NovelToon NovelToon

Crazy Boss

Bab 1

Ketukan hills setinggi lima centimeter terdengar begitu memekik telinga, dengan dress formal yang melekat pada tubuh nya, tak lupa bau vanilla yang menguar tatkala sang empu melewati banyak orang. Tentu saja mereka terpana, sejak kapan Dewi Aphrodite turun kebumi?

"Wakil sekretaris kita memang patut diacungi jempol, begitu profesional."

"Benar, dia memang sempurna, selain menawan, watak nya juga sangat ramah dan baik hati."

"Sungguh, sayang sekali apabila sudah memiliki kekasih."

Dia adalah Jeslyn Van Deogore, yang mana memiliki mata bulat serta bulu mata lentik untuk menghiasi netra itu, bibir mungil berwarna peach, hidung mancung bak prosotan, jangan lupakan dagu tirus yang menambah kesan rupawan.

Gadis itu bersurai hitam lebat, berpostur ramping dan tinggi semampai, tubuh nya pun memesona membentuk body hourglass. Ahh ia begitu sempurna entah wajah atau pun lekuk badan.

Bisik-bisik yang Jeslyn dengar pun ia abaikan, tetap memfokuskan pandangan nya, sesekali netra indah itu menatap arloji berwarna magenta yang melingkar pada pergelangan tangan.

"What the fuck!? Tiga menit lagi!" Jeslyn mengeram sebal, ia segera mengantupkan bibir nya, berlari kecil menuju lift, dan menekan angka 40, lantai paling atas tempat dimana ia bekerja.

Selama didalam lift Jeslyn terus memanjatkan doa, sebentar lagi rapat antar devisi akan dimulai, "Oh God, baru kemarin aku mendapat potongan gaji." Keluh nya dengan tatapan sendu.

"Sangat lucu sekali jika gaji ku dipotong lagi, sial!" Umpat Jeslyn dengan bibir mencabik, tak lupa ekspresi sebal yang menghiasi wajah nya.

Ting....

Lift sudah terbuka, menampilkan empat ruangan besar, dimana ada ruangan sang CEO, sekretaris utama, wakil sekretaris, dan asisten. Jeslyn segera berlari menuju ruangan nya, di pojok sendiri.

"Jes!" Suara bariton menguar kasar, sontak saja Jeslyn menoleh tatkala nama nya dipanggil, menatap lelaki bertubuh tinggi dengan jas formal yang dia kenakan tengah berlari menuju kearah nya.

Zico Williams Jefferson, memiliki tinggi tubuh 191 centimeter membuat lelaki itu terlihat bagai tiang listrik, wajah nya pun sangat memesona, yang paling menjadi pusat perhatian adalah bola mata pria itu berwarna biru laut, menciptakan suatu keindahan.

Dia adalah sekretaris utama.

"Bagaimana dengan ppt untuk nanti? Apa sudah siap?" Zico bertanya dengan wajah pias entah karena apa, lalu ia menatap Jeslyn penuh tanda tanya.

SKAKMAT!

Jeslyn melototkan mata tak percaya, terkejut mendapati pertanyaan tiba-tiba itu, "A-pa!? Bukan nya kau yang membuat ppt nya?" Tanya nya kembali dengan kepala yang menggeleng.

"Aku membuat data statistik, serta laporan nya," Zico menjawab dengan helaan nafas, "Lalu bagaimana ini? Rapat satu menit lagi." Ia kalut, menatap jam arloji yang ia kenakan.

Diam, seolah-olah otak Jeslyn blank, bahkan untuk berkedip saja terasa enggan, ia benar-benar bagai orang linglung, karena sejak kapan ia ditugaskan untuk membuat ppt?

Hayy! Demi Tuhan, Jeslyn merasakan hanya diberi tugas untuk membuat agenda, beberapa bukti kongkrit, dan menulis pokok-pokok presentasi.

Tak...

