Ternyata punya teman tidak sebahagia orang lain, aku selalu di perlakukan buruk, karna aku memiliki banyak kekurangan. aku sangat hancur dan hampir gila , tidak mau keluar , karna semua kejadian pahit itu masih sering terlintas ,aku sangat sedih, karna aku selalu mendapatkan bullying. semua itu sangat menyiksa ku, mental ku hancur, karna rasa takut akan melanjutkan sekolah, sampai aku tidak sekolah selama.satu tahun, aku libur, sekarang aku duduk di kelas 1 SMP.
"Nak , makan yuk!" Mamah menghampiri aku yg sedang duduk di kamar. Aku menyendiri dan aku merasa tidak percaya diri.
" Iya mah" Aku beranjak mendekati mamah, aku mengikuti nya dari belakang, menuju ruang tengah, ada permadani empuk yg sudah terpasang aku duduk di sana sambil menunggu mamah menyiapkan makanan.
Nama ku Derino Al Fajar. Atau biasa di panggil Rino. Aku lahir dari keluarga sederhana, aku tinggal bersama kedua orang tua ku dan Kedua kakak ku. Aku putra bungsu. Yg selalu di berikan kasih sayang lebih oleh mereka.
Febrian Al Fajar adalah bapak ku, beliau bekerja di rumah makan Tri Avi . mamah ku bernama Anne Azizah. Ibu rumah tangga. Kakak ku yg pertama bernama Amanda dan yg kedua bernama Cipta.kakak ku yg kedua sudah menikah dan tinggal di rumah istrinya.
Setiap bulan kakak ku mengirim kuota dan uang untuk ku , karna zaman sekarang sekolah pakai Handphone.
Aku dan keluarga masih ngontrak . Belum punya rumah yg tetap. tapi aku tetap bahagia karna di balik kesederhanaan ini aku menemukan sebuah kehangatan keluarga yg tak semua orang bisa merasakan nya.
Kak Manda bekerja di hotel sebagai kasir. Kak Cipta bekerja di bank sebagai OB. cita - cita ku ingin jadi Aktor tapi aku malah jadi penulis buku novel. tapi aku tetap menerima , semoga saja dari cerita yg aku buat bisa menjadi jalan tuk bisa mencapai cita - cita ku.
Aku dan kak Manda sangat dekat, tapi aku dan kak Cipta tidak terlalu dekat, karna sikap kakak ku dingin dan terkesan tak peduli.
Tapi di balik semua itu aku tetap sayang pada kedua nya.
Dari kecil aku sering masuk rumah sakit, karna aku terlahir prematur, dan sering sakit, jujur aku sangat sedih karna diri ini banyak kurang nya dari pada lebih nya.
Waktu kak Cipta belum menikah dia sering membiayai rumah sakit ku, waktu aku masih belum ngerti apa - apa. Tapi setelah menikah semua nya jadi teratur tidak memberikan semua gaji nya pada mamah, tapi aku mulai mengerti gajinya untuk istri nya dan itu juga yg nanti aku rasakan ketika sudah berumah tangga.
Aku di bully dari sekolah SD sampai SMP bahkan di SMA juga aku di bully lagi, sampai setelah lulus SMP aku takut untuk melanjutkan sekolah ke SMA . Satu tahun aku libur dulu. Karna trauma ku sangat berat.
Kami makan bersama. Mamah sangat cantik walau usia nya sudah kepala 5 . Tubuh nya berisi, bersih dan sehat, kalo bapak ku kurus karna bekerja terus.
" Gimana enak?" Mamah memecahkan keheningan.
" Enak, aku suka , masakan mamah paling best lah" Suara kecil ku, sambil makan , makanan nya memang sederhana tapi rasanya sangat luar biasa.
Mamah hanya tersenyum , senyum nya manis sekali.
Aku bahagia bisa hadir di tengah - tengah keluarga ini.
Hari ini aku sudah bangun, seperti biasa nya aku melaksanakan terlebih dahulu shalat subuh berjamaah.
