NovelToon NovelToon

BOS MAFIA MUDA

A Little Story

Lebih suka membaca komik dari pada membaca novel

Lebih suka nonton dari pada membaca

Dan lebih suka kamu yang ada secara virtual dari pada dia yang ada namun suka membuat luka 💔

Emang yah cewek itu membingungkan bagaimana tidak pengennya sih tipe cowok spek sempurna tapi dirinya sendiri belum tentu sempurna 🤣

Banyak maunya, pengen cowok yang tampan lah, kaya, dermawan, tinggi, putih, baik, soleh, penyayang dan masih banyak lagi ...

Termasuk aku 🙈

Kriteria cowok aku ada di dia yang kelahirannya 09 Maret 1993, tapi sadar diri kalau harus bersanding dengannya 🤔

Kalau bukan dia yah cowo fiksi yang ada di film, di komik, di novel, di dongeng, apalagi di drama-drama🥰😅

Cowok yang aku inginkan belum di temukan dalam dunia nyata ini, makanya aku buat saja duniaku sendiri walaupun hanya dunia fiksi setidaknya aku menciptakan diriku dan dirinya di dunia yang sama sesuai keinginanku …

Tidak memiliki kemampuan tapi banyak keinginan itulah aku…😸

Untuk mengobati rindu dan untuk mengisi waktu yang kadang kosong aku membuat sebuah Novel yang berjudul “Bos Mafia Muda”. Walaupun amatiran tapi dengan begini halu ku menjadi manfaat, tidak bisa membuat film dan komik menjadi penulis adalah pilihan. Aku membuat novel ini dengan alur campuran, berbagai karakter ada di dalam novel ini, dan gaya bahasa yang sedikit unik. Selain hal itu banyak yang ingin aku sampaikan di dalam ceritanya dan aku berharap dapat bermanfaat bagi pembaca.

Cerita ini mengisahkan seorang anak laki-laki yang tumbuh dengan kekejaman dan kekerasan dunia akibat dari keserakahan orang lain dan keluarganya, tekad dan amarah menjadikan dia orang nomor satu di negaranya. Di dunia lain seorang gadis pemalas dan manja mengalami kecelakaan dan koma, ketika bangun gadis itu mendapatkan dirinya masuk ke sebuah cerita novel yang dibacanya. Menjadi pemeran utama di novel yang berakhir tragis, membuatnya tidak ingin bertemu pemeran utama pria namun takdir menginginkan hal yang berbeda. Keduanya bertemu dan menjadi pasangan, gadis itu tidak bisa menghindari yang terjadi karena itu dia berusaha merubah alur cerita nya.

Ingin tau kelanjutan kisahnya, ayo kita lihat dan baca 🤗

#Entah berapa kali aku sudah revisi ceritanya sampai akhirnya bisa pas aku upload di bulan kelahiran dia😅

BAB 01

“Enaknya hujan-hujan gini tuh di rumah, rebahan sambil nonton TV dan di temenin dia,” membayangkan.

“Kerjain tuh skripsi ! laptop loe gak mungkin ngetik sendiri,” tegur temannya membawa dua cup coffe.

“Ganggu aja.”

“Hey loe bener-bener deh, bukannya ngerjain skripsi ngehalu terus kerjaannya.”

“Pusing gue nie skripsi gak kelar-kelar.”

“Gimana mau kelar dikerjain juga kagak.”

“Hehe lagian tuh Dosen banyak maunya, harus ini itu bla bla bla…”

“Loe nya juga gak serius ngerjainnya.”

“Bantuin gue yah please,” memohon kepada sahabatnya bernama Naumi.

“Felisberta Divya Deolinda ?”

“Iya sahabatku yang paling baik.”

“Kerjain itu sekarang atau ?” mengeluarkan pisau.

“E-eh loe dapat pisau dari mana ?”

“Dari mana asal pisau ini loe gak perlu tau yang penting sekarang loe harus kerjain tuh skripsi!!”

“Okey okey gini amat gue punya bestie,” Naumi hampir menyerah menghadapi sahabatnya itu.

Felisberta Divya Deolinda seorang mahasiswa teknik jurusan arsitek semester akhir dan sahabatnya Naumi tumbuh bersama dari kecil. Mereka menjadi sahabat dan tumbuh bersama dikarena Ibu mereka berteman dekat. Berbeda dari Feli dan Naumi Ibu mereka saling mengenal dari masa SMP sampai sekarang, selain hubungan mereka yang dekat rumah tempat tinggal pun berdekatan lebih tepatnya bersebelahan. Keduanya tumbuh bersama namun Feli berbeda dari Naumi, Naumi adalah anak yang pintar dia selalu menjadi juara satu dikelasnya bahkan dia lulus lebih awal sedangkan Feli sebaliknya. Setiap pelajaran Naumi selalu membantu Feli mengerjakan PR tapi dia selalu asik membaca novel.

