Novel ini akan bermula pada latar wktu tanggal 19 maret 2007,hari itu adalah hari dimana seorang anak perempuan dan kembarannya terlahir ke dunia,dan hari ini adalah hari dimana gadis itu merayakan ulang tahunya yang ke tujuh,sudah tujuh taun berlalu yang artinya sekarang sudah berganti menjadi tahun 2014.
"Selamat.....ulang tahun......kami ucapkan,selamat panjang unur dan bahagia,yeayyyy." Suara orang-orang yang tengah bernyanyi diruang tamu terasa begitu menggeleggar ditelingah duduk termenung sendiriran dikamarnya.
Dia adalah aleza,seseorang anak perempuan yang sekarang tengah berulang tahun,tapi anehnya,disaat semua orang tengah berkumpul dan merayakan ulang tahunnya di ruang tamu lantai bawah,lantas menggapa dirinya malah berada dikamar sendiri?,menjadu sebuah pertanyaan besar bukan.?
"Kenapa semua orang bisa berbahagia di hari kematiab ibu?." Lirih anak itu dengan tatapan kosongnya yang terarah ke jendela kamar,ketulan hari ini hujan turun begitu deras,membuat gadis yang tengah menatap langit lewat jendela kamarnya itu semakin merasa keenajan.
"Dan lagi,kenapa hanya alexaa saja yang bisa berada disana?,padahal hari ini aku hanya juga berulang tahun,kepada mereka tidak menggendong ku dan membawahku ke bawah seperti apa yang sering mereka lakukan pada alexsa?." Lirih anak itu sambil terus bertanya-tanya.
Aleza adalah anak bungsu dari keluarga mahendra,memiliki empat saudara kandung termasuk saudara kembarnya yang bernama alexsa,perpedaan perilaku sudah tak aneh lagi biasa aleza rasakan selama dirinya tinggal dirumah ini,semua itu bisa dirinya rasakan akibat ibu mereka yang meninggal pada saat melahirkannya,padahal dokter berkata jika ibunya itu sehat-sehat dan biasa saja ketika sedang melhirkan saudara kembarnya,alexa. Nemun kondisinya berubah drastis segera setela aleza sudah bersiap untuk keluar dari dalam rahim ibunya.
Dan tepat ketika aleza bary keluar dari dalam perut sang ibu,semua orang dalam ruangan itu menangis karena menangisi nyawa seseorang yang telah pergi pada saat itu,aleza bayi hanya mampu menangis kencang seperti halnya bayi biasa yang baru lahir,tanpa dirinya tahu bahwa hal itulah yang akan membuat hidupnya menderita sampai hari ini tiba.
Ditambah lagi,penyakit bawaan yang telah alexa bawa sejak dirinya bayi mampu membuat kasih sayangnya secara penuh bisa ia dapatkan,tanpa mau menyisakan nya untuk sang adik.
Hanya segelintir orang lah yang mampu menyayangi dan mencintai aleza sepenuh hatinya,orang-orang itu dapat aleza hidung dengan mudah mengunakan jari-jari tanggannya.
Ceklek...
Pintu kamar itu tiba-tiba saja dibuka,menampakan seseorang pria paru baya yang masih terlihat tampan meskipun dengan umur yang sudah sangat tenta.
"Eza,apa yang sedang kamu lakukan disini sayang?,ayo turun ke bawah dan rayakan ulang tahun kamu." ajak pria paru baya itu kepada aleza yang kala itu masih sibuk temerenung.
"Aku tidak mau kakek,ketika aku datang ke bawah,suasananya pasti akan berubah,mereka tidak akan tersenyum manis lagi ketika aku datang,aku juga tidak mau ikut bersama mereka untuk merayakan hari dimana ibu meninggalnya." Balas aleza dengan suara kecilnya.
Pria paru baya itu adalah kakek graham,kakek aleza yang berasal dari sang ibu,dia adalah sosok yang tegas namun lemah lembut dan penyayang terhadap cucu-cucunya,dia tidak pernah membedah-bedahkan kasih sayangnya terhadap semua anak cucunya.