Setiap aku ingin berangkat sekolah , rasanya enggan , karna bayangan bully di waktu SD itu masih terus menghantuiku. Memang waktu itu mereka dan aku masih belum terlalu mengerti, tapi apakah hanya aku yg pantas untuk di bully? Tanda tanya itu masih belum ku temui jawaban nya waktu itu. Sedangkan mereka teman ku yg lain nya tidak pernah di bully seperti aku yg hampir gila.
Memang waktu itu aku sering di antar bahkan di tungguin oleh mamah sampai pulang, tapi itu wajar karna memang masih kecil, aku juga masih takut.
Hari ini aku sudah selesai melaksanakan shalat subuh, dengan malas aku mengganti pakaian ku , aku tidak bergairah saat menjelang pagi apa lagi hari sekolah. Rasa malas itu terus menguasaiku. Aku tau sekolah memang penting, tapi di sana juga pengalaman berteman tidak menggenakan . Aku selalu bertanya di batin ku sendiri tentang takdir hidup ku yg terlalu menyedihkan ini.
"No kenapa ngelamun? Bukannya hari ini nggak ada pr kan? Tapi kenapa terlihat pusing dan lesu?" mamah masuk meraih pundak ku . Mata nya penuh kehangatan .
" Aku , malas mah, jujur pengen cepet lulus, aku lelah, karna mereka tidak pernah memperlakukan ku baik " Netra ku yg mulai berair.
" Mamah tau, tapi kan sebentar lagi ujian kenaikan kelas, mamah mau kamu naik dengan nilai terbaik, walau perlakuan mereka bejat. jujur kita hanya orang biasa dan tidak punya kuasa untuk menghukum, tapi percaya lah, suatu hari nanti hukum alam akan berlaku untuk mereka yg menyakiti mu" mamah mengusap kedua pipi ku yg basah , gerakan itu lembut , aku sangat bersyukur sekali lahir dari rahim nya.
" Iya, tapi aku males, soal nya aku di bully lagi, ku kira setelah SMP aku menemukan kebahagiaan dalam berteman baru, tapi nyata nya lebih kejam dari teman ku yg di SD." Aku memakai dasi dan sabuk.
" Semoga saja nanti bisa bahagia ya, satu tahun kau udah istirahat untuk memulihkan rasa trauma mu , mamah juga nggak pernah menyangka kalo temen SMP mu kayak gitu lagi, tapi percaya lah akan ada kebahagiaan" Mamah memberikan pelukan hangat nya padaku .
" Iya, aku juga lelah , jujur aku ingin sekali bahagia, walau nggak punya temen" Aku mengelus pipi mamah, sebening kristal belum bisa membuat ku melupakan akan semua itu, walau kristal itu cantik dan kilauan nya mampu membuat ku bahagia tapi nyatanya itu belum mampu ku lupakan.
" Udah, kita makan yuk!" Kak Manda masuk menghampiri sudah siap dengan seragam kerja nya, di tambah make up yg sederhana semakin terlihat cantik.
" Oke, yuk" mamah merangkul kami , kami pun menuju ruang tengah untuk makan . sudah ada bapak di sana sedang duduk memakai pakaian kerja dengan rapih .
" Kenapa lesu?" bapak membuka topik sambil tersenyum. Makanan itu memang sederhana tetapi enak.
" Aku sungkan aja, karna setiap aku liat pakaian sekolah aku liat juga kejadian buruk itu" aku meminum air hangat yg sudah di siapkan oleh mamah.
" Memang mereka itu nggak punya hati, nakal boleh, tapi ya sewajar nya aja "Bapak mengusap pipi ku sambil tersenyum.
Aku hanya diam, enggan untuk membahas itu lagi, karna jujur aku sangat trauma , tak bisa di pungkiri memang aku masih takut dan trauma .
