NovelToon NovelToon

Queen And King Mafia

Part 1 (Murkanya Faelynn)

Tok

Tok

Tok

"Faelynn, " Panggil Vanesa dengan suara yang sedikit parau. Kepala nya sudah sangat pusing dan ia menahan dirinya agar tidak pingsan.

Tak lama pintu itu terbuka menampakkan seseorang gadis.

"Astaga Vanesa" Pekik Faelynn panik, lalu segera memeluk sahabat nya itu dengan cepat.

"Fael... " panggil Vanesa lemah,

"Jangan bicara lagi, ayo masuk akan aku obati luka mu." Ujar Faelynn, ia melihat beberapa luka di tubuh Vanesa.

"Duduk disini, aku mau ambil obat dulu." Ujar Faelynn bergegas pergi meninggalkan Vanesa di ruang tamu. Tanpa Faelynn sadari Vanesa sedikit tersenyum miring melihat kepanikan Faelynn. "Dasar bodoh" Gumam Vanesa sembari tersenyum tipis.

Tak lama setelah itu, ia kembali dengan kotak P3K milik nya. Ia mulai membersihkan luka Vanesa dan tak lupa memberikan salep pada lukanya.

"Minum obat ini, " Ujar Faelynn memberikan sebuah pil dan segelas air pada Vanesa.

"Obat apa ini? " Tanya Vanesa sembari mengambil obat dan air dari tangan Faelynn.

"Minum saja dan jangan banyak tanya, setelah itu kamu istirahat di kamar mu. Aku ada urusan mendadak." Ujar Faelynn dan segera pergi, walaupun mereka seumuran tapi bagi Faelynn Vanesa adalah adiknya. Gadis itu sangat manja padanya di bandingkan keluarga nya yang selalu menyiksanya.

"Maafkan aku Faelynn kali ini aku memanfaatkan mu" Gumam Vanesa sembari beranjak dari ruang tamu.

Faelynn tinggal sendiri di rumah nya yang ia beli dari hasil kerja kerasnya, hanya rumah 1 lantai jika terlihat dari luar. Tapi kenyataannya rumah ini memiliki 3 lantai, dan 2 lantai nya terletak di bawah tanah.

Walaupun rumah ini milik Faelynn, tapi di dalam rumah ini ada kamar yang dia khusus kan untuk Vanesa. Dan terkadang Vanesa lebih sering tinggal disini di banding di rumah nya.

***

Brakk

Bug

Faelynn dengan murka berjalan masuk ke dalam kediaman keluarga Vanesa, ia tidak Terima perlakuan mereka terhadap Vanesa. Ia membantai setiap pengawal yang mencoba melawan nya. Ia sungguh sangat kesal sekarang.

"Wow!! Kalian berkumpul disini tertawa bahagia setelah menyiksa Vanesa." Ujar Faelynn marah, kemarahan nya sudah sampai di ubun ulah Keluarga Agler yang tidak tau diri ini. Benton Agler, Doroty Agler dan Veronika Agler sedang berkumpul di ruang keluarga dengan gelak tawa kebahagiaan. Veronika dan Vanesa mereka seumuran dan mereka terlahir dari ibu yang berbeda, ya Vanesa terlahir dari seorang pelayan. Itu lah kenapa Doroty dan Veronika sering kali menyiksa Vanesa.

"Faelynn, " Ujar mereka kaget, Agler menyuruh istri dan anaknya naik ke atas. Karena ada tamu yang tidak diundang datang ke rumah nya.

"Ke... Kenapa kau ada disini?" Tanya Tuan Agler kaget.

"Kaget? Panik? Apa kau takut? " Ujar Faelynn santai sembari ikut duduk di salah satu kursi di ruang keluarga itu, ia mencoba duduk dengan santai di tengah gemuruh di dalam hatinya. Ia tidak menerima kejadian yang menimpa Vanesa, ini sudah kesekian kalinya.

" Bocah sialan itu mengadu padamu?" Tanya Tuan Agler sembari menatap Faelynn tajam.

"Aku sudah membantu mu dan kau tidak menepati janji, menurut mu apa hukuman yang pantas?" Tanya Faelynn tanpa basa basi.

"Membantuku? Kau hanya membantu ku sekali dan perusahaan ku kembali hampir bangkrut. Kau pikir pertolongan mu sangat membantu." Balas Tuan Agler tampak marah, ia melipat kedua tangan nya di dada.

