"diana... Akhirnya aku akan menikah"ucap seorang perempuan cantik berambut pendek itu dengan wajah yang berseri seri
"oh iya?apa rafael sudah meminang mu?"jawab seorang perempuan manis berambut ikal,
amara mengangguk dengan antusias,"iya...akhirnya setelah tiga tahun kami berpacaran dia meminangku"
Mendengar itu diana begitu bahagia,mereka berpelukan sangat bahagia,
Iya mereka adalah dua sahabat ,mereka adalah amara dan diana,yang sudah lama bersahabat sejak masa sekolah. Mereka berbagi segala hal, mulai dari kebahagiaan hingga kesedihan.
.....
Seminggu sudah berlalu dan sekarang adalah pernikahan amara di gelar sangat mewah,amara begitu beruntung dia mendapati laki laki yang begitu kaya dan tampan,membuat siapa saja menjadi iri termasuk diana sahabat terbaik amara,
Awal nya diana sangat mendukung kisah asmara sahabat nya itu,namun lama kelamaan saat dia melihat suami sahabat nya itu begitu kaya dan tampan,selalu meratukan amara,membuat diana ingin memiliki nya juga,lambat laun diana mulai gencar mendekati rafael suami nya amara.
amara yang memang sudah percaya penuh kepada sahabat dan suami nya itu dia membiarkan sahabat nya sering berkunjung dan membiarkan mereka berdua mengobrol sementara amara selalu berada di dapur menyiapkan cemilan untuk mereka bertiga.
pernikahan yang baru berusia seumur jagung itu,membuat sang sahabat semakin iri,rafael yang memang memiliki iman yang tipis,dia mudah tergoda dengan kecantikan diana,tetapi jika kita melihat nya tentu saja lebih cantik amara,
Amara yang memiliki kulit putih bersih,dan hidung mancung berambut pendek,membuat nya awet muda,dia memiliki wajah yang imut,
Sementara diana dia memiliki rambut ikal,badan sedikit gemuk,dan hidung tidak terlalu mancung.
....
Sore itu amara dengan rafael sedang duduk santai di ruang tengah,mereka sedang asik bercanda ria,tiba tiba suara bel berbunyi.
"sebentar mas biar aku lihat dulu siapa yang datang."ucap nya dengan langsung beranjak pergi ke arah pintu utama,
Saat pintu di buka munculah diana,dia tersenyum riang saat mendapati amara yang membukakan pintu nya,
"diana?"ucap amara dengan mengerutkan dahi,
"hai ra..aku ijin menginap ya di sini."ucap nya dengan senyum yang mengembang,
"siapa sayang?"ucap rafael yang datang menghampiri istrinya,
Diana dan amara menoleh berbarengan,rafael terkejut saat mendapati diana berada di sini,sementara amara yang memang tidak merasa curiga pun bersikap biasa saja,
"mas diana ijin nginap di sini.."ucap amara meminta ijin.
Rafael menatap diana,lalu menatap kearah istrinya,ada perasaan bersalah saat melihat sang istri begitu baik,bahkan saat menghargainya selama ini,
"terserah kamu saja sayang,kalau mas ya ngikut kemauan kamu saja."jawab nya dengan nada begitu manis,
Melihat sikap manis yang di utarakan kepada amara membuat diana cemburu,namun dia tidak bisa berbuat apa apa,
Amara tersenyum manis kepada suami nya,
....
saat amara sedang menyiapkan makan malam,tiba tiba rafael memeluk nya dari belakang,
"mas...udah mandi belum?"ucap lembut amara kepada suaminya,
"udah nih wangi kan...mas kangen nih,kemarin sibuk kerja jadi gak sempat menyentuh istriku yang cantik ini."ucap nya dengan tangan yang masih memeluk pinggang amara dengan erat,
Diana yang turun dari arah tangga,dia diam mematung melihat romantisan pasangan suami istri itu,
Diana dengan cepat mendekat kearah mereka berdua"aduh...pengantin baru romantis banget sih"
Rafael dan amara menoleh keasal suara,dengan cepat rafael melepaskan pelukan nya dari amara,saat melihat tatapan diana yang sulit untuk di artikan,
"eh an..sini makan bareng bareng,baru juga aku mau manggil kamu"ucap amara dengan ramah,
Diana mengangguk canggung,dan mendudukan bokong nya di atas kursi meja makan.
