SALAH KAMAR MEMBAWA BAYI
01
"Mau kemana malam-malam gini Bel?" Meska yang tengah membaca buku di ruang tamu itu menghentikan langkah sang putri.
"Mau kumpul sama Maryam dan teman-teman lainnya Bu," jawab Bella.
"Apa tidak bisa besok saja kumpulnya Bel? Lagian ini juga sudah malam, ngak baik perempuan keluar malam." ujar Meska yang khawatir dengan putrinya. Bukannya dia mau melarang anaknya buat berkumpul dengan teman-temannya, hanya saja firasatnya mengatakan tak akan kabar baik yang akan terjadi setelah ini.
Bella menggeleng beberapa kali. "Nggak bisa Bu, lagian kumpulan kali ini juga sudah di rencakan sejak minggu lalu. Jadi aku juga segan jika tidak jadi datang. Ibu juga tahu jika kumpulan sebelumnya aku juga tidak datang karena Ibu juga tidak memberikanku izin." jawab Bella.
"Bisakah untuk kali ini kamu dengarkan Ibu, Bel? Tidak usah pergi dan ganti saja acara ngumpulnya di siang hari. Rasanya Ibu begitu sulit melepaskanmu malam ini untuk keluar. Hati ibu rasanya sangat cemas." Meska menatap sendu putrinya, dan berharap putrinya mau mendengarkan ucapannya.
"Maaf Bu, kali ini aku nggak bisa menuruti ucapan Ibu. Lagian aku dan juga teman-teman yang lain ngumpul biasa saja kok dan kami nggak akan macam-macam. Jadi Ibu tidak usah khawatir berlebihan seperti ini." jawab Bella menenangkan Meska yang masih dengan raut wajah khawatir.
"IIbu hanya takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kepada kamu Bel, jadi memohon dengarkan Ibu untuk kali ini saja dan untuk kedepannya Ibu janji tidak akan larang-larang kamu jika ingin berkumpul dengan teman-temanmu lagi." ujar Meska yang masih dengan raut cemas bahkan tangannya pun ikut mengepang-ngepal karena tak ingin hal yang dicemaskannya saat ini terjadi kepada putrinya..
"Ibu tidak usah berpikiran hal-hal yang buruk seperti itu, do'akan saja aku dalam keadaan baik-baik saja mulai dari pergi hingga pulang nanti." ucap Bela sambil memeluk tubuh ibu-nya dengan lembut. Jujur saja berat rasanya Meska melepaskan sang putri pergi malam ini, apalagi anaknya itu perempuan yang tidak akan mudah untuk kembali seperti semula jika ada yang rusak.
"Ya sudah kamu hati-hati di jalan dan jangan lupa berdo'a sebelum pergi dan ibu do'akan kamu semoga baik pergi dan pulang nanti." Bela hanya menganggukkan kepalanya sebelum seluruh tubuhnya menghilang ditelan pintu rumah.
Setengah jam perjalanan akhirnya Bella sampai di tempat yang dia sepakati dengan teman-temannya. Bella melihat sekeliling tempat tersebut hingga matanya menatap kepada 4 orang yang tengah duduk di lobi hotel. Ya Bella dan keempat temannya memilih untuk berkumpul di hotel yang cukup mahal bagi kalangan menengah seperti dirinya. Tapi untuk memenuhi keinginannya dan juga teman-temannya akhirnya mereka semua sampai di tempat sekarang.
"Kalian sudah lama? maaf ya aku tadi ada kendala di jalan sedikit jadinya sampai agak lambat." ujar Bella saat sampai di depan keempat temannya itu.
"Tidak apa-apa Bel, lagian kami juga baru sampai beberapa menit yang lalu jadi tidak masalah jika menunggu kamu beberapa saat." jawab Fajar laki-laki yang seumuran dengan Bella dan juga ke-empat teman lainnya.
Mereka semua sama-sama tahun kelahiran hanya saja bulan dan tanggal lahir yang berbeda.
"Santai saja Bel, lagian kami juga tidak terlalu lama menunggu kamu di sini, palingan kami di sini juga baru 5 menit atau 4 menit-an." jawab Maryam uang diangguki Bella.
TBC
SALAH KAMAR MEMBAWA BAYI
02
"Ya sudah kita langsung naik saja, lagian di sini juga agak dingin." ajak Mei kepada 4 temannya itu. Kebetulan mereka memesan satu kamar yang cukup luas untuk mereka berempat.
Rencananya malam ini mereka akan menghabiskan waktu dengan bersenang-senang dan kebetulan salah satu dari teman Bella itu ada yang ulang tahun namanya Fajar, laki-laki berperawakan tampan dengan sedikit bulu-bulu halus di sekitar wajahnya.
