NovelToon NovelToon

Embrace The Journey

ASKARA PRADIPTA

Askara Pradipta, ya siapa yang tidak akan jatuh cinta pada sosok pria seperti dia. Dia pria yang baik, keturunan dari keluarga terhormat. Ayah nya adalah seorang ahli bedah di rumah sakit ternama di daerah Bandung. Ibunya adalah seorang Desainer yang butik nya sudah lumayan terkenal.

Soal wajah? Jangan khawatir dia memiliki tampang yang di atas rata rata. Karir yang bagus di usia yang masih muda. Pintar? Oh tentu saja dia lulusan terbaik di Universitas ternama di Yogyakarta lulus dengan predikat cumlaude. Melanjutkan S2 nya di UNS ( Universitas Nasional Singapura) yah tentu saja dia juga lulus dengan hasil yang memuaskan.

Mapan secara material! Oh ayolah, wanita mana yang tidak akan tertarik kepadanya?. Wajar saja bukan, kalau dia termasuk dalam kriteria pria yang di idam-idamkan oleh sebagian besar kalangan wanita . Termasuk diriku! Ya, aku tidak akan menyangkal nya, bahwa dia termasuk dalam kategori pria idaman ku. Tapi itu hanya rahasia ku, catat RAHASIAKU saja!.

Kami sudah saling mengenal sedari kecil. Sekolah dari SD,SMP, hingga SMK di satu sekolah yang Membuat ku cukup sangat mengenal nya. Dia murid yang pintar, bisa di bilang kami bersaing di akademi.

Orang tua ku maksud nya orang tua kami adalah teman dekat kami pun juga bertetangga. Dia dan keluarga nya adalah seorang pindahan. Aku masih ingat awal pertama kami bertemu saat dia pindah di sebelah rumah ku . Kami saling mengenal kan diri kami, sejak saat itu aku dan dia menjadi sangat dekat. Jadi seperti itulah cara aku mengenalnya.

Tapi ketika menyangkut masalah perasaan aku sadar bahwa untuk bersama nya aku bukanlah wanita yang sepadan dengan nya. Ayah ku hanya pemilik rumah makan di daerah Dago. Sedang kan ibu ku hanya bekerja di toko oleh oleh khas Bandung milik nya. Sekarang mengerti kan kenapa perasaan ini rahasia untuk ku. Karena aku sadar bahwa aku dan dia bagaikan langit dan bumi. Dari garis keturunanpun aku tak sepadan dengan nya.

Perkenalkan namaku Cahyaka Chandrarini. Aku putri sulung dari 2 bersaudara . Adikku laki laki sekarang sedang duduk di bangku sekolah menengah akhir .Ibu ku berasal dari Solo sedangkan ayah ku adalah asli dari Bandung. Setelah lulus kuliah aku memutuskan untuk bekerja. Sekarang aku bekerja di salah satu Bank milik pemerintah di daerah Jakarta Pusat. Aku menduduki jabatan sebagai kepala cabang di Bank tersebut. Untuk menjadi kepala cabang menurut ku tidak lah mudah , Aku baru mendapatkan jabatan ini beberapa bulan yang lalu . Di Jakarta aku tinggal di sebuah kostan yang terletak di jalan DR. Abdul Rahman Saleh No.31 Jakarta Pusat. Tapi menurut ku tinggal di sini sangat nyaman. Disini fasilitas lumayan lengkap meski aku harus merogoh kocek yang lumayan dari kostan yang lain, tipe kamar yang ku tempati adalah tipe studio, kamar ku terletak di lantai dua, peraturan disini tidak terlalu ketat hanya saja tamu menginap wajib lapor kepada pemilik kostan.

Kerjaan ku hari ini lumayan banyak. Sampai aku harus lembur.Hari sudah lumayan larut ketika aku baru saja sampai di Kostan. Rasanya nyaman sekali rebahan sepulang bekerja. Ku pejamkan mata ku sejenak. Tapi rupanya aku benar benar terlelap. Aku tidak tahu aku sudah terlelap berapa lama, aku di bangunkan oleh dering ponsel ku yang berbunyi cukup lama. Ku lihat ponsel ku ternyata sudah 3 panggilan tak terjawab dari mamah. Ku putuskan untuk menelvon balik ke mamah.

