Adik Tiri Pemuas Nafsu
Malam sunyi tanpa orang tua
Lola Gatry
Mama dan papa akan pergi keluar kota, kamu sama kakak kamu ya
Carla diam sebenarnya ia tidak ingin tapi ia takut.
Carla Avisya
Berapa lama mama pergi?
Arlan Davos
Skitar tiga sampai lima hari, Carla
Arlan Davos
Apa kamu keberatan?
Carla Avisya
Eum, tidak pah
Tersenyum getir pada Arlan
Arlan Davos
Baik kalau gitu kamu berangkat sekarang.
Mengangguk, setelah kepergian orang tuanya ia langsung masuk ke kamar dan menguncinya dengan benar, ini sudah malam dan dia takut.
Beberapa jam setelah kepergian Arlan dan Lola masuklah seorang anak muda dan tersenyum melihat kesunyian rumah.
Tanpa basa-basi ia langsung menaiki tangga untuk menuju kamar.
Terdengar suara pintu yang terbuka membuat Carla semakin takut, ia tahu itu Xander.
Menutup pintu rapat-rapat dan menguncinya ulang sebelum menghampiri seseorang yang tertidur di ranjang.
Xander menyibak selimut tebal yang menutupi tubuh Carla
Xander Novic
Kau tidak melakukannya, Carla
Carla Avisya
Uhuk, ek kak..
Xander Novic
Karna kau tidak melakukan apa yang inginkan
Tangannya memegangi tangan Xander erat
Xander Novic
Sekarang buka semua pakaian mu!
Melepaskan tangannya dari leher Carla
Carla mengambil napas dalam-dalam, setelahnya duduk dan mulai membuka pakaiannya satu persatu.
Xander Novic
Kenapa berhenti, Carla?
Dengan gerakan tidak sabar ia maju untuk meneruskan aktivitas Carla melepaskan semua pakaian nya.
Setelah semua pakaian Carla lepas ia mendorong kasar dan merangkak ke ranjang.
Xander Novic
Jangan menolak jika kau tidak ingin tubuhmu hancur.
Meremas kasar dua daging lembut yang menonjol di dada Carla
Carla Avisya
Aku lelah, kak
Tanpa mendengarkan Xander terus meremas payu dara Carla semakin kasar, awalnya hanya menyentuh payu dara saja tapi karna Carla terus meminta berhenti ia akhirnya mencium bibir Carla. Lembut membuat Carla terlena sesaat sebelum ia menggigit bibir Carla kasar
Xander Novic
Kau ingin aku lembut?
Tidak ada pilihan lain bagi Carla selain menerima
Senyum smirk muncul di bibir Xander
Carla mengambil napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya, membuka kakinya tidak terlalu lebar tapi ia tahu apa yang Xander inginkan, jadi ia membuka kakinya dengan lebar.
Xander Novic
Adik yang pintar, bukan?
Mengelus pipinya lembut sebelum mengusap bibir Carla penuh sayang. Memberi kecupan singkat pada Carla, duduk diantara kedua kaki Carla, melepaskan bajunya, celananya dan memposisikan miliknya tepat di lubang kewanitaan Carla
Xander menatap Carla sebelum memasukkan kepala miliknya di kewanitaan Carla. Carla membuang pandangannya ke arah lain
Xander memasukkan miliknya dengan perlahan-lahan menikmati wajah Carla yang menahan sakit dan suaranya.
Xander Novic
Bukankah rumah sedang sepi, sayang?
Xander Novic
Berteriak lah semaumu
Carla menggigit bibir bawah nya dengan kuat untuk tidak berteriak saat Xander mulai menggerakkan pinggulnya kuat, tapi beberapa saat berubah menjadi pelan untuk menikmati keintiman malam ini.
Xander Novic
Katakan sesuatu lah, Carla
Ia mencondongkan tubuhnya untuk mencium bibir Carla lembut guna menggodanya. Tangannya yang satu tetap di pinggul Carla dan yang satunya ia bawa ke atas untuk meremas lembut payu dara Carla
Xander Novic
Aku tidak akan berhenti jika kau tidak mengatakan sesuatu, Carla!
Kepalanya menunduk untuk melihat penyatuan mereka, merasakan ia akan keluar ia membawa tangannya untuk menyentuh klitoris Carla
Xander Novic
Sangat menggoda, bukan?
