Di sebuah kota besar dengan berbagai kesibukan manusia di dalamnya. Begitu pula dengan seorang gadis yang saat ini tengah Menteng sebuah map. Wajahnya terlihat cukup lelah karena berkeliling kota dengan cuaca yang sangat buruk seperti ini.
"Akhh dimana lagi aku harus mencari pekerjaan ? Ya Tuhan kirimkan saja uang dari langit." Kesalnya lalu memutuskan untuk beristirahat di sebuah toserba.
"Bu beli air minum saja satu." Ujarnya.
"Ambil saja di sana." Pintanya dengan menunjuk setumpuk minuman yang memang di cari oleh gadis itu.
"Berapa Bu ?"Tanyanya.
"5000." Jawab wanita itu.
Melisa mengeluarkan selembar uang laku memberikan yang tersebut pada penjaga ibu itu. Setelahnya ia duduk di kursi yang memang ada di teras toko.
"Huh panas sekali, kenapa hidup di tempat ini benar-benar sulit. Ingin kerja saja susah....andai aku menjadi anak orang kaya pasti sangat mudah menjalani hidup yang segalanya membutuhkan uang." Melisa membuka segel minuman tersebut lalu meneguknya beberapa kali.
"Eh Akh...tolong !!" Suara teriakan yang terdengar jelas dari dalam toko tersebut.
"Apa yang terjadi ?" Bingung Melisa lalu ia mengintip melalui jendela depan. Gadis itu terkejut saat melihat bagaimana sosok pria yang saat ini tengah menodongkan pisau pada wanita paru baya itu.
"Astaga ini masih tengah hari tapi ada saja kejahatan, apa sebegitunya orang butuh uang." Gumamnya. Tapi setelah itu Melisa langsung menelpon polisi untuk segera datang ke tempat kejadian.
"Sekarang lebih baik aku pergi." Ujarnya saat melihat mobil polisi telah mengarah ke toko tersebut.
Sedangkan di dalam pria itu mulai panik mendengar suara sirinai mobil polisi.
"Sialan !" Umpatnya.
Tapi dia tidak perduli pria itu justru semakin cepat memasukkan uang ke dalam tas miliknya lalu lari melalui pintu belakang toko sebelum polisi datang. Sedangkan Melisa yang susah pergi meninggalkan toko berjalan santai menyusuri trotoar hingga matanya melihat sesuatu yang tidak terduga.
"Bagaimana dia ada disini." Ujarnya dengan menatap pria yang sedang berlari dengan tas di tangannya itu.
"Berhenti ! Hei jika tidak berhenti akan di tembak !!" Teriak seorang polisi yang mengejar pencuri itu bersama dengan rekan-rekannya.
"Akh !"
"Bruk !"
Orang-orang berteriak panik saat menyaksikan kejadian itu sedangkan Melisa mencoba untuk ikut mengamankan diri tapi siapa sangka nasib sial mengarah padanya.
"Kalian berhenti ! Atau kubunuh dia !" Ancam pria itu dengan meletakkan pisau di leher Melisa.
'Akh sial, diantar sekian banyak manusia kenapa harus aku.' Pikirnya.
"Turunkan senjata kalian dan biarkan aku pergi." Ujar penjahat itu.
'Ayolah turuti kemauannya...' Batin Melisa.
"Sret."
"Akh." Melisa meringis saat kulit lehernya terluka karena pisau pria tersebut. Rasanya benar-benar perih. Akhirnya polisi-polisi itu meletakkan senjatanya.
'Nah mereka sudah menurutimu maka lepaskan aku.' Batin Melisa.
Tapi itu hanya angan-angan saja pria itu justru menjadikannya tameng dan sandera.
'Akh nasibku !!' Rutuk Melisa.
"Dor." Suara tembakan membuat suasana hening. Melisa tidak tau dari mana asal tembakkan itu tapi yang pasti pria jahat ini terduduk lemas sehingga dia bisa bebas dari cengkraman pria itu.
Melisa segera berlari menjauh tapi tiba-tiba langkahnya terhenti. Rasa sakit menghinggapi tubuhnya beserta darah yang mengalir begitu saja dari punggungnya. Polisi langsung meringkus pria itu dengan cepat sedangkan Melisa langsung ambruk ke depan.
Orang-orang mulai mengerubunginya bahkan ada yang berteriak tapi Melisa tidak bisa merespon apapun. Tapi kemudian matanya menatap nanar pada map coklat miliknya.
'apakah aku akan mati ? ini tidak adil, tuhan kenapa hidupku begitu sulit. Kuharap jika ada kehidupan berikutnya aku menjadi orang kaya saja.' Pikirnya lalu kesadaran benar-benar hilang seketika.
