Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan Nama Tokoh, Tempat Kejadian ataupun alur cerita, itu adalah kebetulan semata yang tidak ada unsur kesengajaan.
*
“Nona Petrov?”
Nama yang baru saja di ucapkan oleh Hansell Hamillton sungguh membuatnya mengkerutkan kening dengan begitu dalam, rasanya ketika mendengar rekan bisnisnya menyebutkan tentang ahli waris Petrov, Hansell sungguh tidak menyukainya.
Bagaimana tidak, Nona Petrov yang saat ini mewarisi kekayaan dari ayahnya yang baru saja meninggal itu adalah seorang pembisnis muda yang terkenal dengan permainan bawah tanah yang begitu luas dan kejam, bahkan ia cukup terkenal di kerajaan bawah tanah dan menjadi VVIP di markas utama yang saat ini di lepaskan kepemimpinanya oleh keluarga Hamillton.
“Aku tidak tertarik dengan gadis itu” tutur Hansell dengan kalimat gamblang, pria itu bicara dengan malas seraya membalikan berkas di tanganya.
Saat ini Hansell tengah berada di kantor teman-nya yang bernama Xiumin Xiu.
“Kenapa kau tidak menyukainya, bahkan temanku mengatakan jika Nona Petrov itu sangat cantik” tandas Xiumin kehadapan Hansell.
Xiumin adalah rekan bisnis Hansell yang saat ini mengelola perusahaan berbasis Konveksi di Korea, selain itu itu mengantongi Brand baju ternama yang sudah mendunia, bahkan kakeknya seorang Desainer yang Lagend pencetus Brand nomor satu di peringkat Internasional. Untuk itulah, Xiumin juga bukan orang sembarangan yang bisa di remehkan, sekalipun ia cukup gila akan wanita.
“Aku tidak suka ketika mengetahui latar belakangnya, ia terkenal dengan permainan bawah tanah yang luar biasa bengis, bahkan tidak banyak pembisnis yang mau melawan Grup Petrov, sebab relasi gadis itu amat ganas dan tidak beretika, selain itu aku tidak menyukainya, lantaran tidak sesuai dengan prinsipku bekerja” cetus Hansell ketika melirik kearah Xiumin, membuat pria itu terkekeh jengkel atas perkataan Hansell yang mungkin cukup aneh untuk ia dengar oleh orang normal.
“Ayolah teman, kenapa kau kaku sekali, bagaimanapun ini dunia bisnis, kita bisa saja menjadi seperti apapun jika menyangkut persoalan bisnis. Namun sebagai pria, kau harus melihatnya selaku wanita biasa. Ia sangat cantik, percayalah padaku, datang saja ke pesta besok malam di Inggris, Nona Petrov menghadiri pesta yang di buat oleh keluarga kerajaan atas kerjasama bisnis mereka”
“Aku tidak tertarik Min, Kau saja yang pergi ke Inggris, aku akan kembali ke Irlandia, aku terlalu lama meninggalkaan sekolahku” keras pria itu saat menautkan kedua alisnya sebab ia benar-benar tidak ingin pergi.
“Kenapa kau menghabiskan waktu untuk sekolah? Kau bahkan bisa lulus tanpa mengikuti ujian jika kau mau”
“Tapi masalahnya aku tidak mau, aku ingin menjalani sesuai prosedur. Karna temanku akan marah jika aku cepat meluluskan diri”
Kali ini Hansell bicara dengan nada bercanda, membuat Xiumin tidak menyangka jika kehidupan pria itu sangatlah membosankan, tapi memang begitu Hansell Hamillton, ia terlalu sibuk akan bisnis dan kehidupan pribadinya, pria itu cukup dingin pada wanita dan bahkan hanya bergaul dengan orang yang ia kenali, apalagi untuk membujuk Hansell, sama saja seperti menanti ayan menetaskan telur emas.
“Baiklah jika kau tidak mau, tapi apa kau yakin tidak mau berkenalan dengan Nona Petrov?” tanya Xiumin sekali lagi, ia ingin sekali membawa Hansell berkenalan dengan Nona Petrov, nampaknya perpaduan keduanya cukup unik, pria dingin di padukan dengan gadis berbahaya, merupakan dua kesatuan yang mungkin mengegerkan dunia, sayangnya pria itu terlalu sulit di rayu.
“Dasar lelaki bodoh. Tentu saja tidak, aku tidak menyukai gadis seperti itu!”
"Kenapa?"
"Ya karna aku tidak menyukainya!"
“Baiklah....baiklah.....Hansell, jangan sampai kau menjilat ludah sendiri”
“Apa kau bercanda, untuk apa aku menjilat ludah sendiri, dasar aneh”
“Aku tidak bercanda, mana berani bercanda dengan Hansell Hamillton, tapi kau tidak bisa mengelak, jika tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini”
Hingga sore itu perbincangan antara mereka berakir dengan kesepakatan bisnis, tentu saja Hansell bekerjasama dengan perusahaan Xiumin lantaran ia ingin mengeluarkan sebuah model pakaian terbaru untuk musim dingin, bahkan proyek yang di kerjakan oleh Hansell adalah hasil dari rancangan tangan Xiumin, sedangkan Hansell turut adil dalam pembuatan model baju tersebut.
*
Hansell Hamillton adalah ahli waris dari keluarga Hamillton, ia merupakan anak pertama dan seorang kakak bagi Angeline Hamillton, tentu saja pada usia yang ke-8 tahun Hansell sudah kehilangan ibunya, yaitu Charmilla Farhaven.
Sedangkan ayahnya cukup berusia tua dan saat ini tengah mengalami sakit jantung, untuk itulah beliau memindahkan seluruh pekerjaan dan tanggung jawab pada Hansell, selain sebagai pemimpin di sebuah perusahaan, Hansell adalah murid SMA Swasta di Irlandia yang saat ini tengah belajar sambil bekerja.
Kadang Hansell mengambil waktu libur dalam beberapa hari, jika ada pekerjaan di luar Negri yang cukup mendesak, bahkan saat ini Hansell tengah di Tiongkok untuk melakukan kerjasama dengan beberapa perusahaan cabang.
