Hallo assalamualaikum semua, mau ngasih info nih. Maaf sebelumnya, novel ini memang tulisannya udah tamat, tapi aslinya sama sekali belum selesai, author juga udah lupa jalan ceritanya. sepertinya memang tidak akan di lanjut juga, sebelum kesel jadi lebih baik di stop aja. Maaf sekali lagi. Terimakasih 🙏
............
Namanya Safira Aulia Putri, gadis manis nan ceria, dia juga ramah dengan orang sekitar, bahkan dengan orang yg baru di kenalnya. Dia anak terahir dari tiga bersaudara, dan saudaranya semua laki-laki, orang tuanya seorang pedagang kaya, walaupun bukan orang terkaya di kotanya, tapi Ayahnya termasuk pedagang yang sukses, mempunyai banyak toko emas di berbagai kota di daerahnya. Kakaknya yang pertama sudah bekerja, yaitu mengawasi di salah satu toko emas ayahnya, dan kakak keduanya masih kuliah semester enam, di salah satu Universitas di kotanya.
Keinginan Safira setelah lulus SMA yaitu mengikuti jejak kakaknya, berkuliah. Tapi keinginannya harus tandas karena orang tuanya memasukkan dia di Pondok Pesantren. Dia mau tak mau harus mengikuti keinginan orang tuanya tersebut, karena memang Safira anaknya penurut dengan kedua orang tuanya.
Sebenarnya selain ingin mewujudkan cita-citanya, jika kuliah ia juga ingin selalu bersama kekasihnya, yang sangat menyayanginya, karena sang kekasih juga melanjutkan kuliah di tempat yang sudah di sepakati sepasang kekasih itu. Dan akhirnya keinginannya untuk bersama pujaan hatinya harus tertunda dulu, karena mereka harus terpisah jarak dan waktu, yang tak tahu kapan mereka akan kembali bersama lagi.
Mengingat sejak pertemuan pertama mereka ketika mereka menjadi murid baru di SMA yang sama, mereka selalu dalam satu kelas yang sama, entah itu disengaja atau tidak, dan dari sana lah mereka mulai jatuh cinta satu sama lain. Terutama Rama yang jatuh cinta pada Safira ketika pertama bertemu.
Flashback On
Waktu itu ketika hari pertama Masa Orientasi Siswa, Rama yang kala itu ditugasi oleh OSIS untuk mengambil buku panduan MOS yang akan dibagi kesemua peserta, dia yang merasa kesulitan karena membawa puluhan buku tidak sengaja tertabrak oleh seseorang.
Bruuk..
"Maaf ya, aku gak sengaja. Tadi aku terburu-buru karena takut telat ke lapangan," Ucap sesorang yang tak lain adalah Safira, lalu ia berjongkok dan mengambil buku-buku yang berserakan tersebut.
"Iya gak apa-apa, lain kali kalo jalan hati-hati ya," Rama pun melakukan hal yang sama dengan Safira.
Setelah buku-buku tersebut berada di tangan keduanya Safira berujar. "Aku bantu bawa ya, sebagai permintaan maaf," Ucapnya menyesali kesalahannya.
"Oke, trimakasih ya udah mau bantu, sebenarnya aku juga kesulitan bawanya," Jawab Rama dengan senyum diwajah tampannya.
"Yaudah ayo kita kelapangan, sudah di tunggu yang lain," Tambah Rama lagi.
Mereka pun berjalan beriringan menuju lapangan.
"Kamu murid baru juga ya?" Tanya Safira memecah keheningan.
"Iya, kita sama-sama murid baru. Oh ya nama kamu siapa?" Rama menoleh kearah Safira yang masih setia berjalan disampingnya. "Aku Rama," Tambahnya lagi. Tanpa berjabatan tangan seperti yang biasa orang-orang lakukan saat berkenalan, karena tangan mereka membawa tumpukan buku.
"Aku Safira," Jawab Safira seraya menoleh kesamping dengan tersenyum. "Aku kira kamu itu seniorku disini, habisnya kamu udah pake seragam aja, dan rapi banget seperti anak OSIS aja, yang lain kan masih pake seragam SMP mereka, seperti aku sekarang ini," Lanjutnya lagi dengan menunjuk dirinya sendiri.
"Iya, aku gak tau kalo harus pake seragam SMP, waktu pengumuman itu aku gak masuk karena ada halangan, ya jadinya gini deh," Jawab Rama.
