NovelToon NovelToon

Jangan Salahkan Aku Jika Ku Berubah

Bab 1 awal mula

Inilah Dela seorang gadis remaja yang masih duduk di bangku SMA. Dela adalah gadis penurut dan gadis lemah lembut. Dela harus menuruti semua keinginan orang tuanya termasuk menikah dengan pria dewasa yang sangat kejam.

Di kediaman Dela ayah dan ibu tirinya membicarakan semuanya untuk menikahkan Dela dengan pria tersebut. Agar perusahaan tidak diambil oleh pria tersebut.

"ayah biarkan saja Dela menikah dengan pria itu supaya perusahaan ayah tidak di ambil alih oleh nya."

"bu... Ayah kasihan pada Dela dia masih sekolah kenapa buka Dita saja yang menggantikan Dela."

"tidak bisa yah.. Dita beda dengan Dela, Dita itu punya impian nya sendiri dan sedangkan Dela apa ayah."

"dari kamu saja Bu.. Ayah Cape harus bagaimana pikir semua ini."

"begitu dong Yah.. "

Ayah Dela langsung saja menuju ke kamarnya, tanpa mengatakan apapun lagi.

Beberapa saat kemudian

Dela sudah pulang dari sekolah tapi, langsung saja ibunya memanggilnya lagi.

"Dela kamu ke sini dulu.."

"iya Bu.. Ada apa..?"

"Dela kamu harus mau menikah dengan pria yang mau mengambil alih perusahaan ayah mu."

"tapi Bu.. Dela kah masih sekolah kenapa buka kakak Dita saja."

"kamu jangan membantah ibu yah.kamu harus mau apa pun itu dan kalau kamu tidak mau awas aja."

Sambil menunjuk Dela dengan sangat marah. Dan Dela langsung saja berlari menuju kamar nya dan menutup pintu kamarnya.

"kenapa harus aku coba yang harus menikah dengan nya, aku kan masih sekolah aku juga punya impian dan cita-cita dan kenapa ibu jahat sekali sama aku."

di kamar lain, ayah Dela menerima telpon dari seseorang tersebut.

"hallo.... Bagaimana dengan tawaran saya kemarin."

"hallo pak.. Tapi maaf anak saya masih sekolah apakah ada cara lain...?"

"tidak bisa, jika kamu tidak setuju maka siap siap saja perusahaan akan menjadi milikku..

Si penelpon langsung saja mematikan telpon secara sepihak.

"bagaimana ini apakah aku harus menerima persyaratannya."

Ayah Dela mondar-mandir sambil mengacak-acak rambutnya. Pintu kamar tiba tiba terbuka dan ternyata yang membuka pintu ialah istri nya sendiri.

"kenapa kamu seperti itu, apa ada masalah."

"Bu... Ayah pusing mikirin ini dia tetap saja mau jadikan istrinya salah satu anak kami."

"biarkan saja ayah.Lagian Dela juga mau kok menikah sama pria itu."

"tapi bu Dela itu masih sekolah kasih dia."

"kamu lebih kasihan yang anak kamu itu atau perusahaan kita Yah..?"

"aku akan bicarakan sama Dela apa dia mau atau tidaknya."

Ayah Dela langsung saja menemui Dela di kamarnya.

Tok..tok..tok... Ayah Dela mengetuk pintu kamar Dela. Tidak lama kemudian pintu kamar tersebut sudah di buka oleh Dela. Ayah Dela langsung saja masuk ke kamarnya Dela.

"nak apa kamu baik baik saja."

"iya ayah.. Dela baik baik saja."

"apakah kamu mau bantuin ayah nak.. Untuk menyelamatkan perusahaan ayah.."

"apa pun itu ayah.. Saya akan usahakan semampuku."

"apakah kamu mau menikah dengan pria yang mau ambil perusahaan ayah.."

"demi kebaikan keluarga kita ayah saya akan bersedia."

"terimakasih nak dan maafin ayah.."

"tidak perlu berterima kasih ayah ini juga demi kebaikan kami semua, tapi dengan satu syarat ayah Dela mau selesai kan sekolah Dela."