Meskipun begitu, Hansell termasuk kedalam Grup murid berprestasi yang bertenger di rangking pertama juara umum di sekolahnya, akibat kepintaran itulah membuat sekolah memberikan kelonggaran kepada Hansell, bahkan mereka sangat membanggakan pria itu lantaran selalu menjadi pemenang dalam Olimpiade Sains dan Matematika tingkat Nasional serta Internasional.
Dan saat ini, Hansell sedang memperebutkan tander di perusahaan Tuan Xiao, di tambah pula pria itu akan berahasil mendapatkanya sesuai dengan harapan Tuan Hamillton, hanya perlu beberapa rapat saja dengan berbagai perusahaan cabang milik beliau untuk kesepakatan yang "Deal".
*
Malam harinya Hansell sudah di Hotel seorang diri, selain menyibukan diri dengan pekerjaan tentu saja Hansell tidak memiliki kegiatan apapun, ia sungguh tidak memiliki teman sekalipun ia sering berbolak balik keluar Negri, bahkan selain Xiumin yang hampir sepantaran denganya, seluruh rekan kerja Hansell adalah orang yang berumur cukup matang, untuk itulah ia tidak memiliki teman selain Dikra sahabatnya di Irlandia, dan juga adiknya Angeline.
Sebuah notifikasi di ponsel Hansell mengalihkan perhatianya, membuat pria itu mengambil alih benda yang mungkin jarang ia gengam karna biasanya Hansell selalu mendapatkan pesan atau apa-pun melalui Darrel, biasanya hanya beberapa orang saja yang sering ia hubungi dengan ponsel genggam itu, namun kali ini Hansell cukup penasaran akan siapa yang menghubungi dirinya, sehingga notifikasi itu aktif di malam hari ini.
“Selamat malam Hansell, maaf sebelumnya menganggu waktumu. Aku sangat menyesal atas pertemuan besok yang mungkin tidak bisa aku hadiri di Tiongkok, karna ada acara mendesak malam ini yang membuat ku terbang ke Landon untuk menghadiri sebuah acara yang diadakan Nona Petrov dan anggota kerajaan. Apa kau bisa ke Landon untuk menemui beberapa pihak terkait Tander kita, karna semuanya membatalkan pertemuan di Tiongkok dan memaksaku untuk ke Landon malam ini, aku sungguh minta maaf Hansell, semoga kau bersedia untuk datang ke acara yang diadakan oleh keluarga kerajaan di Inggris. Nanti akan aku pesankan alamatnya dan aku sungguh meminta maaf atas hal ini, semoga kau datang ke Landon dan mendapatkan Tander dengan sekutu” ~Pesan dari Tuan Xiao.
“Astaga!! Kenapa semua orang harus menghadiri pesta itu” decak Hansell dengan jengkel, ia padahal sudah menyiapkan penerbangan dengan pesawat kelas ekonomi namun nampaknya rencana itu harus di tunda lantaran Hansell perlu ke Inggris untuk menemui Tuan Xiao, jika memang terpaksa untuk menghadiri acara besok, semoga saja Hansell tidak bertemu dengan Xiumin.
Jika tidak, Hansell akan benar-benar malu padanya.
Pria itu menghubungi Darrel yang saat ini tengah berada di kamar sebelah, tentu saja Darrel adalah sekretaris pribadinya yang sudah bekerja 2 tahun dengan Hansell, meskipun usia Darrel cukup tua dari Hansell, namun pria sopan itu tetap saja memanggilnya “Tuan Muda” meskipun kadang Hansell meminta Darrel bersikap santai, tapi Darrel selalu kuat dengan prinsipnya.
“Darrel, siapkan penerbangan ke Inggris malam ini" titah Hansell dari balik ponsel pada sekretaris kepercayaanya, membuat Darrel berdiri tegak dari rebahan itu sembari membuka mata dengan segera.
“Apakah ada pekerjaan mendesak Tuan?” tanya Darrel yamg terkesiap atas titah dari Hansell Hamillton, sebab sangat jarang pria itu menganti jadwal secara mendadak jika tidak untuk pekerjaan yang penting atau mendesak.
“Tuan Xiao menganti pertemuanya untuk diadakan di Landon. Aku tidak bisa mengabaikanya, karna ayah memintaku memenangkan Tander ini, jika kita tidak bisa bekerjasama dengan Tuan Xiao, ayahku akan memarahiku habis-habisan jika pulang dengan tangan kosong, karna itulah kita harus ke Landon untuk menemui pria itu” jelas Hansell dengan memelas.
“Baik Tuan Muda, aku akan menyiapakan penerbangan anda secepatnya”
Hingga Darrel beranjak dari ranjang yang baru saja ingin membuai dirinya kealam mimpi, sungguh Darrel tidak bisa mengabaikan perintah dari Hansell Hamilton sebab memang ini tugasnya, ia harus rela di ganggu saat jam tidur nyenyak dan bahkan makan siang, sebab Darrel telah mendedikasikan dirinya di keluarga Hamillton semenjak di terima.
Hampir tengah malam pria yang kala itu sudah mengunakan pakaian hangat, berwarna coklat tua dengan balutan syal hitam di lengkapi alat dengar musik di telinganya, memasuki pesawat pribadi yang sudah Darrel siapkan, bahkan Hansell mengelengkan kepala melihat Darrel berganti pakaian terhadap jas formal, padahal Hansell sudah mengatakan dengan jelas penerbangan mereka tidak untuk pertemuan mendesak, bahkan Hansell mengunakan pakaian yang sangat santai dan senyaman mungkin, tapi Darrel memang tidak bisa di bilangin dan terus bersikap hormat dengan penuh dedikasi.
"Entahlah" batin Hansell tatkala berlalu untuk duduk di tempatnya, ia menutup mata sembari mendengarkan alunan musik yang sopan masuk ke pendengaran itu.
London, Inggris, pukul 22.30 Malam.
Acara yang di adakan di sebuah Hotel itu, sungguh di hadiri oleh seluruh pembisnis dari berbagai kalangan dan Negara manapun, bahkan Airyn Petrov yang biasa di panggil Nona Petrov itu, baru saja menuruni mobil dengan sikap elegan penuh akan gaya berkelas yang ia pamerkan.
