Sebenarnya Ruksah sudah merasa menjadi anak yang selalu menderita dari sejak balita.
Bagaimana tidak ibu kandungnya seperti orang gila. Sebab setiap kali ada masalah ibunya selalu saja mengancam ayahnya.
Contohnya saat sang kakek yang menginginkan ibunya menyekolahkan paman- bibinya. Saat itu sang ibu setiap hari marah-marah. Bahkan karena tidak dituruti Ruksah kecilpun sampai dilempari ember dan pisau. Bahkan bekas pisau yang mengenai dirinya masih ada sampai sekarang.
Mami :" Papi pokonya mami mau papi wajib menyekolahkan adik mami."
Papi :" Tapi mi kita gak mungkin kalau harus menyekolahkan adikmu dua sekaligus bisa habis semua hajiku."
Mami :" Papikan janji mau jadi suami yang bertanggungjawab sama mami. Mana janji papi?"
Papi :" Iya tapi saya gak berjanji akan menyekolahkan adikmu."
Mami :" Tapi mereka adikku mereka tanggung jawabku. Pokoknya aku mau papi sekolahkan mereka kalau tidak ....."
Mami Ruksah mengambil ember dan prak mengenai kepala Ruksah . Karena tidak rela anaknya disakiti oleh ibunya, maka ayahnya Ruksah meraih Ruksah dan menyetujui permintaan maminya itu.Hal itu juga sedikit demi sedikit justru terekam didalam otak Ruksah.
Ibunya tidak pernah berpikir bahwa untuk menyekolahkan dua orang anak remaja yg menuju SMP dan SMA itu memerlukan biaya yang tidak sedikit. Sehingga perekonomian keluarganya menjadi morat-marit. Walaupun sang ayah menjadi kepala BUMN tapi kalau uangnya dipakai untuk kebutuhan sekolah paman dan bibinya tentu saja itu justru menjadi bahan pertengkaran juga. Karena perekonomian keluarganya tidak bisa direm lagi, Sang ibu berusaha membantu ayahnya untuk berjualan di pasar. Ceritanya ibunya menjadi wirausaha. Ibunya berangkat subuh- sore sedangkan Ruksah hanya ditinggalkan ibunya berjualan ke pasar. Ia dititipkan dirumah tetangganya seakan-akan ia adalah barang yang tak bernyawa.
Sedangkan paman dan bibinya enak-enakan jajan, kemping dan pacaran. Sang ibu tidak pernah memikirkan masa depan anaknya Ruksah melainkan hanya memikirkan nasib adiknya saja.
Ruksah kecil sering sekali menangis sebab ia kangen pada ibunya. Namun setiap kali ia kangen ,hanya makian dan amarah ibunya yang keluar. Ruksah kecilpun berusaha memahami ibunya bahwa ibunya kelelahan. Ibunya lelah sudah berjualan di pasar.
Ia kadang kelaparan, kadang ngiler dengan teman-temannya yang ingin jajan. Padahal umurnya pada saat itu baru berumur 2,5 tahun.Tidak hanya itu disaat umurnya dua tahun, sang ibu hamil lagi. Ruksahpun merasa dirinya lebih terasingkan oleh kedua orang tuanya yang terlampau sibuk. Selain itu ibunya juga lebih sibuk lagi karena ada adiknya.
Bu Diana adalah tetangga yang mengasuhnya . Ia memiliki tetangga namun tetangganya itu suka menggoda Ruksah namanya Bu Purnama.
Bu Purnama :" Ehhh Ruksah kamu anak siapa?"
Ruksah :" Nama saya Ruksah Annaya anaknya
Pak Badri. Nama ibu saya Viah".
Kemudian Bu purnama sering mengolok-olokannya.
Bu Purnama :" Ihhhh masa? Kalau kamu anak mereka kok kamu sama Bu Diana? Zela adikmu dibawa ibumu kepasar tapi kamu gak pernah ?