Dirinya tahu betul apa yang terjadi dengan cucunya yang satu ini,maka dari itu,biasanya kakek graham sering melimpahkan kasih sayang yang lebih banyak kepda aleza dibandikan dengan anak-anak dan cucu-cucunya yang lain.
"Hem,yasudah kalau begitu,bagaimana kalau eza jalan-jalan sama kakek,eza mau kan?,cuma kita berdua doang kok." Ajak kakek graham dengan senyuman manis yang senantiasa ia tampakan pada wajahnya.
"Tapi kalau ketahuan sama yang lain bagaimana?,nanti eza takut dimarahin." Balas aleza
"Ya makanya,nanti pas keluar kita jalanya sembunyi-sembunyi,biar nggak ada yang tahu,nanti kita juga ambil jalan belakang,yuk?!." Mengenggam erat tangan kecil aleza,aleza tersenyum senang ketika mendengar ucapan kakeknya barusan.
"Yaudah deh,ayokk!!!." Balas aleza yang akhirnya kembali bersemangat dan berantusitas.
Mereka mulai meninggalkan ruang kamar itu dengan senyuman manis yang saling terpancar dari wajah kakek dan cucu itu,mereka mulai meninggalkan perkarangan rumah menggunakan mobil yang kakek graham bawa.
"Kakek nggak ajak nenek?." Tanya leza ketika mereka tengah diperjalanan menerobos hujan turun begitu lebat hari ini.
"Katanya nenek sekarang lagi nggak enak badan,jadi nggak bisa ikut,kita berdua aja ya?." Balas kakek graham dengan nada lembutnya.
Alexa kecil menganggukan kepalanya semanggat,mereka mulai melantunkan beberapa lagu yang bisa mereka nyanyikan ketika sedang hujan turun.
"Tik,tik,tik,hujan turun di atas genting."
"Air turun tidak terkira."
"Marilah tengok,pohon dan ranting."
"Pohon dan ranting basah semua...."
Tak lama dari itu,akhirnya kini mereka berdua telah sampai ditempat yang akan mereka tuju,sebenarnya eza menginginkan ayam goreng di hari ulang tahunya,tapi eza selalu memendam keinginannya itu karena takut jika semua orang akan mengabaikannya,tapi sekarang,keinginan itu akan segera terwujud bersama kakek graham.
"Kakek,kakek!,nanti eza ingin pesan ayamnya yang banyak ya?." Celetuk aleza dengan tawa bahagianya,kakek graham segera menganggukan kepalanya,dan mulai menuntun tangan kecil aleza untuk menyebrang jalan.
Restoran yang akan mereka kunjungi berada disebrang jalan,jika mereka mesti menggunakan mobil untuk menyebrang,mereka harus putar balik dan pastinya akan membutuhkan waktu yang lebih lagi,jadi kakek graham memutuskan untuk menyimpan mobilnya ditempat parkir pinggir jalan dan lebih memilih menerobos lebatnya hujan dan banyaknya kendaraan yang sedang berlalu-lalang.
Namun,tepat ketika mereka tengah berada ditengah-tengah jalan hendak menyebarang ke sisi yang lain,aleza malah teringat akan sesuatu,dirinya lupa meninggalkan melky,boneka kesayangan nya didalam mobil sang kakek.
"Kakek,kakek!!,bonekaku tertinggal di mobil,aku ingin mengambilnya terlebih dahulu,"teriak aleza sambil mengoyang-goyangkan lengan kakek graham,namun kakek graham tak kunjung menyadarinya,aleza yang sedari tadi ucapannya tak kakek graham hiraukan,jadi kesal sendiri.
Tak.....
Aleza memberanikan dirinya untuk mengambil langkah besar,ia segerah melepaskan genggaman tangan kakek graham dan mulai putar balik kemudin seger berlari kencang ke arah dimana mobil mereka tengah terparkir disebrang.
"Eza!!!!, apa yang kau lakukan?!!!!!" Teriak kakek garam begitu kencang,hingga.....
Tin...
Tin...
Sebuah teruk melaju begitu kencang hendak melintas ke arah dimana kini aleza tengah berdiri sambil menatap truk itu dengan mulut terbuka,tubuhnya tak bisa aleza gerakkan,ia seperti membantu begitu saja ketika melihat truk itu tengah melaju kencang ke arahnya.