Wanita itu memasuki acara hingga membuat semua mata terpaku padanya, Airyn sangatlah cantik dan penuh akan wibawa pemimpin, meskipun ia sangat muda dan juga wanita pertama yang bertenger di nomor urut kedua, sebagai pembisnis tersukses, tetap saja sikap dan karakter pemimpin di dirinya melekat seperti berkat.
Hingga ratusan orang membicarakan tentang dirinya, bahkan saat ini mata Xiumin tidak bisa di lepaskan dari Nona Petrov, gadis yang sangat Xiumin kagumi, tengah mengandeng seorang bangsawan Inggris bernama Adward, bahkan mereka di gadang-gadang memiliki hubungan khusus yang notabenya untuk kepentingan bisnis semata.
Apa-pun itu, Xiumin sungguh ingin melihat Hansell berkenalan dengan dirinya, dan ia ingin sekali temanya itu memiliki interaksi dengan Nona Petrov, sayangnya Hansell terlalu membenci sebelum mengenali.
*
Di hotel itu banyak tamu undangan yang memadati acara, banyak kalangan atas yang salig bertegur sapa dan begitu bayak orang yang mulai mengenali Hansell, bahkan rasanya Hansell cukup lelah untuk menyapa mereka.
“Cantik sekali Nona Petrov” puji seorang pria yang sembil lalu bicara di hadapan Hansell.
Tentu saja seuntai nama itu, membuat Hansell melirik kearah sumber suara, ia menatap kepada kerumunan masa yanh hiruk pilik disana, sungguh Hansell tidak peduli sama sekali, entah secantik apapun gadis yang selalu di puji-puji para pria, ia tidak ingin peduli akan apapun, sebab bagi Hansell meniti masa depan adalah pilihan terbaik, ia sungguh tidak tertarik kepada wanita manapun, sebab Hansell masih memiliki usia 20 tahun, dan membuatnya tidak tertarik untuk mengencani wanita lantaran kehidupan pribadinya telah di sibukan oleh pekerjaan.
“Hansell….” Panggil seseorang kepada pria itu, bahkan membuat Hansell memutar kepala melirik kearah sumber suara.
“Astaga kenapa ada pria itu” batin Hansell dengan jengkel.
“Benar kau kan. Astaga mimpi apa aku bertemu dengan mu disini” sapa Xiumin ketika menepuk pundak temanya, sungguh ia ingin megejek pria itu, tapi melihat gurat wajah Hansell yang tidak enak di pandang, membuat Xiumin mengurungkan niatnya.
“Kenapa kau datang ke pesta ini, bukankah kau tidak ingin menghadirinya” tanya Xiumin dengan ingin tahu, membuat Hansell mengertakan gigi dengan penuh kesal namun mampu ia sembunyikan.
“Aku memiliki urusan pekerjaan dengan rekanku yang ada di Tiongkok, ia memabatlkan janji temu disana, dan memintaku menghadiri pesta ini. karna tandernya berskala besar aku tidak bisa mengabaikanya. Dengan terpaksa aku harus menghadirinya di Kota ini” jelas Hansell dengan sikap enggan, ia bahkan meraih minuman dari palayan yang membawa nampan berisi minuman.
“Oh begitu. Apapun masalah mu menghadiri pesta ini, yang jelas kau sudah datang. Ayolah ikut aku” ajak Xiumin kepada temanya, membuat Hansell mematung sebab ia tidak untuk bermain-main datang ke pestaa ini. “Ayolah” seru pria itu sekali lagi, namun Hansell tetap tidak bergeming.
“Kau mau mengajak ku kemana?” tanya Hansell dengan gurat wajah bingung.
“Menemui Nona Petrov. Mari kita berkenalan dengan beliau, aku sungguh ingin menyapanya dari dekat, tadinya aku tidak berani karna seorang diri, sekarang jika ada dirimu maka keberanian ku akan datang dengan sendirinya”
“Aku tidak mau” bantah Hansell dengan tegas. “Kau saja menemuinya, bukankah sudah ku bilang, aku tidak menyukai wanita itu, aku bahkan sangat malas mengenalnya”
“Hei ayolah. Anggap saja dia sebagai wanita, jangan menganggapnya sebagai Nona Petrov”
“Menjadi seorang wanita atau Nona Petrov, bagiku sama saja. Dia tetap saja memiliki karakter yang tidak sesuai dengan prinsipku, karna itulah pergilan menemuinya sendirian”
“Kenapa kau tidak asik sekali, dasar menyebalkan” dengus Xiumin kearah pria itu, ia tidak menyangka Hansell akan sekeras ini, sungguh membuatnya tidak bisa berkata-kata.
Hansell berdiri sembari meneguk minuman di tanganya, pria itu memandang kearah lain untuk mimindai keberadaan Tuan Xiao yang ingin di temui, tapi sedari tadi Hansell tidak melihat pria tua itu. Sedangkan Xiumin masih berdiri sambil memandangi kerumunan orang yang mengelilingi Nona Petrov, ia seperti mengigit jari lantaran tidak memiliki keberanian berkenalan dengan wanita cantik itu, temanya yang luar biasa menyebalkan itu sungguh membuat Xiumin tidak habis fikir, bagaimana bisa Hansell memiliki prinsip yang sangat kuno sekali.
“Tuan muda” sapa Darrel yang tiba-tiba memutus keheningan antara Xiumin dan Hansell, bahkan Darrel memberikan salam kepada Xiumin sebelum bicara pada Hansell.
“Tuan Xiao memiliki pertemuan dengan rekannya, dan mereka mengutus Nona Glarisa untuk mendiskusikan kerjasama itu”
Sungguh wajah Hansell mengelap, bahkan ia menatap dengan jengkel seolah perkataan Darrel membuatnya tersinggung.
Bagaimana tidak, Tuan Xiao meminta Hansell sejauh ini untuk datang ke Inggris, tapi ia malah mengutus orang lain mendiskusikan kerjasama antar perusahaan mereka, jika sedari awal Hansell tahu akan di perlakukan tidak sopan, ia memilih untuk membatalkan tander ini, tapi karna sudah sejauh ini, dan ia sudah terpaksa menghadiri acaranya, membuat pria itu menghela nafas dengan berat seraya menenengkan diri.