Ruksah kecil:" Itu karena ibu sibuk gak bisa jualan bawa dua anak."
Bu Purnama :" Ihhhh masa, Jangan-jangan kamu anak tiri makanya gak dibawa."
Ruksah :" Bukan....Bukan ....Ruksah anak mami tau."
Bu Purnama :" Kok wajahmu putih sementara adikmu hitam ?"
Ruksah :" Benarkan Bu Ruksah anak mami.... bukan anak tiri huk huk hukkk"
Ruksahpun menangis karena sering diolok-olok oleh Bu Pur . Ia selalu ingin bertanya pada ibunya apakah benar dirinya anak tiri. Namun karena kegalakan sang ibu , ia selalu merasa takut.
Ruksah ingat sekali dulu saat ibunya pulang dan ia minta dipeluk, sang ibu malahan menolak pelukannya. Selain itu kalau dia mau makan, Sang ibu selalu saja tiduran. Ibunyapun selalu meminta adiknya itu giliran menjaganya. Namun mereka jarang sekali ingin menjaganya. Mereka hanya bermain saja dengan teman-temannya Maklumlah anak ABG.Alhasil Ruksah kecil sering kesepian karena keluarganya yang tidak memperhatikannya.
Suatu ketika saat Ruksah berumur 5 tahun, ibunya sedang pusing memikirkan adiknya yang laki-laki yang bernama Fajri yang merengek ingin masuk SMK favoritnya. Namun karena ayahnya Ruksah juga sedang pusing soal pekerjaannya jadi tidak mendengarkan keluh kesah sang istri.
Maminya itupun marah - marah saat Ruksah ingin minta pergi ke kebun binatang seperti Marni temannya anak Bu Diana .
Saat itu, bukannya memberikan pengertian pada Ruksah kecil, ibunya malahan memakinya.
Ruksah :" Mami, mami, mami.... Ruksah mau pergi liat onyettt di kebun binatang."
mami:"Ruksah mami lagi pusing."
Ruksah :" huhuuu huuuu huuuu mami mau liat monyet."
Mami :" Ehhhh ni anak dibilang gak bisa ya gak bisa .... dasar anak monyet sana pergi liat tuh monyet."
Ruksahpun berlari ke kamarnya dan menangis sendirian di kamarnya.
Mengapa mami tak sayang Ruksah , Ruksah selalu saja bikin mami marah . Padahal apa kesalahan Ruksah . Ruksah hanya mau main sama mami ,papi dan juga dedek. Batinnya
Sang ibu bukannya memahami isi hati anaknya itu, malahan memakinya. Ibunyapun ketika datang ayahnya malahan balik merengek ingin adiknyapun masuk sekolah favorit.
Ayahnya sering merasa pusing akan tingkah laku istrinya yang tidak memikirkan masa depan anak-anaknya. Karena pusingnya dengan masalah pekerjaan, masalah istri, ayahnya itu selalu merokok dan minum kopi.
Bagaimana tidak ia merokok dan minum kopi, soalnya setiap kali pulang tak pernah ada masakan apapun untuknya.
Sebenarnya ibunya Ruksah suka memasak ,hanya masakan itu sebetulnya untuk pagi, siang dan sore.
Masakan yang selalu ia masak selalu dihabiskan oleh paman dan bibinya. Mereka makan dan menghabiskannya tanpa memikirkan kakak iparnya yang capek bekerja dan kelaparan belum makan.
Ibunya Ruksah selalu saja menyalahkan ayahnya jika makanan habis.
Papi :" Mami gak masak?"
Mami :" Masaklah itu di atas meja ditutup tudung saji."
Papi :" Ini kepala ikan saja?"
Mami Ruksah yang tak ingin disalahkan suaminya malahan marah-marah. Tak memikirkan perut ayahnya yang keroncongan dari siang sampai sore.
Mami :" Ya kalau papi mau makanan enak papi tambahin dong uang belanjanya. Gaji papi itu kurang tahu....."
