NovelToon NovelToon

KETIKA BOS MAFIA JATUH CINTA

gadis 250 juta

Suara hiruk pikuk terdengar heboh disebuah bar mewah yang terletak di salah satu kota Jakarta.

Disalah satu sudut bar tersebut ada seorang gadis yang sedang berdiri diantara para barisan lelaki hidung belang yang sedang mencari mangsa.

Sang gadis sedang menawarkan dirinya, pada siapa saja yang berani membayar mahal untuk keperawanan nya.

Dia menawarkan keperawanannya sebesar 250 juta, para lelaki tersebut tidak ada yang berani membelinya, mereka berfikir itu terlalu mahal apalagi mereka bisa mendapatkan keperawan seorang gadis hanya dengan 10 juta saja, dan itu juga sudah termasuk istimewa, tidak seperti dirinya.

Sang gadis memang cantik, mempunyai tinggi sekitar 160 cm kulit putih dan juga langsing, saat ini dia memakai pakaian yang sangat ketat dan juga seksi, hanya saja dia memakai riasan yang sangat tebal, sehingga terlihat seperti wanita dewasa.

" yang benar saja hanya untuk satu malam kami harus mengeluarkan uang 250juta, jika dengan uang 10 juta saja kita bisa mendapatkan beberapa gadis " ujar salah satu pengunjung.

" iya itu benar.. memang nya apa istimewa nya kamu, dada mu saja masih belum terbentuk sempurna " ucap salah satu pengunjung lainnya yang disambut tawa oleh lelaki yang lain.

" tentu saja aku berbeda dengan perempuan lainnya, semua yang ada pada diriku belum terjamah oleh pria manapun. " bela sang gadis yang merasa kesal.

Ha..ha..ha.. para lelaki tertawa dengan terbahak saat mendengar pernyataan dari sang gadis, mereka tidak percaya dengan apa yang dikatakannya .

" sudahlah lebih kamu pulang saja, nanti ayahmu mencarimu kemana mana, kamu boleh balik lagi kesini saat payudaramu sudah tumbuh sempurna ha..ha..ha.. "

Walaupun kesal tapi sang gadis berusaha untuk mengabaikan nya, dia tahu resiko yang harus dihadapi saat ini salah satu nya, ketika mengahadapi situasi semacam ini.

Tapi dia harus bersabar semua demi sang adik yang saat ini sedang terbaring dirumah sakit akibat sakit kelainan jantung yang diderita nya sejak berusia 3 tahun.

Sementara disudut lain masih di bar yang sama, seorang pria yang sedang duduk didampingi oleh dua pengawal disisi belakang kiri dan kanan nya dan juga dua orang wanita yang sedang duduk dipangkuan sambil meraba raba dada sang pria.

Kedua wanita tersebut sedang memancing gairah sang pria agar bangkit dan mereka bisa memuaskan sang pria tersebut.

Namun sang pria dia hanya diam saja seperti tidak tertarik dengan kedua wanita tersebut, justru pandangannya tak bisa berpaling dari sang gadis yang berada tak jauh darinya, yang saat ini tengah menjajakan dirinya.

Sang pria menatap tajam pada sang gadis, dia merasa tertarik dengan sang gadis hingga akhinya dia menyuruh sang asisten untuk mengurus semua nya.

Tak banyak menunggu sang asisten langsung menghampiri gadis tersebut dan langsung bertransaksi.

" jadi apakah diantara kalian tidak ada yang mau membeliku " ucap sang gadis lantang.

Hampir semua pria disana tidak ada yang berani menawar sang gadis, mereka hanya mengelengkan kepalanya dan ada juga yang mengebaskan tangan nya seolah menganggap remeh perkataan sang gadis.

" baiklah kalau kalian memang tidak ingin, aku akan pergi ketempat lain " ucap sang gadis yang hendak pergi, tapi tiba tiba seseorang memanggilnya.

" tunggu !!! Aku akan membayarmu 250 juta, dan sekarang kamu ikut denganku " sontak perkataan itu membuat semua orang yang mendengarnya menjadi terkejut apalagi sang gadis.

" anda serius Tuan " ucap sang gadis tak percaya.

" kamu ingin bayar pake cek, atau tunai " ucap pria tersebut.