“Hansell apa kau baik-baik saja” tanya Xiumin ketika menepuk bahu temanya.
“Aku baik-baik saja” balas pria itu dengan nada kesal sambil menepis tangan temanya. “Aku pergi dulu” sambung Hansell kepada pria itu, hingga meninggalkan Xiumin disana setelah berlalu bersama darrel untuk menuju ke sebuah ruangan pertemuan di Hotel tersebut.
Xiumin masih memandang punggung temanya dari arah belakang, ia tidak percaya Hansell akan sematang ini dalam berbisnis, padahal usia pria itu sangatlah muda namun ia selalu fokus dengan pekerjaan dan selalu serius atas setiap hal, bahkan wibawanya di usia 20 tahun sungguh membuat Xiumin mengacungkan jempol.
Bagaimana tidak, Hansell tidak pernah terdengar bermain wanita dan selalu baik menjadi seorang pria, bahkan banyak rekan bisnisnya yang menawarkan Hansell menghabiskan waktu dengan wanita di dunia malam setelah sibuk bekerja, namun ia menolak mentah-mentah dan berlalu pulang meninggalkan acara setelah kerjasama selesai, dengan sikap seperti itu membuat Xiumin penasaran, wanita seperti apa yang membuat Hansell Hamillton bertekuk lutut mencintainya.
*
Di sebuah ruangan yang di hadiri beberapa orang dan ada wanita disana membuat Hansell memasukinya, wanita itu mengunakan dandan yang sangat tajam dengan pakaian minim yang menampakan dada dan bahunya, bahkan Hansell berjalan angkuh memasuki ruangan itu ketika mendapati wanita tersebut di kelilingi pada lelaki.
Sungguh Hansell sangat benci berurusan dengan wanita seperti ini, namun nampaknya ia tidak bisa mengelakan kerjasama yang berskala besar tersebut, bahkan ayahnya mengiginkan Hansell memenangkan kerjasama tersebut karna itulah ia harus menunda kepulanganya ke Irlandia hari ini.
Mata Glarisa memandangi tubuh Hansell yang luar biasa tampan dengan wibawa seorang lelaki, ia seperti pria baik-baik dengan perawakan gagah yang mampu membuat Glarisa terpaku memandanginya, sebagai wanita berusia 35 tahun ia sangat menyukai lelaki muda yang memiliki kegagahan luar biasa, dan Hansell Hamillton yang terkenal dingin penuh akan disiplin itu sungguh tipe idealnya.
“Keluarlah” perintah Glarisa kepada seluruh laki-laki yang ada disana, bahkan membuat mereka berdiri seketika sembari memancarkan pertentangan kearah Jansell, sorot mata tidak suka dari pria Glarisa tentu membuat Hansell menarik senyum kecutnya, namun ia terlalu malas memperpanjang masalah hingga akirnya mendudukan diri dengan jarak yang berlawanan dari Glarisa Mate.
Darrel yang masih berdiri diantara dua orang yang ada disana, membuat Glarisa menatapnya, tentu Hansell mengerti jika wanita itu tidak mengiginkan kehadiran Darrel di ruangan ini, dan beruntung Hansell adalah pria yang sangat berprasaan dan mengerti, ia meminta Darrel keluar dari ruangan itu hingga meninggalkan mereka berdua disana.
“Ternyata Hansell Hamillton diluar ekpektasiku” ucap Glarisa ketika memandangi Hansell dengan penuh maksud, bibir sexsi yang penuh warna merah merekah itu membuat Hansell menarik senyum di sudut bibirnya, ia mengangkat kaki dengan begitu santi seraya memandangi wanita yang nampaknya bernafsu meliriknya.
“Apakah maksud dari perkataan anda itu sebuah pujian untuk ku, Nona Glarisa, aku sungguh terhormat jika anda mengenali diriku”
Sontak balasan dari Hansell membuat Glarisa yang di panggil akbrab Risa tidak menyangka, jika sebenarnya karakter pria itu adalah selera dirinya, bahkan sedari awal masuk saja Risa tidak percaya hatinya akan berdebar seperti gadis remaja menyaksikan Hansell Hamillton, padahal ia sudah membayar ribuan laki-laki muda namun tidak pernah membuatnya berdesir suka.
“Aku menyukaimu Hansell” jujur wanita itu dengan terus terang, membuat Hansell terpaku sambil mengangkat wajahnya dengan sedikit kaget, ia bahkan menahan kejijikan atas tatapan penuh maksud dari wanita asing, tapi sekarang wanita yang mungkin hampir sepantaran dengan ibunya itu malah berterus terang, sungguh Hansell tidak bisa menahan diri lebih lama lagi.
“Sayangnya aku tidak menyukai wanita seperti anda Nona" tolak Hansell dengan mentah-mentah, bahkan tatapan matanya membuat wanita itu terpaku.
Tadinya Risa menyangka Hansell akan menyukai dirinya dan menjilat sebuah kerjasama bisnis yang menguntungkan, bahkan Risa sudah mempertimbangkan seluruh hal yang akan ia berikan jika Hansell mau dengannya.
Tapi kali ini pria itu menolak dirinya mentah mentah tanpa ada kata apapun setelahnya, tidakah ini seperti penghinaan baginya, selama ini tidak ada pria manapun yang mampu menolak dirinya dan Hansell Hamillton malah sebaliknya. “Apa kau tidak mengiginkan kerjasama itu?” tanya Risa dengan ancaman yang ia selipkan.
“Tentu saja. Tapi apa kau fikir aku adalah orang yang seperti bayangan mu. Anda harus sadarlah Nona, dunia tidak selalu mengitari anda, tidak semua orang sama dan seperti anda fikirkan. Sekalipun aku sangat membutuhkanya, tapi dengan sikap dan perlakuan yang tidak sopan ini, apa kau fikir aku berselera membentuk kerjasama” hingga ia berdiri dengan tegas di hadapan wanita yang sedari tadi memandangi dirinya seperti seekor mangsa.