Desahan pelan keluar dari bibir Xander
Ia tahu jika Carla mulai terguncang, Carla akan keluar juga dalam waktu dekat tapi ia melepaskan sentuhannya pada klitoris Carla
Xander Novic
Tidak akan aku biarkan sebelum kau melakukan apa yang ku mau, Carla
Carla tidak ingin ini berlangsung lama jadi ia
Xander Novic
Itu indah, sayang
Xander Novic
Apa yang kau inginkan, sekarang hah?
Tanya Xander lembut dengan senyum terbaiknya
Xander Novic
Baiklah sayang, tunggu itu
Xander dengan semangat ia mempercepat gerakkan nya dan memainkan klitoris Carla dengan sedikit kasar agar lebih cepat keluar.
Tidak butuh waktu lama untuk mereka mencapai kenikmatan. Mereka secara bersamaan keluar bersama.
Xander memeluk Carla erat tidak melepaskan penyatuan mereka, ia berguling ke samping untuk membawa Carla tidur dalam pelukan hangat nya.
Hamil
Beberapa minggu berlalu tapi orang tua mereka belum kembali dan tidak memberikan kabar apapun.
Carla yang selalu menanti mereka sekarang sudah hilang harapan, ia menjalani hari dengan kosong. Harus merasakan takut setiap saat dan selalu berusaha mencari kesibukan setelah pulang sekolah, karna ia tahu bahwa Xander selalu menanti nya pulang.
Austin Wingate
Hei, Car tunggu.
Menarik lengan Carla memaksa untuk melihat nya.
Austin Wingate
Kenapa lo pucat seperti ini, lo sakit?
Carla Avisya
Aku baik, terimakasih sudah memperhatikan ku
Menarik mu semakin dekat sampai mereka hampir bersentuhan
Austin Wingate
Lo sakit dan izinin gue buat bawa lo ke uks
Carla Avisya
Aku bisa sendiri
Carla pasrah ia menurut saat Austin menarik lengannya dengan lembut dan hati-hati
Sepanjang perjalanan mereka hanya diam tapi Austin bertengkar dengan pikiran nya.
Saat di UKS Carla meminta untuk ditinggalkan sendiri, Austin menolak tapi karna ada nada memohon dari Carla ia menurut dan menunggu diluar ruangan
Carla menjalani pemeriksaan dengan takut apalagi saat dokter sekolah memberinya tes pak.
Dokter yang menjadi guru di ruang UKS ia memberi anggukan, ia memberi perintah agar Carla menggunakannya untuk pemeriksaan. Carla dengan ragu menurut dan pergi ke kamar mandi untuk memeriksa
Tangan Carla bergetar saat melihat garis dua di tes pak. Ia menangis dengan sesenggukan, ia menggenggam erat tes pak itu dengan satu tangannya dan tangan lainya memukul dadanya yang sangat sesak sekarang.
Dokter itu masuk tanpa diminta, ia mencoba memenangkan Carla dan menuntun nya keluar kamar mandi untuk didudukan di sofa panjang.
Tidak ada percakapan antara dokter dan Carla, hanya ada suara karna yang tertahan.
Menatap Arema dengan tatapan serius
Dokter Arema
Baiklah, kau bisa tinggal disini sampai sekolah berakhir
Carla menundukkan kepalanya malu
Dokter Arema
Tidak perlu malu, Carla
Carla Avisya
Saya merepotkan ibuk, maaf
Dokter Arema
Tidak, itu sudah tugas saya sebagai dokter di sekolah ini
Dokter Arema
Dan perlu kau ketahui bahwa bukan cuma kamu yang seperti ini.
Carla Avisya
Bagaimana saya bisa sekolah
Dokter Arema
Saya tidak bisa membantu mu dalam hal itu
Dokter Arema
Tapi saya bisa membantumu keluar dari sekolah tanpa kecurigaan dari para guru dan teman-teman mu.
Carla ingin berbicara tapi tertahan
Dokter Arema
Aku sudah lama bekerja dan aku sudah mendapatkan banyak pasien yang sama seperti mu.
Dokter Arema
Kau bersama teman?
Carla Avisya
Ya dia menunggu di luar
Dokter Arema
Pacar atau yang bertanggung jawab atas ini?
Dokter Arema
Baiklah, aku akan mengatasinya.
Dokter Arema
Kau berpura-pura lah tidur aku selebihnya serahkan semua pada ku
Carla Avisya
Terimakasih buk
Arema mengangguk singkat lalu menuju pintu untuk berbicara dengan teman yang Carla maksud
Austin Wingate
Bagaimana Carla
Dokter Arema
Dia baik dan hanya butuh waktu istirahat
Austin Wingate
Saya boleh melihat nya?
Dokter Arema
Saya rasa tidak, dia sedang tidur karna pengaruh obat.