*
*
*
Di sebuah gubuk kecil di sebuah desa yang sangat asri seorang gadis muda memejamkan matanya dengan seorang anak laki-laki yang menangis disisinya.
"Ibu...ibu hiks bangun Bu hiks aku janji tidak akan menggangu ibu lagi hiks ibu..." Tangis anak kecil yang ada di sisi ranjang.
"Siapa ibumu ?" Tanya Melisa dengan bingung.
"Ibu hiks anda sudah sadar hiks..."
"Ha ? siapa yang kamu panggil ibu ?" Bingungnya.
"Ma-maaf hiks aku benar-benar minta maaf jika ibu maksudnya nyonya tidak ingin di panggil seperti itu lagi." Ujar Anak laki-laki lalu bersujud di atas lantai kayu.
"Apa yang sebenarnya terjadi ?" Bingungnya.
Dia tadi tertusuk pisau lalu kesadarannya hilang dan sekarang dia justru berada di tempat entah berantah ini. Apa kehidupan ke dua benar-benar ada ? Melisa benar-benar pusing di buatnya.
"Nging..." Kupingnya berdengung dengan kuat disertai dengan kepalanya yang ikut merasakan sakit.
"Akh..." Melisa memegang kepalanya yang sakit.
"Ibu hiks ibu hiks..."Tangis anak itu yang melihat sang ibu terlihat sangat kesakitan.
"Sa-sakit akh..." Setelah mengatakan hal tersebut Melisa kembali tidak sadarkan diri.
Saat ini dirinya seperti arwah gentayangan yang tidak terlihat. Ia menyaksikan seorang wanita yang saat ini tengah menyiksa anak laki-laki yang masih sangat kecil itu.
"Kau seharusnya mati ! Kau penyebab hidupku hancur jika kau tidak ada maka aku tidak akan seperti ini !"Teriak wanita itu.
"Ibu hiks maaf ibu aku yang salah ibu hiks hiks maaf ibu." Bocah laki-laki itu terus menangis dan memohon tapi wanita itu juga semakin memukulnya.
"Hei sialan ! Beraninya kau dengan anak-anak ! Hei !" Teriak Melisa yang tidak tahan. Ia mencoba untuk menghalangi wanita itu tapi tubuhnya justru tembus pandang dan juga tidak bisa menyentuh apapun.
Hingga kejadian itu terhenti dan kepalanya lagi-lagi merasakan sakit luar biasa. Melisa merasakan ada begitu banyak memori yang masuk ke dalam kepalanya.
Hingga saat ini ia berada di sebuah taman bunga. Terlihat di depannya saat ini tengah berdiri sosok perempuan cantik tapi membuat Melisa sangat jengkel dengannya. Itu adalah perempuan yang sama yang telah menyiksa anak kecil itu.
"Kau akan menggantikan ku Melisa, balaskan dendamku pada mereka ! Dan..."
"PLAK."
"PLAK."
Melisa justru menampar gadis itu tanpa menghiraukannya sama sekali.
"APA YANG KAU !" Wanita itu menggeram marah. Ia sudah menggunakan sihir terlarang untuk ini tapi kenapa gadis yang di bawanya justru tidak bertindak seperti apa yang ia harapkan.
"Apa ha ! Kau pantas mendapatkannya ! Menyiksa anak sendiri seperti itu ! dimana hati nurani mu sialan !!" Kesal Melisa.
"Apa ha ! Kau pantas mendapatkannya ! Menyiksa anak sendiri seperti itu ! dimana hati nurani mu sialan !!" Kesal Melisa.
...****************...
Wanita dengan rambut berwarna emas dengan mata berwarna biru itu menatap nyalang padanya.
"KAU SEHARUNYA MEMBANTUKU MEMBALAS DENDAM BUKAN MENGURUSI ANAK ITU !" Teriak wanita itu tidak terima.
"Urus saja balas dendam mu sendiri ! aku tidak mau melakukan apapun, toh kau juga jahat pada mereka kan ? Sebenarnya ini lebih seperti karma untukmu." Ujar Melisa dengan nada mengejek.
"Sialan kau ! kembalikan tubuhku ! aku akan mencari orang lain saja !" Geram wanita itu.
"Ya lakukan saja, aku juga malas hidup dalam tubuh wanita jahat seperti mu." Jawab Melisa. Menurut Melisa lebih baik ia tidak terlahir kembali dari pada harus menjadi wanita jahat itu.
Mendengar jawaban Melisa wanita itu justru sangat frustasi. Bagaimana tidak ? Jika setelah sihir terlarang selesai maka efeknya akan permanen. Dengan kata lain dia sama sekali tidak memiliki hak apapun pada tubuh tersebut.
"AKH SIALAN !! AKU BENAR-BENAR MEMBENCIMU !" Teriak wanita itu penuh amarah.