Wajah Risa mengelap penuh suram, ia tidak menyangka akan mendapatkan penghinaan seperti ini. “Aku tidak menghina mu Nona, tapi aku hanya mengatakan sikap mu sugguh membuatku tersinggung. Aku kesini hanya untuk sebuah rapat akan kerjasama kita, tapi tingkah dan prilaku mu tidak mencerminkan hal itu. Bagaimana bisa aku bekerjasama dengan wanita yang tidak memiliki sopan santun”
“Lalu untuk apa kau kesini!! Bukankah kau mengetahui orang akan melakukan hal seperti apa di Bar”
“Karna aku tahulah makanya aku tidak bersikap formal. Tapi aku tidak menyangka hal tidak senonoh aku saksikan dengan mataku dan bahkan tingkahmu yang tidak sopan sungguh membuatku muak. Aku sudah melakukan berbagai kerjasama di Bar seperti ini, dengan beberapa orang-orang yang mungkin hampir sama denganmu, tapi baru kali ini aku menyaksikan seorang wanita yang tidak memiliki etika. Bahkan aku saja sangat malu melihatnya, apa kau tidak malu atas dirimu sendiri?” hina Hansell ketika melemparkan stestmen pada wanita itu.
Membuat Risa tidak percaya pria itu akan terus menghina dirinya, memangnya siapa dirinya sampai seberani itu menghina Glarisa Mate. “Kau jangan munafik Hansell Hamillton. Aku sudah melihat banyak pria idung belang sepertimu, berlatar pria baik-baik tapi berkedok buaya”
“Sayangnya aku bukan pria yang seperti itu” balas Hansell dengan segera. “Aku akan membatalkan kerjasama yang akan kita lakukan, katakan pada Tuan Xiao jika ia tidak mau membuat kesepakatan denganku, maka jangan salahkan aku akan membuat balasan atas penghinaa yang kalian lakukan, kau jangan lupa apa yang bisa di lakukan keluarga Hamillton. Karna itulah aku peringatkan pada kalian berdua, untuk menemuiku di Irlandia besok hari, jika kalian tidak datang, maka jangan merangkak memohon maaf setelah itu”
Hingga Hansell keluar dari ruangan tersebut, ia tidak menayngka pria seperti Hansell Hamillton adalah orang yang sekulot itu, bagimana bisa ia tersinggung dengan Glarisa yang seperti ini, bahkan banyak dari idung belang yang menjadi rekan bisnisnya, menyukai sikap Risa yang menggoda, tapi ketika Glarisa ingin memikat pria yang membuat hatinya berdebar, malah penghinaan yang ia dapatkan.
“Sialan!!!” bentak wnaita itu dengan kesal, ia bahkan menghempaskan gelas kaca hingga menjadi kepingan kecil yang mungkin bisa melukai jika menembus kulit manusia, tatapan Risa menajam melihat pintu yang Hansell tutup dengaan keras, bahkan pria itu malah meninggalkan ancaman kepadanya dan Tuan Xiao, jika begini pria itu tidak bisa di sepelekan.
“Ternyata dia bukan laki-laki gampangan! Sayang sekali” sambung Risa dengan tawa penuh kekalahan dan malu yang ia dapatkan, wanita itu sungguh menyesal sudah membuat Hansell meninggalkan kesan buruk padanya.
*
Sudah Hampir dini hari, tapi Glarisa terus saja di selimuti jengkel atas penghinaan yang di dapatkan dari Hansell Hamillton, ia sudah meneguk banyak alkohol diatas mejanya, namun tetap saja ingatan tentang Hansell masih belum hilang sepenuhnya.
Seorang wanita yang merupakan primadona di acara malam ini, memasuki ruangan tempat Glarisa menenangkan diri dengan alkohol, wanita itu ialah Airyn, ia sudah mencari kemana-mana ternyata temanya berada di Bar hotel.
"Kak Risa, apa yang kau lakukan disini?" tanya Airyn yang kala itu mencium bau menyengat atas alkohol yang di teguk oleh rekanya.
"Heii, No-Na Pet-rov" balas wanita itu dengan penuturan tepat.
"Kenapa kau minum sebanyak ini?" tanya Airyn dengan jengkel, sebab ia tidak mengerti kenapa Glarisa Mate yang biasanya memiliki kontrol diri atas alkohol sekarang seperti orang asing yang Airyn tidak kenali.
"Aku?" tanya Risa saat menunjuk dirinya, diantara kesadaran yang sayup-sayup hampir menghilang. "Aku seperti ini karna seorang laki-laki" terusnya dengan tatapan mengancam, hingga wanita itu memecahkan botol yang berjejer diatas mejanya.
Membuat Airyn terpaku ketika Glarisa yang ia kenali sangat tenang, kehilangan kendalinya malam ini. Siapa pria yang membuatnya kesal, padahal selama ini, wanita itu yang mengontrol pria dan selalu mempermainkanya.
"Haruskah kau menyiksa dirimu karna seorang pria" hina Airyn dengan kesal.
"Aku tidak menyiksa diriku! Aku ingin melupakan wajah menyebalkan itu dan seluruh kata-kata yang ia ucapkan" bentak Glarisa kearah Airyn, entah kenapa Airyn sungguh tidak percaya wanita setenang Glarisa Mate akan kacau ulah seorang pria.
Airyn berjalan menghampiri Glarisa, ia menarik gadis itu untuk berdiri dari duduknya, bahkan Airyn menepiskan botol alkohol yang ingin di teguk Glarisa seperti meneguk air mineral. "Berdirilah" perintah Airyn dengan kesal, ia bahkan menarik paksa wanita itu dari sana.
"Hei, Nona Petrov. Kenapa kau disini, bukankah kau harus menjadi primadona malam ini, atas pesta perpisahan kita" ucapnya dengan tawa mengejek.
"Aku sudah lelah menjadi primadona dan di jilati dengan omongan mereka"
"Kenapa? Bukankah selama ini kau senang ada orang yang bertekuk lutut padamu, dan kenapa kau sangat jengkel sekarang" kekeh Glarisa seolah ia bicara tanpa ada kontrol kesadaran di dirinya.
