Suara tawa dengan wajah menggemaskan itu tak henti-hentinya terdengar dari dalam kediaman mereka sampai memasuki mobil dengan harga fantastis itu. Terlihat seorang pria dengan pakaian santai yang tidak mengurangi ketampanan nya bersiap menggendong sang buah hati.
"Sini sayang, sekarang dengan papa ya." Tangan gembul itu menepuk-nepuk pipi papa nya.
"Aku akan ambil stroller nya dulu." Jelas suara lembut itu.
"Iya. Ah ya sayang, sekalian dompet ku." Wanita itu menggeleng kecil dengan senyuman manis nya.
"Kebiasaan.." lanjutnya kembali dengan memasuki rumahnya.
"Papa...." celoteh si mungil dalam pangkuannya.
"Iya princess papa. Tidak sabar untuk pergi ya? Kita liburan ya, princess papa akan suka." Senyuman manis itu semakin melebar membuat pipi gembul nya ikut bereaksi dan membuat pria itu gemas bukan main.
"Ekhhee." Setiap kecupan yang didapatkan nya dari sang papa, anak perempuan cantik itu tertawa lebar.
"Mama kembali."
"Ma..ma.."
"Sini sama Mama sayang. Karena kita akan berangkat." Dengan rentangan tangannya, dia bersiap masuk ke dekapan hangat sang Mama.
"Sudah semua?" Tanya suaminya.
"Iya, kita berangkat." Mobil hitam itu langsung meninggalkan halaman kediaman berkonsep modern itu.
"Kita lewat tol?" Wanita itu menggeleng.
"Jangan, kita lewat jalan biasanya saja. Lagipula kita tidak buru-buru kan? Kita menikmati perjalanan, kalau lewat tol tidak ada pemandangan selain kendaraan. Lebih bagus kita lewat jalan dengan pemandangan laut saja ya? Jasmine pasti menyukainya, udara juga lebih bagus untuk nya."
"Baiklah, kita lewat sana." Keluarga kecil itu menikmati perjalanan mereka, sebuah jalan yang terbentang dengan pemandangan laut yang indah. Jalanan ini cukup lebar untuk kendaraan yang lewat. Meskipun tidak sebanyak di tol, tetap saja ada beberapa kendaraan yang lewat.
"Lihat, Jasmine suka." Ucapan istrinya membuat pria itu menoleh sejenak, terlihat putrinya menatap lekat ke arah laut yang mereka lewati.
"Sebentar lagi ulang tahun Jasmine kan?"
"Iya, bagaimana kalau kita lakukan pesta dengan konsep outdoor?"
"Itu bagus. Apalagi dengan teman garden dan fairy tale, pasti Jasmine kita sangat cantik."
"Tentu saja papa." Sang anak yang dibicarakan tampak lebih fokus pada pemandangan. Sesekali keluarga kecil itu tertawa dengan pembicaraan mereka.
Tapi ditengah perjalanan mereka, jalan yang tidak ramai itu, sebuah mobil dari jalur lain tampak bergerak tidak beraturan. Suara klakson tampak terdengar, membuat pria itu menoleh pada spion.
"Tidak ada mobil dibelakang." Ujarnya.
"Al!" Teriakkan itu membuat pria itu langsung kembali fokus ke depan. Betapa terkejutnya dia ketika melihat sebuah mobil dengan kecepatan tinggi melaju ke arah mobil mereka. Berusaha menghindar tapi tabrakan itu tak terelakkan dan suara dentuman keras terdengar.
Dengan pandangan yang kabur, manik itu melihat sang suami dan putri kecilnya dengan cairan merah yang mengalir. Rasa sakit ditubuhnya membuat nya tidak dapat bergerak, hanya matanya yang bicara. Lidahnya terasa kelu dan bibirnya terasa berat, air matanya mengalir seiring dengan asap yang mengepul dan suara orang-orang disekitarnya.
"Panggil ambulance! Polisi!"
*****************
"Kau sudah sadar nyonya?" Pertanyaan itu membuat mata itu langsung terbuka, dia melihat sekeliling nya, dimana saat ini ia berada di rumah sakit.
"Dimana suami ku? Jasmine! Dimana? Mereka baik-baik saja kan?" Tanya nya pada perawat itu.
"Apa yang nyonya katakan? Aku akan panggilkan dokter." Jelasnya.
"Dimana Al? Putriku? Mereka baik-baik saja kan?" Dia masih bertanya-tanya dan bergerak gelisah di ranjang rumah sakit nya.
Tapi tunggu.... kenapa kakinya terasa sulit untuk bergerak? Dia menatap ke bawah dan terlihat kakinya dibaluri dengan sebuah penutup bewarna putih gading.
"Gips? Kakiku cedera?" Ujarnya.
"Itu dokter. Nyonya Shazia sudah sadar." Terlihat dokter masuk dengan perawat tadi.
"Syukurlah nyonya sudah sadar. Bagaimana perasaan nyonya? Apa ada bagian lain yang sakit?" Tanya dokter.
"Tidak, tapi kakiku...."