"Sekali? Menurut ku bantuan ku sangat cukup dan melebihi dari kerugian yang kamu alami, Tuan Agler. JANGAN COBA-COBA MEMBODOHI KU, APA KAU TIDAK TAU SIAPA KAKAK KU?." Tanya Faelynn, ia selalu mencoba menjual nama Kakak Angkat nya itu setiap kali mendapatkan masalah.

'Maaf ya kak, kali ini aku memanfaat kan mu lagi. Karena aku juga di manfaat oleh Vanesa bodoh itu' Ucap Faelynn dalam hati, ia sangat sadar bahwa ia juga sedang di manfaatkan oleh Vanesa untuk menekan keluarganya.

Ya, Faelynn memiliki Kakak Angkat yang saat ini bekerja sebagai Asisten pribadi Mafia. Ia tak bermaksud hanya saja ia tak mau identitasnya terbongkar. Faelynn juga tidak tau Kakak nya itu bekerja untuk keluarga mana, yang ia tau Kakaknya bekerja dengan Mafia.

"Tolong bantu saya sekali lagi, saya tak memiliki cara lagi selain menikahkan Vanesa dengan Tuan Hamilton." Ujar Tuan Agler pasrah, Faelynn menaikan alis nya sebelah sembari mencerna ucapan Agler.

"Nathan? " Ujar Faelynn kemudian,

"Bukan tapi Zack Hamilton." Tidak sampai 3 detik, Faelynn benar-benar murka.

Brakk

Prang

Ia memukul meja kaca yang berada di depannya itu sampai pecah berkeping-keping Lalu ia berdiri dan meninggal Agler dengan keterkejutannya. Ia tak menyangka jika Faelynn cukup kuat dan sangar.

Sebelum ia benar-benar pergi, ia berhenti sebentar karena seperti ada hal yang harus ia ucapkan.

"Kau menikah kan anak mu yang baru 20 tahun dengan Pria Tua Bangka yang sudah bau tanah itu, kau tidak tau berapa umur Tuan Zack.

Kau nikahkan saja dengan putri mu yang lain, jika kau tetap memaksa. Aku sendiri lah yang akan menguliti kulit mu dengan tangan ku sendiri, soal perusahaan mu yang hampir bangkrut itu, itu karna kamu terlalu bodoh mengikuti segala permintaan tak masuk akal istri dan putri mu. JANGAN PERNAH KAU MENGGANGGU VANESA LAGI, AKU AKAN MEMBUNUH MU." Ujar Faelynn panjang lebar dan di akhiri dengan sedikit ancaman.

"Ta... Tapi, " Benton Agler mencoba membantah.

"Vanesa sudah jadi milik ku, kau tidak ada hubungan dengan nya. Apa kau lupa perjanjian kita? Jangan coba-coba mangkir dari janji mu." Potong Faelynn lalu ia benar-benar pergi dari kediaman Benton Agler.

Hari ini mood Faelynn benar-benar buruk, tapi juga menyenangkan melihat ekspresi takut Benton Agler. Jika Vanesa melihat itu dia akan tertawa lebar, karena itu sangat menyenangkan walapun sedikit merusak mood.

Saat perjalanan pulang ponsel nya berdering. Ia segera mengangkatnya setelah tau siapa yang menelpon.

"Ya, " Ucap Faelynn singkat.

"Kau dimana? Aku ada pekerjaan untukmu. Periksa Email mu dan lakukan malam ini. "

Lalu Si penelpon mematikan panggilan sepihak,

"Shit, sialan. Ku bunuh juga nih orang." Umpat Faelynn kesal.

***

Setelah sampai ke rumah, ia pergi ke kamar Vanesa dan sepertinya kamarnya kosong.

Faelynn mencari di sekitar hingga akhirnya ia ke lantai 2 rumah ini, dan ternyata Vanesa disana dan sedang memeriksa Laptop Faelynn.

"Seperti nya kau ada pekerjaan malam ini?" Tanya Vanesa sembari memperlihatkan Email itu.

"Seperti nya begitu, Ck." Ujar Faelynn malas.

"Kau pergi ke sana, sudah lah jangan menakuti Ayah ku lagi, kau sangat pandai menggertak nya." Ucap Vanesa sembari tertawa kecil, ia masih sibuk memainkan laptop Faelynn.