Kali ini, Airyn terpaku memandangi Glarisa Mate. Wanita dewasa ini sangatlah benar, Airyn menginginkan kekuasaan dan ingin semua orang menakutinya. Dan selama 2 tahun ia bekerja keras, hingga Airyn mendapatkan semua itu seperti waktu semalam, tapi apa guna semua itu, jika hatinya hampa tanpa memikiki siapapun yang tulus padanya, keseluruhan orang yang bersikap baik, hanyalah mereka yang mengiginkan sesuatu, dan sekarang Airyn tidak melihat ketulusan di wajah orang-orang yang ia temui di acara barusan. Namun Glarisa Mate yang Airyn anggap sebagai rekan terbaiknya, tetapi membencinya denga tulus, menganggapnya musuh, dan selalu ingin bersaing dengan cara lurus, dan hanya pada wanita ini Airyn merasa damai untuk berinteraksi dengan orang-orang.
"Hei!!" bentak Glarisa kepada Airyn, bahkan membuat gadis itu melanjutkan langkahnya sambil mengotong Glarisa kearah luar. "Apa kau tidak bahagia dengan semua yang kau miliki?" tuduh Glarisa hingga langkah Airyn terhenti akibat perkataan itu.
"Ya, aku tidak bahagia"
"Karna itulah aku membencimu!" tegas Glarisa diantara mata yang sayup-sayup redup, bahkan kesadaranya saja, sepertinya akan menghilang. "Kau selalu angkuh dan mendapatkan apapun yang kau inginkan, kekayaan, orang-orang penting yang berpihak padamu, bahkan kau memiliki kekuasaan, kau bisa mendapatkan semua itu dalam waktu semalam, hingga aku sangat muak melihat dirimu yang terus mengalahi ku!" teriak Glarisa kearah Airyn, namun sayangnya gadis itu tidak kecewa sama sekali, sebab Saat Glarisa sadar ia juga bicara seperti ini Pada Airyn.
Bukankah nasib Airyn sangatlah malang, ia lebih nyaman berhubungan dengan orang-orang yang membenci dirinya, salah satunya seperti Glarisa Mate, dengan kebencian itu Airyn bisa merasakan jika ia tidak seperti penjilat lainya, degan iri itu Airyn bisa merasakan jika ia tidak memunafikan hatinya, dan dengan marah itu menandakan jika Glarisa Mate mengakui dirinya.
Wanita ini sudah menemani Airyn selama 2 tahun perjalanannya di Inggis, dan Glarisa Mate salah satu dari beberapa orang yang Airyn miliki sebagai teman di hidupnya, semoga saja suatu saat nanti Airyn bisa memiliki seseorang yang tidak hanya tulus dari kebencian saja, melainkan juga menyukai dirinya apa adanya.
"Cepatlah keluar, aku akan pulang. Besok aku akan kembali ke Negara asal ku. Jadi kau harus pulang sebelum pria hidung belang memangsa mu" hingga Airyn menarik paksa Glarisa Mate dari ruangan tersebut.
"Aku benci padamu Nona Petrov, kenapa kau menyentuh ku"
"Aku sudah tau, jadi biarkan aku menyelamatkan orang yang membenci ku. Jika nanti kau hancur dan tiada, aku tidak memiliki siapa-siapa lagi yang tulus padaku"
"Apa kau gila!!"
"Kau lebih tahu padaku, jika diriku memang gila"
Hingga lorong itu di penuhi akan teriakan Glarisa kearah Airyn, bahkan dengan senang hati Airyn menerima dan meladeni dirinya.
Irlandia, pukul 09.00 pagi.
Hansell turun dari mobil yang ia tumpangi untuk masuk ke sekolah yang mungkin sudah seminggu ia tinggalkan, pria itu mengunakan seragam sekolah seperti anak SMA pada umumnya, meskipun ia sangat tampan namun Hansell tidak terlalu mencolok dan banyak tingkah.
Pagi itu mata Hansell terpaku pada para pria yang duduk di depan mejanya, bahkan mereka tengah asik bercerita tentang anak pindahan baru yang menduduki kelas sebelah, hingga sedari pagi Hansell telah mendengar nama “Airyn” di sebut-sebut hingga menyita perhatianya.
“Apa kau lihat gadis itu, bukankah dia menjadi wanita pertama yang bertenger di urutan orang terkaya dunia, aku tidak percaya ia secantik itu. bagaimana rasanya hidup dengan wajah sesempurna itu setiap harinya” ucap seorang wanita yang berlalu di samping hansell, bahkan mereka bicara dengan nada keras hingga terakses oleh pendengarannya.
“Aku tidak akan bisa memabayangkan bagaimana kehidupan Nona Airyn, ia sungguh cantik dan luar biasa. Aku sangat iri sekali” ucapnya dengan wajah memelas, rasanya ada ketidaksukaan lantaran hidup gadis itu sangat sempurna, bahkan degan wajah secantik itu membuat siapa saja benar-benar iri padanya.
Hansell yang sedari tadi sibuk dengan buku pelajaran di tanganya meyipitkan mata penuh jengkel, bahkan ia mendengar nama Airyn dan Airyn yang selalu di bicarakan banyak orang, hingga Hansell tidak menyangka jika telinganya selalu di penuhi oleh pembahahasan tentang wanita, bahkan ketika ia bekerja orang juga membicarakan Nona Petrov dan di sekolah mereka membicaarakan Airyn yang merupakan anak baru.
Kenapa semua orang bisa menyebalkan sedangkan dirinya tidak pernah tertarik dengan hal seperti itu. "Menjengkelkan sekali" gerutunya dengan geram, hingga keluar dari kelas untuk mencari udara segar.
Jam belajar yang tengah berlangsung itu, mulai menunjukan tanda akan berakir, hingga pria itu memandangi Jam yang melingkar di pergelangan tanganya.
"Sudah jam segini, Kenapa Dikra belum menapakan diri" tanya Hansell degan binggung, bahkan sedari pagi Hansell tidak mendengar suara temanya untuk sekedar meneriaki namanya. Kesibukan apa yang pria itu lakukan sampai-sampai tidak mengunjungi kelas, padahan Hansell sudah menguubungi Dikra jika dirinya akan kesekolah hari ini.