Ayah Dela hanya mengangguk dan senyum hanya terpaksa.

"kalau begitu ayah pergi dulu. Jaga dirimu baik-baik nak."

Dela hanya bisa menarik napas dan Dela hanya bertanya tanya kepada dirinya sendiri. Kenapa aku yang harus di korbankan.

Keesokan harinya sekertaris pria tersebut datang ke Diaman Dela untuk menanyakan tentang kepastian bos nya tersebut.

Ayah Dela menyambut kedatangan tamunya tersebut, Dengan senyum bahagia.

"selamat datang di kediaman kami tuan. Mari dan silahkan duduk."

Orang tersebut hanya mengangguk dan mengikuti ayah Dela duduk.

"terima kasih tuan dan maksud kedatangan aku kesini hanya untuk memastikan tentang keinginan bos kami dan mempercepat pernikahan ini."

"tapi tuan anak kami masih sekolah biarkan dulu dia menyelesaikan sekolah baru mengadakan pernikahan."

"tidak bisa tuan karna bos kami agar secepatnya dilaksanakan pernikahan walaupun hanya rahasia saja dan anak tuan juga bisa lanjut sekolahnya juga."

"kalau begitu terserah tuan saja bagaimana bagusnya."

"ok... Besok acara pernikahannya dan kami sudah mengurus semuanya. Dan ingat ketika besok gagal maka kami tidak akan mengampuni lagi dan langsung mengambil alih perusahaan mu itu."

"baik lah tuan. Semua rencana besok aku pastikan berjalan lancar."

"bagus kalau begitu."

sekertaris pria tersebut langsung saja meninggalkan rumah ayah Dela tanpa mengatakan apa pun lagi.

Setalah orang tersebut pergi tiba-tiba ibu tiri Dela datang dan mengatakan..

"siapa orang itu Yah.."

"itu orang suruhan pria yang mau mengambil perusahaan kita."

"kenapa sepagi ini yang dia bicarakan...?"

"dia ingin mempercepat pernikahannya.."

"apa... "

"iya.. mereka ingin menikah besok dan Meraka juga sudah mempersiapkan semuanya."

"bagus kalau mereka sudah mempersiapkan semuanya. Jadi dia tetap ingin menikah dengan Dela walau Dela masih sekolah.."

"iya benar. Dan aku juga setuju kalau dia menikahi Dela dan perusahaan kita masih aman di tangan kita.

"iya Yah."

"kalau begitu aku akan memberitahukan Dela tentang ini."

Ayah Dela berdiri dan berjalan menuju kamar Dela. ayah Dela belum mengetuk pintunya, tapi pintu tersebut telah terbuka.

"Ayah tumben ayah kemari."

"iya nak. Ada hal penting yang ingin Ayah sampaikan ke kamu."

"kalau begitu kita cerita aja di dalam kamar Yah."

Ayah Dela mengikuti Dela masuk ke kamar. Dan ayah Dela langsung saja duduk di kursi dekat meja belajar Dela sambil mengatakan.

"Nak orang suruhan pria itu datang kemari tadi, dia mengatakan besok kamu dan dia akan menikah."

"kenapa cepat sekali Yah. Kan Dela juga masih sekolah, apakah dia tidak bisa menunggu beberapa bulan lagi.."

"dia tidak mau nak, biar pun kamu menikah besok dan kamu juga bisa melanjutkan sekolahmu."

Dela hanya menarik napas dalam-dalam dan Dela tidak tau harus mengatakan apa lagi.

"kalau begitu ayah pergi dulu."

Sambil melangkah keluar dari kamar Dela.

Ibu dan kakak tiri Dela senang karena Dela menikah dengan orang yang sangat kejam itu. Dan mereka berdua ingin sekali menguasai hak Dela sesungguhnya.

"baguslah Buk kalau Dela menikah dan dia pergi dari rumah ini."

"iya dong nak Dita Ibu juga sangat senang sekali kita tidak bersusah payah untuk menyingkirkan dia."

"Dita juga Buk."

