Number #1 Girl
Chapter 1: 3rd Cross, Destiny
Seorang manusia, seorang gadis, kreasi yang lahirnya ku rayakan satu kali dalam satu tahun, namun hadirnya ku syukuri setiap hari. Wajah itu memandangiku lembut
Berapa lagi hutang yang harus kubayar hingga belikat tidak lagi pegal. Shin Ryujin melangkah maju menghampiriku ingin bertukar salam sapa. Lantas mengapa diriku mundur, seakan dirinya lebih menakutkan ketimbang hantu
Shin Ryujin
[ 𝐁𝐚𝐡𝐚𝐬𝐚 𝐢𝐬𝐲𝐚𝐫𝐚𝐭 ] "𝐀𝐤𝐮 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐛𝐚𝐧𝐠𝐮𝐧, 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐤𝐚𝐦𝐮?"
Choi Beomgyu
[ 𝐌𝐞𝐧𝐚𝐭𝐚𝐩 𝐑𝐲𝐮𝐣𝐢𝐧 ]
𝙏𝙍𝙄𝙉𝙂𝙂 𝙏𝙍𝙄𝙉𝙂𝙂𝙂!! Ntah itu alarm atau nada dering telfon, keduanya membangunkanku dari mimpi malam yang nyata adanya
Choi Beomgyu
[ Turun dari kasur ]
Choi Soobin
[ Bersiul-siul ]
Siswa yang selama 3 tahun sekolah menengah mendapat peringkat pertama dan hasil teratas di tes masuk perguruan tinggi, biasanya selalu diterima oleh fakultas kedokteran
Choi Beomgyu
[ Mencuci wajah ]
Choi Soobin
[ Memasuki kamar ]
Hanya 0,01% teratas yang mampu memasuki Seoul National University Medical Schoool, dan aku adalah salah satunya. Dokter termuda yang hampir menyelesaikan program magang, itulah aku, Choi Beomgyu
Choi Beomgyu
[ Menyusuri bangsal ]
Choi Soobin
Berhubung adikku ini gaptek, aku lagi punya saran bagus. Contohnya kontak lensa
Choi Soobin
[ Mencuil ] Aigoo kaca mata itu terlalu tebal. Teruslah begitu sampai Madam Rosa salah paham
Choi Beomgyu
[ Memberi hormat kepada para dokter senior dan dokter jaga ]
Choi Soobin
[ Memberi hormat ] Kira-kira ada rapat keluarga apa nanti ya. Jadwal kegiatan relawanmu sebentar lagi selesai kan?
Choi Beomgyu
[ Memakai jas dokter ]
Choi Soobin
[ Menahan ] Persepupuan mau trip ke Daegu. Tahun ini kamu harus ikut. Musim semi disana selalu bagus
Choi Soobin
Lihat, pantas julukanmu vampir. Tinggi, jangkung, kulit seputih susu. Saking pucatnya, ga beda jauh dengan dinding
Choi Beomgyu
[ Melihat dinding ]
Choi Soobin
Persepupuan dari sebelah ayah memang brengsek. Tapi Madam Rosa kan nggak. Ayoklah ikut
Choi Soobin
Omo, tumben. Hyung?
Choi Beomgyu
Tolong...gosok gigi
Choi Soobin
[ Menguap ] Hoamm~
Choi Beomgyu
[ Berjalan pergi ]
Tinggi jangkung, berkaca mata dan anti sosial sampai orang tuaku beranggapan diriku tidak tertarik dengan gadis manapun sebab belum pernah mengalami skenario romansa hingga usia 24 tahun
📍ᴄʜɪʟᴅ ᴄᴀʀᴇ ғᴏᴜɴᴅᴀᴛɪᴏɴ, sᴇᴏᴜʟ
Choi Beomgyu
[ Memperhatikan Ryujin ]
Shin Ryujin
[ Memetik gitar ]
Choi Beomgyu
[ Menoleh ] Ne
Lee Go Eun
[ Bahasa isyarat ] "Eonni, bisa main lagu punya Kim Minjeong?"
Shin Ryujin
"Apapun itu untuk tuan putri yang sebentar lagi ikut ujian kenaikan kelas."
Na Hyang Gi
[ Menatap Beomgyu ] Ini data-data yang kemarin diminta. Ryujin-nim juga minta file-nya, jadi bisa sekalian
Choi Beomgyu
Dia minta ini?
Na Hyang Gi
Ne, katanya tertarik dengan sistem bahasa otak anak disabilitas, mau dijadikan riset lain dengan salah satu dosennya
Choi Beomgyu
[ Mengangguk ] Ne
Na Hyang Gi
[ Merapikan rambut ] Salah satu anak didik bilang, Dokter Choi baru sudah ujian dan ada waktu senggang
Na Hyang Gi
Kalau berkenan, mungkin 'kami' bisa traktir. Anggap saja sebagai ucapan terimakasih-
Roh Jeong Eui
[ Menyikut ] Dokter Choi masih ada ujian fase kedua, mirip gelombang tsunami
Na Hyang Gi
[ Melirik sinis ] Ahh begitu, kalau begitu lain hari, mungkin Dokter Choi bisa?