"Makanya aku disuruh ambil buku panduan ini karena paling mencolok," Tambahnya lagi.
Safira mengagguki sebagai tanda mengerti. "Kok bukunya cuman sedikit? Cuman separo sepertinya. Kan murid baru banyak tu," Tanya Safira lagi.
"Iya, tadi aku berdua dengan temenku, tapi dia udah jalan duluan dan malah kamu nabrak aku, jadi ketinggalan," Jawab Rama.
"Maaf ya sekali lagi, karena aku udah nabrak kamu," Safira menunduk tanda penyesalan.
"Udahlah, udah aku maafin kali, udah jangan minta maaf lagi," Rama meyakinkan Safira kalau dia memang sudah memaafkannya.
"Makasih ya," Safira mengucapkan terimakasih karena Rama benar-benar memaafkannya.
"Iya iya,"
Mereka pun sampai di lapangan tempat teman-teman yang lain berkumpul dan menyerahkan buku panduan itu pada anggota OSIS yang berada disana dan mereka kembali kebarisan masing-masing.
*Flashback Of**f*
¤¤¤¤¤¤¤
Rama Adi Saputra, itu nama kekasih Safira. Dia seorang cowok yang lumayan tampan dan ramah. Waktu di SMA nya dia termasuk cowok yang banyak di taksir oleh cewek-cewek se SMA nya, baik itu dari satu angkatannya atau pun dari junior dan seniornya. Tapi dari sekian banyak cewek yang mengejarnya, dia memilih Safira menjadi kekasihnya. Dia juga seorang cowok yang setia, terbukti dari sekian banyak cewek yang menggodanya dia tak sedikit pun merespon, karena hatinya sudah terpatri untuk Safira seorang.
Rama anak dari seorang pedagang pula, dia juga termasuk anak orang berada, tetapi keluarganya broken home, karena perceraian dari kedua orang tuanya. Alhasil Rama harus rela hidup tanpa orang tua yang lengkap seperti teman-temannya.
Dia hanya tinggal dengan ibunya saja, karena ayahnya sudah menikah lagi, dan tinggal dengan istri barunya. Ibunya adalah seorang pedagang pakaian, yang mempunyai berbagai toko di daerahnya. Walaupun tanpa suami tapi ibunya bisa membiyayai hidup nya dangan baik.
Ibu Rama memang sudah mengenal baik Safira, karena Safira sering diajak kerumahnya. Ibunya pun menyukai Safira, karena Safira anaknya sopan santun dan ramah, ibu Rama pun berharap Safiralah yang nantinya jadi istri dari anak semata wayangnya tersebut.
Berbeda dengan ibu Rama, orang tua Safira memang mengetahui kalau Rama adalah kekasih dari putinya tersebut, tapi mereka hanya menganggap itu cuma cinta anak remaja yang belum tentu suatu saat akan selalu bersama, karena anak-anak mereka masih terlalu muda. Dan masih jauh untuk memikirkan membangun sebuah rumah tangga.
Karena sering melihat Safira pulang sekolah selalu diantar Rama, orang tua Safira pun khawatir anaknya akan salah bergaul, makanya orang tua Safira memutuskan Safira untuk melanjutkan di Pondok Pesantren saja, bukan di Universitas, karena kalau di Pondok Pesantren akan jauh dari pergaulan yang salah. Di pesantren Safira juga akan mendapatkan ilmu agama yang belum ia dapatkan sepenuhnya. Jadi selain untuk menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan juga untuk memerdalam ilmu agama.
Itulah orang tua, selalu menghawatirkan anaknya, terutama anak mereka yang gadis, berbeda dengan anak laki-laki, karena mereka bisa jaga diri.
Dari sini dimulailah lika liku kisah cinta Safira dan Rama. Mereka mengukir kisah ditempat berbeda, tapi masih untuk cinta yang sama. Cinta Rama hanya untuk Safira dan cinta Safira hanya untuk Rama.
Apakah mereka akan selalu bersama di kemudian hari atau sebaliknya? Apakah mereka bisa melalu rintangan yang menghadang? atau justru sebaliknya?
Semoga saja kisah cinta mereka akan berlanjut sampai akhirnya mereka dipersatukan dalam ikatan yang halal. Semoga saja keinginan mereka itu akan terwujud.