Mereka berdua tertawa mereka kira sudah berhasil menyingkirkan Dela dari kehidupan nya dan bisa menikmati hak nya Dela.

Di dalam kamar Dela hanya bisa menangis dan pasrah

Bab 2 Pernikahan Dela

Dela bertanya- tanya dalam hatinya kenapa harus aku yang menikah kenapa nasib ku seperti ini. aku juga punya cita-cita dan impian, aku juga tidak tahu siapa pria itu.

......................

Keesokan harinya di mana hari ini hari pernikahan Dela dan orang utusan pria tersebut sudah datang untuk menjemput Dela dan ayahnya.

Beberapa saat kemudian

Dela dan yang lainnya tiba di kediaman pria tersebut.

"tuan dan nona silahkan masuk lewat sini di dalam sudah di tunggu."

"terimakasih kasih tuan kata ayah Dela."

Dela hanya menunduk di belakang Ayahnya menahan air matanya agar tidak keluar. Tapi beda dengan ibu dan kakak nya berbisik pada ibunya.

"Ibu rumahnya sungguh menakjubkan dan istimewa."

"iya benar sekali nak. Tapi jangan senang dulu biar pun rumah sebesar ini pasti Dela hanya di jadikan babu di rumah ini.

"benar sekali Buk."

"ayo kita masuk saja."

Sambil melangkah mengikuti yang lain masuk ke rumah orang tersebut.

Di dalam rumah hanya beberapa orang saja yang ada. "silahkan duduk dulu tuan dan nyonya, kami akan memanggil tuan kami ke sini."

Ayah Dela dan yang lain hanya mengangguk saja. Dita mengejek Dela dan berbisik pada Dela.

"aku senang sekali Dela kamu akan menikah dengan pria yang sangat kejam itu."

"kenapa buka kamu saja yang menikah dengannya."

"diam kamu Dela. Kamu memang menikah dengan pria kaya, tapi setelah kamu menikah kamu hanya di jadi akan babu di rumah ini. Sambil tertawa."

Dela sangat kesal dengan ucapan kakak tirinya, namun Dela tidak bisa membalas semuanya.

Tidak lama kemudian seorang utusan tadi datang dan mengatakan.

"mohon maaf tuan dan nyonya telah menunggu lama.dan tuan Alvin juga sudah siap. acara ini akan segera di mulai untuk menikah. karena ada urusan penting lagi yang akan di urus oleh tuan kami.

"tidak apa-apa tuan kami memakluminya."

"kalau begitu kita mulai saja acaranya."

Tidak butuh waktu lama Dela sudah menikah dan sah menjadi istri orang secara agama.

Ibu dan kakak nya mengucapkan ucapan selamat kepada Dela. Dan ayah Dela memeluk Dela dan mengatakan sekarang kamu sudah jadi istri orang nak."

Dela hanya mengangguk saja dan tersenyum.

"kalau begitu ayah pulang dulu dan diri mu."

"Ayah boleh Dela juga ikut pulang dan mengambil barang-barang Dela baru kesini lagi..

"nona tidak perlu pulang dan barang barang nona Dela sudah kami siap kan."

"baiklah kalau begitu."

"ayo nona saya antar ke kamar nona."

Dela hanya mengangguk dan mengikutinya dari belakang.

"ini kamar nona dan kalau nona butuh bantuan, nona panggil saja saya. Saya ada di bawah kok."

"terimakasih pak."

Dela langsung saja masuk ke kamarnya. Dela sangat takjub melihat isi kamarnya.

"wow bagus banget ini kamar, kayak di film-film aja deh. Coba aku lihat lemarinya sambil buka pintu lemari. Dela langsung aja matanya terbelalak melihat isi kamarnya. "wow bajunya bagus semua,lengkap dan banyak sekali."

"aku coba lihat kamar mandinya juga."

Dela langsung saja berlari menuju kamar mandi untuk melihat seperti apa isi kamar mandi. "wow keren juga kamar mandinya bisa betah aku berendam dalam sini."