BUGH....
Tubuh aleza tiba-tiba saja terpental ke sisi jalan akibat dorongan dari seseorang,dan Brak.....
Aleza bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri,bagaimana truk itu dengan kencang menabrak sang kakek yang entah kenapa berada di titik semula aleza berdiri,darah bermuncratan kemana-mana,tubuh kakek graham tergeletak begitu saja dijalanan setelah di tabrak begitu kencang oleh sebuah truk.
"Kakekkkkk!!!!!!." Teriak aleza sambil berlari ke arah sang kakek yang kini tengah terbaring tak berdaya dengan darah-darah segar yang melumuri seluruh tubuhnya.
"Hiks.......,kekek,ayo bangun,hiks.....kakek!!!!. Teriak aleza sambil terus menggoyangkan tubuh kakek graham dengan tangisan kencangnya. Tatapan mata alexa tak sengaja tertuju pada truk yang telah menabrak sang kekek,teruk itu memiliki sebuah antena kecil berwarna merah di belakang mobilnya.
Eza juga sempat melihat seseorang yang keluar dari truk itu dengan menggunakan masker dan penutup kepala berwarna hitam,eza hanya bisa melihat jika pada mata orang itu terdapat semacam bekas luka yang membentuk goresn kecil,sampai bayangan pria itu seketika mengilang bersamaan dengan perginya si pelaku dari TKP dengan membawa mobil truk miliknya.
"Kakek!!!!!!...." Teriak aleza dengan tangisan yang kian membesar beriringan dengan suara petir yang mengemuruh dilangit.
Tes
Tes
Tangisan yang begitu pili itu terasa menyatu dengan sekitar,suara tetesan air yang terjatuh menggenang diaspal bagikan melodi yang beriringi setiap teriakkan dan tangisan pilu yang anak kecil itu keluarkan lewat mulut kecilnya.
Aleza menatap ruang UGD dihadapannya dengan tatapan kosong,bola mata yang sudah memerah akibat terlalu banyak menangis,serta mata yang sembab adalah aksesoris tersendiri bagi aleza sekarang.
Tak...
Tak...
Terdengar suara langkah kaki yang semakin lama semakin menggema,eza tak memperdulikannya,yang ua pedulikan sekarang adalah,bagaimana kehidupan selanjutnya sentara garda terdepan baginya untuk bisa bertahan saja sudah tidak ada,suara langkah kaki itu terdengar semakin banyak.
"Dokter,bagaimana keadaan kakek saya sekarang?." Tanya andrian,kakak pertama dari aleza.
"Luka yang parah serta banyaknya darah yang keluar,membuat kami kesulitan untuk menolong tuan,mohon maaf,tapi kami sudah tidak bisa lagi membantu beliau,innsyaallah sekarang beliau sudah tenang diatas sana." Balas dokter yang telah selesai menangani kakek graham.
Semua orang yang berbeda didalam ruangan ini seketika terdiam ketika mendengar ucapan donter barusan.
Eza sudah tidak bisa lagi berkata-kata,andai semuanya bisa terulang kembali,dirinya pasti tidak akan nekat menerobos hujan kala itu,ini semua terjadi karenanya,kesialan menimpa kakeknya karena dirinya adalah pembawa sial yang abadi.
Kini anak perempuan itu hanya mampu terdiam dengan pndangan kosong dan pikiran yang entah pergi kemana,semua orang yang berada di ruangan itu mulai mengalihkan perhatiannya pada gadis yang tengah terpuruk ini,mereka terus menatap gadis kecil itu dengan tatapan.....
Bukan tatapan khawtir atau kasian,semua tatapan yang mereka lontarkan terhadap gadis kecil itu,adalah tatapan benci!!, bahkan disaat semua orang bisa melihat luka-luka serta goresan-goresan yang terdapat pada tubuh gadis kecil itu,tak ada satu pun dari mereka yang bersimpati.
"Bagimana dengan suami ku?!!!!!, apa yang terjadi padanya ha?!!,apa yang terjadi!!!." Teriak seseorang wanita paru baya yang batu saja datang dengan deraian air mata yang mengiasi wajahnya.