Suasana pagi ini terlihat cerah, matahari yang sudah mulai meninggi menemani keluarga ini menyantap sarapan dalam keheningan, hanya dentingan sendok yang beradu yang memecahkan keheningan di pagi ini.
Yah kini keluarga Safira sedang menikmati sarapan pagi mereka, di pagi weekend ini. Ayah Safira, meletakan sendoknya setelah selesai menyantap sarapan paginya.
"Safira, ayah mau bicara sama kamu," Kata Ayah Anton, setelah itu beliau berjalan ke ruang keluarga.
"Baik yah," Jawab Safira yang kala itu sedang meletakkan sendok dan piring kotor ke tempat cuci piring.
Setelah selesai dengan kegiatannya, Safira pun menyusul sang ayah ke ruang keluarga.
"Mau bicara apa yah?" Tanya Safira seraya mendudukan dirinya di sofa samping sang ayah.
"Gini Safira ..." Anton menjeda ucapannya, "Kamu gak usah kuliah aja ya, Ayah akan memasukkan kamu di salah satu Pondok Pesantren terbesar di kota ini,"
Safira merasa sedikit terkejut dengan ucapan ayahnya.
"Lho kenapa yah?, kan Safira juga pengen kuliah seperti kak Arya dan Kak Satria," Kata Safira, seraya melihat wajah ayahnya, tak percya.
"Kamu kan anak gadis, ayah gak mau aja kalo kamu salah pergaulan, apalagi ayah lihat waktu SMA dulu kamu sering pulang bareng anak laki-laki," Serunya, lalu ia menghela nafas dan melanjutkan kalimatnya. "Bukannya ayah gak percaya sama anak ayah, tapi ayah cuman takut saja, kalo kamu salah pilih teman Fira. Di Pesantren juga enak, banyak teman juga, apalagi disana teman kamu nanti juga cewek semua, disana kamu juga bisa memperdalam ilmu agama nak, kamu harus mau," Ucapan panjang lebar Anton meyakinkan anaknya, supaya menyetujui untuk ke pesantren.
"Yaudah kalo memang itu keputusan ayah, Safira ikut aja, apa yang menurut ayah baik." kata Safira, sambil menekuk wajahnya dan memainkan jari-jarinya.
Bagi Safira menolak keinginan orang tuanya itu adalah hal yang salah, jadi walaupun terpaksa dia tetap menyetujuinya.
"Kalo kamu setuju dua minggu lagi kamu kami antar ke pesantren," Itu Bunda Dewi yang mengatakannya.
Sang bunda menghampiri anak dan suaminya itu, dan duduk di samping Safira, tangannya terulur mengelus rambut panjang nan indah milik Safira.
"Harus dua minggu lagi ya bun? gak bulan depan aja." tanya Safira, menatap wajah bundanya yang tersenyum.
"Melakukan sesuatu yang baik itu gak boleh di tunda-tunda sayang, kamu bisa kan mempersiapkan semuanya dalam waktu dua minggu?" Jawab dan tanya sang bunda pada putri satu-satunya itu, masih sama mengelus-elus rambut sang anak.
Sang ayah hanya memeprhatikan tingkah kedua wanita yang dicintainya tersebut.
"Iya bun,"
"Yaudah nanti bunda bantu, buat beli baju-baju yang cocok untuk anak pesantren, kan selama ini baju yang kamu punya bukan baju yang tertutup seperti anak pesantren," Kata wanita yang berjilbab ungu itu, yang tak lain adalah bundanya sendiri.
"Yaudah sekarang Safira mau kekamar dulu ya yah, bun," Pamit Safira kepada ayah dan bundanya. Melangkahkan kaki menaiki anak tangga menuju kamarnya yang terletak di lantai dua itu.
Cklek
Safira membuka pintu kamar dan mengumcinya, dia merebahkan dirinya diatas kasur king size nya.
Setelah sepersekian detik, Safira mencari handephonya yang ia letakkan diatas nakas. Membuka aplikasi hijau bergambar telpon dan menekannya, mencari nama kontak sang kekasih, yang sejak tadi pagi tak ada kabar sedikit pun. Lalu menuliskan pesan pada sang kekasih.
To My Rama❤
Sayang, nanti bisa ketemu gak?
aku mau bicara sesuatu, penting nich.
Satu menit, dua menit. Hingga sepuluh menit tak ada balasan, akhirnya Safira berselancar di sosmednya, melihat lihat bagaimana kehidupan di pesantren, yang belum pernah ia bayangkan sebelumnya.