" saya ingin dibayar tunai, dan anda jangan coba coba untuk menipu saya "

" buat apa aku menipumu, lagipula yang membelimu bukan aku tapi bosku, dia ada disana sekarang " ucap sang asisten sambil menunjuk kearah bos nya. Dan semua orang pun melihat kearah dimana sang asisten menujuk nya, termasuk  sang gadis.

Tapi sang bos tidak bisa terlihat dikarenakan dia berada diruangan yang sedikit gelap, hanya bayangannya saja yang terlihat sementara wajahnya tidak seorangpun yang dapat melihatnya.

" sudah sebaiknya kamu ikut saya, dan saya akan melakukan pembayaran sekarang juga.. " ucap sang asisten tidak mau berbasa basi.

" tapi tuan tunggu dulu "

" apalagi.. " ucap sang asisten merasa kesal.

" aku ada syarat untuk orang yang membeliku " sang asisten yang diketahui bernama jhon melotot kan matanya, dia sungguh heran terhadap gadis itu, dia sendiri yang membutuhkan uang tapi harus memberi syarat pada orang yang membeli nya.

Tapi sang gadis tidak memperdulikan keheranan diraut wajah jhon.

" aku ingin orang yang membeli ku adalah orang yang bersih bebas penyakit, dan juga dia harus tampan. "

" heh.. nona anda jangan bicara sembarangan, sebenarnya anda berniat untuk menjual diri atau tidak, kalau tidak mau saya akan katakan pada bos saya sekarang juga " ucap jhon dan akan segera pergi, tapi dengan cepat sang gadis meraih tangan jhon dan berkata

" heh tunggu dulu,kita kan sudah sepakat.. iya baiklah.. baiklah aku setuju " ucap sang gadis pasrah.

" baiklah sekarang kamu ikut dengan saya, untuk membersihkan diri, bos saya tidak suka dengan orang kotor dan juga jorok " ucap jhon.

Sang gadis melotot, dia merasa tersinggung dan apa katanya kotor dan jorok, apa dia mau bilang kalau aku orang yang kotor .

" Hei aku bukan orang yang kotor, sebelum kesini aku sudah mandi, dan membersihkan diri enak saja dia bilang aku kotor dan juga jorok " ucap gadis itu

Jhon membawa gadis itu kesebuah ruangan seperti kamar, dia menyuruh dua orang pelayan bar untuk membantu sang gadis membersihkan dirinya sebelum sang bos datang untuk memakainya.

●●●●●●●●●●

Sementara disebuah ruangan yang dimana terdapat sang bos mafia yang bernama  Xavier Maximilian atau lebih dikenal dengan sebutan Max  sedang duduk dihadapan seorang pria yang tengah berlutut meminta ampun.

" Tuan saya mohon beri saya kesempatan sekali lagi Tuan " ucap orang itu sambil memohon dengan menangkupkan kedua tangannya.

" saya berjanji saya akan melunasi semua hutang hutang saya Tuan " lanjut nya lagi.

Ini adalah salah satu dari sekian bisnis yang dijalani oleh Max, selain dari penjualan obat obatan, senjata ilegal, dia juga meminjamkan uang pada orang orang yang tentunya dengan bunga yang sangat tinggi.

Dia juga merupakan seorang pemimpin sebuah organisasi bawah tanah yang sangat disegani oleh para musuhnya.

" jika aku memberikanmu waktu lagi, maka kamupun tidak akan bisa membayarnya, karena aku tahu kalau perusahaan mu sudah mengalami kebangkrutan, jadi jalan satu satunya adalah kamu harus mati dan juga seluruh keluargamu " Max mengangkat tangannya keatas dan membuka telapak tangan nya seolah meminta sesuatu.

Jhon selaku asisten yang sudah paham tanpa ragu langsung meletakkan sebuah pistol ketangan Max yang terbuka.

Sang pria yang melihat akan hal itu, seketika langsung bertambah panik dan ketakutan,dia tak henti henti nya memohon untuk diberikan kesempatan sekali lagi untuk membayar hutang nya.

Namun sepertinya Max bukan orang yang mudah untuk memberikan kesempatan itu, tanpa berlama lama lagi Max menodongkan pistol tepat di kening sang pria tersebut dan menarik pelatuknya secara perlahan dan akhirnya, dor...

Dua orang gadis yang ada diruangan tersebut menjerit ketika melihat pria tersebut ambruk dan bersimbah darah, tapi mereka tidak bisa lari karena mereka pun takut membuat Max marah yang akhirnya akan membuat mereka kehilangan nyawa.