“Selesai ayo balik !” membereskan tasnya.

“Gue gak percaya loe ngerjain secepat itu.”

“Mumpung hujannya reda,” menarik tangan Naumi.

“Ehh bentar nie coffe udah dibayar,” tasnya hampir terjatuh demi mengambil coffe miliknya.

“Cepet pulang hanya demi itu ?” Naumi sangat kesal kepada sahabatnya itu.

“Ini penting episode akhir baru dirilis gue gak mau ketinggalan,” sesampainya di rumah Feli berlari ke kamar, dia melempar tas ke atas meja lalu loncat ke kasur dan membuka apk novel di ponsel.

“Bener-bener loe yah seandainya tante ada di rumah,” merebahkan tubuhnya disamping Feli.

“Untungnya mereka pergi keluar kota kalau gak pasti gue dimarahin terus dibandingin sama loe,” lanjutnya acuh.

“Kali ini loe harus selesaikan sendiri, gue gak bakalan bantu lagi.”

“Bos Mafia Muda itu jadinya sama tuh cewek gila gue gak rela,” membanting ponselnya ke kasur dan mengenai Naumi.

“Feli loe,” Naumi sudah geram, dia beranjak dari kasur lalu pergi.

“Ehh sorry Naumi gue gak sengaja, ya udah deh gue kerjakan.”

“Kata-kata yang sama ujung-ujungnya pasti kaya gituh lagi, dunia ini bukan novel Feli yang bisa kita buat semaunya. Tanpa usaha loe mau jadi apa kedepannya ?”

“Tunggu Naumi !!” mengejar sampai keluar.

Naumi tidak melihat kebelakang, dia terus berjalan cepat ke pinggir jalan mencegak taksi. Feli masih mengejarnya sampai Naumi pergi dengan taksi itu tapi sesuatu terjadi, dari belakang Feli ada truk yang remnya blong dan terjadilah kecelakaan. Naumi langsung menghentikan taksinya, dia berlari sambil berteriak nama Feli. Orang-orang mulai berdatangan mengelilingi Feli yang berlumuran darah. Seseorang memanggil ambulan datang agar korban bisa segera di larikan kerumah sakit, tangan Naumi dipenuhi darah mendorong brangkar sambil menangis.

“Tolong tunggu disini !” perawat melarang Naumi ikut masuk keruang UGD.

“Ta tapi …”

“Tolong kerjasamanya Nona !” menutup pintu.

Dengan perasaan takut dipenuhi kesedihan Naumi memberanikan diri menelpon orang tua Feli.

“Hallo Tante ..” suara takut dan tangan gemetar.

“Ada apa Naumi ? kenapa suaramu begitu ?”

“Feli ?”

“Ada apa dengan Feli ?” Mamahnya Feli panik karena Naumi berbicara sambil menangis.

“Feli kecelakaan.”

“APA ?” saking shok mendengar kabar buruk anaknya dia menjatuhkan ponsel.

“Ada apa ?” suaminya bergegas mendekati.

“Ayo Pah kita harus pulang,” berjalan cepat ke kamar membereskan semua pakaian.

“Katakan ada apa ?”

“Anak kita kecelakaan,” berbalik untuk menjawab.

“Feli ?”

“Emangnya anak kita ada yang lain ?”

“Tapi …”

“Pah cepat kita harus kembali !”

Di rumah sakit Naumi menangis tersedu-sedu di pojok tempat tunggu ruang operasi, dalam hatinya terus-terusan menyalahkan dirinya sendiri.

“Sayang …” Ibu Naumi tiba di rumah sakit langsung memeluk putrinya.

Mendengar kabar dari tetangga dan warga setempat ada kecelakan di depan rumah yang tidak lain korbannya adalah Feli mereka bergegas datang menyusul ke rumah sakit.

“Bu ini semua salahku, jika aku tidak pergi Feli pasti baik-baik saja.”

“Tidak sayang jangan menyalahkan dirimu sendiri ini sudah takdir.”

“Tapi Bu Feli …” terisak-isak.

“Sudah sayang tidak apa-apa Feli pasti baik-baik saja,” Ayahnya Naumi mengelus lembut rambut putrinya itu.

Mereka bertiga menunggu selama beberapa jam, kegelisahan mereka terlihat begitu jelas. Naumi berkali-kali melihat lampu ruang UGD dan mengintip ke dalam.

“Dimana Feli ?” kedua orang tua Feli tiba di rumah sakit.

“Om Tante maaf …” mata Naumi bengkak karena terus-terusan menangis.

“Tidak apa-apa sayang,” memeluk Naumi.

“Dokter bagaimana keadaan putri saya,” Papah Feli menghampiri doktor yang baru saja keluar.

“Benturan di kepalanya cukup keras mengakibatkan luka yang cukup parah.”

“Apa itu artinya ?” Ibunya sudah berpikir negative kalau putrinya kemungkinan tidak selamat.

