NovelToon NovelToon

LANGIT YANG SAMA

KOTA KENANGAN

NEW YORK CITY

Malam yang dingin dan juga ramai di kota New York membuktikan bahwa kota itu adalah kota yang tak pernah mati.Kota yang selalu aktif selama 24 jam dengan segala macam aktivitas, baik manusia ataupun teknologi.

Disebuah taman kota yang banyak dilalui oleh muda-mudi, seorang gadis cantik tengah duduk dengan anggun sambil menikmati semilir angin malam yang menerpa kulit putihnya.

"Aku bakal balik lagi kesana, selamat tinggal New York ku" gumamnya seorang diri seolah merasa berat meninggalkan kota tersebut

Drttt---

"Hallo dad"

"Sayang kamu dimana?, cepetan pulang kerumah,kamu harus siap-siap bentar lagi kita berangkat"

"Iya,aku pulang sekarang" Setelah mengakhiri panggilan tersebut akhirnya gadis tersebut melangkah gontai menuju mobilnya untuk segera pulang kerumah

Flashback on

"Dad kenapa harus pindah sih, Nisya udah nyaman banget disini dad, Nisya gamau pindah..!"

"Gabisa,kamu ini udah remaja sayang. Daddy takut kamu kayak remaja-remaja yang ada diluar sana.Secara, kita ini tinggal dikota yang kebebasan para remaja itu adalah hal yang lumrah.Daddy takut kamu kenapa-napa" ujar sang Daddy mencoba memberitahu kekhawatirannya kepada putri semata wayangnya, hanya ada helaan nafas dari sang putri, ia paham tapi dia juga tidak mau harus sampai pindah ke negara lain hanya karena kekhawatiran sang Daddy

"Sudahlah, kita akan pindah ke Surabaya,disana ada kakek kamu juga ammu kamu.Kamu juga kan dulu sering pergi kesana" sambung sang daddy.

Flashback off

Akhirnya mobil yang dikendarai Nisya sampai dihalaman mansion yang sangat luas,ada rasa tak rela dihatinya saat dia ingin pergi dari rumah ini, banyak sekali kenangan saat masa ia kecil dan kenangan berharga lainnya yang tak bisa ia jelaskan lewat kata-kata.

"Sayang, barang-barang kamu sudah dimasukin kedalam koper kan..?" tanya sang daddy

"Hmm,iya." hanya ada suara helaan nafas dari sang Daddy saat melihat putrinya yang terlihat murung.

"Come on girl,jangan murung gitu dong,disana kamu akan mendapat teman baru,putri daddy kan suka dengan hal-hal baru" bujuk sang Daddy.

"Iya dad Nisya akan coba, ayo berangkat, nanti kita bisa ketinggalan pesawat." jawabnya yang mulai merasa memiliki semangat.

"Pesawat itukan pesawat pribadi daddy mana mungkin kita ketinggalan." ujar sang Daddy mencoba mengingatkan.

"Ya ampun aku sampai lupa." balas Nisya sampil menepuk keningnya sendiri,saking sedihnya dia sampai lupa kalau pesawat yang ia tumpangi sebentar lagi adalah milik Daddy-nya.

Saat mobil mewah melintas di jalan raya kota New York, Nisya sekali lagi merasa berat untuk meninggalkan kota kelahirannya,ada rasa tak rela tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanya bisa pasrah dengan keputusan sang Daddy.

Dibalik kaca mobil, Nisya bisa melihat indahnya gedung-gedung pencakar langit dan padatnya lalu lintas dimalam hari.

"Kamu mau beli sesuatu dulu sayang..?" tanya sang Daddy memecah keheningan yang ada didalam mobil

"Emm,aku pengen beli hadiah untuk kakek sama ammu Nizam dulu deh kayaknya dad!" jawabnya

"Right" akhirnya mobil mewah tersebut berdiri disebuah mall terbesar dikota New York.

Saat Nisya turun dari dalam mobil,Nisya melihat temannya Eleanor.