Tak...

Tak...

Suara langkah kaki beralasan penny loafers terdengar begitu memekik telinga tatkala bergesekan dengan marmer putih, dia adalah Louis Gibrani Michelle.

Lelaki bersurai hitam dengan potongan surai comma hair, tubuh nya begitu kekar dipenuhi otot, beberapa tato juga terlukis indah, tinggi nya mencapai 191 centimeter, sama seperti Zico, hanya berbeda angka setelah koma saja.

Wajah nya begitu rupawan, mata tajam bagai elang yang siap mencabik-cabik mangsanya, bibir tebal pink kecoklatan, hidung menjulang tinggi, dan lagi rahang tegas menambah kharismatik lelaki itu.

Seolah-olah Tuhan memahat wajah itu secara hati-hati.

loMicle Corp, nama perusahaan yang Louis pimpin, satu pusat, dan lima ribu anak cabang yang tersebar diseluruh dunia, bergerak pada bidang manufaktur industri, pegawai nya pun mencapai lima juta umat yang menggantungkan hidup nya pada perusahaan ini.

Ah jangan lupakan, harta kekayaan Louis juga berasal dari properti lain, seperti ia menjabat sebagai direktur utama hotel dan motel, lalu beberapa mall besar.

Bukan ingin sombong, namun Louis hanya ingin memberitahu saja.

Coba tebak berapa harta kekayaan Louis? Tidak tercatat. Bahkan ia tidak masuk pada nominasi, 'Orang paling kaya di dunia.'

Mengapa demikian? Karena Louis mendapatkan kekayaan nya bukan hanya karena suatu usaha belaka, namun aliansi bawah tanah yang ia kelola.

Seperti perdagangan manusia, penyeludupan barang ilegal, badar narkoba, dan ahh tidak.... Louis tidak ingin menjelaskan lebih lanjut, pada inti nya adalah hal-hal buruk, anggap saja seorang mafia kelas kakap yang menguasai pasar internasional, hingga harta kekayaan nya pun tak dapat dicatat.

Badan lembaga keuangan internasional maupun nasional pun memilih untuk angkat tangan, mereka tak berani untuk memeriksa berapa harta kekayaan yang keluarga Michelle miliki. Mengapa demikian? Tentu saja karena uang, Louis menyuap pemerintahan untuk tutup mulut.

Uang memang segala nya.

"Sudah siap?" Louis bertanya dengan kening yang terangkat, merasa heran tatkala melihat wajah Jeslyn dan Zico yang gelisah, entah apa yang terjadi pada mereka, ia tidak peduli.

Jeslyn menciut ketika melihat tatapan tajam yang tuan nya itu lontorkan, ia mencubit paha Zico hingga suara ringisan kecil terdengar, "Ek-hem tuan, seperti nya ada satu kesalahan yang kami lakukan." Ujar Zico hati-hati.

Semakin mengeryit, Louis mendengus, lalu kembali menatap arloji rolex submariner yang melingkar pada pergelangan tangan nya, "Lalu apa urusan ku?" Tanya nya dengan tergesa-gesa.

"Tuan, apa kita membutuhkan ppt untuk rapat kali ini?" Jeslyn berceletuk dengan was-was, bahkan keringat dingin sudah membasahi wajah, serta punggung tangan nya, ia benar-benar takut.

Tatapan Louis semakin mendatar, "Apa pertanyaan itu bermutu untuk ku jawab, heh?" Tanya nya dengan ekspresi tak senang, apa ia perlu menjabarkan betapa penting nya suatu ppt untuk rapat nya kali ini?

Seharusnya Jeslyn lebih tau, karena dia seorang wakil sekretaris yang menyusun agenda nya.

Reflek, Jeslyn mengelus tekuk leher nya merinding, mendengar jawaban yang Louis berikan, ia langsung menghela nafas berkali-kali, "Jika boleh tau, siapa yang anda beri titah untuk membuat ppt?" Tanya nya.