Papi :" Gimana lagi gaji aku cuman segitu, kamu atur dong yang bener."
Mami :" Sudah diatur tapi kurang Pi."
Papi :" Terus aku harus gimana dong memang hajiku segitu."
Mami :" Usaha dong puji usaha.... usaha lebih keras lagi. Tuh lihat suami Bu Merry suaminya punya mobil terbaru. Papi mobil carry bututtt."
Papi :" Sabar Mi.... Kitakan banyak kebutuhan. Bersyukurlah segitu juga punya mobil walaupun butut juga."
Mami :" Ahhh papi gak sayang mami."
Maminya pergi kedapur terus mencuci piring namun suara piring yang dicuci seperti dipecahkan saja . Ibunya kesal karena ayahnya tidak bisa memenuhi kebutuhannya.
Ayahnya hanya pasrah saja setiap hari diperlakukan demikian oleh ibunya. Ruksah sering kasihan melihat ayahnya yang letih. Meskipun ayahnya jarang dirumah namun ayahnyalah yang paling menyayanginya.
Ruksahpun datang menghampiri papinya itu.
Ruksah :" Papi.... papi mau dipijit nggak?"
Papi : "Iya sayanggg mau....."
Ruksah :" Okeyyy Ruksah pijitin papi ya."
Jauh direlung hati ayahnya merasa sedih karena keluarganya sekarang jauh dari sejahtera semenjak kedatangan Paman dan bibinya itu. Ayahnya selalu saja meminjam uang pada temannya jika kesulitan keuangan.
Ayahnya sebenarnya malu untuk berhutang. Namun mau bagaimana lagi kehidupan menuntutnya.
Ibu Ruksah memberanikan lagi dirinya untuk berbicara tentang sekolah lanjutan untuk adiknya yang akan masuk SMK. Namun sang ayah menolaknya. Ruksahpun menjadi sasaran kebencian ibunya. Lagi-lagi ibunya menganiaya dirinya.
Ruksah yang berumur 5 tahun dijewer kupingnya dan dipukul dengan gagang sapu.
Sang ayah tidak bisa berkutik. Akhirnya menanyakan akan disekolahkan dimana adik istrinya itu.
Sesungguhnya ayahnya Ruksah inginnya kalau bibinya sudah selesai sekolah, ia seharusnya bekerja saat itu. Namun yang terjadi malahan bibinya itu nganggur serta pacaran.
Selain itu pacar bibinya itu tukang morotin uang bibinya saja. Padahal yang memberi uang padanya adalah ayahnya.
Ayahnya Ruksah juga memikirkan sekolah Ruksah . Soalnya umur Ruksah 5 tahun, tahun depan sudah harus masuk sekolah.
Karena belum punya tabungan untuk menyekolahkan Ruksah , selain itu juga pamannya sekarang sudah mau masuk SMK favoritnya, sehingga ayahnya Ruksah dibuat pusing.
Ia pusing karena biaya sehari-harinya saja kalau kurang masih pinjam pada temannya. Belum terbayarkan pula. Terus sekarang Ruksah mau masuk SD belum ada biayanya. Adik iparnya juga mau masuk SMK. Sehingga kalau ditotalkan ada sepuluh jutaaan untuk mengurus keuangannya itu. Sementara dia tak punya lagi tabungan.
Akhirnya mobil carry butut kenangannya harus di jual. Walaupun sebenarnya dirinya sangat tak rela carry dijual.
Carry butut itu adalah kenang-kenangan. Kisahnya dahulu saat ayahnya kuliah dan tidak dibekali uang oleh orang tuanya, ayahnya berjualan permen gula-gula kesekolah-sekolah. Sampai akhirnya uang hasil jualan gulali itu bisa memenuhi kebutuhannya dan biaya kuliahnya.
Pada saat kuliahnya beres, sang kakek memberikan uang hasil panennya kepada ayahnya Ruksah . Kemudian karena jumlahnya banyak dibelikan olehnya mobil carry itu.