"Assalamualaikum mah"

"Wa'alaikum salam, baru pulang kerja?"

"iya mah, ini baru sampai ketiduran bentar tadi, mamah sama ayah apa kabar?"

"Alhamdulillah baik ay, kamu disitu apa kabar?"

"Aya Alhamdulillah baik kok mah, maaf ya mah Aya belum bisa pulang, udah lama kan Aya gak pulang, maaf banget ya mah kerjaan Aya emang lagi padet banget"

Aku merasa bersalah kepada mamah dan ayah karena belum bisa pulang beberapa bulan ini. Semenjak naik jabatan mungkin sudah hampir 6 bulan aku tidak ke Bandung.

"Iya gak apa apa mamah sama ayah ngerti kok, tapi kalau bulan ini Aya bisa ambil cuti pulang ke Bandung gak?"

"Memang ada hal penting apa mah, sampai Aya harus pulang ke Bandung bulan ini?"

"Bude mu Minggu kemarin kemari, katanya Radit mau nikah, jadi kita di undang ke acaranya bude mu, kalau Aya gak bisa hadir kasian bude , inikan juga termasuk acara keluarga ay, jarang banget kan bisa ngumpul lengkap "

"Memang acaranya kapan mah?"

"Untuk acaranya tanggal 14 ini ay"

Ku ambil kalender di laci samping tempat tidur ku ku lihat tanggal yang di maksud oleh mamah, ternyata tanggal 14 adalah hari kamis, aku bisa pulang tanggal 13 seusai bekerja.

"Ya sudah mah Aya usahakan untuk pulang di tanggal 13 tapi mungkin Aya sampai di Bandung agak malam soalnya Aya harus selesaikan dulu pekerjaan Aya sebelum cuti mah"

"Ya sudah tidak apa apa, kamu baik baik di situ, jaga kesehatan ay jangan lupa, mamah tutup dulu telvonnya ya?"

"iya mah Assalamualaikum "

"Wa'alaikum salam "

Membayangkan aku harus ke Bandung. Pikiran ku langsung tertuju kepada nya. Kepada seseorang yang nama nya selalu tersimpan di hati ku. Rindu? Ya, rasa nya sudah sangat lama aku tak melihat nya secara langsung. Sudah berapa purnama yang kulewatkan tanpa pernah melihat wajah nya. Meski beberapa kali kita terkait dalam obrolan di grup pertemanan alumni sekolah atau hanya sekedar berkabar melalui obrolan pribadi. Tapi kalau di ingat ingat terakhir saling memberi kabar entah kapan aku sudah lupa, tapi itu sungguh sudah sangat lama sekali. Aku sangat penasaran sekali bagaimana dia sekarang, apakah masih sama atau mungkin sudah ada yang berbeda?. Membayang kan saja rasa nya membuat otak ku terasa penuh, Ku ingat kembali segala tentang nya dahulu. Mungkin kah dia masih mengingat ku? Seperti aku yang selalu mengingat nya. Setelah hampir lama tak pernah ada kabar di antara aku dan dia, masih kah kau ingat segala tentang ku?. Aku berharap kau masih mengingat ku, mengingat segala tentang kita dahulu. Sedang apa kau disana sekarang, aku beberapa kali ingin mencoba menghubungi mu terlebih dahulu tapi apalah dayaku, aku terlalu malu untuk memberi kabar terlebih dahulu. Aku penasaran bagaimana reaksi mu ketika pertama kali bertemu dengan ku setelah sekian lama kita tidak pernah bertemu. Askara Pradipta, Aku harap kau tak melupakan kenangan kita bersama dahulu, ku harap kau juga baik baik saja disana.

Pulang

Aku di sibukkan oleh rutinitas ku sehari-hari mulai dari bekerja dan lain sebagai nya. Tak terasa hari ini aku akan pulang ke Bandung, setelah mamah menelvon ku malam itu esok harinya aku langsung mengajukan cuti selama dua hari, cukup bagiku karena Sabtu dan Minggu aku tidak bekerja. Jadi hari Minggu aku sudah bisa kembali ke Jakarta dan bisa memulai bekerja pada hari Senin. Aku biasa berada di rooftop saat jam istirahat, makan dan minum sambil menikmati pemandangan dari atas terasa sangat menyenangkan bagi ku. Disini adalah tempat favorit ku saat jam istirahat tiba. Selesai bekerja aku langsung pulang ke kostan ku barang barang ku sudah aku packing dari semalam. Tiba di kost aku langsung membersihkan diriku dan bersiap siap untuk ke stasiun kereta api.