Austin Wingate
Apakah ada penyakit serius?
Austin mengangguk ragu tapi tidak bisa berbuat apa-apa
Dokter Arema
Kembalilah, Carla saya yang merawatnya
Awalnya Austin menolak tapi saat mendengar bel jam terakhir ia meninggalkan ruang UKS itu dengan tidak rela.
Dokter Arema
;cinta mu besar anak muda;
Katanya dalam hati sebelum ia kembali ke dalam ruangan dan melihat Carla yang tidak tenang
Carla Avisya
'Kak jemput aku di sekolah sekarang'
Xander Novic
'anak sialan, lo mau bolos hah?'
Xander Novic
'tapi gak papa, lo harus nyenengin gue nanti'
Carla hanya membacanya tidak membalasnya
Dokter Arema
Apa yang kau lakukan sekarang?
Dokter Arema
Menghubungi seseorang yang membut mu seperti ini?
Suaranya seperti bisikan, Carla menundukkan kepalanya lagi
Dokter Arema
Itu lebih baik.
Beberapa saat setelah nya ada pesan dari Xander
Xander Novic
'lo dimana bangsat, gue udah di depan gerbang sekolah lo'
Carla Avisya
'iya kak, aku keluar'
Carla pamit dengan Arema lalu berlari ke gerbang sekolah, keadaan sekolah sepi karna sedang dalam jam belajar. Jadi ini memudahkan Carla untuk pergi
Saat pak satpam menahan Carla, Carla dengan cepat memberikan kartu izin pulang karna sakit dari Arema.
Satpam menerima kartu izin itu dan membiarkan Carla pergi dengan membuka gerbang sekolah.
Xander Novic
Lo sengaja ngerjain gue atau gimana, hah?
Malajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi
Setelah memastikan Carla mengenakan sabuk pengaman.
Tidak ada yang memulai percakapan hanya kesunyian yang menemani mereka, dan saat mendekati apotek kecil Carla meminta Xander untuk berhenti
Sedikit kebingungan dan kekhawatiran terlihat di wajah Xander tapi segera ia sembunyikan dengan wajah datarnya.
Tidak butuh waktu lama untuk Carla membeli barang yang ia cari. Setelah masuk kembali ke mobil Xander tidak merasakan keanehan jadi ia kembali melajukan mobilnya dengan cepat.
Saat sampai rumah ingin rasanya Xander menghabiskan waktu dengan Carla tapi ia mendapatkan pesan dari asisten nya untuk kembali lebih cepat karna ada masalah di Hotel miliknya.
Tapi pamit ia tidak turun dari mobil dan langsung pergi meninggalkan Carla.
Carla melihat dari pintu rumah sesaat sebelum ia masuk karna ia tidak sabar dengan hasil ulang yang akan ia lakukan dirumah.
Masuk ke kamarnya dan melemparkan tas nya ke sembarangan arah, ia hanya membawa dua tes pak yang ia beli ke kamar mandi dan segera memeriksa nya.
Hasil tes pak satu dan dua tidak beda dengan hasil yang pemeriksaan pertama di sekolah. Ia ambruk jatuh ke lantai, ia lemas dan tidak mudah untuk nya berdiri sekedar ingin keluar dari kamar mandi.
Dengan tubuh yang gemetar ia berusaha merangkak untuk keluar kamar mandi dan mengambil ponselnya yang ada di dalam tas di atas ranjang.
Menangis dengan suara tersedu-sedu, ia meraih ponselnya dengan kasar dan menelpon Xander
Saat Xander menjawab telpon nya ia dia sesaat dengan suara lirih ia memanggilnya
Xander mengerutkan alisnya bingung dengan suara lemah yang terselip suara tangis yang tersengal
Carla Avisya
Kakak... pulang kak, hiks..
Carla memutuskan sambung telepon dan mengirim pesan
Carla Avisya
'aku hamil kak'
Xander Novic
'gue pulang sekarang!'
Carla menunggu dengan campuran antara takut dan terpaksa tenang meski pikiran nya kacau
?
Sambil menunggu Carla berpikir kenapa dia hamil, padahal dia tidak pernah menunjukkan tanda-tanda kehamilan, seperti mual, muntah atau ingin sesuatu.
Ia bingung dengan kehamilannya sendiri, bagaimana bisa ia hamil tanpa menunjukkan tanda-tanda kehamilan yang mungkin seharusnya.
Dalam kesunyian menunggu Xander, Carla tanpa sadar mengelus perutnya yang katanya ada bayi.