Choi Beomgyu
Saya ada jadwal lain
Na Hyang Gi
[ Menaikkan alis ]
Choi Beomgyu
[ Melihat Ryujin ]
Shin Ryujin
[ Ikut bertepuk tangan melihat hasil pentas seni anak disabilitas ]
Choi Beomgyu
[ Tepuk tangan perlahan ]
Shin Ryujin
[ Menatap Beomgyu ]
Choi Beomgyu
[ Terdiam sejenak ]
Shin Ryujin
[ Tersenyum manis ]
Choi Beomgyu
[ Mengalihkan wajah ]
Satu pertemuan, ketidaksengajaan. Dua kali tatap muka, biasanya kebetulan. Tiga kali saling berjumpa berartikan takdir, hal itu merupakan sebuah pengulangan
Choi Beomgyu
[ Menaruh tas ]
Lee Heeseung
Bukannya penutupan kegiatan itu hari ini? Kenapa pulang cepat?
Choi Beomgyu
[ Melepas kemeja ] Besok
Lee Heeseung
[ Melirik ] Shin Ryujin masih ada disana? At least kasih salam sapa seperti manusia normal pada umumnya
Lee Heeseung
[ Berguling ] Gimana dengan Madam Rosa? Sampai kapan mau numpang hidup disini? Aku mulai bangkrut
Choi Beomgyu
Jangan pakai shampoku lagi
Lee Heeseung
Itu biaya sewa
Choi Beomgyu
[ Melempar kaus kaki ]
Lee Heeseung
[ Menepis ] Duitmu banyak tapi selalu pelit denganku. Sana sewa apartemen sendiri. Aku mau undang pacarku datang
Choi Beomgyu
[ Menatap kesal ]
Lee Heeseung
[ Smirk ] Cemburu? Madam Rosa terus salah paham. Aku hampir dapat tamparan bagus kemarin. Kalau dia tau anaknya masih tidur di satu atap denganku, aku bisa mati suri
Choi Beomgyu
Hidup lagi kan?
Lee Heeseung
Kemungkinan 45%
Choi Beomgyu
[ Mengganti baju ]
Lee Heeseung
Misalnya aku memang on the way punya pacar, kamu mau apa?
Choi Beomgyu
Kutendang sampai keluar
Lee Heeseung
[ Senyum ] Mungkin itu akan sulit. Bahkan aku belum lihat wajahnya 3 minggu
Lee Heeseung
Sesekali tanyalah orang yang masih mau ada disekitarmu, selagi mereka peduli
Choi Beomgyu
[ Menatap Heeseung ]
Choi Beomgyu
[ Keluar dari kamar ]
Lee Heeseung
Berlagak ga peduli, padahal dia yang paling semangat kalau orang itu mau datang
Choi Beomgyu
[ Memasukkan baju-baju kotor ke dalam mesin cuci ]
Roh Jeong Eui
[ Bahasa isyarat ] "Terimakasih adik-adik yang sudah mau ikut berkontribusi"
Choi Beomgyu
[ Melambai senyum ]
Roh Jeong Eui
"Kita ketemu lagi nanti, di tempat lain, yang lebih banyak bunga soba, oke?"
Na Hyang Gi
[ Memberi hormat ] Terimakasih Dokter Choi dan Dokter Roh atas waktunya
Lee Go Eun
[ Bahasa isyarat ] "Kenapa eonni nggak ikut mereka pulang? Bukannya eonni juga dokter?"
Shin Ryujin
"Eonni lebih nyaman main dengan jiwa orang ketimbang organ dalam mereka. Seram."
Choi Beomgyu
[ Menaruh kotak pensil ]
Lee Go Eun
[ Melompat senang ]
Shin Ryujin
[ Melihat tangan Beomgyu ]
Choi Beomgyu
"Sesuai janji, hadiah"
Lee Go Eun
"Terimakasih Dokter Choi"
Shin Ryujin
[ Memanggil ] A-
Choi Beomgyu
[ Membungkuk hormat ]
Shin Ryujin
[ Mundur perlahan ]
Roh Jeong Eui
[ Mengunyah anggur ]
Choi Beomgyu
[ Menunduk perlahan ]
Shin Ryujin
( Aku harus ucapin terimakasih. Harusnya Beomgyu langsung temui aku kemarin. Kenapa dia nggak datang, padahal dia yang kasih pertolongan pertama )
Choi Beomgyu
( Tunggu apalagi Choi Beomgyu. Kamu harus cepat minta maaf. Kesempatan nggak datang dua kali. Ntah kapan lagi kamu bisa lihat Ryujin )
Choi Beomgyu
[ Bahasa isyarat ] "Kamu punya waktu? Boleh bicara sebentar denganku, disini?"
Shin Ryujin
"Kamu belajar bahasa isyarat"
Choi Beomgyu
[ Gugup ] "Aku belajar bahasa isyarat sejak SMP, sudah lama. Apa itu buruk?"
Shin Ryujin
"Tanganmu cantik."
Choi Beomgyu
[ Menatap Ryujin ]
Shin Ryujin
[ Tersenyum lembut ]
Choi Beomgyu
[ Menunduk gugup ]
Roh Jeong Eui
[ Memperhatikan ] Hm...
Shin Ryujin
[ Senyum ] "Apa kabar?"
Choi Beomgyu
[ Mengepalkan tangan ]
Aku tidak berani. Mungkin dia masih ingat dan dendam. Andai dulu aku lebih berani dan mau meminta maaf lebih cepat, apakah ada yang berubah?
Shin Ryujin
[ Mendekat ikut membungkuk mencari kemana arah tatapan Beomgyu ]
Choi Beomgyu
[ Mundur ] "Aku duluan."