Dan di sinilah aku berada sekarang di stasiun kereta Gambir. Kereta ku akan berangkat pada pukul 18:57. Ya aku memutuskan untuk pulang ke Bandung menggunakan kereta api bukan Busway, ternyata lelah bekerja seharian membuat ku tidak ingin terlalu berdesak dengan banyak orang. Kereta ku ternyata sudah tiba Bandung, Aku turun dari kereta dan melangkahkan kaki ke arah peron, Aku duduk di bangku ku lihat jam di tangan ku, rupanya aku tiba di Bandung jam 21:18. Ku buka ponsel ku tidak ingin merepotkan ayah untuk bisa menjemput ku di stasiun, aku berinisiatif untuk memesan grab untuk pulang ke rumah. Namun rupanya aku mendengar suara yang tak asing seperti sedang memanggil ku.

"Teteh".

Ku cari sumber suara itu. Rupanya Eza yang memanggil ku. Ku hampiri ia yang terus melambaikan tangan nya ke arah ku.

"Kamu udah dari tadi nunggu teteh?"

"Enggak Ade baru ada 15 menittan di sini, sini koper nya biar Ade bantu bawa"

Eza menyambar koper ku untuk ia bawa.

"Terimakasih dee, tapi biar teteh bawa sendiri aja"

"Sudah gak apa apa biar Ade aja yang bawa"

"Kamu tau kalau teteh pulang ke Bandung?"

" Iya tau dong, Ayah udah wanti wanti Ade dari tadi pagi ( Eza tolong jangan lupa ya jemput teteh di stasiun kata teteh keretanya berangkat jam 18:57 kamu sebelum teteh tiba sudah harus standby di sana, teteh mungkin sampai di sini sekitar jam sembilan jadi kamu sudah harus standby ya?) "

Eza menirukan gaya bicara ayah yang menyuruh nya untuk menjemput ku di stasiun. Aku tertawa melihatnya.

"sekolah gimana?"

"Alhamdulillah lancar, Ade juga udah mulai simulasi buat ujian Nasional "

"Kamu jadi mau lanjut kuliah di mana?"

"Jogja"

Aku kaget bukan kah sebelumnya Eza mengatakan bahwa ia ingin masuk di UI ( Universitas Indonesia).

"Jogja? Bukan kamu bilang ingin melanjutkan kuliah di UI?"

" Awalnya ia, tapi setelah survei dengan alumninya langsung Ade jadi tertarik ke Jogja teh, Ade juga udah izin sama ayah dan mamah dan mereka setuju aja Ade lanjut ke Jogja. Ade tertarik buat ambil jurusan hukum seperti mas Aska, hebat dia sekarang udah buka firma hukum sendiri. Ade sudah ada gambaran buat lanjutin jejaknya mas Aska"

Jantung ku seperti berhenti berdetak untuk sekian detik ketika Eza menyebutkan namanya. Nama seseorang yang membuat jantung ku berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Ya sudah, belajar yang giat apa yang kamu impikan harus bisa tercapai "

"Iya Ade ngerti"

Sampai di parkiran rupanya Eza menjemput ku menggunakan mobil.

" Ade udah bisa bawa mobil?"

"Udah, Ade juga sesekali bawa mobil kalau ada urusan mendesak"

"Benar nih?, kok teteh agak takut ya dee, sini biar teteh aja yang nyetir"

"Udah gak apa apa biar Ade aja yang nyetir, kalau Ade gak bisa mana mungkin ayah nyuruh Ade jemput teteh, teteh istirahat aja, pasti capek kan habis pulang kerja langsung ke Bandung, percaya aja sama Ade"

Aku masih agak ragu dengan Eza yang sudah bisa menyetir, tapi melihatnya meyakinkanku bahwa ia sudah bisa mengendarai mobil ku putuskan untuk percaya kepada.

"Ya sudah, tapi hati hati ya dee". Eza hanya tersenyum kepada ku.