"El..!" serunya hingga gadis yang dipanggil pun menoleh

"Hei, Nisya, kamu kok disini malem-malem,sama siapa..?" tanya Eleanor penasaran sambil mengamati sekitar

"Sama Daddy. temenin aku cari hadiah yuk!" ajak Nisya sambil merangkul lengan Eleanor.

"Hadiah..?, untuk siapa?" tanyanya bingung

"Aku bakalan pindah ke indo,aku ga bakal balik kesini lagi,hadiah itu untuk kakek sama ammuku" ungkap Nisya seraya menghela nafas panjang.

Eleanor yang menyadari raut wajah sedih Nisya pun mencoba untuk menghibur.

"Ya ampun temenku yang satu ini, udahlah jangan sedih lagi,lagian kan kamu bisa berkunjung kesini kalo kamu libur,udah gausah sedih, mungkin Daddy kamu juga punya alasan kenapa kamu dipindahin kesana"

"Yaudah yuk!, malam ini aku temenin kamu cari hadiah untuk kakek sama ammu kamu,tapi mukanya jangan kusut gitu,ga cantik mirip sama bebek yang kita liat pas kita mau ke apart nya Helen"sambungnya diiringi dengan candaan ringan.

Meskipun hanya teman biasa tapi Nisya sangat nyaman saat berteman dengan Eleanor,Nisya mengenal Eleanor melalui sahabatnya Helena atau yang biasa dia panggil Helen, meskipun begitu, baik Nisya maupun Eleanor berteman baik.Mereka berbelanja kilat karena waktu yang diberikan oleh sang Daddy hanya 30 menit,tak butuh waktu lama akhirnya Nisya menemukan barang yang cocok untuk sang kakek dan ammunya.

Saat sudah keluar dari pusat perbelanjaan Nisya langsung pamit dan berterima kasih pada Eleanor karena sudah mau menemaninya belanja kilat.

"El,aku pergi dulu ya.Daddy aku udah nunggu soalnya"

"Oky,jangan lupa untuk hubungi aku sama Helen nanti, semisal kamu udah sampai" peringatnya,lalu mereka pun berpisah.

Saat sudah memasuki mobil, Daddy-nya pun menanyakan tentang gadis yang bersama dengan putrinya tadi.

"Siapa tadi itu sayang?"

"Itu tadi temennya Helen,temen aku juga, namanya Eleanor" jawab Nisya sambil menoleh kearah sang Daddy

"Kamu beli apa untuk kakek sama ammu mu itu?" tanya sang Daddy dengan raut wajah penasaran

"Rahasiaaa..!,nanti kalo udah sampai Daddy bakalan tau sendiri kok" balasnya dengan senyum jahil

"Ck,dasar anak iseng" umpat sang ayah kesal karena tak diberitahu,sedangkan Nisya yang mendengar umpatan sang Daddy hanya bisa tersenyum merasa senang karena bisa menjahili sang ayah.

BANDARA EAST 34TH STREET HELIPORT

Kini Nisya dan sang Daddy berada di bandara pribadi, mereka berdua langsung melangkahkan kakinya menuju kedalam bandara untuk mengecek dokumentasi penerbangan.Setelah selesai,mereka berdua langsung melangkah menuju pesawat yang sedari tadi sudah menunggu.

Saat pesawat sudah siap lepas landas,Nisya kembali menghela napas panjang.

"Selamat tinggal New York,aku akan merindukan tempat ini" gumamnya pelan,sedangkan sang Daddy hanya bisa menghela napas tahu bahwa pilihan ini berat untuk diterima putrinya tapi ia juga tidak memiliki pilihan lain.

"Istirahatlah sayang, perjalanan kita akan memakan waktu yang lumayan lama" ujar sang daddy memperingati, sedangkan Nisya hanya menoleh dan mengangguk lalu memejamkan mata guna menghilangkan rasa sedih yang tengah dirasakannya saat ini.

Perjalanan dari New York menuju Surabaya, Indonesia dapat memakan waktu sekitar 22 jam 50 menit.Namun, perlu diingat bahwa durasi penerbangan dapat berbeda-beda tergantung dari beberapa faktor seperti rute penerbangan,cuaca, ataupun jenis pesawat.