Tanpa pikir panjang, Hansell berjalan di lorong kelas untuk menuju ruang kelas Dikra, ia melihat kearah dalam sembari menjangkau pemandangan disana, akibat kaca yang cukup tinggi membuat Hansell kesulitan dalam mengakses keberadaan temanya, dengan segera pria itu melangkah mendekati ujung pintu, dan saat melirikan mata ke dalam sana, Hansell bersirobok dengan Dikra yang bicara dengan seorang wanita, bahkan untuk pertama kalinya Hansell terpaku memandangi wanita dalam beberapa menit.
“Dikra” tukas Hansell, hingga membuat pembicaraan mereka terhenti, bahkan mata gadis itu memandangi Hansell hingga mengalihkanya dalam detik yang sama.
Dan untuk pertama kaalinya ia di perlakukan seperti ini oleh wanita, memangnya siapa wanita yang bicara dengan temanya? Apakah kekasih Dikra? Pikir Hansell.
“Astaga, sejak kapan kau pulang?” tanya pria itu sembari merangkul pundak Hansell dengan akrab.
“Aku baru kembali tadi malam, dan kau tidak ke kelasku. Ada apa dengan mu, apa kau melupakan teman mu setelah memiliki pacar yang cantik” ejek Hansell pada temanya.
“Pacar?” balas Dikra dengan membeokan perkataan pria itu. “Pacar yang mana?” balasnya dengan bingung.
“Wanita yang baru saja di kelas itu, bukankah pacarmu. Jika aku lihat ia sangat cantik dari sebelumnya”
“Hei, apa kau menghina jajaran mantan kekasihku” dengus Dikra kepada temanya.
“Tidak”
“Lalu, kenapa kau menghina mereka”
“Aku tidak menghina mantan mu, aku hanya mengatakan jika gadis yang di kelas barusan lebih cantik dari sebelumnya” tegas Hansell sekali lagi, hingga membuat mata Dikra menyipitkan mata penuh selisik.
“Hansell, tidakah kau sadar. Ini pertama kalinya kau bicara mengenai wanita, dan untuk pertama kalinya kau mengatakan seseorang cantik selain Angelina” sontak penuturan pria itu membuat Hansell terpaku,
Benarkah ia begitu? Tapi entah kenapa Hansell juga tidak tahu kenapa dirinya sangat tertarik dengan gadis di kelas barusan.
“Apa kau menyukainya” ledek Dikra hingga membuat Hansell salah tigkah.
“Tidak, jangan mengada-ngada” tukasnya seraya berjalan dengan segera.
“Kau menyukainya kan” ejek Dikra sekali lagi, ia sungguh tidak puas jika belum membuat pipi Hansell memerah karna salah tingkah.
“Tidak, kenapa kau menyebalkan sekali”
Hingga mereka berlalu dengan perkacakapan yang saling saut-sautan, bahkan sepanjang perjalanan pulang menuju rumahnya, Hansell cukup terpaku jika sebenarnya Wanita itu pernah bertemu 2 tahun lalu denganya.
Kala itu Hansell pernah memberikan tumpangan pada seorang gadis yang basah kuyup sembari menyelusuri trotoar jalan, bahkan Hansell bisa merasakan jika gadis itu sangat frustasi meminta pertolongan, bahkan dengan mengamati saja membuat hatinya tergerak dengan sendirinya, untuk pertama kalinya Hansell membukakan pintu mobil pada wanita asing yang biasanya selalu ia benci, namun melihat kesedihaan dan keterpurukan gadis itu, Hansell sungguh ingin mengenalinya, namun sayangnya saat ia menuruni mobil, Hansell lupa menanyakan nama gadis yang ia tolong tersebut.
Dan kali ini, Hansell mengetahui jika namanya “Airyn” sebuah nama yang selalu ingin Hansell ketahui namun seperti misteri, ia seperti gadis yang hilang tanpa jejak hingga Hansell sulit melacak, tapi siapa yang menduga gadis itu datang sendirinya ke sekolah yang sama dengan Hansell. Apakah ini takdir.
*
Ke esokan harinya, untuk pertama kalinya Hansell cukup bersemangat datang ke sekolah, pria itu menuruni tangga dengan elegan sembari merapikan singsigan baju sekolah yang di kenakan. Hansell memberikan ciuman ke pucuk kepala adik kesayanganya yaitu Angeline Hamillton seraya menyapa papanya yang sibuk dengan beberapa laporan.
“Apa kau tidak bisa membuat kerjasama dengan perusahaan Tuan Xiao?” tanya Tuan Hamillton hingga menarik perhatian Hansell.
“Tidak pa” balasnya dengan tenang, bahkan Hansell seperti tidak bersalah membatalkan kerjasama itu.
“Kenapa tidak bisa, bukankah sudah aku pesankan untuk membuat kerjasama dengan dirinya” kesal Hamillton pada putranya.
Sedangkan Hansell memilih diam di sela kekesalan papanya yang mungkin membuat Angeline tidak berani ikut campur. “Jika kau tidak bisa mendapatkan kerjasama itu, maka kita bisa kehilagan tander besar di Tiongkok. Tidakah kau tau, pemimpin APV Petrov yaitu Putri dari Louis Petrov sudah kembali, jika ia kembali untuk misi besarnya maka posisi kita akan terancam” kesal Hamillton hingga membuat Hansell menghentikan sarapanya.
“Sedari awal sudah aku katakan, untuk tidak perlu membuat persaingan dengan APV Petrov, sekalipun kita menduduki peringkat nomor satu di Negara ini. Tetap saja perusahaan itu bukanlah perusahaan berskala kecil untuk di saingi” tegas Hansell ketika membantah perkataan papanya.
“Hansell, apa yang kau fikirkan sebenarnya. Di dunia bisnis, jika bukan kau yang mencengkram maka orang lain akan mencakar”
“Kenapa selogan itu tidak papa balikan saja, jika orang lain yang mencakar, maka kita yang akan mencengkram” bantah Hansell pada papanya.
“Hansell!!” teriak Hamillton yang naik pitam pagi ini, bahkan ia tidak menyangka putranya tidak memiliki ambisi dan ingin bermain aman dan santai, padahal Hamillton sudah menjelaskan jika ia terus seperti ini, maka APV Petrov akan mengeser kedudukan mereka.