“Putri Anda selamat tapi …”

“Tapi apa doktor katakan ?”

“Dia koma,” jawab Doktor sedikit kecewa.

Naumi tertampar keras mendengar keadaan sahabatnya itu “Tidak mungkin Feli.”

“Feli maaf aku kamu bangun yah, aku janji gak bakalan marah lagi,” menggenggam erat tangan Feli yang dihimpus.

“Nona permisi pasien harus dipindahkan !”

“Sudah sayang,” Ibunya merangkul.

“Bu kenapa Feli mengacuhkan ku apa dia tidak mau memaafkan ku ?”

“Ini salah Mamah,” perasaan penyesalan menyelimuti Mamahnya Feli karena pergi ke luar kota dan meninggalkan Feli sendirian.

Feli di pindahkan ke ruang ICU, Dokter memberi ijin kepada mereka untuk menemui Feli dengan menggunakan pakaian khusus. Mereka semua memandang kosong tubuh Feli yang terbaring tidak sadar, Feli memakai baju rumah sakit dengan kepala di ikat perban dan berbagai alat dipasang ditubuhnya, elektokardiogram menunjukkan detak jantung Feli yang lemah dan terus berbunyi dibalik kesunyian.

“Astaga,” Feli bangun di tengah padang rumput.

“Loh gue dimana ? seingat gue tadi ?”

mengingat kejadian terakhir tertabrak truk.

“Tunggu perasaan gue ko gak enak.”

Melihat sekeliling hamparan rumput hijau yang luas “Dimana Naumi ?”

“Tempat ini ?” membandingkan yang dilihatnya dengan deskripsi di novel.

“Kayanya gue udah gila,” berjalan maju.

“Sepeda ?” langkahnya terhenti didepan sepeda tua berwarna merah muda.

“Shanaya ?” seseorang berteriak memanggil.

“Kenapa kamu disini ?” menghampiri Feli.

“Siapa ?”

“Disini tidak ada orang lain selain kamu Shanaya,” jawab seorang wanita berambut panjang memakai baju kebun.

“Tidak tidak barusan loe panggil gue siapa ?”

“Loe Gue ? (dalam hatinya berkata ‘Gak biasanya Shanaya menyebut dirinya gue dan ke orang lain Loe’)

“Ada cermin ?”

“Untuk apa ?” mengeluarkan cermin dari saku.

Mengambil cermin untuk melihat dirinya.

“Wajah ini bukan wajah gue,” shok melihat pantulan dirinya di cermin.

“Ini dimana ?” tanya Feli memastikan.

“Kita ada di Desa, kamu ini kenapa sih ?” semakin merasa aneh.

“Desa ?” wanita itu mengerutkan wajahnya.

Mencubit sendiri tangannya “Aww sakit …”

“Hari ini kamu aneh sekali, sudah ayo pulang paman dan bibi menyuruhmu pulang !” menarik tangan Feli.

“Ini nyata ?”

“Shanaya ? Ayo cepat !”

Kecelakaan membawa jiwa Feli kedunia novel, jiwanya masuk kedalam tubuh pemeran utama wanita yang bernama Shanaya. Kehidupan Shanaya tidak terlalu baik, dia adalah gadis baik dan pintar namun karena terlahir di keluarga tidak mampu dia tidak bisa melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi.

“Shanaya sepedanya bawa jangan ditinggal begitu saja ! hais dasar anak ini.”

“Baiklah baiklah …”

“Kamu duluan saja Kakak mau mengambil kayu bakar dulu !”

“Oh okey.”

“Biasanya Shanaya selalu ingin membantu ?” batinnya.

Feli mengayuh sepedanya melewati jalan yang di kelilingi persawahan “Udara disini sangat sejuk,” mengirup udara.

“Tinggal di Desa yang jauh ke Kota besar tidak buruk juga,” menikmati perjalanan.

Feli hampir sampai di depan gapura Desa “Berhenti !!” pria bertubuh kekar dan berpakaian serba hitam menghentikan laju sepedanya.

“Ini jalan umum siapapun bisa melewatinya.”

“Bos melarang orang lain masuk tanpa ijin.”

“Adegan ini ? gue ingat, saat ini Kepala Desa sedang negosiasi dengan pemeran utama pria. Pemeran utama pria terkenal kejam jika ada orang lain yang menghalangi keinginannya ?” melamun.

“Silahkan pergi !!”

“Pasti mati, Shanaya menikahi pemeran utama pria demi menyelamatkan Desa tapi balasan kebaikannya malah membuat dia menderita.”

“Apa kamu tuli ?”

“Baiklah aku pergi !” Feli berbalik arah pergi, dia menunggu dibawah pohon mangga yang tidak jauh dari gapura.

Dalam cerita novel Shanaya memaksa untuk masuk yang akan mempertemukannya dengan pemeran utama pria. Pemeran utama pria memanfaatkan kesempatan dan kepolosan Shanaya dengan menikahinya sebagai pengganti Desa tidak di gusur olehnya.

