BEBY
VANIA
BARRA
ALAND
JESSICA
EVELYN
Hai, hai Guys.
Aku mau kenalin nih ,para tokoh untuk cerita baru aku. Kalo ada yang mau kasih saran atau kritik boleh banget ya. Aku baru pemula jadi masih banyak kekurangan jadi mohon sarannya ya. Dengan saran dari kalian akan menambah wawasanku. Jangan lupa dibaca ya.
JANGAN LUPA DUKUNG AUTHOR DENGAN LIKE, KOMENT DAN VOTE.
Vania perlahan membuka mata, dan terkejut melihat sekelilingnya. Ia berada di sebuah ruangan yang mewah, dengan dinding putih yang bersih dan perabotan yang elegan. Cahaya matahari yang masuk melalui jendela membuat ruangan itu terlihat semakin indah.
"Aku ada di mana?" tanya Vania kepada dirinya sendiri, masih terkejut. "Apa aku ada di rumah sakit? Tapi ruangan ini sangat mewah. Apa mama punya uang untuk menyewa ruangan seperti ini?"
Vania tidak sadar bahwa ia sekarang berada di tubuh Beby, wanita yang cantik dan kaya. Ia tidak ingat apa yang terjadi padanya, atau bagaimana ia bisa berada di tempat ini.
Sebelum kecelakaan itu, Vania adalah seorang asisten yang bekerja di bidang fashion permodelan. Ia adalah wanita yang cantik, dengan sifat yang cuek dan tegas. Meskipun terlahir dari keluarga yang pas-pasan, Vania tidak pernah mengeluh. Ia terus bekerja keras untuk mengangkat derajat ibunya.
Namun, suatu ketika, kecelakaan itu terjadi. Vania sedang berjalan untuk menyebrang jalan, ketika sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi dan menabraknya. Tubuhnya terpental dan masuk ke dalam sungai. Dan secara kebetulan, hari itu Beby juga tercebur ke dalam danau.
Vania mengalami pendarahan hebat di otak, yang membuatnya koma. Namun, secara ajaib, jiwanya berpindah ke tubuh Beby. Dan sekarang, ia berada di ruangan ini, tidak tahu apa yang terjadi padanya, atau bagaimana ia bisa berada di tempat ini.
Vania melihat seorang wanita tertidur di kursi dekat ranjang, dengan wajah yang tenang dan damai. Namun, ketika wanita itu menggeliat, Vania kaget dan terkejut. Wanita itu terbangun dan melihat Vania dengan mata yang lebar dan penuh kegembiraan.
"Nona kamu sudah bangun!" wanita itu berseru, dan segera mendekap tubuh Vania dengan erat. Vania merasa tidak nyaman dan mencoba melepaskan diri, tapi wanita itu tidak mau melepaskannya.
"Kamu siapa?" Vania bertanya dengan kebingungan, mencoba mengingat siapa wanita itu dan mengapa dia begitu akrab dengannya.
Wanita itu melepas pelukannya dan melihat Vania dengan mata yang sedih. "Aku kan Nana Non, masak Nona lupa?" dia bertanya, dengan suara yang bergetar.
Vania menggaruk kepalanya yang tak gatal, mencoba mengingat siapa Nana itu. Tapi dia tidak bisa mengingat apa-apa.
"Aku beneran tidak mengenalmu," Vania mengaku, dengan rasa bersalah.
Nana terkejut dan segera berlari keluar untuk memanggil dokter. Vania melihatnya pergi dengan rasa bingung dan tidak mengerti apa yang terjadi.
Tidak lama kemudian, Nana kembali dengan seorang dokter yang berwajah serius. Dokter itu memeriksa Vania dengan teliti, dan kemudian menjelaskan hasil pemeriksaannya kepada Nana dan orang tua tirinya yang baru datang.
Ayah dan ibu tirinya mendengarkan penjelasan dokter dengan wajah yang khawatir dan cemas. Mereka tidak bisa mengerti apa yang terjadi dengan Vania, dan mengapa dia tidak bisa mengingat siapa Nana itu.
"Bapak, Ibu, sepertinya anak Bapak ini mengalami syok yang membuatnya kehilangan ingatan untuk sementara," kata Dokter dengan nada yang serius. Mendengar penjelasan itu, mereka semua terkejut dan khawatir.