Lalu tak berapa lama Jhon seperti membisikan sesuatu di telinganya Max, dan dia pun langsung bangkit dan keluar dari ruangan tersebut.

Sebelum jhon meninggalkan tempat tersebut dia berkata pada anak buahnya " bereskan semua jangan sampai meninggalkan jejak, dan untuk kalian berdua para ladies anggap kalian tidak melihat apa apa. " setelah mengatakan hal itu jhon pergi menyusul tuannya.

●●●●●●●

Saat ini sang gadis sudah dimandikan sudah diberi wewangian, saat ini dia hanya mengenakan sebuah handuk yang melilit di tubuhnya, para pelayan yang tadi memandikannya tidak memberikan dia baju.

Ceklek...

Pintu kamar dibuka masuklah seorang pria yang berperawakan tinggi dan bertubuh atletis, dia juga tidak menggunakan baju dia hanya menggunakan sebuah handuk yang melilit di pinggang nya.

Glek..

Sang gadis menelan ludah nya saat melihat pria yang ada dihadapannya, dia juga merasa gugup dan juga takut, tapi dia juga heran kenapa pria tersebut memakai topeng, apa jangan jangan wajah nya jelek.

Max tidak langsung menghampiri gadis itu, dia duduk di sofa yang berda di kamar tersebut mengarah ke hadapan sang gadis, dengan mengangkat sebelah kakinya dan ditumpangkan di kaki yang lain.

" siapa namamu?? " ucap pria itu datar.

" anda tidak perlu tahu nama saya Tuan, saya hanya ingin bilang kalau saya membatalkan transaksi ini saya tidak ingin menjualnya " ucap sang gadis dengan sedikit gugup.

Pria itu tertawa mendengar pernyataan dari sang gadis.

" setelah memancing ku, apakah dengan semudah itu aku akan melepaskan mu " ucap Max dingin

Sang gadis tertegun mendengar nya, apakah itu berarti dia tidak bisa lepas dari pria ini.

Apakah ini akan benar benar terjadi, apakah aku benar benar harus melepaskan kehormatan ku pada pria ini.

" anda tidak boleh seperti itu Tuan, anda tidak boleh memaksaku, kalau tidak aku akan lapor polisi " ancam gadis itu.

" ha..ha..ha.. mau melaporkan ku?? Silakan saja ada banyak saksi yang akan mengatakan kalau anda sendiri yang sengaja menjual keperawanan anda " ucap Max

" ta... tapi aku benar benar tidak ingin melakukan nya, aku tahu aku sangat membutuhkan uang saat ini, tapi aku sudah berfikir aku akan mencarinya dengan cara lain "

" tidak ada yang boleh membantah, malam ini kami harus melayaniku "

" ti ..tidak aku tidak mau " ucap gadis tersebut ketakutan sambil menggelengkan kepalanya cepat.

Pria itu bangkit dari duduk nya dan berjalan perlahan mendekati sang gadis, sambil tertawa.

" ehh.. kau jangan mendekat " ucap gadis itu

Dia sudah memikirkan apapun yang terjadi dia tidak akan tidur dengan pria tersebut, dia akan mencoba untuk melawannya, berbekal ilmu bela diri yang pernah dia pelajari beberapa tahun lalu, dia yakin kalau dia bisa mengalahkan pria tersebut.

Sang gadis tidak bahwa pria yang ada dihadapannya sekarang bukan pria sembarangan,  dia seorang bos mafia yang sangat ditakuti bahkan disegani oleh musuh dan juga para anak buahnya.

" sudah bersih ?? " pertanyaan pria tersebut membuat sang gadis melototkan matanya, tak mengerti dengan apa yang dimaksud dari pertanyaan nya.

Max memajukan langkahnya lagi, sementara sang gadis dia pun perlahan mundur untuk menjauhi Max.

" aku sudah katakan jangan mendekat !!! " teriak gadis itu.

Sang gadis membelalakan matanya kembali beberapa saat kemudian dia langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya saat Max membuka handuknya, yang ternyata dia sudah tidak memakai apapun didalamnya.

Sang gadis bisa melihat dengan jelas rudal yang menggantung di antara kedua paha sang pria.

Rudal yang besar dan juga panjang, dia membayangkan jika seandainya benda tersebut masuk ke tubuhnya apa dia tidak akan mati.