“Lebih baik gue menghidari hal yang bakal terjadi sama Shanaya seperti sebelumnya,” duduk santai menyender di belakang pohon menghadap persawahan.

“Abah dimana Shanaya ? kenapa dia belum datang juga ?”

“Aku sudah meminta Maya menyusulnya.”

“Cepat kamu susul dia ! jangan sampai mereka menemukan Shanaya kita,” penuh kekhawatiran.

“Bagaimana aku bisa pergi di depan gapura ada anak buah Bos Mafia itu, mereka tidak akan membiarkan aku pergi kemana pun.”

Abah dan Emak Shanaya sudah khawatir setengah mati tapi Feli malah tertidur santai, Lisa yang sebelumnya mengambil kayu bakar tidak sengaja melihat sepeda Shanaya terparkir disamping pohon.

“Itukan sepeda Shanaya, sedang apa anak itu ? bukannya cepat pulang malah diem disana,” berjalan dengan menggendong kayu bakar.

“Dia tidur ? aku kerjain sekalian,” mengambil bunga rumput liar.

Menggosokkan bunga itu ke hidung Feli “Ahhh apa itu ?” langsung bangun.

“Hahaha ….”

“Hey apa yang ….” terpotong.

“Sedang apa disini ? aku memintamu cepat pulang bukan tidur dibawah pohon mangga seperti ini.”

“Mereka melarang ku masuk.”

“Siapa ?”

“Tuh,” menunjuk dua orang yang berjaga di depan gapura.

“Serahkan sama Kakak, kamu bawa ini !” menyimpan kayu bakar di sepeda.

“Kak tidak perlu lakukan itu kita tunggu disini saja dulu !” berusaha mencegah.

“Apa kamu tidak percaya padaku ?”

“Bukan begitu tapi …” sebelum melanjutkan perkataannya Maya sudah mengalihkan perhatian dua pria itu.

Lisa memberi kode “Ayo masuk !”

“Dia baru saja menipu dua pria itu ? memang yah sehebat apapun pria akan kalah sama wanita,” Feli terpaksa mengikuti instruksi Maya.

“Mudah bukan ?”

“Hehe sangat mudah,” tersenyum tapi ingin memukul.

“Itu mereka,” segera menghampiri Feli dan Maya.

“Akhirnya kalian datang juga.”

“Paman sudah aku bilang bukan aku pasti akan membawa Shanaya kembali tanpa ketahuan mereka.”

“Kamu memang hebat Maya,” mengacungkan jempol.

“Abah dan Emak Shanaya,” batin Feli.

“Mereka mau mendata semua warga Desa jika kamu tidak ada Abah takut mereka mencari dan membunuhmu,” menarik tangan Feli.

“Tunggu …” sepeda dan kayu bakarnya jatuh.

Maya mengambil sepeda dan kayu bakarnya lalu disimpan di samping rumah warga.

“Niat hati menghindar,” sesampainya di lokasi semua warga yang sudah berkumpul.

“Semuanya sudah ada disini Tuan,” Kepala desa memberikan dokumen yang sudah di tanda tangan warga.

“Kasian sekali mereka tidak bisa apa-apa selain pasrah.”

Seorang pria mencuri pandangan “Siapa gadis itu ? dia terlihat santai tidak memiliki rasa takut sedikitpun.”

“Tuan gadis itu hanya anak dari pasangan yang miskin dia tidak memiliki apapun,” Kepala Desa berusaha melindungi Feli.

“Tidak masalah miskin atau kaya,” meminta anak buahnya memanggil Feli.

“Nona silahkan ikut kami ?”

Feli celingak-celinguk “Gue ?” menunjuk dirinya sendiri.

“Gue ?” orang tua Shanaya merasa aneh karena biasanya Shanaya memanggil dirinya Aku.

“Gue lupa sekarang kan dalam tubuh Shanaya harus bisa jaga sikap.”

“Silahkan !”

Feli mengikuti orang itu sampai seorang pria datang ke hadapannya “Siapa namamu ?”

“Shanaya,” jawabnya dingin.

“Menarik.”

“Kepala Desa bagaimana kalau kita membuat kesepakatan.”

“Kesepakatan ?”

“Aku akan melepaskan Desa ini tapi dia harus menikah denganku.”

“APA MENIKAH ? TIDAK MAU,” teriak Feli penuh ketegasan.

“Soal itu Tuan …” Kepala Desa diberikan pilihan yang sulit antara Feli dan Desa.

“Kepala Desa kita harus pikirkan dengan baik jika Shanaya menikahi dia semua warga desa terselamatkan tapi jika sebaliknya hanya Shanaya yang selamat. Bukannya bagus dia jadi bisa merasakan hidup mewah menikahi pria kaya,” bisik salah satu pengurus Desa.

“Tapi dia kejam,” sanggah Feli mendengar ucapannya.

