NovelToon NovelToon

Kesempatan Kedua Pasti Aku Kuat

Bab 1

Aulia membuka matanya dia berada dalam sebuah tempat yang begitu asing baginya. Dia bahkan tidak mengingat apapun tentang dirinya.

"Ibu lihat!, Aulia terbangun." Ucap laki-laki itu.

"Siapa sebenarnya mereka?. Aku tidak mengenal mereka. Siapa nama aku?. "

"Aulia akhirnya kamu bangun nak. "

Aulia hanya terdiam saja. Dia hanya memandangi mereka tanpa mengucapkan apapun. Ada kehangatan dalam diri keluarga ini. Ketenangan jiwa yang dia rasakan.

"Arya, kamu ambilkan minuman untuk istri kamu. "

Arya mengambil minuman untuk istrinya. Dia memberikan sedikit demi sedikit. Tenggorokan Aulia merasakan begitu hangat.Seperti tubuhnya yang baru merasakan air.

Aulia terdiam begitu lama tanpa bersuara apapun.

"Ibu, kenapa Aulia cuma diam saja?. "

"Arya, kamu harus sabar. Sudah hampir sebulan Aulia tidak sadarkan diri. Andai kamu punya uang mungkin sudah kita bawa ke rumah sakit. "

"Aku tahu bu, aku cuma seorang buruh tukang. Penghasilan aku tidak seberapa. "

Aulia hanya mendengarkan percakapan mereka.

Saat Aulia akan menggerakkan badannya dia begitu lemas.Dia mau meminta bantuan laki-laki itu, namun suaranya seperti tidak mau keluar.

Aulia kembali terdiam. Seluruh tubuhnya seperti tidak bisa digerakkan.Ada berbagai suara yang dia dengar banyak sekali.Dia tiba-tiba mengingat samar samar kejadian beberapa minggu yang lalu.

Dia mengingat saat itu dia berada dalam sebuah rumah pengobatan.Disana terlihat pengobatan yang begitu aneh.

"Kalian kemari mau meminta bantuan apa?. " Kata orang itu.

"kami kesini mau meminta bantuan untuk putriku biar dia cepat dapat anak. Sudah lebih sepuluh tahun belum diberi. "

"Baiklah, biar aku lihat."

Entah apa yang terjadi Aulia seperti kabur matanya, hanya rasa ngantuk yang ada dalam dirinya.Aulia merasakan ketidak sukaan dalam cara orang itu mengobati.

Aulia berdoa dan meminta sang pencipta untuk menolongnya. Mata yang terpejam begitu lama akhirnya bisa terbangun. Orang itu terkejut Aulia bisa bangun.

"Begini bu, anak ibu bisa punya anak. Asal bawa kembali saja besok. " Ucap laki-laki itu.

Aulia terbangun dari tidurnya. Semua yang terlihat seperti mimpi dan nyata. Siapa orang itu, aku sedikit bingung.

Arya melihat istrinya terbangun hanya tersenyum.Ada rasa kesedihan dalam dirinya.

"kamu sudah bangun dek, ini sudah malam. Kamu mau makan atau apa."

"Minum, " Ucap Aulia lirih.

Dia senang kalau dia bisa bicara,hatinya begitu senang.

"Jadi orang itu suamiku.Pantas saja aku merasakan kenyamanan pada dirinya. "Ucap Aulia dalam hatinya.

Arya membawa satu gelas minuman jahe.Dia menyuapi Aulia sedikit demi sedikit seperti tadi siang.Bagi Arya, istrinya sudah mengalami perubahan.

Aulia hanya bisa tersenyum menatap laki-laki itu.Minuman itu kembali membasahi tenggorokan Aulia.Satu gelas sudah habis diminum Aulia.

Dia merasakan ada energi dalam dirinya.Rasa lelah dan kantuknya membuat dia tertidur. Saat ini Aulia merasakan kelelahan.

"Bu sudah tiga hari Aulia terbangun dan tidak bicara apapun padaku. " Ucap Arya pada ibunya Ningrum.

"Kamu yang sabar ya ke, mungkin ini jalan yang harus kamu tempuh. "

"Kamu sudah berusaha menyembuhkannya. "

Aulia mendengar percakapan mereka, sebenarnya dia sudah terbangun sejak tadi. Saat mendengar percakapan kedua orang itu dia berpura-pura tidur.

"Tak kusangka orang yang menjagaku sekarang begitu baik. Aku belum mengingat semuanya. Dia selalu memanggil ku dengan sebutan Aulia. "

"Kedua orang tua itu juga memanggil aku dengan sebutan itu. "

"Berarti namaku Aulia dan suamiku bernama Arya."