"Jangan membohongi ku, aku tau kau hanya memanfaat kan ku. Dan aku memanfaat kan kakak ku." Sahut Faelynn sembari tertawa kecil.

"Ck, Kau menjual nama kakak mu? Jika dia tau kau akan di bunuh Faelynn." Balas Vanesa sembari terus sibuk dengan laptop miliknya setelah dia memberikan laptop milik Faelynn.

"Kau tau? Itu sungguh menyenangkan. Mereka terlalu kejam dengan mu, seharusnya kau berterima kasih padaku. Kenapa kau hanya diam dan menerima siksaan itu, kau sangat bodoh." Ejek Faelynn.

"Tenang nya, itu sungguh menyenangkan. Itu hadiah untuk mereka sebelum mereka bangkrut sempurna. Lagian pria itu bukan Ayah kandung ku." Balas Vanesa, sembari meminum jus apel yang sudah ia siapkan sejak tadi.

"Benarkah? Kau mengerjaiku lagi Vanesa." Ujar Faelynn kesal, sepertinya ia lupa akan fakta itu. Sepertinya ia sedikit berlebihan tadi, ia sedikit malu setelah mengingat fakta itu.

"Ck,Kau sungguh sudah pikun? umur mu masih 20 an Faelynn." Balas Vanesa sembari tertawa kecil karena ia sudah mengerjai Faelynn. Ia sengaja membiarkan keluarga itu menyiksa nya, karena itu menyenangkan.

Ya, Vanesa bukan anak kandung Benton. Anak kandung Benton meninggal dan pelayan yang hamil itu mengambil bayi lain, ia sempat melakukan tes DNA sebelum bayinya meninggal.

"Aku harus bersiap, untuk malam ini." Ujar Faelynn mengalihkan pembicaraan, ia sedikit kesal dengan Vanesa.

Ia terus menatap rute dan siapa yang akan menjadi korban nya malam ini.

"Cukup menarik, " Ujarnya setelah melihat siapa korbannya.

"Apa yang akan kau incar malam ini?" Tanya Vanesa, penasaran.

"Pria mesum itu malam ini menginginkan otak. " Jawabnya singkat.

"Apakah menyenangkan? " Tanya Vanesa antusias.

"Kau bisa mencoba jika kau penasaran" Jawaban Faelynn membuat Vanesa begidik ngeri.

"Kau saja itu seperti nya menyeramkan"

Faelynn hanya tertawa mendengar balasan Vanesa, sudah tau penakut tapi selalu penasaran. Dasar Vanesa.

Happy Reading

Part 2 (Anak kesayangan Mimi Faelynn)

Sial, kau melukai lengan ku. Padahal aku hanya menusuk mu 10 kali, kau sangat tidak punya hati nurani Tuan Albert." Ucap Faelynn sembali berjongkok di depan Albert yang sudah tak berdaya tapi sayang nya dia belum mati.

"Kau ja... Jalang sialan, " Umpat Albert tertatih-tatih ia merasakan seluruh badan nya sangat sakit akibat tusukan Faelynn.

"Bertahan lah sayang, aku akan melakukannya sebentar lagi. Kau jangan terburu-buru begitu, nikmati saja rasa sakitnya." Balas Faelynn dengan lembut dan memberikan tatapan genit nya, sembari memeriksa tas ranselnya.

Ia mengeluarkan sebuah palu besi dari dalam tas nya, Albert yang melihat itu langsung membelalakan matanya.

"Mau apa kau jalang? " Tanya Albert mulai panik, tapi saat ini bergerak pun ia tak mampu.

"Sayangnya malam ini, Tuan ku menginginkan otak mu. Maaf kan aku, aku akan melakukan nya dengan pelan." Sahut Faelynn lembut.

Arrggghhh

Arrrggghhh

Tak butuh waktu lama, Faelynn mendapatkan apa yang ia mau.

"Sepertinya kucing ku makan enak malam ini. " Ucap Faelynn senang sembari menari-nari kecil.

"Kau kenapa? Dasar gila." Ujar Mike yang datang tiba-tiba dan mengejutkan Faelynn.

"Kenapa kau cepat sekali datang, kau seperti jelangkung saja" Faelynn membalikan badan sembari mengomel.