Saat semuanya siap ingin makan,tiba tiba amara membuka suara,"eh sebentar ya aku kelupaan minum mencuci tangan."ucap nya dengan langsung berdiri dan meninggalkan mereka berdua di sana,
Diana terus memandangi amara pergi sampai tidak terlihat lagi,lalu dia beralih memandang rafael di depan nya,
"enak ya udah mesra mesraan dengan istri." ucap nya dengan jutek,
Rafel mengangkat satu alis nya,"ya gapapa dong diakan istri ku."jawab nya dengan tatapan dingin,
"tapi kenapa kamu begitu romantis saat kita sering bertukar pesan?"tanya nya dengan sedikit berbisik.
"kamu bilang mencintai ku?"ucap nya lagi,
Saat rafael ingin membuka suara,di arah sana sudah muncul amara dengan senyum yang tidak pernah luntur,"maaf lama,ayo kita mulai makan"ucap nya dengan menyendokan nasi kedalam piring suami nya,
Amara begitu sempurna sebagai istri,dia tidak pernah meninggikan suara nya kepada rafael,jika amara marah dia akan mendiami nya beberapa saat lalu mengajak nya diskusi untuk menyelesaikan masalah,tidak ada acara mengamuk dan merajuk seperti wanita lain,bahkan dia berpakaian yang sederhana dan sopan ,dia tidak pernah menuntut apapun kepada suaminya itu,jika perempuan lain mungkin akan berpenampilan sosialita jika mendapatkan suami sekaya rafael.
Mereka bertiga makan dengan keheningan,
Selesai makan,diana langsung berpamitan pergi kekamar nya,sementara amara dan rafael mereka akan duduk bersantai di ruang keluarga sampai mengantuk,itulah yang selalu mereka lalukan.
"mas kekamar yuk"ajak amara dengan mata yang mulai memerah menahan kantuk,
rafael menoleh kepada sang istri,"kamu duluan saja ya sayang,tanggung nih acaranya belum selesai"ucap nya dengan senyum manis,akhirnya amara beranjak dari duduk nya dan pergi meninggalkan suaminya sendirian di sana menonton tv.
Beberapa menit setelah amara masuk kedalam kamar,diana keluar dari kamar nya dengan membawa botol kosong dengan berniat ingin mengisi air dari dalam kulkas,saat dia menuruni tangga,diana melihat rafael sedang duduk sendirian di sana,diana mengurungkan niatnya,dia berbelok arah menghampiri suami sahabat nya itu,
diana langsung mendudukan bokongnya tepat di sebelah rafael,rafael reflek menoleh,dia sangat kaget,lalu pandangan nya beralih ke atas menatap kamar istrinya,dia takut jika sang istri keluar dari kamar nya,
"sedang apa kamu ,kenapa kesini?"bisik nya sedikit panik.
melihat itu diana hanya tersenyum tipis,dia menyandarkan kepalanya di pundak rafael,"mas aku rindu...kenapa kamu tidak pernah mengunjungi ku lagi."ucap nya dengan suara manja.