" wajahmu cukup lumayan, kenapa ditutupi " ucap pria tersebut sambil terus berjalan mendekati sang gadis.

" berhenti !!! " teriak sang gadis ketakutan.

" aku bilang berhenti jangan mendekat lagi " lanjutnya lagi.

Sang gadis mundur hingga badan nya menabrak tembok, dan dia sudah tidak bisa mundur kembali.

Pada saat itu dia melihat ada sebuah lampu meja, dia mengambilnya dan langsung melemparkan ke arah Max dengan mata yang masih tertutup.

Hap...

saatnya makan malam

Hap..

Sang gadis masih menutup matanya dia tidak berani membuka mata nya dikarenakan takut jika lemparan nya mengenai pria tersebut.

Setelah beberapa saat dia membuka matanya karena tidak mendengar apapun, seharusnya lampu yang dia lempar mengeluarkan suara, tapi dia tidak mendengar apapun.

Dia terkejut karena lampu yang dilempar nya tadi ada dalam genggaman Max, sambil tersenyum smirk Max meletakkan lampu meja tersebut di meja depan sofa.

" wah.. si kucing nakal rupanya ingin bermain main dulu ya.. " ucap Max

" ka..kamu, sudah aku bilang jangan mendekat " sang gadis makin ketakutan, dia melempar barang apapun yang ada didekatnya, tapi dengan mudah Max menghindar dan tak sedikit barang yang dilempar sang gadis bisa dia tangkap.

Hingga akhirnya sang gadis memegang sesuatu, dia tidak melihat benda itu apa, tapi makin dirasa dia makin penasaran, akhirnya dia menoleh ke arah benda tersebut.

Betapa terkejutnya dia saat mengetahui benda yang dipegangnya tersebut.

" pi..pistol.. " ucap nya dalam hati.

Dia langsung mengambil pistol tersebut dan mengarahkannya ke arah Max, dengan tangan yang bergetar.

" berhenti atau aku tembak kamu !!! " teriak sang gadis.

Max hanya tersenyum melihat sang gadis menodongkan pistol kearahnya, dia tidak takut sama sekali, dia malah terlihat santai seperti tidak akan terjadi sesuatu.

" tembak..tembaklah aku ingin tahu kemampuan menembakmu sampai mana "

" berhenti !!! Aku tidak main main jangan mendekaaatttt... !!! "

Dor..dor..dor..

Tiga kali tembakan melesat kearah Max, dan lagi lagi dengan mudah Max menghindari tembakan tersebut, hal itu sontak membuat sang gadis terkejut, dia merasa heran dan juga penasaran siapa sebenarnya pria ini, apakah dia manusia atau bukan.

Sang gadis melihat kearah kaki sang pria, dia melihat kaki nya berpijak, dan itu berarti dia manusia, tapi bagaimana mungkin...

Ketika sang gadis masih berputar dengan pemikiran nya, terdengar suara pintu yang didobrak dari luar.

Max dengan sigap mendekati sang gadis dan menghalangi seluruh badan sang gadis dengan badannya sendiri, sehingga terlihat seperti orang yang bercinta dengan gaya cicak nemplok di tembok.

Max memegang kedua tangan sang gadis dan menyatukannya dalam satu genggaman tangannya.

BRAKKKK...

pintu terbuka dan masuklah jhon dan juga beberapa anak buahnya yang lain, mereka kaget saat mendengar suara tembakan, mereka fikir bos nya sedang bahaya, jadi tanpa fikir panjang Jhon langsung mendobrak pintu tersebut.

Dan hasilnya dia melihat sang bos sedang berdiri membelakangi pintu dan dalam keadaan dalam tanpa busana.

Mereka melihat punggung Max dan juga pantatnya terlihat jelas dimata mereka sehingga dengan cepat Jhon dan anak buahnya menundukan kepalanya.

" apakah kalian semua ingin mati hah... !!! " hardik Max

" berani kalian menganggu kesenangan ku, sudah bosan hidup kalian !!! " lanjut nya lagi.

" ma..maaf bos, kami kira bos dalam bahaya " ucap Jhon gemetar.

Dia merasa sangat menyesal sekali karena sudah menganggu aktifitas bos nya.

" KELUAR KALIAN SEMUA !!! " teriak Max.

Tak menunggu lama Jhon dan beserta anak buahnya yang berjumlah delapan orang bergegas keluar dan tak lupa menutup pintu.