Perkataan Feli menyinggung anak buahnya sehingga mereka menodongkan senjata.

“Turunkan !” perintah Bos mereka.

“Tau aku kejam tapi tidak takut ?”

“Kita sama-sama manusia apa yang harus ditakutkan ?” kedua orang tua Shanaya terpaku mendengar jawaban Feli.

“Abah dia masih anak kita atau bukan ?”

“Aku juga tidak tau.”

“Pikirkan baik-baik yang aku tawarkan tadi ?”

“Tawaran menikah denganmu ? apa keuntungannya ?”

“Desa ini bebas jika kamu menikah denganku.”

“Nie orang kesambet apa sih ngotot banget pengen nikah sama gue ?” batin Feli sambil berpikir.

“Nak Shanaya kamu coba saja dulu !”

tetangga mencoba membujuk Feli.

“Mereka enak bisa tinggal di Desa dengan nyaman lah gue ?” tatapan Feli seakan ingin memakan orang itu.

“Benar Shanaya kamu bisa hidup enak bersamanya.”

“Ini orang ikut-ikutan mendorong gue ke jurang.”

“Nak selamatkan Desa ini kami mohon padamu.”

“Baiklah tapi ada syaratnya !”

“Shanaya jangan dengarkan omongan mereka.”

Feli mengusap tangan Emaknya “Pria itu sangat tampan dengan tinggi 174 cm, berkulit putih dan bertubuh sixpek. Cukup bagus untuk memperbaiki keturunan ?” tersenyum.

BAB 02

“Tapi Shanaya …”

“Emak tenang aja.”

“Shanaya menurut Abah kamu tidak perlu menikahinya biarkan dia mengambil tanah Desa.”

“Abah jangan egois !” nada tinggi warga.

“Perhatikan kata-katamu jika tidak aku akan menarik perkataanku,” ancam Feli membuat mereka diam seketika.

“Gadis yang unik,” batin seorang pria yang berdiri disamping Bos Mafia.

“Pilihan yang tepat, Dika buat surat perjanjiannya !”

“Baik Bos,” suara ketik laptop mengisi keheningan.

“Selesai ini Bos.”

“Kepala Desa ini surat perjanjiannya, sekarang Desa ini selain dibebaskan juga dalam perlindungan kekuasaanku.”

“Dan ini untukmu.”

“Bukan ini yang aku inginkan,” Feli merobek kertas itu, anak buah Bos Mafia bersiap menyerang Feli.

“Baru kali ini ada orang yang berani meminta padaku,” mengambil kertas kosong.

“Tulis apapun yang kamu inginkan.”

“Pertama aku ingin pernikahan ini sah menurut hukum dan agama, kedua jika ada orang ketiga dalam hubungan kita atau kamu selingkuh kita bercerai dan sebagian hartamu di berikan atas namaku …”

“Ketiga ?” karena Feli berhenti cukup lama Bos Mafia mempertanyakan syarat selanjutnya.

“Syarat ketiga apapun yang aku minta kamu harus mengabulkannya.”

“Hanya satu keinginan tidak bisa lebih.”

“Deal,” mengajaknya berjabat tangan sebagai arti mereka berdua setuju.

Kesepakatan keduanya telah disetujui pihak pertama, pihak kedua dan pihak ketiga yang disaksikan warga desa. Ijab kabul berlangsung setelah penghulu datang namun waktu yang digunakan cukup lama dikarenakan pencocokan data kedua mempelai sedikit sulit.

“Percepat !!” melempar dua gepok uang ke depan penghulu.

“Pak penghulu sebaiknya cepat sebelum gepokan uang itu berubah menjadi pistol,” seluruh tubuh Pak penghulu gemetaran takut.

“Tu tuan un untuk maharnya ?” gugup.

“Satu miliyar,” Dika membuka koper berisi gepokan uang.

“Sudah bisa ?”

“I-iya Tuan silahkan wali mempelai wanitanya !”

Seorang Ayah harus tegar mengantarkan putrinya sendiri kejurang, suara gugup sembari menggenggam tangan seorang pria yang tiba-tiba datang ingin mengambil tanah Desa tempat tinggalnya dan sekarang akan menjadi suami putrinya. Pria ini hampir dikatakan sempurna dan mungkin menjadi kriteria pria idaman setiap wanita, namun pria yang akan menjadi menantunya itu bukan orang biasa melainkan Bos Mafia yang terkenal akan kekejamannya.

“Permisi Tuan bisa aku pulang dulu untuk mengambil beberapa pakaian ?”

“Tidak perlu.”

“Masa aku haru pake baju ini terus ?” melirik tajam.

“Silahkan !” seorang pria berbaju hitam membuka pintu mobil untuk Feli.

Seorang anak kecil tiba-tiba meraih tangan Feli “Kakak …”

“Anak kecil ini ?” Feli jongkok di depan anak itu.