Shin Ryujin
( Tapi aku belum... )
Choi Beomgyu
[ Berjalan pergi dengan cepat ]
Roh Jeong Eui
[ Menyusul ] Aku nggak tau kalau kamu kenal mahasiswa sarjana itu. Dia anak KU, kan?
Roh Jeong Eui
[ Menahan lengan Beomgyu ] Choi Beomgyu, kenapa kamu jadi lebih pucat dari biasanya?
Choi Beomgyu
karena cuacanya
Roh Jeong Eui
Kalian saling kenal?
Roh Jeong Eui
Ternyata teman kecil. Kelihatan dia akrab denganmu. Kalian nggak mau makan-makan diluar?
Roh Jeong Eui
[ Melihat ekspresi Beomgyu ] Aku harus tau supaya bisa jaga kamu dari depan dan belakang. Jawab dong. Hm?
Choi Beomgyu
Itu...kenangan buruk
Roh Jeong Eui
Kenangan buruk apa-
Choi Soobin
Ternyata kalian disini
Roh Jeong Eui
Kenapa selalu potong orang lain
Choi Soobin
Permisi, saya cuma mau jemput sepupu-
Choi Beomgyu
Aku duluan [ Pergi ]
Choi Soobin
Terus ngapain aku kesini jauh-jauh jemputin anak itu kalau ujung-ujungnya tetap mau naik bus
Choi Soobin
[ Melihat Ryujin ] Omo, Choi Beomgyu sudah ketemu lagi dengan korban yang dia selamatkan
Roh Jeong Eui
[ Terkejut ] Jangan bilang kalau Shin Ryujin korban tabrak lari itu?
Choi Soobin
Mm, nggak salah lagi itu orangnya
Choi Beomgyu
[ Duduk di bus ]
Roh Jeong Eui
Sekitar 2 tahun lalu artinya aku dan Beomgyu masih jadi mahasiswa
Choi Soobin
Ahh predikat itu, Beomgyu kasih pertolongan pertama untuk orang sekarat
Choi Soobin
Berkat tindakannya 2 tahun lalu, nama Choi Beomgyu jadi legendaris di tiap instansi. Syukurlah kalau korban itu sudah sehat
Choi Beomgyu
[ Bergelinangan ] Hh...
Choi Soobin
Pasti Beomgyu merasa lega
Roh Jeong Eui
Tapi mereka saling kenal
Choi Beomgyu
[ Bersandar di jendela ]
Chapter 2: Misplaced of Sincerity
Choi Beomgyu
[ Membawa tas ]
Lee Heeseung
Camping lagi?
Choi Soobin
[ Mengintip ] Yoo
Lee Heeseung
Kamchagiya, dia ikut?
Choi Beomgyu
Mm, kami pergi
Ibuku mengatakan teman-temannya akan ikut. Bahkan beberapa keluarga jauhnya akan datang pula. Aku dan Soobin hanya menjadi peneman, peramai dan supir saja nantinya
Choi Beomgyu
[ Turun dari mobil ]
Choi Soobin
Itulah tujuannya memilih obgyn sebagai panutan. Jadi nanti kalau kamu punya istri
Choi Soobin
Jangan lupa tekan kedua lututnya sampai ke dada supaya semua sperm𝔞 itu masuk ke dalam-
Choi Beomgyu
[ Menatap malas ]
Choi Soobin
Aku bukan mesum
Choi Beomgyu
[ Mengangkat tas ]
Min Rosa
Anak-anak bunda sudah datang. Pasti capek, ayo kemari langsung makan
Choi Soobin
Ahh Madam Rosa~ Soobin butuh asupan bergizi. Apakah ada pajeon disini?
Dokter Son Song Hwa
[ Merangkul Ryujin ] Ayo kasih salam dulu nak
Shin Ryujin
[ Memberi hormat dengan senyum manis ]
Choi Soobin
Bukannya dia korban tabrak lari di daerah Hannam-dong waktu itu?
Choi Beomgyu
[ Mundur perlahan ]
Ahn Jeong Won
Wah mereka sudah besar semua. Terakhir kali ketemu, masih pakai sepatu kenyot-kenyot
Lee Ikjun
Apanya yang dikenyot. Tutup mulutmu, cepat aduk sup iga itu paboya
Dokter Son Song Hwa
[ Senyum manis ] Kita ketemu lagi. Beomgyu, apa kabarnya?
Choi Beomgyu
[ Membungkuk hormat ] Ahh ne, umm sa- saya ba- baik
Tunggu sebentar. Mengapa junior kesayangan bunda ada disini. Dan mengapa Shin Ryujin mampu masuk ke dalam lingkaran sosial ini
Choi Beomgyu
[ Duduk ] Ini maksudnya apa. Bunda kan tau, aku sudah cerita. Kenapa tiba-tiba anak itu ada disini
Min Rosa
Karena kamu tidak mau pulang ke Daegu dan dengarkan cerita versi bunda
Choi Beomgyu
Tapi aku masih-
Min Rosa
Kamu harus pulang. Usia bunda dan ayahmu tidak lama lagi. Kami sudah terlalu tua. Kakak-kakakmu sudah menikah dan mandiri
Min Rosa
Seon Ho akan pulang. Ahli waris sudah ditentukan. Siapa lagi yang awasi rumah sakit kalau bukan kamu
Choi Beomgyu
Seon Ho hyung kan-
Min Rosa
Menjadi pimpinan itu tidak mudah nak. Tolonglah kakakmu dan lihat bagian Daegu. Cabang kita ini ada banyak
Min Rosa
[ Mendekat ] Yang ayahmu sarankan kemarin bagaimana? Kamu sudah cukup umur. Dan sejujurnya bunda pun takut-
Choi Beomgyu
[ Frustasi ] Bunda...