Dela keluar dari kamar mandi dan langsung merebahkan dirinya di tempat tidur. "nyamannya tempat tidur ini beda dengan di rumah.. Dan pasti tidurku nyenyak sekali, Aku tidur aja deh...

...****************...

Di kantor dalam ruangan CEO, seseorang mondar-mandir sambil mengacak-acak rambutnya. dan bunyi telepon menghentikan kegiatan nya.

"iya hello ada apa nelpon ku apakah semuanya sudah beres di rumah."

"iya bos sudah beres dan saya hanya menyampaikan bahwa nona Dela sedang istirahat."

"bagus kalau begitu biar kan dia istirahat dan aku akan pulang satu jam lagi."

langsung saja mematikan telepon secara sepihak.

"lah ini bos main mati hp segala, kebiasaan memang dia." sambil merebahkan dirinya di sofa.

Di kantor, setelah menerima telepon dari asisten nya. dia duduk di tempat duduk nya sambil bersandar.

"permainan segera di mulai. Dan anakmu sekarang ada di tanganku dan kita lihat siapa yang akan hancur."

...****************...

Satu jam kemudian dia sudah ada di rumahnya. "bos sudah pulang kenapa tidak kabarin saya bos."

"sudah jangan banyak tanya, ayo ikut aku ke ruang kerja. "

"baik bos, bos tidak mau menemui istri bos."

"diam lah dan aku ada tugas baru."

Di dalam ruang kerja tersebut langsung saja mengatakan kepada asistennya.

"tugas mu awasi perempuan itu dan keluarga nya. Siapa saja yang terlibat semuanya. Dan ingat jangan sampai ketahuan."

"baik bos, saya siap menjalankan perintah."

"bagus kalau begitu. Dan keluarlah aku ingin sendiri dulu."

hanya mengangguk dan berjalan keluar dari ruangan tersebut.

Di dalam kamar Dela sudah bangun karena bunyi perutnya.

"lapar pula. Sudah jam berapa ini sambil melihat jam yang ada di hpnya. Waduh sudah jam tiga pantes aku lapar sekali aku tidur kelamaan lagi..

siapa lagi yang ketuk-ketuk pintu. Sambil jalan untuk membuka pintu. pintu pun terbuka.

"akhirnya nyonya buka pintu juga."

"maaf Bi Dela ketiduran tadi.."

"tidak apa-apa nyonya, nyonya pasti lapar karena dari tadi belum makan."

"iya Bi.Tapi aku tidak enak kalau mau turun langsung makan."

"kalau biar bibi yang anter makanannya ke kamar nyonya."

"terimakasih yah Bi, sudah ngerepotin bibi.

"tidak apa-apa nyonya, tunggu saya ambilkan makanannya.

Dela hanya mengangguk dan tersenyum kepada bibi tadi dan langsung masuk lagi ke kamarnya. Di dalam hati Dela. "siapa kira-kira suami ku siapa, dan aku belum tahu orangnya dan namanya. biar ku tanya kan sama bibi saja sebentar. Dan apakah dia sangat kasar dan kejam menurut ayah dan ibunya."

Beberapa menit kemudian bibi sudah datang membawa makanan untuk Dela.

Bibi mengetuk pintu kamar Dela. "nyonya ini bibi bawa makanan untuk nyonya."

"iya Bi langsung saja masuk dan pintunya tidak terkunci."

Mendengar Dela Bibi langsung masuk ke kamar. "ini nyonya makanannya."

"wow Bi ini banyak sekali makanan nya, Dela tidak bisa menghabiskan kalau sebanyak ini. Bagaimana kalau Bibi ikut makan dengan Dela."

"tapi nyonya."

"tidak usah tapi-tapi Bi. Ayo makan denganku."

"baiklah nyonya."

Mereka berdua makan dengan lahapnya, sambil bercerita.

"oh iya Bibi, Dela mau tanya boleh.?"

"boleh nyonya, tentang apa.?

"Bibi kan tahu, aku baru di sini dan aku belum tahu siapa saja yang tinggal di rumah ini. Boleh Bibi beritahu aku."