Beruntung pintu tidak rusak, kalau tidak pasti bos nya akan murka sekali.

Setelah mereka pergi Max dengan cepat mengambil pistol yang masih digenggam oleh sang gadis, kemudian dia membengkokan pistol tersebut seperti pistol mainan.

Makin terkejutlah sang gadis terhadap Max, dia sampai menutup mulutnya yang menganga dan mata nya juga mebulat sempurna.

Pada saat sang gadis masih dalam suasana terkejutnya Max dengan cepat menarik handuk yang dipakai sang gadis, sehingga saat ini sang gadis polos tanpa busana.

Sang gadis menjadi panik,  dia menutupi dada dan juga area intimnya dengan satu tangan masing masing.

" brengsek apa yang kamu lakukan!!??? " teriak sang gadis.

Max tersenyum menyeringai membuat orang yang melihat nya merasa ngeri dan begidik.

Max dengan cepat menyeret sang gadis dan mendorong gadis tersebut ke arah ranjang, hingga gadis itu terjatuh dan terpental diatas kasur.

" aww.. " pelik gadis itu, memang tidak sakit hanya saja dia kaget bercampur ketakutan yang amat sangat dirasakan nya sekarang.

" tuan aku mohon jangan lakukan hal itu Tuan, saya sudah katakan saya tidak jadi menjual tubuh saya Tuan " ucap gadis tersebut memelas.

" kesepakatan tetaplah kesepakatan kamu tidak bisa membatalkannya begitu saja seenaknya " ucap Max pelan tapi penuh dengan penekanan.

Dengan cepat Max mendekati gadis tersebut namun sang gadis dengan cepat pula dia menghindar dan ingin berlari ke tepi kasur yang lain, tapi dia kalah cepat Max dengan segera menarik kaki sang gadis hingga akhirnya tubuh sang gadis tersebut dan mendekat kearah Max, dengan cepat Max menindih tubuh gadis tersebut.

Gadis itu terus berontak dan memukul dada Max, namun pukulan tersebut tidak terasa sakit sama sekali, hanya saja sangat menganggu sehingga Max mengangkat kedua tangan sang gadis dan meletakkan nya dia tas kepala sang gadis.

Sang gadis tak mau diam begitu saja, dia terus melakukan perlawanan, dia mencoba untuk menendang selangkangan Max menggunakan lututnya, tapi seolah dapat membaca nya, Max dengan cepat menahan lutut sang gadis sehingga dia selamat dari serangan tersebut.

Masih tak mau menyerah sang gadis masih tetap melawan hingga akhirnya dia merasa kelelahan dan Max sudah mengunci segala sumber yang bisa membuat nya bergerak.

Sang gadis terengah rengah nafas nya naik turun tak beraturan.

Hah..hah..hah..

" apakah sudah selesai pemanasan nya gadis " ucap Max sambil tersenyum smirk terhadap gadis tersebut.

Sang gadis tidak berkata apapun, dia sudah menyerah, sudah berbagai cara dia untuk menyerang tapi dengan mudahnya pria yang saat ini berada diatas tubuhnya menghindar dari segala serangannya

" baiklah saat nya makan malam tiba "

" brengsek kau, sampai kapanpun aku akan terus mengingat hal yang terjadi malam ini, aku tidak akan pernah memaafkan mu, aku Arabella bersumpah akan membalas dendam terhadapmu "

" Arabella.... jadi namamu Arabella ?? Nama yang cantik sesuai dengan orang nya cantik " ucap Max sambil tersenyum, kemudian tanpa basa basi lagi Max langsung mencium bibir Ara dengan penuh nafsu.

Max sudah tidak bisa menahan lagi hingga perbuatan terkutuk itu akhinya terjadi, dan malam itu merupakan malam yang sangat dibenci oleh Bella dan akan tidak akan terlupakan sampai kapanpun.

kematian Nadien

malam ini menjadi malam petaka bagi Arabella, tidak hanya meninggalkan sakit, tapi juga rasa trauma pada Arabella di kemudian hari.

Ara menangis sekarang kehormatan yang selama delapan belas tahun ini dia jaga, akhirnya terenggut demi uang..

Menyesal.. tentu saja dia menyesal, dia sangat menyesali hal ini, kenapa dia tidak bisa berfikir secara logis, dia bisa mendapatkan uang tersebut dengan cara lain, salah satunya adalah dengan meminjam pada ayahnya, tapi... itu semua tidak mungkin.