Min Rosa
Bunda sudah lama dekat dengan mereka. Mereka semua orang-orang baik yang terjamin latar belakangnya
Min Rosa
Gadis yang kamu tolong itu, dia adalah kualitas opsi paling tinggi. Bunda dan ayahmu sudah lelah dan ingin melepas semuanya
Min Rosa
Kalian pun sudah saling mengenal dari kecil. Tidak ada salahnya-
Choi Beomgyu
[ Mendekat ] Bunda kan tau semua ceritanya. Aku nggak bisa. Lagian aku masih harus ujian dan ikut program residen. Aku sibuk-
Min Rosa
Semua orang sibuk. Lihat bunda dan ayahmu, berhasil kan? Justru karena ceritamu, bukannya ini adalah jalur terbaik untuk memperbaiki diri?
Choi Beomgyu
[ Menatap Rosa pilu ]
Min Rosa
Sudah berapa lama bunda tagih. Orang tuamu ini tidak muda lagi. Kami sudah harus pensiun. Bunda tidak mau mengatakan ini
Min Rosa
Ringankanlah beban orang tuamu ini. Kami khawatir. Kamu tidak pernah bawa siapapun ke rumah. Kalau kamu tidak mau, lebih baik bunda saja yang tentukan
Min Rosa
[ Menggenggam ] Sudah lama juga bunda bicarakan. Gadis itu mau denganmu. Dia suka dengan kamu. Kalau kamu mau pulang dan mau mendengarkan, pasti kalian sudah menikah sejak tahun lalu
Min Rosa
Bulan lalu gadis itu sudah selesai menamatkan program sarjananya. Dia ingin ambil magister. Tinggal saja kalian berdua di Daegu, di rumah
Choi Beomgyu
[ Melihat Ryujin ]
Shin Ryujin
[ Mengipas tungku api ]
Yang Seok Hyung
[ Tertawa manis ] Besar?
Choi Beomgyu
Tapi...dia...
Choi Beomgyu
[ Menatap Rosa ] Dia selalu diam. Ryujin nggak punya suara. Aku bukannya bermaksud jahat. Tapi apa ayah akan setuju kalau punya menantu disabilitas?
Min Rosa
[ Menjitak ] Hei!
Choi Beomgyu
[ Kesakitan ] Aa'
Min Rosa
Kamu itu salah paham. Makanya pulang dan dengarkan. Jangan terus-terusan di Seoul
Min Rosa
Gadis itu tidak bisu. Dia bisa bicara. Dia pakai bahasa isyarat untuk temani adiknya yang sakit
Choi Beomgyu
[ Terkejut ] Hah?
Min Rosa
Ryujin bisa bicara
Choi Beomgyu
[ Menoleh cepat ]
Yang Seok Hyung
[ Meniup ] Begini?
Shin Ryujin
[ Tertawa manis ]
Choi Beomgyu
[ Mual ] Ahh...
Meskipun orang lain mengatakan aku tidak merundungnya, dia sakit dan terluka karena diriku. Terjebak di dalam skenario seperti ini, aku tidak suka
Shin Ryujin
[ Memarut kentang ]
Choi Beomgyu
[ Berjongkok perlahan ]
Shin Ryujin
[ Menatap Beomgyu lalu tersenyum menaruh kentang di baskom ]
Choi Beomgyu
[ Melihat tangan ]
Shin Ryujin
[ Memperhatikan ]
Choi Beomgyu
[ Bahasa isyarat ] "Halo"
Shin Ryujin
[ Senyum manis ]
Choi Beomgyu
"Sudah lama nggak ketemu, apa kabar?"
Shin Ryujin
[ Menatap Beomgyu ]
Choi Beomgyu
[ Menunduk ] "Aku sudah dengar dari bunda. Itu cuma salah paham. Tolong jangan dianggap serius perihal...."
Choi Beomgyu
[ Meneguk ludah ] "Aku nggak tau kalau kamu putri Dokter Seon. Aku nggak tau sudah sejauh mana kalian diskusi, itu salah paham."
Shin Ryujin
[ Memiringkan kepala ]
Choi Beomgyu
( Dia nggak bicara... )
Shin Ryujin
"Soal menikah?"
Choi Beomgyu
[ Mundur ] Ahh...
Shin Ryujin
[ Bingung ] "Aku kira kamu sudah tau sejak tahun lalu. Ketika kita ketemu di yayasan bulan April kemarin, aku mau tanya soal itu."
Choi Beomgyu
Tu- tu- tunggu dulu!
Choi Beomgyu
Se- sejak tahun lalu?
Shin Ryujin
[ Mengangguk ]
Shin Ryujin
[ 𝐓𝐞𝐫𝐠𝐞𝐥𝐞𝐭𝐚𝐤 𝐝𝐢 𝐚𝐬𝐩𝐚𝐥 ]
Choi Beomgyu
Tapi kamu sakit
Shin Ryujin
[ Menggerakkan tangan ]
Choi Beomgyu
[ Berlari kabur ] Ahh...