Hingga setengah jam berlalu, ponselnya pun berbunyi, menandakan ada pesan masuk.
To Safira My Love
Maaf lama ya, aku baru pulang joging..
iya bisa sayang, dimana?
Dan mau ngomong apa?
kok sepertinya penting banget, gak biasanya.
To My Rama❤
Nanti jam dua di cafe biasa ya, gak usah jemput aku. Nanti aku datang senidri aja, kamu tunggu disana.
To Safira My Love
Oke yang,
yaudah ya, sekarang aku mau mandi dulu trus sarapan.
To My Rama❤
Baik Boss ku🥰😘.
Dan setelah menyelesaikan pesannya pada sang kekasih Safira pun masih bermalas malasan diatas kasur. Memikirkan bagaimana dia nanti kalau di pesantren, apakah dia bisa menyesuakan dengan yang lainnya, atau dia bakalan gak betah disana? Apakah disana nanti dia gak malu? karena setaunya anak yang masuk pesantren adalah anak yang masih usia kecil, bukan seperti dirinya yang sudah lulus SMA.
Semakin di fikirkan semakin membuat Safira bingung, akhirnya dia memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya sekarang, yang penting nanti dijalani saja.
"Apapun yang terjadi disana semoga nanti aku betah lah, dan bisa menyesuaikan dengan mereka yang disana." Gumamnya dalam hati.
Dan akhirnya dia memutuskan untuk keluar kamar, dan duduk di balkon kamarnya, dan memandangi sekitaran rumahnya.
¤¤¤¤¤
Dirumah Rama, setelah menyelesaikan ritual mandinya yang hanya lima belas menit itu, dia kemudian keluar kamar menuruni anak tangga menuju dapur, dan menyapa sang mama yang sedang beberes dapur.
"Selamat pagi ma, mama udah sarapan?" Tanya Rama pada sang mama, seraya mendudukan dirinya dikursi ruang makan tersebut.
"Sudah, kamu sih ditunggu lama, mama kan mau ke toko, ada suplayer yang mau ketemu mama pagi ini juga, kata karyawan mama tadi. Kamu cepetan sarapan, ini udah mau jam delapan lho, udah siang," Kata Ratih dan meninggalkan anak semata wayangnya tersebut di dapur sendirian, karena beliau sudah selesai membereskan, piring-piring yang dicuci tadi.
Mama Rama memang tidak memperkerjakan pembantu di rumahnya, hanya ada pembantu yang datang pagi dan pulang sore, itupun cuman bersih bersih, dan segala urusan dapur mama Rama lah yang mengurusnya, terkadang Rama pun masak makanan sendiri, jika sang mama sibuk bekerja.
Rama baru menyuapkan beberapa nasi ke mulutnya, sang mama pun datang lagi. Membuat Rama menoleh dan bertanya.
"Kenapa ma, kok balik lagi ke dapur? Ada yang tertinggal?" Tanya Rama, dan menyuapkan lagi nasi goreng kemulutnya.
"Ram, ban mobil mama kempes, anter mama ke toko ya. Kamu cepetan sarapannya," Kata sang mama dengan wajah kecewa, karena sudah terburu-buru ternyata ada kendala.
"Iya ma, nich Rama dah selesai kok," Jawab Rama, sambil menaruh piring kotor di tempat cuci piring. Sekalian mau di cuci, ucapan mamanya menghentikan pekerjaan Rama.
"Udah gak usah di cuci Ram, biar nanti di cuci Bik Irah aja, mama dah keburu nich. Sudah di tunggu di toko Ram," Cegah mama Ratih pada anaknya tersebut.
"Oke, baiklah ma, Rama mau ambil jaket sama hape dulu ya, mama tunggu di depan aja," Ujarnya lalu melangkahkan kakinya ke kamar.
Setelah mengambil jaket lalu Rama menuruni anak tangga berjalan kedepan rumah dan mengambil motor sportnya di garasi. Rama pun mengantar mamanya ke toko.
Sesampainya disana, Rama pun masuk mengikuti sang mama, karena memang dia gak ada yang dikerjakan hari ini, hanya ada janji dengan Safira nanti sore. Jadi dari pada bosen di rumah dia memutuskan untuk ikut masuk ke toko saja. Dan masuk ke ruangan sang mama. Duduk di sofa dan memainkan smart phone nya.