Namun saat menikahi ibu Ruksah, ibunya itu bukannya senang pada mobil carry ya melainkan selalu menghina mobil carry itu.
Ayahnya sedih sekali saat harus melepaskan mobil carrynya. soalnya itu kenang-kenangan dari bapaknya yaitu kakeknya Ruksah .
Mami : " Bagaimana bisa gak kamu sekolahkan Fajri di SMK favoritnya ?"
Papi :" Maaf aku harus memikirkannya masak-masak. Soalnya ekonomi kita sedang tak stabil. Biaya SPP disana juga sangat mahal. Kalau kita sekolahkan Fajri, bisa-bisa Ruksah ditunda lagi sekolahnya."
Mami : " Ditunda setahun lagi kan gak apa-apa yang penting Fajri sekolah tinggi."
Papi :" Ya ya ....memang adikmu itulah anakmu."
Mami :" Maksudmu apa bilang seperti itu hahhh?"
Papi:" Aku sudah sabar selama ini, aku berikan nafkahku padamu bahkan adikmu kusekolahkan keduanya. Masa masa depan anakku kau buat suram sedangkan adikmu kelak bahagia? kau ini ibu yang aneh bagiku."
Ruksahpun mendengarkan pertengkaran sang ibu dengan ayahnya.
Mami :" Apa kau bilang aku tak memikirkan Ruksah?"
Papi :" Iya.... kalau kau memikirkannya pasti kau dulukan anakmu dari pada adikmu."
Mami :" Iya memang aku lebih dulukan kesejahteraan adikku agar kelak dia bisa bantu kita menyekolahkan Ruksah yang tinggi."
Papi :" Iya kalau itu jadi kenyataan jika tidak justru Ruksahlah yang akan suram masa depannya."
Mami :" Terus gimana..... ya sudah tak usah kau sekolahkan adikku itu. Tapi aku akan pergi dari rumah ini. Kamu jaga Ruksah sendirian tanpa aku ibunya."
Lagi-lagi ibunya itu mengancam akan pergi dari rumah karena ayahnya tak ingin untuk mengabulkan permintaan istrinya itu. Itulah keburukan ibunya Ruksah entah mengapa, ibunya selalu saja membela adik-adiknya.
Ayahnya Ruksah membiarkan istrinya itu pergi dari rumah. Soalnya dia juga kesal menghadapi sikap istrinya yang berlebihan dengan adiknya itu.
Sang adik pun bukannya mengerti persoalan ekonomi mereka, malahan selalu saja berpoya-poya. Ruksah sendiri jarang sekali dikasih jajan oleh ibunya. Kadang dia ngiler lihat orang jajan.
Namun untungnya Bu Purnama kasihan melihat Ruksah yang suka ngiler makanya suka ditraktir jajanan.
Selain itu kalaupun tetangga yang mengasuhnya bilang ke ibunya, yang ada bukan dikasih jajan melainkan dimarahi.
Para tetangganya sudah memaklumi sikap ibunya itu. Terkadang ibunya juga enak-enakan jajan bakso sendirian. Ruksah hanya sebagai penikmat saja. Padahal ia ingin dibelikan bakso juga.
Bukankah aneh mempunyai ibu yang tak berperasaan dan tak memikirkan perut anaknya.
Ayahnya Ruksah yang bekerja siang dan malam tak pernah tahu keadaan anaknya sehari-hari.
Ayahnya hanya tahu kalau ibunya mengadukan sifat Ruksah saja. Padahal Ruksah sudah dipukuli pas ayahnya pulang malahan ditampar pula.
Sang ibu tak pernah menghiraukan mitos yang ada ditengah masyarakat. Bahwa jika anaknya dipukuli oleh bapaknya kelak suaminya juga akan memukulnya.
Pagi itu Fajri mengobrol dengan kakaknya yaitu ibu Ruksah tentang dia ingin pergi ke kebun binatang bersama temannya.
