Ketika bangun, Klara merasakan tubuhnya sakit. Ia segera bergegas ke kamar mandi, lalu turun ke bawah.
"Eh, sayang, kamu udah selesai mandi?" tanya Mama Klara dengan ramah.
"Iya, Ma. Klara udah selesai mandi. Papa mana, Ma? Kok belum turun?"
Beberapa saat kemudian, Papanya Klara turun menuju meja makan dan ikut sarapan bersama anak serta istrinya. Ia mulai bertanya banyak hal pada Klara.
"Kamu kalau udah lulus nanti mau langsung menikah atau kuliah dulu, Klara?"
Mendengar itu, Klara langsung terbatuk.
Mamanya Klara segera memberikan air minum. Klara meminumnya perlahan, lalu menjawab, "Tentu saja kuliah, Pa. Buat apa Klara nikah muda?"
Papanya Klara dengan serius berkata, "Barangkali kamu mau menikah. Papa sudah pilih salah satu anak bisnis Papa buat jadi suamimu, Klara."
Klara menolak, "Papa, Klara belum siap nikah muda. Klara masih mau kejar impian Klara dulu, Pa."
Saat Bu Darmi datang membawa telur dadar serta susu putih kesukaan Klara, tiba-tiba Klara merasa mual.
"Huekk! Ini bau apa, Bi?" tanya Klara sebelum berlari ke kamar mandi dan muntah-muntah. Melihat itu, Papa dan Mamanya segera menghampiri Klara. Setelah rasa mualnya hilang, Klara mencuci wajahnya. Namun, saat hendak keluar dari kamar mandi, ia tiba-tiba pingsan.
Mamanya Klara yang melihat kejadian itu langsung histeris. "Klara, Klara sayang, buka matamu!"
Mendengar suara itu, Papanya Klara bergegas masuk ke kamar dan melihat istri serta anaknya yang pingsan.
"Ma, apa yang terjadi? Kenapa Klara tiba-tiba pingsan?" tanya Papanya Klara panik.
"Mama juga nggak tahu, Pa. Tiba-tiba Klara pingsan waktu Mama ada di kamarnya."
Klara dipindahkan ke kasur, tetapi selama dua jam ia belum sadar. Akhirnya, Papanya Klara menelepon dokter keluarga mereka. Setelah dokter datang, ia segera memeriksa keadaan Klara.
Dokter itu berkata, "Selamat, Tuan dan Nyonya."
Mamanya Klara bingung. "Selamat buat apa ya?"
Dokter tersenyum dan menjawab, "Klara sedang mengandung."
Alih-alih merasa senang, Papanya Klara langsung meminta bukti atas kehamilan Klara. Dokter memberikan tespek sebelum pamit.
Setelah itu, Papanya Klara dengan kasar menyiram Klara dengan air dingin. Klara yang tidak tahu apa-apa berkata, "Pa, ada apa? Kenapa Papa siram Klara?"
Dengan marah, Papanya Klara menarik Klara dari tempat tidurnya dengan kasar. Sontak, Klara jatuh ke lantai, lalu Papanya Klara melemparkan tespek itu ke wajahnya.
Klara terkejut saat melihat tespek dengan tanda positif berada di depan matanya.
Klara terkejut saat melihat tespek dengan tanda positif berada di depan matanya.
"Pa, ini nggak mungkin. Klara nggak mungkin hamil. Pa, Klara bener-bener nggak tau soal ini. Dokter pasti salah dugaan."
Papanya Klara pun semakin marah karena mendengar semua itu dan Klara diam saja. Dokter pasti nggak akan pernah salah membuat diagnosa, katanya, "Katakan anak yang ada di dalam kandungan mu itu!"
Klara bener-bener nggak tau. Pa, mohon papa percaya ya sama Klara. Klara benar-benar nggak tau tentang semua ini, Pa. Aku benar-benar tidak berbohong.
Namun, pria paruh baya itu pun mengatakan, "Dari banyak hal yang ada di dunia ini, kenapa kamu memilih hal se menjijikkan ini? Memilih untuk mengandung benih dari seorang laki-laki, laki-laki yang tak bertanggung jawab?"