“Hansell sudah selesai Pa” tukas Hansell seraya berdiri untuk menyudahi sarapanya, ia menjangkau tas punggung itu untuk ia selipkan kepada bahunya, hingga meraih kepala adiknya untuk berpamitan pergi, membuat Hamillton mengelengkan kepala atas tingkah anaknya.
"Kapan pria itu akan sadar dan keluar dari Zona nyamannya" kesal Hamillton yang tengah mengusap dada, sedangkan Angeline memeluk ayahnya untuk menenangkan beliau.
*
Pagi ini Hansell datang ke sekolah cukup awal, bahkan ia melihat Airyn memasuki sekolah dengan sikap dingin, Hansell memandangi pungung gadis yang menarik perhatianya dengan jarak yang cukup jauh, bahkan Hansell melihat bagaimana gadis itu tidak nyaman dengan seluruh mata yang memandang kearahnya.
Jika gadis bernama Airyn ini yang membuat sekolah ribut kemarin sore, tentu saja Hansell akan menerimanya, sebab di pertemuan pertama Airyn juga membuat Hansell terpaku.
Lorong yang di penuhi siswa di sepanjang jalan membuat Airyn tak bergeming dan gugup, ia dengan angkuh berjalan kearah kelas, tanpa memikirkan apapun, sedangkan Hansell yang tengah mengikuti di belakang seperti tidak ada sadar bagaimana dirinya cukup tertarik pada Airyn, bahkah semua fokus hanya tertuju kepada gadis itu, deretan pria tak henti memandangi tatkala Airyn memasuki kelas dan meletakan tas di meja, bahkan gadis itu tetap diam tanpa bicara seolah sibuk dengan dirinya sendiri, Hansell yang ada di pintu kelas seolah berfikir tentang sikapnya yang amat dingin, hingga seperti apapun seorang gadis memiliki sikap pendiam, Hansell percaya seseorangpasti berusaha mencari seorang teman dan bersikap ramah kepada semua orang, sedangkan Airyn berbeda, ia terlalu sibuk dengan dunianya sendiri meskipun di tengah-tengah keributan yang menganggumi sosoknya.
“Gadis aneh” ucap Hansell dengan senyum yang terulas di sudut bibirnya, pria itu memilih pergi untuk memasuki ruagan kelas.
Ketika jam istrirahat di mulai, Hansell dan Dikra berjalan di dekat taman belakang, dimana jalan itu merupakan jalan terdekat kearah kantin, mereka di cegat oleh para gadis yang memberikan coklat padanya, namun Hansell dengan tegas menolak, sedangkan Dikra malah bertingkah sebaliknya, pria itu sangat sibuk bergurau dengan beberapa gadis yang memujinya.
Hingga lagi-lagi gadis yang selalu memenuhi ruang kepala Hansell, melintasi mereka seolah tidak menyapa dan bahkan gadis itu tidak seperti menyadari keberadaan Hansell disana, Airyn berjalan kearah kantin seorang diri tanpa siapapun di sisinya, bahkan Hansell sudah melihat untuk kesekian kalinya wajah dingin di gurat wajahnya, hingga membuat Hansell begitu pensaran kenapa gadis itu seperti mengasingkan diri serta membuat tembok dengan lingkugan sekitar.
“Dikra aku duluan, kau menyusul saja” tukas Hansell hingga memutus pembicaraan mereka, bahkan Dikra tergugu saat ditingal pergi oleh Hansell, bahkan pria kejam itu meninggalkannya seorang diri diantara kerumunan wanita di sekitarnya.
Secara perlahan, Hansell melakukan hal serupa, ia berjalan dengan tenang untuk mengikuti langkah Airyn, Hansell memandangi punggung yang berjalan tanpa menoleh seolah ia tidak menyadari apapun selain melakukan aktifatsnya, gadis itu memasukan makananya ke wadah makan siang yang di sediakan untuk murid, ia mengambil kursi kosong paling belakang yang berada disisi kaca untuk menembus pemandangan di sampingnya, sedangkan Hansell juga menduduki kursi depan dari arah berlawanan untuk memandangi gadis dingin yang sulit ia dekati.
Semua mata seperti menatap Airyn dan bahkan mereka bicara dengan sangat keras tentang dirinya, sedangkan Hansell yakin jika gadis itu mendengar semua pembicaraan orang-orang, namun ia mengabaikanya, kenapa Airyn seperti itu? Kenapa ia sangat dingin dan tidak pernah peduli pada siapapun, bahkan ia begitu engan ikut campur dan engan mempermasalahan segala hal sekalipun orang mencari masalah denganya.
Jika saja bisa Hansell akui, ia menyukai tingkah laku Airyn, rasanya semakin ia mencoba mengabaikanya, Hansell semakin penasaran dan terus mengikuti gadis itu, sekalipun ia tidak ingin menjangkaunya, namun mengamati Airyn secara diam-diam seperti hal menyenangkaan yang bisa ia lakukan di sekolah ini, selain pulang dan belajar tidak ada hal lain yang bisa Hansell lakukan, ia terlalu bosan di sekolah karna itulah ia ingin pulang segera mungkin, dan saat ia bosan di rumah, ia ingin kembali sekolah pada pagi harinya, dan selama ini selalu seperti itu perasaanya tentang hidup ini.
Tapi semenjak mengetahui gadis itu ada di sekolah ini, sungguh Airyn menyita perhatianya semenjak 2 tahun lalu, dan saat ini Airyn hadir di sekolah yang sama denganya, Hansell terlalu terbawa suasana, gadis itu seperti magnet yang menarik matanya untuk terus menatap, membuat fikirkan untuk terus berfikir, dan bahkan Airyn selalu membuat Hansell melampaui prinsipnya sendiri, untuk pertama kalinya gadis itu seperti sesuatu yang mudah di genggam, namun sulit di dapatkan.
“Dia terlalu istimewa” gumam Haansell seraya mengisi perutnya dengan makanan yang sudah terhidang, ia menatap Airyn sesekali meneguk air dan menelan makanan, bahkan seperti ini saja sudah membuat Hansell cukup senang.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!