Aulia berusaha mengingat semuanya hanya kepingan ingatan yang aneh baginya. Saat ini yang ada pada dirinya rasa kantuk yang amat sangat dan rasa lelah yang tak terbayang kan. Apalagi tubuhnya tidak begitu bisa digerakkan hanya mata dan mulutnya saja. Suaranya pun baru bisa dia keluarkan sepatah kata. Itupun hanya lirih.

Bab 2

Arya dengan sabar menjaga Aulia. Saat ini Aulia merasakan tenggorokan yang selama ini kering sudah kering.

Aulia memang belum mengingat apa yang terjadi sebelumnya, kepingan ingatan dia terpecah dan dia mencoba menyatukannya.

Tadi malam dia bermimpi berada di pelaminan dan pengantin itu dia dan Arya. Proses pernikahan itu terlihat begitu jelas bagai dia melihat video.

"Mas."Ucap Aulia, suaranya sekarang sedikit kencang dibanding kemarin.

"Aulia, kamu mau apa?. "

"Mas, aku ingin duduk bisa bantu aku. "

Arya membantu Aulia duduk, tubuhnya sudah tidak sekaku kemarin.Dia sekarang bisa melihat sekelilingnya.Ada bacaan surat yang ada di dinding, dia tidak mampu melihatnya. Foto-foto di sekelilingnya dia terlihat dengan jelas.

Aulia mencoba menggerakkan tangannya. Dia berusaha dan dia hanya bisa menggerakkan sebagian tangannya. Jari-jari tangannya bisa dia gerakan.

Perubahan hari ini membuat dia senang.

"Mas aku mau minum. "

"Mas, aku mau makan bubur. "

"Mas.... "

Aulia selalu berkata ini dan itu. Suaranya telah pulih sepenuhnya. Sekarang dia mampu meminum dua gelas. Arya memberikan minuman yang berbeda.

Satu gelas air putih dan satu gelas teh jahe.Dia merasakan kesegaran tubuhnya. Walau dia belum mengingat sepenuhnya dia berpura-pura mengingat semuanya.

Sudah satu minggu sejak terbangunnya Aulia. Dia memang berpura-pura tertidur saat ibu Ningrum dan suaminya berbincang.Pembicaraan mereka membuat kehangatan dihati Aulia.

Setelah dirasa mereka sudah berbincang cukup lama Aulia terbangun.

"Mas."

mereka menoleh pada Aulia.

"Kamu sudah bangun, apa kamu ingin sesuatu. "

"Mas tubuhku masih sakit. Apa boleh kamu pijat aku. "

Arya memijat istrinya begitu lama sampai Ibu Ning rum keluar dari kamar Aulia.

"Mas, aku mau tidur dekat itu. " Ucap Aulia sambil menunjukkan barang di depannya.

"Kamu mau tidur didepan televisi?. "

Aulia mengangguk.

"Televisi nama barang itu, aku harus mengingatnya. "Batin Aulia.

Mungkin bagi orang yang mendengarkan pasti begitu aneh, Aulia bahkan tidak bisa mengingat hal-hal kecil. Sikapnya seminggu ini hanya bicara sama suaminya Arya. Hanya dia yang membuat dia begitu nyaman.

Saat tertidur lagi-lagi Aulia seakan bermimpi, mimpi yang tersambung.Dalam mimpi itu Aulia kembali melihat dia di tempat orang itu.

"Aku menunggu kalian sejak tadi. Sekarang kamu tidur di bangku ini."

Terlihat Aulia menuruti orang itu.Aulia tertidur pulas.

Sudah satu minggu ini Aulia hanya bermimpi sebatas itu. Saat dia terbangun dia melihat sekelilingnya dan dia berusaha melihat tiga lukisan dinding begitu kabur. Padahal semua yang ada dirumah ini semuanya terlihat.

"Sebenarnya apa yang terjadi. Sebenarnya siapa aku ini. "

Aulia memandangi laki-laki di samping tidurnya.Dia ingin membangunkan Arya.Terlihat dia tertidur pulas. Aulia berusaha bangun, tapi tubuhnya masih lemas. Sudah satu minggu Aulia hanya minum untuk makan dia masih belum mau.

Tiba-tiba dia mendengarkan suara. Saat melihat di sekeliling tidak mendengarkan siapapun.

"Aulia, ini kakek kamu. Kamu diam saja dan dengarkan kakek. "

"Semua yang ada dalam mimpimu itu nyata. Bacalah Surat dan sholat lah. Kamu akan mendapatkan penerangan jiwa."