Klara yang mendengar semua itu pun langsung marah dan merasakan sangat sedih. "Pap, Klara nggak pernah melakukan semua itu. Klara bener-bener nggak tahu kalau Klara itu hamil, Pa," kata Klara sambil menangis.
Mendengar semua itu, Klara pun semakin marah. "Papa nggak habis pikir sama kamu. Memang nya selama ini tuh kamu bergaul dengan cara yang seperti apa, sampai-sampai ada seorang pria yang menghamili mu. Kamu sama sekali tak menyadarinya?"
Klara pun hanya bisa menangis. "Jadi saat ini aku hamil. Dan anehnya, aku nggak tahu ayah dari bayi ini itu siapa."
Tiba-tiba Papa nya Klara pun langsung berdiri dari tempat duduk nya dan langsung menarik tangan Klara dengan kasar. "Papa nggak mau tahu pokoknya sekarang kamu pergi saja dari rumah ini. Papa menyesal tidak bisa mendidik kamu dengan baik hingga kamu bisa memberikan apa yang menjadi milik mu pada orang lain begitu saja."
Setelah mengatakan semua itu, tubuh Klara pun dijatuhkan begitu saja. Klara pun terjatuh hingga seluruh tubuh nya saat ini merasakan sakit. Namun rasa sakit yang saat ini dia rasakan tidak sebanding dengan apa yang dia rasakan di hatinya.
Pintu rumah Klara pun tertutup. Klara hanya diam saat melihat semua itu.
Air mata Klara pun tak bisa terbendung. Klara menangis sejadi-jadinya.
Tak lama kemudian, akhirnya hujan pun turun seolah-olah ikut merasakan kesedihan yang saat ini dia rasakan.
Klara pun berjalan pergi tanpa tujuan di tengah hujan. Klara terus melangkah pergi tanpa tahu arah tujuan.
Hingga beberapa saat kemudian, ada mobil yang hampir saja menabrak nya.
Namun saat itu, Rayyan dan anak buah nya melihat kejadian itu. Tanpa pikir panjang, Rayyan tiba-tiba memiliki keinginan untuk menyelamatkan Klara.
"Apa kau sudah gila, nona? Kenapa kau ingin ditabrak? Jika terjadi sesuatu pada ku, yang repot bukan hanya kau, tapi juga orang yang terlibat dalam hal ini," kata Rayyan.
Dengan berderai air mata, Klara pun mendorong tubuh pria yang ada di depan nya itu dengan kasar. "Diamlah kau, Tuan. Kau sama sekali tak akan pernah mengerti bagaimana rasanya berada di posisi ku saat ini," kata Klara dengan nada yang sangat dingin pada Rayyan.
Rayyan pun hanya menghela nafas saat mendengar semua itu. "Aku memang tidak mengetahui apa yang saat ini terjadi pada mu, namun coba ceritakanlah. Siapa tahu aku bisa membantu mu."
Rayyan pun langsung menggendong Klara ke mobil nya. Klara terkejut untuk sesaat, namun dia saat ini sudah tidak punya tenaga untuk protes sama sekali.
Rayyan pun bertanya, "Sekarang kau ingin kemana, nona?" kata Rayyan dengan dingin pada Klara.
Klara hanya menggelengkan kepala nya dan kembali menangis. "Saya nggak tahu harus cerita bagaimana, Tuan. Tapi yang jelas kehidupan saya hari ini hancur. Saya seperti ingin mengakhiri hidup saya."
Rayyan pun hanya menghela nafas saat mendengarnya. "Baiklah nona, kalau begitu bagaimana jika nona tinggal di rumah saya untuk sementara waktu?"
Mendengar itu, Klara pun terkejut. "Maafkan saya, Tuan. Namun bukannya saya menolak, tapi saya nggak mau menambah masalah baru untuk anda hanya karena anda baik pada saya."
Rayyan yang mendengar itu pun langsung merasa terkejut dan memandang wajah Klara. "Maafkan saya, nona. Saya tidak menyangka kalau niat baik saya membuat mu tidak nyaman. Tapi maksud saya adalah lebih baik kamu istirahat dulu karena kalau kamu sakit, kasihan bayi yang ada di dalam kandungan mu itu. Dia juga bisa sakit nanti."