“Sampai jumpa lagi jaga kesehatanmu yah jangan nakal !” mencubit lembut hidung anak laki-laki itu.

Ibu anak itu berlari mengambil anaknya ”Jangan nangis sayang,” memeluknya lalu tersenyum kearah Feli.

Dua orang gadis yang tidak menyukai kebaikan dan kecantikan Shanaya sangat bahagia Shanaya pergi dibawa suaminya yang merupakan seorang Mafia kejam.

“Akhirnya kita berhasil menyingkirkan dia.”

“Sekarang hanya kita wanita cantik di Desa ini hahaha …”

Feli berbalik kembali memeluk kedua orang tua Shanaya “Jaga diri kalian !” meneteskan air mata.

“Pasti tidak mudah hidup di tempat orang lain, aku tau dia bukan pria yang baik tapi dia sekarang adalah suamimu. Menghormati suami adalah kewajiban seorang istri tetapi jika dia membahayakan nyawamu lakukan apapun untuk melindungi diri,” meski tidak rela Abah harus membiarkan Shanaya pergi.

“Ehemn …”

“Aku harus pergi,” berlari ke mobil.

“Shanaya anak yang baik, jika bukan karena dia kita akan kehilangan tempat tinggal. Kita berhutang kepada Shanaya, simpan uang ini baik-baik aku akan meminta orang menjaga rumah Abah supaya tetap aman.”

Kepala Desa mendekati Abah Shanaya dan memberikan uang mahar itu. Uang yang jumlahnya tidak sedikit pasti menarik perhatian orang jahat, berjaga-jaga takut uangnya di curi Kepala Desa menyuruh warga bergantian berjaga di sekitar rumah Shanaya.

“Bibi yang tadi itu apa benar Shanaya ? kenapa dia menjadi pemberani seperti itu dan setiap perkataannya sangat berbeda dari biasanya.”

“Kita bicarakan di rumah,” mengusap air mata.

Maya bertetanggan dengan Shanaya, dia tinggal seorang diri di rumahnya. Maya sebelumnya sudah menikah tetapi suaminya berselingkuh dengan wanita yang lebih cantik dan kaya dari dia karena itu Maya minta cerai. Semua warga desa mengolok-oloknya, setiap kali dia pergi keluar rumah Ibu-Ibu mulai bergosip tentangnya. Ketika semua warga desa membicarakan keburukan Maya, Shanaya membawanya kerumah. Kehangatan keluarga Shanaya membuat dia nyaman dan bangkit kembali dari keterpurukan.

“Sudah Bibi jangan menangis lagi,” sesampainya di rumah Emak Shanaya terus menangis.

“Dia menjadi pemberani yang artinya dia tidak mudah ditindas, walaupun entah sejak kapan Shanaya berubah tapi menurutku itu baik untuknya,” mengambil air minum.

“Aku sebagai Ayah tidak menyadari kalau putriku sekarang sudah dewasa.”

Emak dan Abah Shanaya memiliki tiga anak, anak pertama menghilang setelah di kabarkan sukses di kota, anak kedua menikah dengan pria dari luar kota dan sekarang tinggal bersama suaminya dan anak terakhir Shanaya.

...*****...

“Sudah berusaha menghindar malah berujung sama, gak bakalan gue kasih kesempatan sedikitpun dia memperlakukan Shanaya seenaknya seperti di novel. Dan untuk tuh wanita selingkuhannya ?? lihat saja nanti,” berkali-kali menghela napas sambil menatap jalan.

“Menurut loe tuh cewek bakal bertahan ?”

“Dia sedikit berbeda, melihat dari dia menatap Bos tidak ada rasa takut sedikitpun didalam dirinya.”

“Bos kenapa mau nikahi tuh cewek padahal dia cuman cewek desa masih banyak di luar sana cewek yang lebih cantik dan seksi.”

“Pasti ada alasan tertentu.”

“Gue pengen tau alasan Bos melepaskan tanah desa itu secara Bos kan membutuhkan daerah terpencil untuk membangun beskem, lokasi Desa Pojok berada di pedalaman jauh dari Kota bahkan lokasinya tidak terjaring Map,” mengetuk Map mobil.

“Suatu hari kita pasti mengetahuinya.”

Dika dan Raymond adalah orang kepercayaan Bos Mafia, mereka berdua selalu ada di manapun Bosnya berada. Dika memiliki pekerjaan seperti halnya sekertaris sedangkan Raymond supir sekaligus bodyguard. Kemampuan mereka berdua sudah tidak di ragukan lagi, keahlian komputer dan pengetahuan Dika sangat luar biasa sedangkan Raymond adalah orang yang kuat mahir dalam bela diri.

“Belok kiri menuju Hotel Daimo lurus maju 100 meter,” suara aplikasi Map otomatis mobil.

“Dia memiliki janji bertemu dengan seseorang di Hotel Daimo kalau tidak salah orang itu suka menggelapkan dana.”