" Dan jangan lupa beri makan kucing ku. Dia pasti senang, lain kali aku akan mampir melihatnya. Dia pasti merindukan ku. " Ujar Faelynn lalu melenggang pergi.

"Lady, " panggil Mike,

"Kenapa lagi? Tuan mu itu mau mengajak kencan? Makan malam? atau lamaran? Ayolah aku tak berminat dengan pria yang suka meniduri banyak wanita." Sahut Faelynn sewot, ia sudah tau apa yang akan di katakan oleh Asisten Calvin itu.

"Bilang pada Calvin untuk tidak berharap kepada ku, sampai kapan pun aku tidak akan mau dengan seorang Casanova" Tambah Faelynn lagi.

"Ayolah honey, kau jangan begitu kejam padaku. Aku akan sangat serius jika itu dengan mu. Kau akan menjadi satu-satunya permaisuri ku." Tiba-tiba saja Calvin sudah berada di belakang Faelynn.

"Lady, panggil aku Lady bukan honey." Balas Faelyn makin kesal.

"Baiklah, anak mu mencari mu. Aku hanya menyampaikan saja. Ayo aku antar, jika kau tidak mau ya sudah." Ucap Calvin dan melenggang pergi. Faelynn dengan terpaksa ikut dengan Calvin menuju Laboratorium nya yang lebih terlihat seperti markas itu. Karena terletak di bawah tanah.

"Baiklah, aku akan ikut dengan mu" Balas Faelynn sembari memutar matanya malas.

"Selesaikan tugas mu Mike," Perintah Calvin, sembari berlalu pergi.

"Baik Tuan" Balas Mike,

***

Faelynn hanya diam saja saat ini dia berapa di dalam mobil Calvin, dan Calvin sendiri yang menyetir mobil.

"Kenapa kau tidak mau berkencan dengan ku? " Tanya Calvin mencoba memecahkan keheningan.

"Entah kah, aku hanya tak menyukaimu." Balas Faelynn langsung to the point saja, ia tidak suka bertele-tele.

"Apa kurang ku Lady? Kita berasal dari dunia yang sama. Kita juga memiliki hobby yang sama apalagi yang kurang dari ku." Tanya Calvin sembari terus fokus menyetir mobil.

"Kurang mu cuman 1 yaitu tak cukup dengan 1 wanita. Dan sayang nya aku tak menyukai bekas orang, itu sungguh menjijikan." Balas Faelynn lagi.

"Ayolah, aku akan berubah dan.... "

"Berubah tak akan mengubah apapun, dan tak akan mengubah bahwa kau sudah mencicipi banyak wanita." Potong Faelynn cepat.

"Sudahlah, jangan bahas lagi. Jika kau tak ingin aku menjadikan mu santapan anak ku, dia pasti sangat menyukai daging mu." Tambah Faelynn yang berhasil membungkam mulut manis Calvin.

"Wanita gila," Lirih Calvin.

"Aku mendengar mu Calvin." Sahut Faelynn lagi.

***

Setelah sampai di Laboratorium milik Calvin, ia segera masuk dan langsung menuju dimana anak nya nya tinggal.

"Hai anak mimi, apakah kau merindukan ku? Mimi sangat merindukan mu." Sapa Faelynn sembari berlari menuju kandang harimau yang terletak di belakang Laboratorium Calvin.

Hanya Faelynn yang berani masuk ke kandang itu dan memeluk Harimau itu yang bernama Zee.

"Zee, sini." Panggil Faelynn dan Harimau itu pun mendekati Faelynn dengan senang hati.

Harimau yang cukup buas yang setiap hari memakan daging manusia itu.

"Hmm kau sangat amis anak ku," Ucap Faelynn, saat Harimau itu hendak menciumnya.

Para pengawal yang melihat itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, saat melihat Harimau yang tiap hari selalu mengamuk pada mereka, dan bahkan mereka lah yang merawatnya tapi nyawa mereka selalu di incar oleh hewan berkaki 4 itu. Tapi bersikap lembut pada seorang Wanita yang sangat jarang menemuinya, hewan aja bisa pilih kasih apa lagi manusia. Itu lah isi pikiran mereka.

"Zee, Mimi harus pergi. Lain kali Mimi akan menjenguk mu lagi dan memberikan banyak daging segar untuk mu." Ujar Faelynn lalu ia memeluk Zee dan pergi keluar dari kandangnya.