"Sudah ibu sudah,kita ikhlaskan saja yah,sudah!." ucap salah seseorang diri mereka sambil menenangkan wanita paru baya itu yang kini tengah histeris.
Aleza semakin memperdalam lamunannya,ia menutup telingahnya,berusaha agar dirinya tidak mendengar semua tangisan dan teriakan histeris dari mulut orang-orang itu.
Seseorang tiba-tiba saja menyengol bahu aleza cucup keras,aleza sempat tersedak akibat senggolan bahu tadi.
"Aduhh.....sa-sakit!...." lirih aleza dengan posisi tubuh yang sudah terduduk di atas lantai,ia mengaduh keskitan,padahal aleza lah korbannya di sini.
"Alexa!, apa yang terjadi?, apakah ada yang sakit?." Semuanya orang seketika berkumpul pada satu objek,mereka saling berlomba-lombw untuk mengeluarkan pendapat dan pertanyaan terbaik mereka.
"Heyy, apa yang kau lakukan terhadap kakakmu sendiri hah?,kau belum puas!!!." Bentak sean,kakak ketiga aleza,aleza meringsut ketakutan,bentakan adalah salah satu hal yang eza benci di dunia ini,tapi kenapa semua orang suka sekali mengeluarkan kata-kata berada tinghi seperti itu terhadapnya?.
Tubuh aleza terhempas begitu saja ketika seseorang tak sengaja menyenggolnya hanya karena ingin memastikan kondisi alexa yang terjatuh.
"Aduhhh....,sakit!!!!." ringis eza sampil mengelus lemut luka-luka yang berada ditubuhnya,sekeras apapun eza meringis,sebanyak apapun eza mengeluh,selagi masih ada alexa dihadapan mereka semua,dirinya tak akan pernah memiliki arti apa-apa.
Seseorang tak sengaja menatap aleza yang kini tengah meringis kesakitan,jujur saja,sebenarnya jauh dari dalam lubuk hatinya yang paling dalam,ia begitu kasihan dan simpati dengan anak kecil tak bersalah itu,namun disisi lain,egonya juga menguasai semua tingkah lakunya.
Singkay cerita,kakek graham sudah selesai dimakam kan,beliau dimakamkan pada sebuab makam keluarga yang terletak lumayan jauh dari kediaman keluarga mahendra,hari sudah mulai petang,dan setetes air yang terjatuh dari langit seketika menyadarkan orang-orang yang berada dipemakaman itu jika hujan akan segerah datang beberapa saat lagi.
Orang-orang mulai meninggalkan pemakaman ini satu-persatu hingga kini hanya tersisa beberapa saja disana,aleza menatap gundukan tanah yang masih baru dengan batu nisan yang bertuliskan nama kakeknya sendiri,tepat di samping makam sang ibu.
Air matanya terus menetes,meskipun tanpa dibarengi dengan suara tangis atau rengekan-rengekan kecil pada umumnya menangis,aleza hanya menatap kosong tanah yang kini mulai nasah akibat air-air yang terjatuh dari atas langit,hujan semakin deras dan kini hanya tersisa aleza seseorang dimakam itu.
"Hiks..,kakek kenapa pergi,kakek juga tau kan hidup aleza bahkan gimana kalau nggak ada kakek,kenapa kakek malah lebih memilih nyalemetin hidup aleza dibandingkan hidup kakek sendiri,hidup aleza yang ada kalah makin hancur kakek,kakek tau nggak sih,hikss...,aleza mau ikut kakek sama ibu aja. "Suara tangisan itu akhirnya terdengar,berbarengan dengan suara gemuruh hujan dan perginya semua orang dari tempat permakaman.
Hujan yang deras seolah tengah berusaha untuk menutupi banyaknya air mata yang keluar dari mata aleza dengan mengunakan air yang ia jatuhkan dari awan,tak hanya itu,hujan juga seolah tengah menutupi setiap rengekan dan suara tangisan yang keluar dari mulut aleza.