Rafael tertegun,ini yang dia suka dari diana,diana selalu bersikap manja seolah olah dia tidak bisa tanpa rafael,berbeda dengan amara yang apa apa dia akan melakukan nya sendiri,prinsip amara adalah selagi dia bisa dia akan berusaha tanpa merepotkan siapapun.dan rafael beranggapan bahwa amara tidak begitu membutuh kan nya...
amara bangun kesiangan pagi ini,dia melihat jam dinding sudah menunjukan pukul 07.00 pagi,
"aduh kesiangan.."ucap nya sambil melirik kesana kemari dia tidak mendapati suami nya ,dia turun dari ranjang ingin mencari sang suami,karena kebetulan ini hari minggu,sebelum itu dia akan mandi terlebih dahulu,dia tidak akan berpenampilan kucel di depan suami nya,bahkan amara selalu berpenampilan cantik di depan suaminya itu,
setelah mandi dia turun dari tangga,dia berjalan ke arah dapur dan ruang tengah namun suami nya tidak ada di sana,dia berjalan ke arah taman belakang,di sana dia mendapati suaminya dan sahabat nya sedang duduk berduaan di kursi yang sudah tersedia di sana,
tanpa rasa curiga amara berjalan ke arah mereka,karena posisi nya rafael dan diana membelakangi amara dia tidak tahu amara sedang berjalan menuju ke arah nya,
"mas...kapan sih kamu akan membelikan ku rumah yang sama besar nya seperti ini?aku gak mau tinggal lagi di kos an yang kecil."ucap diana memecah keheningan di sana,
Seketika langkah amara terhenti tidak jauh dari mereka,amara diam mematung disana,jantung nya berdegup dengan kencang,namun dia berusaha tenang siapa tahu dia salah dengar atau salah paham,
"sabar sayang...gajih ku semuanya aku berikan kepada amara,nanti akan aku berikan jika aku mendapatkan bonus dari perusahaan."ucap rafael dengan memainkan rambut ikal diana,
DUAR......
Seperti di hantam batu besar hati nya begitu sesak,begitu panas,dan sakit,amara diam mematung tubuh yang bergetar,bahkan lutut nya terasa lemas,dia mundur beberapa langkah dengan sangat perlahan,air matanya jatuh tanpa permisi,dia berbalik arah berlari sekencang kencang nya menuju kamar,dia masuk dengan tergesa gesa kedalam kamar,lalu dengan cepat menguncinya.
Di balik pintu dia menangis,tubuh nya luruh kebawah,dia menangis begitu pilu sambil memeluk lutut nya,
"aku tidak percaya...tapi aku melihat nya secara langsung..hiks...hiks..."lirih nya dengan air mata yang membasahi pipi merah amara,
"mas...diana..kalian..kalian sudah aku anggap keluarga dan aku menyayangi kalian melebihi diriku sendiri...sakit sekali ya allah." lirih nya dengan nangis sesenggukan,tangis nya begitu pilu,dia menangis dalam diam,dia takut suami dan sahabat nya mendengar tangis nya,
Beberapa menit dia menangis,rasa tidak percaya yang besar,hati nya menolak,namun otak nya memutar terus memori itu,dia menegakan kepalanya,dia menghapus air matanya,
"baiklah...mas,diana,kalian berhianat di belakang ku!kalian begitu licik,aku akan membalas kalian berdua,aku akan berpura pura tidak tahu dengan kejadian tadi,jika dulu aku akan meyimpan hartamu ,sekarang aku akan kuras hartamu semuanya,aku akan berfoya foya,bersikap manja di depan diana,tidak ada amara yang baik,amara yang lemah,sekarang hanya ada amara yang begitu dendam kepada kalian ."ucap nya dengan tatapan tajam kedepan,dengan tangan yang mengepal kuat,
Dia berdiri kearah toilet bertujuan untuk menuci muka dan berdandan secantik mungkin,dia hari ini akan berbelanja semau dia,
Amara keluar dari kamar dengan wajah yang ceria,namun hatinya begitu perih,saat dia sudah menuruni tangga,dia berpapasan dengan kedua penghianat itu,diana maupun rafael begitu kaget,amara menatap tajam mereka berdua,dengan beberap detik mereka saling tatap,hingga akhirnya amara memberikan senyuman manis nya,
"dari mana kalian?"ucap nya dengan nada selembut mungkin,
"aku habis dari taman belakang,dan saat ingin masuk kamar kami berpapasan."ucap rafael berbohong
Mendengar itu amara tersenyum getir,dia begitu sakit,ternyata suaminya pembohong handal.