Frustasi sekali. Enggan mendengar dan inisiatif memberanikan diri untuk tahu bab selanjutnya sudah menjadi penyakitku sejak kecil. Lebih baik aku tak tahu apapun. Aku yakin malam ini tak ada ruang untukku tidur
Shin Ryujin
[ 𝐁𝐞𝐫𝐣𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐩𝐢𝐧𝐜𝐚𝐧𝐠 ]
Choi Beomgyu
[ Terbangun ] Hh...
Choi Soobin
[ Memeluk Beomgyu ] Mereka pergi cabut ubi di bukit. Kita disuruh cuci panci dan cuci diri. Ayo bangun...
Choi Beomgyu
[ Menarik bantal ] Ahh...
Choi Beomgyu
[ Menutupi wajah dan telinga dengan bantal ]
Choi Beomgyu
[ Mundur ] Kamchagiya...
Lee Ikjun
[ Merapikan kayu ] Kelihatannya mereka belum mau turun dari bukit. Pemandangannya memang bagus dan sejuk
Lee Ikjun
Kamu ingat dulu ketika kita belajar bareng, kamu sibuk kerja paruh waktu. Om yakin uangmu yang sekarang sudah terkumpul banyak
Choi Beomgyu
[ Diam sejenak ]
Lee Ikjun
Sudah dibeli barang yang kamu mau?
Choi Beomgyu
[ 𝐌𝐞𝐥𝐢𝐡𝐚𝐭 𝐭𝐨𝐤𝐨 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐮𝐚𝐥 𝐚𝐥𝐚𝐭 𝐛𝐚𝐧𝐭𝐮 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐫 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐝𝐢𝐬𝐚𝐛𝐢𝐥𝐢𝐭𝐚𝐬 𝐭𝐮𝐥𝐢 ]
Lee Ikjun
[ Senyum ] Ternyata sudah
Choi Beomgyu
Dokter Lee...kenal-
Lee Ikjun
Setelah ayahnya pun wafat, Ryujin dibesarkan oleh Song Hwa. Ketika om dan Song Hwa menikah, kami hidup bersama
Lee Ikjun
Ryujin sudah seperti putri kandung om sendiri. Kadang pun Ryujin yang antar Woo Joo ke sekolah. Jadi, kamu setuju?
Choi Beomgyu
[ Menatap Ikjun ]
Min Rosa
Aigoo, bukannya mereka berdua cocok?
Dokter Son Song Hwa
Ntahlah, kelihatannya Beomgyu cukup tertekan
Shin Ryujin
[ Mengulurkan tangan ]
Shin Ryujin
[ Bahasa isyarat ] "Kenapa kamu selalu menunduk? Lehermu nggak sakit?"
Choi Beomgyu
Kamu bisa bicara?
Shin Ryujin
[ Menatap Beomgyu ]
Choi Beomgyu
Kenapa bohong?
Shin Ryujin
"Bohong tentang apa?"
Choi Beomgyu
Berhentilah pakai bahasa isyarat. Kamu nggak tuli atau bisu. Selama ini, aku kaya orang bodoh
Choi Beomgyu
[ Mengepalkan tangan ]
Shin Ryujin
Kamu nyaman...
Shin Ryujin
Kalau aku ga bersuara
Choi Beomgyu
[ Mengernyitkan alis ]
Suaranya, setelah lebih dari satu dekade, aku mendengar Shin Ryujin yang kukenal selalu bisu nyatanya mampu berbicara. Indah ketika aku menjadi bodoh dan buta
Choi Beomgyu
𝐃𝐢𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐲𝐚 𝐚𝐝𝐢𝐤𝐧𝐲𝐚, 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐝𝐮𝐚 𝐬𝐚𝐤𝐢𝐭. 𝐌𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐭𝐮𝐥𝐢
Shin Ryujin
[ 𝐁𝐞𝐫𝐣𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐩𝐢𝐧𝐜𝐚𝐧𝐠 ] 𝐇𝐡...
Choi Beomgyu
[ Mengepalkan tangan kencang ]
Shin Ryujin
[ 𝐌𝐞𝐫𝐚𝐩𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐜𝐞𝐥𝐚𝐧𝐚 ]
Shin Hyunbin
[ 𝐌𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐢𝐬 𝐩𝐢𝐥𝐮 ] 𝐀𝐚𝐚...
Choi Beomgyu
𝐃𝐢𝐚 𝐠𝐚 𝐩𝐮𝐧𝐲𝐚 𝐢𝐛𝐮, 𝐝𝐢𝐚 𝐦𝐢𝐬𝐤𝐢𝐧
Shin Hyunbin
[ 𝐓𝐞𝐫𝐢𝐬𝐚𝐤 ] 𝐏𝐮𝐭𝐫𝐢𝐤𝐮, 𝐬𝐢𝐚𝐩𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐠𝐚...
Kim Hyunjin
𝐈𝐧𝐢 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡𝐦𝐮, 𝐝𝐢𝐚 𝐡𝐚𝐦𝐩𝐢𝐫 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐤𝐨𝐬𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐭𝐢
Choi Beomgyu
[ Mencengkrami perut ]
Shin Ryujin
Aku minta maaf
Choi Beomgyu
Harusnya itu aku
Choi Beomgyu
[ Kesal ] Harusnya aku yang minta maaf. Kenapa ga pernah satu kalipun kamu tagih? Aku yang berhutang
Choi Beomgyu
Semuanya karena mulutku
Shin Ryujin
Itu bukan salah kamu
Choi Beomgyu
[ Mundur ] Wah...
Shin Ryujin
[ Melihat sekitar enggan didengar oleh banyak orang ]
Shin Ryujin
[ Bahasa isyarat ] "Aku tau itu bukan salahmu. Justru kamu banyak menolong."