Dikarenakan Nisya menggunakan pesawat pribadi,maka waktu yang dibutuhkan tidaklah selama itu.

Setelah menempuh perjalanan yang hampir memakan waktu 20 jam 47 menit itu, akhirnya Nisya dan Daddy-nya sampai di Bandara Internasional Juanda, Surabaya.

"Welcome to Surabaya, Indonesia.Sayang..!" seru sang ayah disampingnya dengan senyum sumringah.

Sedangkan Nisya hanya tersenyum tipis membalas ucapan sang ayah.Tak ada kata-kata yang keluar dari mulut Nisya dikarenakan dia sangat lelah dan juga mengantuk.Meskipun saat didalam pesawat sang Daddy menyuruhnya untuk beristirahat, nyatanya Nisya tak bisa memejamkan matanya walau sekuat tenaga ia mencoba, hatinya masih diliputi rasa sedih karena harus meninggalkan kota kelahirannya dan juga rumah yang penuh dengan kenangan bahagia itu.

🥰🥰 HAPPY READING 🥰🥰

SEMOGA KALIAN SUKA DENGAN KARYA TERBARU KU😁

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK MY READER 🤗🤍

PERJUMPAAN YANG MANIS

Setelah tiba di bandara internasional Juanda Surabaya, Nisya dan sang Daddy melangkahkan kaki menuju ke sebuah mobil Ferrari yang telah menunggu kedatangan mereka.

Saat mereka sudah hampir dekat dengan mobil terlihat beberapa pria berseragam hitam membungkuk hormat kearah mereka berdua, dan mempersilahkan keduanya untuk masuk kedalam mobil.

"Dad, mereka bawahan Daddy..?" Tanya Nisya penasaran setengah berbisik kearah sang Daddy, sebenarnya sekaya apa Daddy-nya ini. Meskipun Daddy Nisya kaya raya,tapi Nisya sendiri tentu tidak tahu seberapa kaya ayahnya ini.

Terlebih sang Daddy selalu memperingatkan untuk selalu sederhana dan tidak terlalu menonjol dalam bidang apapun.

Makanya,Nisya jadi penasaran sebenarnya seberapa kaya Daddy nya ini.

"Yes girl,mereka adalah bawahan Daddy yang berada di Indonesia" jawab sang Daddy sambil menoleh kearah putri tercinta.

Saat keduanya sudah masuk kedalam mobil, Nisya lagi-lagi menghela nafasnya, ia masih belum bisa melupakan kota kelahirannya, tapi ia akan mencoba untuk menerima kenyataan.

"Girl,kamu akan tinggal bersama kakek dan ammu kamu selama di Surabaya" ucap sang Daddy memberitahu.Nisya lalu menoleh dan mengernyitkan dahinya

"Maksud Daddy, aku..?,lalu Daddy..?" Tanyanya keheranan, kenapa hanya dia saja yang tinggal di Surabaya lalu Daddy-nya bagaimana, hingga sang Daddy kembali berbicara yang membuat raut wajah Nisya seketika jauh lebih sendu dari sebelumnya

"Setelah ini,Daddy ada perjalanan bisnis ke London.Jadi, supaya kamu aman,kamu Daddy pindahkan ke Surabaya agar ada yang memantau" jelas sang Daddy

"Dad!..." semua kata-kata yang ingin dikeluarkan Nisya tercekat,air matanya langsung luruh begitu saja,ia memeluk sang Daddy seolah tidak ingin berpisah dari sang ayah,selama ini hanya sang Ayahlah yang mampu membuatnya merasa hangat dan nyaman,setelah kepergian mendiang ibunya,Nisya hanya punya sosok ayah yang selalu mengisi hari-harinya.

"Don't cry girl, Daddy ga bakal lama di London" ujar sang Daddy mencoba menenangkan.