Diana yang melihat amara begitu cantik dan begitu rapi dia sangat penasaran,"mau kemana ra,sudah rapi begitu.?
Amara langsung menoleh ke arah sahabat nya itu,
"aku ingin shoping,sudah lama tidak berbelanja memanjakan diri,setelah itu aku mau pergi kesalon."ucap nya dengan menatap dingin ke arah sahabat nya itu,
"wah boleh aku ikut?aku juga sudah lama tidak berbelanja dan pergi kesalon."ucap nya begitu antusias
Amara tersenyum miring,"maaf nih diana,tapi apa uang mu akan cukup?maksud ku aku akan berbelanja di mall terbesar di kota ini."ucap nya begitu angkuh,
Senyuman diana langsung memudar,dia mengerutkan dahi nya,lalu pandangan nya sekilas memandang rafael,lalu beralih kembali memandang amara,"tapi..biasanya juga kamu..."
belum sempat diana menyelesaikan perkataan nya amara menyela,
"mentraktirmu?hem....aku rasa sekarang aku sudah cukup mentraktir dan membelikan semua kebutuhan mu na.maksud ku aku kan sekarang tidak bekerja,dan ini juga memakai uang suami ku,tidak enak juga kan?"ucap nya dengan nada sedikit merendahkan.
Mendengar itu diana begitu kaget,dia membulat kan matanya,tidak seperti biasanya amara seperti ini,bahkan nada bicara nya pun berubah menjadi begitu angkuh,
Amara yang jika bicara selalu bernada lembut kini berubah ,ada sedikit nyeri di hati nya,diana memang berasal dari keluarga yang kurang mampu,dia bertemu dengan amara saat masa sekolah dulu,amara berasal dari keluar konglomerat ,sama kaya raya nya seperti rafael,bahkan rafael bekerja di perusahaan milik oma nya amara,dan hal itu diana maupun rafael tidak mengetahui nya sama sekali.
Jika dulu amara akan selalu membantu perekonomian diana,sekarang dia tidak akan,sebenarnya amara begitu menyayangi diana,karena mereka sudah mengenal begitu jauh,bahkan orang tua diana sangat menyayangi amara,karena amara selalu membantu keluarga diana,orang tua diana pun selalu berpesan kepada anak nya supaya selalu menyayangi dan jangan pernah menyakiti hati amara,bahkan diana pun menganggap adik kepada amara,namun seperti nya itu sirna saat melihat kehidupan sahabat nya begitu lebih baik dari dirinya.
Melihat sahabat nya diam membisu,dia tersenyum miring,"sudah ya....keburu sore nih,aku duluan ya mas,diana,jaga diri kalian baik baik di rumah ini."ucap nya dengan menatap tajam suaminya itu,setelah itu dia berlalu pergi.
sepeninggal nya amara,diana langsung mengadu kepada rafael,"mas..kenapa amara,dia bicara begitu angkuh."ucap nya dengan memajukan bibir nya,
"sudahlah biarkan,yang penting sekarang kita berduaan,kita habiskan waktu kita hari ini,aku yakin amara akan pulang sore atau malam."jawab rafael dengan mecolek dagu diana,
"tapi mas...aku juga ingin berbelanja!"rengek nya,
rafael menghela napas panjang,sejujur nya dia senang saat melihat amara mulai berdandan cantik,berbelanja,bahkan kesalon,karena selama ini dia selalu diam di rumah menjadi istri baik,
Tapi entahlah rafael begitu bingung ,di sisi lain dia tidak akan sanggup jika amara pergi meninggalkan nya,namun di sisi lain juga dia membutuhkan diana untuk menjadi pelarian di saat amara sedang halangan ,dan sudah seminggu ini amara sedang berhalangan,
Jika di suruh memilih sudah pasti dia akan memilih amara....