Carla tidak menyadari senyum yang muncul dalam kekacauan ini. Tapi sayangnya senyum itu langsung tergantikan dengan wajah takut saat melihat Xander berdiri tepat di depannya.
Xander memasuki rumah dengan tenang, ia mencari Carla yang ternyata sudah menunggu di ruang tamu. Ia dapat melihat bahwa Carla sedang menikmati memberi elusan lembut di perutnya yang rata dengan senyum yang tidak pernah ia lihat lagi selama beberapa tahun terakhir ini, mungkin karna keadaan yang meminta Carla untuk mengubur senyum indah nya.
Xander Novic
Lo gak bohongin gue, kan?
Sambil menunduk ia menggeleng, meremas ujung baju sekolahnya
Xander Novic
Mana bukti yang lo kirim tadi?
Masih berdiri menatap Carla tajam
Carla Avisya
Ada dikamar, sebentar
Berdiri dari sofa, tidak berani menatap Xander sambil menundukkan kepalanya ia melangkah dengan ragu untuk mengambil tes pak
Xander mengacak-acak rambutnya dengan frustasi, meletakkan paper bak kemeja yang ada di depannya.
Carla dengan takut menunjukkan tes pak ke Xander
Awalnya Xander diam, ia hanya menatap tes pak yang ada dalam genggaman Carla. Dengan gerakan lambat ia menyentuh ketiga tes pak itu, melihatnya dengan serius yang nyaris tidak berkedip.
Carla menahan napasnya, ia takut jika Xander aku menghancurkan isi rumah atau bahkan akan berakhir dengan dirinya yang mendapatkan kekasaran dari Xander secara fisik.
Setelah lama memandang tes pak ia mengalihkan pandangannya pada Carla, awalnya Carla memandangi nya namun saat Xander menatap nya ia menundukkan kepalanya
Suaranya terdengar serak mungkin karna dia sedang menahan amarahnya.
Carla menjawab dengan hati-hati dan tidak berani melihat kearah nya
Xander duduk di sofa sambil terus menatap Carla, ia sendiri bingung sekarang. Awalnya ia memutuskan untuk melenyapkan bayi itu tapi saat ia melihat senyum Carla tadi ia menjadi bimbang sekarang
Xander Novic
Lo bersih-bersih sana
Xander Novic
Jangan lama-lama gue mau keluar dan lo harus ikut!
Katanya yang tidak akan ia ulang kembali
Langsung meninggal Xander
Xander menatap kepergian Carla sampai tubuh kecil itu tidak terlihat lagi
Seolah menyadari keinginan Carla
Carla Avisya
Em, tidak kak
Xander Novic
Gue cuma mau jalan aja
Xander Novic
Ada yang mau lo tuju?
Bertanya dengan lembut tetapi tersirat ancaman jika Carla menjawab ada.
Carla Avisya
Tidak ada kak
Ada anggukkan singkat dari Xander
Xander melangkah lebih dulu untuk mengambil mobil nya
Katanya dari dalam mobil sambil menoleh ke arah Carla.
Carla masuk dan langsung memasang sabuk pengaman. Xander mulai menjalankan mobilnya setelah Carla selesai dengan sabuk pengaman nya
Hari yang sore menciptakan pemandangan indah di jalanan kota
Entah apa yang ada di pikiran Carla saat ini hingga dia mengambil ponsel nya udah mengambil gambar jalan yang mereka lewati
Setelah mengambil satu gambar terbaik ia menyimpan kembali ponselnya dan kembali menyandarkan dirinya di pintu mobil sambil menghabiskan waktu nya untuk melihat cahaya senja di sepanjang jalan
Xander melihat aktifitas Carla tapi ia tidak marah atau apapun, ia hanya melihat tanpa bersuara
Pikiran nya tenang jadi ia memutuskannya untuk membawa Carla pulang dan melenyapkan bayi nya, mungkin.
Xander membawa Carla ke restauran kecil untuk sekedar makan malam
Setelah makan malam Xander memutuskan untuk pulang tapi ia singgah untuk membeli boneka yang Carla inginkan
Carla Avisya
Kak, aku mau boneka
Senyum tipis tapi Xander dapat melihat nya
Sesampainya dirumah Xander langsung memberikan paper bak yang ia bawa tadi sepulang dari hotel.
Membawa paper bak itu ke kamar nya, tidak lama saat ia ingin tidur ia baru teringat pemberian Xander
Carla membuat paper bak itu
Lalu ia memakan setengahnya dan tidur tanpa menyadari sesuatu yang akan terjadi padanya nanti
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!