Saat perjalanan menuju ke rumah kediaman keluarga Sang Daddy, Nisya sesekali melirik keindahan kota Surabaya dimalam hari,banyak yang berubah setelah hampir 2 tahun ia tak berkunjung ke Indonesia.

"Banyak yang berubah ya.." gumamnya yang masih dapat didengar oleh sang Daddy.

"Kamu sudah lama ga kesini,makanya terlihat banyak yang berubah" balas sang Daddy

Nisya lalu menoleh kearah sang Daddy lalu mengernyit kebingungan

"Memangnya Daddy sering..?"tanyanya sambil masih menatap wajah datar sang Daddy

"Hmm" jawab sang Daddy singkat

"Ternyata kalo Daddy mode sok cool nyebelin juga ya,pantesan dulu mommy suka kesel" sarkasnya tiba-tiba

Tak ada jawaban sang Daddy masih sibuk menatap Ipad-nya, hingga Nisya jadi semakin bete.

"Ck, kok bisa mommy dapet suami spek kulkas 10.000 pintu ya..?,apa ga kesel coba!.Aku aja kesel setengah mati."gerutu Nisya dalam hati"oh ya dad,tadi Daddy bilang mereka bawahan Daddy yang ada di Indonesia kan..?,terus bawahan Daddy ada di negara mana aja" tanyanya kepo.

"Kamu kok tiba-tiba jadi wartawan,banyak nanya..!"ejek sang Daddy di selingi dengan gelak tawa, bukannya menjawab, sang Daddy malah mengejeknya yang membuat Nisya langsung badmood.

"Ihh--, Daddy kok malah ngejek sih.., Nisya kan kepo.Lagian nih ya, Daddy tu orangnya agak rada-rada ga bener" ucapnya bersungut-sungut

"Maksud kamu Daddy ga bener..?"tanya sang Daddy bingung

"Iya, Daddy itu kaya misterius gitu" ucapnya gamblang, sedangkan sang Daddy hanya tertawa tak begitu menanggapi ucapan sang putri

"Dia benar-benar seperti ibunya" gumam sang Daddy dalam hati sambil terus memandangi wajah sang putri

Setelah menempuh perjalanan hampir 40 menit dari bandara menuju ke rumah kediaman kakeknya, akhirnya Nisya sampai disebuah rumah yang cukup luas dan terkesan tidak terlalu mewah.

"Ga berubah" gumam Nisya dalam hati sembari menatap rumah kakeknya itu.

"Ayo turun,kakek udah nungguin kita dari tadi" ujar sang Daddy

Keduanya pun kini turun dari dalam mobil.Terlihat sosok pria yang sudah lumayan terlihat tua tapi tetap terlihat sehat bugar sedang duduk disebuah kursi sambil menunggu kehadiran mereka berdua.

"Kakek...!"seru Nisya kegirangan sambil tersenyum manis kearah sang kakek.

Sang kakek pun lalu merentangkan kedua tangannya menyambut kehadiran cucu kesayangannya itu.

Mereka akhirnya berpelukan setelah sekian lama tidak bertemu.

"Cucu kesayangan kakek ternyata sudah besar ya" ujar sang kakek sambil membelai pucuk rambut Nisya

"Iya,udah lama ga ketemu kek" balas Nisya lembut

"Ekhmm, apa tak ada niatan menyapa ku" tanya Lio menatap sang ayah

Sang kakek lalu menoleh kearah sumber suara, mendapati sang putra tengah menatap momen rindu keduanya ia dan cucunya

"Kemarilah Lio" ujar sang kakek

Akhirnya Ayah dan Anak itu berpelukan erat

"Akhirnya kau membawa cucuku pulang ya anak nakal" ujar sang kakek sambil menjewer telinga Lio putra sulung keluarga Algara

Nisya yang melihat kejadian tersebut sontak saja membelalakkan matanya,tak habis pikir ternyata Daddynya masih kena hukum walau sudah punya anak.

"Aduh..duh..sakit..pa.!" Rintih Lio sambil memegang tangan sang papa yang menjewer telinganya

Akhirnya tangan sang papa yang sedari tadi bergantung di telinga sang putra terlepas karena permohonan Nisya yang tak tega melihat Daddy-nya kesakitan

" Duh..kakek,kakek udah dong,kasian Daddy udah kesakitan banget tu.."