Aku hari ini sudah menyelesaikan tugas ,Dissa ketua kelas mengajak ku untuk jajan, tapi aku menolak nya. Lebih baik makan kue buatan mamah aja. Yg sudah beliau bungkus untuk ku.
" No, jajan yuk!" Dissa menghampiri ku, membawa dompet berisi uang dengan jumlah banyak. Hanya dia yg mengajak ku jajan , mereka teman ku yg lain tidak pernah.
" Nggak ah, makasih" jawab ku dengan susah payah agar suara yg keluar lantang tapi masih saja kecil dan seperti anak kecil , dari itu mereka sering mengejek bahkan membully.
" Ya udah, kalo nggak mau" Dissa melanjutkan langkah panjang nya sembari tersenyum. Dia itu pintar, ranking satu terus .dia lahir dari keluarga berada. Aku hanya senyum saja , lalu aku memakan kue itu. Aku hanya fokus makan. Aku tak mengeluarkan suara lagi karna percuma kalau aku mengobrol mereka malah mengejek ku. Bahkan aku tidak punya teman satu bangku. Aku hanya duduk sendiri, tas ku lah teman satu bangku aku.
Hamid selalu melirik ku terus , rupanya dia mulai merasa kasihan ,tapi aku tidak butuh simpati dari siapa pun . Karana mereka tak tulus . Bahkan ketika aku ingin tau soal memecahkan soal matematika pakai rumus , aku tidak di beri tahu ,rasa nya sakit sekali hati ini, memang aku tidak pandai dalam mata pelajaran matematika, tapi aku ingin berusaha mengerjakan nya. Walau banyak salah nya dari pada benar nya . Tapi itu lebih baik, dari pada mereka dengan jawaban benar semua, hasil nya dari orang lain bukan usaha sendiri itu lebih malu . Menurut ku mereka terlalu egois tak mau menerima orang yg punya banyak kekurangan.
Setelah aku selesai makan kue itu, aku mencuci tangan , lalu berjalan menuju mushola, karna azan dzuhur sudah berkumandang.
Aku berjalan sambil melipat celana ku lalu masuk dengan membuka terlebih dahulu sepatu dan kaos kaki ku.
Aku tak pernah meninggalkan shalat , walau aku sakit parah sekalipun aku tetap shalat tepat waktu.
Dulu waktu aku demam tinggi, aku sangat lemas tapi aku tetap memaksakan diri untuk shalat seperti biasa .
Aku pun masuk dan mengambil air wudhu, lalu melaksanakan shalat dzuhur berjamaah.
Sementara di rumah, Kak Cipta bersama istrinya main ke rumah, membawa buah - buahan.
" A , Neng, mau minum apa?" mamah memanggil kakak dengan panggilan aa karna lebih enak . Kata mamah.
" Air hangat aja mah" Jawab kak Cipta sambil mengisap rokok nya. hari ini kakak ku sedang izin karna ada masalah yg harus di segera di selesaikan .
" Iya" mamah melangkah menuju dapur. Mengambil minum untuk mereka.
Tak lama kemudian datang membawa teh hangat dan kue buatan nya .
" Mah, Rino belum pulang kah?" Kakak ku menikmati kue nya sambil membuka topik tentang ku.
" Belum, masih di sekolah, nanti paling sebentar lagi" mamah menjawab sambil duduk menyandar ke tembok.
Mereka mengobrol lain nya , sampai satu jam lebih, lalu mereka memutuskan untuk pulang, mamah pun mengantar nya keluar, setelah mereka pulang ,mamah masuk mengambil air wudhu. Lalu shalat dzuhur di kamar ku.
Singkat waktu, aku sudah pulang , aku berjalan menelusuri jalanan sambil menghela nafas sejenak.aku jalan kaki .
Sampai lah, di rumah, deru nafas ku memburu, aku membuka seragam dan sepatu ku. hari ini sangat panas aku tak kuat untuk jalan kaki .
Aku segera mandi, makanan sudah tertata rapih di meja, permadani sudah di pasang . Aku pun segera salin dan menghampiri mamah.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!