“Apa tuh cewek mabuk darat? dari tadi melamun.”

Dika menggeleng, mereka turun lebih dulu sebelum Bos Mafia dan Feli. Pintu mobil di buka anak buahnya namun saat Feli hendak turun Bos Mafia menghentikannya.

“Tunggu !!”

“Mau apa dia ?”

“Kamu tunggu disini, kalian jaga dia !”

“Baik Bos,” dua anak buahnya menjawab.

Feli tidak bertanya ataupun berbicara dia kembali duduk, Bos mafia pergi bersama Raymond dan Dika seperti biasanya dikawal beberapa orang.

“Hah membosankan, ah iya sebentar lagi ada pertunjukan seru tapi di cerita dia memborgol Shanaya di mobil tanpa satupun pengawal yang mengawasinya,” melihat keluar mobil ada dua orang berdiri menjaganya.

Tiba-tiba ada seseorang menembak kaca mobil Feli yang berada di dalam terkejut langsung keluar. Dua orang yang menjaganya mengeluarkan senjata lalu mengelilingi Feli, kedua orang itu mewaspadai semua sisi.

“Tetap terjadi namun berbeda tragedi,” Feli sedikit takut.

“Nyonya tetap dibelakang kami !”

‘Door’ suara tembakan melayang ke arah mereka untungnya salah satu pria yang menjaga Feli berhasil menahan tembakan itu dengan tubuhnya.

“Kamu terluka ?” Feli panik.

“Sebelah sana !” orang yang menembaknya bersembunyi di tiang parkiran.

“Satu lagi disana dan disana !” suara beruntun tembakan cukup keras.

“Berikan tanganmu !” Feli menyobek baju untuk membalut lukanya. Glek salah satu pria tanpa sengaja melihat body Feli yang mulus.

“Tunggu tadi ada berapa orang ?”

“Tiga orang,” jawabnya polos.

“Sial mereka semua ada lima orang,” Feli terlambat menyadari sehingga dua orang itu menyerang mereka.

“Hahaha tidak disangka ternyata si Shan itu memiliki gadis cantik yang pintar,” Feli mundur sampai mentok ke bagian samping mobil, kini dirinya di todong pistol.

“Apa mau kalian ?”

“Kami ingin bermain denganmu cantik.”

“Cuih najis,” meludahinya.

Orang itu marah lalu menampar keras wajah Feli, wajahnya merah dan meninggalkan bekas tangan orang itu selain itu bibir Feli berdarah.

Saat kedua kalinya orang itu ingin menampar Feli seseorang datang “Beraninya sama perempuan.”

“Siapa kou jangan ikut campur.”

“Memiliki tinggi badan sekitar 170 cm, warna kulit sawo matang, bola mata berwarna biru dia adalah …” ciri-ciri pria itu sama persis dengan pimpinan pulau barak.

“Kamu tidak apa-apa ?” tanya pria itu.

“Sedikit luka.”

“Sepertinya akan meninggalkan lebam,” menyentuh pipi Feli yang terluka.

“Sedekat ini membuat dia terlihat tampan,” batin Feli.

“Suara orang berlari kearah sini, aku harus pergi.”

“Datang dan pergi begituh saja aw rasa sakitnya mulai terasa,” duduk memegangi pipinya.

“Shanaya ?” Bos Mafia datang bersama yang lainnya.

“Apa apaan ini ?” tujuh orang terluka, tempat itu menjadi berantakan, banyak darah dimana-mana, dan keadaan mobil yang rusak.

“Kamu terluka ?” tambahnya melihat keadaan Feli.

“Sedikit, mereka terluka cukup parah harus segera di bawa ke rumah sakit !”

“Bawa mereka !” mendengar perintah Dika bawahannya langsung bergerak mengangkat keduanya kedalam mobil.

“Lukamu juga perlu di obati.”

“Seringan itukah aku ?” suaminya menggendong Feli.

“Bereskan semua ini !”

“Baik Bos,” setengah anak buahnya di minta membereskan lokasi kejadian dan mereka diminta mencari tau apa yang sebenarnya terjadi.

“Kita kerumah sakit sekarang !” Bos Mafia membawa Feli kedalam mobil.

“Tidak perlu ini hanya luka kecil.”

“Jangan keras kepala.”

“Bagaimana kalau dokternya saja yang datang ?”

“Jadi kita kemana ?”

“Mansion Mawar Hitam.”

Bos Mafia sedang membahas kerja sama dengan seseorang bernama Koren. Koren adalah orang yang paling cerdik dalam penggelapan dana, keahliannya dalam mengelapkan dana mengundang para mafia datang berkerja sama dengannya termasuk Bos Mafia. Koren menyiapkan beberapa wanita cantik dan seksi untuk menyambut kedatangan Bos Mafia namun usahanya menjadi sia-sia, Bos Mafia tidak melirik mereka sedikitpun. Mendengar suara tembakan dan kerusuhan di luar dia langsung berlari tanpa mengatakan apapun pada Koren padahal saat itu mereka masih mengobrol.