Setelah keluar dari kandang Zee, ia pun masuk ke dalam ruangan Calvin. Dan ternyata Calvin tidak ada di ruangan nya, ia pun memutuskan untuk menunggu nya sejenak. Ia sudah terbiasa menunggu di ruangan itu dan bahkan duduk di kursi Calvin.

Cklek

Tiba-tiba saja pintu terbuka, Faelynn pun langsung menoleh.

"Antarkan aku ke Club Calvin," Pinta Faelynn, ia terkejut karena yang membuka pintu bukan Calvin. Melainkan Arthur Kakak tertua Calvin.

"Kau siapa?" Tanya Faelynn ia masih terkejut dan langsung berdiri dari kursi Calvin.

"Kau yang siapa? Kenapa kau ada di dalam ruangan adik ku. Dan duduk di kursinya, Jalang seperti mu tak pantas melakukan itu." Ujar Arthur kembali bertanya dan di akhiri dengan sedikit hina an kecil, dan selalu dengan ekspresi wajah yang datar dan dingin.

Karena melihat dress merah darah yang di gunakan oleh Faelynn, siapa pun yang melihat itu akan beranggapan bahwa ia adalah jalang penggoda.

"Kau salah paham Tuan, saya bukan jalang. Saya wanita panggilan untuk membunuh bukan untuk menemani tidur" balas Faelynn lembut, ia tak marah sedikit pun dengan hina an Arthur. Ia tau dan sangat sadar dengan penampilan nya yang ia sengaja itu, karena itu adalah ciri khas nya.

Cklek

Lalu pintu terbuka lagi, dan menampilkan Calvin yang baru masuk ke ruangannya dengan memegang kotak P3K di tangan nya.

"Kakak!! Tumben Kakak kesini?" Tanya Calvin ia sedikit terkejut, dan menyapa dengan ekspresi wajahnya yang selalu tampak hangat dan ceria. sembari berjalan mendekati Faelynn dan menarik Faelynn agar duduk di sofa.

"Apakah aku mengganggu mu?" Tanya Arthur dengan wajah datar nya.

"Kau datang di waktu yang tidak tepat Kak." Balas Calvin, sembari membersihkan lengan Faelynn. Arthur hanya diam saja mendengar ucapan adiknya itu.

"Kau mau apa??" Tanya Faelynn, ia kaget dengan gerakan Calvin yang tiba-tiba.

"Kau tidak melihat lengan mu terluka, jika aku tak mengobati nya aku tidak akan bisa tidur malam ini Honey." Jawaban Calvin membuat Faelynn ingin muntah, Arthur hanya menghembuskan nafasnya kasar mendengar gombalan adiknya itu. Ia sudah sangat sering mendengarnya bahkan ia pun juga sudah muak.

"Lady, Calvin. Jangan memanggilku dengan sebutan yang menjijikan itu." Balas Faelynn kesal, namun ia membiarkan Calvin mengobati lukanya. Ia tak akan sempat melakukan itu karena itu luka kecil baginya, paling Vanesa yang akan mengobati nya sembari mengeluarkan segala unek-unek nya.

"Antarkan aku ke Club," Pinta Faelynn,

"Maafkan aku Honey, aku tak bisa meninggalkan pekerjaan ku. Penelitian ku baru saja di mulai." Balas Calvin, ia sangat menyayangkan ini. Padahal ia masih ingin terus berdua an dengan Faelynn.

"Lalu?" Tanya Faelynn singkat,

Calvin hanya menatap Kakaknya sebentar.

"Baiklah, aku akan mengantarkan mu." Ujar Arthur ia sangat jengah dengan tatapan adiknya itu.

"Baiklah, aku harus segera ke Laboratorium lagi." Pamit Calvin lalu meninggalkan ruangannya.

"Ayo, aku akan mengantarmu!!" Ajak Arthur lalu keluar dari ruangan Calvin yang di ikuti Faelynn.

"Dasar batu es" Gumam Faelynn.

Happy Reading

Part 3 (Malam yang panjang)

Part 3 (Malam yang panjang)

Di dalam mobil Arthur sudah ada Asisten nya yang duduk di kursi kemudi.

Faelynn kaget saat mengenali orang itu, dia adalah kakak angkatnya.