Setelah satu jam kemudian, sang mama masuk ke dalam ruangannya.
"Ketemu siapa ma, kok lama amat?" Tanya Rama, dan menoleh ke arah mamanya.
"Tadi itu ada suplayer, yang nawarin pakain nya ke mama, tadi mama lihat sebagian sempel-sempel bajunya. Makanya lama," Kata sang mama dan mendudukan dirinya di kursi kebesarannya.
Dan Rama hanya ber 'oh' ria saja, menanggapi ucapan sang mama. Setelah beberpa menit diam, Rama baru teringat kalau dia nanti ada janji sama kekasihnya.
"Ma, nanti aku mau ketemu Safira, gak tau kenapa rasanya ada yang anah, katanya mau ngomong penting gitu," Kata Rama yang masih memainkan ponselnya.
"Yaudah nanti ajak mampir kerumah aja, mama juga palingan di sini sebentar kok,"
"Iya ma, nanti kalo Firanya mau ya ma."
" Iya, masak gak mau? biasanya aja mau. Mama juga kangen sama dia, udah beberpa hari gak main ke rumah atau ke toko," Kata sang mama, yang memang beberpa hari ini Safira gak main ke rumahnya, karena biasanya waktu masih sekolah dia sering main, bahkan karyawan tokonya pun sudah hafal dengan Safira.
"Kamu tunggu mama aja ya, kan mama sebentar, kasian mbak Eva (karyawan toko) kalo nanti nganter mama, dia bakalan bolak balik," Tambah sang mama lagi.
"Baiklah ma, apa ada yang bisa Rama bantu?" Tanya Rama sambil beranjak dari duduknya dan mendekati sang mama.
"Gak ada, udah kamu duduk aja," Tolak sang mama.
"Okelah, kalo gitu, Rama mau tiduran aja lah," Kata Rama lagi dan dia kembali ke sofa yang semula di duduki. Ia pun kembali berselancar di dunia maya, entah itu di sosmednya atau main game, hanya dia dan Tuhan yang tau. Sambil menunggu sang mama yang menyelesaikan pekerjaannya, sebelum mereka kembali ke rumah lagi.
❤
❤
❤
Segini dulu aja ya, cuss besok lanjut lagi cerita Safira dan Rama.
Jangan lupa dukung author ya, karna ini pengalaman pertama author, jadi masih acak acakan.
Makasih buat kalian yang udah baca. Salam sayang dari author♥️♥️
Setelah beberpa jam menunggu sang mama di toko, kini Rama pun sudah kembali ke rumahnya, tentunya bersama sang mama, dia memasuki kamarnya dan ternyta jam sudah menunjukan pukul 13.15 menit, dia teringat akan janjinya dengan sang kekasih, jadi dia bersiap-siap untuk menemui sang kekasih di tempat yang sudah di tentukan.
Setelah tiga puluh menit, bersiap-siap, tentunya dengan ritual mandi dan lain lainnya, dia pun keluar dari kamarnya menuju ke ruang keluarga, disana ada sang mama yang sedang asyik nonton tv dan makan cemilan.
Rama pun berpamitan dengan sang mama.
"Ma, Rama berangkat dulu ya, nanti kalo Safira mau di ajak kesini, aku ajak sekalian deh." ucap Rama pada sang mama.
Sang mama menoleh dan menjawab, " iya, kamu hati hati ya dijalan, mama tunggu di rumah."
Rama menganggukan kepala dan tersenyum pada mamanya, " Baik ma, assalamualaikum". Pamitnya dan mengucapkan salam pada sang mama.
Setelah berpamitan dengan sang mama, dia mengambil motornya di garasi dan menyalakan motornya, melaju dengan kecepatan sedang menuju tempat yang sudah di janjikan dengan sang kekasih.
❤❤❤❤
Dirumah Safira , dia pun sama dengan Rama, setelah bersiap-siap, dia turun dari kamarnya, mencari sang bunda yang ternyata sedang berada di depan televisi juga. Safira menghampiri sang bunda yang sedang asyik nonton FTV yang sedang viral akhir akhir ini dikalangan emak-emak, yaitu tak lain dan tak bukan yang disiarkan di televisi ikan terbang.
"Bun, Ayah mana ya, kok gak keliatan?" tanya Safira pada sang mama.
