sekertaris Pak Jeri itu, namun ia harus menyapa sekertarisnya terlebih Arta sangat berharap banyak atas kerja sama itu.

Mata Lea dan Arta saling membulat satu sama lain, Tatapan permusuhan tercium di antara Arta dan Lea.

"Perkenalkan Pak Arta Pak Boy ini sekertaris saya sekaligus staf kebanggaan perusahaan saya. " Puji Pak Jeri.

Arta hanya menyunggingkan senyuman malasnya, " Peliharaan ternyata. " batin Arta.

Boy mengulurkan tangannya, " Saya Boy saya di sini mendampingi Pak Arta. "

Lea tersenyum, " Saya Lea sekertaris dari Pak Jeri. " jawab Lea.

Arta pun mengulurkan tangannya. " Dan ini atasan saya Pak Arta. "

Lea pun menjemput ukuran tangan Arta dengan malas, Lea merasakan genggaman itu sangat erat. Sehingga Lea dengan paksa menarik tangannya dari genggaman Arta.

"Saya akan memanfaatkan kesempatan ini. " Batin Arta.

Perbincangan pun di mulai, Pak Jeri yang lebih berpengalaman dari Arta membuat Perusahaan Arta di anggap kurang oleh Pak Jeri. Namun Arta tak merasa khawatir terlebih dia kini mempunyai senjata untuk menaklukkan perusahaan Pak Jeri.

Arta menatap Lea, dan memberikan kode pada Lea untuk ikut bersamanya. Lea sangat malas namun tatapan Arta begitu tajam.

Arta ijin ke toilet sebentar, setelah itu Lea pun pamit sebentar ke toilet. Tidak ada kecurigaan dari Jeri dan Boy.

Saat mereka sudah jauh dari hadapan Jeri dan Boy, Arta menarik tangan Lea.

Sontak Lea kaget dan segera menjauh. " Maksud anda apa Pak ? "

"Saya tidak ada maksud apa-apa, tapi saya hanya ingin menagih sesuatu yang sudah lepas dari tangan saya. " jelas Arta.

"Sesuatu ? " Tanya Lea.

Arta berjalan ke hadapan Lea dengan kedua tangan di lipat di dada bidangnya. " Kamu ingat kesalahan kamu tempo hari ? Apa kamu tahu apa akibat dari kesalahan mu itu ? "

"Jangan berlebihan deh Pak, mana sini baju anda yang terkena lipstik saya ? Biara saya yang membersihkannya gitu saja repot ! " hardik Lea.

"Bukan tentang Noda lipstik, tapi kerugian yang saya dapatkan karna kehilangan satu klien. Dan sekarang kamu paham kesalahanmu apa ? " Arta terus menekan Lea.

"Tidak karna memang kesalahan saya itu Tidka terlalu fatal." Jawab Lea.

"Tidak patal bagaiman Hah ? Gara-gara kamu saya terlambat, oleh karna itu saya Tidka bisa datang tepat waktu dan akhirnya klien saya pun hilang dan membatalkan kerja sama kita. " jelas Arta.

"Ah itu bukan karna anda telat Tuan, tapi memang persentase yang anda ungkapkan dan perlihatkan itu sangat lemah. " Jelas Lea seperti menyepelekan kemampuan Arta.

Arta menatap Lea dengan tatapan tak terima, Arta berjalan ke arah Lea sehingga Lea terus saja berjalan mundur hingga Lea tidak bisa lagi melangkahkan kakinya.

"Dengar ! saya tidak akan lupa dengan wajah kamu, kapanpun saya bisa membuat wajah mu ini lebih aneh dari sekarang. Jadi jangan pikir saya akan diam saja dengan apa yang sudah kamu lakukan dan katakan. " ucap Arta secara tidak langsung mengancam Lea.

Arta terus menekan tubuh Lea, ingin rasanya Lea berteriak. namun ia tidak mau memicu keributan nantinya. Lea meletakkan kedua tangannya di dada bidang Arta seraya membuat jarak.

"Saya tahu anda bukan orang biasa, tapi saya juga tahu anda tidak mungkin sanggup menyakiti seseorang terlebih itu adalah seorang wanita. "

Tatapan Arta dan juga Lea saling terpaku, " kamu benar, tapi jika saya perlu menyakiti seseorang aku pasti akan melakukannya termasuk kamu. "

Lea mendorong keras tubuh Arta, agar dirinya bisa lolos. Namun alih-alih Lea yakin bisa pergi dari Arta kini malah tangan Lea yang di tarik oleh Arta sehingga membelakangi Arta, kini Arta seperti sedang memeluk Arta dari belakang.

"Saya tidak aka mengganggu kamu lagi, asalkan kamu mau melakukan satu hal untuk saya. " Bisik Arta.

Dengan rasa takut Lea mencoba menanyakan hal itu, " Apa ? "

"Saya mau bagaimana pun caranya perusahaan Global Yen mau bekerja sama dengan LV group. " jelas Arta yang terus berbisik di telinga Lea.

"Sudah ku duga, anda merasa buruk kan ? Sehingga tidak percaya diri saat hendak kerja sama dengan perusahaan Global Yen, padahal perusahaan global Yen belum mengeluarkan keputusannya mau atau tidak berkerja sama. " ejek Lea .

"Bukan tentang baik dan buruk, tapi tentang kondisi. Kondisi saya sendang tidak memungkinkan untuk fokus pada satu titik. untuk itu saya ingin kamu membayar satu klien saya yang hilang karna ulah mu itu. tapi kalau tidak .... "

Asha membalikan badannya, dan menatap dalam pada Arta. " Tidak apa Tuan ? Anda mau menyakiti saya ? Atau apa ? "

Tatapan seorang Lea membuat Arta terdiam sejenak.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!