NovelToon NovelToon

Cinta Untuk Si Gadis Buta

Tangan Yang Kasar

keyra pov

Namaku Keyra Putri Utami, dalam hidupku hanya ada gelap. Entah kapan seseorang itu akan datang memberi cahaya dan mengenalkan ku kepada warana warna yang lain selain hitam.

Hari ini aku baru saja kembali dari kampus, di mana aku berkuliah dengan anak anak yang sama dengan keadaanku.

Sejak Ayah dan Ibuku meninggal dunia, Paman dan Bibiku yang mengasuhku. Mereka adalah orang tua kedua untukku, namun karena Paman dan Bibi terlalu memperhatikanku, membuat Meysha dan Keysha cemburu kepadaku.

Meysha dan Keysha adalah kedua puteri dari Paman dan Bibiku, mereka senang sekali membuatku kesusahan.

"Keyra ambilkan sendalku!" perintah Keysha.

"Sayang jangan ganggu Keyra..." belum sempat Bibiku menyelesaikan kalimatnya, Meysha dan Keysha sudah memotongnya.

"Jangan ganggu Keyra, kasihan dia tidak bisa mellihat." Begitulah yang selalu Bibiku ucapkan dan kini Meysha dan Keysha menirukan ucapan Bibiku dengan sangat kompak.

Suatu hari Juragan Marwan menagih hutang kepada Pamanku, di mana hutang itu adalah untuk membayar kuliahku dan juga pendidikan kedua anak Pamanku.

Dan kebetulan di rumah Paman sedang ada tamu dari kota, mereka adalah sahabat Paman dan putera sulungnya.

Entah apa yang di katakan oleh Pamanku, hingga sahabatnya itu melunasi hutan Pamanku senilai dua ratus juta.

Aku mendengar cek cok di ruang keluarga bahwa salah satu dari anak Paman harus menikah dengan anak sulungnya, entah seperti apa rupanya aku tak tahu, yang jelas mereka berdua menolaknya.

Dan dengan terpaksa Paman memintaku untuk menikahinya, duniaku seolah runtuh seketika kala Paman memintaku untuk bersedia menikah dengan putera dari sahabat Pamanku.

"Paman mohon Keyra, menikahlah dengan Dewa. Paman tidak pernah meminta balas jasa apa pun padamu, tapi Paman mohon berbaktilah layaknya seorang anak."

Paman memintaku sambil terisak, aku bisa mendengarnya dengan jelas. Dan aku tak bisa melawannya, dengan air mata yang mengalir aku pun mengangguk mengiyakan.

"Iya Paman, demi baktiku kepada Ayah dan Ibuku, juga demi baktiku kepada Paman dan Bibiku yang sudah menjadi orang tua keduaku, aku menerima lamaran mas Dewa." Ucapku lirih dengan di iringi tangisan kebahagiaan dari Bibiku.

"Sayang, terimakasih sudah mau menerima Dewa sebagai suamimu, besok kalian akan menikah di KUA, persiapkan semuanya." Ucap Pamanku.

Aku hanya mengangguk saja, entah aku harus bahagia atau bersedih. Aku tak mengerti dengan situasi ini, dan Dewa seperti apa sosoknya?

Aku hendak kembali ke kamarku, aku berjalan dengan menghitung setiap langkahku. Dan tibalah aku di kamarku yang isinya hanya gelap, rasanya aku tak perlu menyalakan saklar lampu karena tak akan ada bedanya.

Aku meringkuk di atas kasurku, besok adalah pernikahanku. Apakah aku harus bahagia? Apa kebahagiaan itu masih tersisa untukku?

Entahlah, rasanya semua akan sama saja. Namun aku tak boleh membuat Paman dan Bibiku bersedih, aku harus berusaha membuat mereka bahagia.

Dan keesokan harinya, aku menikah di KUA. Sejak subuh aku sudah di dandani, meski aku tak tahu seperti apa rupaku, namun Bibiku bilang bahwa aku sangat cantik.

Paman yang menikahkan aku, setelah proses Ijab Kabul selesai, aku berusaha meraih tangan suamiku. Tak ada jejak kelembutan dari telapak tangannya, aku hanya merasakan tangan yang kasar dan kapalan.

Siapa sebenarnya mas Dewa? Apa pekerjaannya? Hingga tangannya sekasar ini?