"Siapa yang memesan minuman ini Maryam?" tanya Bella menatap temannya itu.
Maryam menunjuk laki-laki yang sedang tertawa di kursi bagian depan mereka "Siapa lagi kalau bukan punya acara Bel," jawab Maryam sambil melempar senyum ke arah Fajar yang di balas menganggukkan kepala oleh Bella.
Minuman seperti ini bukan hal yang kuno menurut Bella, karena hal ini sudah sering terjadi jika mereka berkumpul bersama. Hanya saja Bella tidak pernah meminumnya, bukan tidak pernah bahkan hanya sekali selama mereka berkumpul. Itu pun dia sudah pusing padahal meminumnya hanya satu teguk tak lebih.
"kalian semua boleh makan dan minum apa saja yang kalian inginkan. Di hari bahagia gue, gue berharap kalian semua merasakan kebahagiaan yang gue rasakan." ujar Fajar kepada ke-empat temannya. Mereka semua menganggukkan kepalanya, bahkan tak lupa tawa bahagia yang terdengar di ruangan yang cukup luas itu.
Bella mencicipi beberapa macam kue yang terhidang dan menggugah seleranya. Diantara mereka berempat Fajar memang sangat kaya bahkan orang tuanya memiliki perusahaan bahkan ada juga yang di luar negeri. Bayangkan saja berapa kayanya laki-laki tampan tersebut. Bahkan Fajar tidak pernah membedakan dalam berteman, baik itu kalangan rendah sekalipun karena dimata Tuhan semuanya sama.
"Nih buat lo Bel," Tegar memberikan segelas kecil minuman yang memabukkan itu.
"Aku nggak minum Tegar, lagian kamu tahu aku itu nggak suka minum-minuman seperti ini. " jawab Bella menolak minuman yang diberikan Tegar.
"Sekali ini saja lo minum Bel, lagian ini hari bahagia gue masa sih lo nggak mau minum itu untuk merayakan hari lahir gue," timpal Fajar yang membuat Bella tak enak hati.
Dengan berat Bella mengambil minuman di gelas kecil itu dari tangan Tegar. Kedua laki-laki itu tampak tersenyum bahagia karena Bella mau mengikuti apa yang mereka mau. Dalam hal ini mereka berdua bukan melakukan rencana jahat kepada Bella, hanya saja ini untuk bersenang-senang. Bahkan mereka semua juga sangat baik bahkan menjaga satu sama lain. Pernah waktu pertama kali Bella meminum-minuman keras tersebut kedua teman lelakinya itu mengantarkan Bella pulang bahkan menjaganya agar tidak melakukan hal-hal di luar batas meskipun pada saat itu peluang sangat besar. Tapi mereka tidak sebejat itu untuk melakukan hal buruk itu.
Sekitar jam 11.00 malam akhirnya pesta yang singkat itu berakhir. Bella yang sedikit pusing karena minuman yang tadi diberikan Tegar membuatnya berjalan sedikit sempoyongan begitupun dengan ke-empat temannya. Ke-empat temannya itu memang candu dengan yang namanya minuman beralkohol tersebut, tapii mereka tidak terlalu payah dalam minum dibandingkan dengan Bella yang amatir.
"Bel, kita pulang barengan saja ya takutnya nanti lo malah tersesat apalagi tadi habis minum." ujar Fajar kepada Bella yang diangguki ke-empat temannya itu. Mereka khawatir dengan Bella yang nanti akan terjadi hal yang tak mereka inginkan jika di biarkan pulang sendirian. Meskipun mereka semua tidak sadar sepenuhnya namun mereka juga mengkhawatirkan keadaan Bella yang jelas jauh di bawah mereka.
"Iya nanti aku bareng sama kamu Jar, oh ya kalian semua tunggu di sini dulu ya, aku mau ke toilet sebentar." ujar Bella karena saat ini mereka sudah keluar dari ruangan yang tadi disewa Fajar. Rasanya Bella tak sanggup lagi untuk menahan rasa ingin pipis yang sudah terasa di ujung.
"Biar aku temani saja kamu Bel, takutnya nanti kamu tersesat apalagi tidak terlalu sadar begini." ujar Maryam tetapi Bella telah lebih dulu pergi sehingga Maryam tidak dapat mengikuti langkah lebar Bella yang sudah mulai menghilang dari pandangan mereka.
"Biarkan saja dulu Maryam, lagian nanti Bella juga akan nyusul kita ke sini. Toiletnya juga tidak terlalu jauh dari tempat kita," ujar Fajar kepada Maryam yang kembali ke tempat semula.