Mulai dari sanalah,aleza mulai menyukai hujan,ia menganggap jika hanya hujan lah yang bisa menemaninya setiap waktu,hanya hujan lah yang bisa berbuat baik untuknya,dan hanya hujan lah yang tau dan mengerti akan perasaan aleza yang sebenarnya.
Setiap kali aleza sedang menangis atau bersedih,hujan selalu datang dan membersamai nya selama aleza menangis.
"Non,ayo pulang non,bentar lagi mangerib,hujannya juga makin deras,bibi takut non demam." Ujar seseorang dari belakang aleza,nada suaranya begitu lembut,membuat hati aleza sedikit menghangat ketika mendengar ucapan dari orang itu.
Dia adalah bisurti,seseorang pembantu yang sudah lama berkerja dirumah keluarga mahendra,bi surti juga merupakan salah satu orang yang bisa menyisikan sedikir kasih sayangnya untuk aleza,sejak aleza kecil hanya dia lah yang selalu membantu dan menyayangi aleza,padahal pembantu rumah mereka cukup banyak,tapi hanya bi surti saja yang mampu mengurus anak mauikan yang terbuang seperti aleza.
"Tunggu dulu bi,aleza nggak mau ninggalin kakek,nanti kalau aleza tinggalin kakek,kakek bakalan kesepian." Lirih aleza sambil mengelus-elus kuburan kakek graham,bi sutri menatap wakah aleza dengan pandangan iba.
"Tapi kalau kamu disini terus,non bakalan sakit,yuk pulang,nanti kapan-kapan bibi ajak lagi ke makam tuan graham,yah." Pinta bi surti dengan nada lembutnya.
Aleza tak membalas,tatapannya taj pernah sekalipun teralihkan dari gudukan tanah dihadapannya,bi surti mau tak mau harus memaksa aleza untuk ikut pulang,bi surti segera mengendong tubuh aleza dan segera membawahnya pulang ke kediaman.
"Hacuwhhhh.....Hacuwhhhhh......"
"Ya ampun non,non deman,kan bibi juga udah bilang,non psti bakalan demam kalau terus-terusan ujan-ujanan dimakam tadi." Omel bi surti sambil mengecek suhu tubuh aleza menggunakan telapak tangannya.
"Bibi mau kemana?." tanya jack,ayah dari aleza dikepala keluarga mahendra.
"Bibi mau anterin non eza ke kamarnya tian,tubuhnya panas banget,kayaknya demam." Balas bi surti sambil menundukkan kepalanua segan.
"Bawa ke kamar bawah aja bi,jangan diatas lagi." Sergah jack secara tiba-tiba,bi surti yang mendengar itu kebingungan,karena setahunya kamar aleza sedari dulu memang dilantai dua.
"Di kamar tamu tuan?." Tanya bi surti sekali lagi mencoba memastikan.
"Bukan!,kamar yang di belakang dekat taman,kamar itu kosong bukan?,Simpan di sana saja,sekalian pindahkan semua barang-barangnya yang masih anak itu butuhkan." jelas jack sambil melenggang pergi dari hadapan bi surti.
"Ba-baik tuhan." balas bi surti dengan nada suara yang begitu rendah,ia menatap wajah aleza yang memerah saking panasnya,bi surti sungguh tak tega melihat anak sekecil ini diperlakukan tak adil dikeluarganya sendiri,padahal jika dipikir-pikir aleza ini adalah salah satu anak yang beruntung karena dilahirkan di keluarga yang kaya,tapi nyatanya orang yang terlahir di keluarga kaya tidak akan menjamin kebahagiaan bagi orang itu sendiri.
"Malang banget nasib kamu non,non......" Lirih bi surti sambil kembali melangkah kakinya menuju kamar yang telah jack sebutkan tadi,bi surti jelas tau maksud utama perkataan tuannya,di bukan bermaksud ingin menyimpan aleza di lantai satu agar gadis ini mudah beraktifitas semala sakit,tetpi karena tuanya itu sudah tak ingin lagi melihat gadis kecil ini berkeliaran dilantai dua.
"Bi.....,bibi!!." Lirih aleza setelah dirinya tersadar dari tidurnya yang cukup lelap,bi sutri segerah datang dari arah pintu dengan semangkuk bubur hangat ditangannya.