Tidak Terlalu Buruk

Pov Dewa

Dewana Airlangga adalah namaku, sejak duduk di bangku kuliah aku sudah biasa banting tulang menghidupi diriku sendiri.

Ayah memintaku menjauh dari keluargaku, entah apa tujuannya. Yang jelas aku berusaha keras agar perutku tidak lapar, agar aku bisa bertahan hidup.

Meski semua biaya kuliahku memang di tanggung Ayah, namun untuk biaya sehari hari aku harus peras keringat sendiri agar perutku tak kelaparan.

Aku sering di ejek oleh teman temanku, dan mengatakan aku orang miskin, bahkan Meysha gadis yang aku kagumi begitu sangat menjauhiku.

Yang mereka tahu aku hanya seorang pekerja kasar, buruh serabutan yang miskin. Semua pekerjaan aku lakukan demi bisa bertahan hidup.

Di saat teman temanku menghabiskan waktu dengan bersenang senang, aku harus berjuang sendiri untuk tetap bertahan hidup.

Suatu hari Ayah memintaku untuk menikah dengan puteri dari sahabatnya, awalnya aku menolak namun setelah tahu bahwa gadis yang akan aku nikahi adalah Meysha langsung saja aku setuju.

Namun malangnya aku, rupanya Meysha pun menolakku, juga adiknya Keysha. Aku melihat sosok seorang gadis buta yang mau menikah denganku, entah mungkin karena dia buta yang tak bisa melihat rupaku sehingga dia setuju saja untuk menikah denganku.

Awalnya aku ragu, namun keputusan Ayah tak bisa di ganggu gugat. "Ini demi keselamatanmu Nak, menurutlah kepada Ayah."

Begitulah yang Ayah katakan padaku waktu itu, jadi aku pun menurut saja.

Gadis buta itu juga tak terlalu buruk, namun dia pasti akan jadi beban yang berat karena aku harus merawat istri yang buta.

Setelah hari pernikahanku, aku membawanya untuk tinggal di rumah kontrakkanku. Awalnya dia seperti ketakutan, namun aku berusaha membangun hubungan yang baik dengannya.

"Ayo kenalan, namaku Dewa." Ucapku sambil menarik tangan lembutnya.

Lalu dia pun memperkenalkan dirinya, dia terlihat sangat cantik dan aku baru menyadarinya, bulu matanya yang lentik bergerak gerak ketika dia berbicara.

Aku membiarkan dia istirahat di kasurku sedangkan aku harus tidur di bawah, ini semua demi menjaga perasaannya.

Dan pagi ini aku melihat Keyra istriku sudah mempersiapkan sarapan pagi, kopi panas yang mengeluarkan uap dengan aroma yang wangi.

"keyra bagaimana kau melakukannya?" tanyaku penasaran.

Aku baru sekali saja memeberitahukannya tata letak semua barang yang ada di rumah kontrakkan kecil ini, dan dia sudah hafal semuanya.

"Aku ingat semua barang yang mas simpan satu persatu, dan pagi ini aku hanya membuat nasi goreng semoga mas suka."

Jawabannya membuatku tak percaya, tapi hasil masakannya ada di hadapanku, lalu aku pun melahap masakannya yang rasanya sangat enak.

"Aku sudah menyiapkan seragam kantormu, dan bekal untuk makan siangmu juga sudah aku buatkan."

Aku melongo mendengar apa yang di katakannya, ku kira dia akan menjadi beban dalam hidupku namun rupanya dia mampu melayaniku dengan sangat baik.

Hari ini adalah hari pertama aku masuk kantor, aku bekerja sebagai staff keuangan di sebuah cabang perusahaan, padahal bisa saja Ayah menempatkan aku dengan posisi tinggi di perusahaan miliknya.

Namun nyatanya aku masih harus berjuang sendiri, aku mematut diri di cermin aku akui wajahku tampan, namun karena aku miskin jadi aku sering di hina bahkan di jauhi oleh para wanita.

Entah apa rencana Ayah selanjutnya? aku pun tidak tahu.

Bulan Dalam Matamu

"Mas hati hati di jalan." Ucap Keyra mengantar suaminya Dewa untuk pergi bekerja.

"Kau juga harus hati hati." Jawab Dewa sambil tersenyum ke arah Keyra. "Apa kau tidak ke kampus?"

"Aku ke kampus agak siang nanti."

"Apa perlu ku antar?"