Amara menenteng belanjaan begitu banyak,sengaja ia pulang larut malam,dia berjalan dengan anggun menuju pintu ruma,dia membuka pintu dengan lansung tanpa memencet bel,saat pintu terbuka dengan lebar,telihat lah diana dan rafael sedang menonton tv dengan kepala diana yang sedang bersandar di bahu pria itu,
amara tidak bisa membohongi hati nya,dia begitu sakit,perlahan lahan perasaan nya mulai mati terhadap suami nya itu,
"ehem..."ucap amara berdehem dengan keras,kedua nya terlonjak kaget,namum tatapan amara begitu dingin,
"amara sudah pulang?kenapa tidak memencet bel terlebih dahulu sayang,biar aku nanti mengambut mu."ucap nya dengan gugup,dia dengan cepat berdiri dan menjauhkan diri dari diana,
Sementara diana,hatinya bergemuruh panas,saat melihat amara membawa belanjaan begitu banyak,belum lagi penampilan yang begitu sosialita,kuku yang memakai kuku palsu,leher dan jari jari nya terisi dengan berlian,rambut pendek nya tergerai dengan begitu wangi,
Diana menatap dengan tatapan tajam,dia benar benar iri dengan kehiduapan sempurna amara,amara dari kecil belum pernah merasakan kesusahan ekonomi sekalipun,bahkan saat sudah dewasa dia di pinang oleh pira tampan dan kaya,berbanding terbalik dengan dirinya,dirinya hanya seorang anak petani buruh,jangan kan dia berbelanja,untuk makan sehari hari pun dia kesusahan hingga akhirnya bertemu dengan amara dan hidup nya sedikit membaik saat orang tua amara memberi modal usaha kepada orang tua diana,
"amara...ya ampun kamu belanja banyak sekali,"ucap diana dengan senyum yang di paksakan,
Melihat itu amara tersenyum sinis,dia berjalan mendekat ke arah nya,"ah enggak kok,cuman 20 juta aja,"
Diana membulat kan matanya,dia benar benar iri,hatinya yang panas semakin panas,ingin dia marah meneriaki amara namun dia tidak begitu berani,akhirnya dia menutupi kemarahan itu dengan senyuman palsu,
"ya ampu,apa kamu tidak kasihan dengan suami mu ra,dia bekerja keras tapi kamu menghamburkan nya begitu cepat?"
"ah tidak kok,suami aku kan kaya diana apa kamu lupa?dia bekerja di perusahaan terbesar di kota ini,apalagi cuman 20 juta bukan apa apa baginya,iya kan mas..."jawab nya dengan begitu angkuh,dia menoleh sebentar ke arah suami nya,
"ah dan ini.."ucap nya lagi dengan memegang berlian di laher nya,"ini cuman 25 juta saja".
Amara lalu berbalik ke arah suami nya,dia langsung bergelayut manja di depan diana kepada suami nya,"suami aku tidak akan keberatan diana,makannya cepat menikah enak loh kita berbelanja menggunakan uang suami kita,"ucap nya lagi dengan meletakan kepalanya di bahu rafael,
Rafael hanya diam mematung,bahkan dia pun sangat bingung dengan perubahan sang istri,tetapi rafael justru senang dia melihat istrinya begitu bening dan cantik,
dada diana bergemuruh panas,"suami?....baik aku akan mempunyai suami nanti,tapi aku akan mengambil suami mu dan menjadikan ku satu satu nya!"gumam nya dalam hati dengan menatap amara dengan senyuman palsu,
Melihat mimik muka diana yang begitu menyolok,amara tersenyum tipis,"aku kira aku akan diam saja saat kau merebut suami ku,aku akan menyerahkan nya setelah harta nya habis,aku akan melakukan sesuatu dulu ,sehingga keputusan mu merebut suami ku akan memberi sebuah penyesalan saja."gumam nya dalam hati.