Padahal dia pergi bukan dengan temannya melainkan dengan pacarnya. Fajri meminta bekal uang Rp.50.000 pada jaman itu sekitar Rp.250.000. Ruksah mendengar perkataan pamannya itu. Ruksah ingin ikut dengan pamannya. Namun pamannya malahan tak ingin membawanya.
Fajri :" mbak, minta uang dong 50.000, aku mau jalan-jalan ke kebun binatang."
Mami: " Kapan? tugas sekolah? "
Fajri :" Bukan mbak mau jalan-jalan aja sama teman biar gak sumpek."
Mami :" Mbak, gak janji ya. Soalnya takut gak diizinkan oleh ayah Ruksah ."
Ruksah kemudian datang menghampiri mereka.
Ruksah :" Mami....Mami.... Ruksah mau ikut paman Fajri ke kebun binatang. Ruksah mau lihat monyet dan gajah."
Fajri :" Ruksah Paman gak bisa bawa kamu soalnya sama teman paman."
Mami :" Bawa aja kalau kamu mau kesana, jadi nanti mbak ada alasan kalau Ruksah mau ke kebun binatang."
Fajri :" Tapi mbak..... mana enak jalan sambil ngasuh bocah."
Mami :" Iya ....itu juga kalau kamu mau. Kalau gak mau ya gak usah aja."
Fajri :" Iya deh mbak ....Fajri mau bawa Ruksah ."
Saat ayah Ruksah pulang sang ibu bukannya membuat kopi atau makan. Dia malah langsung bertanya dan minta uang.
Mami :" Papi sudah pulang? Mami mau minta uang tambahan dong Pi... Soalnya Ruksah mau ke kebun binatang. Kebetulan Fajri mau mengantarnya ."
Papi :" Iya... berapa mi?"
Mami :" Gak banyak pi hanya 50.000 aja."
Papi :" Duh mi uang segitu Papi gak punya. Ini aja cuman ada 25.000 aja."
ibunya itu malahan marah-marah kepada ayahnya.
Mami :" Ihhhh dasar lelaki tak guna.... cari duit sampingan dong.... ngandelin gaji aja mah bokek terus. Ngajak jalan anak aja gak bisa. Apalagi nyenengin istri."
Ayahnya yang capek dari tempat kerja bahkan dikantornya banyak masalah menjadi marah akibat tingkah laku istrinya .
Papi :" Kamu itu nihhhh nihhh tak bersyukur sudah dikasih hajiku semua, kamu kan ada kios kok gak ada hasilnya sih kios kamu? malahan sudah ada usaha juga kamu tetap nuntuttt terus.... nuntut lagi .....nuntut lagi pusing saya."
Mami :" Ya ..... habislah uang jualanku buat ku kirim sama orang tuaku."
Papi :" Nah jangan dikirim semualah.... kalau dikirim semua mana buat kamu jalan-jalan sama anak?"
Mami :" Ya sudah mana uangnya....gak apa-apa 25.000 juga cuman cukup buat masuk aja gak cukup buat jajan anakmu."
Ruksah yang mendengar ayah dan ibunya ribut lalu datang.
Ruksah :" Pi....Pi kalau gak punya uang gak apa-apa Ruksah gak usah ikut aja sama om Fajri ."
Papi :" Apa Ruksah ? Sebenarnya kamu atau Om Fajri yang mau ke kebun Binatang?, Selidik ayahnya Ruksah.
Ruksah yang masih kecil tentu saja polos dan jujur pada ayahnya.
Ruksah :" Ooom Fajri ,Pi yang mau kekebun binatang. Tapi Ruksah mau ikut."
Papi :" Ohhhh jadi yang mau ke kebun binatang itu Fajri bukan Ruksah ?"
Mami :" Iya, Fajri adikku yang mau ke kebun binatang. Tapi anakmu juga mau kesana. Dari kemarin dia mau kekebun binatang tapi aku mana ada duit selain itu tak sempat."