"Makanya, ingatin Daddy kamu kalo orang tua bilangin itu didengerin" ujar sang kakek lalu merangkul Nisya untuk masuk kedalam rumah

Sedangkan Lio hanya bisa mengusap-usap telinganya yang memerah karena sang papa.

"Sabar Lio, biar bagaimanapun dia papa mu.Oky tenang"

Setelah masuk kedalam rumah, Nisya keheranan kenapa sedari tadi ammu nya itu tidak kelihatan

"Ayo duduk dulu kamu pasti capek" ajak sang kakek sembari duduk di sofa ruang tamu

"Eh, iya kek.Ini Nisya bawain hadiah dari New York buat kakek sama ammu,tapi ammunya mana kek..?" tanya Nisya sambil melihat kiri kanan

"Nizam mana pa,kok ga keliatan..?" Tanya Lio Daddynya yang baru masuk dari luar.

"Dia lagi ada kerkom katanya, mungkin sebentar lagi pulang" jawab sang kakek.

"Kamu bawa hadiah apa untuk kakek,coba kakek lihat."ujar sang kakek sambil membuka paper bag yang dibawa oleh cucunya

"Eh, ini ni punya kakek yang itu punya ammu.Buka aja kek, kakek pasti bakalan suka" ujarnya tersenyum senang

"Kamu ga bawa apa-apa,kakek juga bakalan senang kok."balas sang kakek

"Buka aja pa,aku juga penasaran" lanjut Lio yang sangat penasaran

"Ngapain penasaran, emangnya kamu gatau ini isinya apa..?" Tanya sang kakek bingung

"Ga." Balas Lio singkat

Sedangkan Nisya yang sudah dari tadi menunggu hanya memutar bola matanya malas karena celotehan sang Daddy.

"Udahlah dad, Daddy ga perlu kepo" sarkas Nisya

"Kamu dendam sama Daddy" tanya Lio menggoda putrinya

"Ga tuh..,yang ada kayanya Daddy yang dendam sama Nisya" balas Nisya jutek.

Sedangkan kedua pria yang berbeda generasi itu hanya bisa tertawa betapa imutnya Nisya kalo sudah kesal.

Saat mereka sedang berbincang-bincang hangat,suara bariton seseorang menghentikan perbincangan hangat antara mereka bertiga

"Nizam pulang..!" semua orang menoleh kearah sumber suara, sedangkan Nisya yang melihat kedatangan ammunya langsung berlari menghampiri sang ammu

"Ammu.." seru Nisya kegirangan sambil berhamburan ke pelukan ammunya

"Hei,kapan kalian sampai?,apa sudah lama..?" tanya Nizam sambil tersenyum lembut kearah Nisya.

"Tidak,kami baru saja sampai.Bagaimana kabar ammu..?" tanya Nisya sembari menuntun sang ammu kearah sofa

"Hei apa ini..?" tunjuknya kearah sebuah paper bag

"Oh...,ini hadiah untuk ammu.Semoga ammu suka." balas Nisya tersenyum sumringah

"Woww..!,sepatu sneakers edisi terbaru.Terimakasih keponakanku yang cantik" serunya sambil mencubit gemas pipi Nisya.

"Ammu suka..?" tanya Nisya

"Apapun yang kamu berikan ammu akan suka kok" balas Nizam senang

"Papa gaada niatan untuk unboxing hadiahnya"Akhirnya Lio angkat bicara karena sedari tadi papanya itu tidak membuka isi paper bag dari Nisya.

"Ck,kepo sekali kamu seperti ibu-ibu komplek" sarkas sang papa

"Wahh..,papa udah belajar julid ternyata" bisik Nizam pada Nisya, sedangkan Nisya hanya tersenyum melihat interaksi antara Daddy dan kakek nya.