"Sama aku juga membencimu sialan !" Ujar Melisa. Tapi sedetik kemudian rasanya seluruh sesuatu yang di lihatnya perlahan menghilang tapi sebelum semuanya benar-benar menghilang Melisa bisa mendengar suara tawa dari wanita jahat itu.
"Hahaha kau pikir hidupmu akan mudah hahaha," Tawanya. Namun kemudian terdiam dengan wajah serius.
"Dia akan datang dan membunuhmu." Lanjutnya. Melisa sam sekali tidak perduli dengan apa yang di katakan oleh wanita itu. Toh yang akan terjadi biar saja terjadi Melisa sama sekali tidak ingin memikirkan hal-hal yang merepotkan seperti itu.
"Hnggh.." Melisa kembali membuka matanya. Tempat ini adalah gubug yang tadi. Sepertinya ia benar-benar terjebak pada tubuh ini.
"Huh wanita gila itu benar-benar menyebalkan."Gumamnya.
"Krek." Pintu terbuka menampilkan sosok anak laki-laki dengan pakaian kumuh itu.
"Ibu sudah sadar ?" Tanyanya sedikit takut tapi juga khawatir. Walaupun ibunya itu sering jahat padanya tapi di dunia ini ia hanya punya ibunya saja.
"Hem ya..bisakah kamu mendekat..." Ujar Melisa. Gadis itu menerima ingatan dari pemilik tubuh ini hingga ia bisa mengetahui apa yang terjadi pada tubuh ini serta orang-orang di masa lalu.
"Tapi aku kotor Bu..." Ujar anak itu.
'Dasar wanita gila kau bahkan lebih buruk dari pada binatang Alexa.' Melisa benar-benar ingin mencekik wanita itu.
"Tidak apa, kamu kesini ya sayang." Pinta Melisa dengan nada lembut.
Anak laki-laki itu sedikit terkejut saat mendengar nada lembut sang ibu yang belum pernah ia dengar sebelumnya.
"Ba-baik Bu." Jawab anak itu laku mendekat ke arah Melisa yang tersenyum senang.
Sesampainya di samping tempat tidur Melisa anak laki-laki itu terdiam dengan menundukkan kepalanya.
"Mulai sekarang namamu Kevin sayang. Maaf jika ibu baru memberikanmu nama sekarang." Ujar Melisa.
Ia benar-benar sudah bingung harus dengan kalimat apa lagi untuk mengumpat wanita itu. Anaknya sendiri bahkan tidak ia kasih nama.
"Hiks hiks..." Anak kecil itu justru menangis membuat Melisa menjadi panik.
"Eh kenapa menangis apa tidak suka dengan namanya ?"Tanya Melisa dengan panik.
"Ti-tidak hiks hiks Bu...aku senang karena akhirnya punya nama. hiks hiks selama ini orang-orang memanggilku dengan panggilan anak haram, sialan, tidak berguna, kotor tapi sekarang mereka bisa memanggilku dengan panggilan Kevin hiks hiks." Jelas anak itu.
Mendengar perkataan itu membuat hati Melisa terasa teriris. Dia benar-benar sangat sedih dengan apa yang di alami oleh anak sekecil ini.
"Hmm sekarang Kevin jangan menangis lagi ya, karena ibu akan menjaga kevin dengan baik. Jadi maukah Kevin memaafkan perlakuan ibu di masa lalu ?" Ujar Melisa dengan memeluk tubuh kecil itu.
"Kevin selalu memaafkan ibu." Ujarnya dengan sisa air mata di pipinya.
"Hiks hiks Kevin benar-benar anak yang baik, ibu janji akan sangat baik kepada kevin dimasa depan." Ujar Melisa dengan mengeluarkan air matanya. Ia benar-benar terluka melihat anak sekecil ini sudah memiliki sifat yang baik walaupun tumbuh di lingkungan yang buruk.
"Kevin juga janji akan menjadi anak baik." Ujar Kevin.
"Kevin ibu benar-benar menyayangi mu dan maaf untuk segalanya."
"Kevin juga sayang ibu." Mereka akhirnya berpelukan.
'Rasanya benar-benar nyaman, ternyata pelukan sedang ibu benar-benar sangat hangat dan nyaman.' Pikir Kevin. Selama ini ia hanya sering melihat bagaimana warga desa yang terkadang menggandeng tangan dan memeluk anaknya. Ia pikir hal itu tidak mungkin bisa terjadi padanya tapi siapa sangka saat ini sang ibu benar-benar memeluknya. Ini seperti mimpi yang sangat indah.