GOD HELP ME PLEASE! Jeslyn menutup mata erat, berkali-kali berteriak dalam batin nya agar nama Zico yang disebut, apabila nama Jeslyn yang disebut ya sudah, makian, potongan gaji, dan amarah yang akan ia dapatkan.

"Jangan membuang waktu ku! Katakan the point apa masalah kalian!" Louis berseru kasar, nafas nya semakin memberat, demi Tuhan ia tidak suka membuang waktu nya untuk sekedar bertele-tele.

Mereka telah menghabiskan waktu selama lima menit untuk membicarakan hal yang tak penting, sedangkan waktu amat berharga bagi Louis.

Zico menundukan kepala, lalu menarik nafas perlahan sebelum menjawab pertanyaan dari Louis, "Kami lupa untuk membuat ppt." Beo nya menutup mata erat, menunggu boss nya itu mengeluarkan amarah atau umpatan.

Namun setelah beberapa detik ditunggu pun, Louis sama sekali tak mengeluarkan satu kata, membuat Jeslyn dan Zico mendongok, menatap wajah sang tuan yang masih menampilan raut datar tanpa ekspresi.

"Bagus, berarti kalian sudah hafal materi nya." Itu lah yang Louis ucapan sebelum melangkahkan kaki nya menuju ruang rapat menggunakan tangga, tepat dilantai 39.

Kini pandangan Zico dan Jeslyn menyatu, mereka membulatkan mata seolah-olah mengetahui isi pikiran lawan tatapan nya, namun segera Jeslyn mengakhiri perbuatan konyol mereka, lalu mengikuti langkah Louis.

"Taun." Panggil Jeslyn dengan perlahan, ia tak berusaha menyamakan langkah kaki Louis, karena akan dianggap tak sopan, berjalan dibelakan tubuh tegap itu.

Louis yang merasa tengah dipanggil pun menghentikan langkah, lalu menoleh dengan cepat, namun tak seberapa lama,

BRUKK......

Bab 2

Kejadian memalukan pun tak dapat dihindari, Jeslyn tanpa sadar menubruk punggung tegap milik Louis, ahh ia memang kurang fokus, hingga tak sadar bahwa tuan nya itu berhenti.

Namun tetap saja Jeslyn jatuh kebawah, Louis sendiri diam tak berniat menyangga tubuh wanita itu, biar saja terjatuh, apa peduli nya? Salahkan Jeslyn yang buta.

"Ahhh! Oh my god!" Jeslyn berteriak kecil, memegang pinggang lalu kaki nya yang terasa nyut-nyutan, sial memang!

Seharusnya Louis memegang nya sebelum jatuh kebawah! Namun mengingat tabiat lelaki itu, membuat Jeslyn menghela nafas.

Mana mau Louis membantu nya? Mustahil, karena lelaki itu tidak memiliki rasa kemanusiaan.

Zico berlari, lalu secara perlahan memapah tubuh Jeslyn agar berdiri, "Apa kau baik-baik saja?" Tanya nya dengan hati-hati.

"Tidak, emhh... seperti nya saya tidak bisa melakukan rapat tuan, biarkan Tuan Zico yang memimpin." Ujar Jeslyn dengan kepala menunduk, berharap alasan nya bisa diterima.

Sejenak tak ada suara, seperti nya Louis tengah menimang-nimang, lalu ia menatap kaki Jeslyn yang membiru, "Apa kau bisa berjalan?"

Jeslyn menggeleng, lalu berpura-pura meringis dan menampilan ekspresi sayu, "Seperti nya kaki saya terkilir." Ujar nya dramatis.

Biar lah kali ini Jeslyn berbohong, ia benar-benar tidak ingin mempermalukan diri nya sendiri saat presentasi nanti, apalagi tidak ada ppt yang menunjang pengetahuan.