"aduh..mas,diana,aku kekamar dulu ya..mau mandi gerah,silahkan kalian mengobrol lagi."ucap nya dingin dengan langsung bergi begitu saja meninggalkan mereka berdua di sana,
Diana memandang punggung amara sampai tidak terlihat,setelah itu dia berjalan mendekat ke arah suami dari sahabat nya itu,"mas nikahi aku."rengek nya dengan memegang tangan rafael,
Rafael kaget,dia langsung menoleh ke arah diana,"jangan keterlaluan kamu!kita tidak akan menikah.kita hanya menjalin hubungan ini,aku mencintai amara,jaga batasan mu,aku kan sudah memberi mu sejumlah uang,jika kamu ingin berbelanja ya silahkan."jawa rafael dengan sinis,
"tapi bagaimana mungkin dengan uang segitu aku bisa berbelanja ,pergi kesalon,apalagi membeli berlian mas.."ucap nya dengan menarik narik tangan rafael,
Rafael menepis tangan diana"loh..sadar diri aja kamu!amara meskipun tanpa uang ku dia masih bisa membeli ini itu,bahkan bukan hanya berlian,dia bisa membeli rumah mewah untuk dirinya sendiri,kamu pasti tau kan?orang tuanya sekaya apa."
Mendengar itu jantung diana berdegup kencang,dia tidak menyangka ternyata rafael masih membela sahabat nya,dia harus bersikap lebih lembut lagi menarik perhatian rafael,
"sudah ya aku ingin menyusul istriku dulu."ucap rafael dengan langsung pergi begitu saja.
Sedangkan diana,dia diam mematung sendirian di sana,"lihat saja mas!aku akan merebut mu dari amara si sombong itu."ucap nya dengan tidak tahu malu nya.
......
Pov amara
Aku menghela napas panjang saat pergi meninggalkan mereka berdua di bawah,sungguh aku tidak akan bisa terlalu lama berpura pura tidak tahu seperti ini.itu sangat menyakitkan ku,apa aku harus bicara dengan papah dan oma?tapi bagai mana nanti reaksinya?aku takut mereka akan murka dan aku tidak akan bisa membalaskan semuanya.
Bagaimana kalau bicara dengan kakak saja?aku tidak akan bisa memendam nya sendirian,bisa bisa aku gila.
Saat aku sedang sibuk dengan pemikiran ku di depan meja rias ku,tiba tiba pintu kamar terbuka,aku menoleh ke arah pintu dan disana sudah ada suami laknat ku berdiri di sana,
"mas..."ucap ku dengan senyuman palsu,
dia menghampiri ku,tangan nya mengelus pelan kepalaku,sungguh menjijikan sekali.
"kamu cantik sekali ra,sudah lama kita tidak melakukan nya,pasti kamu sudah selasi kan?" ucap dengan dengan tersenyum simpul,aku membulat kan mataku,bagai mana ini?aku sudah tidak sudi di sentuh oleh nya,tidak mungkin kan jika mereka belum melakukan nya?
Aku berdiri dan berbalik arah menghadap nya,"maaf mas...masih ada sedikit lagi."ucap ku berpura pura sedih,
"hem...baiklah mas akan sabar menunggu."ucap nya dengan memegang pinggang ramping ku,
Aku dengan cepat melepaskan tangan nya,"tidur yuk mas cape nih"ucap ku berlasan,aku sudah muak dengan nya,bahkan cinta ku sudah terkikis habis,setelah mengetahui perselingkuhan mereka,hati ku rapuh namun aku tidak boleh terlihat lemah di depan mereka.
Aku merebahkan tubuh ku di atas kasur yang empuk,lalu di susul dengan rafael yang ikut merebahkan tubuh nya di samping ku,
Jika dulu aku akan senang,dan merasa di cintai,tapi ternyata sikap manis nya menutupi kelaluan busuk nya di belakang ku,dengan cepat aku berbalik arah dan memunggungi nya,air mataku jatuh begitu saja,dengan cepat aku menghapus nya dan memejam kan mataku,semoga kantuk segera menyerang ku....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!