'Waduh, ternyata Kak Felix bekerja untuk batu es ini.' Ujar Faelynn dalam hati, sembari terus menatap Felix. Felix tak akan mengenalinya karna ia sedang memakai topeng dan dalam mode Lady, bukan Faelynn.

Selama perjalanan ia hanya diam saja sambil memperhatikan jalanan yang kosong, karena sekarang sudah Jam 2 dini hari.

"Kau akan di antar kemana?" Tanya Arthur tiba-tiba, mengagetkan Faelynn dari lamunannya.

"Emm, anu Mmm. Club Star." Balas Faelynn gugup saat di tanya secara tiba-tiba.

"Antarkan dia ke Club Star, Felix" Perintah Arthur.

"Baik, Tuan" Balas Felix.

***

Setelah sampai ke Club star, Faelynn langsung menyelinap ke dalam Club itu melalui pintu belakang.

Sedangkan Arthur memilih masuk dari pintu depan, karena Club itu di milik adiknya Bastian Geraldo anak kedua.

Faelynn sudah siap dengan pakaian pelayannya, dia akan bekerja di Club ini. Setelah selesai dengan pekerjaan nya, sebagai pembunuh bayaran.

Saat mengantar kan minuman di sebuah ruangan VVIP yang ternyata itu adalah ruangan Arthur.

"Silahkan Tuan," Ujar Faelynn, Arthur memang tidak mengenalnya karena ia sudah kembali ke mode Faelynn tanpa topeng. Tapi sayang nya saat ini Felix mengenalnya, ia memandang Faelynn dengan lekat. Faelynn tau apa yang di pikirkan oleh Kakak nya ini.

Faelynn hanya tersenyum melihat tatapan Felix setelah ia mengantarkan minuman Arthur.

Ia pun pergi dari ruangan itu, setelah berjalan beberapa saat. Ia pun kembali ke bar dan sedikit berbincang dengan seorang bartender, bartender itu memberi Faelynn segelas minuman tanpa alkohol. Dan ia pun meminum minuman itu hingga tandas, saat minuman itu habis ia baru menyadari jika Benton duduk tidak jauh dari nya sembari menatap dengan tatapan meremehkan. Seketika Faelynn tersadar dengan minuman yang baru saja ia minum.

"Sial," Umpat Faelynn, saat ia menyadari bahwa anak buah Benton sudah mendekat padanya. Ia tau Benton akan balas dendam padanya.

"Maafkan aku Lynn mereka memaksaku, jika kau beruntung kau akan lepas dari mereka." Ujar Bartender itu tanpa rasa bersalah, Faelynn sudah sering kali kena jebak lewat Bartender itu. Tapi ia sendiri selalu gegabah saat menerima minuman dari Rekan kerja nya itu.

Tanpa basa basi lagi, ia pun segera berlari menghindari kejaran para pria berpakaian serba hitam itu, setelah lelah berlari dan tak membuahkan hasil. ia tak ada cara lain lagi, ia segera menyusup ke sebuah kamar di bar itu. melalui balkon kamar itu ia berhasil masuk ke dalam kamar yang ia pikir kamar itu kosong, karena lampu nya yang padam.

Ternyata, sial. Hari ini sungguh hari sialnya, baru saja ia masuk ke dalam kamar itu. Tubuh nya langsung di terkam oleh seorang pria yang ia sendiri tidak tau siapa.

"Sial, Benton sialan itu memberiku obat perangsang." Umpat Faelynn kesal, ia sudah tidak bisa menahan lagi. Pria yang menerkam nya, sepertinya juga dalam pengaruh obat perangsang.

Maka malam itu adalah malam yang panjang bagi keduanya.

"Ah.. Hmmm.... Arrrhggg.... "Erangan Faelynn ia sangat menikmati malam itu, ia sudah menandai bahwa pria malam ini adalah miliknya. Dan dia akan meminta tanggung jawabnya jika ia hamil.

Tidak lama setelah malam yang hangat itu, Faelyn terbangun. Di tengah kamar yang gelap itu, ia menatap yang tidur di sebelah nya. Ia tak dapat melihat wajah pria itu dengan jelas, dan akhirnya Faelynn menyayat lengan pria itu dengan pisau yang sudah di berinya obat bius. Ia menyayat nya seperti bentuk hati, agar ia mudah menemuinya untuk minta tanggung jawab suatu saat nanti.