Bisa-bisa gaji nya akan dipotong, atau lebih parah lagi, jabatan wakil sekretaris akan dicabut karena ia tidak becus.

"Merepotkan, apa mata mu buta?" Louis bertanya dengan sorot mata yang sudah menajam, seolah-olah siap mencincang habis tubuh wakil sekretaris manja nya itu.

Menunduk dalam, suara ringisan kembali menembus indera pendengaran, "Maaf tuan, saya tidak bermaksud menubruk tubuh anda," Jelas Jeslyn dengan nyali yang sudah menciut, ia benar-benar takut akan tatapan Louis.

Terlihat Louis mengangkat satu alis nya, "Lalu?"

"Anda berhenti secara mendadak," Cicit Jeslyn dengan hati-hati, yang mana langsung mendapatkan delikan tak senang dari Louis, merasa tengah disalahkan.

"Kau menyalahkan ku?"

Dengan cepat kepala Jeslyn menggeleng, "Tidak tidak, saya yang buta tuan, mohon ampuni kesalahan saya."

Helaan nafas kasar Louis lakukan, pria itu menatap Jeslyn penuh intimidasi, "Hmm, jadi kaki mu tak bisa berjalan?" Tanya nya sekali lagi.

"Seperti nya begitu, dengan kondisi seperti ini, saya juga tidak yakin bisa melakukan presentasi secara maksimal." Jelas Jeslyn dengan pandangan menunduk, agar terlihat natural bahwa ia merasa bersalah.

Mendengar jawaban itupun membuat Louis mengangguk, lalu ia segera berjalan kembali, waktu nya benar-benar habis hanya karena terus meladeni sikap konyol jeslyn.

"Zico ikut aku, biarkan Jeslyn merangkak menuju ruangan nya."

WHAT?

APA?!

SINTING!

MERANGKAK? Ya ampun Jeslyn ingin pingsan rasa nya saat Louis mengatakan kalimat itu, keji sekali, tidak mungkin bukan jika ia harus merangkak menuju ruangan nya? Walaupun ia tengah berpura-pura tetap saja ada CCTV yang memantau.

Bisa-bisa jika Jeslyn ketahuan berbohong, gaji serta jabatan nya menjadi taruhan!

"Selamat merangkak Jeslyn!"

Zico berucap dengan senyuman tanpa dosa, lelaki itu segera berlari menuju tangga yang mana Louis sudah berjalan lebih dulu, membiarkan Jeslyn duduk diatas marmer.

Melihat kepergian dua pria itu membuat Jeslyn bernafas lega, namun tak lama ia menarik nafas lagi.

"Aku harus merangkak menuju ruangan ku? Ah tak apa, dari pada melakukan presentasi sedangkan aku saja tidak paham materi nya," Cerocos Jeslyn dengan senyuman bangga, tak percaya bahwa Louis akan mempercayai kepalsuan nya.

Saat sibuk-sibuk nya Jeslyn merangkak bagai suster ngesot, suara teriakan terdengar yang mana membuat gadis itu terjengit.

"JESLYN APA YANG KAU LAKUKAN? APA STROKE SECARA TIBA-TIBA?"

Suara cempreng itu menghiasi satu lantai kosong ini, membuat Jeslyn menutup telinga rapat, muak mendengar teriakan dari wanita itu.

Dia adalah Afnan Hors Michelle, adik dari seorang Louis, gadis kecil bertubuh mungil sama seperti Jeslyn, hanya sama Afnan memang memiliki sifat blak-blakan dan suara cempreng, namun jangan ragukan wajahnya, ia sangat cantik jelita, Louis saja tampan paripurna, apalagi adik nya?

Afnan segera membantu Jeslyn berdiri, bukan berjalan menuju ruangan nya, namun wanita itu malah membawa Jeslyn masuk pada ruangan Louis, entah hal apa lagi yang akan wanita itu lakukan pada nya.