Klara pun tidak percaya ternyata pria di hadapan nya pun mengetahui kehamilan nya. Apa hanya dia yang bodoh atau bagaimana?
Klara pun mengatakan, "Bahkan tanpa aku mengatakan apapun, kau bahkan telah mengetahui apa masalah ku, Tuan. Jadi untuk apa kau bertanya pada ku?"
Rayyan hanya mengangguk ke depan sambil menjalankan mobil nya. "Aku tahu apa yang sedang gadis ini alami. Yaoi, bagaimana bisa tidak menyadari kehamilan nya sedikit pun?" monolog Rayyan dalam hati nya.
Dan beberapa saat kemudian, akhirnya mereka pun sampai di apartemen Rayyan. Klara pun langsung turun dari mobil Rayyan karena tidak ingin berbincang terlalu lama bersama pria yang tak dia kenali saat ini.
Klara dan Rayyan pun langsung masuk dan Klara pun langsung duduk di sofa karena sudah merasa sangat lelah.
Namun, Klara tiba-tiba mengatakan, "Maafkan aku, Tuan. Aku berjanji sebentar lagi aku akan mencari tempat tinggal yang baru."
Rayyan hanya memandang Klara dengan pandangan yang aneh. Rayyan pun berdehem.
"Hmmm, nona, kau tenang saja. Kau tidak perlu terburu-buru seperti itu. Baik
"Hmmm, nona, kau tenang saja. Kau tidak perlu terburu-buru seperti itu. Baiklah, nona, sebaik nya kau istirahat saja ya. Aku yakin kau pasti sudah sangat lelah," kata Rayyan.
Rayyan pun menunjukkan dimana kamar Klara, setelah itu meninggalkan Klara begitu saja.
Sementara itu, Klara hanya memandang kamar itu dan menghela nafas. "Baiklah, sekarang aku istirahat saja. Aku juga sudah sangat lelah dan akan kupikirkan apa yang akan kulakukan besok," gumam Klara dalam hati nya.
Kemudian Klara pun tertidur.
Dan keesokan paginya, Klara pun terbangun dari tidur nya dan langsung bersiap-siap untuk turun ke bawah. Saat Klara turun ke bawah, Klara melihat bahwa saat ini Rayyan sedang menunggu nya di bawah.
Klara pun segera menghampiri Rayyan. "Tuan, ada apa? Apakah ada sesuatu yang terjadi?"
Rayyan pun mengatakan, "Tidak, nona. Aku hanya sedang bersantai saja hari ini."
Klara pun langsung duduk di sofa. Namun beberapa saat kemudian, ponsel Klara pun berdering. "Nomer siapa ini? Aku sama sekali tak mengenal nomer ini. Aku blok saja lah," kata Klara.
Klara pun memblokir nomer itu. Namun dalam hati nya Klara pun merasa penasaran sebenarnya siapa pemilik nomer itu.
Rayyan pun kembali dengan membawa dua cangkir teh. "Ada apa, nona? Kenapa kau terlihat cemas?" tanya Rayyan pada Klara.
Klara hanya menghela nafas. "Tidak apa-apa, Tuan. Tadi aku hanya mendapatkan nomer tak dikenal. Namun aku penasaran siapa yang sebenarnya menelpon ku tadi."
Rayyan pun mengatakan, "Oh, kalau begitu nanti aku akan membantu mu untuk mencari tahu siapa orang itu kalau perlu."
"Tidak perlu, Tuan. Mungkin itu hanya telpon yang tidak penting," kata Klara.
Ponsel Rayyan tiba-tiba berdering. Rayyan pun menjawab telpon. "Iya, Halo. Ada apa, Barron? Aku sedang ada di rumah. Apa ada sesuatu yang penting?"
"Bos, gawat! Nenek anda saat ini sedang ditangani dokter karena kepala nya terluka. Tapi saat ini saya sedang mencari orang yang bertanggung jawab atas semua ini," kata Barron.
Dan setelah itu, dokter pun memberikan perawatan terbaik pada Klara atas permintaan Rayyan.
"Dok, saya nggak mau kalau nanti gadis itu tau bahwa saya yang membawa nya kemari. Saya ingin dia sendiri yang tau dari saya di saat yang tepat." Dokter pun setuju.