Choi Beomgyu
Kamu mau balas dendam?
Choi Beomgyu
Pernikahan itu, semua ini karena aku terdesak. Kebetulan kamu ada disini. Semuanya karena kebetulan. Kamu mau balas dendam?
Shin Ryujin
[ Menggeleng ]
Alih-alih mulut, dia terus saja menggerakkan tangan. Aku paham, gadis ini enggan yang lain mendengar percakapan kami. Kenapa, lagi pula aku orang jahatnya
Choi Beomgyu
[ Berjalan pergi ]
Shin Ryujin
[ Menahan lengan Beomgyu ]
Shin Ryujin
[ Menggerakkan tangan ]
Choi Beomgyu
[ Melihat tangan Ryujin ]
Shin Ryujin
"Aku ingin keluarga"
Shin Ryujin
[ Mengangguk ]
Choi Beomgyu
[ Menatap lirih ] "Kenapa?"
Shin Ryujin
"Karena kamu tulus."
Chapter 3: Blueberry Cheese Cinnamon Rolls
Choi Beomgyu
[ Mengeluarkan undangan ]
Roh Jeong Eui
Tumben-tumbenan banget minta meet up di luar bangsal gini
Roh Jeong Eui
[ Mendekat ] Mau pesan melted mayo beef dulu? Aku lumayan lapar
Choi Beomgyu
[ Memberikan undangan ]
Roh Jeong Eui
[ Menatap Beomgyu ]
Choi Beomgyu
Undangan terbatas. Kalau anak angkatan tau, intern lain tau, aku pun tau harus ngamuk kemana
Roh Jeong Eui
[ Melihat nama Ryujin ]
Choi Beomgyu
[ Berdiri ] Kalau nggak datang pun ga jadi masalah. Jangan banyak tanya, aku duluan
Lee Heeseung
📩 : Box buku ini?
Choi Beomgyu
📩 : Biarkan dulu disitu. Pemilik apartemen itu baru open sewa sekitar 7 hari lagi
Lee Heeseung
📩 : Artinya apartemenku ini masih harus kamu pakai sekitar 2 hari
Lee Heeseung
📩 : Arasso, aku minta pacarku jangan datang dulu sebelum kamu bisa kusepak pergi
Choi Beomgyu
Teman atau teman...
Choi Soobin
[ Masuk ] Kulihat Roh Jeong Eui nangis lagi. Rumornya, kamu yang buat malapetaka
Choi Beomgyu
[ Termenung diam ]
Choi Soobin
[ Menjentikkan jari ] Rumornya itu semua karena kamu. Ruang tunggu jadi heboh karena Jeong Rui curhat dengan pasien divisi pankreas
Choi Soobin
[ Duduk ] Lebih baik cari tempat lain. Ada ratusan apartemen di Seoul. Masih ada 7 hari sebelum hari pernikahan
Choi Beomgyu
Yang dekat dengar rumah sakit nggak banyak. Belum lagi jarak, lingkungan, tetangga, kejernihan bak sampah yang masih jadi misteri, satu kamar tambahan
Choi Soobin
Omo, kenapa mau kamar tambahan. Hah! Jangan bilang-
Choi Beomgyu
[ Ketus ] Terus kenapa?
Choi Soobin
Kalian mau menikah, bukan kolega kerja. Jahatnya...
Choi Beomgyu
[ Menatap malas ]
Choi Beomgyu
[ Mengantuk ]
Shin Min Ah
[ Bisik ] Padahal calon adik ipar kita cantik sekali, kenapa adikmu malah tidur
Choi Seon Ho
[ Menggulung baju ] Wah anak ini minta dikasih pelajaran. Choi Beomgyu, bangun. Beomgyu!
Choi Jiwon
Menurutku bagian pinggangnya tidak usah diketatkan, jadi dress ini benar-benar silk yang turun
Shin Min Ah
[ Menarik ] Percuma, calon adik ipar kita sudah ganti baju. Mereka mau coba ganti kerudungnya
Choi Seon Ho
[ Menghela nafas ] Memangnya sesulit apa sekolah kedokteran sampai matanya berat begitu
Shin Min Ah
[ Memukul ] Susahlah. Aku kerja keras untuk bisa bikin gigi kamu rapi dan tidak berlubang
Choi Beomgyu
[ Menarik selimut ]
Terkadang Beomgyu segera pergi karena tugas memanggil. Ia tidak begitu memperhatikan calon istri yang dipilihkan oleh Tuhan dan orang tuanya itu
Shin Ryujin
[ Melihat dress putih ]
Choi Beomgyu
[ Berlari memasuki toko ]
Shin Ryujin
[ Tersenyum semangat ]
Choi Jiwon
Beomgyu, cepat kemari
Choi Beomgyu
[ Mengatur nafas ] Mm
Choi Jiwon
Celana kamu sudah diperkecil. Coba di ruangan sana, setelah itu lihat kerudung untuk Ryujin
Shin Ryujin
[ Tersenyum manis ]
Choi Beomgyu
[ Menghiraukan ]
Shin Ryujin
[ Melihat Beomgyu ]
Choi Beomgyu
[ Mengukur tuxedo ]
Kim Soo Hyun
Padahal kelihatan pas
Choi Jiwon
Ryujin, coba yang ini
Shin Ryujin
[ Mencari kain ] Ne
Choi Beomgyu
Kurasa gapapa kalau apartemen itu walaupun sedikit jauh dari rumah sakit
Kim Soo Hyun
Iya, lebih baik langsung terpisah dan tinggal berdua. Lagi pula, setelah surat pemindahanmu turun, kalian berdua akan langsung pulang ke Daegu
Choi Beomgyu
[ Menghela nafas ]
Choi Beomgyu
[ Melihat Ryujin ]
Shin Ryujin
[ Mengganti heels ]
Choi Beomgyu
Sekamar berdua...