"Iya, itu karena nyonya terjatuh dari balkon. Jadi kaki nyonya mengalami cedera ringan. Untung saja balkon nya tidak terlalu tinggi."
"Jatuh? Balkon?" Ujarnya dengan bingung, dia mengalami kecelakaan hebat, tapi apa ini....
"Nyonya, nyonya Shazia."
"Shazia? Siapa Shazia?" Tanyanya.
"Nyonya. Tentu saja nyonya. Apa ada masalah nyonya Shazia?" Seiring dengan kebingungan itu, pintu kembali terbuka, menampilkan seorang pria dengan wanita yang ikut di belakang nya.
"Kak Shazia, syukurlah! Kakak sudah sadar!" Melihat kedua orang itu, seketika kepalanya dihantam ingatan.
Bersambung.......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak 🥰🙏
'Apa ini?'
'Makan saja! Kenapa mengeluh! Aku kan sudah bilang, tapi kau terus memaksa!'
'Kau istriku! Sudah seharusnya ini memang kewajiban mu.'
'Aku ini model! Bukan pelayan! Kita sudah sepakat bukan? Jadi jangan menuntut ku!'
'Shazia!'
'Siapa dia?'
'Sepupu jauh ku. Dia kebetulan mencari kerja, dia hebat memasak. Jadi daripada memperkejakan orang lain, lebih orang yang dikenal bukan?'
'Jadi dia yang akan memasak dan melayani kebutuhan kita.'
'Ya, aku akan segera kesana. Jadwal pemotretan ku tetap sama. Baiklah..... Aghhh!'
Tangan itu masih memegang kepalanya yang terasa sakit, ingatan demi ingatan memenuhi kepalanya. "Nyonya, nyonya Shazia!"
"Kakak!" Diantara suara-suara itu, Shazia mengangkat wajahnya. Matanya melihat sosok pria yang hanya menatap dirinya dengan datar. Tidak ada raut kekhawatiran di sana.
'Astaga... Apa yang terjadi? Kenapa aku bisa berada di tubuh ini? Tubuh yang tidak diinginkan karena ulahnya sendiri.' batin Queen yang berada di tubuh Shazia.
'Dan lihatlah wanita ini. Dia memainkan perannya dengan baik.'
"Kakak!"
"Aku tidak apa." Ucap Shazia sambil menjauhkan dirinya dari jangkauan tangan wanita berbisa itu.
"Ah ya kak."
"Berapa lama pemulihan kaki ku dok?" Tanya Shazia, meskipun sulit diterima akal sehat. Tapi tubuh ini adalah aset bagi Shazia terutama mencari keberadaan suami dan putrinya.
"Kenapa? Kau sudah tidak sabar untuk pemotretan kembali?" Ujarnya dengan suara tak bersahabat dan tatapan dingin nya.
"Terimakasih atas perhatian nya suamiku. Tapi, bukan itu. Aku hanya tidak mau berlama-lama di kursi roda." Jawaban Shazia tentu membuat keduanya kaget.
"Kak Shazia maksud kak Dominic...."
"Kapan aku pulang kan? Aku akan pulang. Dokter aku sudah bisa pulang hari ini kan?" Lagi-lagi keduanya terkejut.
"Tentu nyonya. Penyembuhan nyonya paling lama sebulan."
"Baguslah! Itu bagus sekali."
"Kau dengar suami ku? Aku akan pulang. Kau pasti merindukan ku kan? Aku haus...." Jelasnya kembali.
"Aku akan ambilkan....."
"Tidak! Jangan! Ada suami ku. Lagipula air di dekat nya. Tidak perlu orang lain, jika ada suami ku. Suamiku... Tolong ambilkan aku air." Shazia menyentuh lembut tangan itu membuat sang pemilik tersentak.
'Benar dugaan ku. Wanita ini tidak ada manja-manja nya. Hanya menyebalkan dan membuat naik darah.'
"Terimakasih suamiku." Pria bernama Dominic itu tidak memberikan reaksi apapun. Dia hanya mengambilkan air yang diterima oleh istrinya dengan wajah yang manis dan senyuman merekah itu. Tentu saja dibalik diam nya, ada pertanyaan di benak nya.
'Ada apa dengan nya?'
'Ada apa dengan kak Shazia? Kenapa dia tidak marah-marah atau menuduh ku?'
'Dia tidak tau bukan? Tidak! Dilihat dari reaksi nya, dia tidak tau! Wanita sombong dan glamor sepertinya ini, mana bisa berpikir jernih.'
"Kau kesini. Apa sudah makan suamiku?" sungguh, wanita itu ingin mengeluarkan bola mata nya, mendengar pertanyaan yang tidak pernah terdengar itu.
"Belum." ucapnya singkat, banyak pertanyaan di kepalanya dengan tingkah istrinya.
"Aku juga lapar. Kita makan bersama ya? Bagaimana kalau makan seafood? Di restoran kita pertama kali bertemu. Kau mau kan Dom?" Dengan suara lembut dan tatapan mata hangat nya, Shazia meminta pada Dominic.
"Hmmmm."
"Terimakasih!"
"Kalau begitu, aku akan ambilkan kursi roda untuk kakak."