"Buka aja pa,Nizam juga kepo loh.." imbuh Nizam dengan raut wajah super keponya

"Udahlah pa, gausah kebanyakan drama,orang tinggal buka aja kok susah banget sih.." sambung Lio kesal karena sang papa sedari tadi tak kunjung membuka hadiah pemberian Nisya

"Iya-iya..,kalian ini udah gede masih aja suka kepo Akhirnya sang kakek membuka paper bag dan melihat hadiah pemberian cucu kesayangannya.

"Jam tangan...?" tanya sang kakek sambil melihat kearah cucunya

"Iya kakek, Nisya bingung mau beli hadiah apa.Akhirnya Nisya pilih jam tangan itu.Kata manager tokonya,itu jam tangan series terbaru.Baru keluar 2 hari yang lalu dan cuma ada 2 didunia.Makanya, Nisya langsung beli." Jelas Nisya menggebu-gebu.

"Sudah kuduga,anak itu pasti beli hal-hal yang diluar nalar kakeknya" batin Lio tersenyum samar.

"Nisya.., waktunya istirahat." ujar sang Daddy sambil menatap kearahnya.

"Oke dad..!" Nisya lalu berlalu pergi menuju ke kamarnya dilantai dua.

"Ada yang ingin papa bicarakan sama kamu Lio" ucap Sang papa dengan nada tegas sambil berdiri dan melangkahkan kearah ruangan pribadi milik sang papa.

Lio hanya menganggukan kepalanya sambil mengikuti langkah papanya.Sedangkan Nizam juga ikut berlalu dari sana pergi menuju ke kamarnya.

🥰🥰 HAPPY READING 🥰🥰

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK READER 🤗

MASA LALU ARSELIO ALGARA

RUANG KERJA

"Keputusan mu sudah benar Lio.Papa harap kamu bisa selesai kan ini semua, ini bukan hanya untuk kamu dan Nisya, tapi ini juga untuk kita semua.Kamu paham kan perkataan papa." tegas Arga selaku Papa dari Lio

Lio hanya bisa menghela nafas kasar. Apapun yang terjadi kedepannya, ia hanya berharap putri semata wayangnya selalu bisa ceria dan hidup dengan damai.

Tak terasa air matanya kembali menetes.Teingat bagaimana ia menempuh perjalanan hidup yang sangat bahagia bersama keluarga kecilnya, namun hancur hanya karena dendam masa lalu.

flashback on

Arselio Algara, seorang pria berbadan tinggi,tegap,dan juga menjadi urutan ke dua pria tertampan di Universitas nya. Arselio atau yang kerap dipanggil Lio, dia adalah salah satu warga negara berkebangsaan Indonesia yang mengenyam pendidikan di Amerika Serikat, lebih tepatnya di Harvard University.

"Hey bro, kau tidak ke kantin?" tanya salah satu sahabat Lio yang bernama Axton

"No, duluan saja" balas Lio tanpa menoleh. Ia masih fokus dengan bacaannya.

"Right, aku duluan" Axton lalu berjalan meninggalkan Lio yang sedang duduk dibawah pohon

Ya. Lio, Axton dan Robby, mereka bertiga adalah sahabat. Axton adalah warga lokal Amerika, sedangkan Lio dan Robby adalah warga Indonesia. Lio dan Robby hanya warga negara asing yang tidak dengan sengajanya menetap di Amerika.

Awal mula mereka berteman, ketika Lio yang notabene nya memang lah anak konglomerat berlibur di Amerika. Pada Saat itu, Lio sangat menyukai suasana kota New York terutama pada malam hari.

Jadi ia memutuskan untuk menetap di kota tersebut. Pada suatu hari, Ia tidak sengaja melihat Axton lelaki remaja dengan wajah yang sangat tampan sedang dihajar oleh sekelompok orang-orang tak dikenal.

Lio berinisiatif untuk menolong, tapi lagi-lagi matanya terbelalak saat salah satu dari mereka merampas secara paksa uang saku Axton. Lalu dengan segera, Lio berusaha membantu dan menghantam setiap pria yang berusaha melawannya.