Kim Soo Hyun
Dalam konteks?
Choi Beomgyu
Ga ada lagi rahasia
Kim Soo Hyun
Mm, biasanya kamu sendiri. Tiba-tiba di spacemu ternyaman punyamu, sudah ada orang lain
Kim Soo Hyun
Makanya kebanyakan orang akan pilih pacaran dulu. Tapi kasus punyamu ini berbeda
Choi Beomgyu
[ Melihat kasur ]
Lee Heeseung
Cukup untuk berdua?
Choi Beomgyu
Kasurmu yang kecil kemarin itu kemana? Yang dipakai Heo Jun ketika nginap
Lee Heeseung
Sudah bolong. Pilihan terakhir untuk tidur di lantai cuma selimut double sampai triple. Setelah itu skoliosis dan hepatitis
Choi Beomgyu
Apa hubungannya-
Lee Heeseung
Aku ini anak teknik. Cobalah untuk memaklumi bahasa orang lain
Choi Beomgyu
Memaklumi bahasa orang lain ya. Ryujin mahasiswi psikologi. Bahasa apa yang harus kupakai?
Lee Heeseung
[ Smirk ] Bahasa tubuh
Choi Beomgyu
[ Menendang Heeseung ]
Lee Heeseung
[ Berguling ] Kurasa wajar kalau Shin Ryujin bilang begitu. Dia mau keluarga. Terdengar sepele disaat kita punya
Lee Heeseung
[ Menatap Beomgyu ] Dia bilang kamu tulus. Bukannya terlalu jahat kalau kamu menutup diri?
Choi Beomgyu
[ Menatap Heeseung ]
Lee Heeseung
Apalagi mulut itu. Kamu nggak banyak bicara tapi selalu tajam. Aku bilang ini sebagai orang berbudiman
Lee Heeseung
Dia yatim piatu. Hidupnya nggak punya banyak privilage seperti kamu. Adiknya wafat disaat dia koma 6 bulan
Lee Heeseung
Wah, kalau Taylor Swift tau, dia bisa bikin lusinan lagu. Kita bisa dikasih tiket konser gratis di California
Choi Beomgyu
[ Menarik jaket ]
Choi Beomgyu
[ Lirih ] ANNIYA!!
Lee Heeseung
Tutup pintunya
Choi Beomgyu
[ Menggebrak pintu ] Aish
Lee Heeseung
[ Gumam ] Antara rasa bersalah dan empati. Kira-kira kapan cinta dihatinya tumbuh. Ahh, aku jadi semakin penasaran...
Choi Beomgyu
[ Keluar apartemen ] Hh...
Sesak sekali. Beomgyu tidak tahu harus melakukan apa. Ia terus meminta agar seniornya mau mencari babu. Sayangnya saat ini tidak ada slot pekerjaan tambahan
Choi Beomgyu
[ Masuk ke cafe ]
Shin Ryujin
[ Melihat Beomgyu ]
Choi Beomgyu
[ Menatap Ryujin ]
Shin Ryujin
[ Tersenyum manis ]
Choi Beomgyu
[ Menurunkan pandangan ]
Shin Ryujin
[ Berjalan kesana kemari memilih roti mana yang ingin dibeli ]
Choi Beomgyu
[ Menunjuk trufle ]
Shin Ryujin
[ Bahasa isyarat ] "Itu nama yang cukup sulit. Blueberry cheese cinnamon rolls."
Kasir: Jo Hye Ryung
( Gawat, yang datang malah pelanggan disabilitas. Semoga pasangannya bisa bantu )
Kasir: Jo Hye Ryung
( Gawat, pasangannya juga disabilitas. Ahh, moodku lagi nggak mau dimarahi manager )
Shin Ryujin
"Kamu pilih trufle di antara 3 baris roti dengan nama tersulit. Secara psikologi, kamu orang yang rumit."
Kasir: Jo Hye Ryung
[ Terkejut ] Ne? Ah ne
Choi Beomgyu
[ Mengeluarkan dompet ] Lantai atas sudah dibuka kan? Kami bisa naik duluan?
Kasir: Jo Hye Ryung
Ne, silahkan
Kasir: Jo Hye Ryung
[ Menganga diam ]
Choi Beomgyu
Tolong smoothie ini, dua
Kasir: Jo Hye Ryung
[ Bingung ] Ne...
Choi Beomgyu
[ Mengeluarkan kartu ]
Shin Ryujin
( Beomgyu lagi gugup... )
Shin Ryujin
( Apa aku aja yang duluan buka suara? )
Shin Ryujin
( Tapi kelihatannya Beomgyu nggak suka kalau aku bicara )
Choi Beomgyu
[ Menatap Ryujin ]
Shin Ryujin
[ Tersenyum manis ]
Choi Beomgyu
[ Melihat telapak tangan ]
Shin Ryujin
[ Mengetuk meja ]
Choi Beomgyu
[ Melihat tangan Ryujin ]
Shin Ryujin
[ Bahasa isyarat ] "Pernikahan kita lusa nanti. Aku juga gugup. Kamu bisa terbuka. Aku cukup baik soal mendengarkan."