"Tapi ingatan anak saya akan kembali, kan Dok?" tanya Charles dengan nada yang berharap.
Dokter itu tersenyum dan mengangguk. "Tenang saja, Pak, ingatannya akan kembali seiring berjalannya waktu."
Charles lega mendengar itu. Beby adalah anak semata wayangnya, dan dia akan mewarisi semua kekayaannya kelak. Beby memang terlahir dari keluarga kaya. Ayahnya memiliki perusahaan yang besar, dan ibunya sudah meninggal. Ayahnya telah menikah lagi dengan Evelyn, dan dia memiliki seorang anak perempuan yang bernama Jessica.
Charles mendekat ke arah Beby, yang masih terlihat bingung. "Kamu tidak ingat ayah, sayang?" tanya Charles dengan nada yang lembut.
Vania menggelengkan kepala. "Sebenarnya, mereka ini siapa sih? Aku tidak mengenal mereka semua."
Vania melihat tangan dan badannya, dan terkejut melihat perubahan yang terjadi. "Kenapa tubuhku jadi gemuk seperti ini?" dia bertanya dalam hati.
"Boleh saya minta kaca?" tanya Vania tiba-tiba. Mereka semua bingung karena dia meminta sebuah kaca. Nana segera mengeluarkan kaca dari tasnya dan memberikannya kepada Vania.
Vania melihat wajahnya di kaca, dan terkejut melihat perubahan yang terjadi. Wajahnya yang cantik dan anggun sekarang terlihat berbeda. Dia tidak mengenali wajah itu. Siapa dia sebenarnya? Apa yang terjadi padanya?
"Aaaaaa...!" Teriakan Beby memecahkan kesunyian ruangan, membuat semua orang panik dan terkejut. Mereka semua berlari mendekatinya, khawatir bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi.
Charles dan Evelyn berdiri di samping Beby, wajah mereka penuh kecemasan. "Kenapa sayang? Kok kamu berteriak?" tanya Charles, suaranya bergetar dengan kekhawatiran.
Vania, yang masih terkejut dengan penemuan bahwa dia sekarang berada di tubuh Beby, menggelengkan kepala dengan bingung. "Enggak, saya gak apa-apa," katanya, suaranya tidak yakin.
Tapi, wajah Vania tidak bisa menyembunyikan kebenaran. Dia terlihat shock dan bingung, tidak bisa memahami apa yang telah terjadi padanya. Dia melihat ke sekeliling, mencari jawaban atas pertanyaan yang terus berputar di kepalanya. Siapa dia sekarang? Apa yang telah terjadi padanya?
.
.
.
DUKUNG AUTHOR DENGAN LIKE, KOMENT DAN VOTE.
Vania masih terkejut dengan apa yang dia alami. Bagaimana bisa dia berada di tubuh wanita itu? Pertanyaan itu terus menghantui pikirannya. Dia dengan samar mengingat wajah yang dilihatnya itu, dan tiba-tiba ingatannya terbang ke masa lalu.
"Bukankah ini wajah wanita yang aku lihat di TV waktu itu?" gumamnya dalam hati.
Vania teringat pernah melihat Beby di Televisi, saat acara pertunangan mewahnya disiarkan secara langsung. Beby Kenastya Charles, anak tunggal dari keluarga Charles yang terkenal itu, tengah bertunangan dengan pria tampan yang membuat banyak orang iri.
Namun, kejadian itu juga membuat Beby menjadi sasaran olok-olokan banyak orang. Mereka mengatakan bahwa Beby tidak pantas mendapatkan lelaki yang jadi tunangannya itu, terutama karena kondisi tubuhnya yang gemuk. Perlakuan diskriminatif itu membuat Beby sering merasa sedih dan tidak percaya diri.
Semua itu berawal dari kematian ibunya, yang membuat hidup Beby berubah 180 derajat. Ibu tiri dan adik tirinya sering memperlakukannya dengan kasar, membuat Beby merasa seperti tidak memiliki tempat untuk berlindung.
Jika ia berani mengadu, mereka tak segan-segan untuk menyakitinya. Mau tak mau, Beby menuruti semua keinginan mereka, dan hidupnya menjadi semakin sulit dan pahit.