Kamipun memasuki mobil. Ternyata benar Eza sudah pandai menyetir mobil Aku sudah berada di depan rumah, rupanya ayah dan mamah menungguku di teras. Ku lihat wajah mereka seperti sangat bahagia menyambut kepulangan ku. Sudah berapa lama aku tidak pulang ke rumah? Sehingga mereka sangat antusias dengan kepulangan ku kali ini.

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikum salam, Alhamdulillah udah sampai di rumah "

Ku jambat tangan ke dua orang tua ku, ku peluk mereka satu persatu.

Ku langkahkan kaki ke dalam rumah setelah memeluk mereka berdua. Eza membantu ku membawakan koper dan tas ku ke dalam kamar.

"Ayo makan malam dulu, ayah dan mamah masak makanan kesukaan kamu"

Ku hampiri meja makan yang sudah tersaji banyak hidangan dan tak lupa juga ada makanan favorit ku. Ayah dan mamah rupanya masih ingat kesukaan ku. Ku ambil piring dan mengisinya dengan secukupnya. Belum selesai kami makan seperti ada tamu yang datang. Aku tak peduli siapa yang datang ku lanjutkan makanku yang sempat tertunda.

"Biar Eza aja yang buka pintu". Eza pergi membukakan pintu.

"Siapa yang datang dee?" Mamah bertanya kepada Eza yang berada di depan.

"Mas Aska mah"

Tiba tiba aku terdiam seperti boneka hidup, kenapa dia datang ke rumah?, ahh bukankah sudah biasa dia kemari kenapa aku malah seperti orang yang kebingungan.

"Ajak mas Aska nya makan malam dulu za" Perintah mamah ku ke Eza.

"Iya mah, ayo mas makan malam dulu disini , mamah udah manggil tuh, ini bukunya Eza ambil ya terima kasih"

"Ade buruan ke sini, ajak mas Aska nya juga"

"Iya mah , ayo mas"

"Duh padahal aku baru aja habis makan malam za"

"udah gak apa apa mamah nanti manggil lagi "

Kenapa tiba tiba ruangan ingin seperti sunyi sekali. Sehingga langkah kakinya terasa sangat jelas di telingaku.

"Permisi om , Tante"

"Ayo duduk dulu ska, Tante ambilkan piring dulu buat kamu"

"Terimakasih Tante, Wahh ada tamu rupanya ya?" Dia melihat ke arahku, ku palingkan wajahku menghadap kepadanya.

"Oh tamu Agung yang datang rupanya om? Orang jakardah masih ingat pulang juga ya om?" Dia mengejekku di depan keluarga ku, itu sudah bukan hal asing bagi kami, sudah lumrah. Ayah malah tertawa dengan kelakarannya.

"Bisa aja kamu ini"

"Ini piringnya ska, silahkan" Mamah menyodorkan sebuah piring kepadanya.

" Terimakasih Tante"

Dia melihat ke arahku dan tersenyum, aku hanya melototkan mataku kepadanya, dia malah tertawa tanpa suara.

"Kapan sampai disini?"

"Barusan"

"Pulang pakai apa tadi?"

"kereta" Dia hanya menganggukkan kepalanya.

"Gimana kabar kamu?"

"Seperti yang kamu lihat, aku baik baik aja, kamu sendiri?"

"Ya lumayan". Tiba tiba ayah menyela percakapan kami.

"Habiskan dulu makannya nanti baru di lanjutkan ngobrolnya".

Kulanjutkan makan malam ku. selesai makan malam dia mengajakku ke taman depan kompleks.

Rapuh

Kami berada di taman depan kompleks, tempat di mana kami dulu bermain. Malam ini terasa begitu sunyi hanya ada aku dan dia. Ku langkahkan kakiku menuju sebuah ayunan, ku naiki ayunan tersebut, rupanya dia melakukan hal yang sama seperti ku.

"Kamu lama gak ada kabar?"

Dia memulai percakapan terlebih dahulu. Rupanya bukan hanya aku yang mengharapkan sebuah kabar, ternyata diapun sama. *Bolehkah aku merasa senang kali ini*?.

"Aku terlalu sibuk dengan pekerjaan ku, kadang kerjaan di kantor belum beres aku bawa pulang. Untuk ngasih kabar keluarga setiap hari itu belum tentu bisa juga".