"Apa yang kakak ku lakukan pada mu? Astaga sampai merangkak begitu, pasti 10 ronde ya Jes?" Celetuk Afnan dengan ringisan kecil, namun tak seberapa lama senyuman mesum langsung menghiasi bibir tipis itu.

Wahh, enteng sekali ia berbicara demikian! Jeslyn hampir ingin memukul mulut Afnan kesal, namun karena mengingat wanita itu adalah adik Louis, membuat Jeslyn enggan melakukan keinginan batin nya.

Memang, mereka adalah teman semasa bangku perkuliahan, namun tetap saja Jeslyn harus berlaku sopan saat jam kerja masih mengikat nya, tidak mungkin secara tiba-tiba ia menampar mulut teman nya itu.

Afnan mengernyit tatkala melihat wajah tanpa ekspresi milik Jeslyn, "Apa Kak Louis sangat bruntal sampai kau tak bisa berkata-kata? Pantas nya dia berangkat pagi-pagi sekali." Ujar nya memberitahu.

Ahh, Afnan jadi paham sekarang mengapa sang kakak pagi-pagi buta sudah merepotkan diri nya untuk bekerja, ternyata untuk bertemu dengan Jeslyn dan melakukan ekhem, ia tidak mungkin blak-blakan bukan?

"Afnan, mengapa otak mu itu dipenuhi oleh hal-hal berbau mesum?" Tuding Jeslyn dengan tatapan mencabik, seolah-olah siap menguliti tubuh wanita itu, jangan lupakan ekspresi wajah nya yang kian memburuk.

Gelengan kepala terlihat, "Siapa yang bisa berpikir positif saat melihat mu berjalan merangkak begitu? Ayo lah, katakan saja dengan jujur apa yang sebenarnya terjadi." Afnan menjeda kalimat nya dengan bibir mencabik.

"Ngomong-ngomong gaya apa sekarang? Sampai berjalan merangkak begitu, pasti gaya baru ya?"

"Women on top, puas!?" Jeslyn menjawab dengan mata melotot, tak lupa menaikan satu saraf intonasi nya.

Heyyy! Sebentar-sebentar, tentu saja ucapan Jeslyn adalah kebohongan! Ia sudah muak mendengar ucapan cabul teman nya itu, biarkan saja Afnan terbayang-bayang, masa bodoh! Tidak peduli!

Demi Tuhan, Jeslyn sangat lelah ketika terus menghadapi wanita bernama Afnan itu, seolah-olah dia ingin menjodohkan nya dengan Louis, apa yang mereka lakukan, pasti Afnan akan menganggap hal mesum.

Sudah cukup bukti bukan? Seperti tadi.

"Oh ya ampun, women on top ya, pantas saja." Afnan terkikik geli, lalu menampilkan ekspresi konyol yang sayang nya terlihat begitu bodoh, mungkin ia sedang membayangkan hal-hal berbau mesum diotak kecil nya.

Jeslyn mendesah kasar, "Tidak, aku terkilir dan Tuan Louis menyuruh ku kembali keruangan dengan merangkak," Seru nya dengan santai, yang mana membuat ekspresi Afnan berubah seketika.

Raut wajah Afnan kini berubah datar, namun tercetak jelas sebuah kekesalan, "Yang benar saja! Jangan berbohong pada ku!" Seru nya tak senang, merasa tengah dibodohi.

Kalian tau rasa nya saat dibuat terbang melayang tinggi lalu dihempaskan begitu saja? Itu yang Afnan rasakan sekarang, sial memang.

Bab 3

Kekehan kecil terdengar, kepala Jeslyn mengangguk setuju, "Tolong jangan berpikir hal mesum terus menerus pada ku dan kakak mu itu, kami sebatas rekan kerja sebagai atasan dan bawahan." Jelas nya.