'Rasanya benar-benar nyaman, ternyata pelukan sedang ibu benar-benar sangat hangat dan nyaman.' Pikir Kevin. Selama ini ia hanya sering melihat bagaimana warga desa yang terkadang menggandeng tangan dan memeluk anaknya. Ia pikir hal itu tidak mungkin bisa terjadi padanya tapi siapa sangka saat ini sang ibu benar-benar memeluknya. Ini seperti mimpi yang sangat indah.
...****************...
Setelah sekian lama saling memeluk akhirnya Kevin tertidur dengan pulas di dalam dekapan Melisa. Gadis itu menatap sendu pada anak itu, menurut Melisa anak sebesar ini sudah begitu banyak mengalami kesulitan. Kenapa takdir begitu kejam pada anak sekecil ini.
'Huh sepertinya aku mengalami transmigrasi sama seperti novel yang sering aku baca. Tapi kenapa aku harus menjadi wanita jahat ini, tidak adakah orang lain yang lebih baik dari pada wanita ini.' Pikirnya dengan kekesalan yang luar biasa.
'Baiklah sekarang menyesali apapun tidak akan berguna. Yang lebih penting sekarang adalah bagaimana cara agar bisa bertahan hidup di tambah dengan ia yang harus membahagiakan Kevin. Bukannya bagaimana tapi wanita ini adalah penjahat nomor satu di negeri ini. Sekarang ia saja berada di pengasingan akibat perbuatan jahatnya yang benar-benar luar biasa.'
Saat ini Melisa telah ada pada tubuh Alexa Rosewood yakni putri tunggal dari keluarga Duke Rosewood. Bayangkan saja putri tunggal keluarga ini benar-benar sombong dan angkuh. Sebenarnya menurut Melisa wanita ini terlalu di manja oleh keluarganya karena merupakan putri tunggal sehingga Alexa merasa jika semua yang ia inginkan harus menjadi miliknya. Hingga akhirnya tanpa di duga wanita ini jatuh cinta pada Duke Ferdinand yakni pengantin pria nomor satu paling di minati. Bagaimana tidak, pria itu sangat tampan, kaya dan juga baik sehingga wanita mana yang tidak akan jatuh cinta pada dirinya termasuk Alexa Rosewood. Wanita itu selalu mengejar Duke Ferdinand seperti orang gila bahkan benar-benar gila. Ini bukan hanya ungkapan saja tapi memang benar gila. Bayangkan saja wanita itu membuli semua wanita yang ingin mendekati Ferdinand. Ia bahkan tidak segan-segan menyingkirkan wanita-wanita itu.
Hingga suatu ketika Ferdinand membawa seorang gadis cantik bernama Rania. Sosok gadis cantik dengan rambut silver yang indah dengan mata berwarna merah muda sungguh sangat indah. Orang-orang bahkan menjuluki Rania dengan sebutan 'Malaikat yang jatuh'. Sedangkan Alexa menjadi sangat marah, ia benar-benar kesal lalu melakukan hal gila dengan menjebak Ferdinand dengan memberikan obat perangsang pada minumannya tapi siapa sangka justru tangan kanan Ferdinand yakni Andrea yang masuk jebakan.
Andrea adalah pria tampan dengan rambut hitamnya dan mata berwarna merah yang sangat tajam. Bahkan sejujurnya jika di bandingkan dengan Ferdinand pria itu jauh lebih tampan. Saat Alexa menyadari kebodohannya itu ia benar-benar menjadi jadi. Setelah menghabiskan malam dengan Andrea Alexa bukan meminta maaf justru ia menyalahkan Andrea atas semua yang terjadi. Wanita gila itu bahkan ingin membunuh Andrea tapi tentunya tidak berhasil.
"Kau wanita gila, akan kepastian hidupmu akan hancur atas semua yang kau lakukan jalang !"Ujar Andrea dengan penuh kemarahan. Tapi bukan Alexa namanya jika akan meminta maaf ia justru menghina Andrea.
Hingga sebulan kemudian dari kejadian itu ia berhasil meracuni Rania. Tapi dengan cepat ia tertangkap, Alexa berpikir ia mungkin hanya akan di jatuhi hukuman ringan mengingat status ayahnya tapi siapa sangka ia justru diasingkan di sebuah desa buangan dengan gelar yang ikut di cabut. Pengadilan mengatakan jika itu adalah perintah langsung dari kaisar dan tidak bisa di ubah termasuk dengan keluarga Alexa sekalipun.
Oleh sebab itulah wanita gila ini ada di sini. Ia sampai sekarang masih berpikir untuk balas dendam pada Rania dan juga semua orang padahal sudah jelas ini adalah karma baginya. Dan Kevin sangat di benci oleh Alexa karena anak itu benar-benar mirip dengan Andrea. Sosok yang tidak jelas asal usulnya atau jika menurut Alexa "Rakyat jelata".
"Wanita itu benar-benar harus masuk neraka." Gumam Melisa.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!