Setelah baku hantam selesai, dan wajah Lio lumayan memar, Axton yang tadinya kaget dengan kehadiran Lio segera tersadar dan mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya pada Lio.

"Terima kasih banyak ya, kamu sudah menolongku, sekali lagi terima kasih." ucapnya sopan sambil sedikit membungkuk.

Lio yang melihat luka memar, bahkan darah yang menetes dari pelipis, hidung dan juga sudut bibir Axton dengan segera menarik lengan remaja itu, membawanya ke apart Lio yang tidak jauh dari tempat kejadian.

"Kalem banget ya.Tapi keren juga ni anak." batin Axton yang hanya pasrah saat lengannya ditarik.

Betapa Kagetnya Axton, saat Lio membawanya ke sebuah apartement yang sangat megah. Axton sampai beberapa kali mengucek matanya, berharap bahwa yang didepan nya ini bukan hanya sekedar mimpi.

Setelah masuk kedalam apartement, Lio dengan segera memanggil Roby menyuruhnya untuk membersihkan luka remaja laki-laki yang ditemuinya ini.

"ROBB..! " teriak Lio kencang.

"Hei, apa tidak bisa sehari saja kau tidak teriak-teriak. Gendang telinga ku bisa pecah jika setiap hari mendengarkan sosok Arselio berteriak." omel Robby yang baru saja keluar dari arah dapur.

"Sorry." balas Lio singkat, dan berlalu pergi sana.

Robby yang melihat sosok remaja yang dibawa oleh Lio pun merasa keheranan.Tapi yang lebih membuat nya terkejut adalah luka yang ada pada wajah remaja itu.

"ROB.., TOLONG KAU OBATI LUKANYA..!" teriak Lio dari arah dapur.

"Haishh..,anak itu. Pantas saja Tuan Arga setuju jika dia tinggal di Amerika. Ternyata berteriak memang hobinya" gumam Robby yang masih dapat didengar oleh Axton.

Lalu Robby mempersilahkan Axton untuk duduk disofa ruang tamu.

"Ayo, silahkan duduk dulu. Aku akan ambilkan kotak P3K nya dulu." ujar Robby dan segera mengambil kotak P3K yang berada diatas nakas dekat tv.

"Siapa namamu?" tanya Robby ramah pada Axton sambil terus membersihkan luka diwajah Axton menggunakan Antiseptik.

"Namaku Axton." Jawab Axton pelan.

"Kenapa kau bisa dipukuli sampai seperti ini?" tanya Robby penasaran.

"Aku.." Suara Axton tertahan, ia jadi teringat bagaimana sang ayah menjualnya saat sang ayah terlilit hutang karena judi.

"Cerita kan saja, Kami adalah keluarga mu sekarang." Seolah mengerti perasaan Axton, Robby yang saat itu memang adalah laki-laki tertua diantara mereka mencoba menenangkan Axton dengan kalimat-kalimat seadanya.

Akhirnya Axton yang menceritakan bahwa ia hidup sebatang kara. Ibunya meninggal saat ia berusia 7 tahun. Ayahnya yang suka mabuk-mabukan dan juga berjudi, dengan teganya menjual nya ke seorang preman dan ia setiap hari disuruh mengemis oleh preman tersebut.

Jika hasil uang yang dibawa Axton sedikit, maka mereka tidak segan-segan akan menghajar Axton secara membabi buta.

Robby yang mendengar kisah Axton ikut iba dengan jalan kehidupan yang dialaminya. Sedangkan Lio yang tak jauh dari sana pun mengetatkan rahangnya. Marah, oh tentu. Lio tidak suka yang namanya pembullyan apalagi keroyokan. Ia sangat benci kekerasan fisik apalagi terhadap seorang perempuan.

"Lalu dimana tempat tinggal mu?, apa bersama preman itu?" sela Lio tiba-tiba yang datang dari arah tangga.

"Aku tinggal dengan mereka." jawab Axton.