Papi :" Kalau adikmu mau ke kebun binatang, bilang saja adikmu jangan kau atas namakan anakmu itu."
Mami :" Ya, udah mana duitnya.... begitu aja dimasalahin."
Papi :" Mana Fajrinya ?"
Tak lama kemudian Fajri yang dari tadi menguping pembicaraan mbaknya dan kakak iparnya pun datang menghampiri.
Sebenarnya ayah Ruksah sudah tahu keberadaannya namun ia pura-pura saja dengan tingkah laku adik iparnya itu.
Kemudian ayahnya Ruksah memberikan nasihat dan menyelidiki mengapa Fajri mau pergi ke kebun binatang. Agar dia merasa aman karena akan membawa Ruksah .
Papi :" Fajri, benarkah kamu mau pergi ke kebun binatang?'
Fajri :" Iya, kakak bolehkah saya pergi?"
Papi :" Dengan siapa kamu pergi ?"
Fajri yang merasa seperti di interogasi oleh polisi padahal oleh kakak iparnya itu menjadi kikuk.
Fajri :" Anu....anu....anu.... dengan teman sekolah Kak?"
Papi :" Benar dengan teman sekolahmu?"
Sebenarnya ayahnya Ruksah tahu kalau adik iparnya itu sedang memiliki hubungan asmara dengan tetangga jauhnya di blok yang berbeda namun ia lagi-lagi hanya pura-pura tak tahu saja. Padahal sering dirinya memergoki adik iparnya itu berboncengan dengan ceweknya dijalan sambil ugal-ugalan.
Akhirnya Fajripun berbicara dengan jujur pada kakak iparnya itu.
Fajri :" Anu.... Kak saya pergi dengan Vina."
Sang istri pun tak menyangka kalau adiknya akan berbicara dengan jujur. Dia takut kalau suaminya akan membahas kebohongan adiknya.
Padahal ayahnya Ruksah sudah mengetahui kalau adik iparnya itu sering berbohong namun kebohongannya itu ditutupi oleh kakaknya yang adalah istrinya itu.
Hal itulah sebenarnya yang tidak disukai oleh ayahnya Ruksah . Bukan karena uangnya yang selalu habis dan tidak cukup oleh istrinya. Namun karena kebohongan-kebohongan yang selalu ditutupi oleh istrinya itulah yang menjadikan masalah. Masalah itupun berbuntut pada kesulitan ekonomi mereka.
Makanya kali ini ayahnya itu memberikan pelajaran pada adik iparnya agar tak berbohong lagi.
Papi :" Baiklah saya izinkan kamu ke kebun binatang sama Vina pacarmu itu. Tapi dengan syarat kamu bawa Ruksah . Dia kasihan sudah lama tak jalan-jalan."
Hati Fajri merasa senang sekali karena kakak iparnya itu mau mengabulkan permintaannya.
Papi :" Ehhh jangan girang dulu, lain kali kalau kamu mau sesuatu bilang padaku jangan sama mbakmu agar aku tahu kamu pergi kemana. Aku juga pernah muda mengerti bujangan itu gimana."
Fajri :" Hehe, makasih ya bang."
Papi :" Iya sama-sama, awas jangan kau hamil anak orang. Dan jangan juga kau kehilangan Ruksah saat kau jalan nanti. Kekasihmu bisakan menjaga Ruksah nanti?"
Fajri :" Iya, bisa bang."
Papi :" Kalau tak bisa aku Takan pernah lagi membiarkanmu untuk pergi jalan-jalan kemanapun serta tak mau ku sekolahkan dirimu di sekolah favoritmu itu."
Fajri :" Baik bang akan ku jaga Ruksah ."
Sebenarnya Fajri ragu kalau Vina mau untuk mengasuh Ruksah . Namun karena saking cintanya dia sama Vina jadi dia rela hari ini seharian jalan sambil ngasuh Ruksah .
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!