"Tidak usah Mas, aku bisa pergi sendiri."

"Kalau begitu, berhati hatilah."

"Hmmm, terimakasih Mas!"

"Terimakasih untuk apa?"

"Mas mau jadi temanku dan peduli padaku."

"Sama sama, kalau begitu aku pergi dulu."

Keyra menganggukkan kepalanya, setidaknya hati dan perasaannya lega karena Dewa ternyata adalah laki laki yang baik.

Senyuman itu tak pernah surut dari wajah cantik Keyra, dia merasakan bahwa Dewa memiliki hati yang lembut, mulai sekarang dia tak perlu khawatir lagi.

Hari hari berlalu begitu saja, semakin hari hubungan Dewa dan Keyra semakin dekat. Bahkan Dewa sudah merencanakan masa depan yang indah bersama Keyra.

Setahun berlalu, hubungan Dewa dan Keyra masih sebatas teman. Meskipun dalam hati Dewa dan Keyra sudah tumbuh benih benih cinta, namun mereka masih belum mengukuhkan perasaan mereka.

Karena kegigihan dan ke uletan Dewa, akhirnya Dewa bisa membangun sebuah rumah hasil dari jerih payahnya.

"Keyra, apa kau ingin mendengar sesuatu?"

"Tentu saja, apa itu?"

"Tapi sebaiknya kau baca sendiri saja." Jawab Dewa sambil menyerahkan secarik kertas yang berisi sebuah puisi dalam huruf braille.

Ku temukan bulan dalam matamu

Namun dia bersembunyi malu malu

Rupanya dia sedang memintal rindu

Apakah aku yang dia tuju?

Andai dunia tahu

Bahwa aku begitu merindu

Ingin kubawa rembulan tidur di pelukanku

"Apa ini?" Tanya keyra ketika dia selesai membaca sebuah puisi yang di berikan Dewa kepadanya.

"Isi hatiku." Jawab Dewa dengan mantap.

Keyra mendadak salah tingkah, dalam hatinya seperti terjadi guncangan yang dahsyat. Tiba tiba saja gugup menyerangnya, namun dia masih berusaha untuk terlihat biasa saja.

Begitu pun Dewa, setiap melihat gadis buta yang kini menjadi istrinya, Dewa selalu tak bisa menahan perasaannya, ada yang bergejolak setiap kali tangannya bersentuhan dengan Keyra.

Senyum manis Keyra membuat Dewa ingin selalu menjaganya agar senyum itu tak berubah menjadi tangisan, sentuhan tangan lembutnya benar benar memabukkan, meski sentuhan itu kadang tak di sengaja.

Bibir merah muda yang ranum itu kerap menggoda, membuat Dewa selalu tak bisa tidur. Selama ini Dewa selalu berusaha untuk menunjukkan perasaannya lewat perhatian kecil.

Akhirnya dia memutuskan untuk menyatakan perasaannya, namun Keyra masih terlihat bingung, bulu mata lentiknya bergerak gerak.

"Terimakasih banyak Mas Dewa." Hanya ucapan terimakasih yang Dewa dengar.

"Untuk apa?"

"Semua yang Mas Dewa lakukan untukku sudah lebih dari cukup, aku bahagia bisa mengenal Mas Dewa." Ucap Keyra dengan air mata yang mengalir.

"Lalu."

"Mas Dewa seperti memberi warna baru dalam hidupku, karena dalam penglihatanku aku hanya mengenal satu warna."

"Baiklah, mulai besok kita akan pergi jalan jalan aku ingin menunjukkan dunia yang indah ini kepadamu."

"Tapi..."

"Tak usah khawatir, aku akan menjagamu." Ucap Dewa sambil menggenggam tangan lembut itu.

Keyra pun tersenyum sangat manis, menampilkan lesung pipi yang membuat Dewa merasa gemas.

Dan keesokan harinya, Keyra dan Dewa berjalan jalan pagi sambil sekedar mencari sarapan. Senyum itu tak pernah surut dari bibir mungil Keyra, dia sangat bahagia hari ini.

Dewa sudah menunjukkan banyak cinta untuknya, bahkan Dewa memberi warna baru dalam hidup Keyra.

Tanpa di duga Dewa sebelumnya, Keyra menyentuh wajah Dewa. "Aku ingin tahu wajahmu Mas."

Dewa tersenyum sambil mengangguk, dia membiarkan Keyra menyentuh seluruh wajahnya.