Ya pekerjaan ku seperti itu aku tidak berbohong, ku kira menjadi kepala cabang Bank itu mudah, ternyata hayalan ku tak sesuai dengan ekspektasi yang ku harapkan. ku lihat dia malah tersenyum oh tidak lebih tepatnya seperti menyeringai.

"Ternyata ibu kepala cabang satu ini terlalu sibuk rupanya!, aku kira kau memang tak ingin menghubungiku lagi?"

"Tidak, aku memang terkadang tidak sempat untuk memegang ponselku"

Dia hanya menghela nafasnya.

"Sampai kapan di Bandung?"

"Minggu harus udah balik ke Jakarta"

"Minggu ini?"

Aku hanya menganggukkan kepalaku, karena aku yakin dia sudah mengerti yang ku maksudkan.

"Kebetulan sekali Minggu ini aku harus ke Jakarta, ada klien di sana, gimana kalau ke Jakarta nya bareng aku aja?, lumayan kan ada teman ngobrol juga di perjalanan "

"Apa aku gak ngerepotin kamu?"

"Ya enggaklah, kamu ini ada ada saja, seperti kita baru kenal saja"

"Baiklah kalau begitu, oh iya aku denger dari Eza kamu udah buka firma hukum sendiri?"

"Ya baru beberapa bulan saja, tapi lumayan lah sudah ada beberapa klien yang sudah percaya pakai jasa hukum dari firma aku"

Kami bernostalgia malam ini tentang semua yang pernah kami lewati dan juga teman teman dahulu.

"Kamu ingat sama Arya?"

"Arya?" . Ku ingat ingat kembali tentang nama yang dia sebutkan tadi tapi ternyata lumayan lama juga aku mengingatnya.

"Lupa rupanya"

Aku hanya meringis kepadanya.

"Arya yang selalu satu kelas dengan kita, yang ke mana mana selalu bareng aku orang yang agak tinggi sedikit lah dari aku, mantan vokalis band sekolah"

Aku ingat sekarang rupanya Arya itu yang dia maksud.

"Sudah ingat?"

"Ya sedikit ingat tentang nya"

"Dia juga ada di Jakarta sekarang, Sering Jadi Dosen tamu Di UI ( Universitas Indonesia), Dia juga sering tanya kabar kamu ke aku"

Aku tak cukup akrab dengannya tapi kenapa dia sering bertanya tentang ku ke Aska.

"Dia beberapa kali tanya, kamu udah punya pasangan, kabar kamu gimana, aku rasa dia suka sama kamu"

"Lalu kamu jawab apa?"

"Ya aku jawab kalau kamu sekarang juga di Jakarta, udah lama juga gak pernah kontekan sama kamu, jadi aku gak tau kamu udah punya pasangan atau enggak, ku kasih aja Ig kamu ke dia, biar dia stalking sendiri"

Kulihat jam tanganku rupanya sudah agak larut malam.

"Kita pulang yuk ska, udah malam ini"

"Eh bentar, Hampir aja aku lupa"

Ternyata dia sedang mengambil sesuatu di dalam saku jasnya.

"Untung saja aku bawa ini tadi, ini untukmu"

Dia memberi ku sebuah undangan, siapa yang akan menikah? Apakah salah satu teman kami? . Kubuka surat undangan itu. Ternyata tertulis sebuah namanya dan seorang nama wanita, oh ayolah hati, ku mohon tolong lah untuk berkompromi sebentar dengan mata dan otak. Agar aku bisa berfikir jernih dan tidak melakukan hal hal yang tidak seharusnya terjadi.

"Jangan lupa hadir ya"

Kulihat senyum di wajahnya.

"Ini undangan pernikahan?"

Kenapa pula aku bertanya seperti itu kepadanya, padahal sudah jelas bahwa dia memberi ku sebuah undangan pernikahan.

Dia malah tertawa.

"Ya itu undangan pernikahan ku , aku harap kamu bisa hadir, ini momen berharga dan hari bahagia ku, aku ingin kamu ada di momen penting hidupku"

Kulihat dia, sepertinya dia sangat bahagia. Terlihat dari raut wajah dan senyumnya yang tak pernah lepas ketika membahas pernikahannya. Tapi bagaimana dengan diriku?. Untunglah dia tak tahu tentang perasaan yang ku miliki terhadap nya. Mungkin ini memang sudah jalan takdirnya, aku dan dia memang tak di takdir kan bersama. Aku harus kalah sebelum perang di mulai. Ini lebih baik untuk ku, karena dia tidak tahu bahwa aku menyukainya. Semoga kamu benar benar bersama orang yang tepat. Semoga kamu bahagia selalu. Mungkin inilah saatnya aku harus mengubur perasaan ku .