Aulia berusaha mengingat sebuah surat dan cara melakukan sholat seperti yang dia dengar.Lagi-lagi Aulia tidak mengingatnya.

Dia mencoba melihat sekelilingnya dan ada sebuah buku disana.Saat mau mengambilnya dia tidak bisa. Tenaganya begitu lelah.

Arya terbangun dari tidurnya dan melihat istrinya terbangun.

"Kamu haus?. Atau lapar?. "

"Aku mau minum dan baca buku itu. "

Arya membuatkan minuman hangat buat Aulia. Sambil menunggu minuman Arya mengambil buku yang sering dibaca Aulia.

"Kenapa aku tidak bisa melihat isi buku ini, kenapa mata aku kabur lagi. "

"Mas, apa masih ngantuk?. "

"Tidak, aku akan menemani kamu. "

"Baiklah."

"Mas, bisa sholat?. "

"Mas memang bisa sholat, namun hanya sedikit Bacaan suratnya. "

"..... "

"Aku ingin mas bacakan satu surat saja. "

"kamu mau sholat, ini sudah waktunya Tahajud. kamu mau?. "

Aulia mengangguk.

"Baiklah, tapi kamu tayamum ya?. "

Aulia bingung apa itu tayamum. Dia hanya tersenyum melakukan semua ini. Dia berpura-pura tahu.

Arya mengambil air wudhu dan menyerahkan mukena pada istrinya.Arya membantu memakaikan mukena.

"kamu sholat nya disini saja ya?. "

Arya melakukan sholat Tahajud didepan istrinya. Dia mengira kalau istrinya menjadikan dia sebagai iman namun Aulia hanya mengikuti gerakan sholat Arya. Saat selesai sholat Arya, Aulia berpura-pura juga selesai. Padahal dia hanya mengamati suaminya itu.

"Aulia setelah ini kita dzikir dulu ya?. "

"Dzikir."

"Ya."

"Bisa, kamu dzikir nya sedikit keras. "

Arya melakukan dzikir dengan lirih namun didengar Aulia.Aulia sedang mengingat dan mengucapkan dzikir

"Aku akan melakukan dzikir ini dulu baru aku melakukan yang lain. " Batin Aulia.

"Sudah malam, ayo kita tidur. "

Aulia berpura-pura memejamkan matanya dalam hati dia melakukan dzikir yang dia pelajari barusan hingga dia benar-benar tertidur pulas.

Pagi harinya dia terbangun. Dia melihat Arya yang sedang melamun disampingnya.

"Mas, Kenapa?. "

"Kamu sudah bangun Aulia. Aku akan ambilkan air untuk membasuh tubuh kamu. "

Arya membantu istrinya dan menyuapi istrinya. Lagi-lagi Aulia tidak mau dan hanya mau minum saja.

"Mas, kenapa aku lihat kamu diam saja?. "

"aku.. "

"Kamu bilang aku istri kamu, jujur padaku. "

"Aulia, aku sudah tidak bekerja selama dua bulan. Semua uangku habis untuk pengobatan kamu."

Aulia tersenyum pada suaminya dan berkata

"Mas, kalau mau cari kerja lakukan saja. Nanti aku akan menunggu kamu. "

Arya memandang istrinya. Sebenarnya dia tidak tega.Tubuh Aulia sangat kurus dan matanya menguning.

"Aku akan cari kerja sampingan saja, paling tidak setengah hari pulang."

"Biar ibu yang jaga Aulia. Dia ini kan juga putri ku. "

"Ibu juga perlu uang untuk memenuhi kebutuhan ibu sendiri, Arya sudah beberapa hari ini mengantungkan hidup sama ibu dan bapak. "

"Padahal bapak sudah tua. "

Ucapan Arya yang begitu tulus dan jujur membuat Aulia tersentuh. Dia tiba-tiba mengingat kalau dia menyimpan barang berharga di dalam sebuah kardus handphone dan dibawah lemari.

Setelah ibu Ningrum pergi, Aulia memanggil suaminya.

"Mas Arya, kemari!. "

Arya pikir kalau Aulia meminta sesuatu.

"Mas ambil kan hiasan itu dan toples yang ada dibawah lemari itu."

Arya pergi mengambil apa yang di perlukan Aulia.

"Aulia, ini?. "

"Ini simpanan kita. "

"Sekarang kalau aku tanya kamu jawab jujur ya?. "

Arya mengangguk.