Semenjak ibu difitnah berselingkuh dan berzina oleh istri kedua Ayah, ayah sudah tidak memperdulikan kami lagi, bahkan adikku yang saat ini berusia delapan tahun dan terbaring lemah dirumah sakit, tidak pernah sekalipun menengok bahkan dia belum pernah memberikan kami nafkah sebagai anaknya, bahkan adikku pun tidak diakui olehnya.

*

*

*

Waktu menunjukan pukul tujuh pagi, Ara terbangun dari tidurnya, badannya terasa remuk, tulang tulangnya seperti mau terlepas dari dagingnya.

Ketika dia bangun dia meringis kesakitan di area intim nya, dia pun terpekik saat mendapati dirinya sedang dalam keadaan tanpa busana, seketika dia ingat atas kejadian semalam.

Ara merasa sangat menyesal sekali, namun apa boleh dikata, semua sudah terjadi dan hidup harus berjalan, lagipula saat ini dia memang sangat membutuhkan uang untuk operasi adiknya dengan segera.

●●●●●●●●●

FLASHBACK ON

Beberapa hari yang lalu, seorang dokter yang selama ini selalu menangani dan merawat adiknya Ara memberitahukan kalau ada pendonor yang cocok untuk nadien adiknya Ara.

Dia mengharuskan agar secepatnya melakukan operasi pencangkokkan, dan hal itu memerlukan biaya yang sangat besar.

Ara mulai bingung harus pada siapa dia meminjam uang secepatnya untuk biaya operasi adiknya, sementara dia tidak punya apapun untuk dijual atau digadaikan.

Hingga suatu saat dia memberanikan diri untuk datang kekediaman ayahnya yang dulu pernah dia tempati bersama sang ibu, sebelum ayah nya menikah lagi.

Dia datang dengan penuh pengharapan ayahnya bisa membantu nya untuk biaya operasi, namun semua hanya angan dan mimpinya saja, jangankan untuk memberi bantuan atau meminjamkannya yang ada dia malah diusir dari rumah tersebut secara tidak manusiawi.

Dia diseret dari dalam rumah menuju keluar pintu, dan mereka mendorongnya, sehingga Ara jatuh tersungkur.

Memang saat itu yang mendorongnya adalah sodara tiri nya, anak dari perempuan yang saat ini menjadi istri ayahnya.

Namun saat dia diseret seperti binatang, sang ayah hanya menyaksikan tanpa mau melerai atau membantu nya, sehingga timbul lah rasa sakit dan juga marah diwaktu bersamaan di hati Ara.

Ara bersumpah kalau dia akan membalas semua perbuatan saudara saudara tiri dan juga ibunya, termasuk sang ayah.

Sekalipun sang ibu berpesan sebelum dia meninggal agar apapun yang terjadi Ara harus tetap menjadi orang baik.

Karena sudah tidak ada jalan lain maka Ara mengambil jalan pintas atas usulan dari temannya, yang berprofesi sebagai ayam kampus, dia menyarankan agar Ara menjual keperawannya, untuk mendapatkan uang secara instan dan cepat.

Awalnya Ara ragu dan tidak ingin menurutinya, tapi saat pihak rumah sakit dan dokter mendesak Ara apakah mau menerima atau tidak donor tersebut.

Ara dengan mantap menerima dan meminta waktu beberapa hari untuk mencari uang.

Hingga suatu hari dia pergi kesebuah bar dan terjadi lah transaksi antara Arabella dan juga Maximilian.

FLASHBACK OFF

Drrr...drrrt...

Ara mendengar suara getaran ponsel, dia mencoba untuk mencari dimana ponsel tersebut, dia membuka persatu satu laci dan akhirnya dia menemukan ponsel miliknya.

Dia melihat nama si pemanggil dari layar ponsel, tertera namanya Andika.

Andika adalah teman sekaligus sahabat Ara sejak lama.

Semalam Ara meminta bantuan pada dika untuk menemani adiknya dirumah sakit dengan alasan ada hal yang harus dia kerjakan.

" Bell lu kemana aja, dari semalam gue telponin lu, tapi kagak lu angkat "

" ada apa emang nya dik "

" udah mending sekarang lu kerumah sakit "

" ya udah gw pergi sekarang "

" hati hati Bell "

Arabella menutup telpon dia bergegas mencari bajunya, dan untungnya dia menemukan baju yang semalam dia pakai.