Awalnya, tubuh Beby tidak segemuk itu. Namun, setelah ayahnya menikah lagi, hidup Beby berubah drastis. Ibu tirinya sering memperlakukannya dengan kasar, membuat Beby merasa tertekan dan melampiaskan ke makanan. Kondisi itu membuat tubuh Beby semakin gemuk, dan hidupnya semakin sulit.
"Ayah dan Ibu harus pergi dulu ke ruang Dokter," kata Charles, ayah Beby. "Kamu istirahat di sini ya, Nak."
"I... Iya," jawab Vania, yang masih merasa bingung dan tidak yakin apa yang terjadi.
"Kamu banyak istirahat ya, Nak," tambah Evelyn, ibu tiri Beby. Vania mengangguk, masih merasa tidak yakin.
"Beruntungnya Beby punya ibu tiri sebaik dan seperhatian itu padanya," gumam Vania dalam hati, masih tidak yakin apa yang terjadi.
Setelah Charles dan Evelyn keluar, hanya tinggal Vania dan Nana di dalam ruangan. Nana menatap Vania dengan tatapan tak percaya, karena Nonanya yang dulu selalu mengingatnya, kini tidak mengingatnya lagi.
"Non, kenapa Non bisa lupa ingatan sih?" tanya Nana, sambil menangis. "Hiks... hiks..."
"Sudah, jangan menangis," kata Vania, mencoba menenangkan Nana. "Kamu kan dengar kata Dokter, kalau ini hanya sementara."
"Aku boleh tanya sesuatu sama kamu," kata Vania, mencoba mengalihkan perhatian Nana.
Nana mengangguk. "Iya, boleh Non. Emangnya Nona mau tanya apa?"
"Aku mau tahu nama semua anggota keluarga ini," kata Vania. "Dan bagaimana mereka memperlakukanku."
Nana menceritakan semua tentang keluarga Charles, termasuk ibu tiri dan adiknya yang sering menindasnya. Walau ayahnya sangat menyayanginya, namun mereka tak berani melaporkan semua perbuatan Evelyn. Evelyn mengancam semua orang di rumah, jika ada yang melapor, hidup mereka akan dibuat sengsara.
Nana juga bercerita tentang hubungan Beby dengan tunangannya, seorang tuan muda dari keluarga kaya yang memiliki beberapa Mall besar di beberapa kota. Namun, hubungan mereka jauh dari kata romantis. Bahkan, tunangannya itu sering memperlakukan Beby dengan kasar.
Mendengar penjelasan dari Nana, Vania merasa iba. Ia akan mencoba untuk menerima takdirnya. Mungkin ini kesempatan dari Tuhan untuk dirinya. Dia akan mencari tahu semua tentang Beby dan membantu dia untuk menjalani hidupnya dengan lebih baik lagi.
"Apakah Non Beby sudah mulai mengingatnya?" tanya Nana, dengan harapan yang tinggi.
Vania menggeleng, berpura-pura lupa ingatan agar mereka tidak mencurigainya. "Maaf, aku sama sekali tidak mengingatnya."
Nana tersenyum lembut. "Tidak apa-apa, Non. Pelan-pelan aja. Aku akan selalu membantu Non kok."
Vania mendekap kedua tangan Nana, merasa terharu oleh kebaikan Nana. "Terima kasih, ya. Kamu sudah menemaniku dan selalu ada untukku."Nana tersenyum lagi.
"Aku ingin tahu, bagaimana aku bisa ada di rumah sakit ini?"Tambah Vania.
Vania menggeleng, berpura-pura tidak mengingat apa-apa. "Aku sama sekali tidak bisa mengingatnya."
Raut wajah Nana seketika berubah, menjadi sedih dan khawatir. "Non Beby menceburkan diri ke dalam Danau," katanya, dengan suara yang bergetar.
Vania terkejut, merasa seperti dipukul oleh petir. "Aku menceburkan diri? Maksud kamu aku bunuh diri?" tanyanya, dengan suara yang terkejut dan sedih.
.
.
.
DUKUNG AUTHOR DENGAN LIKE, KOMENT DAN VOTE.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!