"Atasan dan bawahan nya?" Beo Afnan dengan kecil, lalu senyuman setan muncul disela-sela bibir nya, "Ah, aku tau, Kak Louis diatas dan kau dibawah? Begitu bukan? Atasan dan bawahan." Ujar nya dengan gerlingan tanpa dosa.

Diam, wajah Jeslyn sudah memburuk, ia benar-benar menahan kekesalan untuk tidak memukul kepala Afnan dengan kasar agar otak wanita itu kembali normal.

"Afnan! Aku serius!" Teriak Jeslyn dengan kesal, ia dengan kasar menyandarkan tubuh nya pada sandara sofa, lalu mengelus dada sabar, "Jangan membuat ku ingin memukul kepala mu itu."

Terlihat Afnan memutar bola mata jengah, lalu ia segera memposisikan tubuh nya untuk duduk menghadap Jeslyn, "Pukul saja jika berani."

Sejenak tatapan tak berminat Jeslyn layangkan, "Tidak, aku masih sayang pekerjaan ini."

"Sayang pekerjaan ini atau atasan mu?" Afnan tersenyum tanpa rasa bersalah, lalu mencolek lengan Jeslyn, bermaksud untuk menggoda wanita itu.

Dengan kasar Jeslyn memijat pelipis nya yang terasa begitu menyakitkan, ia benar-benar pusing dan tak habis pikir, mengapa Afnan selalu menggoda nya seperti ini! Membuat kepala nya nyut-nyutan saja.

Melihat keterdiaman Jeslyn tentu saja tidak membuat Afnan merasa bersalah, ia malah gercar untuk mencolek, mencubit pelan, lalu mengelus lengan Jeslyn.

"Disya sudah melahirkan, kau mau menjenguk nya?" Tanya Afnan tiba-tiba, ia juga turut menghentikan aksi nakal nya, lalu membuka totebag yang ia bawa untuk mengambil dua kaleng soda.

Mendengar ucapan itu membuat Jeslyn membuka mata nya dengan perlahan, "Sungguh? Cepat sekali dia melahirkan," Ujar nya dengan bingung.

Bukan tanpa sebab, hanya saja Jeslyn merasa kabar kehamilan Disya baru disampaikan lima bulan yang lalu, mengapa lahir nya bisa secepat itu?

Afnan menyodorkan satu kaleng soda yang mana langsung diterima Jeslyn, "Dia prematur." Jelas nya singkat, membuka pengancing soda, lalu meminum nya.

Binggung, prematur lima bulan? Memang nya bisa? Bukan kah itu beresiko pada kematian? Jeslyn sampai menggaruk rambut nya yang tak terasa gatal sama sekali, "Lalu? Bukan kah berarti masih lima bulan?"

"No Jes, kau lupa bahwa Disya tak sadar tengah mengandung? Baru ketahuan saat usia kandungan nya sudah dua bulan." Jawab Afnan dengan decakan, merasa heran karena Jeslyn sudah pikun dini.

Ahh, Jeslyn sampai menepuk dahi nya, benar ia sempat lupa bahwa Disya yang merupakan sahabat mereka tengah mengandung selama dua bulan saat dites, "Aku lupa, perempuan atau lelaki?"

"Jenis kelamin nya?" Afnan menjeda kalimat nya sejenak, kembali mengingat-ingat, "Perempuan."

Tshhh..... Jeslyn membuka kaleng soda, meneguk nya dan kembali menatap Afnan penasaran, "Mengapa  prematur? Seingat ku minggu lalu saat kita bertemu dia baik-baik saja."

"Dia jatuh dari tangga, kandungan nya tak sekuat Celia," Afnan mengedikkan bahu, mencomot snack chiki yang ada didalam totebag, lalu menyodorkan pada Jeslyn, seolah-olah tengah menawarkan.

Jika membicarakan Celia sahabat mereka, Jeslyn jadi ingat betul bahwa wanita itu pernah jatuh tergelincir bahkan tumbang berkali-kali, lebih naas lagi menghantam pembatas jalan, namun kandungan nya benar-benar kuat.