"Dirumah ini apa yang habis di dapur. "

"Gula, teh, beras dan lauk. "

"Buka toples itu ada uang receh kamu hitung dulu. "

Arya menghitung uang receh itu dan ada sekitar lima ratus ribu.

"Belikan kebutuhan kita selama satu bulan.Sisanya kamu bawa untuk mencari pekerjaan. Pergilah masih pagi Ku doakan kamu dapat kerja. "

Bab 3

Setelah Arya pergi,Aulia kembali berdzikir. Dia menghitung uang kertas dua ribuan yang ada di toples. Ada sejumlah uang tujuh ratus ribu.

Aulia memasukkan ke bawah bantal nya. Dia kembali berdzikir. Setelah satu jam berdzikir tiba tiba dia bisa melihat terangnya dinding. Disana ada hiasan bergambar masjid dan lafal Allah dan Nabi.

Hatinya memandang lafal kedua itu. Dia tidak mengingat kedua lafal itu.

Kelelahan Aulia berdzikir dan memandang semua itu membuat dia tertidur. Didalam mimpinya kembali terlihat kejadian yang berlanjut.

Dalam mimpi itu Aulia melihat dia dan suaminya duduk dekat orang itu. Aulia menari dan berbicara tidak karuan.

Terlihat Arya begitu marah dengan orang itu.

"Aulia ayo kita pulang. " Ucap Arya menarik istrinya pergi meninggalkan tempat itu. Keadaan Aulia begitu kacau. Dia seperti bicara tidak karuan.

Aulia diajak ke sebuah rumah yang agak mewah. Disana ada keluarga yang duduk di ruang keluarga. "

Lagi-lagi aku bermimpi seperti ini. Selalu saja, mimpi bersambung atau semua ini adalah hidupku.Pikir Aulia.

Arya pulang dengan tubuh yang sangat kotor. Banyak lumpur di kakinya.

"..... "

"Aulia, aku sudah kerja sebagai buruh tani. Gajinya harian ini uangku aku dapat sepuluh ribu. "

Terlihat Arya begitu senang dengan uang yang dihasilkan. Dia sungguh bahagia.

"Alhamdulillah."

"Kamu mengucapkan apa Aulia. "

"Alhamdulillah."

Arya senang dengan apa yang didengarnya Sudah sebulan Aulia berbeda dari dulu. Bahkan terlihat dia lebih patuh dari pada dulu.

"ini uang kamu tadi aku belikan beras sepuluh kilo dan yang lainnya.Sisanya kamu bawa saja. "

"Mas, kalau capai istirahat dulu. Nanti belikan Aku buah dan susu ya.Sekalian panggil kan tukang pijit buat aku. "

"Baiklah, aku masak dulu ya. "

"Mulai sekarang kita tidak usah merepotkan orang lain. "

Arya mengangguk.

Saat ini semua pekerjaan rumah Arya yang mengerjakan. Aulia hanya memandangi cara Arya bekerja.Sore harinya Arya datang ke rumah bersama sepasang suami istri.

"Aulia dia bibi Reta. Dia pandai memijit dan bisa melakukan sesuatu secara spiritual. "

Aulia hanya diam, dia percaya pada suaminya. Mimpi itu membuat kepercayaan Aulia pada Arya suaminya bertambah.

Bibi Reta itu memijat dan mengatakan kalau istrinya sedang dimainkan oleh orang lain.

"Bibi Reta, memang ibu Aulia mengajak ke tempat seseorang yang pandai seperti bibi. Hanya saja tujuannya agar dia mendapat anak."

"Entah apa yang dilakukan orang itu, sampai Aulia jadi begini. "

Aulia terkejut mendengarkan cerita Arya. Semua mirip seperti mimpinya.

"Lain kali jangan bawa istrimu ke tempat itu. "

"Baik bibi. "

kondisi Aulia setelah dipijat bibi Reta semakin baik. Tubuhnya yang lelah seakan hilang. Hanya saja dia sedikit aneh dengan bibi Reta dan suaminya.

Aulia merasakan keanehan dalam isyarat mereka.Tiba-tiba saja ada suara lagi yang didengarnya.

"Kamu terus saja berdzikir dan pelajari sholat dan bacalah surat-surat nanti kamu akan tahu kebenarannya. "

Suara itu lagi apa hanya aku yang mendengarkan.Malam harinya lagi-lagi Aulia merasakan keanehan dalam hidupnya.Biasanya dia memimpin seakan ini semua nyata.

Dia merasakan kalau bibi Reta dan suaminya melakukan sesuatu. Dia menginginkan dari dalam tubuhnya.