"Kalau tidak memberatkan mu. Aku tidak mau merepotkan orang lain. Kau sungguh baik." balas Shazia.
"Iya kak."
'Kena kau. Kau pikir aku akan meledak seperti keinginan mu? Tidak akan! Perubahan akan dimulai.... Istri sah akan selalu menjadi pertama, mulai dari sekarang!'
Bersambung......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak 🥰 🙏
Dua pasang roda itu berputar mengikuti jalan yang terbentuk. Terlihat seorang wanita cantik duduk manis dengan kaki nya yang di gips, tapi tertutupi dengan dress floral nya. Yang membuat penampilan nya semakin cantik, bahkan seorang pria yang sedang menunggu didepan mobil itu tampak terlalu sejenak.
Tapi hal itu tak berlangsung lama. Tapi setidaknya hal itu membuat wanita di kursi roda itu tersenyum manis. Tapi tidak dengan sang wanita yang beda dibelakang kursi roda itu.
'Kenapa dia tidak berdandan glamor seperti biasanya. Shit!'
"Ada yang ketinggalan suami ku?" Pria itu menggeleng pelan.
"Kalau begitu, tunggu apalagi. Kenapa masih di sana, apa aku perlu bangun sendiri?" Melihat tidak ada reaksi dari ucapannya, Shazia bersiap bangkit, tapi matanya tak lama bertemu dengan rambut hitam yang langsung berada di hadapannya.
"Jangan buat ulah." Ucapnya dengan sedikit nada tinggi dan wajah kesal. Tapi hal itu tidak membuat Shazia tersinggung atau apapun. Dia justru merasa senang.
'Sangat menyenangkan bermain tarik ulur seperti ini. Lihat, umpan ku dimakan.' Shazia memiringkan kepalanya menatap ke arah wanita yang sudah panas pada tubuh nya. Tentu saja kepanasan karena melihat pria tampan berkulit eksotis itu menggendong Shazia yang langsung ditanggapi cepat oleh Shazia. Sepasang tangan Shazia langsung melingkar di leher Dom dan jangan lupa senyuman manis nya.
"Rania, tolong untuk kursi roda nya ya." Ucap Shazia dengan manis, tapi senyum manis itu tidak membuat wanita bernama Rania itu senang. Meskipun bibirnya tersenyum, tapi hatinya tidak! Tangannya mencengkram pegangan di kursi roda itu.Senyuman manis itu Shazia seolah mengejek dirinya.
"Kenapa tersenyum?" Tanya Dom.
"Karena mu suamiku. Suamiku yang tampan dan kekar....." Bisik Shazia yang membuat Dom memalingkan wajahnya sambil meletakkan Shazia di kursi mobil.
"Pasang sabuk pengaman." Ucap Dom tanpa menoleh pada Shazia. Dia langsung menutup pintu mobil dan menuju bangku kemudi.
"Ternyata menyenangkan juga." Ucap Shazia dengan tersenyum kecil, apalagi setelah melihat reaksi dari Dom.
"Kak Shazia kok disini? Terus aku dimana?" Senyuman Shazia langsung luntur, ketika melihat pintu mobil dibuka menampilkan ulat keket itu dengan wajah polosnya.
"Tentu saja dibelakang. Lagipula suamiku yang mendudukkan ku disini. Benarkan suamiku? Atau aku salah?" Jelas Shazia menoleh pada Dom.
"Iya. Rania segeralah duduk, nanti restauran nya ramai!" Rania yang tidak punya pilihan lain hanya bisa menahan kesal dan menampilkan senyum palsu nya
"Baik kak." Dia menghentakkan kakinya, dia berpikir tidak ada yang melihat, tapi ekor mata Shazia melihat hal itu.
"Ayo kita jalan." Seru Shazia seiring dengan mobil yang mulai bergerak.
Sepanjang perjalanan hanya ada keheningan, hal itu membuat Shazia tidak suka. 'Astaga... Mobil ini terasa seperti mobil ambulan.'
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Dom melihat tingkah sang istri.
"Aku menyalakan musik. Bukankah ini sangat membosankan? Perjalanan kita masih cukup jauh. Atau kau mau kita bicara dan bercinta suami ku?" Sontak saja suara batuk langsung terdengar.
"Kakak bilang apa?" Tanya Rania yang ada dibelakang.
"Bilang apa? Aku bilang bicara dan bercerita. Memang kenapa?" Shazia berujar pura-pura tidak tahu.
"Katakan suamiku, aku bilang bercerita atau bercinta?" Dom berdehem, Shazia yakin kedua orang itu tidak salah dengar. Tapi Shazia sengaja melakukan nya dan tak lama berkilah.
"Nyalakan saja musik nya." Ucap Dom
"Baiklah!" Shazia langsung menyalakan musik dan menggerakkan sedikit badan nya.
"Bad liar!" Lagi dan lagi keduanya terkejut, bukan karena suara jelek Shazia. Tapi nada tinggi yang dinyanyikan oleh Shazia dan juga merdunya suara Shazia.
Bersambung......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak 🥰 🥰 🙏
Jika like tembus 30 author up lagi! Ayok berikan author semangat!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!