Dia segera keluar dari kamar tersebut tanpa berpamitan pada Max.

Saat dia keluar dari kamar tersebut dia bertemu dengan Jhon dan anak buahnya.

Tanpa basa basi Jhon langsung menyerahkan sebuah tas, dan tanpa bertanya apapun Arabella langsung menerima tas tersebut kemudian dia bergegas pergi.

Sementara Max dia baru saja selesai mandi dan keluar dari toilet, dia melihat sekeliling tapi tidak menemukan gadis tersebut.

Dia tidak mau ambil pusing dia langsung memakai pakaian yang sudah disiapkan oleh anak buahnya, setelah rapih dia keluar kamar dan bertemu dengan Jhon.

" bagaimana situasi disana sekarang?? " tanya Max pada Jhon.

Jhon seolah paham akan apa yang ditanyakan oleh Tuan nya, dia langsung menceritakan situasi yang saat ini tengah terjadi di salah satu markas yang ada di Brazil.

" situasi disana masih belum kondusif, mereka masih terus melakukan serangan, dan juga berusaha untuk mengacaukan bisnis kita. " jelas Jhon pada Max

" seperti nya akhir akhir ini kita terlalu baik pada mereka, persiapkan diri kita akan berangkat kesana siang ini  juga " ucap Max dengan datar dan juga dingin.

" sudah cukup mereka bermain main, kita hancurkan mereka sampai keakarnya jangan sampai ada yang tersisa " setiap kata yang dikeluarkan oleh Max mengandung penekanan yang artinya akan terjadi pertumpahan darah besar besaran.

Saat ini mereka tengah berjalan di lobby hotel, menuju keluar pintu hotel untuk menaiki kendaraan mereka.

Saat mereka tengah berjalan, seorang wanita dengan sedikit tergesa mendekati mereka.

" Max.. tunggu Max " ucap wanita tersebut.

Max menoleh kearah wanita tersebut tanpa menghentikan langkahnya, dia hanya menoleh sekilas kemudian dia memalingkan lagi wajahnya.

" urus dia !!! " ucap Max pelan namun masih terdengar oleh jhon.

Jhon langsung memberikan kode pada anak buahnya untuk mengurus wanita tersebut.

Para bodyguard menghalangi jalan wanita tersebut yang terus saja memanggil nama Max dan berusaha mencoba menerobos blokade yang dibuat oleh bodyguard nya Max agar perempuan itu tidak mendekat.

Setelah Max masuk ke mobil, wanita tersebut baru dilepaskan oleh para bodyguard.

Wanita tersebut merasa kesal sekali, pasalnya dia sudah mempunyai rencana untuk menarik perhatian pria tajir tersebut

" sial..aku tidak akan pernah melepaskanmu begitu saja Max, aku akan membuat kamu bertekuk lutut dihadapanku " ucap wanita itu dengan nada penuh percaya diri dan juga kesal

Saat ini Arabella sudah berada di rumah sakit dia langsung menghampiri Andika yang saat ini berada diluar ruangan tempat dimana Nadien di periksa oleh dokter.

" Dik gimana keadaan Nadien Dik " ucap Ara yang merasa penasaran dan juga cemas dalam waktu yang bersamaan.

" semalam nadien anfal, dan sampai sekarang dokter masih memantau belum ada kabar yang pasti " jelas Dika.

Tak lama pintu ruangan terbuka, baik Ara dan juga Dika langsung menghampiri dokter.

" dok bagaimana keadaan adik saya dok, apakah dia baik baik saja?? " sang dokter terdiam, tersirat wajah kesedihan dan juga penyesalan diwajah mereka

" kenapa dokter diam saja, apa yang terjadi dengan adik saya, katakan dok ada apa?? "

" dia..dia baik baik saja kan dok, dokter saya sudah mendapatkan uangnya dok, anda bisa mengoprasinya sekarang " Ara membuka tas yang dibawa nya, dia memperlihatkan tumpukan uang yang berada dalam tas tersebut pada sang dokter.

" liat dok, saya sudah membawa uang nya, anda bisa mengoprasi adik saya sekarang kan dok. " dokter hanya diam saja, dia merasa kasihan dengan Ara, dia juga.merasa sedikit bingung bagaimana menjelaskan nya, kalau adiknya sudah tidak bisa diselamatkan lagi, umur nya hanya tinggal beberapa saat lagi.