"Aku tidak bisa mengambilnya, seperti nya dia mempunyai kekuatan spiritual seperti kita. "

"Aku sudah tidak kuat lagi. Sebaiknya jangan ganggu anak ini lagi. "

Aulia merasakan tubuhnya bertempur dengan sesuatu.Rasa lelah dan keringat membanjiri dirinya.Saat dia melihat ke samping suaminya sudah tidur.

Tanganku bisa digerakkan, besok aku akan coba membaca buku itu lagi. Kali ini Aulia bangun lebih dan berusaha membuat masakan untuk suaminya.

Namun dia hanya bisa duduk.Kedua kalinya seakan lemas.Arya yang melihat istrinya sudah bisa duduk begitu senang.

Mungkin orang hanya melihat Aulia sakit dan. dia masih lemas. Hanya keluarga inti yang tahu Aulia tidak bisa bangun dari tempat tidurnya.

Arya menyiapkan makanan dan minuman untuk Aulia.Dia hanya memakan buah yang dibeli Arya kemarin.

Aulia menonton televisi sambil berdzikir, baginya dengan berdzikir satu hari dia mampu. melihat semuanya dengan jelas.

"Bacalah ayat kursi. " Ada sebuah suara terdengar.

"Ayat kursi, apa itu?. "

Aulia lagi-lagi mengingat tapi tidak begitu ingat. Dia melihat sekelilingnya dan di dinding terlihat tulisan Ayat kursi.

Dia berusaha melihat ayat itu namun pandangan dia kabur. Dalam hatinya berdoa semoga dengan berdzikir aku bisa melihat tulisan itu. Hampir setengah hari Aulia berdzikir.

Saat haus dia minum susu yang di belikan kemarin dan saat lapar dia memakan buah-buahan.

Tak terasa dia memakan empat buah yang berbeda dan meminum dua liter air.Tubuhnya tampak segar dan bersemangat.

Sampai sore hari dia masih belum bisa melihat tulisan ayat kursi di dinding.

"Hari ini aku belum bisa pasti besok bisa. " Pikir Aulia. Hari ini dia begitu kelelahan dan tertidur.Arya yang datang dan melihat istrinya tertidur hanya tersenyum dan tidak membangunkan.

Di meja makan terlihat makanan Aulia tidak tersentuh.Saat dua melihat disana tidak ada buah dan susu yang habis dia minum hati Arya sungguh senang mendengarkannya.

"Aku senang sekarang perut kamu terisi walau dengan buah-buahan saja. "

Dua jam kemudian Aulia terbangun dan melihat Arya disamping. Dia juga aneh semenjak dia berdzikir hatinya tenang dan hari ini dia tertidur dengan lelapnya.

Biasanya di siang hari dia takut tertidur. Selalu ada orang yang mengejar dirinya.

"Hari ini aku dapat uang lebih banyak dari kemarin." Ucap Arya menyodorkan uang dua puluhan pada istrinya.

"uang kemarin apa masih?. "

"Masih."

"Aku ingin memeriksakan diriku. Bisa kamu antar aku berobat. Siapa tahu aku bisa sembuh. "

"Baiklah, nanti Sore kita ke rumah dokter di desa sebelah."

Sore harinya Arya menggendong Aulia ke kendaraan dia dan banyak tetangga yang melihat mereka.

Setelah dari dokter Aulia memeriksakan seluruh tubuhnya ke klinik terdekat yang ada laboratorium.

Semua tubuh Aulia tidak bermasalah. Syaraf pun tidak bermasalah.

"Ternyata ada yang lain yang membuat semua ini terjadi. "

Suara itu, siapa dia selalu mengarahkan aku kejalan yang baik. Setiap aku mengikuti suara itu.

"Aulia ada apa ❓, sepertinya ada yang mengganggu kamu?. "

"Mas, boleh kamu ceritakan, bagaimana cara kamu menyembuhkan aku sampai sadar. "

Arya menceritakan semua yang terjadi.Saat dia menyembuhkan Aulia.Dia pergi ke berbagai tempat untuk menyembuhkan dirinya.

Terakhir kali dia bertemu dengan seseorang yang menyembuhkan dirinya hingga dia terbangun.

"Apa dia yang menyembuhkan aku?, nanti kalau aku bisa jalan lagi aku akan kesana. "

Mereka berdua terdiam dalam perjalanan pulang.Keduanya mempunyai pikiran sendiri.

Malam harinya dirumah Aulia banyak tamu untuk melihat keadaan dirinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!