"ini rumah pak Alvin suami nyonya dan orang tua pak Alvin tidak tinggal di sini. Nyonya besar dan suami nya tinggal di luar negeri. Pak Alvin hanya tinggal sendiri dan beberapa asisten rumah tangga termasuk saya nyonya."

Bab 3 bocah

Dela hanya mengangguk sambil memakan makanannya. Dan tidak ada lagi pembicaraan antara Dela dan bibi. Tidak lama kemudian makanannya sudah habis tak tersisa.

"Bibi senang sekali bisa makan dengan nyonya. Dan kebanyakan orang tidak mau makan dengan pembantunya dan saya salut banget sama nyonya."

"sudahlah Bi, kita sama manusia saling menghargai tidak peduli apa pekerjaannya."

"terimakasih nyonya."

"oh iya Bibi panggil aku dengan namaku dan aku tidak suka Bi di panggil nyonya."

"tapi nyonya.. Saya Tidak enak ."

"Bibi tidak usah enakan kok. Dan aku malah senang kalau tidak di panggil dengan sebutan itu Bi."

"baiklah kalau begitu saya akan panggil dengan sebutan anak Dela saja, gimana.."

"malah Dela senang Bi. Kalau Bibi panggil anak ke saya."

"kalau begitu saya keluar dulu nak Dela, masih banyak pekerjaan mau kerjakan."

Dela hanya mengangkat jarinya berbentuk ok dan tersenyum kepada Bibi Mirna.

Setelah keluar Bibi Mirna, Dela bangkit dari duduk nya untuk membersihkan diri. "saatnya membersihkan diri dulu" Dela lupa mengunci pintu kamar mandi. Dan tanpa sepengetahuan Dela seseorang masuk ke kamar dengan diam-diam.

Orang tersebut bergumam dalam hati. " kemana perginya bocah itu, apakah dia. orang tersebut mendengar suara di dalam kamar mandi.

"rupanya dia di kamar mandi, kenapa lama sekali di dalam dia mandi atau apa di dalam. "

Setengah jam sudah berlalu Dela sudah selesai ritual mandinya. Dela belum mengetahui ada orang lain di dalam kamar ini selain dirinya. orang tersebut hanya memperhatikan Dela. Di dalam hatinya seseorang tersebut.

"apakah dia tidak melihatku atau dia hanya pura-pura saja tidak melihatku."

Dela hanya menggunakan handuk saja dan berjalan menuju lemari untuk mengambil pakaiannya. "mana yang harus ku pakai, semuanya bagus." sambil memilih -milih pakaian yang harus di kenakan. "mana yah. Yang ini saja yang biru lagi." Dela langsung saja memakai pakaiannya, setelah ini Dela menuju ke meja rias. Dela melihat ke cermin, dan melihat ada pantulan seseorang di belakangnya. "apakah aku salah lihat ada orang di belakang ku."

Dela langsung saja melihat ke belakang dan ternyata benar ada orang. Dela sangat kaget dan handuk di tangannya langsung melemparkan nya tepat di wajah orang itu. Saking kagetnya Dela tidak menyadari bahwa diri sudah berada di meja rias tersebut dan menutup mukanya dengan kedua tangannya.

"hey bocah kenapa kamu lempar handuk ke wajah ku."

"si si siapa kamu se se sejak kapan kamu ada di sini."

orang tersebut tidak menjawab pertanyaan Dela. Dia hanya berjalan menghampiri Dela dan memberikan kembali handuk yang Dela lempar tadi.

"kamu mau tahu siapa aku bocah aku adalah pemilik rumah ini."

Dela hanya mengangguk dan langsung saja Dela turun dari meja dan duduk di kursi. Dengan kepala menunduk saking malunya. batin Dela apakah dia melihat ku hanya memakai handuk dan baju tadi. Oh tidak ini sangat memalukan kenapa aku tidak melihat nya waktu keluar dari kamar mandi."

"hey bocah.. kamu tidur atau apa, aku panggil tidak menyahut apa kamu tuli."

"mmm.. Maaf pak eh om."

"maaf, maaf dasar bocah."