"Aku usahakan untuk datang"

"Harus, aku tidak bisa menerima alasan apapun darimu"

"Apakah kamu bahagia bersamanya?"

Dia tertawa

"Pertanyaan macam apa itu, tentu saja aku bahagia, ada ada saja kau ini"

"Kamu mencintainya?"

"Oh ayolah, kenapa bertanya seperti itu? Bagaimana bisa aku tidak mencintainya sedangkan hubunganku dengannya sudah berada di jenjang yang serius"

Kutarik nafasku dalam dalam dan ku hembuskan perlahan. Terasa berat rasanya. Malam ini aku benar benar **RAPUH**.

"Aku lega mendengarnya, aku turut bahagia untukmu. Selamat, semoga lancar sampai hari pernikahan tiba"

Ya, aku tak berbohong atas ucapanku. Aku berharap dia benar benar bahagia. Semoga ini adalah jalan yang terbaik untuk kami. Aku yakin seiring waktu berjalan aku akan baik baik saja.

"Bagaimana denganmu?"

"Bagaimana apanya?"

"Ahh, kau ini masih bertanya? Maksudku apa sudah memiliki dambaan hati atau sudah ada yang memiliki?"

Aku hanya tersenyum.

"Wah, kalau di lihat dari senyumnya sepertinya gak baik baik aja nih?"

"Sok tahu"

"Ayolah aku masih hafal dengan sesuatu yang berkaitan denganmu, gestur tubuh yang kamu keluarkan pun aku masih paham."

Dia bisa faham terhadap ku rupanya, tapi kenapa dia tidak bisa menyadari perasaanku terhadap nya.

"Lalu apa kau tahu apa yang ku rasakan?"

"Ya, kalau dilihat sepertinya kamu sedang patah hati, apa aku benar?"

"(tersenyum) ya kau benar"

"Lihat aku benar bukan? Mau bercerita kepadaku? aku jamin rahasiamu akan aman"

"Aku menyukai seseorang "

"Lalu?"

"Mungkin dia tidak menyukai ku "

"Bagaimana bisa kamu menyimpulkan seperti itu?"

"Ya karena dia tidak pernah menatapku dengan pandangan seseorang yang sedang jatuh cinta"

"Laki laki itu tidak beruntung rupanya"

Aku hanya tersenyum mendengar penuturannya, dia tidak tahu saja bahwa laki laki yang katanya tidak beruntung itu adalah dirinya sendiri.

"Kamu akan mendapatkan laki laki yang lebih baik dari dia, aku yakin itu. Jadi jangan terlalu berlarut-larut dalam kesedihan. Kamu harus bahagia, lupakan apa yang membuatmu sakit, kamu harus berani melepaskan sesuatu yang membuatmu sakit"

"Sudah malam ayo kita pulang "

Ku telusuri jalan di taman bersamanya.

"Kamu udah lama kenal dia?"

"Maksud kamu calon istriku?"

Aku hanya menganggukkan kepalaku.

"Kami kenal waktu di Singapura, aku sebagai mahasiswa tingkat akhir dan dia juniorku beda fakultas"

Rupanya tak terasa kami sudah sampai di depan rumah.

"Aku masuk dulu"

"Baiklah, sampai jumpa besok. Selamat malam"

Aku masuk ke dalam rumah tak lupa ku kunci pintu. Ku langkahkan kakiku menuju kamarku. Kamarku tidak jauh berbeda dari sebelumnya. Kubuka jendela kamarku, kutatap jendela di sebrang kamarku. Jendela kamar kami bersebelahan, dulu kalau aku perlu sesuatu cukup kulemparkan sesuatu ke jendela kamarnya dan diapun langsung membuka jendela kamarnya. Indahnya masa itu. *Oh Tuhan, sanggupkah aku hadir di pernikahannya?, tak bisa kubayangkan bagaimana dengan hatiku saat melihatnya di pelaminan pasti hancur berkeping keping*.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!