" nona Bella sebaiknya anda tenang, dan sekarang sebaiknya anda masuk dan temui adik anda  untuk terakhir kalinya "

" a..apa maksud dokter berkata seperti itu " suara Ara seperti tercekat dileher, seperti ada sesuatu yang menusuk dilehernya, rasanya sakit sekali, sehingga dia tidak bisa berkata lagi, Ara sudah tidak dapat membendung airmata nya lagi, dalam keadaan hati yang hancur Ara langsung masuk kekamar dan melihat sang adik yang terbaring lemah.

Ara menghampiri Nadien dan duduk disebelahnya, dia mengenggam tangan nadien dengan erat.

" sayang bangun.. kakak sudah datang, kakak juga sudah mendapatkan uang untuk operasi nadien, cepet bangun ya sayang " ucap Nadien lirih, airmatanya pun mengalir tanpa diminta.

" sayang kamu jangan khawatir sebentar lagi kamu akan sembuh, dokter akan segera mengoprasi kamu sayang, ayok bangun. "

Nadien menggerakkan tangan nya pelan, dia juga secara perlahan membuka matanya dan menoleh ke arah Ara sambil tersenyum.

" kakak maafkan Nadien kalau selama ini nadien selalu bikin kakak susah, maafkan nadien ya kak " ucapnya lemah namun masih dapat didengar oleh orang orang yang ada diruangan tersebut.

" nadien tidak pernah menyusahkan kakak, kakak sayang sekali sama nadien jadi jangan pernah berfikir seperti itu " ucap Ara sambil di iringi isak tangisnya.

" kak berjanjilah satu hal pada nadien, jika suatu saat nadien sudah tidak kuat, dan mengharuskan nadien pergi, berjanjilah kalau kakak tidak akan pernah bersedih lagi, kakak harus bahagia, dan juga kakak akan selalu jadi orang baik "

" tidak nadien harus kuat, nadien pasti sembuh, dokter akan segera mengoprasi nandien, kakak sudah mendapatkan uang nya, jadi jangan cemas ya sayang "

Nadien tidak berkata apa-apa lagi, dia hanya tersenyum kearah kakak nya, hingga beberapa detik kemudian Nadien menutup mata dan menghembuskan nafas terakhirnya.

Ara menangis sejadi nya dia juga berteriak memanggil manggil nama nadien.

" nadien sayang jangan tinggalin kakak sayang, kakak janji akan selalu membahagiakan nadien dan kakak juga berjanji akan menjadi orang baik seperti yang nadien inginkan " tenggorokan Ara terasa sakit seperti ada sesuatu yang menusuk pad lehernya, sesuatu yang sakit berasal dari hatinya.

" nadien sayang bangun sayang, bangun kakak sudah bawa uangnya, nadien bangun sayang jangan tinggalin kakak " Ara menangis meraung raung didalam ruangan membuat semua orang yang mendengarnya bisa merasakan sakit kehilangan yang dirasa oleh Ara.

" Bella sabar Bell, Nadien udah tenang sekarang dia sudah tidak sakit lagi, kamu harus kuat Bell " ucap Andika yang berusaha menenangkan Arabella.

" Nadien pasti sembuh kan dik, dokter tolong sembuhkan adik saya dokter tolong segera operasi dia, aku mohon dokter tolong selamatkan adik saya dokter " Ara mendekati dokter dan menguncang bahu sang dokter dengan kuat, sambil menangis.

" maafkan kami, kami sudah berusaha semaksimal mungkin " ucap sang dokter lirih.

" NADIEN !!!! " teriak Ara histeris dia benar benar tidak bisa menerima kematian adiknya, dia sudah melakukan segala cara untuk mendapatkan yang tersebut, dan disaat dia sudah mendapatkan nya, adiknya malah pergi untuk selamanya.

Andika memeluk Ara mencoba untuk memberikan kekuatan padanya agar lebih tegar.

" Bella sabar sayang, kamu harus sabar harus tegar, Nadien sudah tidak sakit lagi kita harus merelakannya " ucap Andika menenangkan Arabella

Ara merasakan sakit yang amat sangat didada nya, matanya mulai berkabut perlahan gelap menyelimuti dirinya hingga akhirnya..

Brughh...

" Bel..Bella.. bangun Bell " teriak Andika sambil menepuk nepuk pipi Ara.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!