"namaku Dela bukan bocah om."

"aku udah tahu nama mu dan kenapa kalau aku panggil bocah."

"tidak apa-apa sih om, tapi dari om saja kalau mau panggil aku apa terserah om aja deh."

"ingat yah di sini kamu tetap di rumah aja dan kamu tidak boleh keluar rumah tanpa izin aku. Kamu mengerti."

Dela hanya mengangguk saja sambil memainkan ujung bajunya.

"bagus kalau kamu mengerti." sambil mengacak rambut Dela."

"kalau Dela pergi sekolah juga harus minta izin dulu ke om."

"tentu saja. Tanpa sepengetahuan ku kamu tidak boleh keluar rumah ini. Ingat kamu akan di hukum kalau kamu berani membantah dan keluar tanpa seizin ku."

"baiklah aku akan menuruti semuanya. Boleh om keluar dari kamar ini."

"apa kamu bilang. Kamu menyuruhku keluar dari sini."

sambil mendekatkan dirinya ke Dela. Dela berdiri dan melangkah ke belakang. Tapi sayang kaki Dela tersandung di kursi Dela hampir jatuh untung orang tersebut sigap menarik tangan Dela. Hingga keadaan Dela memeluk orang tersebut. Dela langsung saja melepas pelukannya dari orang tersebut. "maafkan aku om.. Aku tidak bermaksud untuk memeluk om."

"ok aku maafkan tapi hanya kali ini. Mana hp mu kamu harus menghubungi ku dua kali dua puluh empat jam."

Dela hanya menunjuk ke arah meja dekat tempat tidur. orang tersebut langsung saja mengambil hp Dela dengan memasukan nomor nya dan mengambil nomor Dela. Setelah itu orang tersebut langsung saja keluar dari kamar begitu saja.

"akhirnya dia keluar juga dari sini bisa-bisa aku kekurangan oksigen kalau dia tetap berada di sini. apakah om itu adalah suami ku." Dela baru menyadari nya.

Hp Dela berbunyi menandakan bahwa ada yang menelepon. "siapa yang nelpon dengan nama ini." Dela tidak mengangkat telepon tersebut dan hp Dela berdering lagi. Akhirnya Dela mengangkat telepon tersebut. Dela belum mengatakan apapun hanya mendengar kan apa yang di katakan si penelepon.

"hey bocah kenapa baru mengangkat telepon ku."

"bukan begitu om, tadi baru mau angkat malah mati telepon nya."

"alasan Aja kamu bocah." langsung memutuskan panggilan telepon nya.

"lah udah di matikan begitu saja." kata Dela.

...****************...

tepat jam sebelas malam Dela tidak bisa tidur. dela sudah melakukan banyak hal agar bisa tidur. Tapi hasilnya nihil, Dela bangun dari tempat tidurnya merasakan haus. Dela keluar dari kamar untuk mengambil air minum di dapur. Sesampainya di dapur Dela mendengar teriakan orang minta tolong. "dari mana asalnya orang minta tolong itu. Apakah di belakang rumah ini, tapi siapa." dalam hati Dela.

Berapa kali Dela mendengar orang minta tolong dan minta ampun. Dan Dela melihat pintu belakang dan membukanya."kenapa pintu ini tidak terkunci apakah ada orang keluar dari sini atau lupa di kunci. Setelah pintu di buka, Dela melihat ada rumah kecil tidak jauh dari rumah di mana Dela berada sekarang. Dela berjalan dan melihat di sekelilingnya dengan berhati-hati melangkah mendekati pohon dekat rumah kecil tersebut. Dela semakin mendengar orang-orang yang minta tolong tersebut. Dela memperhatikan orang dari balik pohon tersebut.

Dela melihat dengan samar-samar orang menyiksa dan memukul sampai merenggangkan nyawa. Dan menyuruh membakar mayat orang tersebut. Dan orang yang keluar terakhir dari rumah itu adalah orang yang sama yang ada di kamar dela. Dela terkejut sekali melihat semuanya. Kini Dela sudah tahu sisi gelap orang tersebut..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!