Bella yang berjalan sempoyongan bahkan rasa pusing yang mendera kepalanya membuat wanita berumur 26 tahun itu memasuki ruangan yang tadinya dia pikir kamar mandi.
TBC
SALAH KAMAR MEMBAWA BAYI
03
"Astaga!! Aku dimana?" Jantung Bella berdetak dengan kencang karena dia tidak berada di kamar pribadinya.
Bella menatap sekeliling kamar bernuansa putih dengan sedikit corak silver. Bella kembali mengingat apa yang semalam terjadi dengan dirinya dan saat ini kepalanya masih sedikit pusing karena efek minuman beralkohol yang semalam dia minum bersama teman- temannya. Bella menyingkap selimut putih yang membalut tubuhnya dengan jantung yang semakin berdegup kencang lantaran tak ada satu helai pun kain yang menutupi dibalik selimut tersebut. Segera Bella turun dari ranjang dan kembali memakai pakaiannya yang sudah berserakan di lantai kamar hotel itu. Bella sudah ingat saat ini dirinya berada di hotel yang entah di kamar milik siapa.
Suara gemericik air dari kamar mandi membuat Bella tergesa-gesa memakai pakaiannya agar tidak diketahui laki-laki yang berada di dalam sana. Sebelum keluar dari kamar tersebut Bella melihat dompet milik laki-laki yang semalam menghabiskan waktu bersamanya. Menatap dengan cermat wajah laki-laki yang terpampang di kartu biru alias Kartu Tanda Penduduk tersebut.
Drett...
Dret...
Sampai di luar kamar hotel bunyi gawai membuat Bella menghentikan langkahnya. Dengan tergesa Bella mengambil gawai yang ada di dalam tasnya.
["Kamu ada di mana Bella?"]tanya seorang wanita yang tak lain adalah Meska, ibu kandung dari Bella. Terdengar suara wanita itu cemas karena mengkhawatirkan putrinya.
["Maaf Bu, semalam aku menginap di rumah temanku jadi aku tidak sempat pulang karena perkumpulan kami lumayan lama."] jawab Bella berusaha meyakinkan sang Ibu.
["Teman kamu yang mana Bel? Ibu sudah bertanya kepada teman kamu yang ikut berkumpul semalam tapi, tidak ada dari mereka yang mengetahui keberadaan kamu. Tidak ada yang terjadi hal-hal buruk kan kepada kamu Bel?"] tanya Meska dengan nada khawatir.
Beberapa saat Bella tak menjawab ucapan ibunya karena, dirinya yang salah bahkan tak mendengarkan ucapan sang ibu saat dirinya akan berangkat semalam. Ada rasa sesal yang dirasakan Bella karena tidak mengikuti ucapan saya ibu padahal firasat seorang ibu itu tidak bisa dibantahkan bahkan firasat seorang ibu itu suatu kenyataan yang tak bisa disepelekan.
["Aku nggak menginap di rumah mereka Bu, tapi aku menginap di rumah temanku yang waktu SMA."] jawab Bella berusaha menahan getaran suaranya.
Jujur saja rasanya saat ini Bella ingin menangisi apa yang selama ini Bella jaga dengan baik namun, lenyap dalam waktu satu malam saja. Tidak ada berharganya dirinya ini untuk laki-laki lain karena dirinya sudah kotor bahkan tak lagi suci. Andai saja semalam Bella berusaha untuk menolak minuman berbau alkohol itu pasti hal seperti ini tidak akan terjadi, andaikan saja Bella menghilangkan rasa tak enaknya kepada Fajar , mungkin saja Bella tak akan kehilangan mahkota berharga yang dirinya miliki. Tapi apakah sebuah andaian itu akan menjadi kenyataan, sedangkan saat ini semuanya sudah hilang tanpa bisa Bella ambil kembali.
["Ya sudah kamu cepatlah pulang karena Ibu benar-benar khawatir dengan keadaan kamu,"] ujar Meska di sembarang sana dengan suara bergetar yang dapat didengar Bella. Jujur saja hati Bella berdegup kencang dengan suara ibunya. Bayangkan saja bagaimana khawatirnya sang ibu semalaman menunggu kepulangannya namun tak ada kabar sama sekali dan baru pagi ini dirinya mengangkat telepon dari sang ibu.
["Iya Bu, ini aku lagi di jalan."] jawab Bella singkat.
["Ya sudah Ibu tunggu kamu di rumah Bel, kamu hati-hati di jalan ya Nak,"] Bela memasukkan kembali gawainya ke dalam tas selempang yang dirinya bawa semalam.
TBC
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!