"Baiklah, Tuan. Kalau begitu."
Dan beberapa hari kemudian, akhirnya Klara sadar dari obat bius itu.
"Dimana ini? Bagaimana aku bisa ada di sini?" kata Klara dalam hati nya. Kemudian akhirnya Klara mengingat bagaimana ia bisa tiba-tiba berada di rumah sakit ini.
"Oh ya, bukan kah tadi aku baru saja menyelamatkan seorang anak dari tertabrak truk?"
Dan seorang dokter untuk memeriksa Klara. "Syukur lah akhirnya anda sadar juga, Nona."
Klara pun langsung bertanya pada dokter itu, "Bagaimana aku bisa ada di sini, Dok? Siapa yang membawa ku kemari?"
"Ah, sebelum saya menjawab itu, silahkan anda duduk dulu, Nona."
Tidak lama kemudian, akhirnya Klara pun duduk di ranjang nya.
Dan akhirnya, dokter menjelaskan semua yang terjadi pada Klara, tapi dokter itu tidak mengatakan siapa yang mengizinkan operasi itu di lakukan.
"Klara, wajahmu rusak total akibat dari kecelakaan itu. Itu sebabnya para dokter di rumah sakit ini memutuskan untuk mengoperasikan wajahmu, karena keadaan mu dan bayi mu saat itu sedang dalam bahaya."
Klara yang mendengar semua itu pun merasa terkejut.
"Apa aku operasi wajah?"
Dalam hati nya Klara berpikir, "Kenapa aku tidak bisa mati saja saat kecelakaan itu terjadi? Sebenarnya apa yang terjadi di hidup ku ini? Pertama aku di nyatakan hamil dan di usir dari rumah, terus setelah itu aku harus menyelamatkan seorang anak dari sebuah kecelakaan, dan aku harus hidup dengan wajah orang lain?"
"Klara, apa anda baik-baik saja?"
"Iya, Dok, saya baik-baik saja."
Sementara dokter itu pun keluar untuk menelpon Rayyan untuk memberitahu nya bahwa Klara sudah sadar.
"Halo, Tuan Rayyan, saya ingin mengabarkan bahwa gadis yang anda bawa ke sini beberapa hari yang lalu telah sadarkan diri."
Sementara Rayyan langsung tersenyum ketika mendapatkan kabar itu.
"Baiklah Dok, saya sebentar lagi akan kesana untuk bertemu dengan wanita itu."
Tiba-tiba Rayyan mendengar bahwa pintu kamar sedang di ketuk.
Dengan nada serius, Rayyan mematikan telepon nya itu.
Setelah itu, Rayyan menuju pintu kamar nya dan membuka nya.
"Eh Oma, kenapa Oma kemari?" tanya Rayyan dengan lembut.
"Tidak apa-apa, oh ya, Oma mau tanya, beberapa hari ini kau kemana, Rayyan? Kenapa jarang pulang?" tanya Oma nya itu dengan mata menyelidiki.
"Rayyan sibuk, Oma."
Kemudian wanita paruh baya itu meninggalkan Rayyan sendiri di kamar nya.
Kemudian, Rayyan bergegas ke rumah sakit untuk menemui Klara.
Dan Rayyan tiba-tiba masuk tanpa ketuk pintu ke kamar rawat Klara.
Klara yang kaget melihat seorang pria asing pun berteriak,
"Siapa kau? Kenapa kau tiba-tiba masuk ke kamar rawat ku begitu saja?"
Kemudian, Rayyan yang mendengar kata-kata seperti itu pun hanya tersenyum.
Dan beberapa saat kemudian, Rayyan menunjukkan video dimana Klara di usir dari rumah nya.
Klara yang melihat video itu pun terkejut.
"Apa maksud mu? Apakah kau mencoba untuk mengancam ku dengan menunjukkan video ini?"
Rayyan yang mendengar perkataan Klara pun tertawa.
"Kau ini lucu sekali! Sebenarnya apa tujuan mu menuduh ku seperti itu? Apa hal apa yang bisa ku dapatkan dari seorang wanita yang hamil di luar nikah seperti mu?"