Seketika sang bunda langsung menoleh dan mendapati anaknya sudah rapi dan cantik. Bukan menjawab pertnyaan anaknya malah sang bunda balik bertanya,
"Mau kemana anak bunda yang paling cantik, kok sudah rapi banget?".
Akhirnya Safira pun mendekati sang bunda dan duduk di sofa sebelah bundanya dan menjawab, "Bunda ditanyain malah balik nanya ih," dengan nada manjanya dia pun melanjutkan perkataannya, "Mau ketemu Rama bun, mau ngomong kalo aku gak jadi kuliah, dan mau kepesantren seperti keinginan ayah, makanya aku tanya ayah dimana, takutnya gak ngijinin aku pergi lagi," tambahnya dengan wajah cemberut.
Bunda tersenyum dan berkata," Oh, kirain kamu mau kemana, yaudah sana kalo mau ketemu Rama, bunda ijinin. Lagian ayah juga gak ada di rumah, tadi pergi sama kakak kamu, katanya ada urusan, gak tau juga mama, urusan apa? yang penting kamu pulangnya jangan sampai sore ya,"
Safira tersenyum dan menjawab, " Baiklah bun, yaudah Safira berangkat dulu,assalamualaikum." Bersalaman dengan bundanya dan melangkahkan kakinya keluar rumah menuju ke garasi, lalu mengambil motor metic nya, melajukan motornya dengan kecepatan sedang menuju kafe yang sudah di janjikan.
Lima belas menit berlalu, Safira pun sampai di depan kafe tersebut dan memarkirkan motornya, ternyata motor milik Rama sudah terparkir rapi disana.
Safira melangkahkan kakinya masuk kedalam kafe dan mencari keberadaan Rama, akhirnya menemukan sang kekasih yang duduk di pojok kanan kafe, dia pun menghampirinya.
Setelah sampai di depan meja Rama, Safira bertanya, " Nunggunya udah lama sayang?" mendekati Rama dan duduk di depan sang kekasih.
Rama menoleh dan menghiasi wajahnya dengan senyuman termanisnya, yang tadinya fokus dengan benda pipih yang di pegangngya, " Baru lima menit yang lalu, santai aja. Aku nunggu kamu satu jam pun gak masalah, yang penting bisa liat wajah cantik kamu itu aja, udah buat aku bahagia, menunggu lama pun tak masalah." goda Rama dan seketika wajah Safira memerah karena godaan tersebut.
Safira menampilkan senyum manisnya dan berujar, "Kamu tu bisanya gombal mulu, aku kan jadi malu,"
Sebelum Rama berucap lagi ternyata pelayan kafe datang dan menanyakan mereka mau pesan apa. Setelah mencatat pesanan mereka, petugas kafe pun pergi lagi.
Setelah petugas kafe pergi Rama bertnya, "Katanya mau ngomong, mau ngomong apa sayang? aku udah penasaran nich,"
Safira menatap manik coklat cowok tampan di hadapannya dengan tatapan yang tak bisa di artikan.
"Iya sayang, emang aku mau ngomong penting," Menghela nafas dan melanjutkan kalimatnya, "Gini sayang,, tapi kamu jangan marah dulu ya." tambahnya lagi dan masih menatap wajah sang kekasih.
Rama mengangguk dan menjawab, "Iya, kapan sich aku marah sama kamu, asal kamu jujur sama aku. Ada apa emangnya?" tanya Rama, lalu mengambil tangan Safira dan menggenggamnya di atas meja.
Safira pun tak menolak dengan perlakuan Rama.
"Gini sayang, ayah gak ngebolehin aku kuliyah dan... " Safira menggantungkan kalimatnya ragu-ragu dan melanjutkannya, "Aku disuruh kepesantren aja, aku gak bisa nolak keinginan ayah. Kamu kan tau sendiri ayah gimana? dia gak bisa menerima penolakan dari anak-anaknya. Dan aku bisa apa?" ucapnya dengan nada sedih.
Rama mengerti, bagaimana ayah Safira, beliau tidak bisa di bantah dan keras kepala, makanya semua anak-anaknya menuruti apa kata sang ayah. Berbeda dengan bunda nya, yang memiliki sifat lembut pada semua anak-anaknya.
Sebenarnya Rama juga terkejut, tapi dia tak menampakkan keterkejutannya dan malah tersenyum manis pada Safira.