"Astaga, kapan kita akan menjenguk Disya? Aku tak sabar untuk melihat ponakan baru ku." Ujar Jeslyn dengan semangat, sorot mata nya berubah antusias, sesekali ia mencomot snack Afnan.

Dengan perlahan Afnan memiringkan kepala tampak tengah berpikir, "Mengapa semangat sekali?"

Jeslyn mengalihkan perhatian nya pada TV yang sengaja ia hidupkan tadi, "Memang nya kau tak bersemangat untuk melihat keponakan baru kita?" Tanya nya dengan tatapan penasaran.

"Aku lebih semangat apabila melihat keponakan asli ku lahir dari rahim mu." Beo Afnan dengan cengiran khas, lalu ekspresi nya pun bagai orang tanpa dosa.

Lagi-lagi Afnan menggoda Jeslyn, dengan konyol nya.

"Diam! Kepala ku benar-benar akan pecah jika kau terus menggoda ku seperti ini." Keluh Jeslyn mengusap wajah kasar, lalu kembali memfokuskan perhatiannya menatap TV, yang tengah menyiarkan kabar selebriti.

Cengiran kelinci muncul pada permukaan bibir Afnan, wanita itu memegang lengan Jeslyn manja, "Kau marah?" Tanya nya takut-takut.

Menoleh sejenak, kepala Jeslyn menggeleng, "Tidak, apa aku bisa meminta bantuan mu?"

"Of course."

"Antar aku kembali keruangan ku sendiri, banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan." Pinta Jeslyn dengan tatapan memohon, tak lupa tangan nya ia katupkan, sungguh ia tidak ingin berlama- lama berada di ruangan Louis.

Sejenak, Afnan diam, lalu menggelengkan kepala tanda tak setuju, "Disini saja menemani ku," Seru nya dengan bibir mengerucut, memegang lebih erat lengan Jeslyn, "Toh kaki mu sedang sakit."

Jeslyn menghela nafas, melirik kaki nya yang memang masih membiru padahal tak terasa sakit, "Kaki ku yang sakit bukan otak ku." Ia menjawab kesal, memutar bola mata nya jengah.

"Huft.... Memang nya sebarapa banyak pekerjaan mu?" Afnan bertanya penasaran, menginggat ia hanya menganggur membuat nya jiwa keingintahuan nya tinggi, apakah bekerja memang membutuhkan mental kuat?

Wajah Jeslyn kini mendatar, tanpa ekspresi, ia kembali ingat pekerjaan nya yang benar-benar menumpuk dan harus segera dikumpulkan, terutama menulis beberapa surat penawaran yang belum ia tuntaskan.

"Banyak, maka dari itu bawa aku kembali keruangan ku," Titah Jeslyn dengan helaan nafas, "Kau tau sendiri bahwa kakak mu itu kejam, jika aku mengumpulkan pekerjaan tidak tepat waktu, gaji ku benar-benar akan habis tak tersisa."

Afnan mengedipkan mata tak percaya, "Apa dia sekejam itu pada mu?"

Bibir Jeslyn mengatup, ia tengah memikirkan kalimat apa yang cocok untuk memberitahu seberapa kejam kakak lelaki wanita itu, "Heum, sangat kejam sebenar nya, namun emh.... "

"Namun apa?" Tanya Afnan mendesak, sebal sendiri karena Jeslyn menggantungkan kalimat, membuat ia penasaran.

Karena tentu saja Afnan akan berkata bahwa Louis sungguh royal pada nya, sikap juga oke, baik dan ramah, apalagi lelaki itu hangat, bagaimana bisa saat di kantor langsung berubah 390°?

"Kau tau sendiri dia sangat tegas."

Suara dengusan terdengar, "Tentu saja itu untuk kebaikan mu, jika Kak Louis tegas dan kejam itu untuk mendidik mu agar bisa menjadi ibu yang baik bagi keponakan ku kelak."