Mendegar itu, amarah Klara pun langsung tersulut dan mencoba untuk mengambil rekaman itu, tapi tenaga Klara tidak lebih besar dari pada tenaga nya Rayyan. Sampai akhirnya Klara jatuh ke pelukan Rayyan.
Untuk beberapa saat, mereka saling menatap.
Rayyan pun langsung melepaskan tubuh Klara hingga Klara akan terjatuh, tapi untung Klara berhasil menyeimbangkan tubuh nya.
"Kau pikir kau bisa mengambil rekaman ini dari ku begitu saja? Tidak akan pernah semudah itu, Nona Klara," kata Rayyan dengan tegas dan tatapan tajam nya.
Kemudian, saat Klara ingin melas perkataan Rayyan, tiba-tiba ponsel milik Klara berbunyi.
Dan akhirnya, Klara masuk ke toilet untuk membuang pusing nya, dan akhirnya ponsel milik nya itu hilang begitu saja.
Saat kehilangan ponsel nya itu, Klara hanya menatap nya dengan pandangan kosong.
Dalam hati nya, "Untuk apa aku menyimpan ponsel itu lagi? Hidup ku sudah hancur sekarang."
Dan akhirnya, Klara keluar dari dalam toilet itu.
Dan Klara hanya memandang Rayyan dengan tatapan aneh bercampur marah.
Dalam hati nya Klara bertanya-tanya, "Sebenarnya apa tujuan pria berhati dingin ini menemui ku?"
Kemudian Klara maju menuju arah Rayyan berada, tapi Rayyan hanya memandang wanita itu dengan tatapan dingin.
"Berhenti menatap ku begitu! Apa yang kau inginkan dari ku?"
Klara yang tidak merasakan dia telah menatap Rayyan pun akhirnya dengan tegas mengatakan,
"Siapa yang menatap mu? Aku tidak menatap mu!"
Lalu Klara mengalihkan pandangan nya dari Rayyan dan menuju ke kasur nya.
Setelah itu,
Sementara di rumah Klara,
Papa nya Klara sejak tadi terus saja merasa harga diri nya tercoret.
"Dasar anak tidak tau diri! Bagaimana dia bisa melakukan hal yang terkutuk seperti itu? Mau di taruh dimana muka ku kalau semua orang mengetahui bahwa Klara telah di nusut dari rumah ini karena hamil di luar nikah?"
Sementara Mama nya Klara yang sedang berada di taman pun hanya bisa menangis saat melihat semua yang terjadi.
Hari ini tiba-tiba di dekat kamar Klara,
Rayyan tiba-tiba mendengar suara tembakan.
Setelah itu tanpa pikir panjang, tiba-tiba Rayyan menarik tangan Klara untuk keluar dari rumah sakitnya itu.
Klara yang menyadari tangan nya di tarik pun hanya bisa terus mengikuti arah Rayyan yang terus membawa nya pergi.
Dan ketika semua nya sudah aman, Rayyan langsung melepaskan tangan Klara.
Kemudian Klara langsung bertanya,
"Kenapa kau tadi selamatkan aku? Kenapa kau terus menyelamatkan aku? Pertama kau membawa ku ke rumah sakit, menyelamatkan aku, dan ketika aku hampir mati di rumah sakit, kau membawa ku ke mari?"
Dan ketika Rayyan mendengar pertanyaan itu, Rayyan hanya menjauh dari Klara.
Melihat semua itu, Klara pun menjadi heran. Sebenarnya apa yang menjadi maksud pria itu untuk menyelamatkan kan ku?
"Pertama dia mengancam dan mempermalukan ku, tapi di sisi lain menyelamatkan aku?"
Kemudian hujan mulai turun dan petir pun mulai menyambar langit yang sedang hujan.
Kemudian Klara pun duduk di dekat Rayyan, namun masih tetap menjaga jarak.
Rayyan yang merasa kesal terjebak di situasi seperti ini pun malah terlihat kesal sendiri.
"Ah, kenapa hari ini harus hujan sekarang sih?"
Dan Klara tiba-tiba merasakan tubuh nya tiba-tiba sangat dingin dan kepala pun tiba-tiba pusing.
Kemudian pandangan Klara pun mulai kabur dan Klara mulai pingsan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!