“Dia tertidur ?” Dika melihat Feli tidur dari spion dalam mobil.

“Rekaman Cctv-nya sudah ada,” tambahnya ketika ada notif pesan masuk.

“Berikan padaku !”

“Tidak diketahui pasti siapa yang menyuruh mereka, tidak ada identitas yang bisa kita cari tau,” ucap Dika.

“Cari sampai dapat siapa dalangnya, aku harus membalas sepuluh kali lipat atas apa yang dilakukannya sama istriku,” menoleh Feli yang tertidur bersandar padanya.

“Baik Bos.”

“Bos kita sudah sampai,” Raymond memperlambat mobilnya setiba di depan gerbang mansion.

Dika menurunkan semua barang di bagasi dan dibantu Raymond sedangkan Bos Mafia menggendong Feli lalu membawanya kedalam. Sesampainya di kamar Bos Mafia dengan hati-hati menidurkan Feli di kasur.

“Aku pastikan orang yang membuatmu terluka mendapatkan ganjaran yang setimpal,” menyelimuti Feli lalu pergi menutup pintu perlahan.

“Ada yang salah, kenapa dia marah besar karena aku terluka bukan karena mobilnya rusak seperti di Novel ?” ternyata Feli sudah bangun ketika Bos Mafia menggendongnya.

“Ya sudah lah biarkan saja, lebih baik aku tidur.”

Raymond dan Dika sudah menunggu di ruang kerja Bos Mafia “Semua barang sudah di turunkan ?”

“Dijamin tidak ada yang tertinggal,” jawab Raymond.

“Bos ?” Bos Mafia datang keruangan langsung duduk di kursi kerjanya.

“Bagaimana perkembangan data keuangan pasar gelap akhir-akhir ini ?”

“Saya sudah memastikan semuanya dari data yang kita miliki telah terjadi penurunan pemasukan dana yang semakin membengkak padahal pemasokan kebutuhan tidak banyak.”

“Lanjutkan !”

“Penelusuran lebih lanjut tidak ada jawaban dari semua pihak pekerja maupun manajemen, mereka kebingungan menjawab kenapa hal tersebut bisa terjadi sedangkan data real tidak ada sabotase.”

“Aneh kenapa bisa begitu ? kelas-jelas pemasukan dana berkurang banyak tapi dara real seakan tidak ada penurunan.”

“Selidiki lebih dalam !”

“Baik Bos.”

“Bagaimana dengan kabar baru kejadian tadi ?”

“Salah satu anak buah kita menemukan peluru berisi bubu mesiu yang hanya bisa di buat di pulau barak,” Raymond memberikan peluru di dalam kantung plastik.

“Selain itu setelah di selidiki lebih lanjut mereka ingin memasang penyadap suara di dalam mobil, jika saat itu Shanaya tidak ada di dalam mobil mungkin saja mereka sudah berhasil.”

“Rekaman CCTV yang kita tonton itu hanya setengah dari kejadiannya karena disana tidak ada rekaman siapa orang yang sudah menghabisi 5 orang itu.”

“Cerdik,” Bos Mafia memutar kursi.

“Kemungkinan besar mereka yang merusak CCTV atau orang yang menghajar mereka.”

“Menurutku orang yang menghajar mereka karena jika mereka yang melakukannya sudah pasti dilakukan diawal bukan di tengah-tengah,” pendapat Dika.

“Masuk akal.”

“Tapi Bos ada yang mengganjal, kenapa mereka mengetahui kita berada disana ?”

“Kita pergi menemui Koren secara dadakan mustahil mereka mengetahuinya kan kecuali ??”

“Kecuali apa ?” Raymond penasaran.

“Ada orang dalam yang memberikan informasinya,” jawab Bos Mafia dingin dan santai.

“Tidak semua anak buah kita yang ikut hanya sebagian besar,” Dika berpikir.

“Kumpulkan semua anggota yang ikut ke Wilayah Barat !”

“Baik Bos.”

“Segera temukan penghianat itu ! Aku sendiri yang akan memberikannya hukuman,” tegas Bos Mafia beranjak dari kursi.

“Siap Bos.”

Seorang wanita tua baru saja keluar kamar tidak sengaja melihat barisan mobil terparkir di depan Mansion.

“Anak itu tau pulang juga ternyata.”

“Nina !” teriak wanita tua itu.

“Iya Nyonya Besar,” wanita seusia Feli datang menghampiri.

“Cucuku sepertinya pulang siapkan makan malam kesukaannya !”

“Baik Nyonya Besar,” wanita tua itu adalah Neneknya Bos Mafia dan Nina adalah orang kepercayaan yang diperintahkan menjaganya.

Pintu kamar Bos Mafia sedikit terbuka “Kebiasaan,” melangkah untuk menutup pintu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!