Benar bukan? Salah jika Jeslyn mengatakan keluhan nya pada Afnan, karena wanita itu diluar nalar! Jawaban macam apa itu? Tidak nyambung sama sekali, dan lagi-lagi Jeslyn kembali menghela nafas pasrah.

"Afnan, jaga ucapan mu." Suara bariton langsung menembus indera pendengaran begitu saja, Louis lelaki itu sudah berdiri didepan pintu menjulang tinggi tak lupa dengan tatapan tajam yang menghiasi ekspresi wajah nya.

Sejenak Jeslyn maupun Afnan speechless, ahh suara lelaki itu memang mengejutkan, "Heyy kak, aku hanya mengedukasi Jeslyn saja." Jelas Afnan dengan cengiran tanpa dosa.

"Apa agenda ku selanjutnya?" Louis menghentikan langkah nya sejenak, menatap Jeslyn dengan alis yang terangkat satu.

Jeslyn menggaruk tekuk leher nya, mencoba mengingat kegiatan apa setelah ini yang harus Louis lakukan.

"Seperti nya selama empat jam kedepan anda memiliki waktu luang, "

"Lalu?"

"Pada pukul 12 AM anda akan lunch dengan kolega dari perusahaan tambang."

Kepala Louis hanya mengangguk, ia segera melangkah menuju kursi kebesaran nya, namun sebelum itu ia sempat untuk mengelus pucuk kepala Afnan lembut, penuh kasih sayang.

Setelah duduk dengan nyaman, Louis menatap Jeslyn datar, "Kau tidak ingin kembali keruangan mu?" Tanya nya bagai pengusiran, mungkin sudah malas menatap wajah polosan Jeslyn.

"Ah, baik tuan." Jeslyn menunduk, lalu menyenggol lengan Afnan, meminta agar wanita itu mau membantu nya, "Bantu aku." Pinta nya dengan tatapan memelas.

Afnan mendengus, lalu memalingkan wajah nya, "Kak, biarkan Jeslyn disini untuk menemani ku," Celetuk nya dengan bibir monggat manggut, "Hari ini aku benar-benar bosan." Keluh nya dramatis.

Sial, Jeslyn melototi Afnan seolah-olah siap memakan tubuh wanita itu, laporan serta tugas nya bahkan menumpuk dan deadline mepet, tidak mungkin bukan jika ia harus menemani wanita itu, bisa-bisa kerjaan nya tidak akan selesai.

"Tidak bisa, Jeslyn sibuk, biar kakak yang menemani mu." Louis membalas ucapan itu dengan intonasi tinggi, seolah-olah tak ingin dibantah.

Kepala Afnan menggeleng kuat, "Tidak mau, Jeslyn harus menemani ku, biar saja Kak Zico yang meng-handle tugas Jeslyn." Ujar nya dengan bibir mengerucut, "Kali ini saja ku mohon kak."

Sejenak Louis menghela nafas, ia benar-benar bimbang antara menuruti keinginan sang adik atau bersikap profesional, namun tak lama senyuman setan tercetak di bibir nya.

"Baiklah, silakan namun gaji Jeslyn ku potong 25% lagi."

SKAKMAT!

ENAK SAJA!

TIDAK MAU!

Jeslyn segera menggeleng kepala tidak setuju, "Afnan, antar aku please, gaji ku sudah terpotong 15% kemarin." Jelas nya dengan tatapan sendu.

Demi Tuhan Jeslyn tidak ingin gaji nya benar-benar habis bulan ini, bisa-bisa ia akan diusir dari apartemen dan luntang luntung di jalanan, sangat tidak lucu.

Melihat wajah Jeslyn yang mulai memburuk dan memelas, membuat Afnan menghela nafas, lalu segera menarik tangan wanita itu menuju ruangan nya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!