"Ehh,non udah bangun,makan bubur dulu yk?,abis itu non minum obat,biar cepet sembuh dan bisa main yah?." Ujar bi surti sambil mendudukan bokongnya di atas kasur.
"Bibi,kenapa eza tidur disini?,kamar eza kan diatas?." tanya aleza dengan tatapan polos ia lontarkan kepada bi surti,jujur,hati bi surti juga ikut sakit ketika mendengar ucapan nonanya ini,tapi......
"Katanya kamar non eza lagi dibenerin dulu,jadi buat sementara non eza disini aja dulu,biar deket juga sama kamar bibi,jadi nanti kita bisa sering-sering main deh." Balas bi surti sambil tersenyum manis,eza terdiam,ia menatap manik mata bi surti dengan begitu lekat.
"Yasudah de bi,nggak papa,berarti nanti kamar eza bakal bagus lagi dong?." Tanya aleza dengan ekspresi semangatnya.
"Iya donkkk...." Balas bi surti sambil mengelus lembut surai gadis kecil yang sudah ia anggap putrinya sendiri.
"Alexa,alexa maninan kamu banyak banget,ini pasti pap kamu yang kaya itu yang beliin kan?." Tanya seseorang anak kepada alexa.
"Iya dong,kalau yang ini papa aku yang beliin,tapi kalau yang ini,bang sean yang beliin,bagus kan?." Balas alexa dengan senyuman merekahnya.
Aleza yang terduduk sendirian diujung kelas hanya bisa menatap interaksi antara ketiga gadis kecil itu dengan pandangan kosong,kini aleza sudah kembali masuk ke sekolahnya seperti biasa,salah sati sekolah SD yang sangat terkenal dikalangan orang-orang kaya.
"Kakek bilang kalau aku udah masuk kelas satu SD,aku pasti bakalan punya banyak teman,tapi kenapa semuanya masih aja sama?, apa jangan-jangan kakek bohong ya?." Monolong aleza sambil menatap semua teman-teman sekelasnya yang sibuk dengan urusan dan mainan merek masing-masing.
"Kruyukkkk...." Sesuatu yang bunyi dari dalam perut aleza memberikan pertanda bahwa sekarang dirinya tengah membutuhkan asupan makanan agar ia bisa bertahan hidup.
Mendengar perutnya yang berbunyi,aleza segerah bangkit berjalan menuju kantin sekolah untuk membeli beberapa makanan yang bisa ia santap disana,namun aleza tak sengaja tersandung sesuatu ketika dirinya tengah berjalan,membuat tubuhnya harus tersyungkur kebawah dan meninbulkan sura yang cukup keras.
Brukkk....
"Alexa yang melihat sang adik terjatuh hendak berdiri untuk menolongnya,tapi,teman-temanya yang lain malah menahan tangannya.
"Udah biarin saja,dia mah jangan ditemenin,dia itu nggak punya banyak mainan kayak kamu,dia cuma anak pembantu,kamu nggak pantes temenan sama dia." Cegah salah seseorang temannya yang berambut gimbal,alexa mengangkat sebelah alisnya bertanya.
"Kenapa kamu bicara kayak gitu?." Tanya alexa balik,"
"Ih gini,kan aku sering pulang terakhir karena pap aku biasanya jemput sore,nah setiap aku nunggu ditaman,si aleza itu selalu dijemput sama ibu-ibu yang berpakaian kayak pelayan-pelayan dirumah aku,jadi fiks deh dia emang anak pembantu,tapu aku heran kenapa dia bisa sekolah di sini." Jelas temannya itu,alexa hanya mampu terdiam ketika mendengar penjelasan dari temnnya barusan.
Aleza dapat mendengar semua perkataan-perkataan yang anak-anak itu lontarkan,namun aleza dengan sekuat tenaga mencoba untuk selalu menutup telingahnya rapat-rapat dan bersikap abai,bukan karena aleza takut atau tidak mampu melewatkan mereka,aleza hanya takut jika masalah yang ia timbulkan akan semakin panjang dan yang paling parahnya alexa bisa saha terbawa dalam masalahnya,aleza tidak menginginkan semua itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!