"Kau bisa tinggal disini. Lagi pula aku hanya berdua dengan Robby." tawar Lio

"Tapi aku.. " belum selesai Axton berbicara Lio kembali menyela yang membuat Axton lagi-lagi hanya bisa terdiam. Sedangkan Robby hanya tersenyum samar, karena dimana pun Lio berada ia tak pernah segan-segan untuk menolong orang yang sedang kesusahan.

"Aku tidak suka dibantah. Biar preman itu aku yang urus" tegas Lio.

Pertemuan yang tak terduga membawa mereka bertiga sebagai sahabat, meski diantara mereka Robby yang paling tua. Tapi mereka tetap menghormati Robby sebagai kakak mereka dan yang menjaga mereka.

Selama itu pula Axton diajarkan berbagai ilmu beladiri bahkan bagaimana caranya memengang senjata. Ikatan persahabatan mereka terjalin erat sekali.

Note: Disini mereka ngomong pakek bahasa Inggris ya readers. And satu lagi ini ceritanya aku persingkat saja, no basa-basi. SELAMAT MELANJUTKAN MEMBACA☺

Hingga Robby memutuskan kembali ke tanah air. menikah dan memiliki seorang putra. Hubungan mereka semakin erat.

Bahkan baik Axton maupun Robby mereka telah bersumpah tidak akan menghianati persahabatan mereka. Robby juga sama dengan Axton. Bedanya Robby diselamatkan oleh Arga papa dari Lio.

Hingga pada saat Lio menginjak dewasa, gadis yang disukai olehnya adalah gadis yang digilai oleh seorang mafia. Namun, karena pengaruh Arga yang bukan hanya di dalam tapi juga diluar negeri. Akhirnya mafia itu mau tidak mau mundur perlahan.

Kalo ditanya kenapa?, ya, karena mafia yang menyukai mama nya Nisya itu cuma mafia kelas bawah. Sedangkan Arga Punya sepupu yang juga mafia, tapi mafia kelas kakap yang jaringan tersebar luas diseluruh penjuru negeri.

Tanpa diketahui ternyata mafia itu masih juga mengincar mamanya Nisya. Hingga pada suatu malam, Yasmine mama dari Nisya keluar dan mengendarai mobil sendirian.

Tiba-tiba ada sebuah truk oleng dan menghantam badan mobil Yasmine, yang membuat mobilnya terjungkal hebat. Beruntung Yasmine sempat melompat dari mobil, sebelum akhirnya mobil itu meledak dengan sangat dahsyat.

Lio yang sudah memasang alat pelacak dan juga penyadap suara langsung tahu bahwa istrinya sedang tak baik-baik saja. Ia langsung bergegas menyusul sang istri.

Saat sampai ketempat sang istri.Betapa kagetnya Lio saat mendapati sang istri yang terbaring lemah dengan darah yang terus mengalir dari perutnya.

"ARSELIO ALGARA" teriak mafia tersebut tersenyum penuh kemenangan

"PEMANDANGAN YANG INDAH BUKAN.JIKA AKU TIDAK BISA MEMILIKI YASMINE MAKA KAU PUN SAMA. BIARLAH DIA MENJADI BAYANG-BAYANG KITA BERDUA..!!" teriaknya lagi

"Kau.., dasar bajingan. Mati kau..!" desis Lio murka

Dor dor dor

Dengan gerakan yang terlatih, dan juga tidak bisa diprediksi oleh lawan Lio melesatkan tiga peluru yang bersarang di kepala, jantung dan juga perut sang mafia.

Mafia itu ambruk, belum selesai sampai disitu para anggota mafia yang lain juga menembak, melepaskan peluru mereka kearah lawan tak lupa sebelum itu Lio juga sudah menelpon Axton untuk mengerahkan semua anak buah mereka, karena menurut nya ada yang tidak beres dengan kecelakaan yang terjadi pada istrinya.

Lio yang melihat situasi yang mulai kondusif, langsung membawa Yasmine ke rumah sakit, sebelum keadaannya semakin memburuk.

🥰🥰HAPPY READING 🥰🥰

SEMOGA KALIAN SUKA DENGAN KARYA BARUKU.

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK READERS🤗

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!