"Gak papa, aku juga gak marah, aku malah seneng kalo kamu nurutin kata ayah, dari pada kamu ngebantah kan gak baik. Dipesantren juga baik kok, aku juga malah seneng, kamu kan jadi bisa nambah pengetahuan kamu tentang agama, iya kan? nanti aku minta ajarin kamu bauat mengenal lebih jauh tentang agama deh," Rama menjeda kalimatnya dan tersenyum meyakinkan Safira. "Aku kuliah sendiri juga gak apa-apa, jangan takut. Aku akan selalu setia nunggu kamu pulang sayang...Emngnya kapan kamu mau berngkat ke pesantrennya sayang?" tanya Rama dan masih setia menggenggam tangan Safira.
"Makasih ya sayang, kamu emang paling ngerti aku," Safira menjeda kalimatnya dan tersenyum senang karena sang kekasih ternyata mendukungnya, jadi dia tidak khawatir lagi. "Aku berangkatnya dua minggu lagi, dan mungkin selama dua minggu ini kita juga jarang bisa ketemu sayang," ucapnya dengan wajah sedih.
"Gak apa, nanti kalo kamu ada waktu kita bisa ketemu, atau aku main ke rumahmu gimana?" ucap Rama
"Jangan sayang, aku takut sama ayah, nanti kamu di apa-apain lagi," ucap Safira dengan nada khawatir.
"Emangnya aku salah apa sampi mau di apa-apain sama ayah kamu, hm?" ucap Rama dan masih setia menggenggam tangan Safira.
Belum sempat Safira menjawab pertanyaan Rama, pelayan kafe sudah datang dengan pesanan mereka.
Setelah mempersilahkan, petugas kafe pun kembali ketempatnya. Rama dan Safira sama-sama mengucapkan terima kasih pada pelayan kafe tersebut.
Karena pesanan mereka sudah datang, akhirnya mereka memutuskan untuk menyantap makan siang mereka yang sudah terlewat. Mereka makan dengan hening, dengan pikiran mereka masing masing. Setelah beberapa menit akhirnya mereka pun selesai menyantap makanannya.
Untuk memecahkan keheningan, akhirnya Rama pun berkata, "Kamu mau gak, kalo sekarang aku ajak main kerumah? mama tadi yang minta katanya kangen sama kamu," ucapnya seraya menatap manik hitam kecoklatan milik Safira.
Safira tersenyum dan menjawab, "Boleh sayang, tapi bentar aja ya. Takutnya nanti aku pulang kesorean dan dimarahi ayah lagi, gak boleh ketemu kamu lagi nanti," katanya dengan wajah yang sudah berubah jadi sendu.
"Okelah, ayo sekarang aja, mumpung masih agak siang nich. Kamu bawa motor sendiri atau naik taksi tadi kesini?" ucap Rama setelah mereka menyelesaikan makannya.
"Aku bawa motor sendiri, yaudah ayo kita pergi," ajak Safira dan di angguki oleh Rama.
Akhirnya mereka pun pergi kerumah Rama, dan sebelum meninggalkan kafe Rama membayar tagihan makanan mereka ke kasir.
Mereka mengendarai motornya masing-masing dengan berjalan beriringan, Safira di depan dan Rama di belakang. Dengan laju kecepatan rata-rata.
Sesampainya dirumah Rama, mereka di sambut oleh mama Rama dengan senang hati. Karena memang Safira sudah mengenal baik dengan mama Rama yang ramah dan baik hati. Kadang Safira berfikir, kenapa bisa papa Rama ninggalin sang mama yang begitu baik dan masih cantik walaupun usianya sudah hampir empat puluh tahun.
Setelah sekitar satu jam dirumah Rama, dan banyak ngobrol dan becanda dengan mama Rama, tentunya Safira juga bilang kalo di suruh kepesantren oleh sang ayah dan mama Rama pun mendukungnya. Karena menurutnya dipesantren juga bagus dan baik, malah bisa lebih mengenal tentang agama.
Akhirnya Safira berpamitan dengan Rama dan mamanya, karena waktu sudah sore. Takutnya nanti kalo sampai malam dimarahi sang Ayah.
Sampainya dirumah, ternyata sang ayah belum juga kembali, dan Safira menyapa bundanya yang sedang memasak untuk makan malam mereka. Setelah itu berpamitan pada bundanya ke kamar untuk mandi dan bersih bersih karena waktu sudah sore menjelang maghrib.
❤
❤
❤
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!