Keyra bisa merasakan alis tebal dengan hidung yang mancung, bibir tipis juga rahang tegas yang di tumbuhi bulu halus.

"Aku cinta Mas Dewa." Ucap Keyra sambil terus menyentuh wajah Dewa dengan tangan lembutnya.

Dan sentuhan Keyra mampu membangkitkan sesuatu yang selama ini tertidur lelap, dengan sekuat tenaga Dewa berusaha untuk tidak menyentuh Keyra.

Namun, pesona dan sentuhan Keyra benar benar memabukkan, hingga terjadilah sesuatu yang seharusnya terjadi.

**

Pagi ini mantari menerobos masuk lewat celah gorden yang melambai tertiup angin, dua insan saling berpelukan setelah semalaman terjadi guncangan yang dahsyat.

Dewa benar benar bahagia setelah melewati malam pertama mereka, yang seharusnya terjadi satu tahun yang lalu.

Berkali kali Dewa mencium puncak kepala istrinya dengan penuh sayang, membuat Keyra terbangun.

"Apa sudah pagi?" Tanya Keyra.

"Ini sudah hampir jam tujuh sayang." Jawab Dewa.

Mendengar panggilan sayang itu membuat wajah Keyra memanas, entah mengapa rasanya seperti ada sesuatu yang meletup di dalam hatinya.

Keyra pun menyembunyikan wajahnya di dada bidang suaminya, menghirup dalam dalam aroma tubuh suaminya yang membuatnya candu.

"Kenapa sembunyi?"

"Aku malu Mas."

"Kau benar benar menggemaskan."

Lalu Dewa kembali mencium bibir ranum itu, dan pergulatan panas itu pun tak dapat di hindarkan lagi, Keyra bahkan hampir menangis karena Dewa terus menggempurnya.

Deru nafas Keyra memburu ketika pergulatan panas itu berakhir, sedangkan Dewa tersenyum puas, lantas Keyra bangun sambil merintih.

"Apa masih sakit?"

"Kenapa masih bertanya?" Keyra kesal dengan suaminya yang terus membombardir dirinya.

Dewa pun terkekeh pelan, lalu mengangkat tubuh mungil itu untuk di bersihkan, Dewa memandikan dan mengurus Keyra layaknya anak kecil.

Tak sengaja Dewa melihat cairan merah yang telah mengering di atas spreinya, seketika senyum cerah terbit di bibir Dewa dengan penuh rasa bangga.

"Hari ini Tuan puteri istirahat saja, biar suami mu yang tampan ini yang akan memasak untukmu." Ucap Dewa sambil menyentuh pipi istrinya.

Keyra pun terkekeh pelan, dia mengangguk sambil merasakan sentuhan di pipinya. Tangan kasar itu benar benar sudah tak ada sekarang, berubah menjadi begitu lembut, tak lagi kapalan seperti pertama Keyra menyentuhnya.

"Terimakasih banyak Mas." Ucap Keyra dengan senyum manisnya.

"Istirahatlah aku ke dapur dulu." Ucap Dewa sambil mengecup puncak kepala Keyra.

Keyra pun mengangguk, dia memilih membaca buku sambil berselonjor. Akhirnya dia bisa beristirahat, setelah semalaman Dewa membobol pertahanannya.

Tak berselang lama, Dewa pun kembali membawa sepiring besar nasi goreng lengkap dengan kerupuknya.

"Sayang ayo makan." Ajak Dewa.

Keyra pun mengangguk, lalu mereka berdua makan di piring yang sama. Karena lapar Keyra melahap nasi gorengnya dengan cepat, dia benar benar kelaparan.

"Aku ingin memeriksakan kondisi matamu." Ucap Dewa yang membuat hati Keyra menghangat.

"Tapi..."

"Aku tidak menerima bantahan, hari ini aku sengaja cuti untuk memeriksakan keadaan matamu, aku ingin kau bisa melihatku."

Keyra tersenyum sangat manis, dengan air mata yang mengalir. Tak ada yang pernah peduli dengan kondisi matanya, tapi laki laki yang bergelar suaminya begitu peduli membuat Keyra merasa hidupnya benar benar sangat di butuhkan.

Sebelum semuanya terlambat, aku ingin kau bisa melihat dunia ini, karena ada sesuatu yang harus aku lakukan. Begitulah bisik hati Dewa.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!