Choi Beomgyu
Aku ga mau dengar suaramu
Shin Ryujin
[ Berhenti tersenyum ]
Choi Beomgyu
Apapun barter, negosiasi dan tawaran yang kamu dapatkan, ini masih sulit untukku
Choi Beomgyu
[ Menatap Ryujin ] Tolong jangan jadikan aku putih. Kamu benar, aku orang yang cukup rumit
Shin Ryujin
[ Menatap Beomgyu ]
Choi Beomgyu
[ Tawa kecil ] Egois, beranggapan seperti itu justru buat aku lega. Anggaplah ini cuma kemalangan sebelum kebebasan
Choi Beomgyu
Tolong tetap jadikan aku hitam ditiap ceritamu. Maka dari itu, aku bisa bayar hutang-hutangku. Kalau dalam 1 tahun tetap nggak berhasil, kita bisa pisah
Shin Ryujin
[ Tidak dapat berkata-kata ]
Choi Beomgyu
[ Melihat ke arah lain ]
Cara duduk, cara ketika menatap serta memandang, intonasi bicara, hembusan hingga tarikan nafas, semuanya sudah Shin Ryujin baca
Bibir mampu berkicau 1000 alasan saat mata enggan berbohong. Ryujin tidak melihat warna hitam. Jika memang Beomgyu buruk untuknya, mana mungkin pria itu datang kemari
Shin Ryujin
[ Mengetuk meja ]
Choi Beomgyu
[ Melihat tangan Ryujin ]
Shin Ryujin
"Kalau kutanya hal sebaliknya. Misalnya dalam 1 tahun, pernikahan kita berhasil, aku boleh jadikan kamu warna putih ditiap ceritaku?"
Choi Beomgyu
[ Bergelinangan ]
Shin Ryujin
"Aku belum mengerti. Tapi aku akan belajar untuk memahami. Karena bahasa kita berbeda."
Shin Ryujin
"Semua hal yang berbeda membuat tiap manusia punya khas dan karakternya masing-masing. Itu yang membuat kamu spesial, saling melengkapi."
Choi Beomgyu
[ Menurunkan pandangan ]
Shin Ryujin
[ Senyum kecil ]
Choi Beomgyu
Aku ada jaga malam
Choi Beomgyu
[ Berdiri ] Aku duluan
Shin Ryujin
[ Ikut berdiri ]
Choi Beomgyu
[ Menarik tas lalu pergi ]
Choi Beomgyu
[ Tertunduk menggoyang-goyangi kaki kanan karena cemas ]
Roh Jeong Eui
[ Senyum ] Oo' itu Beomgyu-
Choi Soobin
[ Menahan lengan Jeong Eui ]
Roh Jeong Eui
[ Berbalik menatap Soobin bingung ]
Choi Soobin
[ Mengkode Jeong Eui untuk tetap diam tidak bersuara ]
Choi Beomgyu
[ Meneteskan air mata ]
Choi Kap Soo
[ 𝐁𝐚𝐭𝐮𝐤 ] 𝐉𝐚𝐧𝐭𝐮𝐧𝐠 𝐚𝐲𝐚𝐡 𝐦𝐮𝐥𝐚𝐢 𝐬𝐞𝐝𝐢𝐤𝐢𝐭 𝐬𝐞𝐬𝐚𝐤. 𝐇𝐚𝐬𝐢𝐥 𝐂𝐓 𝐧𝐨𝐫𝐦𝐚𝐥 𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐫𝐚𝐬𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚
Choi Jiwon
𝐀𝐥𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐩𝐨𝐬𝐢𝐬𝐢, 𝐡𝐚𝐫𝐭𝐚 𝐰𝐚𝐫𝐢𝐬𝐚𝐧, 𝐚𝐲𝐚𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐮𝐫𝐚-𝐩𝐮𝐫𝐚 𝐬𝐚𝐤𝐢𝐭, 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐝𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐩𝐚𝐧
Choi Jiwon
𝐈𝐧𝐢 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐢𝐧 𝐤𝐡𝐚𝐰𝐚𝐭𝐢𝐫. 𝐊𝐚𝐦𝐮 𝐛𝐢𝐚𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐢𝐧 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐝𝐢𝐚𝐦𝐤𝐚𝐧
Choi Beomgyu
[ Cemas ] Hh...
Shin Ryujin
[ 𝐌𝐞𝐥𝐢𝐡𝐚𝐭 𝐩𝐞𝐫𝐛𝐚𝐧, 𝐬𝐮𝐬𝐮 𝐝𝐚𝐧 𝐫𝐨𝐭𝐢 𝐝𝐢 𝐝𝐞𝐩𝐚𝐧 𝐩𝐢𝐧𝐭𝐮 𝐫𝐮𝐦𝐚𝐡 ]
Choi Beomgyu
[ 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐞𝐦𝐛𝐮𝐧𝐲𝐢 𝐝𝐢 𝐩𝐨𝐡𝐨𝐧 ]
Shin Ryujin
[ Memainkan pena ] Satu kali pertemuan, ketidaksengajaan. Dua kali tatap muka, biasanya kebetulan. Tiga kali berjumpa, artinya takdir...
Shin Ryujin
Membangun keluarga dengan pria yang tidak siap. Ayo bertaruh, bentuk takdir yang seperti apa yang harus kuhadapi
Choi Beomgyu
[ Menghela nafas ]
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!