"Kau milikku" Ucap Faelynn, lalu ia mengecup bibir pria itu sebelum ia memutuskan untuk pergi dari kamar itu.

Sebelum pergi ia menulis selembar kertar untuk pria itu.

[Maaf aku memakai baju mu, baju ku sudah kau robek semalam. Aku akan mencari mu untuk bertanggung jawab untuk ku, tunggu aku dan jangan menikah sebelum aku menemukan mu. Jika kau menikah tanpa aku, aku akan memenggal kepala mu.]

Setelah membaca pesan singkat wanita yang tidur dengannya semalam, Arthur hanya tersenyum tipis. Menurut nya sangat lucu, ia diancam oleh seorang wanita.

Tok

Tok

Tok

"Masuk," Sahut Arthur, ia sudah tau siapa yang mengetuk pintunya.

"Siapa yang memberi ku obat perangsang itu?" Tanya Arthur datar.

"Nona Kesya, Tuan." Jawaban Felix membuat Arthur murka, "Jalang itu selalu saja membuat ulah," Kesal Arthur, sembari memegang lengan yang yang sedikit sakit.

"Tuan tenang saja, saya sudah memindahkan Tuan di kamar yang berbeda dari rencana nya." Penjelasan Felix membuat Arthur sedikit lega, setidaknya ia tidak tidur dengan jalang itu semalam. Tapi ia yakin Kesya bukan lah wanita malam itu, karena malam itu suara mereka berbeda. Arthur sangat mengenali suara Kesya.

"Cari identitas wanita yang masuk ke kamar ku semalam" Perintah Arthur lalu melenggang pergi, setelah selesai memakai baju yang di bawakan Asisten nya.

"Baik, Tuan." Balas Felix.

***

"Bangun, Faelynn. Ini sudah siang kita harus segera berangkat ke kampus." Sapaan pagi Vanesa, membangun kan Faelynn dari tidur nya. Ia baru saja tidur 1 jam yang lalu, dan sekarang Vanesa membangunkan nya.

"Aku mengantuk Vanesa, biarkan aku tidur. Benton sialan itu mengejar ku tadi malam." Ujar Faelynn mengadu pada Vanesa.

"Benarkah?" Tanya Vanesa, sambil duduk di kasur Faelynn.

"Ayolah, selesai kan masalah mu dengan tua bangka itu secepatnya. Nyawa ku merasa terancam." Mendengar balasan Faelynn, Vanesa hanya memutar malas bola matanya.

"Tiap hari nyawa kau juga terancam, Faelynn. Bukan hanya nyawa mu yang terancam nyawa ku juga terancam." Balas Vanesa dengan sedikit berteriak.

"Hey, berisik Vanesa." Ujar Faelynn sembari melemparkan bantal pada Vanesa. Lalu ia pun beranjak ke kamar mandinya, dan segera bersiap untuk kuliah pagi ini.

Setelah bersiap ia pun segera ke ruang makan, dan disana sudah tersaji sarapan pagi ini, dengan menu nasi goreng seafood dan segelas jus mangga untuknya. Faelynn hanya tersenyum dengan menu pagi ini, ia sangat bersyukur memiliki sahabat seperti Vanesa yang sangat pengertian.

"Kau terluka lagi saat mengerjakan misi?" Tanya Vanesa sembari melirik lengan Faelynn yang di balut kain kasa itu.

"Hanya luka kecil," Balas Faelynn sembaru terus memakan nasi gorengnya.

"Iya aku tau, ta... Tapi," Bantah Vanesa wajahnya langsung muram.

"Aku sudah memberi tahu mu sejak awal, ini memang berbahaya dan aku bisa mati kapan saja. Dan jika aku berhenti kematian ku akan sangat mudah Vanesa, jadi berhenti lah berdebat dengan ku tentang itu." Ucap Faelynn lalu kembali ke kamar nya mengambil sebuah jaket untuk menutupi lukanya.

"Ayo, nanti kita terlambat. Hari ini adalah kelas Proff Harris," Ajak Faelynn, lalu Vanesa pun mengikuti Faelynn. Ia kembali tersenyum manis seperti semula, ia pikir Faelynn akan marah padanya.

Happy Reading

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!